Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH IBU DENGAN KEBERHASILAN TOILET

TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) DI POSYANDU


DESA MAYAHAN KECAMATAN TAWANGHARJO
KABUPATEN GROBOGAN

Oleh
Laily Himawati Rizky Sahara2), Nurya Kumalasari3)
1),
1)
Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi, email: laily.himawati05@gmail.com
2)
Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi, email: rizkysahara88@gmail.com
3)
Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi, email: nareswaricantik@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Toilet training pada anak merupakan latihan buang air besar atau kecil pada
anak. Apabila orang tua santai dalam memberikan aturan dalam toilet training maka anak
dapat mengalami kepribadian ekspresif dimana anak lebih tega, cenderung ceroboh, suka
membuat gara-gara, emosional dan seenaknya dalam melakukan kegiatan sehari- hari.
Sebanyak 75 juta anak yang susah mengontrol buang air besar dan buang air kecil (ngompol)
diusia sampai prasekolah, berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). Suksesnya
toilet training tergantung pada kesiapan yang ada pada diri anak dan keluarga.
Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi
dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah
cluster sampling (area sampling) dan didapatkan 89 responden. Analisis data
menggunakan chi-square.
Hasil Penelitian: Berdasarkan analisis menggunakan komputerisasi dengan uji koefisien
kontingensi lambda diperoleh nilai p-value 0,016<0,05 yang menunjukkan bahwa ada
hubungan pola asuh ibu dengan keberhasilan toilet training pada anak usia toddler (1-3
tahun) di posyandu Desa Mayahan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan
Kesimpulan: Ada hubungan pola asuh ibu dengan keberhasilan toilet training pada anak
usia toddler (1-3 tahun) di posyandu Desa Mayahan Kecamatan Tawangharjo Kabupaten
Grobogan.

