Anda di halaman 1dari 8

ASJN AISYIYAH SURAKARTA JOURNAL OF NURSING

AISYIYAH SURAKARTA https://jurnal.aiska-university.ac.id/index.php/ASJN


JOURNAL OF NURSING

Hubungan Peran dan Pengalaman Ibu terhadap


Kesiapan Toilet Training pada Anak Usia 3 Tahun

Sri Hartutik1, Sherly Lestarika2, Wahyu Purwaningsih3


1-3
Universitas ’Aisyiyah Surakarta
*
E-mail: srihartutik519@gmail.com

Diterima : 15 Juni 2022 Direvisi : 17 Juli 2022 Dipublikasikan : 31 Juli 2022

ARTIKEL INFO ABSTRAK


Kata Kunci : Peran Ibu, Latar Belakang: Masa toddler berkisar dari usia 12 sampai 36 bulan pada
Pengalaman Ibu, Kesiapan masa ini toddler belajar berjalan tanpa dibantu sampai berlari. Salah satu
Toilet Training tugas masa toddler adalah toilet training. Kontrol volunter sfingter anal dan
uretra yang berfungsi untuk mengontrol rasa ingin defekasi dan rasa ingin
berkemih mulai berkembang kira-kira setelah anak berjalan, antara usia 18 dan
24 bulan. Kesiapan pada anak untuk melakukan toilet training, pengetahuan
orang tua mengenai toilet training, dan pelaksanaan toileting yang baik dan
benar pada anak, merupakan suatu domain penting yang perlu orang tua
ketahui. Domain tersebut dapat meningkatkan kemampuan toilet training pada
anak usia toddler (1-3 tahun). Toilet training pada anak merupakan suatu
usaha untuk melatih agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil
dan buang air besar. Metode: metode kuantitaif analitik menggunakan
rancangan Cross Sectional, pengambilan sampel menggunakan total sampling
dengan jumlah sampel sebanyak 43 responden, sedangkan instrumen penelitian
menggunakan kuesioner. Analisa bivariat menggunakan uji chi square Hasil:
Hasil bivariat membuktikan bahwa ada hubungan peran ibu terhadap kesiapan
toilet training pada anak usia 3 tahun di Kelompok Bermain Kecamatan Grogol
sebesar (p-value) 0,001 dan hubungan pengalaman ibu dengan jumlah anak
terhadap kesiapan toilet training pada anak usia 3 tahun sebesar (p-value)
0,002 Kesimpulan: Ada hubungan peran dan pengalaman ibu dengan jumlah
anak terhadap kesiapan toilet training pada anak usia 3 tahun di Kelompok
Bermain Kecamatan Grogol.

Keywords Role of mother, ABSTRACT


mother experience, and Background: The toodler period ranges from 12 to 36 months of age at this
preparedness of toilet training time toddler learns to walk unassisted until running. One of the toodler’s
toddler duties is toilet training. The anal spincher and urethral spinchcer
volunteers controlling the craving for defecation and the urge to urinate begin
to develop approximatelity toilet training, parent’s knowledge of toilet training,
and good and proper toileting of children, is a important domain that parents
need to know. These domains can improve the ability of toilet training in toddler
age children (1-3 years). Toilet training in children is a attempt to train to be
able to control in the urine and defecate Objectives: to know the role and
experience of mother with number of children on toilet training preparadnessfor
3 years old children in Grogol District PlayGroup. Methods: this research uses
analytic quantitative method using Cross Sectional design, sampling using total
sampling with total sample counted 43 respondents, while the research
instrument used questionnaire. Bivariate analysis using chi square test. Result:
Bivariate result show that there ia s relation of mother role to toilet training
preparation for 3 years ols children in Grogol District PlayGroup (p-value)
0,001 and mother experience relationship with number of children to toilet
training preparedness for 3 years old child (p-value) 0.002. Conclusion: There
is a relationship of mother’s role and experience to the number of children to
the preparation of toilet training for children aged 3 years in Grogol District
PlayGroup.

Volume 3 Nomor 1, Juli 2022 E-ISSN 2774-9096 19


ASJN: Aisyiyah Surakarta Journal of Nursing Hubungan Peran dan Pengalaman Ibu terhadap ...

