Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH SARAPAN PAGI DAN WAKTU TIDUR TERHADAP DAYA

SERAP PELAJAR MA NEGERI 2 JAKARTA DALAM KEGIATAN


BELAJAR MENGAJAR

THE EFFECT OF BREAKFAST AND BED TIME ON THE


ABSORPTION OF MA NEGERI 2 JAKARTA STUDENTS IN
TEACHING AND LEARNING ACTIVITIES

Muhammad Rafi Muzakki1, Muhammad Azka Malik2, Muhammad Hilmi


Ramadhani3, Sakha Razaan Pratama4
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam , MA Negeri 2 Jakarta
Email: rafimuzakki1369@gmail.com

Abstrak
Masa remaja merupakan masa masa kritis di tahapan kehidupan manusia. tahapan ini adalah masa
transisi seseorang dari anak anak ke dewasa. Masa remaja juga masa masa yang penting untuk
menuntut ilmu karena untuk bekal di masa yang akan datang. Faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar dan daya serap pelajar dalam menyerap materi pelajaran di kelas adalah pola tidur serta
kebiasaan sarapan pagi pelajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan teknik
deskriptif tipe kuisioner langsung pada pelajar MAN 2 Jakarta melalui google form dan tes
singkat terhadap pelajar MAN 2 Jakarta melalui aplikasi quizizz sebagai data primer. Variabel
yang digunakan pada penelitian ini yaitu pola tidur dan kebiasaan sarapan pelajar sebagai variabel
terikat. Sedangkan daya serap pelajar MAN 2 Jakarta sebagai variabel bebas.

Kata Kunci : Daya Serap Pelajar; Pola Tidur; Remaja; Sarapan Pagi.

Pendahuluan
Masa remaja merupakan masa masa kritis di tahapan kehidupan manusia. tahapan ini
adalah masa transisi seseorang dari anak anak ke dewasa. data demografi menunjukkan
bahwa sekitar seperlima dari jumlah total penduduk dunia adalah remaja berumur antara
10 sampai 19 tahun. di indonesia sendiri kelompok umur 10 sampai 19 tahun menduduki
22 % dari total populasi (Muchtar et. al., 2011).
Masa remaja juga masa masa yang penting untuk menuntut ilmu karena untuk bekal
di masa yang akan datang. Maka dari itu, remaja harus menuntut ilmu dengan belajar di
sekolah. Walaupun pada zaman sekarang ilmu bisa dapat darimana saja, setidaknya
remaja mendapatkan ilmu dan nilai-nilai yang ia dapatkan pada saat di sekolah dan tidak
ia dapatkan di luar sekolah. Salah satu kebutuhan remaja yaitu sarapan pagi. Sarapan pagi
sulit untuk memenuhi kecukupan gizinya (Muchtar et. al., 2011).
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dan daya serap pelajar dalam menyerap
materi pelajaran di kelas adalah pola tidur pelajar Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan oleh Marpaung et. al.., (2013) menunjukkan bahwa pada umumnya, pelajar
yang cukup tidur memiliki prestasi belajar yang tinggi yaitu sebesar 49,1%. Tingkat
prestasi belajar pelajar kelas 3 di SMA Binsus Manado masuk dalam kategori
memuaskan. Penelitian tersebut menunjukan bahwa adanya hubungan antara pola tidur
pelajar terhadap prestasi belajar pelajar pada usia remaja dan perlu perhatian lebih lanjut
terhadap pelajar yang memiliki pola tidur yang buruk.
Berdasarkan latar belakang ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
pengaruh sarapan pagi dan pola waktu tidur pelajar terhadap daya serap pelajar Madrasah
Aliyah Negeri 2 Jakarta dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar dan hubungan
di antara pengaruh sarapan pagi dan pola waktu tidur pelajar terhadap daya serap pelajar
Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan
harapan mampu mengungkap dan menjelaskan yang terjadi di lapangan.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dampak pelajar pada saat pembelajaran di sekolah apabila tidak sarapan, serta
untuk mengetahui hubungan antara sarapan pagi dan pola tidur pelajar terhadap daya
serap materi pembelajaran di dalam kelas.