Kata Kunci : Pola Asuh Orang Tua, Toilet Training


PENDAHULUAN buang air kecil dan kapan saatnya harus
Toilet training pada anak buang air besar (Hidayat, 2009).
merupakan latihan buang air besar atau Menurut penelitian Choby &
kecil pada anak. Apabila orang tua santai George (2008) mengemukakan bahwa di
dalam memberikan aturan dalam toilet Amerika Serikat usia toilet training telah
training maka anak dapat mengalami meningkat selama empat dekade dari usia
kepribadian ekspresif dimana anak lebih rata-rata dimulai antara 21 dan 36 bulan
tega, cenderung ceroboh, suka membuat menjadi 18 bulan. Penguasaan
gara-gara, emosional dan seenaknya dalam keterampilan yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan sehari- hari (Hidayat, perkembangan toilet training terjadi
2009). Menurut Bahatori (2013), 10 persen setelah 24 bulan. Anak perempuan
dari jumlah anak-a anak usia 6 tahun yang biasanya menyelesaikan pelatihan lebih
masih belum dapat lepas dari kebiasaan awal dari pada anak laki-laki. American
ngompol. Academy of Pediatrics menggabungkan
Pola asuh dapat diartikan sebagai komponen dari pendekatan anak yang
suatu cara perlakuan orang tua yang berorientasi kepedoman untuk toilet
diterapkan pada anak. Pola asuh anak telah training.
dikelompokkan dalam 3 tipe, yaitu: Di Indonesia diperkirakan jumlah
demokratis, otoriter, dan permisif. Tumbuh balita mencapai 30% dari 250 juta jiwa
kembang anak toddler mempunyai dampak penduduk Indonesia dan menurut Survey
yang cukup besar terhadap kualitas dimasa Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
dewasa karena periode ini paling penting Nasional diperkirakan jumlah balita yang
dan rawan bagi keberhasilan tumbuh susah mengontrol buang air besar dan
kembang anak (Hurlock, 2005 dalam buang air kecil (ngompol) yang sudah
Yuliastanti, 2013). diusia sampai prasekolah mencapai 75 juta
Suksesnya toilet training anak. Fenomena ini dipicu karena banyak
tergantung pada kesiapan yang ada pada hal, pengetahuan yang kurang tentang cara
diri anak dan keluarga. Seperti fisik, melatih BAB dan BAK, pemakaian popok
kesiapan psikologi dan persiapan sekali pakai, hadirnya saudara baru dan
intelektual pada anak. Hal ini dapat masih banyak hal lainnya (Riblat, 2003
ditunjukan apabila anak memahami arti dalam Pusparini dan Arifah, 2009).
buang air besar atau kecil sangat Menurut data statistik 2004 jumlah
memudahkan proses dalam pengontrolan, populasi pertumbuhan anak usia 1,5– 2
anak dapat mengetahui kapan saatnya tahun Indonesia mencapai 19.884.253,
populasi menurut propinsi Jawa Tengah penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu yang
mencapai 2.737.737 atau jika mempunyai anak usia 1-3 tahun di
diprosentasekan 13,8% (Statistik posyandu Desa Mayahan Kecamatan
Kesejahteraan Rakyat, 2004). Sedangkan Kabupaten Grobogan sebanyak 115 orang
penelitian Pambudi (2006) menyebutkan dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Besar
50% jumlah anak usia 1,5–2 tahun tidak sampel sebanyak 89 responden. Teknik
melakukan latihan buang air besar dan sampling yang digunakan dalam penelitian
buang air kecil dengan baik (Srikeswati, ini adalah cluster sampling (area sampling)
2009). yaitu teknik penentuan sampel dengan
dilakukan berdasarkan daerah populasi
METODOLOGI PENELITIAN yang telah ditetapkan (Notoatmodjo,
Pada penelitian ini menggunakan 2010). Setelah menentukan sampel
desain kuantitatif. Jenis penelitian yang berdasarkan daerah maka dari sampel
digunakan dalam penelitian ini adalah daerah dimbil secara random untuk dicari
korelasi merupakan rancangan penelitian sampel individu (Hidayat, 2011).
yang mengkaji hubungan antara variabel Metode pengumpulan data
(Arikunto, 2010). Pendekatan pada menggunakan data primer dan sekunder.
penelitian ini adalah cross sectional yaitu Data mengenai pola asuh orang tua dan
rancangan penelitian yang pengukurannya keberhasilan toilet training menggunakan
atau pengamatannya kompromi atau kuesioner, data mengenai jumlah ibu
menembak satu kali terhadap satu kasus menggunakan data posyandu. Analisis data
(Arikunto, 2010). Populasi dalam menggunakan statistic Chi-Square.

HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik responden
a. Umur, pendidikan, pekerjaan
Tabel 1: Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan
Karakteristik F %
Remaja Akhir 31 34,8
Usia Dewasa awal 47 52,8
Dewasa akhir 11 12,3
SD 11 12,4
Pendidikan
SMP 38 42,7
SMA 34 38,2
PT 6 6,7
Swasta 22 24,7
Wiraswasta 32 36
Pekerjaan
PNS 6 6,7
IRT 29 32,6

2. Analisis Univariat
Tabel 2: Distribusi Responden Berdasarkan Pola Asuh Ibu dan toilet training
Distribusi responden F %
Demokratis 45 50,6
Pola asuh Permisif 35 39,3
Otoriter 9 10,1
Berhasil 58 65,2
Keberhasilan toilet training
Tidak berhasil 31 34,8

3. Analisis bivariat
Tabel 3: Analisis Bivariat Antara Hubungan Pola Asuh Terhadap Keberhasilan
Toilet Training
Keberhasilan toilet training
Pola asuh Σ r P value
Berhasil Tidak
Demokratis 37 8 45 0,23 0,016
Permisif 20 15 35
Otoriter 1 8 9
Total 58 31 89

