Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif) adalah bahan atau zat yang dapat

mempengaruhi kejiwaan/ psikologi seseorang (pikiran, perasaan, perilaku) serta dapat menimbulkan

ketergantungan fisik dan psikologi. Sedangkan penyalahgunaan NAPZA yaitu penggunan NAPZA

bukan untuk maksud pengobatan tetapi agar dapat menikmati penaruhnya. (Harefa, 2007).

Masalah penyalahgunaan NAPZA telah mencapai situasi yang mengkhawatirkan. Korban terbanyak

ditemukan dikalangan remaja, karena masa remaja adalah masa yang rentan terhadap NAPZA.

Tahun 2002 di Indonesia tercsatat 3 juta remaja yang telah menyalahgunaan NAPZA, sedangkan

sekitar 2 juta jiwa orang pengguna NAPZA di Indonesia mayoritas pengguna berumur 20-25 tahun,

90% pengguna adalah pria. Usia pertama kali pengguna NAPZA rata-rata 19 tahun (A. Sirait,

2007). Menurut Farmakin Dinkes Propinsi Jatim (2004), kasus penyalahgunaan NAPZA di Jawa

Timur, banyak ditemukan dikalangan remaja usia 13-25 tahun, bahkan usia termuda 9 tahun, berasal

dari semua apisan masyarakat dengan tingkat sosial rendah sampai dengan menengah keatas, serta

tingkat pendidikan SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi. Sementara itu angka kematian akibat

pengguna NAPZA terjadi pada komplikasi paru-paru dan jantung telah mencapai 20-40%,

sedangkan resiko tertular HIV/AIDS mencapai 10%, serta hepatitis 60-80% (Suwarti, 2007).

Dari data-data diatas, rupanya masalah penyalahgunaan NAPZA telah mengkhawatirkan,

apabila tidak segera ditanggulangi merupakan ancaman bagi penerus bangsa. Penanggulangan

secara preventif penting bagi remaja yang beresiko tinggi. Upaya yang dipandang paling efektif

untuk menanggulangi penyalahgunaan NAPZA dikalangan remaja adalah melalui pendidikan

kesehatan mengenai bahaya NAPZA dan mencegah sebelum terjadi. Upaya preventif juga perlu

memerhatikan Gateway (jalan masuk) seperti rokok dan alkohol yang terlebih dahulu digunakan
sebelum menggunakan zat lain yang lebih berat perlu dicegah (Hidayat, 2007). Disini andil tenaga

kesehatan termasuk peran perawat sebagai edukator dan fasilitator yang dapat membantu remaja

meningkat pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan NAPZA sehungga remaja mempunyai

persepsi yang tepat tentang NAPZA.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 21 Desember 2007 di SMA

NEGERI 1 PURI ditemukan pernah ada kasus Penyalahgunaan NAPZA dikalangan siswa. Karena

itu peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran persepsi remaja tentang penyalahgunaan

NAPZA di SMA NEGERI 1 PURI. Hal ini dilakukan agar para remaja yang seharusnya menjadi

tumpuan nasa depan dan penerus bangsa sadar akan dampak NAPZA terhadap kesehatannya bahkan

ancaman terhadap kehidupannya. Kalau saja semua perilaku pada masa tersebut bisa terarah dengan

baik pada hal-hal yang positif, tentunya akan dihasilkan remaja yang berprestasi dan

membanggakan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data diatas, masalah yang dapat dirumuskan adalah bagaimana Persepsi

Remaja Tentang Penyalahgunaan NAPZA ?

C.Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui persepsi remaja tentang penyalahgunaan NAPZA di SMA NEGERI 1

PURI.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan tentang penyalahgunaan NAPZA dikalangan remaja, serta

menambah pengalaman dalam menerapkan metodologi penelitian yang diterima selama

dibangku kuliah.
2. Manfaat Praktis

Memberikan informasi pada masyarakat mengenai persepsi remaja kota Mojokerto tentang

Penyalahgunaan NAPZA.

3. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat acuan dan referensi untuk pembelajaran mengenai Persepsi

Remaja tentang Penyalahgunaan NAPZA.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Persepsi

1. Pengertian Persepsi

a. Persepsi dalam arti sempit yaitu penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu.

Sedangkan persepsi dalam arti luas yaitu pandangan / pengertian, bagaimana seseorang

memandang / mengartikan sesuatu. (J.Harold, 2006)

b. Persepsi adalah interpretasi yang tinggi terhadap lingkungan, manusia dan mengolah

proses informasi tersebut. (D.Wilson, 2000)

c. Persepsi adalah pengamatan secara global, belum disertai kesadaran, sedang subyek dan

obyeknya belum terbedakan satu dari yang lainnya (baru ada proses memilki

tanggapan).

(Kartono, 1997)

Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi yaitu pandangan atau pengertian secara global

namun belum disertai kesadaran yang membedakan subyek dan obyeknya.

2. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi, antara lain yaitu :

Faktor eksternal :

a. Concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit dipersepsikan

dibandingkan dengan yang obyektif.

b. Novelty atau hal baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan dibandingkan dengan

hal-hal yang lama.

c. Velocity atau percepatan, yaitu gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya

persepsi yang lebih efektif dibandingkan dengan gerak yang lambat.

d. Conditioned stimuli, stimulus yang dikondisikan secara otomatis.


Faktor Internal :

a. Motivation, yaitu keinginan yang datang dari dalam diri seseorang.

b. Interest, hal-hal yang menarik lebih diperhatikan daripada yang tidak menarik

c. Need, kebutuhan akan hal-hal tertentu akan menjadi pusat perhatian.

d. Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman melihat,

merasakan dan lain-lain.

(Wilson, 2000)

3. Jenis-jenis Persepsi

Dilihat dari segi individu setelah melakukan interaksi dengan obyek yang dipersepsi, maka

hasil persepsi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Persepsi Positif : yaitu persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan (tahu

tidaknya dan kenal tidaknya) dalam tanggapan dan diteruskan kepada pemanfaatannya.

b. Persepsi Negatif : Yaitu persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan (tahu

tidaknya dan kenal tidaknya) serta tanggapannya yang tidak selaras dengan obyek yang

dipersepsi. (Purwanto, 1998)

B. Konsep Remaja

1. Pengertian Remaja.

Ada beberapa definisi dari remaja, antara lain :

a. Secara Psikologis, masa remaja adalah usia seorang individu berinteraksi dengan

maysarakat dewasa, usia seorang anak tidak lagi merasa dibawah tingkatan orang-orang

yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam

masalah hak. (Hurlock, 2004)

b. Menurut WHO, remaja adalah suatu masa :

1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda sexual

sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan sexualnya. (Secara Biologik)


2) Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari anak-anak

menjadi dewasa. (Secara Psikologi)

3) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan

yang relative lebih mandiri. (Secara Sosial Ekonomi)

(Sarwono, 2003)

2. Batasan Usia Remaja

Ada beberapa pendapat mengenai batasan usia remaja, yaitu :

a. Awal masa remaja kira-kira 13 th – 16 th atau 17 th dan akhir masa remaja bermula dari

usia 17 th – 18 th yaitu usia matang secara hukum. (Hurlock, 2004)

b. WHO menetapkan batas usia 10 th – 20 th sebagai batasan usia remaja dan membagi

kurun usia dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10 th – 14 th, remaja akhir 15 th – 20 th.

