PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif) adalah bahan atau zat yang dapat
mempengaruhi kejiwaan/ psikologi seseorang (pikiran, perasaan, perilaku) serta dapat menimbulkan
ketergantungan fisik dan psikologi. Sedangkan penyalahgunaan NAPZA yaitu penggunan NAPZA
bukan untuk maksud pengobatan tetapi agar dapat menikmati penaruhnya. (Harefa, 2007).
Masalah penyalahgunaan NAPZA telah mencapai situasi yang mengkhawatirkan. Korban terbanyak
ditemukan dikalangan remaja, karena masa remaja adalah masa yang rentan terhadap NAPZA.
Tahun 2002 di Indonesia tercsatat 3 juta remaja yang telah menyalahgunaan NAPZA, sedangkan
sekitar 2 juta jiwa orang pengguna NAPZA di Indonesia mayoritas pengguna berumur 20-25 tahun,
90% pengguna adalah pria. Usia pertama kali pengguna NAPZA rata-rata 19 tahun (A. Sirait,
2007). Menurut Farmakin Dinkes Propinsi Jatim (2004), kasus penyalahgunaan NAPZA di Jawa
Timur, banyak ditemukan dikalangan remaja usia 13-25 tahun, bahkan usia termuda 9 tahun, berasal
dari semua apisan masyarakat dengan tingkat sosial rendah sampai dengan menengah keatas, serta
tingkat pendidikan SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi. Sementara itu angka kematian akibat
pengguna NAPZA terjadi pada komplikasi paru-paru dan jantung telah mencapai 20-40%,
sedangkan resiko tertular HIV/AIDS mencapai 10%, serta hepatitis 60-80% (Suwarti, 2007).
apabila tidak segera ditanggulangi merupakan ancaman bagi penerus bangsa. Penanggulangan
secara preventif penting bagi remaja yang beresiko tinggi. Upaya yang dipandang paling efektif
kesehatan mengenai bahaya NAPZA dan mencegah sebelum terjadi. Upaya preventif juga perlu
memerhatikan Gateway (jalan masuk) seperti rokok dan alkohol yang terlebih dahulu digunakan
sebelum menggunakan zat lain yang lebih berat perlu dicegah (Hidayat, 2007). Disini andil tenaga
kesehatan termasuk peran perawat sebagai edukator dan fasilitator yang dapat membantu remaja
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 21 Desember 2007 di SMA
NEGERI 1 PURI ditemukan pernah ada kasus Penyalahgunaan NAPZA dikalangan siswa. Karena
itu peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran persepsi remaja tentang penyalahgunaan
NAPZA di SMA NEGERI 1 PURI. Hal ini dilakukan agar para remaja yang seharusnya menjadi
tumpuan nasa depan dan penerus bangsa sadar akan dampak NAPZA terhadap kesehatannya bahkan
ancaman terhadap kehidupannya. Kalau saja semua perilaku pada masa tersebut bisa terarah dengan
baik pada hal-hal yang positif, tentunya akan dihasilkan remaja yang berprestasi dan
membanggakan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data diatas, masalah yang dapat dirumuskan adalah bagaimana Persepsi
C.Tujuan Penelitian
PURI.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
dibangku kuliah.
2. Manfaat Praktis
Memberikan informasi pada masyarakat mengenai persepsi remaja kota Mojokerto tentang
Penyalahgunaan NAPZA.
3. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat acuan dan referensi untuk pembelajaran mengenai Persepsi
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Persepsi
1. Pengertian Persepsi
a. Persepsi dalam arti sempit yaitu penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu.
Sedangkan persepsi dalam arti luas yaitu pandangan / pengertian, bagaimana seseorang
b. Persepsi adalah interpretasi yang tinggi terhadap lingkungan, manusia dan mengolah
c. Persepsi adalah pengamatan secara global, belum disertai kesadaran, sedang subyek dan
obyeknya belum terbedakan satu dari yang lainnya (baru ada proses memilki
tanggapan).