PENDAHULUAN kesiapan sekolah (mengikuti perintah


Usia dini merupakan fase emas bagi mengenali huruf), dan mereka menghabiskan
pertumbuhan anak di mana kapasitas otak berjam-jam untuk bermain dengan teman
berkembang secara maksimal pada dimensi sebaya Kelas satu Sekolah Dasar biasanya
intelektual, emosi, dan sosial anak. Dengan menandai akhirnya periode. PAUD fullday
demikian, pemberian gizi, kesehatan, dan adalah bagian dari program pendidikan
pendidikan yang berkualitas perlu menjadi berkualitas tinggi yang memiliki manfaat
perhatian (Kusnandar, 2021). Berdasarkan data jangka panjang untuk ketrampilan akademik
Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 terdapat dan sosial anak (Hartutik et al., 2021)
30,83 juta anak usia dini di Indonesia. Dari Toilet training adalah bentuk pelatihan
jumlah tersebut, 13,56% merupakan bayi (usia kepada anak agar bisa buang air besar (BAB)
< 1 tahun), 57,16% yang merupakan balita dan buang air kecil (BAK) pada tempatnya.
(usia 1-4 tahun), serta 29,28% merupakan anak Selain itu, anak dilatih untuk dapat mengontrol
prasekolah (usia 5-6 tahun). keinginannya untuk BAB dan BAK dengan
Perkembangan anak toddler ditandai teratur. Dalam melatih toilet training pada
dengan peningkatan kemandirian yang anak, diperlukan kesabaran dari orang tua.
diperkuat dengan kemampuan mobilitas fisik Sebab proses pembelajaran toilet
dan kognitif yang lebih besar. Perkembangan training berbeda antara satu anak dengan yang
ketrampilan motorik, kognitif dan sosial yang lainnya. Ada anak yang siap lebih cepat, ada
cepat membolehkan anak untuk berpartisipasi pula anak yang siap lebih lambat.( Anggraini,
dalam tindakan perawatan diri sendiri seperti 2022)
makan, berpakaian dan eliminasi. Seiring Kesiapan pada anak untuk melakukan
dengan peningkatan kemampuan, anak toddler toilet training, pengetahuan orang tua
memiliki ciri-ciri selalu ingin mencoba apa mengenai toilet training, dan pelaksanaan
yang bisa dilakukan, menuntut dan menolak toileting yang baik dan benar pada anak,
apa yang ia mau atau yang mereka tidak mau, merupakan suatu domain penting yang perlu
dan tertanam perasaan otonomi. Perubahan orang tua ketahui. Domain tersebut dapat
sikap tersebut menuntut orang tua untuk lebih menungkatkan kemampuan toilet training pada
memperhatikan aspek-aspek perkembangan, anak usia toddler. Perubahan perilaku anak
jika tidak kemungkinan terjadi masalah seperti bergantung kepada kualitas rangsangan yang
sibling rivalry (kecemburuan antara saudara), berkomunikasi dengan lingkungan.
tempertantrum (ledakan kemarahan yang Keberhasilan perubahan perilaku yang terjadi
secara tiba-tiba), negativisme (penolakan) dan pada anak sangat ditentukan oleh kualitas dari
kurangnya perilaku sosial anak (Hartutik et al., sumber stimulus. Untuk membentuk suatu
2021) kondisi yang disebut dengan operant
Rasio jenis kelamin anak usia dini conditioning, yaitu dengan menggunakan
Indonesia sebesar 103,44. Angka tersebut urutan-urutan komponen penguat. Komponen
menunjukkan bahwa anak usia dini laki-laki penguat tersebut adalah seperti pemberian
lebih banyak dari perempuan. Sementara hadiah atau penghargaan apabila melakukan
menurut daerah tempat tinggal, sebanyak suatu hal dengan benar. (Andriyani et al.,
55,94% anak usia dini tinggal didaerah 2014)
perkotaan sedangkan yang tinggal di daerah Berdasarkan hasil observasi dan
perdesaan 44,06%.( Kusnandar, 2021) wawancara yang dilakukan peneliti didapatkan
Generasi emas yang harus dipersiapkan data jumlah siswa-siswi Kelompok Bermain
sejak sekarang adalah anak-anak dengan (KB) di daerah kelurahan Pondok dan
rentang usia 0-17 tahun. Terutama mereka kelurahan Telukan kecamatan Grogol
yang saat ini berada pada masa usia dini 0-6 sebanyak 43. Hasil wawancara dengan 10 ibu
tahun. Pasalnya, merekalah yang nantinya akan yang mendampingi anaknya saat sekolah ada 6
menjadi bagian dari penduduk usia produktif ibu mengatakan masih menggunakan pampers
pada 2045, saat Indonesia genap berusia 100 karena beralasan lebih praktis, 2 ibu
tahun setelah merdeka.( Kusnandar, 2021) mengatakan tidak mengajarkan toilet training
Masa prasekolah (early childhood) pada anaknya dengan alasan kesibukan ibu, 2
merupakan periode perkembangan yang terjadi ibu sudah mengajarkan anaknya tentang toilet
mulai akhir bayi sekitar usia 5 atau 6 tahun; training sejak umur 2 tahun. Ketika peneliti
kadang periode ini disebut tahun-tahun pra mengevaluasi setelah studi pendahuluan masih
sekolah. Selama waktu tersebut, anak kecil banyak ibu yang belum menerapkan toilet
belajar menjadi mandiri dan merawat diri training pada anaknya dengan alasan
sendiri, mereka mengembangkan keterampilan kesibukan ibu dan masih banyak anak yang
Volume 3 Nomor 1, Juli 2022 E-ISSN 2774-9096 20
ASJN: Aisyiyah Surakarta Journal of Nursing Hubungan Peran dan Pengalaman Ibu terhadap ...