(Sarwono, 2003)

c. PBB sendiri menetapkan usia 15 th – 24 th sebagai usia pemuda. (Sarwono, 2003)

3. Penyalahgunaan NAPZA dikalangan Remaja

Penyalahgunaan NAPZA adalah menggunakan NAPZA yang dilakukan tidak untuk

maksud pengobatan, tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebih yang

secara kurang teratur dan berlangsung cukup lama, sehingga menyebabakan gangguan

kesehatan fisik, mental, dan kehidupan sosialnya.

Ada banyak alasan mengapa NAPZA disalahgunakan remaja, diantaranya agar dapat

diterima oleh lingkungan, mengurangi stress, mengurangi kecemasan, agar bebas dari rasa

murung, mengurangi keletihan, kejenuhan atau kebosanan, untuk mengatasi masalah pribadi,

dan lain-lain. Akan tetapi, selain dari alasan diatas, seorang memakai NAPZA karena NAPZA

membuatnya nikmat, enak, dan nyaman pada awal pemakainnya. Perasaan yang dihasilkan oleh

NAPZA itulah yang mula-mula dicari pemakai. Mereka tidak melihat akibat buruk atau

bahayanya. Akibat buruk itu baru dirasakan setelah beberapakali pemakaian, tetapi saat itu telah
terjadi kecanduan dan ketergantungan. Pada tahap ini remaja yang bersangkutan bisa menjadi

kriminal, atau menjadi pekerja seks untuk sekedar memperoleh uang untuk membeli narkoba

atau minuman beralkohol.

(Karsono, 2004)

C. Konsep NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif)

1. Pengertian NAPZA

a. Narkotika

1) Menurut UU RI No 22/1997, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari

tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau

perubahan kesadaran, hilangnya rasa sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat

menimbulkan ketergantungan (Harefa, 2007)

2) Narkotika adalah zat atau bahan yang aktif bekerja pada system saraf pusat (otak)

yang dapat menyebabkan penurunan sampai hilangnya kesadaran sampai rasa nyeri

serta dapat menimbulkan ketergantungan (ketagihan)

(Karsono, 2004)

b. Psikotropika

1) Menurut UU RI No 05/1997, Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun

sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada

system saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan

perilaku. (Harefa, 2007)

2) Psikotropika adalah zat atau bahan aktif bukan narkotika bekerja pada system saraf

pusat dan dapat menyebabkan perasaan khas pada aktifitas mental dan perilaku serta

dapat menimbulkan ketergantungan. (Karsono, 2004)

3) Psikotropika adalah obat keras bukan narkotika digunakan dalam dunia pengobatan,

namun dapat menimbulkan ketergantungan fisik jika dipakai tanpa pengawasan akan
sangat merugikan karena efeknya sangat berbahaya seperti narkotika.

(Untariningsih, 2001)

c. Zat Adiktif

1) Zat Adiktif adalah bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif diluar narkotika dan

psikotropika. (Harefa, 2007)

2) Zat Adiktif adalah zat / bahan aktif bukan narkotika atau psikotropika, bekerja pada

system saraf pusat dan dapat menimbulkan ketergantungan.(Karsono, 2004)

3) Zat adiktif yaitu zat yang sangat berbahaya jika salah pemakaiannya bisa merusak

tubuh, bila keracunan bisa menimbulkan halusinasi atau fatal kematian.

(Untariningsih, 2001)

2. Penyalahgunaan NAPZA

Dikalangan remaja, NAPZA yang sering disalahgunakan yaitu :

a. Opioda, dikenal dengan nama jalanan putaw, PT, bedak, heroin, brown sugar. Dapat

menimbulkan efek mual, mengantuk, cadel, pendiam, mata sayu, muka pucat, tidak

konsentrasi,hidung gatal. Cara pakainya dihirup, dihisap, ditelan dan disuntikkan lewat

tangan, kaki danleher.

b. Kokain, dikenal dengan nama jalanan koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow/salju,

nosc candy. Dapat menimbulakn efek pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu

makan, menambah percaya diri, menghilangkan rasa sakit, dan lelah, suhu badan tinggi,

denyut jantung meningkat, mudah marah(agresif). Cara pakai: dihirup, dibakar bersama

tembakau.

c. Kanabis, dikenal dengan nama jalanan: cimeng, ganja, hasish, marijuana, grass, bhang,

daun, rumput, jayus, jum, ikat, labang. Efek yang ditimbulkan : pemakai merasa lebih

santai,gembira berlebihan, sering berfantasi, aktif berkomunikasi, selera makan tinggi,


kering pada mulut dan tenggorokan, jantung berdebar-debar. Cara pakai : dihisap seperti

rokok, atau minyaknya bisa dioles pada rokok biasa.

d. Ekstasi, dikenal dengan nama jalanan : kancing, XTC, inex, adam, hug-drug, essence,

disco, biscuit, venus, yuppie, butterfly, elektrik, gober, beladin. Efek yang ditimbulkan :

mulut kering, banyak berkeringat dingin, nafsu makan berkurang, badan tak terkendali

gerakkannya, denyut jantung meningkat,tekanan darah naik, rasa percaya diri tinggi.

Cara pakai :diminum dengan air.

e. Amphetamin, dikenal dengan nama jalanan seed, myth,crystal, whiz,ubas, SS, mecin.