(Kartono, 1997)
Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi yaitu pandangan atau pengertian secara global
Faktor eksternal :
a. Concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit dipersepsikan
b. Novelty atau hal baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan dibandingkan dengan
c. Velocity atau percepatan, yaitu gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya
b. Interest, hal-hal yang menarik lebih diperhatikan daripada yang tidak menarik
(Wilson, 2000)
3. Jenis-jenis Persepsi
Dilihat dari segi individu setelah melakukan interaksi dengan obyek yang dipersepsi, maka
tidaknya dan kenal tidaknya) dalam tanggapan dan diteruskan kepada pemanfaatannya.
tidaknya dan kenal tidaknya) serta tanggapannya yang tidak selaras dengan obyek yang
B. Konsep Remaja
1. Pengertian Remaja.
a. Secara Psikologis, masa remaja adalah usia seorang individu berinteraksi dengan
maysarakat dewasa, usia seorang anak tidak lagi merasa dibawah tingkatan orang-orang
yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam
3) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan
(Sarwono, 2003)
a. Awal masa remaja kira-kira 13 th – 16 th atau 17 th dan akhir masa remaja bermula dari
b. WHO menetapkan batas usia 10 th – 20 th sebagai batasan usia remaja dan membagi
kurun usia dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10 th – 14 th, remaja akhir 15 th – 20 th.
(Sarwono, 2003)
maksud pengobatan, tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebih yang
secara kurang teratur dan berlangsung cukup lama, sehingga menyebabakan gangguan
Ada banyak alasan mengapa NAPZA disalahgunakan remaja, diantaranya agar dapat
diterima oleh lingkungan, mengurangi stress, mengurangi kecemasan, agar bebas dari rasa
murung, mengurangi keletihan, kejenuhan atau kebosanan, untuk mengatasi masalah pribadi,
dan lain-lain. Akan tetapi, selain dari alasan diatas, seorang memakai NAPZA karena NAPZA
membuatnya nikmat, enak, dan nyaman pada awal pemakainnya. Perasaan yang dihasilkan oleh
NAPZA itulah yang mula-mula dicari pemakai. Mereka tidak melihat akibat buruk atau
bahayanya. Akibat buruk itu baru dirasakan setelah beberapakali pemakaian, tetapi saat itu telah
terjadi kecanduan dan ketergantungan. Pada tahap ini remaja yang bersangkutan bisa menjadi
kriminal, atau menjadi pekerja seks untuk sekedar memperoleh uang untuk membeli narkoba
(Karsono, 2004)
1. Pengertian NAPZA
a. Narkotika
1) Menurut UU RI No 22/1997, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
2) Narkotika adalah zat atau bahan yang aktif bekerja pada system saraf pusat (otak)
yang dapat menyebabkan penurunan sampai hilangnya kesadaran sampai rasa nyeri
(Karsono, 2004)
b. Psikotropika
1) Menurut UU RI No 05/1997, Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
system saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
2) Psikotropika adalah zat atau bahan aktif bukan narkotika bekerja pada system saraf
pusat dan dapat menyebabkan perasaan khas pada aktifitas mental dan perilaku serta
3) Psikotropika adalah obat keras bukan narkotika digunakan dalam dunia pengobatan,
namun dapat menimbulkan ketergantungan fisik jika dipakai tanpa pengawasan akan
sangat merugikan karena efeknya sangat berbahaya seperti narkotika.
(Untariningsih, 2001)
c. Zat Adiktif
1) Zat Adiktif adalah bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif diluar narkotika dan
2) Zat Adiktif adalah zat / bahan aktif bukan narkotika atau psikotropika, bekerja pada
3) Zat adiktif yaitu zat yang sangat berbahaya jika salah pemakaiannya bisa merusak
(Untariningsih, 2001)
2. Penyalahgunaan NAPZA
a. Opioda, dikenal dengan nama jalanan putaw, PT, bedak, heroin, brown sugar. Dapat
menimbulkan efek mual, mengantuk, cadel, pendiam, mata sayu, muka pucat, tidak
konsentrasi,hidung gatal. Cara pakainya dihirup, dihisap, ditelan dan disuntikkan lewat
b. Kokain, dikenal dengan nama jalanan koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow/salju,
nosc candy. Dapat menimbulakn efek pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu
makan, menambah percaya diri, menghilangkan rasa sakit, dan lelah, suhu badan tinggi,
denyut jantung meningkat, mudah marah(agresif). Cara pakai: dihirup, dibakar bersama
tembakau.
c. Kanabis, dikenal dengan nama jalanan: cimeng, ganja, hasish, marijuana, grass, bhang,
daun, rumput, jayus, jum, ikat, labang. Efek yang ditimbulkan : pemakai merasa lebih
d. Ekstasi, dikenal dengan nama jalanan : kancing, XTC, inex, adam, hug-drug, essence,
disco, biscuit, venus, yuppie, butterfly, elektrik, gober, beladin. Efek yang ditimbulkan :
mulut kering, banyak berkeringat dingin, nafsu makan berkurang, badan tak terkendali
gerakkannya, denyut jantung meningkat,tekanan darah naik, rasa percaya diri tinggi.
e. Amphetamin, dikenal dengan nama jalanan seed, myth,crystal, whiz,ubas, SS, mecin.