PEMBAHASAN yang mati (wikipedia, 2013). Pada


1. Karakteristik responden penelitian ini rata-rata umur ibu yang
a. Usia memiliki anak usia toddler (1-3
Umur atau usia adalah satuan tahun) adalah 24 tahun dengan umur
waktu yang mengukur waktu termuda yaitu 20 tahun dan tertua
keberadaan suatu benda atau yaitu 41 tahun.
makhluk, baik yang hidup maupun
Hasil penelitian ini sesuai penyesuaian diri dengan peran peran
dengan hasil penelitian Pusparini dan sosial baru (Sofyan AT, 2009).
Arifah (2009) yang meneliti
hubungan pengetahuan ibu tentang b. Pendidikan
toilet training dengan perilaku ibu Pendidikan dalam Kamus Besar
dalam melatih toilet training yang Bahasa Indonesia (2008) yaitu proses
memiliki anak usia toddler terbanyak perubahan sikap dan tata laku
terdapat pada kelompok umur sesorang atau sekelompok orang
responden 21 – 30 tahun (53%). Ibu dalam usaha mendewasakan manusia
pada usia 21 – 30 tahun merupakan melalui upaya pengajaran dan
kelompok ibu yang telah mencapai pelatihan (Sari DK, 2014). Pada
kematangan dalam mengasuh dan penelitian ini terdapat 89 responden,
membimbing anaknya. kebanyakan berpendidikan SMP
Menurut Ardi (2011) masa ini sejumlah 38 responden. Berdasarkan
adalah masa dimana kematangan hasil pada penelitian ini sesuai
emosi memegang peranan penting. dengan hasil penelitian Musfiroh dan
Seseorang yang ada pada masa ini, Wisudaningtyas (2013) yang meneliti
harus bisa menempatkan dirinya pada penyuluhan terhadap sikap ibu dalam
situasi yang berbeda: problem rumah memberikan toilet training pada anak
tangga, masalah pekerjaan, terdapat banyak responden yang
pengasuhan anak, hidup berkeluarga, berpendidikan SMP sejumlah 8
menjadi warga masyarakat, responden (50%).
pemimpin, suami/istri membutuhkan Semakin tinggi pendidikan
kestabilan emosi yang baik. seseorang akan semakin mudah pula
Untuk masa remaja akhir mereka menerima informasi sehingga
merupakan pencapaian kemandirian makin banyak pula pengetahuan yang
dan identitas sangat menonjol dimiliki. Pendidikan dapat
(pemikiran semakin logis, abstrak, mempengaruhi cara pandang
dan idealistis) dan semakin banyak seseorang terhadap informasi baru
menghabiskan waktu di luar keluarga yang diterimanya, maka dapat
sedangkan masa dewasa awal dimana dikatakan bahwa semakin tinggi
penyesuaian diri atas berkurangnya tingkat pendidikan semakin mudah
kekuatan dan kesehatan, menatap seseorang menerima informasi
kembali kehidupannya, pensiun, dan
(Musfiroh dan Wisudaningtyas, pertanyaan 7-12 kategori pola asuh
2013). permisif dan pertanyaan 13-18
kategori pola asuh authotarian
c. Pekerjaan dengan jawaban ya dan tidak. Hasil
Pekerjaan adalah suatu kegiatan penelitian ini menunjukkan bahwa
atau aktivitas yang di lakukan oleh pola asuh ibu demokratis yang paling
manusia atau seseorang yang banyak dengan keberhasilan toilet
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan training pada anaknya yaitu sebanyak
hidupnya (Ainunzariah, 2013). Pada 37 responden. Hasil penelitian ini
penelitian ini dengan jumlah 89 sesuai dengan penelitian Salsabila
responden, kebanyakan bekerja (2011) yang menunjukkan bahwa
sebagai wiraswasta yaitu sejumlah 32 semakin ke arah pola asuh demokratis
responden. penerapan toilet training akan
Hasil penelitian ini sesuai berhasil. Penelitian Nathania (2015)
dengan hasil penelitian Indanah, dengan jumlah responden 50
Azizah dan Handayani (2014) bahwa didapatkan pola asuh otoriter 14
terdapat banyak responden yang responden, pola asuh demokratis 25
bekerja sebagai wiraswasta atau responden dan pola asuh pemisif 11
pedagang yaitu 19 responden (40%). responden. Pada analisa data
Karena ibu yang bekerja akan diperoleh pola asuh otoriter dengan
memiliki lebih banyak waktu untuk tingkat kepercayaan diri tinggi
mengakses informasi, setiap hari saat sebanyak 9 responden, pola asuh