Efek yang ditimbulkan : tidak tenang, mudah marah, dapat cepat lelah, mata nanar, tidak

bersemangat, tidak beraktifitas, keringat berlebihan, lidah pucat, nafsu makan menurun,

susah tidur, jantung berdebar-debar, percaya diri tinggi.

f. LSD (Gol. Halusinogen), dikenal dengan nama jalanan ; LSD (Lysergic Diethyl Amid),

mushroom, acid, trips, tabs, kertas. Efek yang bisa ditimbulkan : Terjadi halusinasi

(tempat, warna, waktu) sehingga timbul obsesi yang sangat indah dan bahkan

menyeramkan dan lama-lama penggunanya menjadi paranoid. Cara pemakaian : dihirup,

diminum, dihisap, dimakan.

g. Hipnotik-sedative (obat penenang,obat tidur), dikenal dengan nama jalanan

benzodiazepine, BK, dum, lexo, MG, rohyp. Efek yang ditimbulkan : bicara cadel, jalan

sempoyongan, tidak terkontrol. Cara pakai : diminum, disuntikkan, atau dimasukkan

lewat anus.

h. Solvent/ Inhalasi, yaitu uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Dikenal dengan

nama jalanan lem karet, aerosol spray, acetone,gas N 2O2, pelumas,tiner, terpentin, DDT,

pestisida, zat pewarna. Efek yang ditimbulkan : Timbul ilusi, halusinasi, kemampuan

persepsi yang salah, pusing, mual, muntah. Cara pemakaian : dihirup.

i. Alkohol, jenis-jenisnya yaitu bir, wiski, gin, vodka, martin, brem, arak, saquer, tuak.
Efek yang ditimbulkan : mabuk, euphoria, muka menjadi merah, banyak bicara, jalan

sempoyangan, konsentrasi kurang, bolamata bergerak-gerak.

(Harefa, 2007)

3. Penyebab Penyalahgunaan NAPZA

Ada beberapa penyebab seorang remaja menggunakan NAPZA, ada faktor dari dalam

(Internal) dan faktor dari luar (Eksternal).

a. Faktor Internal

1) Anticipatory beliefs, yaitu anggapan jika memakai NAPZA, orang akan menilai

dirinya hebat, dewasa, mengikuti mode, dan sebagainya

2) Relieving beliefs, yaitu keyakinan bahwa NAPZA dapat digunakan untuk mengatasi

ketegangan, cemas, dan depresi akibat stressor psikososial.

3) Facilitative atau permissive beliefs, yaitu keyakinan bahwa pengguna NAPZA

merupakan gaya hidup atau kebiasaan karena pengaruh zaman atau perubahan nilai

sehingga dapat diterima.

Dari beberapa faktor diatas dapat disimpulkan bahwa penyalahgunaan NAPZA berawal

dari persepsi, anggapan, atau keyakinan yang keliru yang tumbuh dimasyarakat.

Masyarakat tidak mau memahami kenyataan atau fakta yang dapat dibuktikan secara

ilmiah dan sah menurut hokum.

(Martono, 2006)

Selain faktor diatas ada pula beberapa faktor lainnya yaitu :

1) Konsep diri, yaitu seorang remaja kurang memiliki rasa percaya diri.

2) Meniru, coba-coba, ingin tahu.

3) Adanya emosi yang tinggi dalam menghadapi masalah yang ada.

(Karsono, 2004)

Adapun ciri-ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :
1) Cenderung memberontak, mudah kecewa.

2) Memiliki gangguan jiwa, misal: depresi, cemas.

3) Kurang percaya diri, mudah kecewa, agresif dan destruktif.

4) Murung, pemalu, pendiam, merasa tidak puas terhadap kehidupan.

5) Merasa bosan dan jenuh.

6) Keinginan untuk bersenang-senang berlebihan.

7) Keinginan untuk mencoba yang sedang mode.

8) Identitas diri yang kabur.

9) Kemampuan komunikasi yang rendah.

10) Putus sekolah.

11) Kurang menghayati iman dan kepercayaan.

12) Senang menantang resiko dan senang mencari sensasi.

13) Prestasi belajar buruk dan partisipasinya buruk pada kegiatan ekstrakurikuler.

14) Menunjukkan perilaku antisocial.

15) Hubungan keluarga kurang dekat atau ada keluraga yang pengguna NAPZA.

(Harefa, 2007)

b. Faktor Eksternal

Faktor Eksternal meliputi factor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar rumah,

sekolah teman sebaya maupun maysarakat.

1) Lingkungan Keluarga

a) Komunikasi orang tua dengan anak kurang baik.

b) Hubungan antar anggota keluarga kurang harmonis.

c) Orangtua yang bercerai dan menikah lagi.

d) Orang tua terlampau sibuk, acuh terhadap anaknya.

e) Orang tua yang bersikap otoriter.


f) Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam keluarga.

g) Kurangnya kehidupan beragama didalam keluarga.

2) Lingkungan Sekolah

a) Sekolah yang kurang disiplin.

b) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan

dirisecara kreatif dan positif.

c) Sekolah yang terletak dekat dengan tempat hiburan.

d) Adanya murid pengguna NAPZA.

3) Lingkungan Teman Sebaya.

a) Berteman dengan penyalahguna.

b) Tekanan atau ancaman dari teman.

4) Faktor Masyarakat / sosial.

a) Lemahnya penegakhukum.

b) Situasi politik, social dan ekonomi yang kurang mendukung.

c) Sikap warga yang terlalul acuh.

Faktor-faktor diatas memang tidak selalu membuat seseorang kelak menjadi penyalahguna

NAPZA. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor tersebut, semakin besar kemungkinan

seseorang menjadi penyalahguna NAPZA. (Harefa, 2007)

Gejala Klinis Pengguna NAPZA :

1. Mereka menjadi tertutup, penuh rahasia dan cenderung suka menyendiri

2. Sering curiga dengan semua orang (paranoid) dan mengarang-ngarang cerita atau

melamun karena akibat halusinasi

3. Bicaranya tidak sesuai, tertawa dan menangis tidak beralasan

4. Kadang-kadang menjadi hiperaktif, bicara sembarangan, gemetaran. Sering berbohong

dan suka mencuri untuk membiayai kegiatan barunya


5. Barang-barang berharga miliknya banyak yang hilang karena mungkin digadai

6. Menjadi kasar dan tidak sopan

7. Menjadi sangat sensitif dan cepat bosan

8. Menjadi manipulatif dan sering kehabisan uang

9. Menjadi pemalas dan prestasi belajarnya menurun drastis

10. Cara berpakaiannya sembarangan dan jadi penggemar baju lengan panjang

11. Matanya tampak memerah dan cekung terkesan selalu mengantuk

12. Jika terkena air timbul rasa sakit, jadi dia biasanya malas mandi

13. Menjadi suka begadang dan berkumpul dengan orang yang belum dikenal sebelumnya

14. Badannya semakin kurus karena nafsu makan tidak menentu

15. Suka mengeluh jika mulutnya terasa kering dan pahit dan bibirnya tampak kehitam-

hitaman

16. Disekitarnya sering ditemui barang-barang aneh seperti korek api, jepitan, plester, kertas

timah dan sendok kecil

17. Sakit batuk dan pileknya susah sembuh karena gejala putus obat

(Harefa, 2007)

4. Dampak penyalahgunaan NAPZA

NAPZA berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya :

4. Dampak Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang cukup banyak dan waktu yang cukup

lama. Pengaruhnya pada :

1) Otak dan Sistem Saraf Pusat :

a) Gangguan daya ingat.

b) Gangguan perhatian dan daya ingat.

c) Gangguan bertindak sosial.


d) Gangguan persepsi sehingga menimbulkan halusinasi

e) Gangguan motivasi, sehungga malas belajar dan sekolah.

f) Gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik dan buruk.