Efek yang ditimbulkan : tidak tenang, mudah marah, dapat cepat lelah, mata nanar, tidak
bersemangat, tidak beraktifitas, keringat berlebihan, lidah pucat, nafsu makan menurun,
f. LSD (Gol. Halusinogen), dikenal dengan nama jalanan ; LSD (Lysergic Diethyl Amid),
mushroom, acid, trips, tabs, kertas. Efek yang bisa ditimbulkan : Terjadi halusinasi
(tempat, warna, waktu) sehingga timbul obsesi yang sangat indah dan bahkan
benzodiazepine, BK, dum, lexo, MG, rohyp. Efek yang ditimbulkan : bicara cadel, jalan
lewat anus.
h. Solvent/ Inhalasi, yaitu uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Dikenal dengan
nama jalanan lem karet, aerosol spray, acetone,gas N 2O2, pelumas,tiner, terpentin, DDT,
pestisida, zat pewarna. Efek yang ditimbulkan : Timbul ilusi, halusinasi, kemampuan
i. Alkohol, jenis-jenisnya yaitu bir, wiski, gin, vodka, martin, brem, arak, saquer, tuak.
Efek yang ditimbulkan : mabuk, euphoria, muka menjadi merah, banyak bicara, jalan
(Harefa, 2007)
Ada beberapa penyebab seorang remaja menggunakan NAPZA, ada faktor dari dalam
a. Faktor Internal
1) Anticipatory beliefs, yaitu anggapan jika memakai NAPZA, orang akan menilai
2) Relieving beliefs, yaitu keyakinan bahwa NAPZA dapat digunakan untuk mengatasi
merupakan gaya hidup atau kebiasaan karena pengaruh zaman atau perubahan nilai
Dari beberapa faktor diatas dapat disimpulkan bahwa penyalahgunaan NAPZA berawal
dari persepsi, anggapan, atau keyakinan yang keliru yang tumbuh dimasyarakat.
Masyarakat tidak mau memahami kenyataan atau fakta yang dapat dibuktikan secara
(Martono, 2006)
1) Konsep diri, yaitu seorang remaja kurang memiliki rasa percaya diri.
(Karsono, 2004)
Adapun ciri-ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :
1) Cenderung memberontak, mudah kecewa.
13) Prestasi belajar buruk dan partisipasinya buruk pada kegiatan ekstrakurikuler.
15) Hubungan keluarga kurang dekat atau ada keluraga yang pengguna NAPZA.
(Harefa, 2007)
b. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal meliputi factor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar rumah,
1) Lingkungan Keluarga
2) Lingkungan Sekolah
a) Lemahnya penegakhukum.
Faktor-faktor diatas memang tidak selalu membuat seseorang kelak menjadi penyalahguna
NAPZA. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor tersebut, semakin besar kemungkinan
2. Sering curiga dengan semua orang (paranoid) dan mengarang-ngarang cerita atau
10. Cara berpakaiannya sembarangan dan jadi penggemar baju lengan panjang
12. Jika terkena air timbul rasa sakit, jadi dia biasanya malas mandi
13. Menjadi suka begadang dan berkumpul dengan orang yang belum dikenal sebelumnya
15. Suka mengeluh jika mulutnya terasa kering dan pahit dan bibirnya tampak kehitam-
hitaman
16. Disekitarnya sering ditemui barang-barang aneh seperti korek api, jepitan, plester, kertas
17. Sakit batuk dan pileknya susah sembuh karena gejala putus obat
(Harefa, 2007)
4. Dampak Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang cukup banyak dan waktu yang cukup
paru.
4) Hati : terjadi hepatitis B dan hepatitis C yang menular melalui jarum suntik,
hubungan sexual.
7) Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum suntik,
5. Dampak Sosial
1) Dilingkungan keluarga
e) Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran anakmeningkat untuk biaya
pengobatan dan rehab.
2) Dilingkungan Sekolah
3) Dilingkungan Masyarakat
ketergantungan.