bekerja pasti bertemu dengan orang demokratis dengan tingkat
banyak sehingga dapat berbagi kepercayaan diri tinggi sebanyak 22
informasi ataupun pengalaman responden dan pola asuh permisif
tentang toilet training. dengan tingkat kepercayaan diri
tinggi sebanyak 1 responden. Hasil ini
2. Analisa Univariat menunjukkan bahwa semakin
a. Pola Asuh Ibu pada Anak demokratis pola asuh yang
Pola asuh ibu pada anak dalam diterapkan, semakin tinggi tingkat
penelitian ini menggunakan lembar kepercayaan diri pada anak.
kuesioner yang terdiri dari 18 Menurut Augustine (2015) ada
pertanyaan. Dengan kategori dua faktor yang mempengaruhi
pertanyaan 1-6 pola asuh demokratis, pemilihan pola asuh orangtua
terhadap anak, yaitu faktor internal. membuat kulit bayi teriritasi (ruam
dan eksternal. Yang termasuk faktor popok), mitos kaki bayi yang akan
internal, misalnya latar belakang berbentuk seperti huruf 'o' dan harga
keluarga orangtuanya, usia orangtua yang mahal.
dan anak, pendidikan dan wawasan Berdasarkan penelitian Martini
orangtua, jenis kelamin orangtua dan (2013) dengan hasil bahwa ada
anak, karakter anak dan konsep hubungan pemakaian diapers dengan
peranan orangtua dalam keluarga. kegagalan toilet training anak usia pra
Sedangkan yang termasuk faktor sekolah dari hasil uji statistic Chi-
eksternal, misalnya adalah tradisi Square test didapatkan hasil yang
yang berlaku dalam lingkungannya, bermakna dimana nilai p = 0,001 <
sosial ekonomi lingkungan, dan 0,05.
semua hal yang berasal dari luar Penelitian ini menunjukkan bagi
keluarga tersebut yang bisa orang tua hendaknya menghindari
mempengaruhi keluarga tersebut pemakaian diapers yang terus
dalam menerapkan suatu bentuk pola menerus pada anak dan bersedia
asuh. meluangkan waktu yang diperlukan
untuk latihan berkemih dan defekasi
b. Keberhasilan Toilet Training pada anak sejak dini agar anak
Hasil penelitian ini berhasil buang air besar dan buang air
menunjukkan bahwa anak yang sudah kecil secara mandiri.
berhasil melakukan toilet training Menurut Kompas (2011) dalam
sebesar 58 responden dan yang tidak Fazriyati (2012) ibu bekerja maupun
berhasil melakukan toilet training ibu rumah tangga memilih popok
sebesar 31 responden. Hasil sekali pakai sebagai perlengkapan
penelitian ini dipengaruhi ibu yang wajib bayi. Popok sekali pakai
anaknya tidak mau menggunakan menjadi pilihan, baik sebagai
popok sekali pakai paling banyak kebutuhan utama bayi atau pun
yaitu sebesar 63 responden. sebagai pelengkap popok kain yang
Menurut Rosa (2012) dari juga digemari kaum ibu. Popok sekali
penelitiannya, ada tiga alasan pakai biasanya menjadi andalan
mengapa ibu yang memiliki bayi baru orangtua saat mengajak bayi
lahir ragu menggunakan popok sekali berpergian atau di waktu malam
pakai untuk anaknya, yakni: takut untuk memastikan bayi tertidur pulas,
tanpa terganggu karena popok yang sampai 3 tahun dengan nilai p value =
basah 0,00.
Keberhasilan toilet training Selain itu terdapat juga
dapat dilihat apabila anak dapat penelitian hasil penelitian yang sama
mengontrol dan mengetahui kapan dengan judul hubungan pola asuh
saatnya harus buang air kecil dan orangtua dan kesiapan psikologis
kapan saatnya harus buang air besar anak dengan keberhasilan toilet
sedangkan ketidakberhasilan toilet training. Dengan hasil analisis
training yaitu dimana anak masih hubungan antara pola asuh orangtua
mengompol (Hidayat, 2009). dengan keberhasilan toilet training
menggunakan hasil uji statistik chi
3. Analisa Bivariat square didapatkan nilai p value =
Hubungan Antara Pola Asuh Ibu 0,000 yang berarti bahwa ada
Dengan Keberhasilan Toilet hubungan pola asuh orangtua dan
Training Pada Anak Usia Toddler kesiapan psikologis anak dengan
Hasil penelitian ini keberhasilan toilet training (Zuraidah,
menunjukkan bahwa hasil uji statistik Erman dan Elviani, 2014).
di peroleh nilai p-value = 0,016, maka Menurut Hidayat (2009)
