Phobia pada anak usia pra sekolah (4-6 tahun) di TK. Nurul Huda Jabon
Mojokerto.
Hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi dua yaitu data umum dan data
pendidikan, usia dan pekerjaan yang disajikan dalam bentuk tabel. Data khusus
A. Hasil Penelitian
1. Data Umum
23
24
.
25
2. Data Khusus
Tabel 4.5 Tabulasi Silang Antara Umur dan Peran Orang Tua di TK
Nurul Huda Jabon Mojokerto tahun 2008.
Dari tabel 4.5 didapatkan bahwa orang tua yang berumur 31-40
2003).
.
26
Tabel 4.6 Tabulasi Silang Antara Pendidikan dan Peran Orang Tua di
TK Nurul Huda Jabon Mojokerto tahun 2008.
(Nursalam, 2003).
.
27
B. Pembahasan
Sebagian besar peran orang tua secara umum berperan negatif (59,4%)
dan sebagaian berperan positif (40,5%). Dapat disimpulkan bahwa orang tua
kurang mengerti tentang penyebab School Phobia yang terjadi pada anak pra
penyebab anak tidak mau sekolah dan orang tua belum mengetahui penyebab
dari School Phobia. Kebanyakan orang tua mendesak atau bahkan tidak
mempercayai kata-kata anak karena cara ini akan membuat anak makin
tertutup sehingga masalahnya tidak bisa terbuka dan tuntas, orang tua
masuk sekolah meskipun anak sudah menolak. Tetapi masih ada sebagian
orang tua yang belum bisa bersikap tegas terhadap anak. Hal ini disebabkan
masih bisa menerima sikap negosiasi anak misalnya dengan rayuan, rengekan,
dan orang tua juga masih sering menjanjikan hadiah jika anaknya mau
.
28
Peran orang tua sebagai pengembang sosial pada anak dengan peran
responden (37,83%). Banyak orang tua yang membatasi pergaulan anak, ini
dikarenakan usia anak yang masih memerlukan pengawasan orang tua, karena
dalam usia tersebut sangat rentan terhadap sikap meniru anak terhadap
Didapatkan peran orang tua sebagai pemberi rasa aman dengan peran
Menurut Hurlock yang dikutip Nursalam (2001) orang tua yang tidak bekerja
mengasuh anak, ibu yang bekerja hanya menyita waktu sehingga pola
Dari sebagian orang tua telah bisa menilai tindakan yang dilakukan
anaknya. Sesuai hasil penelitian secara umum sebagian besar orang tua
sebagai role model yang baik buat anaknya, hal ini didasari dari pendidikan
orang tua yang mayoritas SD dan SMA yang mana sudah mendapatkan
.
29
tentang sekolah, misalnya memberi penjelasan bahwa guru adalah sosok yang
ramah, pintar, baik hari dan sekolah adalah menyenangkan. Dari segi
pekerjaan orang tua yang dominan swasta, mereka bisa mengawasi tindakan
Sebagian besar orang tua telah menyadari bahwa guru adalah pengganti
orang tua anaknya di sekolah, sesuai hasil pengisian kuesioner yaitu banyak
orang tua yang sangat memerlukan bantuan guru untuk mengatasi masalah
sebagian besar orang tua mampu berperan sebagai anggota tim kersama
yang dihadapi. (Jacinta. F. Rini, 2002). Latar belakang orang tua yang
berpendidikan SD dan SMA mendasari para orang tua untuk selalu peduli
orang tua dengan guru, dibuktikan dengan partisipasi orang tua sebagai
relawan dalam dewan pengurus dalam sekolah, juga ditunjang dari segi
pekerjaan orang tua sebagian bekerja swasta diamana orang tua tidak