Anda di halaman 1dari 14

JURNAL FENOMENA KESEHATAN

Artikel Penelitian

Volume 03 Nomor 01 Mei 2020 Halaman 352-364

PERSEPSI SEKSUAL DENGAN PERILAKU SEKSUAL MASA


KEHAMILAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER 1

SEXUAL PERCEPTION AND SEXUAL BEHAVIOR AMONG FIRST


TRIMESTER PREGNANT MOTHER

Bestfy Anitasari1, Hariati2


1Dosen STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo
2Mahasiswa STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo

Email : hbalquis@gmail.com

ABSTRAK
Kehamilan menyebabkan perubahan fisik dan psikologis pada ibu dan pasangannya yang dapat
mempengaruhi seksualitas. Perubahan yang terjadi adalah pada perilaku seksual. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan persepsi seksual dengan perilaku seksual masa kehamilan pada ibu hamil trimester I
di Puskesmas Wara Kota Palopo.
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional pada 30 responden
ibu hamil. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner dan dianalisis dengan uji statistik Chi Square.
Hasil penelitian ini menunjukkan responden memiliki persepsi seksual yang baik sebesar 63,3%
dan perilaku seksual yang baik selama kehamilan trimester I yaitu sebesar 56,7%. Analisa statistik
menunjukkan nilai p = 0.002 < α=0.05 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
persepsi seksual dengan perilaku seksual masa kehamilan pada ibu hamil trimester pertama di Puskesmas
Wara Kota Palopo.
Disarankan kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan edukasi tentang seksual selama
kehamilan sehingga perilaku seksual bukan menjadi hal yang meragukan untuk dilakukan selama
kehamilan.
Kata kunci : Persepsi seksual, perilaku seksual, kehamilan, trimester pertama

ABSTRACK
Pregnancy causes physical and psychological changes in the mother and her partner that can
affect sexuality. Changes that occur are in sexual behavior. The purpose of this study was to determine the
relationship of sexual perception with sexual behavior during pregnancy in the first trimester pregnant
women in Puskesmas Wara Palopo City.
This research uses analytic method with cross sectional approach on 30 respondents pregnant
women. Data were collected using a questionnaire and analyzed with Chi Square statistical tests.

352 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 Mei 2020


The results of this study indicate that respondents had a good sexual perception of 63.3% and good
sexual behavior during the first trimester of pregnancy amounting to 56.7%. Statistical analysis shows the
value of p = 0.002 <α = 0.05 which means that there is a significant relationship between sexual perception
and sexual behavior during pregnancy in the first trimester pregnant women in Puskesmas Wara Palopo
City.
It is recommended to health workers to increase sexual education during pregnancy so sexual
behavior is not a doubtful thing to do during pregnancy.
Keywords: Sexual perception, sexual behavior, pregnancy, first trimester

PENDAHULUAN yang dirasakan. Pada masa ini


merupakan masa yang rawan dan
Kehamilan adalah pembuktian
kemungkinan konflik dapat terjadi
bagi diri seorang perempuan bahwa
baik pada diri ibu hamil maupun
dirinya mampu secara biologis
dengan pasangannya. Trimester
mempertahankan dan melestarikan
pertama sering dianggap sebagai
keturunannya. Selama kehamilan
periode penyesuaian dengan
terjadi perubahan fisik maupun
ambivalensi (dua perasaan yang
psikologis pada diri ibu maupun
bertentangan) yang terkadang timbul.
pasangannya. Perubahan fisik dapat
Salah satunya berhubungan dengan
berupa pembesaran payudara,
ketidaknyamanan fisik dan perasaan
pembesaran perut, pigmentasi di wajah
berkaitan dengan hasrat seksual. Setiap
dan perut, mual, muntah, sakit
wanita memiliki hasrat seksual yang
pinggang, sering kencing dan
berbeda-beda di setiap trimester
kelelahan. Sedangkan perubahan
kehamilannya begitupun pasangannya.
psikologis yaitu perubahan mood dan
Sering wanita dan atau pasangannya
emosi yang berbeda-beda yang dapat
kehilangan ketertarikan terutama
menyebabkan perubahan hubungan
dengan bertambahnya usia kehamilan.
dengan pasangan. Perubahan fisik
Menurut Pramudiarja (2010) terdapat
maupun psikologis ini menjadi
sekitar 21% pasangan akan mengalami
penyebab yang mempengaruhi
penurunan kenikmatan dan gairah
persepsi dan perilaku seksual pada ibu
seksualnya selama kehamilan.
dan pasangannya. Menurut Prawiharjo
Menurut Budiarti (2012) sebanyak
ada lima hal yang mempengaruhi
54% ibu hamil mengalami penurunan
perilaku seksual yaitu keadaan
libido pada trimester pertama.
kesehatan tubuh, dorongan seksual,
Penelitian lain menunjukkan 41% ibu
pengalaman seksual, psikis, dan
hamil tidak melakukan hubungan
pengetahuan atau persepsi seksual
seksual pada minggu ke 12 kehamilan
(Pangkahila, 2012)
dan menjadi 59% saat memasuki bulan
Penelitian Claire, Crystal dan
ke sembilan. Pada minggu ke 12
Farine (2011) menemukan bahwa
kehamilan, kira-kira satu dari 10
hasrat seksual ibu hamil menurun
pasangan sama sekali tidak
diawal kehamilan karena libido ibu
memerlukan hubungan seksual,
hamil menurun dan tubuh belum dapat
memasuki bulan ke sembilan sepertiga
beradaptasi dengan perubahan fisik
menjadi pantang seks. Penelitian lain