Metode Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 23 Agustus 2022 sampai dengan 24 Agustus 2022,
bertempat di ruang kelas XII IPA 2 dan dilakukan secara luring.
Prosedur penelitian
Prosedur yang dilakukan didalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kuisioner Melalui Google Form
Subjek penelitian yang berjumlah 36 orang diberikan kuisioner yang berisi pertanyaan
yang berhubungan dengan pola tidur dan kebiasaan sarapan pagi pelajar MAN 2 Jakarta.
Kualitas pola tidur diperoleh dari skor kuisioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)
yang terdiri dari 7 komponen yang telah dikembangkan oleh Busyee, Reynolds, Monk, et
al. (1989) dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.
Tes Singkat Melalui Aplikasi Quizizz
Untuk mengetahui daya serap pelajar di dalam kelas, peneliti melakukan tes singkat
terhadap subjek yang berisi soal mengenai kecepatan berhitung melalui tes pengetahuan
kuantitatif dan kemampuan mengingat melalui tes penalaran umum agar mengetahui
besarnya daya serap pelajar.
Analisis data
Data pada penelitian ini berupa hasil kuisioner dari Google Form dan hasil tes singkat
dari aplikasi Quizziz akan diolah dengan Ms. Excel 2019 dan hasilnya dianalisis secara
kuantitatif deskriptif.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Telah dilakukan penelitian kebiasaan sarapan pagi dan kualitas tidur siswa terhadap
siswa kelas XII IPA 2 sebanyaj 36 siswa dengan menggunakan kuisioner melalui Google
Form dan tes singkat melalui aplikasi Quizziz pada tanggal 23 Agustus 2022.

Deskripsi Data Responden


Responden dari penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA 2 di Madrasah Aliyah
Negeri 2 Jakarta yang berjumlah 36 orang. Berikut adalah diagram lingkaran responden
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 1. Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Frekuensi
No. Jenis Kelamin
Absolut (f) Persentase (%)
1 Laki-laki 12 33.33
2 Perempuan 24 66.67
Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel tersebut, dari 36 responden terdapat 12 (33.3%) responden laki-laki


dan 24 (66.7%) responden perempuan. Sebanyak 31 (86%) siswa yang berumur 17 tahun
dan 5 siswa (14%) yang berumur 16 tahun.
Tabel 2. Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur

Frekuensi
No. Umur
Absolut (f) Persentase (%)
1 16 Tahun 5 14
2 17 Tahun 31 86
Jumlah 36 100

Kebiasaan Sarapan Pagi


Dari 36 partisipan yang mengikuti tes ini, sebanyak 18 (50%) partisipan memiliki
kebiasaan sarapan pagi dan sebanyak 18 (50%) partisipan memiliki kebiasaan tidak
sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah.
2. Tabel 3. Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Sarapan Pagi Siswa
Memiliki Kebiasaan Frekuensi
No.
Sarapan Pagi Absolut (f) Persentase (%)
1 Ya 5 14
2 Tidak 31 86
Jumlah 36 100
Tabel 4. Tabel Distribusi Frekuensi Alasan Partisipan yang Tidak Sarapan Pagi

Alasan untuk Tidak Frekuensi


No.
Sarapan Pagi Absolut (f) Persentase (%)
1 Terburu-buru 7 39
2 Tidak sempat 2 11
3 Tidak terbiasa 1 5
4 Mulas 5 28
5 Alasan lainnya 3 17
Jumlah 36 100
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kuisioner Google Form, partisipan akan
merasakan pengaruh apabila tidak sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah, yang
dimana pengaruh tersebut akan berdampak kepada proses pembelajaran partisipan di
dalam kelas.
Tabel 5. Tabel Distribusi Frekuensi Pengaruh Partisipan Apabila Tidak Sarapan Pagi

Pengaruh Akibat Frekuensi


No.
Tidak Sarapan Pagi Absolut (f) Persentase (%)
1 Lemas 11 29
2 Mengantuk 4 10
3 Sukar berkonsentrasi 3 8
4 Lapar 6 16
5 Merasakan sakit 5 13
6 Tidak berpengaruh 9 24
Jumlah 36 100
Sebanyak 35 (97.2%) partisipan menyetujui dan 1 (2.8%) partisipan tidak menyetujui
akan pentingnya sarapan pagi perlu dilakukan. Hampir seluruh partisipan menyadari
bahwa sarapan pagi itu penting untuk dilakukan agar proses pembelajaran di dalam kelas
tidak terganggu.
Tabel 6. Tabel Distribusi Frekuensi Kesadaran Partisipan akan Pentingnya Sarapan Pagi

Partisipan yang Frekuensi


Menyetujui
No.
Pentingnya Sarapan Absolut (f) Persentase (%)
Pagi
1 Ya 35 97.2
2 Tidak 1 2.8
Jumlah 36 100
Kualitas dan Pola Tidur
Data kualitas tidur yang diperoleh dari pengisian kuisioner PSQI melalui Google
Form. Hasil penelitian yang terdiri dari 36 responden diperoleh statistik penelitian untuk
data kualitas tidur yaitu; skor total minimum sebesar = 4; skor total maksimum sebesar =
12; mean = 7,75; median = 7,5; modus = 8; dan standar deviasi = 2,38. Data skor hasil
kualitas tidur dibagi menjadi 2 kategori, yaitu: (1) baik, (2) buruk. Data tingkat kualitas
tidur dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 7. Tabel Distribusi Frekuensi Kategori Kualitas Tidur Partisipan