2) Pada saluran Napas : dapat terjadiradang paru-paru (Bronchopneumonia), odem

paru.

3) Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah jantung.

4) Hati : terjadi hepatitis B dan hepatitis C yang menular melalui jarum suntik,

hubungan sexual.

5) PMS dan HIV/AIDS.

6) Sistem Reproduksi : sering terjadi kemandulan.

7) Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum suntik,

sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.

8) Komplikasi pada kehamilan :

a) Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.

b) Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati.

c) Janin : pertumbuhan terhambat, premature, BBLR.

5. Dampak Sosial

1) Dilingkungan keluarga

a) Suasana kenyamanan dan tentram dalam keluarga terganggu, sering terjadi

pertengkaran, mudah tersinggung.

b) Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.

c) Perilaku menyimpang / asosial anak (berbohong, mencuri, tidak tertib, hidup

bebas) dan menjadi aib keluarga.

d) Putus sekolah / menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah.

e) Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran anakmeningkat untuk biaya
pengobatan dan rehab.

2) Dilingkungan Sekolah

a) Merusak motivasi dan disiplin belajar.

b) Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran antar pelajar.

c) Mempengaruhi peningkatan penyalahgunaan diantara teman sebaya.

3) Dilingkungan Masyarakat

a) Tercipta pasar gelap antar pengedar danbandar yang mencari pengguna.

b) Pengedar menggunakan perantara remaja atau siswa yang telah menjadi

ketergantungan.

c) Meningkatnaya kejahatan dimasyarakat.

(Harefa, 2007)

5. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA

Upaya pencegahan meliputi 3 hal :

a. Pencegahan Primer : upaya ini dilakukan untuk mengenali remaja resiko tinggi

penyalahgunaan NAPZA, setelah itu melakukan intervensi kepada mereka agar tidak

menggunakan NAPZA.

b. Pencegahan Sekunder :mengobati dan intervensi agar tidak lagi menggunakan

NAPZA.

c. Pencegahan Tersier : merehabilitsi pengguna NAPZA.

Selain itu yang pencegahan dapat dilakukan dilingkungan keluarga, sekolah dan

masyarakat.

1) Dilingkungan Keluarga

a) Mengasuh anak dengan baik.


b) Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat.

c) Meluangkan waktu untuk bersama.

d) Orang tua menjadi contoh yang baik.

e) Kembangkan komunikasi yang baik.

f) Memperkuat kehidupan beragama.

g) Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat berdiskusi

dengan baik.

2) Dilingkungan Sekolah

a) Upaya terhadap siswa

(1) Memberikan pendidikan kepada siswa tentang bahaya dan akibat

penyalahugunaan NAPZA.

(2) Melibatkan siswa dalam perencanaaan, pencegahan, dan penangulangan

penyalahgunaan NAPZA disekolah.

(3) Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan keterampilan yang

pisitif untuk tetap menghindari diri dari pemakaian NAPZA.

(4) Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa (Ekstrakurikuler).

(5) Meningkatkan bimbingan konseling.

(6) Membantu siswa yang telah menyalahgunakan NAPZA untuk bisa

menghentikannya.

(7) Penerapan kehidupan beragama disekolah.

b) Upaya untuk mencegah peredaran NAPZA disekolah :

(1) Razia dengan cara sidak (tiba-tiba).

(2) Melarang orang yang tidak berkepentingan untuk masuk kelingkungan

sekolah.

(3) Melarang siswa keluar sekolah pada jam pelajaran tanpa ijin dari guru.
(4) Membina kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.

(5) Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai pulang sekolah.

c) Upaya untuk membina lingkungan sekolah :

(1) Menciptakan lingkungan yang sehat dengan membina hubungan yang

harmonis antara pendidik dan anak didik.

(2) Mengupayakan kehadiran guru secara teratur disekolah.

(3) Sikap keteladanan guru amat penting.

(4) Meningkatan pengawasan anak sejak masuk sampai pulang.

3) Yang dilakukan dilingkungan masyarakat untuk mencegah penyalahgunaan NAPZA :

a) Menumbuhkan perasaan kebersamaan didaerah tempat tinggal sehingga masalah

yang terjadi dilingkungan dapat diselesaikan secara bersama-sama.

b) Memberikan penyuluhan kepada remaja dan masyarakat tentang penyalahgunaan

NAPZA sehingga masyarakat dapat menyadarinya.

c) Memberikan penyuluhan tentang hukum yang berkaitan.

d) Melibatkan semua unsur masyarakat dalam melaksanakan pencegahan

penyalahgunaan NAPZA. (Harefa, 2007)

D. Kerangka Konsep
Keterangan :
= diteliti
= tidak diteliti
BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian diskriptif

yang bertujuan untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif dengan metode

pendekatan public opinion survey yaitu survey yang bertujuan untuk mengetahui pendapat

umum tentang suatu hal yang dilakukan terhadap sekumpulan obyek yang biasanya cukup

banyak dalam jangka waktu tertentu. (Notoatmodjo, 2002)

B. Variabel

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok yang

digunakan sebagai ciri, sifat / ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleg suatu peneliti tentang

suatu konsep pengertian tertentu. (Notoatmodjo, 2003). Variabel dalam penelitian ini adalah

persepsi remaja tentang penyalahgunaan NAPZA.

Definisi operasional variabel adalah mendifinisikan variable secara operasional dan

berdasarkan karakteristik yang diamati dalam melakukan pengukuran secara cermat terhadap

suatu obyek / fenomena dengan menggunakan parameter yang jelas. (Alimul, 2002).

Definisi operasional akan peneliti uraikan pada table definisi operasional dibawah ini :

Tabel 1.1 Definisi Operasional Penelitian

Variabel Definisi Kriteria Skala


Operasional
Persepsi Perspesi Remaja c. Persepsi positif apabila Nominal
remaja adalah pandangan lebih dari standar (skor T)
tentang atau pengertian d. Persepsi Negatif apabila
Penyalahgun secara global kurang dari atau sama
aan NAPZA anakumur 16 – 18 dengan standar (skor T).
tahun dalam (Azwar, 2002)
mengartikan
penyalahgunaan
NAPZA.

C. Populasi

Populasi adalah setiap obyek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. (Nursalam,

2003).Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas 2 SMA

Negeri 1 PURI, dari hasil studi pendahuluan didapatkan populasi siswa-siswi kelas 2 yaitu

sebanyak 307siswa.