(Harefa, 2007)
a. Pencegahan Primer : upaya ini dilakukan untuk mengenali remaja resiko tinggi
penyalahgunaan NAPZA, setelah itu melakukan intervensi kepada mereka agar tidak
menggunakan NAPZA.
NAPZA.
Selain itu yang pencegahan dapat dilakukan dilingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat.
1) Dilingkungan Keluarga
dengan baik.
2) Dilingkungan Sekolah
penyalahugunaan NAPZA.
(3) Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan keterampilan yang
menghentikannya.
sekolah.
(3) Melarang siswa keluar sekolah pada jam pelajaran tanpa ijin dari guru.
(4) Membina kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.
(5) Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai pulang sekolah.
D. Kerangka Konsep
Keterangan :
= diteliti
= tidak diteliti
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian diskriptif
yang bertujuan untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif dengan metode
pendekatan public opinion survey yaitu survey yang bertujuan untuk mengetahui pendapat
umum tentang suatu hal yang dilakukan terhadap sekumpulan obyek yang biasanya cukup
B. Variabel
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok yang
digunakan sebagai ciri, sifat / ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleg suatu peneliti tentang
suatu konsep pengertian tertentu. (Notoatmodjo, 2003). Variabel dalam penelitian ini adalah
berdasarkan karakteristik yang diamati dalam melakukan pengukuran secara cermat terhadap
suatu obyek / fenomena dengan menggunakan parameter yang jelas. (Alimul, 2002).
Definisi operasional akan peneliti uraikan pada table definisi operasional dibawah ini :
C. Populasi
Populasi adalah setiap obyek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. (Nursalam,
2003).Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas 2 SMA
Negeri 1 PURI, dari hasil studi pendahuluan didapatkan populasi siswa-siswi kelas 2 yaitu
sebanyak 307siswa.
D. Sampel
Sampel adalah bagian yang memenuhi kriteria dalam penelitian yang biasanya dapat
dijangkau peneliti dari kelompoknya, yang dapat digunakan sebagai obyek penelitian.
(Nursalam, 2003).
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah siswa-siswi kelas 2.1 – 2.10 di SMA
Cara pengambilan sampel secara Probability Sampling dengan menggunakan teknik Cluster
random Sampling, yaitu populasi dibagi dalam beberapa kelas / bagian yang lebih kecil,
kemudian salah satu kelompok(cluster) itu diambil sampelnya. (Marzuki, 2003) dan
menggunakan tipe two stage simple cluster sampling proporsi sama besar yaitu mengambil
6. Kriteria Inklusi, yaitu karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target dan
terjangkau yang akan diteliti. Kriteria Inklusi dari penelitian ini yaitu :
7. Kriteria Eksklusi, yaitu menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi
1. Siswa-siswi kelas 2 yang bersekolah di SMA Negeri 1 PURI yang pada saat pengambilan
2. Siswa-siswi kelas 2 yang bersekolah di SMA Negeri 1 PURI yang pada saat pengambilan
n = (Zα/2)2 . p(1-p) . N
d2(N-1)+(Zα/2)2.p(1-p)
= (1,96)2 . 0,5(1-0,5) . 307
(0,1)2(307-1)+(1,96)2.0,5(1-0,5)
= 294,8428
4,0204
= 73,349 ~ 74
Keterangan :
n = jumlah sampel
p = proporsi (0,5)
d = presisi (10%)
N = jumlah populasi
Berdasarkan rumus diatas didapatkan besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data dengan cara
angket atau kuisionery, berupa data primer yaitu persepsi remaja tentang penyalahgunaan
NAPZA dengan memberikan pertanyaan tertutup, artinya semua jawaban sudah tersedia,
Data yang telah dikumpulkan akan ditabulasi. Jawaban dari responden diberi skor dengan
menggunakan skala Likert dan pengolahannya dengan menggunakan scoring sebagai berikut :
Untuk penyataan positif jika jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai 5, jawaban setuju (S) diberi
nilai 4, jawaban tidak tahu (TT) diberi nilai 3, jawaban tidak setuju (TS) diberi nilai 2, jawaban
sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 1, untuk penyataan negatif mempunyai skor sebaliknya
jika jawaban sangat setuju diberi nilai 1, jawaban setuju diberi nilai 2, jawaban tidak tahu diberi
nilai 3, jawaban tidak setuju diberi nilai 4, jawaban sangat tidak setuju diberi nilai 5. Rumus
t = 50 + 10 x – x
Sd
Ket :
favorable jika skor > skor T dan dikatakan cenderung negative bila skornya < skor T.