dapat disimpulkan ada hubungan suksesnya toilet training tergantung
antara pola asuh ibu dengan pada kesiapan yang ada pada diri
keberhasilan toilet training pada anak anak dan keluarga, seperti kesiapan
usia toddler (1-3 tahun) di Posyandu fisik, dimana kemampuan anak secara
Desa Mayahan Kecamatan fisik sudah kuat dan mampu. Hal ini
Tawangharjo Kabupaten Grobogan. dapat ditunjukkan anak mampu duduk
Kekuatan korelasi antara variabel dan berdiri sehingga memudahkan
pola asuh orangtua dengan anak untuk dilatih buang air besar
keberhasilan toilet training sebesar atau kecil, demikian juga kesiapan
0,226, yang artinya korelasi lemah. psikologis dimana anak
Pada penelitian ini hasilnya sesuai membutuhkan suasana yang nyaman
dengan penelitian Sarwajala (2011) agar mampu mengontrol dan
terhadap 10 responden yang konsentrasi dalam merangsang untuk
menyatakan ada hubungan pola asuh buang air besar atau kecil. Persiapan
orangtua dengan tingkat keberhasilan intelektual pada anak juga dapat
toilet training pada anak usia 1
membantu dalam buang air besar dan Menurut Thorndike dalam
kecil. (Akhmad S, 2008) bahwa jika sebuah
Hal ini dapat ditunjukkan respon menghasilkan efek yang
apabila anak memahami arti buang air memuaskan, maka hubungan
besar atau kecil sangat memudahkan Stimulus–Respons akan semakin
proses dalam pengontrolan, anak kuat. Sebaliknya, semakin tidak
dapat mengetahui kapan saatnya memuaskan efek yang dicapai
harus buang air kecil dan kapan respons, maka semakin lemah pula
saatnya harus buang air besar, hubungan yang terjadi antara
kesiapan tersebut akan menjadikan Stimulus-Respons. Ada 2 istilah
diri anak selalu mempunyai menurut Thorndike, yaitu : Law of
kemandirian dalam mengontrol Readiness, artinya bahwa kesiapan
khususnya buang air kecil dan buang mengacu pada asumsi bahwa
air besar (toilet training). Pelaksanaan kepuasan organisme itu berasal dari
toilet training dapat dimulai sejak pendayagunaan satuan pengantar
dini untuk melatih respon terhadap (conduction unit), dimana unit-unit
kemampuan untuk buang air kecil ini menimbulkan kecenderungan yang
atau buang air besar. mendorong organisme untuk berbuat
Berdasarkan hasil penelitian ini atau tidak berbuat sesuatu. Law of
terdapat 8 responden dengan pola Exercise, artinya bahwa hubungan
asuh ibu demokratis yang tidak antara Stimulus dengan Respons akan
berhasil dalam toilet training dan semakin bertambah erat, jika sering
terdapat 1 responden dengan pola dilatih dan akan semakin berkurang
asuh outhotarian yang berhasil apabila jarang atau tidak dilatih.
melakukan toilet training, hal ini Tahapan proses pembelajaran
dapat disebabkan dari dari tingkat meliputi delapan fase yaitu, motivasi,
pendidikan ibu yang berbeda-beda pemahaman, pemerolehan,
sehingga berpengaruh dalam penyimpanan, ingatan kembali,
melakukan pelatihan toilet training. generalisasi, perlakuan dan umpan
Kebanyakan anak yang tidak berhasil balik (Gagne dalam Akhmad S,
dalam toilet training dan ibu berpola 2008). Dimana pola asuh demokratis
asuh demokratis dikarenakan anaknya yang diberikan pada anak dapat
terlalu manja dan sering mempengaruhi fisiologis pada anak,
menggunakan popok sekali pakai. anak akan lebih mudah melakukan
toilet training yang diajarkan orang anak usia toddler (1-3 tahun) yang
tua karena antara anak dengan orang permisif terdapat 35 responden dan
tua mempunyai komunikasi yang baik pola asuh ibu pada anak usia toddler
dan dilatih secara teratur, sehingga (1-3 tahun) yang outhotarian terdapat
anak akan mandiri dan patuh pada 9 responden.
orang tua saat diajarkan toilet 2. Anak usia toddler (1-3 tahun) yang
training. Untuk pola asuh permisif berhasil melakukan toilet training
pada fisiologis anak dapat berdampak sebanyak 58 responden dan nnak usia
ketidakberhasilan toilet training. Hal toddler (1-3 tahun) yang tidak