menggunakan diapers sehingga anak HASIL DAN PEMBAHASAN


mengalami keterlambatan dalam kesiapan
toilet training. 1. Hasil Distribusi Frekuensi Peran Ibu
Tujuan penelitian ini adalah untuk
Untuk mengetahui peran ibu dalam kesiapan Tabel 1. Distibusi frekuensi peran Ibu
toilet training pada anak usia 3 tahun di
Kelompok Bermain (KB) Kecamatan Grogol No Peran ibu Frekuensi Persentase (%)
dan untuk mengetahui hubungan peran dan 1 Kurang baik 12 28
2 Cukup 18 42
pengalaman ibu terhadap kesiapan toilet
3 Baik 13 30
training pada anak usia 3 tahun. Total 43 100

METODE DAN BAHAN


Berdasarkan tabel 1 Distribusi
Penelitian ini menggunakan jenis
frekuensi peran ibu menunjukkan distribusi
penelitian kuantitatif analitik untuk mencari
tertinggi adalah cukup sebanyak 18
hubungan antara peran dan pengalaman ibu
responden (42%), selanjutnya baik
terhadap kesiapan toilet training pada anak
sebanyak 13 responden (30%), dan kurang
usia 3 tahun di kelompok bermain (kb)
baik sebanyak 12 responden (28%).
kecamatan grogol. Metode pendekatan yang
Berdasarkan distribusi frekuensi tersebut,
digunakan adalah cross sectional dengan
maka peran ibu dalam pelaksanaan toilet
melakukan observasi. Pada penelitian ini,
training adalah cukup baik.
variabel independen adalah peran dan
Peran aktif orang tua terhadap
pengalaman ibu sedangkan variabel dependen
perkembangan anak – anaknya sangat
adalah kesiapan toilet training. Populasi dalam
diperlukan terutama pada saat mereka
penelitian ini adalah seluruh ibu yang
masih berada dibawah usia lima tahun atau
mempunyai anak di Kelompok Bermain (KB)
balita. Orang tua salah satunya adalah ibu,
kecamatan grogol yaitu sebanyak 43
merupakan tokoh sentral dalam tahap
responden.
perkembangan seorang anak. Ibu berperan
Pengambilan sampel dalam penelitian
sebagai pendidik pertama dan utama dalam
ini menggunakan tehnik total sampling yaitu
keluarga sehingga ibu harus menyadari
sebanyak 43 responden. Kriteria inklusi dalam
untuk mengasuh anak secara baik dan
penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak
sesuai dengan tahapan perkembangan
usia 3 tahun di Kelompok Bermain (KB),
anak. Peran ibu dalam perkembangan
bersedia menjadi responden, bisa membaca
sangat penting, karena dengan ketrampilan
dan menulis, bisa berkomunikasi dengan baik.
ibu yang baik maka diharapkan
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah
pemantauan anak dapat dilakukan dengan
ibu yang tidak bisa membaca dan menulis serta
baik. Orang tua (ibu) adalah orang pertama
tidak mampu berkomunikasi dengan baik.
yang mengajak anak untuk berkomunikasi,
Analisa data dalam penelitian ini
sehingga anak mengerti bagaimana cara
menggunakan analisa univariat dan analisa
berinteraksi dengan orang lain
bivariate yang dilakukan untuk melihat
menggunakan bahasa. Lingkungan
hubungan antara dua variabel yaitu variabel
(keluarga) adalah salah satu faktor yang
independent (peran dan pengalaman ibu) dan
mempengaruhi tumbuh kembang anak
dependent (kesiapan toilet training pada anak
(Hidayat, 2012).
usia toddler. Analisa ini menggunakan uji Chi
Kurangnya peran ibu dalam
Square untuk mengetahui hubungan yang
pemenuhan kebutuhan dasar anak tentunya
signifikan.
memiliki dampak yang kurang baik bagi
perkembangan anak itu sendiri. Apabila
peran ibu tidak berhasil maka anak akan
mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan dan apabila anak
mengalami keterlambatan dalam
pertumbuhan dan perkembangannya akan
sulit terdeteksi. Dan apabila peran ibu
berhasil maka anak dapat bertumbuh dan
berkembang sesuai dengan usianya.
(Hidayat, 2012)

Volume 3 Nomor 1, Juli 2022 E-ISSN 2774-9096 21


ASJN: Aisyiyah Surakarta Journal of Nursing Hubungan Peran dan Pengalaman Ibu terhadap ...