(Azwar, 2002)
H. Etika Penelitian
1. Informed Consent
Diberikan kepada responden untuk mengetahui responden bersedia atau tidak bersedia untuk diteliti.
Jika bersedia maka responden harus menandatangani lembar persetujuan yang telah tersedia. Jika
tidak bersedia maka peneliti tidak akan memaksa dan akan tetap menghormati haknya.
Untuk menjaga kerahasiaan subyek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada kuisioner
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang diberikan suyek dijamin oleh peneliti dan hanya digunakan untuk
penelitian saja.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dideskripsikan daerah penelitian, dan akan disajikan hasil pengumpulan data dari
kuesioner yang diperoleh. Pengambilan data dilakukan pada siswa siswi SMAN 1 PURI Mojokerto
pada tanggal 06 Juni sampai 12 Juni 2008 , dengan jumlah sampel 74 responden.
Pada bagian ini akan disajikan tentang gambaran umum daerah penelitian. SMAN 1
PURI Mojokerto terletak da Jl Jayanegara No 02 Kota Mojokerto dan terletak ditengah kota.
Terdiri dari 30 kelas yaitu 10 kelas X, 10 kelas XI, dan 10 kelas XII. Jumlah keseluruhan tenaga
pengajar yaitu 78 orang dan pegawai TU 20 orang, sedangkan jumlah siswa keseluruhan yaitu
946 siswa. Di SMAN 1 PURI Mojokerto terdapat beberapa fasilitas yang menunjang proses
belajar mengajar yaitu : ruang perpustakaan, ruang komputer dan internet, laboratorium IPA,
laboraturium Bahasa, juga terdapat beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang dapat digunakan
sebagai sarana pengembangan diri siswa-siswi yaitu : Pecinta Alam (PA), Unit Kesehatan
Sekolah (UKS), Pramuka, Studi Kajian Islam (SKI), Karya Ilmiah Remaja (KIR), Cheerleaders,
Basket, Sepakbola, Futsal, Volly, Seni tari, Teater, Mading, Paduan Suara, Pencak silat, Karate
dan Paskibraka, sedangkan organisasi yang ada yaitu OSIS. Kasus-kasus yang pernah terjadi di
SMAN 1 PURI tahun 2007-2008 yaitu kecelakaan sebanyak 3 kali, dan kesurupan sebanyak 2
kali. Tingkat kelulusan siswa tahun 2008 sebesar 100% dan tidak ada siswa yang Drop Out.
4. Lintas Pencak Silat Pelajar Kelas E Putri, Juara II, Prop Jatim.
5. Lomba Panjat Dinding (FPTI), Juara I, Kab Mojokerto.
B. Hasil Penelitian
1. Data Umum
Pada bagian ini akn disajikan hasil pengumpulan data, meliputi distribusi frekuensi
a. Usia
Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa lebih dari 50% responden berusia 17 th.
b. Jenis Kelamin
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa lebih dari 50% responden berjenis kelamin perempuan.
2. Data Persepsi Remaja tentang Penyalahgunaan NAPZA
Jumlah 74 100%
(Sumber : Data Primer)
Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa lebih dari 50% responden mempunyai persepsi positif.
C. Pembahasan
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar siswa-siswi SMAN 1 PURI
mempunyai persepsi yang positif. Hal ini dapat dibuktikan lebih dari 50 % responden yang
setuju bahwa Narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman yang dapat menurunkan
kesadaran, menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan, dan juga lebih
dari 50% responden yang setuju bahwa psikotropika adalah obat keras yang hanya digunakan
Menurut Karsono (2004) Narkotika adalah zat atau bahan yang aktif bekerja pada sistem saraf
pusat (otak) yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran sampai menghilangkan rasa nyeri
serta dapat menimbulkan ketergantungan. Psikotropika adalah obat keras bukan narkotika
dipakai tanpa pengawasan akan sangat merugikan karena efeknya sangat berbahaya
(Untariningsih, 2007).