353 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 Mei 2020


juga melaporkan dari 33 wanita, 23 keputusan pribadi yang penting
wanita mengalami penurunan hasrat terhadap seksualitas. Sebaliknya, jika
seksual, 6 wanita mengalami pengetahuan seksual sangat kurang
peningkatan, sedangkan 3 wanita dapat mengakibatkan penerimaan yang
lainnya menghindari hubungan seksual salah tentang seksualitas, sehingga
saat hamil. Penurunan intensitas gairah menimbulkan tingkah laku yang salah
seksual dilaporkan oleh 21 wanita dan dengan segala akibatnya (Romauli,
23 wanita melaporkan mengalami 2011).
penurunan frekuensi orgasme (Wilson, Persepsi tentang kehamilan ini
2015). Tetapi ada juga wanita yang salah satunya terbentuk berdasarkan
dapat menikmati melakukan hubungan kepercayaan yang dimiliki oleh
seksual selama kehamilan tanpa ada masyarakat. Hubungan seksual
masalah (Rustikayanti, 2016). pasangan suami istri pada masa
Seksualitas merupakan kehamilan sampai saat ini ada yang
kebutuhan dasar manusia yang dapat menganggap sebagai suatu hal yang
meningkatkan kualitas hidup. Seks tabu meskipun kehidupan seksual
bertujuan untuk menjalin hubungan, merupakan sebuah kebutuhan.
kehangatan, kemesraan, Berbagai tanggapan beredar di
mengekspresikan kesenangan, cinta masyarakat mengenai boleh tidaknya
dan kepuasan bagi pasangan (Wilson, atau perlu tidaknya hubungan seksual
2015). Pada umumnya wanita hamil dilakukan selama kehamilan.
malu untuk memulai pembicaraan Demikian pula diantara suami istri ada
mengenai seks dan petugas kesehatan yang berbeda pendapat, sehingga
pun takut mencampuri privasi orang terjadi ketegangan dalam hubungan
lain sehingga ragu untuk pribadi mereka, bahkan sampai
mendiskusikannya. Padahal, menimbulkan akibat buruk dalam
pengetahuan yang cukup diperlukan kehidupan seksual mereka (Hapsari,
oleh ibu hamil dan pasangannya untuk 2011). Hal ini disebabkan oleh mitos-
menghadapi perubahan yang terjadi mitos dalam konteks budaya, sosial,
selama kehamilan sehingga kebutuhan agama dan berbagai nilai lainnya di
seksual tetap terpenuhi (Ramadani, masyarakat.
2013). Beberapa mitos yang
Persepsi tentang kehamilan yang disampaikan pasangan suami istri
terbentuk berdasarkan pengetahuan antara lain bahwa melakukan
pasangan suami istri dan kepercayaan hubungan seksual selama kehamilan
yang dimiliki sangat menentukan akan mengakibatkan keguguran dan
perilaku pasangan dalam melakukan melukai janin, orgasme akan
hubungan seksual. Pengetahuan menyebabkan keguguran dan kelahiran
seksual yang benar dapat memberikan bayi premature, berhubungan seksual
petunjuk pada seseorang ke arah akan mengganggu kenyamanan “tidur”
perilaku seksual yang benar dan bayi, berhubungan seksual
bertanggung jawab serta dapat mengakibatkan infeksi pada janin.
membantunya dalam membuat Mitos-mitos inilah yang menyebabkan