ini dapat dipengaruhi karena orang berhasil melakukan toilet training
tua terlalu menuruti apa saja yang sebanyak 31 responden.
diinginkan anak sehingga saat 3. Ada hubungan antara pola asuh ibu
diajarkan untuk toilet training anak dengan keberhasilan toilet training
seenaknya saja dan cenderung tidak pada anak usia toddler (1-3 tahun) di
patuh pada orang tua saat diajarkan posyandu Desa Mayahan Kecamatan
toilet training. Sedangkan untuk pola Tawangharjo Kabupaten Grobogan
asuh outhotarian untuk fisiologis dengan tingkat korelasi lemah.
anak dapat berdampak juga
ketidakberhasilan toilet training, DAFTAR PUSTAKA
dikarenakan orang tua dalam Ainumzariah. 2013. Materi Ilmu
mengajarkan toilet training terlalu Pengetahuan Sosial`Tentang Jenis-
Jenis Pekerjaan. Retrieved Maret
memaksa, keras dan apabila anak
15, 2015, from
melakukan kesalahan orang tua akan https://ainunzariyah712.wordpress.c
om/2013/01/02/materi-ilmu-
langgung memarahi. Hal ini dapat
pengetahuan-sosial-tentang-jenis-
mengakibatkan saat anak diajarkan jenis-pekerjaan/
untuk toilet training cenderung takut
Ardi. (2011). Psikologi Perkembangan
disebabkan jika anak salah melakukan
Dewasa Awal. Retrieved Maret 15,
toilet training akan langsung dimarahi 2015, from
orang tua. https://psychologymania.wordpress.
com/2011/07/12/psikologi-
perkembangan-dewasa-awal/
KESIMPULAN
1. Pola asuh ibu pada anak usia toddler Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
(1-3 tahun) yang demokratis terdapat Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
45 responden, pola asuh ibu pada
Augustine. 2015. Pola Asuh Efektif Martini. 2013. Hubungan
Satukan Komitmen Orang Tua. Pemakaian Diapers Dengan
Retrieved Maret 15, 2015, from Kegagalan Toilet Training Anak Usia
http://www.carisuster.com/artikel/7- Pra Sekolah Di Penitipan Anak
inspired-kids/45-pola-asuh-efektif- Inang Matutu Makassar.
satukan-komitmen-orangtua Retrieved Maret, 2015, from
http://www.poltekkes-
Choby & George. 2008. Toilet Training. mks.ac.id/index.php/tutorials-
American Family Physician. mainmenu-48/media-
Retrieved September 11, 2014, keperawatan/vol-ii-no-3/561-
from hubungan-pemakaian-diapers-
http://www.aafp.org/afp/2008/1101/ dengan-kegagalan-toilet-training-
p1059.pdf anak-usia-pra-sekolah-di-penitipan-
anak-inang-matutu-makassar
Fazriyati W. 2012. Popok Sekali Pakai
Bukan Asal Praktis. Retrieved Musfiroh dan Wisudaningtyas. 2013.
Maret, 2015, from Penyuluhan Terhadap Sikap Ibu
http://female.kompas.com/read/201 Dalam Memberikan Toilet Training
2/06/04/1332125/popok. Pada Anak. Retrieved. Maret, 2015,
sekali.pakai.bukan.asal.praktis from
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.
Hidayat, AA. (2009). Pengantar Ilmu php/kemas/article/viewFile/2844/29 0
Keperawatan Anak 1. Jakarta: 0.
Salemba Medika
Nathania. 2015. Hubungan Pola Asuh
Hidayat, AA. 2011. Metode Penelitian Orang Tua Dengan Kepercayaan
Keperawatan dan Teknik Analisa Diri Siswa Smp Kristen
Data. Jakarta: Salemba Medika. Ranotongkor Kabupaten Minahasa.
Retrieved Maret 15, 2015, from
Indanah, Azizah dan Handayani. http://ejournal.unsrat.ac.id
(2014). Pemakaian Diapers Dan /index.php/ebiomedik/article/viewFi
Efek Terhadap Kemampuan le/6612/6133
Toilet Training Pada Anak
Usia Toddler. Retrieved Maret 15, Riwidikdo, H. 2010. Statistik
2015, from http://e- Kesehatan:Belajar Mudah Teknik
journal.stikesmuhkudus.ac.id/index. Analisis Data dalam Penelitian
php/karakter/article/view/172 Kesehatan (Plus Aplikasi Software
SPSS). Yogjakarta: Mitra Cendikia
Mariana, Astri. 2013. Toilet Training. Press.
American Family Physician.
Retrieved. September 11, 2014, Rosa. 2012. Pola Asuh Efektif Satukan
from Komitmen Orang Tua. Retrieved
http://lib.unnes.ac.id/18425/1/15504 Maret 15, 2015, from
07027.pdf http://www.carisuster.com/artikel/7-
inspired-kids/45-pola-asuh-efektif- satukan-komitmen-orangtua