NAPZA, ada faktor dari dalam diantaranya adalah anggapan jika memakai NAPZA orang akan
menilai dirinya hebat, dewasa dan mengikuti mode, namun berdasarkan hasil penelitian lebih
dari 50% responden berpendapat sangat tidak setuju bahwa dengan memakai NAPZA orang
akan menganggap diri kita hebat, dewasa atau mengikuti mode. Selain itu juga lebih dari 50%
responden menyatakan sangat tidaj setuju bahwa memakai NAPZA merupakan gaya hidup/
kebiasaan karena pengaruh zaman / perubahan nilai. Dari beberapa pernyataan diatas dapat
disimpulakan bahwa penyalahgunaan NAPZA berawal dari persepsi, anggapan keyakinan yang
keliru yang tumbuh dimasyarakat, masyarakat tidak mau memahami kenyataan / fakta, hal ini
bisa dibuktikan dengan jawaban persponden yang lebih dari 50% menjawab setuju.
Dari hasil penelitian terdapat lebih dari 50% responden yang setuju bahwa
penyalahgunaan diantara teman-teman sebaya, selain itu juga pengedar menggunakan perantara
pelajar atau siswa yang telah menjadi ketergantungan agar dapat mempengaruhi teman-
temannya. Menurut Soetjiningsih (2007) dalam pergaulan sehari-hari pengaruh teman dekat
untuk menyalahgunakan obat lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak dikenal.
Remaja yang mempunyai riwayat kejahatan, bolos sekolah, atau perilaku seks bebas
mempunyai resiko menyalahgunakan obat lebih besar. Pada masa remaja, solidaritas dan
loyalitas pada teman lebih diutamakan diatas segalanya (Zulkifli, 2000), dengan adanya
solidaritas yang tinggi antar teman juga terjadi saling tukar pendapat dan pikiran juga informasi
sehingga hal ini akan dapat menambah wawasan siswa-siswi di SMAN 1 PURI Mojokerto,
dengan hasil ini membuktikan bahwa pergaulan antar sesama pelajar dapat mempengaruhi
yang lebih positif dari pada usia 16 tahun. Menurut Elyzabet B. Hurlock, usia adalah umur
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur,
tungkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir secara logis.
(Nursalam, 2001). Dapat disimpulkan bahwa semakin bertambah umur seseorang maka
persepsinya semakin positif. Menurut Zulkifli dalam bukunya tentang Psikologi Perkembangan
disebutkan bahwa pada usia remaja akan terjadi perubahan, diantaranya yaitu cara berfikir
kritis. Secara otomatis dengan cara pikir yang kritis akan memunculkan ide-ide baru yang
lebih positif dari pada laki-laki. Menurut Hurlock dalam bukunya Psikologi Perkembangan,
mengatakan bahwa remaja perempuan lebih cepat mengalami kematangan daripada remaja
laki-laki, sehingga laki-laki mengalami periode awal masa remaja yang lebih singkat.
Akibatnya, seringkali laki-laki tampak kurang matang untuk usianya dibandingkan dengan
perempuan. Namun, dengan adanya status yang lebih matang disekolah, biasanya laki-laki
cepat menyesuaikan diri dalam suatu kelompok, hal ini menyebabkan bahwa remaja laki-laki
Hurlock juga mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi perubahan emosi terutama pada
laki-laki, dengan pernyataan tersebut dapat kita simpulkan bahwa dalam mengatasi masalah,
seorang remja laki-laki lebih meluapkannya dengan emosi dibandingkan dengan perempuan,
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Persepsi Remaja tentang
Penyalahgunaan NAPZA, maka dapat disimpulkan 51,4% responden mempunyai persepsi positif
B. Saran
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% persepsi remaja tentang
penyalahgunaan NAPZA adalah positif, diharapkan agar para remaja agar senantiasa
menambah pengetahuan dan wawasan agar tidak sampai terjerumus dalam penyalahgunaan
NAPZA.
NAPZA dikalangan remaja, dan secara rutin mengadakan penyuluhan tentang NAPZA.
Hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian
selanjutnya dengan sampel maupun populasi yang lebih besar serta metode penelitian yang lain.
ABSTRAK
Annisa, Fatma. 2008. Persepsi Remaja Tentang Penyalahgunaan NAPZA. KTI. Program Studi DIII
Keperawatan Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto.