354 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 Mei 2020


kehidupan seksual selama masa yang sedang hamil untuk
kehamilan pada umumnya diabaikan membuktikan bahwa ibu hamil tetap
(Mubasyiroh, 2013). berarti dan dihargai. Perasaan yang
Tidak melakukan hubungan berbeda-beda ini dipengaruhi oleh
seksual yang terlalu lama selama faktor fisik, emosi, interaksi, takhayul
kehamilan dapat menimbulkan tentang seks selama hamil, masalah
ketegangan diantara pasangan suami disfungsi seksual, dan perubahan fisik
istri yang berdampak pada pada wanita. Perubahan bentuk tubuh,
perselingkuhan di luar pernikahan citra tubuh, dan rasa tidak nyaman
yang menimbulkan perceraian antar mempengaruhi keinginan pasangan
pasangan. Dilaporkan sekitar 4-28% untuk menyatakan seksualitas mereka
suami berselingkuh selama kehamilan (Claire et al, 2011).
istri yang meningkatkan resiko Berdasarkan hasil survey awal
terjadinya penyakit menular seksual yang telah dilakukan peneliti di PKM
seperti infeksi HIV yang berdampak Wara Kota Palopo ibu hamil yang
buruk bagi status kesehatan ibu hamil telah memeriksakan kehamilan pada
dan janinnya (Sandra, et.al., 2015). tahun 2015 berjumlah 208 orang ibu
Dampak lain yang ditimbulkan jika hamil, pada tahun 2016 itu berjumlah
kebutuhan seks tidak terpenuhi yaitu 243 orang ibu hamil, dan pada tahun
mengakibatkan tekanan pada 2017 berjumlah 247 orang ibu hamil,
psikologis ibu dan dapat berdampak dan pada tahun 2018 ibu hamil
pada pertumbuhan dan perkembangan trimester 1 berjumlah 30 orang. Di
janin yang dikandungnya, kelahiran PKM Wara Kota ini sebelumnya
premature, dan keguguran. belum pernah di lakukan penelitian
Setiap kondisi kehamilan mengenai hubungan seksual selama
berbeda, maka batas aman frekuensi masa kehamilan. Melalui data yang
berhubungan seksual yang dilakukan didapatkan dari bidan setempat, ibu
juga akan berbeda. Selama kehamilan hamil sering menanyakan masalah
wanita tidak perlu menghindari hubungan seksual selama kehamilan.
hubungan seksual kecuali ada riwayat Hasil wawancara yang dilakukan pada
keguguran, dan perdarahan 5 orang ibu hamil bahwa didapatkan
(Pramudiarja, 2010). Perubahan pengetahuan ibu hamil dan informasi
selama kehamilan ini merupakan tentang hubungan seksual selama
masalah yang memerlukan kehamilan seperti persepsi seksual,
penyesuaian diri diantara suami istri. pembatasan hubungan seksual, dan
Beberapa pasangan menyatakan puas mitos-mitos yang dipercayai saat
dengan hubungan seksual mereka saat hamil.
hamil, sedangkan pasangan yang lain
menyatakan sebaliknya. Perilaku METODE PENELITIAN
seksual yang tetap dilakukan bersama
pasangan selama kehamilan termasuk Penelitian ini termasuk
suatu bentuk perhatian, rasa cinta, dan penelitian non eksperimen dengan
kasih sayang suami terhadap istrinya menggunakan pendekatan cross

355 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 Mei 2020


sectional. Sampel dalam penelitian ini pengambilan sampel dengan metode
adalah semua ibu hamil trimester non probability sampling.
pertama yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Wara Kota Palopo
sebanyak 30 orang. Teknik

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Karakteristik Responden
Tabel 1
Karakteristik Responden Menurut Umur, Pendidikan,
dan Gravida pada Ibu Hamil Trimester 1
Jumlah
Variabel
N %
Umur
< 20 tahun 5 16,7
>20 tahun 25 83,3
Pendidikan
SD 5 16,7
SMP 9 30,0
SMA 4 13,3
PT 12 40,0
Gravida
Primigravida 13 43,3
Multigravida 9 30,0
Grandemultipara 8 26,7

Berdasarkan tabel 1 tampak distribusi frekuensi ibu hamil trimester I menurut


umur di PKM Wara Kota Palopo menunjukkan bahwa dari 30 ibu hamil, umur
tertinggi ditemukan pada kelompok Umur > 20 tahun berjumlah 25 ibu hamil atau
(83.3%), dan umur terendah pada kelompok umur < 20 tahun berjumlah 5 ibu hamil
atau (16.7%). Menurut pendidikan, pendidikan tinggi di dapatkan pada klompok
pendidikan PT berjumlah 12 atau (40,0%) ibu hamil, sedangkan rendah pada
kelompok SMA berjumlah 4 atau (13,3%) ibu hamil. Menurut jumlah kehamilan
(gravida), gravida tertinggi pada kelompok primigravida berjumlah 13 ibu hamil atau
(43,3%), sedangka kelompok terendah pada kelompok grandemultipara berjumlah 8
ibu hamil atau (26,7%).
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Presepsi Seksual
pada Ibu Hamil Trimester I di PKM Wara Kota Palopo
Jumlah
Persepsi Seksual
N %
Baik 19 63,3

356 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 Mei 2020


Kurang 11 36,7

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat kita lihat distribusi frekuensi persepsi seksual
ibu hamil di PKM Wara Kota Palopo Tahun 2018 menunjukkan bahwa dari 30 ibu
hamil yang memiliki presepsi dalam kategori baik berjumlah 19 ibu hamil atau
(63,3%), dan kategori kurang berjumlah 11 ibu hamil atau (36,7%).
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Persepsi Seksual
pada Ibu Hamil Trimester I di PKM Wara Kota Palopo
Indikator Persentase
Sangat setuju Tidak setuju Sangat tidak
setuju setuju
Persepsi 5.4 30.4 35.5 28.7
kesehatan
Persepsi 29.3 1.2 68.5 0
agama
Persepsi 18.8 30,6 50.6 0
sosial

Berdasarkan Tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa ditinjau dari 3 indikator


yang menentukan persepsi seksual pasangan suami istri trimester I di PKM Wara
Kota Palopo, respon jawaban terbaik ada pada indikator persepsi kesehatan, diikuti
indikator persepsi indikator, dan yang terendah berada pada indikator persepsi
agama.

