Anda di halaman 1dari 7

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian dan pembahasan tentang peran orang tua menghadapi School

Phobia pada anak usia pra sekolah (4-6 tahun) di TK. Nurul Huda Jabon

Mojokerto.

Hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi dua yaitu data umum dan data

khusus. Data umum menjajikan karakteristik responden yang terdiri dari

pendidikan, usia dan pekerjaan yang disajikan dalam bentuk tabel. Data khusus

menyajikan peran orang tua dalam menghadapi School Phobia.

A. Hasil Penelitian

1. Data Umum

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Orang Tua

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Orang


Tua di TK Nurul Huda Jabon Mojokerto tahun 2008.

No Umur Frekuensi (f) Prosentase (%)


1. 25 – 30 tahun 8 21,62
2. 31 – 40 tahun 21 56,75
3. 31 – 50 tahun 8 21,62
Total 37 100

Dari tabel 4.1 didapatkan bahwa sebagian besar responden

berumur 31 – 40 tahun yaitu sebanyak 21 responden (56,75%) dan

sebagian kecil responden berumur 25-30 tahun dan 31 – 50 tahun

sebanyak 8 responden (21,62%) (Nursalam, 2003).

23
24

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat


Pendidikan Orang Tua di TK Nurul Huda Jabon Mojokerto
tahun 2008.

No Pendidikan Frekuensi (f) Prosentase (%)


1. SD 16 43,24
2. SMP 4 10,81
3. SMA 16 43,24
4. S1 1 2,70
Total 37 100

Dari tabel 4.2 didapatkan bahwa paling banyak responden

berpendidikan SD dan SMA yaitu sebanyak 16 responden (43,24%)

dan paling kecil berpendidikan S.1 yaitu sebanyak 1 responden

(2,70 %). (Nursalam, 2003).

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Orang Tua

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis


Pekerjaan Orang Tua di TK Nurul Huda Jabon Mojokerto
tahun 2008.

No Jenis Pekerjaan Frekuensi (f) Prosentase (%)


1. Wiraswasta 6 16,21
2. Swasta 20 54,05
3. PNS 1 2,70
2. IRT 10 27,02
Total 37 100

Dari tabel 4.3 didapatkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai jenis pekerjaan Swasta yaitu sebanyak 20 responden

(54,05%) dan sebagian kecil sebagai PNS yaitu sebanyak 1 responden

(2,70%). (Nursalam, 2003).

.
25

2. Data Khusus

a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peran Orang Tua

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peran Orang


Tua di TK Nurul Huda Jabon Mojokerto tahun 2008.

No Peran Orang Tua Frekuensi (f) Prosentase (%)


secara Umum
1. Negatif 22 59,4
2. Positif 15 40,5
Total 37 100

Dari tabel 4.4 didapatkan bahwa sebagian besar orang tua

mempunyai peran negatif yaitu sebanyak 22 orang (59,4%).

b. Tabulasi Silang Antara Umur dan Peran Responden Berdasarkan

Umur Orang Tua

Tabel 4.5 Tabulasi Silang Antara Umur dan Peran Orang Tua di TK
Nurul Huda Jabon Mojokerto tahun 2008.

Peran (+) Peran (-) Total


No Umur frekuensi %
f % f %
1. 25 – 30 tahun 3 37.5 5 62.5 8 21.6
2. 31 – 40 tahun 11 52.4 10 47.6 21 56.8
3. 41 – 50 tahun 1 12.5 7 87.5 8 21.6
Total 15 40.5 22 59.5 37 100

Dari tabel 4.5 didapatkan bahwa orang tua yang berumur 31-40

tahun sebanyak 21 responden (56,7%) sebagian besar mempunyai

peran positif yaitu sebanyak 11 responden, sedangkan dari orang tua

yang berumur 25 – 30 tahun dan berumur 41 – 50 tahun sebanyak 8

responden, sebagian besar mempunyai peran negatif. (Nursalam,

2003).

.
26

c. Tabulasi Silang Antara Pendidikan dan Peran Responden

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Antara Pendidikan dan Peran Orang Tua di
TK Nurul Huda Jabon Mojokerto tahun 2008.

Peran (+) Peran (-) Total


No Pendidikan frekuensi %
f % f %
1. SD 5 31.3 11 68.8 16 27.0
2. SMP 1 25.0 3 75.0 4 2.7
3. SMA 9 56.3 7 43.8 16 54.1
4. S1 0 0 1 100 1 16.2
Total 15 40.5 22 59.5 37 100

Dari tabel 4.6 didapatkan bahwa sebagian besar responden yang

berpendidikan SD mempunyai peran negatif yaitu sebanyak 11

responden (68,8%) dan yang berpendidikan SMA sebagian besar

mempunyai peran negatif yaitu sebanyak 7 responden (43,8%).

(Nursalam, 2003).

d. Tabulasi Silang Antara Pekerjaan Dengan Peran Responden

Tabel 4.7 Tabulasi Silang Antara Pekerjaan Dengan Peran

Peran (+) Peran (-) Total frekuensi


No Pekerjaan %
f % f %
1. IRT 5 50.0 5 50.0 10 27.0
2. PNS 0 0 1 100.0 1 2.7
3. Swasta 7 35.0 13 65.0 20 54.1
4. Wiraswasta 3 50.0 3 50.0 6 16.2
Total 15 40.5 22 59.5 37 100

Dari tabel 4.7 didapatkan bahwa sebagian besar responden yang

mempunyai jenis pekerjaan swasta mempunyai peran negatif yaitu

sebanyak 13 responden (65%). (Nursalam, 2003).