D. Sampel

Sampel adalah bagian yang memenuhi kriteria dalam penelitian yang biasanya dapat

dijangkau peneliti dari kelompoknya, yang dapat digunakan sebagai obyek penelitian.

(Nursalam, 2003).

Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah siswa-siswi kelas 2.1 – 2.10 di SMA

Negeri 1 PURI Mojokerto.

Cara pengambilan sampel secara Probability Sampling dengan menggunakan teknik Cluster

random Sampling, yaitu populasi dibagi dalam beberapa kelas / bagian yang lebih kecil,

kemudian salah satu kelompok(cluster) itu diambil sampelnya. (Marzuki, 2003) dan

menggunakan tipe two stage simple cluster sampling proporsi sama besar yaitu mengambil

beberapa sampel dari masing-masing kelas dengan proporsi yang sama.


Adapun kriteria-kriteria dalam sampel yaitu :

6. Kriteria Inklusi, yaitu karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target dan

terjangkau yang akan diteliti. Kriteria Inklusi dari penelitian ini yaitu :

d. Semua siswa-siswi kelas 2 yang bersekolah di SMA Negeri 1 PURI.

e. Siswa-siswi kelas 2 SMA NEGERI 1 PURI yang berumur antara 15 th – 20 th.

7. Kriteria Eksklusi, yaitu menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi

dari berbagai sebab. Kriteria Eksklusi penelitian ini yaitu :

1. Siswa-siswi kelas 2 yang bersekolah di SMA Negeri 1 PURI yang pada saat pengambilan

data tidak masuk sekolah.

2. Siswa-siswi kelas 2 yang bersekolah di SMA Negeri 1 PURI yang pada saat pengambilan

data sedang sakit.

Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Stanley Lemoshow :

n = (Zα/2)2 . p(1-p) . N
d2(N-1)+(Zα/2)2.p(1-p)
= (1,96)2 . 0,5(1-0,5) . 307
(0,1)2(307-1)+(1,96)2.0,5(1-0,5)
= 294,8428
4,0204
= 73,349 ~ 74

Ni dengan alokasi sama besar = 74 = 7,4 ~ 8 anak


10

Keterangan :

n = jumlah sampel

Zα/2 = tingkat kepercayaan (α = 5%, Zα/2 = 1,96)

p = proporsi (0,5)

d = presisi (10%)
N = jumlah populasi

Berdasarkan rumus diatas didapatkan besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

sebanyak 74 siswa, masing-masing kelas diambil 8 anak sebagai sampel.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini yaitu SMA Negeri 1 PURI Mojokerto.

Waktu dalam penelitian ini adalah tanggal 17 – 29 Maret 2008.

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data dengan cara

angket atau kuisionery, berupa data primer yaitu persepsi remaja tentang penyalahgunaan

NAPZA dengan memberikan pertanyaan tertutup, artinya semua jawaban sudah tersedia,

responden tinggal memilih jawaban yang ada.

G. Teknik Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan akan ditabulasi. Jawaban dari responden diberi skor dengan

menggunakan skala Likert dan pengolahannya dengan menggunakan scoring sebagai berikut :

Untuk penyataan positif jika jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai 5, jawaban setuju (S) diberi

nilai 4, jawaban tidak tahu (TT) diberi nilai 3, jawaban tidak setuju (TS) diberi nilai 2, jawaban

sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 1, untuk penyataan negatif mempunyai skor sebaliknya

jika jawaban sangat setuju diberi nilai 1, jawaban setuju diberi nilai 2, jawaban tidak tahu diberi

nilai 3, jawaban tidak setuju diberi nilai 4, jawaban sangat tidak setuju diberi nilai 5. Rumus

yang digunakan untuk mengukur persepsi :

t = 50 + 10 x – x
Sd
Ket :

x = skor responden yang hendak dirubah menjadi skor T

x = skor rata-rata responden dalam kelompok

Sd = standar deviasi skor kelompok


Hasil penelitian data disajikan dalam table distribusi frekuensi. Persepsi responden dikatakan positif atau

favorable jika skor > skor T dan dikatakan cenderung negative bila skornya < skor T.

(Azwar, 2002)

H. Etika Penelitian

1. Informed Consent

Diberikan kepada responden untuk mengetahui responden bersedia atau tidak bersedia untuk diteliti.

Jika bersedia maka responden harus menandatangani lembar persetujuan yang telah tersedia. Jika

tidak bersedia maka peneliti tidak akan memaksa dan akan tetap menghormati haknya.

2. Anominity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subyek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada kuisioner

yang telah diisi tetapi hanya dicantumkan kode tertentu.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diberikan suyek dijamin oleh peneliti dan hanya digunakan untuk

penelitian saja.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dideskripsikan daerah penelitian, dan akan disajikan hasil pengumpulan data dari

kuesioner yang diperoleh. Pengambilan data dilakukan pada siswa siswi SMAN 1 PURI Mojokerto

pada tanggal 06 Juni sampai 12 Juni 2008 , dengan jumlah sampel 74 responden.

A. Diskripsi Daerah Penelitian

Pada bagian ini akan disajikan tentang gambaran umum daerah penelitian. SMAN 1

PURI Mojokerto terletak da Jl Jayanegara No 02 Kota Mojokerto dan terletak ditengah kota.

Terdiri dari 30 kelas yaitu 10 kelas X, 10 kelas XI, dan 10 kelas XII. Jumlah keseluruhan tenaga

pengajar yaitu 78 orang dan pegawai TU 20 orang, sedangkan jumlah siswa keseluruhan yaitu

946 siswa. Di SMAN 1 PURI Mojokerto terdapat beberapa fasilitas yang menunjang proses

belajar mengajar yaitu : ruang perpustakaan, ruang komputer dan internet, laboratorium IPA,

laboraturium Bahasa, juga terdapat beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang dapat digunakan

sebagai sarana pengembangan diri siswa-siswi yaitu : Pecinta Alam (PA), Unit Kesehatan

Sekolah (UKS), Pramuka, Studi Kajian Islam (SKI), Karya Ilmiah Remaja (KIR), Cheerleaders,

Basket, Sepakbola, Futsal, Volly, Seni tari, Teater, Mading, Paduan Suara, Pencak silat, Karate

dan Paskibraka, sedangkan organisasi yang ada yaitu OSIS. Kasus-kasus yang pernah terjadi di

SMAN 1 PURI tahun 2007-2008 yaitu kecelakaan sebanyak 3 kali, dan kesurupan sebanyak 2

kali. Tingkat kelulusan siswa tahun 2008 sebesar 100% dan tidak ada siswa yang Drop Out.