2. Perilaku Seksual Masa Kehamilan


Tabel 4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Perilaku Seksual
pada Ibu Hamil Trimester I di PKM Wara
Jumlah
Perilaku Seksual
N %
Baik 17 56,7
Kurang 13 36,7

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan di PKM Wara Kota


Palopo, maka diperoleh data jumlah ibu hamil dengan perilaku seksual yang baik
berjumlah 17 ibu hamil atau (56,7%), dan ibu hamil dengan perilaku seksual yang
kurang berjumlah 13 ibu hamil atau (36,7%).
Rata-rata persentase jawaban responden pada setiap indikator perilaku seksual
masa kehamilan di Puskesmas Wara Kota Palopo dapat dilihat sebagai berikut :

357 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 Mei 2020


Tabel 5
Persentase Jawaban Kuesioner Perilaku Seksual Pada Ibu Hamil
Trimester I Di Puskesmas Wara Kota Palopo
No Indikator Persentase
Ya Tidak
1 Perilaku 70.3 30.7
2 Psikologis 67.5 32.5
3 Frekuensi 69.3 30.7
4 Posisi 50 50

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa ditinjau dari 4 indikator yang


menentukan perilaku seksual masa kehamilan pada ibu hamil trimester I di
Puskesmas Wara Kota Palopo respon jawaban terbaik ada pada indikator perilaku,
frekuensi, diikuti psikologis, dan yang terendah berada pada indikator posisi.

3. Hubungan Persepi Seksual Dengan Perilaku Seksual


Tabel 6
Hubungan Persepsi Seksual dengan Perilaku Seksual pada
Ibu Hamil Trimester I di PKM Wara
Kota Palopo
Perilaku Seksual
Total p
Persepsi Seksual Baik Kurang
N % N % N %
Baik 15 50,0 4 13,3 19 63,3
0.002
Kurang 2 6,7 9 30,0 11 36,7
Total 17 56,7 13 43,3 30 100

Pada tabel 6 diatas dapat di perilaku seksualnya kurang sebanyak 9


lihat bahwa dari 30 ibu hamil yang atau (30,0%) ibu hamil. Berdasarkan
memiliki persepsi baik sebanyak 19 hasil analisis uji Chi Square yang di
(63,3%) ibu hamil, dan dari jumlah lakukan maka di peroleh nilai P
tersebut ibu hamil yang persepsi baik sebesar 0,002 kurang dari = 0,05
diikuti dengan perilaku seksual baik (0,002 < 0,05) sehingga Ha diterima.
sebanyak 15 atau (50,0%) ibu hamil, Artinya terdapat hubungan antara
dan ibu hamil yang persepsi baik tetapi persepsi seksual dengan Perilaku
dengan perilaku seksual kurang Seksual masa kehamilan pada ibu
sebanyak 4 atau (13,3%) ibu hamil. hamil trimester 1 di PKM Wara Kota
Ibu hamil yang persepsi kurang Palopo.
sebanyak 11 (36,7%) ibu hamil, dan
dari jumlah tersebut ibu hamil yang PEMBAHASAN
persepsi kurang dengan perilaku Pendidikan mempengaruhi
seksualnya baik sebanyak 2 atau proses belajar, makin tinggi
(6,7%) ibu hamil, dan ibu hamil yang pendidikan ibu hamil, makin mudah
persepsi seksualnya kurang dan memperoleh informasi. Penelitian