Frekuensi
Kategori
No. Interval Persentase
Kualitas TidurAbsolut (f)
(%)
1 ≤5 Baik 7 19.44
2 >5 Buruk 29 80.56
Jumlah 36 100
Dari data tersebut, sebanyak 7 (19.44%) partisipan memiliki kualitas tidur yang baik,
sementara sebanyak 29 (80.56%) partisipan memiliki kualitas tidur yang buruk.

Hubungan Kualitas dan Pola Tidur Terhadap Daya Serap Pelajar


Data hubungan kualitas dan pola tidur terhadap daya serap pelajar diperoleh dari tes
singkat melalui aplikasi Quizziz dengan data sebagai berikut :

Tabel 8. Tabel Distribusi Frekuensi Hubungan Kualitas Tidur Partisipan dengan Skor Tes
Kategori Frekuensi
No. Rata-rata Skor Tes
Kualitas Tidur Data
1 Baik 7 6.42 dari 10
2 Buruk 29 6.31 dari 10

Dari tabel diatas, penilaian partisipan dikelompokan berdasarkan kategori kualitas


tidur. Data kualitas tidur diperoleh dari penilaian PSQI secara keseluruhan dan data skor
tes diperoleh dari tes singkat melalui aplikasi Quizziz. Partisipan yang memiliki kualitas
tidur yang baik (skor PSQI ≤ 5 ) memperoleh rata-rata skor penilaian sebesar 6.42 poin
dari total skor 10 poin. Sementara partisipan yang memiliki kualitas tidur yang buruk
(skor PSQI >5) memperoleh rata-rata skor penilaian sebesar 6.31 poin dari total skor 10
poin.
Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Daya Serap Pelajar
Data hubungan kebiasaan sarapan pagi terhadap daya serap pelajar diperoleh dari tes
singkat melalui aplikasi Quizziz dengan data sebagai berikut :
Tabel 9. Tabel Distribusi Frekuensi Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi

dengan Skor Tes

Memiliki Kebiasaan Sarapan


No. Frekuensi Data Rata-rata Skor Tes
Pagi
1 Ya 18 6.72 dari 10
2 Tidak 18 5.88 dari 10
Dari tabel diatas, penilaian partisipan dikelompokan berdasarkan kebiasaan sarapan
pagi. Data kebiasaan sarapan pagi diperoleh dari kuisioner melalui Google Form dan data
skor tes diperoleh dari tes singkat melalui aplikasi Quizziz. Partisipan yang memiliki
kebiasaan sarapan pagi sebelum berangkat sekolah memperoleh rata-rata skor penilaian
sebesar 6.72 poin dari skor total 10 poin. Sementara partisipan yang tidak memiliki
kebiasaan sarapan pagi sebelum berangkat sekolah memiliki rata-rata skor penilaian
sebesar 5.88 poin dari skor total 10 poin.