Peran ibu dalam kesiapan anak lingkungan sekitarnya sehingga anak


menjalani toilet training dalam penelitian melakukan buang air besar maupun kecil
ini adalah cukup baik. Hasil ini didukung secara sembarangan tidak pada tempatnya.
oleh hasil penelitian (Rahmawati et al., Kegagalan orang tua dalam mendidik anak
2022) yang meneliti tentang peran dan di toilet dapat membuat mereka keras kepala
sikap ibu terhadap kesiapan toilet training dan sulit diatur. (Cahanaya, 2017) Sebagai
pada anak. Penelitian tersebut pengasuh dan pembimbing dalam keluarga,
menunjukkan bahwa sikap dan peran ibu orang tua sangat berperan dalam melakukan
mempunyai hubungan yang bermakna dasar perilaku bagi anak-anaknya. Sikap,
dengan kesiapan toilet training pada perilaku, dan kebiasaan orang tua selalu
anak usia toddler. dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anak yang
Hasil penelitian ini menunjukkan kemudian semua itu secara sadar atau tidak
besarnya pengaruh peran ibu terhadap sadar diresapinya kemudian menjadi
kesiapan toilet training. Sebetulnya, cukup kebiasaan bagi anak-anaknya. Hal demikian
mudah untuk mengetahui kapan anak desebabkan karena anak
sudah dapat dikenalkan dengan toilet mengidentitifikasikan diri pada orang tuanya
training. Salah satunya, saat anak mulai sebelum mengadakan identifikasi dengan
menunjukkan minatnya untuk melepas orang lain.
popoknya atau saat bangun tidur dalam Beberapa ahli percaya bahwa ketika
keadaan kering tidak mengompol, atau anak memasuki usia 24 bulan hingga 3
anak tahu kapan waktunya harus BAK atau tahun, mereka akan secara efektif diajari
BAB. Namun diperlukan kesabaran dan cara ke Toilet training, karena anak pada
perhatian secara psikis sehingga anak usia tersebut sudah memiliki kemampuan
dapat berhasil melakukan toilet training. bahasa untuk memahami dan
Menurut peneliti peran ibu berkomunikasi. Saat melatih anak untuk
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu buang air kecil dan besar, mereka juga perlu
pendidikan orang tua, pekerjaan atau dipersiapkan secara fisik, mental dan
pendapatan, jumlah anak, usia orang tua, intelektual. Oleh karena itu, melalui
pengalaman sebelumnya dalam mengasuh persiapan ini diharapkan anak dapat
anak, stres orang tua, hubungan suami istri. mengontrol buang air besar dan buang air
kecil (Khoiruzzadi & Fajriyah, 2019).
2. Distribusi Frekuensi Pengalaman Ibu Salah satu faktor yang mempengaruhi
kesiapan toilet training adalah banyaknya
Tabel 2 Distribusi Frekuensi anak yang dimilikinya. Dimana diharapkan
pengalaman Ibu pada orang tua yang memiliki jumlah anak
lebih dari satu , kemungkinan pengalaman
No Pengalaman ibu Frekuensi Persentase (%) orang tua lebih baik dibandingkan orang tua
1 Pengalaman Kurang 24 56 yang baru memiliki satu anak.
2 Pengalaman Baik 19 44 Hasil penelitian ini menunjukkan
Total 43 100 bahwa pengalaman ibu dalam pengasuhan
anak sebagian besar kurang baik. Hasil ini
Distribusi frekuensi pengalaman ibu didukung oleh penelitian (Napitupulu, 2018)
menunjukkan distribusi tertinggi adalah yang meneliti pengalaman ibu yang
kurang baik yaitu sebanyak 24 responden memiliki anak down syndrome. Penelitian
(56%) dan sisanya baik sebanyak 19 ini menunjukkan bahwa pengalaman ibu
responden (44%). Berdasarkan distribusi dalam penangangan anak down syndrome
tersebut, maka dalam penelitian ini adalah kurang baik, hal ini disebabkan
pengalaman ibu dalam kesiapan anak sebagian besar responden tidak memiliki
menjalani toilet training sebagian besar anak sebelumnya yang mengalami down
kurang baik. syndrome serta di lingkungan mereka jarang
Penerapan toilet training sangat anak yang mengalami down syndrome.
penting untuk membentuk karakter anak dan
membangun rasa saling percaya dalam
hubungan anak dengan orang tua. Dampak
negatif lain yang ditimbulkan dari toilet
training yang tidak diajarkan akan
mempengaruhi kedisiplinan anak,
menjadikan anak kurang peka terhadap
Volume 3 Nomor 1, Juli 2022 E-ISSN 2774-9096 22
ASJN: Aisyiyah Surakarta Journal of Nursing Hubungan Peran dan Pengalaman Ibu terhadap ...