358 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 Mei 2020


Lukmanuddin (2017) menyatakan berimplikasi pada pengetahuan dan
bahwa ibu hamil dengan pengetahuan sikap yang baik. Akan tetapi saat ini,
baik akan melakukan hubungan pengetahuan tidak hanya dipengaruhi
seksual secara wajar karena mereka oleh pendidikan formal melainkan
tahu bahwa hubungan seksual selama pendidikan informal. Kemudahan
kehamilan itu boleh dilakukan dengan mengakses internet serta sumber
syarat bahwa kehamilan mereka dalam bacaan memudahkan seseorang untuk
kondisi yang normal. Begitupun meningkatkan pengetahuannya salah
sebaliknya, apabila ibu hamil satunya mengenai hubungan seksual
berpengetahuan kurang dan memiliki selama kehamilan. Hal ini
pendidikan rendah maka ibu tidak memungkinkan semua ibu hamil
akan melakukan hubungan seksual dengan latar belakang pendidikan
selama kehamilan karena tidak tahu apapun mempunyai kesempatan yang
apakah diperbolehkan atau tidak. sama untuk memperoleh pengetahuan
Tingkat pendidikan mempengaruhi seputar hubungan seksual selama
kesadaran akan pentingnya arti kehamilan. Ketiadaan sumber
kesehatan baik pada diri sendiri informasi terutama dari petugas
maupun pada lingkungannya yang kesehatan menjadi salah satu penyebab
dapat mendorong kebutuhan kurangnya pengetahuan ibu hamil
pelayanan kesehatan termasuk tentang seksualitas masa kehamilan
pentingnya informasi mengenai (Darmika, 2012).
hubungan seksual selama kehamilan. Usia berpengaruh terhadap
Penelitian Mubasyiroh (2013) daya tangkap dan pola fikir seseorang.
menyatakan bahwa melakukan atau Penelitian Hapsari, 2011) menyatakan
tidak melakukan hubungan seks bahwa umur dapat mempengaruhi
selama masa kehamilan disebabkan pengetahuan seseorang karena
karena rendahnya pengetahuan ibu semakin bertambah umur akan
hamil tentang seks yang aman selama semakin meningkatkan perkembangan
masa kehamilan. Pendidikan ibu hamil daya tangkap dan pola fikir sehingga
yang tinggi akan meningkatkan tingkat pengetahuan yang diperoleh
pengetahuannya tentang pemeliharaan akan semakin meningkat. Hal ini
kehamilan, dengan pengetahuan yang sejalan dengan penelitian Ramadani
baik akan menumbuhkan kesadaran (2013) yang menyatakan bahwa
seseorang bahwa hubungan seksual semakin bertambah usia maka cara
pada waktu kehamilan harus berfikir dan pandangan ibu tentang
memperhatikan faktor ibu dan calon hubungan seksual juga lebih baik.
bayi, terutama frekuensi dan posisi Ditambahkan oleh Sagiv (2012) bahwa
hubungan yang tepat usia yang lebih muda akan lebih cepat
Informasi yang diperoleh dari menerima inovasi baru dibandingkan
pendidikan formal dan informal dapat yang lebih tua. Berbeda dengan yang
memberikan pengaruh jangka pendek lebih muda kurang dari 20 tahun
yang dapat meningkatkan belum memiliki kesiapan fisik dan
pengetahuan. Pendidikan yang tinggi psikologis menghadapi kehamilan

359 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 Mei 2020


sehingga tidak ada keinginan untuk Hubungan seksual bertujuan untuk
mencari pengetahuan tentang membangun kepercayaan, minat dan
kehamilannya. Begitupun juga dengan daya tarik kepada pasangannya, serta
usia tua menganggap kehamilan sebagai pembuktian rasa cinta dan
sebagai sesuatu yang biasa yang kasih sayang kepada pasangannya
pernah dialami sehingga tidak ada (Hapsari, 2011).
keinginan untuk mencari pengetahuan Kebutuhan seksual di dalam
yang baru. kehidupan rumah tangga merupakan
Dalam hal paritas, ibu dengan unsur penting yang dapat
paritas multigravida mempunyai meningkatkan kedekatan dan kualitas
pengalaman mengenai kehamilan hidup. Berdasarkan beberapa
termasuk dalam hal hubungan seksual penelitian yang telah dilakukan
selama kehamilan terdahulu. Sehingga membuktikan bahwa sampai saat ini
ibu hamil multigravida telah masalah jima’ pada wanita hamil
mengetahui bagaimana seharusnya masih dianggap tabu, namun walau
aktivitas seksual dilakukan selama bagaimanapun hubungan seksual
kehamilan. Sementara ibu dengan merupakan sebuah kebutuhan. Apabila
paritas primigravida, belum memiliki salah satu kebutuhan tidak terpenuhi
pengalaman tentang hubungan seksual akan menyebabkan gangguan
selama kehamilan. Sehingga semakin psikologis baik pada ibu hamil
tinggi paritas ibu maka hubungan maupun pasangannya atau bahkan
seksual semasa kehamilan bukan dapat menyebabkan keretakan
menjadi hal yang menakutkan untuk hubungan rumah tangga. Wanita hamil
dilakukan (Darmika, 2014). dapat merasakan ketidaknyamanan
Kehamilan merupakan kondisi dan merasa kurang nikmat saat
yang penuh dengan stress yang berhubungan seksual karena
berdampak pada status psikologis pada penurunan dari segi gairah dan respon
perempuan hamil utamanya pada seksual selama kehamilan. Hal ini
persepsi mengenai hilangnya daya disebabkan oleh persepsi akan daya
tarik mereka yang berkorelasi terhadap tarik dirinya, penampakan tubuh dan
aktivitas koitus dan kesenangan kekhawatiran pasangan untuk melukai
seksual terhadap pasangan. Perilaku fetus yang merupakan faktor yang
seksual selama kehamilan dibagi menyebabkan turunnya respon seksual
kedalam noncoital activity dan coital (Sandra et al, 2015).
activity. Penelitian mengungkapkan Perubahan dorongan seksual
bahwa seksualitas selama kehamilan umumnya berfluktuasi selama
tidak hanya terfokus pada hubungan kehamilan. Di awal kehamilan, ibu
seksual saja tetapi dapat diekspresikan hamil selalu memperhatikan setiap
dalam bentuk, memandang dan perubahan-perubahan yang
berbicara mesra kepada pasangan, dialaminya, baik perubahan fisik
berpegangan tangan, perhatian, maupun psikologis. Perubahan fisik
keinginan dan kesenangan dalam dapat mempengaruhi psikologis ibu
hubungan dengan pasangan. hamil, namun ada beberapa ibu hamil