Prestasi Non Akademik yang pernah didapat diantaranya :

1. Komite Perorangan Putri Karate Pelajar, Juara 1, Kab Mojokerto.

2. Castle Basket Ball Competition, Juara 1, Gerbang Kertosusilo.

3. PBB variasi Caraka, Juara 1, Prop Jatim.

4. Lintas Pencak Silat Pelajar Kelas E Putri, Juara II, Prop Jatim.
5. Lomba Panjat Dinding (FPTI), Juara I, Kab Mojokerto.

6. Festival Teater Remaja SMA, Juara I, Kab Mojokerto.

B. Hasil Penelitian

1. Data Umum

Pada bagian ini akn disajikan hasil pengumpulan data, meliputi distribusi frekuensi

berdasarkan variabel yang diteliti.

a. Usia

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden berdasakan usia di SMAN 1 PURI


Mojokerto bulan Juli tahun 2008.
Usia Frekuensi Persentase
16 th 23 31,1%
17 th 43 58,1%
18 th 8 10,8%
Jumlah 74 100%
(Sumber : Data Primer)

Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa lebih dari 50% responden berusia 17 th.

b. Jenis Kelamin

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan jenis kelamin di SMAN 1 PURI


Mojokerto bulan Juli tahun 2008.
Jenis kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 36 48,6%
Perempuan 38 51,4%
Jumlah 74 100%
(Sumber : Data Primer)

Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa lebih dari 50% responden berjenis kelamin perempuan.
2. Data Persepsi Remaja tentang Penyalahgunaan NAPZA

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Persepsi Remaja tentang Penyalahgunaan NAPZA

di SMAN 1 PURI Mojokerto bulan Juli tahun 2008.

Persepsi Frekuensi Persentase


Positif 38 51,4%
Negatif 36 48,6%

Jumlah 74 100%
(Sumber : Data Primer)

Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa lebih dari 50% responden mempunyai persepsi positif.

C. Pembahasan

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar siswa-siswi SMAN 1 PURI

mempunyai persepsi yang positif. Hal ini dapat dibuktikan lebih dari 50 % responden yang

setuju bahwa Narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman yang dapat menurunkan

kesadaran, menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan, dan juga lebih

dari 50% responden yang setuju bahwa psikotropika adalah obat keras yang hanya digunakan

dalam dunia pengobatan dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Menurut Karsono (2004) Narkotika adalah zat atau bahan yang aktif bekerja pada sistem saraf

pusat (otak) yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran sampai menghilangkan rasa nyeri

serta dapat menimbulkan ketergantungan. Psikotropika adalah obat keras bukan narkotika

digunakan dalam dunia pengobatan,namun dapat menimbulkan ketergantungan fisik jika

dipakai tanpa pengawasan akan sangat merugikan karena efeknya sangat berbahaya

(Untariningsih, 2007).

Menurut Martono (2006) ada beberapa penyebab seorang remaja menggunakan

NAPZA, ada faktor dari dalam diantaranya adalah anggapan jika memakai NAPZA orang akan
menilai dirinya hebat, dewasa dan mengikuti mode, namun berdasarkan hasil penelitian lebih

dari 50% responden berpendapat sangat tidak setuju bahwa dengan memakai NAPZA orang

akan menganggap diri kita hebat, dewasa atau mengikuti mode. Selain itu juga lebih dari 50%

responden menyatakan sangat tidaj setuju bahwa memakai NAPZA merupakan gaya hidup/

kebiasaan karena pengaruh zaman / perubahan nilai. Dari beberapa pernyataan diatas dapat

disimpulakan bahwa penyalahgunaan NAPZA berawal dari persepsi, anggapan keyakinan yang

keliru yang tumbuh dimasyarakat, masyarakat tidak mau memahami kenyataan / fakta, hal ini

bisa dibuktikan dengan jawaban persponden yang lebih dari 50% menjawab setuju.

Dari hasil penelitian terdapat lebih dari 50% responden yang setuju bahwa

penyalahgunaan NAPZA dilingkungan sekolah dapat mempengaruhi peningkatan

penyalahgunaan diantara teman-teman sebaya, selain itu juga pengedar menggunakan perantara

pelajar atau siswa yang telah menjadi ketergantungan agar dapat mempengaruhi teman-

temannya. Menurut Soetjiningsih (2007) dalam pergaulan sehari-hari pengaruh teman dekat

untuk menyalahgunakan obat lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak dikenal.

Remaja yang mempunyai riwayat kejahatan, bolos sekolah, atau perilaku seks bebas

mempunyai resiko menyalahgunakan obat lebih besar. Pada masa remaja, solidaritas dan

loyalitas pada teman lebih diutamakan diatas segalanya (Zulkifli, 2000), dengan adanya

solidaritas yang tinggi antar teman juga terjadi saling tukar pendapat dan pikiran juga informasi

sehingga hal ini akan dapat menambah wawasan siswa-siswi di SMAN 1 PURI Mojokerto,

dengan hasil ini membuktikan bahwa pergaulan antar sesama pelajar dapat mempengaruhi

persepsi tentang Penyalahgunaan NAPZA.

Berdasarkan usia responden menunjukkan bahwa usia 17 tahun mempunyai persepsi

yang lebih positif dari pada usia 16 tahun. Menurut Elyzabet B. Hurlock, usia adalah umur

individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur,

tungkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir secara logis.
(Nursalam, 2001). Dapat disimpulkan bahwa semakin bertambah umur seseorang maka

persepsinya semakin positif. Menurut Zulkifli dalam bukunya tentang Psikologi Perkembangan

disebutkan bahwa pada usia remaja akan terjadi perubahan, diantaranya yaitu cara berfikir

kritis. Secara otomatis dengan cara pikir yang kritis akan memunculkan ide-ide baru yang

menurutnya benar, sehingga tidak menutup kemungkinan dengan seorang remaja

mengungkapkan ide-ide maka dia akan memperoleh persepsi yang berbeda.

Berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa perempuan mempunyai persepsi yang

lebih positif dari pada laki-laki. Menurut Hurlock dalam bukunya Psikologi Perkembangan,

mengatakan bahwa remaja perempuan lebih cepat mengalami kematangan daripada remaja

laki-laki, sehingga laki-laki mengalami periode awal masa remaja yang lebih singkat.

Akibatnya, seringkali laki-laki tampak kurang matang untuk usianya dibandingkan dengan

perempuan. Namun, dengan adanya status yang lebih matang disekolah, biasanya laki-laki

cepat menyesuaikan diri dalam suatu kelompok, hal ini menyebabkan bahwa remaja laki-laki

mempunyai pergaulan yang lebih bebas dibandingkan dengan perempuan sehingga

mempengaruhi persepsi dalam penyalahgunaan NAPZA dilingkungan remaja. Selain itu

Hurlock juga mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi perubahan emosi terutama pada

laki-laki, dengan pernyataan tersebut dapat kita simpulkan bahwa dalam mengatasi masalah,

seorang remja laki-laki lebih meluapkannya dengan emosi dibandingkan dengan perempuan,

hal ini juga mempengaruhi persepsinya tentang penyalahgunaan NAPZA


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Persepsi Remaja tentang

Penyalahgunaan NAPZA, maka dapat disimpulkan 51,4% responden mempunyai persepsi positif

dan 48,6% responden mempunyai persepsi negatif.