3. Distribusi Frekuensi Kesiapan Anak seperti belajar penerapan toilet training


dengan benar.(Andriyani et al., 2014)
Tabel 3 Distribusi frekuensi kesiapan Toilet training pada anak merupakan
anak dalam toilet training suatu usaha melatih anak agar mampu
mengontrol dalam melakukan buang air
No Kesiapan Anak Frekuensi Persentase (%) kecil dan buang air besar. toilet training ini
1 Kesiapan Kurang 25 58 dapat berlangsung pada fase kehidupan
2 Kesiapan Baik 18 42
anak yaitu umur 18 bulan sampai 2 tahun.
Total 43 100
Dalam melakukan latihan buang air kecil
dan besar pada anak membutuhkan
Distribusi frekuensi kesiapan anak
persiapan baik secara fisik, psikologis
menjalani toilet training menunjukkan
maupun secara intelektual, melalui
distribusi tertinggi adalah kurang baik yaitu
persiapan tersebut diharapkan anak mampu
sebanyak 25 anak (58%) dan sisanya baik
mengontrol buang air besar dan buang air
sebanyak 18 anak (42%). Berdasarkan
kecil secara mandiri (Hidayat, 2012).
distribusi tersebut, maka kesipakan anak
Pengaturan buang air besar dan berkemih
menjalani toilet training sebagian besar
diperlukan untuk ketrampilan sosial,
kurang baik.
Mengajarkan toilet training (TT)
Anak usia toddler (1-3 tahun) merujuk
membutuhkan waktu, pengertian dan
konsep periode kritis dan plastisitas yang
kesabaran.
tinggi dalam proses tumbuh kembang maka
Pada Penelitian ini menunjukkan
usia satu sampai tiga tahun sering disebut
bahwa kesiapan anak dalam toilet training
sebagai golden period (kesempatan emas)
sebagian besar adalah kurang baik. Hasil ini
untuk meningkatkan kemampuan setinggi-
sebagaimana ditunjukkan dalam penelitian
tingginya dan plastisitas yang tinggi adalah
(Indriasari et al. 2018.) yang meneliti
pertumbuhan sel otak cepat dalam waktu
kesiapan anak diperoleh Skor rerata
yang singkat peka terhadap stimulasi dan
tertinggi kesiapan toilet training adalah
pengalaman fleksibel mengambil alih
kesiapan psikologis yaitu sebesar 3,06
fungsi sel sekitarnya dengan membentuk
artinya kadang-kadang, dalam hal ini anak
sinap sinap serta sangat mempengaruhi
belum siap secara psikologis untuk
periode tumbuh kembang selanjutnya. Anak
melakukan toilet training. Salah satu
pada usia ini harus mendapatkan perhatian
pernyataan yang memiliki skor rerata
yang serius dalam arti tidak hanya
tertinggi dari indikator kesiapan psikologis
mendapatkan nutrisi yang memadai saja
adalah anak melakukan buang air kecil
tetapi memperhatikan juga intervensi
dengan bantuan sebesar 3,63 artinya pada
stimulasi dini untuk membantu anak
rentang kadangkadang sampai sering dan
meningkatkan potensi dengan memperoleh
pernyataan yang memiliki skor terendah
pengalaman yang sesuai dengan
yaitu anak mampu duduk di toilet selama 5
perkembangannya.(Hidayat, 2012)
menit sebesar 2,03 artinya jarang. Menurut
Pada masa toddler, anak mulai
peneliti faktor-faktor yang mendukung
mengembangkan kemandiriannya dengan
kesiapan anak dalam toilet training yaitu
lebih memahirkan keterampilan yang telah
kesiapan fisik, kesiapan mental, kesiapan
dipelajarinya ketika bayi. Keseimbangan
psikologis, dan kesiapan orang tua.
tubuh sudah mulai berkembang terutama
Hasil penelitian ini juga didukung oleh
dalam berjalan yang sangat diperlukan
penelitian (Khair et al., 2021) yang
untuk menguatkan rasa otonomi untuk
menunjukkan bahwa sebagian besar anak
mengendalikan kemauannya sendiri.
usia 18-24 bulan belum siap secara fisik
Tumbuh kembang yang paling nyata pada
dan mental. Tanda kesiapan fisik yang
tahap ini adalah kemampuan untuk
sebaiknya lebih fokus dilatih orang tua
mengeksplor dan memanipulasi lingkungan
yang memiliki anak usia 18-24 bulan
tanpa tergantung pada orang lain. Tampak
adalah kemampuan duduk atau jongkok
saling keterkaitan antara perkembangan dan
saat buang air dan melepas celana sendiri
pertumbuhan fisik dengan Psikososial.
dan pada kesiapan mental, orang tua perlu
Toddler juga belajar mengendalikan buang
menaruh perhatian pada kemampuan verbal
air besar dan kecil menjelang usia tiga
anak. Orang tua yang memiliki anak usia
tahun. Sangat penting bagi mereka untuk
25-36 bulan sebaiknya lebih fokus pada
mengembangkan ketrampilan motorik
melatih anak agar anak tidak mengompol
saat bangun pagi. Sebagian besar anak usia
Volume 3 Nomor 1, Juli 2022 E-ISSN 2774-9096 23
ASJN: Aisyiyah Surakarta Journal of Nursing Hubungan Peran dan Pengalaman Ibu terhadap ...