360 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 Mei 2020


yang tidak mengalami perubahan yang prima. Berdasarkan hasil survey
psikologis, biasanya disebabkan didapatkan bahwa sebanyak 76,79%
karena adanya pengalaman mengenai tidak melakukan hubungan seksual
kehamilan sebelumnya. Akan tetapi, selama masa hamil dan 23,21%
mayoritas selama kehamilan, selebihnya tetap melakukan hubungan
perempuan mengalami penurunan seksual pada trimester pertama dan
orgasme dan hampir jarang mencapai kedua.
orgasme selama melakukan hubungan Pemahaman tentang hubungan
seksual dengan pasangannya (Budiarti seksual saat kehamilan seperti apa itu
2012). hubungan seksual, apa saja
Hubungan seksual bukan perubahannya, frekuensi berhubungan
hanya bertemunya secara fisik antara seksual, posisi hubungan seksual
pria dan wanita tetapi bertemunya menjadi penting karena berdampak
keadaan psikologis dari dua orang pada pola hubungan seksual.
individu. Penurunan gairah seks tidak Penelitian Lee, et al, (2010)
hanya dirasakan oleh wanita saja tetapi menyatakan bahwa frekuensi
pada pria dapat terjadi. Perubahan hubungan seksual bukan aspek penting
psikologis wanita hamil dapat pada kepuasan seksual ibu hamil
mempengaruhi psikologis pasangan melainkan proses orgasme. Menurut
untuk melakukan hubungan seksual Naim (2000) dalam Ramadani (2013)
selama kehamilan. Kekhawatiran menyatakan bahwa frekuensi
membahayakan janin dan keguguran, hubungan seksual tidak ada batasan
dapat membuat pasangan enggan namun beberapa ibu hamil mengakui
berhubungan seksual. Penelitian yang adanya penurunan frekuensi
dilakukan oleh Romauli mendapatkan berhubungan seks selama kehamilan.
bahwa pada saat orgasme dapat Pada trimester pertama
dibuktikan adanya fetal bradycardia biasanya gairah seks menurun akibat
karena kontraksi uterus sehingga para perubahan hormon yang tidak stabil
peneliti berpendapat bahwa wanita setelah konsepsi terjadi. Selain itu,
yang melakukan hubungan seksual kondisi ibu hamil yang mual-muntah,
dengan aktif dapat menunjukan adanya nafsu makan yang menurun, letih dan
insidensi fetal distress yang lebih mengantuk akan membuat lemah dan
tinggi (Romauli, 2011). Gravida keinginan seks menurun. Lain halnya
dengan riwayat infertilitas atau abortus pada ibu hamil trimester pertama yang
habitualis dan primitua dianjurkan tanpa keluhan, gairah seksual mereka
tidak berhubungan seksual dalam biasanya sedikit meningkat. Hasil
kehamilan muda. Walaupun sampai penelitian (Vike, 2010) menemukan
saat ini belum ada penelitian yang bahwa pola hubungan seksual
membuktikan bahwa hubungan mengalami penurunan namun tidak
seksual dan orgasme signifikan.
dikontraindikasikan selama masa Frekuensi hubungan seksual
hamil untuk wanita yang sehat secara mempengaruhi kualitas sebuah
medis dan memiliki kondisi obstetrik perkawinan. Hal ini dikarenakan