Pembimbing : (1) Eka Diah K. SKM. (2) Endang Y. S.Kep.Ns
Kasus penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif) di Jawa Timur, banyak
ditemukan dikalangan remaja usia 13-25 tahun, bahkan usia termuda 9 tahun, berasal dari semua apisan
masyarakat dengan tingkat sosial rendah sampai dengan menengah keatas, serta tingkat pendidikan SD,
SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Persepsi Remaja
Tentang Penyalahgunaan NAPZA.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian diskriptif yang bertujuan untuk
membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif dengan metode pendekatan public opinion
survey. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas 2 SMA Negeri 1
PURI, sampel yang digunakan adalah siswa-siswi kelas 2.1 sampai dengan 2.10 di SMA Negeri 1
PURI Mojokerto sebanyak 74 siswa. Cara pengambilan sampel dilakakukan dengan teknik Cluster
random Sampling tipe two stage simple cluster sampling dengan proporsi sama besar yaitu mengambil
beberapa sampel dari masing-masing kelas dengan proporsi yang sama.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Persepsi Remaja tentang Penyalahgunaan
NAPZA, didapatkan 51,4% responden mempunyai persepsi positif dan 48,6% responden mempunyai
persepsi negatif. Hal ini dikarenakan pada masa remaja, solidaritas dan loyalitas pada teman lebih
diutamakan diatas segalanya (Zulkifli, 2000), dengan adanya solidaritas yang tinggi antar teman juga
terjadi saling tukar pendapat dan pikiran juga informasi sehingga hal ini akan dapat menambah
wawasan siswa-siswi di SMAN 1 PURI Mojokerto, dengan hasil ini membuktikan bahwa pergaulan
antar sesama pelajar dapat mempengaruhi persepsi tentang Penyalahgunaan NAPZA. Untuk itu
diharapkan pada SMAN 1 PURI MOJOKERTO selalu waspada terhadap perkembangan
penyalahgunaan NAPZA dikalangan remaja dan secara rutin mengadakan penyuluhan tentang NAPZA.
Azwar, Saifudin. (2002). Sikap manusia, teori dan penanganannya. Pustaka Belajar Yogyakarta
Hidayat, Aziz Alimul. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta; EGC
Karsono, (2004). Mengenal Kecanduan Narkoba dan Minuman Keras, Bandung; Trama Yudha
Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta; Salemba
Medika
Suwarti, (2007). Usia Kotban Penyalahgunaan NAPZA termuda 9 tahun (http://napza:Dinas informasi
dan komunikasi pemprov.jatim) diakses 10 Desember 2007
Sobur, (2003). Psikologi Umum, Bandung; Pustaka Setia
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah dengan judul Persepsi Remaja Tentang
Penyalahgunaan NAPZA di SMA NEGERI 1 PURI, sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Keperawatan dalam rangka menyelesaikan kuliah di Politeknik Kesehatan Mojopahit
Mojokerto.
Terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat :
1. Ibu Sarmini Moedjiarto, M.MPd, selaku direktur Poloteknik Kesehatan Majapahit
Mojokerto yang telah memberi kesempatan untuk melakukan penelitian ini.
2. Ibu Dra. Saitin selaku kepala sekolah SMA NEGERI 1 PURI Mojokerto yang telah
memberi izin untuk penelitian ini.
3. Bpk Nur Cholis .Spd, selaku guru BK SMA NEGERI 1 PURI yang telah membantu
dalam proses pengumpulan data.
4. Ibu Tri Peni, S.Kep.Ners, selaku Ka Prodi D3 Keperawatan yang selalu memberi arahan
dan saran pada penelitian ini.
5. Ibu Eka Diah, SKM, selaku pembimbing 1 Karya Tulis Ilmiah yang telah membimbing
dan memberikan inspirasi pada penulis.
6. Ibu Endang Y, S.Kep.Ners, selaku pembimbing 2 Karya Tulis Ilmiah yang telah
membimbing dan memberikan arahan \ pada penulis.
7. Para siswa-siswi SMA NEGERI 1 PURI Mojokerto yang telag bersedia menjadi
responden untuk penelitian ini.
Penulis berusaha menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan sebaik-baiknya, namun penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran dari semua pihak.
Penulis
Lampiran 5
KUESIONER
Umur :
Kelas :
Jenis Kelamin :
Petunjuk Pengisian :
f) Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur sesuai dengan pikiran anda.
g) Jawablah pernyataan dibawah ini sesuai dengan pilihan anda dengan memberi tanda x pada
jawaban yang dianggap cocok dengan anda.
Keterangan :
SS : sangat setuju
S : setuju
TT : tidak tahu
TS : tidak setuju
STS : sangat tidak setuju
Pernyataan SS S TT TS STS
1. Menurut anda NAPZA hanya digunakan
untuk pengobatan.