25-36 bulan telah menunjukkan kesiapan bertanya kepada anak ketika terlihat tanda-
mental dan psikologis yang baik. Sebagian tanda bahwa anak akan pipis atau buang air
besar orang tua telah melatih anaknya ke besar. Dengan begitu, kemampuan dan
toilet sejak usia 18 bulan dan mulai kepekaan anak akan terbentuk dengan
membiasakan anak buang air secara rutin di sendirinya. Peran ibu pada stimulasi dengan
toilet saat anak memasuki usia 25-36 bulan. memberikan kesempatan anak untuk
Semakin bertambah usia anak, semakin bereksplorasi seluas – luasnya.
banyak tanda kesiapan toilet training yang Hasil penelitian ini menunjukkan
telah dikuasai anak. bahwa terdapat hubungan peran ibu
terhadap kesiapan toilet training anak usia 3
4. Hubungan peran ibu terhadap kesiapan tahun di Kecamatan Grogol. Hasil
toilet training pada anak usia 3 tahun. penelitian ini didukung oleh penelitian
terdahulu yaitu penelitian (Rahmawati et
Tabel 4. Uji Chi Square hubungan peran ibu al., 2022) yang menunjukkan bahwa ada
terhadap kesiapan toilet training pada anak hubungan antara peran ibu dengan kesiapan
usia 3 tahun di Kelompok Bermain toilet training (p value 0,001 ; alpha 0,05).
Kecamatan Grogol Pada penelitian tersebut menunjukkan
bahwa sikap dan peran ibu mempunyai
Kesiapan Anak
Total
hubungan yang bermakna dengan kesiapan
Peran ibu Kurang Baik Baik toilet training pada anak usia toddler.
Frek % Frek % Frek % Hasil penelitian ini juga didukung
Kurang 9 75 3 25 12 100 oleh penelitian (Effendi, 2017)yang
Cukup 14 78 4 22 18 100 menunjukkan bahwa besarnya hubungan
Baik 2 15 11 85 13 100
antara peran ibu dan kemampuan toilet
Total 25 58 18 42 4 100
training pada anak usia toddler adalah 0,13
2hitung = 14,018
p-value = 0,001 karena p value lebih kecil dari 0,05 artinya
Keputusan = H0 ditolak H1 diterima, yaitu ada hubungan antara
Hasil uji Chi Square hubungan peran peran ibu dengan kemampuan toilet training
ibu terhadap kesiapan toilet training pada pada anak usia toddler di Dusun Krajan
anak usia 3 tahun di Kecamatan Grogol Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari
diperoleh nilai s2hitung sebesar 14,018 (p- Jember.
value = 0,001) sehingga disimpulkan bahwa Berdasarkan penelitian (Indriasari et
terdapat hubungan yang signifikan peran al., 2018) bahwa peran orangtua dalam
ibu terhadap kesiapan toilet training pada toilet training sangat penting. Orangtua
anak usia 3 tahun di Kecamatan Grogol, di harus sabar dan mengerti kesiapan anak
mana semakin baik peran ibu, maka untuk memulai toilet training. Orangtua
kesiapan toilet training anak semakin baik. juga harus memberikan dukungan kepada
Berdasarkan teori psikolog Sigmund anak agar anak berhasil dalam melakukan
Freud, masa kecil seorang individu adalah toilet training, seperti jangan menggunakan
masa terpenting dalam menentukan akan diapers pada anak dengan alasan lebih
menjadi apakah ia kelak dalam hidupnya. praktis, tetapi mengajak anak untuk buang
Pengalaman yang diberikan sejak kecil air besar atau buang air kecil pada jam-jam
menjadi pondasi yang kuat hingga dewasa. tertentu di pispot atau langsung ke toilet,
Kebiasaan buruk beberapa orang tua yang agar anak dapat melatih keinginan buang
masih membiarkan anaknya untuk buang airnya. Sejalan dengan hasil penelitian
air kecil maupun besar tidak pada (Johninsi, 2018) bahwa ada hubungan
tempatnya merupakan salah satu pemicu antara peran orangtua dengan kemampuan
dampak negatif dalam pelaksanaan toilet toilet training pada anak pra sekolah. Peran
training pada anak. Selain itu, kebiasaan orangtua yang baik menghasilkan
penggunaan pampers di malam hari juga kemampuan toilet training yang baik. Peran
mengakibatkan anak menjadi tidak mandiri orangtua adalah tingkah laku dari ayah dan
dan masih membawa kebiasaan ibu untuk membantu dan membimbing
mengompolnya. Toilet training yang tidak sehingga anak mempunyai semangat dan
diajarkan sejak dini akan menjadikan anak keinginan untuk belajar, karena orangtua
susah untuk diatur dan keras kepala merupakan panutan dan pedoman dalam
(Cahanaya, 2017). Stimulasi yang diberikan kehidupan anak.
setiap saat, misalnya saat ibu sering

Volume 3 Nomor 1, Juli 2022 E-ISSN 2774-9096 24


ASJN: Aisyiyah Surakarta Journal of Nursing Hubungan Peran dan Pengalaman Ibu terhadap ...