361 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 Mei 2020


masing-masing kebutuhan pasangan selama hamil akan mengalami
kemungkinan tidak terpenuhi dan penurunan.
dapat menyebabkan rasa frustasi Selama hamil, hubungan
karena kurangnya perhatian dari seksual antara pasangan suami istri
pasangan dalam hal seks. Periode tidak memiliki batasan, hal ini
transisi dari kehamilan bersifat tergantung kepada mood atau suasana
individu dan dipengaruhi oleh faktor hati dan keinginan mereka yang
fisik, emosi, pola hubungan seksual, memang bersifat spontan. Jika hal ini
disfungsi seksual, dan mitos tentang memiliki jadwal, dikhawatirkan akan
seks ketika hamil. Pada waktu hamil dirasakan sebagai bentuk pemaksaan
sebagian besar keinginan berhubungan atau kewajiban semata. Pada masa
seksual tidak berubah, bahkan, makin kehamilan, frekuensi dalam
meningkat. Peningkatan hubungan berhubungan seksual akan mengalami
seksual selama kehamilan karena penurunan sekitar 1-2 kali/minggu.
adanya kepercayaan diri bahwa dirinya Walaupun demikian frekuensi
menjadi semakin seksi dengan adanya hubungan seksual sebaiknya tidak
kehamilan. Hal ini dipengaruhi oleh dilakukan sesering biasanya selama
meningkatnya hormon estrogen dan tiga bulan pertama kehamilan.
progesterone (Sagiv, 2012). Oleh Hubungan seksual yang dipaksakan
karena itu, hubungan seksual selama selama tiga bulan pertama kehamilan
kehamilan bukan suatu gangguan dikhawatirkan akan menyebabkan
(Budiarti , 2012). Akan tetapi keguguran spontan. Frekuensi
dikarenakan kondisi psikologis dan berhubungan seksual yang dianjurkan
riwayat kehamilan sebelumnya, selama trimester pertama kehamilan
berbagai kecemasan dan ketakutan adalah 2 kali perminggu (Pangkahila
yang dirasakan pada pasangan serta 20).
adanya riwayat kehamilan yang Hubungan seksual pada masa
bermasalah mempengaruhi frekuensi kehamilan dapat dilakukan dengan
dalam hubungan seksual. Pada berbagai posisi namun harus berhati
penelitian Vike (2010) ditemukan hati karena janin masih rentan
bahwa mayoritas ibu hamil mengalami terhadap keguguran karena goncangan
penurunan frekuensi hubungan seksual (Kelton, 2015). Penelitian Claire et al
dan hasrat dalam berhubungan seksual menyatakan bahwa dalam
dikarenakan adanya perubahan diri berhubungan seksual, pasangan akan
selama kehamilan yang berdampak melakukan penyesuaian beberapa
besar terhadap keinginan ibu hamil posisi serta tekhnik dalam aktivitas
untuk melakukan hubungan seksual seks. Posisi berbaring miring (saling
dengan pasangannya. Sejalan dengan berhadapan atau membelakangi)
penelitian yang dilakukan oleh Sagiv seringkali merupakan posisi yang
(2012) di Iran menyatakan bahwa pada paling nyaman. Begitupula posisi
trimester pertama sampai ketiga hasrat perempuan diatas sehingga lebih bisa
seksual dan frekuensi berhubungan mengendalikan saat penetrasi. Posisi
berhubungan seks berubah seiring

362 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 Mei 2020


bertambahnya usia kehamilan. Posisi yang lain seperti anal/anusnya. Allah
man on top dan face to face menjadi Swt berfirman, “Istri-istrimu adalah
posisi yang paling sering dipilih oleh tempat bercocok tanammu, datangilah
pasangan dalam masa kehamilan ia dari arah manapun yang kalian
(Claire et al, 2011). kehendaki” (Lukmanuddin, 2017, QS.
Beberapa pasangan Al-Baqarah: 223).
mengungkapkan kondisi yang Masih kurangnya pelayanan
berbeda-beda terkait aktivitas seksual petugas kesehatan terkait seksualitas
mereka. Ada yang mempunyai rasa selama kehamilan ditunjukkan dengan
khawatir bahwa berhubungan seksual pelayanan yang diberikan hanya
yang menggebu-gebu selama terbatas pada pemeriksaan fisik ibu
kehamilan akan mengganggu janin, hamil saja. Rendahnya ketertarikan
hubungan seksual akan merangsang petugas kesehatan menyebabkan tidak
terjadinya keguguran dan persalinan teridentifikasinya permasalahan
dini karena adanya kontraksi, seksualitas yang dihadapi perempuan
hubungan seksual dapat melukai dan selama kehamilan. Hal tersebut
juga dapat menimbulkan infeksi pada semakin tidak terungkap dikarenakan
bayi. Akan tetapi ada juga yang adanya perasaan malu untuk
selama kehamilan tidak mempunyai menceritakan atau mengajukan
masalah dalam hal berhubungan pertanyaan kepada petugas kesehatan
seksual atau tidak mempunyai resiko terkait permasalah seksualitas yang
tinggi mengalami keguguran atau dialami selama kehamilan. Sehingga
kelahiran prematur, ataukah kondisi kecenderungan untuk mencari
yang menimbulkan efek apapun pada informasi dari sumber yang diragukan
janin sehingga kebutuhan seksual kebenarannya terjadi, contohnya
mereka terpenuhi. Bahkan ada bertanya pada teman atau kerabat yang
anggapan lain terkait hubungan juga hanya memiliki pengetahuan
seksual selama kehamilan yaitu yang terbatas mengenai hal ini
hubungan seksual harus sering (Budiarti, 2012)
dilakukan selama hamil agar bayi Seksualitas merupakan hal
tumbuh subur dan sehat. (Wilson, yang tabu untuk dibicarakan di
2015). kalangan petugas kesehatan. Beberapa
Dalam ajaran agama juga telah penelitian mengungkapkan bahwa
disebutkan bahwa berhubungan suami- rendahnya ketertarikan tenaga
istri diperbolehkan asalkan kondisi kesehatan dalam menggali informasi
kehamilan ibu normal tanpa ada seputar seksual dalam pelayanan
masalah seperti riwayat keguguran dan ANC. Padahal dengan membicarakan
pada saat berhubungan ibu tidak perubahan seksual selama hamil,
merasakan nyeri pada perut. pasangan dapat menguatkan satu sama
Ditegaskan juga bahwa suami boleh lain. Petugas kesehatan juga dapat
menyetubuhi istrinya yang sedang mengantisipasi perubahan dan
hamil dari berbagai posisi asalkan membantu dengan menegosiasi
pada daerah kemaluannya bukan area