2. NAPZA dapat juga kita nikmati
pengobatannya tanpa ada kegunaan medis.
3. Penggunaan ganja sekali-sekali tidak akan
menyebabkan ketagihan, sebab ganja adalah
NAPZA yang amam (safe drug) karena
berasal dari tumbuhan/herbal dibandingkan
dengan putaw dan sabu-sabu.
4. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman baik sintesis maupun
semisintesis yang dapat menyebabkan
penurunan / perubahan kesadaran, hilangnya
rasa sampai menghilangkan rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan.
5. Psikotropika adalah obat keras bukan
narkotika digunakan dalam dunia pengobatan,
namun dapat menimbulkan ketergantungan
fisik jika dipakai tanpa pengawasan akan
sangat merugikan karena efeknya sangat
berbahaya seperti narkotika.
6. Zat adiktif yaitu zat yang sangat berbahaya
seperti narkotika bisa merusak tubuh, bila
keracunan bisa menimbulkan halusinasi.
7. Dengan memakai NAPZA orang akan menilai
diri kita hebat, dewasa, dan mengikuti mode.
8. NAPZA juga dapat digunakan untuk
mengatasi ketegangan, cemas dan depresi.
9. Menggunakan NAPZA merupakan gaya
hidup / kebiasaan karena pengaruh zaman
atau perubahan nilai sehingga sah-sah saja
mengonsumsi NAPZA.
10. Jadi, sebenarnya penyalahgunaan NAPZA
berawal dari persepsi, anggapan atau
keyakinan yang keliru yang tumbuh
dimasyarakat, masyarakat tidak mau
memahami kenyataan / fakta yang dapat
dibuktikan secara ilmiah dan sah menurut
hukum.
11. Menurut anda, ciri-ciri remaja yang
mempunyai resiko lebih besar menggunakan
NAPZA yaitu remaja yang cenderung
memberontak, kurang percaya diri,
kemampuan komunikasi yang rendah dan
kurang menghayati iman dan kepercayaan.
12. Untuk mengurangi beban hidup atau
menghadapai orang tua yang bersikap
otoriter, terlampau sibuk dan acuh terhadap
anaknya kita bisa menggunakan NAPZA.
13. Salah satu penyebab seorang remaja memakai
NAPZA yaitu karena orangtua yang bercerai
dan menikah lagi.
14. Pengembangan diri secara kreatif dan positif
yang difasilitasi pihak sekolah dapat membuat
kita jauh dari NAPZA.
15. Sekolah mempunyai andil yang basar dalam
mencegah penyalahgunaan NAPZA oleh
siswa / pelajar.
16. Berteman dengan pengguna NAPZA dapat
membuat kita jadi salah satu pengguna
NAPZA.
17. Mereka yang menggunakan NAPZA menjadi
tertutup, penuh rahasia, cenderung suka
menyendiri, sering curiga dengan semua
orang dan mengarang-ngarang cerita atau
melamun karena halusinasi.
18. NAPZA dapat menimbulkan penyakit yang
paling berbahaya yaitu HIV / AIDS.
Nama saya Fatma Annisa, saya adalah mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan
POLITEKNIK KESEHATAN MOJOPAHIT MOJOKERTO, saya akan melakukan penelitian dengan
judul “Persepsi Remaja Tentang Penyalahgunaan NAPZA”.
Manfaat penelitian ini untuk mengetahui persepsi remaja tentang penyalahgunaan NAPZA. Untuk
keperluan diatas, saya mohon kesediaannya untuk mengisi kuisioner atau data pernyataan yang telah
disiapkan apa adanya sesuai yang anda ketahui, dan nama anda tidak perlu dicantumkan.
Sebagi bukti kesediaan menjadi responden ini, dimohon kesediaannya dari anda unutk
menandatangani persetujuan yang telah disiapkan.
Terimakasih atas partisipasinya.
Fatma Annisa
NIM. 05001009
Lampiran 4
Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai
responden penelitian yang dianjurkan oleh mahasiswa program studi DIII Keperawatan Politeknik
Kesehatan Majapahit Mojokerto yang berjudul “PERSEPSI REMAJA TENTANG
PENYALAHGUNAAN NAPZA”.
Saya menyatakan kesediaannya dengan sadar dan telah mendapatkan penjelasan tentang tujuan
penelitian serta keuntungan dan kerugian bagi saya.
……………………….