.
27

B. Pembahasan

Sebagian besar peran orang tua secara umum berperan negatif (59,4%)

dan sebagaian berperan positif (40,5%). Dapat disimpulkan bahwa orang tua

kurang mengerti tentang penyebab School Phobia yang terjadi pada anak pra

sekolah. Berdasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaan orang tua yang

mayoritas lulusan SD dan pekerja swasta orang tua kurang memperhatikan

penyebab anak tidak mau sekolah dan orang tua belum mengetahui penyebab

dari School Phobia. Kebanyakan orang tua mendesak atau bahkan tidak

mempercayai kata-kata anak karena cara ini akan membuat anak makin

tertutup sehingga masalahnya tidak bisa terbuka dan tuntas, orang tua

sebaiknya menghindari sikap membuat malu apabila anak melakukan tingkah

laku yang tidak disetujui orang tua.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijawab dari 37 responden

menunjukkan bahwa 28 responden dari peran positif mengerti pentingnya

sekolah, sedangkan dari peran negatif 15 responden masih kurang mampu

tentang pentingnya sekolah anak yaitu dengan tetap mengharuskan anak

masuk sekolah meskipun anak sudah menolak. Tetapi masih ada sebagian

orang tua yang belum bisa bersikap tegas terhadap anak. Hal ini disebabkan

masih bisa menerima sikap negosiasi anak misalnya dengan rayuan, rengekan,

dan orang tua juga masih sering menjanjikan hadiah jika anaknya mau

berangkat ke sekolah. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar orang tua

kurang mampu sebagai pengambil keputusan dengan baik (tetap

mengharuskan bersekolah) meskipun berdasarkan usia responden yang sudah

.
28

matang, yaitu usia 31 – 40 tahun, dimana dalam usia tersebut akan

mempunyai pengetahuan yang lebih banyak daripada usia sebelumnya.

Peran orang tua sebagai pengembang sosial pada anak dengan peran

positif ada 15 responden (40,54%), sedangkan pada peran negatif ada 14

responden (37,83%). Banyak orang tua yang membatasi pergaulan anak, ini

dikarenakan usia anak yang masih memerlukan pengawasan orang tua, karena

dalam usia tersebut sangat rentan terhadap sikap meniru anak terhadap

perilaku orang lain.

Didapatkan peran orang tua sebagai pemberi rasa aman dengan peran

positif 13 responden (35,15%) sedangkan pada peran negatifnya hampir sama.

Menurut Hurlock yang dikutip Nursalam (2001) orang tua yang tidak bekerja

(ibu rumah tangga) cenderung lebih banyak meluangkan waktunya untuk

mengasuh anak, ibu yang bekerja hanya menyita waktu sehingga pola

pengasuhan pun berkurang untuk pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

Dari sebagian orang tua telah bisa menilai tindakan yang dilakukan

anaknya. Sesuai hasil penelitian secara umum sebagian besar orang tua

mempu berperan sebagai role model, dari peran positif 17 responden

(45,94%) sedangkan dari peran negatif 21 responden (56,75%) kurang mampu

sebagai role model yang baik buat anaknya, hal ini didasari dari pendidikan

orang tua yang mayoritas SD dan SMA yang mana sudah mendapatkan

pengetahuan melalui pendidikan formal di jenjang sekolah maupun informal

melalui pendidikan diluar sekolah, mereka mempunyai pengetahuan yang

cukup baik. Menurut Hilmansyah (2002) dengan memberi gambaran positif

.
29

tentang sekolah, misalnya memberi penjelasan bahwa guru adalah sosok yang

ramah, pintar, baik hari dan sekolah adalah menyenangkan. Dari segi

pekerjaan orang tua yang dominan swasta, mereka bisa mengawasi tindakan

anak-anaknya setiap hari.

Sebagian besar orang tua telah menyadari bahwa guru adalah pengganti

orang tua anaknya di sekolah, sesuai hasil pengisian kuesioner yaitu banyak

orang tua yang sangat memerlukan bantuan guru untuk mengatasi masalah

phobia pada anak. Keterbelakangan mental, merosotnya nilai akademik,

sebagian besar orang tua mampu berperan sebagai anggota tim kersama

dengan guru yang berperan positif 17 responden (45,94%) sedangkan yang

berperan negatif 22 responden (59,45%). Guru yang bijaksana, bersedia

memberikan perhatian ekstra terhadap anak yang mogok sekolah,

mengembalikan kestabilan emosi dan membantu anak mengatasi perasaan

yang dihadapi. (Jacinta. F. Rini, 2002). Latar belakang orang tua yang

berpendidikan SD dan SMA mendasari para orang tua untuk selalu peduli

terhadap pendidikan anak di sekolah yang nantinya akan berpengaruh positif

terhadap perkembangan atau prestasi anak di sekolah bahkan kerjasama

orang tua dengan guru, dibuktikan dengan partisipasi orang tua sebagai

relawan dalam dewan pengurus dalam sekolah, juga ditunjang dari segi

pekerjaan orang tua sebagian bekerja swasta diamana orang tua tidak

sepenuhnya berpatisipasi dalam pendidikan anaknya di sekolah, termasuk

bekerjasama dengan guru untuk mengatasi phobia sekolah.

Anda mungkin juga menyukai