5. Hubungan pengalaman ibu terhadap yang menunjukkan bahwa ada hubungan


kesiapan toilet training pada anak usia 3 pola asuh orang tua dengan kesiapan toilet
tahun training pada anak usia toddler.
Pada penelitian ini menunjukkan
Tabel 5 Uji Chi Square pengalaman ibu dengan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
jumlah anak terhadap kesiapan toilet training pengalaman ibu terhadap kesiapan toilet
pada anak usia 3 tahun training pada anak usia 3 tahun di
Kesiapan Anak Kecamatan Grogol, dimana semakin baik
Pengalaman Total
Kurang Baik Baik pengalaman ibu, maka kesiapan toilet
ibu
Frek % Frek % Frek % training anak semakin baik pula.
Kurang 19 79 5 21 24 100 Pengalaman Ibu yang baik akan
Baik 6 32 13 68 19 100 menghasilkan kesiapan anak yang baik
Total 25 58 18 42 4 100 dalam toilet training. Hal ini sejalan dengan
2hitung = 9,868 penelitian (Suryati, 2019) menunjukkan
p-value = 0,002
bahwa ada hubungan antara sikap ibu
Keputusan = H0 ditolak
dengan kesiapan toilet training di PAUD
Berdasarkan table diatas Hasil uji Chi
Avicena Yogyakarta. Jika sikap ibu positif,
Square hubungan pengalaman ibu terhadap
maka kesiapan toilet training anak
kesiapan toilet training pada anak usia 3
cenderung kurang, hal ini dikarenakan
tahun di Kecamatan Grogol diperoleh nilai
kesibukan dan waktu untuk melatih anak
2hitung sebesar 9,868 (p-value = 0,002), toilet training kurang, sehingga penggunaan
sehingga disimpulkan bahwa terdapat popok sekali pakai lebih diminati oleh ibu
hubungan yang signifikan pengalaman ibu dan ibu tidak mengetahui kapan anak siap
terhadap kesiapan toilet training pada anak untuk dilatih toilet training, sehingga anak
usia 3 tahun di Kecamatan Grogol, dimana terlambat untuk memulai toilet training.
semakin baik pengalaman ibu, maka Hasil penelitian ini juga didukung oleh
kesiapan toilet training anak semakin baik penelitian (Rahayu, 2018) yang
pula. menyebutkan bahwa ada hubungan peran
Menurut (Hidayat, 2012) menyatakan orang tua dengan kemampuan toilet
bahwa kemampuan ibu dalam pengasuhan training pada anak usia toddler.
anak merupakan proses adaptasi ibu dalam Berdasarkan hasil penelitian tersebut
mengasuh anaknya. Faktor-faktor yang semakin baik peran orang tua maka
berhubungan dengan kemampuan kemampuan anak juga akan semakin
pengasuhan anak pada ibu antara lain baik. Hendaknya orang tua dapat
adalah faktor pengetahuan, sikap, mengerti kesiapan anak dalam
pengalaman, faktor sosial dan faktor pembelajaran toilet training sehingga
ekonomi. dapat memaksimalkan pembelajaran dan
Penelitian ini menunjukkan adanya kemampuan toilet training anak.
hubungan pengalaman ibu terhadap Keterbatasan penelitian yaitu
kesiapan toilet training anak usia 3 tahun. pengukuran peran ibu dilakukan dengan
Hasil penelitian ini didukung oleh kuesioner, hasil penelitian akan lebih akurat
penelitian terdahulu yaitu penelitian jika pengukuran peran ibu dilakukan
(Hastuti et al., 2015) yang meneliti dengan metode observasi, sehingga peran
hubungan pengalaman menyusui ibu ibu dalam pengasuhan anak sehari-hari
dengan kemampuan menyusui pada ibu dapat digambarkan lebih akurat. Penelitian
menyusui yang menunjukkan bahwa dilakukan pada masyarakat yang memiliki
terdapat hubungan pengalaman ibu dengan budaya ibu bekerja. Sehingga pengalaman
kemampuan menyusui ibu menyusui. ibu dalam pengasuhan anak sering kali
Hasil penelitian ini juga didukung rendah disebabkan pengasuhan anak
oleh penelitian (Paryanti, 2013) yang banyak dilakukan oleh anggota keluarga
menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara peran ibu dalam KESIMPULAN DAN SARAN
pelaksanaan toilet training dengan Kesimpulan dari penelitian ini adalah
kemampuan toilet training pada anak usia terdapat hubungan yang signifikan
18-36 bulan di Posyandu Kalirase pengalaman ibu terhadap kesiapan toilet
Trimulyo Sleman. training pada anak usia 3 tahun, semakin
Hasil penelitian ini juga didukung baik pengalaman ibu maka kesiapan toilet
oleh penelitian (Mail & Romdzati, 2018) training anak akan semakin baik.
Volume 3 Nomor 1, Juli 2022 E-ISSN 2774-9096 25
ASJN: Aisyiyah Surakarta Journal of Nursing Hubungan Peran dan Pengalaman Ibu terhadap ...