B. Saran

1. Bagi Para Remaja

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% persepsi remaja tentang

penyalahgunaan NAPZA adalah positif, diharapkan agar para remaja agar senantiasa

menambah pengetahuan dan wawasan agar tidak sampai terjerumus dalam penyalahgunaan

NAPZA.

2. Bagi SMAN 1 PURI.

Diharapkan pada SMAN 1 PURI selalu waspada terhadap perkembangan penyalahgunaan

NAPZA dikalangan remaja, dan secara rutin mengadakan penyuluhan tentang NAPZA.

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian

selanjutnya dengan sampel maupun populasi yang lebih besar serta metode penelitian yang lain.
ABSTRAK

Annisa, Fatma. 2008. Persepsi Remaja Tentang Penyalahgunaan NAPZA. KTI. Program Studi DIII
Keperawatan Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto.
Pembimbing : (1) Eka Diah K. SKM. (2) Endang Y. S.Kep.Ns

Kasus penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif) di Jawa Timur, banyak
ditemukan dikalangan remaja usia 13-25 tahun, bahkan usia termuda 9 tahun, berasal dari semua apisan
masyarakat dengan tingkat sosial rendah sampai dengan menengah keatas, serta tingkat pendidikan SD,
SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Persepsi Remaja
Tentang Penyalahgunaan NAPZA.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian diskriptif yang bertujuan untuk
membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif dengan metode pendekatan public opinion
survey. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas 2 SMA Negeri 1
PURI, sampel yang digunakan adalah siswa-siswi kelas 2.1 sampai dengan 2.10 di SMA Negeri 1
PURI Mojokerto sebanyak 74 siswa. Cara pengambilan sampel dilakakukan dengan teknik Cluster
random Sampling tipe two stage simple cluster sampling dengan proporsi sama besar yaitu mengambil
beberapa sampel dari masing-masing kelas dengan proporsi yang sama.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Persepsi Remaja tentang Penyalahgunaan
NAPZA, didapatkan 51,4% responden mempunyai persepsi positif dan 48,6% responden mempunyai
persepsi negatif. Hal ini dikarenakan pada masa remaja, solidaritas dan loyalitas pada teman lebih
diutamakan diatas segalanya (Zulkifli, 2000), dengan adanya solidaritas yang tinggi antar teman juga
terjadi saling tukar pendapat dan pikiran juga informasi sehingga hal ini akan dapat menambah
wawasan siswa-siswi di SMAN 1 PURI Mojokerto, dengan hasil ini membuktikan bahwa pergaulan
antar sesama pelajar dapat mempengaruhi persepsi tentang Penyalahgunaan NAPZA. Untuk itu
diharapkan pada SMAN 1 PURI MOJOKERTO selalu waspada terhadap perkembangan
penyalahgunaan NAPZA dikalangan remaja dan secara rutin mengadakan penyuluhan tentang NAPZA.

Kata Kunci : Persepsi, Remaja, NAPZA


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. (2002). Prosedur Penilitian. Jakarta ; Rhineka Cipta

Azwar, Saifudin. (2002). Sikap manusia, teori dan penanganannya. Pustaka Belajar Yogyakarta

Harefa, (2007). Narkoba dan Remaja. (http://bnn.go.id) diakses 29 September 2007

Harold, Leavitt. J. (2006). Psikologi Manajemen. Jakarta; Erlangga

Hartadi, (2007). Penyalahgunaan Obat Terlarang di kalangan Remaja/Pelajar. (http://napza.com)


diakses 29 September 2007

Hidayat, (2007). Ketergantungan Narkoba. (http://pikiran rakyat.com) diakses 29 September 2007

Hidayat, Aziz Alimul. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta; EGC

Hurlock, (2004). Psikologi Perkembangan; Jakarta; Erlangga

Kartono, (1997). Psikologi Wanita Bandung; Mandar Maju

Karsono, (2004). Mengenal Kecanduan Narkoba dan Minuman Keras, Bandung; Trama Yudha

Marzuki, (2002). Metodologi Riset. Yugyakarta; BPFG UIII

Martono, (2006). Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba berbasis sekolah.


Jakarta; Balai Pustaka

Notoatmodjo, (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta; Rhineka Cipta

Notoatmodjo, (2003). Perilaku dan Pendidikan Kesehatan. Jakarta; Rhineka Cipta

Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta; Salemba
Medika

Purwanto, (1998). Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan, Jakarta; ECG

Sarwono, (2003). Psikologi Remaja, Jakarta; Rajawali Pers


Sirait, Betty.A. (2007). Remaja sebagai target NAPZA (http://napza:cerita anak Indonesia.com) diakses
29 September 2007

Suwarti, (2007). Usia Kotban Penyalahgunaan NAPZA termuda 9 tahun (http://napza:Dinas informasi
dan komunikasi pemprov.jatim) diakses 10 Desember 2007
Sobur, (2003). Psikologi Umum, Bandung; Pustaka Setia

Untariningsih, (2001). Upaya Penanggulangan,Penyalahgunaan Narkoba. Sidoarjo

Wilson, (2000). Pengertian Persepsi (http://pengertian Persepsi) diakses 10 Desember 2007


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah dengan judul Persepsi Remaja Tentang
Penyalahgunaan NAPZA di SMA NEGERI 1 PURI, sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Keperawatan dalam rangka menyelesaikan kuliah di Politeknik Kesehatan Mojopahit
Mojokerto.
Terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat :
1. Ibu Sarmini Moedjiarto, M.MPd, selaku direktur Poloteknik Kesehatan Majapahit
Mojokerto yang telah memberi kesempatan untuk melakukan penelitian ini.
2. Ibu Dra. Saitin selaku kepala sekolah SMA NEGERI 1 PURI Mojokerto yang telah
memberi izin untuk penelitian ini.
3. Bpk Nur Cholis .Spd, selaku guru BK SMA NEGERI 1 PURI yang telah membantu
dalam proses pengumpulan data.
4. Ibu Tri Peni, S.Kep.Ners, selaku Ka Prodi D3 Keperawatan yang selalu memberi arahan
dan saran pada penelitian ini.
5. Ibu Eka Diah, SKM, selaku pembimbing 1 Karya Tulis Ilmiah yang telah membimbing
dan memberikan inspirasi pada penulis.
6. Ibu Endang Y, S.Kep.Ners, selaku pembimbing 2 Karya Tulis Ilmiah yang telah
membimbing dan memberikan arahan \ pada penulis.
7. Para siswa-siswi SMA NEGERI 1 PURI Mojokerto yang telag bersedia menjadi
responden untuk penelitian ini.
Penulis berusaha menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan sebaik-baiknya, namun penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran dari semua pihak.