Pembahasan
Hasil studi yang berupa kuisioner dan tes singkat kepada responden, peneliti
mendapatkan hasil mengenai kualitas tidur siswa MAN 2 Jakarta kelas XII IPA 2 melalui
penilaian PSQI selama satu bulan terakhir dan kebiasaan sarapan pagi. Hasil tersebut
menunjukan bahwa sebagian besar siswa (29 siswa) memiliki kualitas tidur yang buruk.
Hal tersebut disebabkan karena siswa memiliki waktu tidur dibawah rata-rata yakni 8-10
jam sehari (NSF, 2018) yang dimana berdampak kepada daya serap dan kegiatan sehari-
hari siswa. Kasus ini juga ditemui pada penelitian Wulantari (2019) yang dimana siswa
memiliki kualitas tidur yang buruk dan berdampak kepada kegiatan siswa. Dalam
penelitian ini, sebanyak 7 (19.44%) siswa yang memiliki kualitas tidur yang baik
memiliki skor 6.42 poin. Skor tersebut lebih tinggi dari siswa lebih tinggi dari siswa yang
memiliki kebiasaan tidur yang buruk, yakni 6.31 poin dengan selisih skor sebesar 0.11
poin. Data tersebut menunjukan adanya pengaruh namun tidak signifikan terhadap
kualitas tidur siswa dengan daya serap siswa selama kegiatan belajar mengajar di dalam
kelas.
Studi kebiasaan sarapan pagi bagi siswa MAN 2 Jakarta kelas XII IPA 2 menunjukan
bahwa sebanyak 18 (50%) siswa memiliki kebiasaan bersarapan pagi dan 18 (50%) siswa
memiliki kebiasaan tidak bersarapan pagi sebelum berangkat sekolah dan hal tersebut
disebabkan oleh beberapa alasan dari siswa. Siswa yang memiliki kebiasaan sarapan pagi
memperoleh skor 6.72 poin dari total skor 10 poin.
Skor tersebut lebih tinggi dari siswa lebih tinggi dari siswa yang tidak memiliki
kebiasaan sarapan pagi, yakni 5.88 poin dengan selisih skor sebesar 0.83 poin. Data
tersebut menunjukan adanya pengaruh signifikan terhadap kebiasaan sarapan pagi dengan
daya serap siswa selama kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Kasus yang serupa
ditemui pada penelitian Masrikhiyah & Octora (2020) dimana adanya pengaruh antara
kebiasaan sarapan pagi dengan proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Dari
kedua studi tersebut terdapat pengaruh kualitas tidur dan kebiasaan sarapan pagi siswa
terhadap daya serap siswa saat kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, pengujian hasil penelitian dan pembahasan
yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa H1 dapat diterima, yaitu adanya hubungan
antara kebiasaan sarapan pagi dan kualitas tidur terhadap daya serap siswa MAN 2 Jakarta
kelas XII IPA 2. Hasil data siswa menunjukan adanya perbedaan antara siswa yang
memiliki kebiasaan sarapan pagi dan yang tidak sarapan pagi sebelum berangkat ke
sekolah dengan selisih skor penilaian sebesar 0.11 poin.
Ucapan Terima Kasih
Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang terlibat atas terselesaikannya karya tulis ilmiah ini yang
berjudul “Pengaruh Sarapan Pagi Dan Waktu Tidur Terhadap Daya Serap Pelajar MA
Negeri 2 Jakarta Dalam Kegiatan Belajar Mengajar”. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat dan dapat membuka wawasan bagi para pembaca karya tulis ilmiah ini.

Daftar Pustaka
Almatsier, Sunita. (2009) Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Busyee, D., Reynolds, C., Monk, T., et al. (1989). The Pittsburgh Sleep Quality Index
(PSQI): A New Instrument for Psychiatric Research and Practice. Psychiatri
Research, 28, 193-213.
Haryono, A., Rindiarti, A., & dkk. (2009). Prevalensi Gangguan Tidur pada Remaja Usia
12-15 Tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Sari Pediatri, Vol. 11, No. 3,
Oktober 2009, 149-150.
Marpaung, P. P., Supit, S., Nancy, J., (2013). GAMBARAN LAMA TIDUR
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA.
Masrikhiyah, R., & Octora, M. I. (2020). Pengaruh Kebiasaan Sarapan Dan Status Gizi
Remaja Terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Ilmiah Gizi dan Kesehatan (JIGK),
Vol.2, No.01, Agustus 2020, pp. 23~27 , 23-24.
Muchtar, M., Julia, M., & Gamayanti, I. L. (2011). Sarapan dan Jajan Berhubungan
dengan Kemampuan Konsentrasi pada Remaja. JURNAL KLINIK INDONESIA,
Vol. 8, No. 1, Juli 2011: 28-35, 28-29.
National Sleep Foundation. (2018). How Much Sleep Do We Really Need?.(Online)
(https://www.sleepfoundation.org/how-sleep-works/how-much-sleep-do-we-
really-need) (18 September 2022).
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.
Potter, P.A, & Perry, A.G. (2010). Fundamental of Physiology: Nursing concept,
practical. Edisi 7. Vol.3. EGC. Jakarta.
Potter, P.A, & Perry, A.G. (2012). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Trihono P P, Djer M.M, Sjakti H A, Hendrarto T W, Prawitasari T. (2013). Best Practices
In Pediatrics. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta.
Wulantari, H. (2019). Hubungan Antara Kualitas Tidur Terhadap Kebugaran Jasmani
Siswa Peserta Ekstrakurikuler Futsal Kelas Xi Dan Xii Sma Negeri 1 Lendah
Kabupaten Kulon Progo.
Talika, F. T. (2016). Manfaat Internet Sebagai Media Komunikasi Bagi Remaja Di Desa
Air Mangga Kecamatan Laiwui Kabupaten Halmahera Selatan. Acta Diurna
Komunikasi,5(1).

Anda mungkin juga menyukai