363 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 Mei 2020


hambatan, untuk menfasilitasi Ibu Hamil di Puskesmas Pondok
kepuasan pasangan (Budiarti, 2012). Aren Tangerang. Jurnal Ners, 6
(1), 76-85.
KESIMPULAN Kelton. (2015). The Effect of
Pemenuhan kebutuhan seksual selama Intercourse on Pregnancy Rates
masa kehamilan dilakukan dengan During Assisted Human
aktivitas koitus dan non koitus. Reproduction. Journal of
Aktivitas koitus memerlukan perhatian Reproductive. h. 2653-2658.
karena tidak semua ibu hamil dapat Lukmanudin, M.I. (2017). Berjima’
melakukannya, hanya yang tidak Pada Saat Kehamilan Perspektif
memiliki faktor resiko yang aman Medis Dan Islam Fakultas
untuk melakukan aktivitas koitus Kesehatan Universitas Pamulang
selama masa kehamilan. Tangerang Selatan. Tahkim Vol.
Kondisi fisik dan psikologis ibu hamil XIII, No. 2
dan pasangannya akan sangat Mubasyiroh, L. (2013). Hubungan
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan Tingkat Pengetahuan dengan
seksual. Frekuensi koitus yang Kecemasan Ibu Hamil
disarankan adalah 2 kali per minggu, Primigravida tentang Hubungan
posisi yang disarankan adalah women Seksual selama Kehamilan di
on the top, face to face atau doggy Puskesmas Kecamatan
style. Dalam ajaran agama juga tidak Jatibarang Kabupaten Brebes.
ada larangan berhubungan seksual Jurnal Komunitas Kesehatan
selama kehamilan dengan syarat (Edisi 7) P3M Akbid Purworejo.
kondisi kehamilan prima. Vol 4 No.2
Pangkahila. W. 2012. Mitos Seks Pun
DAFTAR PUSTAKA Melingkupi Kehamilan. Dikutip
Budiarti. A., Afiyanti, Y., Asih. Imalia dari http//www.kompas.com.
Dewi. (2012). Pengalaman Diakses pada tanggal 10 Juli
seksualitas perempuan selama 2019
masa kehamilan. Jurnal Pramudiarja, U. 2010. Frekuensi yang
Keperawatan Indonesia. Volume Ideal Berdasarkan Usia
15 no.3. 179-184 Kehamilan.
Claire Jones, MD, Crystal Chan, MD http//health.detik.com. Diakses
dan Farine, LW. (2011). Sex in tanggal 11 Juli 2019
pregnancy, Journal of Obstetrics QS. Al-Baqarah: 223.
and Gynecology, Vol.19, No.7, Ramadani, NL & Sudarmiati, S.
h. 815–818. (2013). Perbedaan Kepuasan
Darmika., (2014). Faktor Yang Seksual pada Pasangan Suami
Berhubungan Dengan Perilaku Istri di Masa Kehamilan. Jurnal
Seksual Di RSU Sawerugading Keperawatan Maternitas.
Palopo. Unimus. Vol. 1 No. 2
Hapsari, V. D. & Sudarmiati, S. Rustikayanti, R.N., Kartika, I.,
(2011). Pengalaman Seksualitas Herawati, Y. (2016). Perubahan

364 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 Mei 2020


Psikologis pada Ibu Hamil
Trimester III. The Southeast
Asian Journal Of Midwifery.
Vol. 2, No. 1, 45-49.
Romauli, S. (2011). Asuhan
Kebidanan 1 Konsep Dasar
Asuhan Kehamilan. Nuha
Medika : Yogyakarta.
Sagiv, M, Daffna B, Gurit E.,Safir,
Marilyn P. (2012). Changes In
Sexual experiece And
Relationship Quality During
Pregnancy. Arch Sex
Behav,41,1241- 1251.
Sandra Nakić Radoša, Hrvojka
Soljačić Vraneša dan Marijana
Šunjićb. (2015). Sexuality
During Pregnancy: What Is
Important for Sexual Satisfaction
in Expectant Fathers?”. Journal
of Sex and Marital Therapy.
Vol.41, Issue 3, h, 282-293 (11).
Vike, D, H., (2010). Periaku Kegiatan
Seksual Pada Wanita Hamil.
Tesis. Program Pendidikan
Dokter Spesialis Obstetri Dan
Ginekologi. Universitas
Diponegoro
Widiyastuti, Y., Rahmwati, A,. &
Purnamaningrum, E. Y., (2011).
Kesehatan Reproduksi.
Yokyakarta: Fitramaya
Wilson T. Bell. (2015). Sex,
Pregnancy, and Power in the
Late Stalinist Gulag. Journal of
the History of Sexuality. Vol.24,
No.2, h. 198-224.

365 | Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 3 Nomor 1 Mei 2020

Anda mungkin juga menyukai