Mojokerto, !4 Agustus 2008

Penulis
Lampiran 5

KUESIONER

PERSEPSI REMAJA TENTANG PENYALAHGUNAAN NAPZA


(NARKOTIKA PSIKOTROPIKA ZAT ADIKTIF)

Umur :
Kelas :
Jenis Kelamin :

Petunjuk Pengisian :
f) Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur sesuai dengan pikiran anda.
g) Jawablah pernyataan dibawah ini sesuai dengan pilihan anda dengan memberi tanda x pada
jawaban yang dianggap cocok dengan anda.
Keterangan :
SS : sangat setuju
S : setuju
TT : tidak tahu
TS : tidak setuju
STS : sangat tidak setuju

Pernyataan SS S TT TS STS
1. Menurut anda NAPZA hanya digunakan
untuk pengobatan.
2. NAPZA dapat juga kita nikmati
pengobatannya tanpa ada kegunaan medis.
3. Penggunaan ganja sekali-sekali tidak akan
menyebabkan ketagihan, sebab ganja adalah
NAPZA yang amam (safe drug) karena
berasal dari tumbuhan/herbal dibandingkan
dengan putaw dan sabu-sabu.
4. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman baik sintesis maupun
semisintesis yang dapat menyebabkan
penurunan / perubahan kesadaran, hilangnya
rasa sampai menghilangkan rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan.
5. Psikotropika adalah obat keras bukan
narkotika digunakan dalam dunia pengobatan,
namun dapat menimbulkan ketergantungan
fisik jika dipakai tanpa pengawasan akan
sangat merugikan karena efeknya sangat
berbahaya seperti narkotika.
6. Zat adiktif yaitu zat yang sangat berbahaya
seperti narkotika bisa merusak tubuh, bila
keracunan bisa menimbulkan halusinasi.
7. Dengan memakai NAPZA orang akan menilai
diri kita hebat, dewasa, dan mengikuti mode.
8. NAPZA juga dapat digunakan untuk
mengatasi ketegangan, cemas dan depresi.
9. Menggunakan NAPZA merupakan gaya
hidup / kebiasaan karena pengaruh zaman
atau perubahan nilai sehingga sah-sah saja
mengonsumsi NAPZA.
10. Jadi, sebenarnya penyalahgunaan NAPZA
berawal dari persepsi, anggapan atau
keyakinan yang keliru yang tumbuh
dimasyarakat, masyarakat tidak mau
memahami kenyataan / fakta yang dapat
dibuktikan secara ilmiah dan sah menurut
hukum.
11. Menurut anda, ciri-ciri remaja yang
mempunyai resiko lebih besar menggunakan
NAPZA yaitu remaja yang cenderung
memberontak, kurang percaya diri,
kemampuan komunikasi yang rendah dan
kurang menghayati iman dan kepercayaan.
12. Untuk mengurangi beban hidup atau
menghadapai orang tua yang bersikap
otoriter, terlampau sibuk dan acuh terhadap
anaknya kita bisa menggunakan NAPZA.
13. Salah satu penyebab seorang remaja memakai
NAPZA yaitu karena orangtua yang bercerai
dan menikah lagi.
14. Pengembangan diri secara kreatif dan positif
yang difasilitasi pihak sekolah dapat membuat
kita jauh dari NAPZA.
15. Sekolah mempunyai andil yang basar dalam
mencegah penyalahgunaan NAPZA oleh
siswa / pelajar.
16. Berteman dengan pengguna NAPZA dapat
membuat kita jadi salah satu pengguna
NAPZA.
17. Mereka yang menggunakan NAPZA menjadi
tertutup, penuh rahasia, cenderung suka
menyendiri, sering curiga dengan semua
orang dan mengarang-ngarang cerita atau
melamun karena halusinasi.
18. NAPZA dapat menimbulkan penyakit yang
paling berbahaya yaitu HIV / AIDS.

19. Walaupun dalam sebuah keluarga ada


pengguna NAPZA tapi tetap bisa tercipta
suasana aman dan nyaman dalam keluarga.
20. Menurut anda, penyalahgunaan NAPZA
dilingkungan sekolah dapat mempengaruhi
peningkatan penyalahgunaan diantara teman-
teman sebaya.
21. Pengedar NAPZA biasanya menggunakan
perantara remaja / siswa yang telah menjadi
ketergantungan.
22. Mengembangkan komunikasi yang baik
antara anak dan orang tua dapat
meminimalkan kejadian penyalahgunaan
NAPZA.
23. Pelajar / siswa dapat berperan besar dalam
perencanaan, pencegahan, dan
penanggulangan NAPZA disekolah.
24. Cara yang paling efektif sebagai upaya untuk
mencegah peredaran NAPZA disekolah yaitu
razia secara sidak (tiba-tiba)
Lampiran 3

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


PENELITIAN

Kepada Yth. Siswa / i SMAN 1 PURI


MOJOKERTO

Nama saya Fatma Annisa, saya adalah mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan
POLITEKNIK KESEHATAN MOJOPAHIT MOJOKERTO, saya akan melakukan penelitian dengan
judul “Persepsi Remaja Tentang Penyalahgunaan NAPZA”.
Manfaat penelitian ini untuk mengetahui persepsi remaja tentang penyalahgunaan NAPZA. Untuk
keperluan diatas, saya mohon kesediaannya untuk mengisi kuisioner atau data pernyataan yang telah
disiapkan apa adanya sesuai yang anda ketahui, dan nama anda tidak perlu dicantumkan.
Sebagi bukti kesediaan menjadi responden ini, dimohon kesediaannya dari anda unutk
menandatangani persetujuan yang telah disiapkan.
Terimakasih atas partisipasinya.

Mojokerto, Juni 2008


Hormat saya,

Fatma Annisa
NIM. 05001009

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


ATAU PENGISIAN KUISIONER

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai
responden penelitian yang dianjurkan oleh mahasiswa program studi DIII Keperawatan Politeknik
Kesehatan Majapahit Mojokerto yang berjudul “PERSEPSI REMAJA TENTANG
PENYALAHGUNAAN NAPZA”.
Saya menyatakan kesediaannya dengan sadar dan telah mendapatkan penjelasan tentang tujuan
penelitian serta keuntungan dan kerugian bagi saya.

Mojokerto, Juni 2008


Responden,

……………………….

Anda mungkin juga menyukai