Salsabila. 2011. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Tingkat Keberhasilan Toilet
Training Pada Anak Usia Pra Sekolah. Retrieved Maret 15, 2015, from http://skripsi-
qt.blogspot.com/2011/04/hubungan- pola-asuh-orang-tua-dengan.html

Sari, DK. 2014. Definisi Tingkat Pendidikan. Retrieved. Maret, 15, 2015, from
https://dinikomalasari.wordpress.co m/2014/04/07/defenisi-tingkat- pendidikan/

Sarwajala, DP 2011. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Tingkat Keberhasialn Toilet
Trining Pada Anak Usia 1 Sampai 3 Tahun Di Paud Nurul Jannah Desa Pesawahan
Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo. Retrieved. September 11, 2014, from
http://www.perpusstikeswgh.info/in dex.php?p=show_detail&id=1633#

Saryono. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif: dalam bidang kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika

Septiari, Bety B. 2012, Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta: Nuha
Medika
Sofyan, AT. 2009. Fase-Fase Perkembangan Manusia. Retrieved. Maret 15, 2015, from
http://www.psikologizone.com/fase
-fase-perkembangan- manusia/06511465

Srikeswati. 2009. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan
Praktek Latihan Buang Air Besar Dan Buang Air Kecil Pada Anak Usia 1,5-2 Tahun
Di Desa Kaliprau Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang. Retrieved.
September 11, 2014, from http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?
mod=browse&op=read&id=jtptuni mu s-gdl-srikiswati-5299

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D. Bandung: Alfabeta.

Syalviana, E. 2013.
Positif Parenting. Retrieved. September 20, 2014, from
http://evsy80ll4- fpsi13.web.unair.ac.id/artikel_detail
-84610-Bunda%20and%20Child- Positif%20Parenting.html

Wikipedia. 2013. Definisi Umur. Retrieved. Maret 15, 2015, from


http://id.wikipedia.org/wiki/Umur

Anda mungkin juga menyukai