DAFTAR PUSTAKA Kusnandar, V. B. (2021). Anak Usia Dini di


Andriyani, S., Ibrahim, K., & Wulandari, S. Indonesia Capai 30,83 Juta pada 2021.
(2014). Analisis Faktor-Faktor yang Databoks.
berhubungan Toilet Trainingpada Anak https://databoks.katadata.co.id/datapublish/
Prasekolah. Jurnal Keperawatan 2021/12/15/anak-usia-dini-di-indonesia-
Padjadjaran, v2(n3), 146–153. capai-3083-juta-pada-
https://doi.org/10.24198/jkp.v2n3.2 2021#:~:text=Persentase Anak Usia Dini
Anggraini, D. N. (n.d.). 12 Cara Ampuh (0-6 Tahun) pada 2021&text=Berdasarkan
Mengajarkan Anak Toilet Training. data Badan Pusat Statistik,usia 5-6 tahun
https://www.klikdokter.com/info- Mail, A. F., & Romdzati, R. (2018). Hubungan
sehat/read/3131420/kiat-tepat-toilet- Pola Asuh Orang Tua dengan Kesiapan
training-untuk-anak Toilet Training Pada Anak Usia Toddler.
Cahanaya, M. P. (2017). Proses Toilet Training : MAGNA MEDICA: Berkala Ilmiah
Studi Kasus Pengasuhan Anak [UIN Sunan Kedokteran dan Kesehatan, 1(5), 1–10.
Kalijaga Yogyakarta]. https://digilib.uin- https://doi.org/10.26714/magnamed.1.5.201
suka.ac.id/id/eprint/27622/ 8.1-10
Effendi Kiki, A. (2017). Hubungan perilaku ibu Mendur, J. P., Rottie, J., & Bataha, Y. (2018).
dengan kemampuan toilet training pada Hubungan Peran Orang Tua Dengan
anak usia toodler di Dusun krajan desa Kemampuan Toilet Training Pada Anak Pra
sukorejo kecamatan bangalsari kabupaten Sekolah di TK GMIM Sion Sentrum
jember [Universitas Muhammadiyah Sendangan Kawangkoan Satu. e-journal
Jember]. Keperawatan (e-Kp), 6(1), 1–8.
http://repository.unmuhjember.ac.id/1037/ https://doi.org/https://doi.org/10.35790/jkp.
Hartutik, S., Arista, A., & Andriyani, A. (2021). v6i1.18774
Personal Sosial Anak Pre School di PAUD Napitupulu, M. A. (2018). Pengalaman Ibu Yang
Fullday dan Reguler di Wilayah Surakarta. Memiliki Anak Down Syndrome di Sekolah
Aisyiyah Surakarta Journal of Nursing, Luar Biasa ( SLB ) Binjai. Universitas
2(1), 12–19. https://jurnal.aiska- Sumatera Utara.
university.ac.id/index.php/ASJN Paryanti, D. (2013). Hubungan Peran Ibu dalam
Hastuti, B. W., Machfudz, S., & Budi Febriani, Pelaksanaan Toilet Training dengan
T. (2015). Hubungan Pengalaman Kemampuan Toilet Training pada Anak
Menyusui dan Tingkat Pendidikan Ibu Usia 18-36 Bulan di Posyandu Kalirase
dengan Pemberian ASI Eksklusif di Trimulyo Sleman D.I.Yogyakarta
Kelurahan Barukan, Kecamatan [Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta].
Manisrenggo, Kabupaten Klaten. Jurnal http://digilib.unisayogya.ac.id/id/eprint/584
Kedokteran dan Kesehatan Indonesia, 6(4), Rahayu, D. M., & Firdaus. (2015). Hubungan
179–187. Peran Orang Tua dengan Kemampuan
https://doi.org/10.20885/jkki.vol6.iss4.art3 Toilet Training pada Anak Usia Toddler di
Hidayat, A. A. (2012). Pengantar Ilmu PAUD Permata Bunda RW 01 Desa Jati
Keperawatan Anak 1 (2 ed.). Salemba Selatan 1 Sidoarjo. Jurnal Ilmiah
Medika. Kesehatan, 8(1), 68–75.
Indriasari, S., & Putri, M. E. K. (2018). Kesiapan https://doi.org/10.33086/jhs.v8i1.219
Toilet Training pada Anak Usia 18-24 Rahmawati, A., Indriati, G., & Deli, H. (2022).
Bulan. Adi Husada Nursing Journal, 4(2), Mother’s Attitude and Role Related to
40–46. Toilet Training Readiness in Toddler.
https://adihusada.ac.id/jurnal/index.php/AH Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, 9(2),
NJ/article/view/122 164–177.
Khair, S., Hasanah, O., & Safri, S. (2021). https://doi.org/10.32668/jitek.v9i2.686
Gambaran kesiapan toilet training pada Suryati, & Pratiwi, N. A. (2019). Hubungan
anak usia toddler. Jurnal Ilmu Sikap Ibu dengan Kesiapan Toilet Training
Keperawatan, 9(2), 72–85. Di PAUD Avicena Yogyakarta. Media Ilmu
http://202.4.186.66/JIK/article/view/21442 Kesehatan, 8(2), 155–161.
Khoiruzzadi, M., & Fajriyah, N. (2019). https://ejournal.unjaya.ac.id/index.php/mik/
Pembelajaran Toilet Training dalam article/view/306/291
Melatih Kemandirian Anak. JECED :
Journal of Early Childhood Education and
Development, 1(2), 142–154.
https://doi.org/10.15642/jeced.v1i2.481
Volume 3 Nomor 1, Juli 2022 E-ISSN 2774-9096 26

Anda mungkin juga menyukai