Ester Ratnaningsih
ABSTRAK
Aktivitas seksual wanita berubah pada berbagai tahap kehidupan, salah satunya karena proses persalinan. Masalah
seksual wanita setelah melahirkan adalah trauma perineum saat melahirkan seperti ruptur perineum. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mendapatkan gambaran indeks fungsi seksual ibu postpartum dengan jahitan perineum di Rumah Sakit Panti
Wilasa Citarum Semarang tahun 2019. Desain penelitian ini adalah study deskritif, dengan besar sampel 45 orang,
pengambilan sampel dilakukan dengan teknik aksidental sampling. Disfungsi seksual dinilai dengan kuesioner FSFI.Hasil
penelitian menunjukkan mayoritas responden berumur 20-35 tahun sebanyak 40 responden (88,9%), mayoritas ibu
multipara sebanyak 28 responden (62,2%), mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 30 responden (66,7%), dan
mayoritas responden menyusui sebanyak 41 responden (91,1%) dan mayoritas responden melakukan hubungan seksual 3
bulan setelah bersalin sebanyak 24 responden (53,3%), Skor indeks fungsi seksual ibu postpartum dengan jahitan
perineum dengan rentang 4 – 34,2. Kejadian disfungsi seksual pada ibu nifas dengan jahitan perineum sebanyak 86,7%.
ABSTRACT
Women's sexual activity changes at various stages of life, one of which is childbirth processes. Sexual problem among
women after giving birth is perineal trauma during childbirth to perineal rupture. This study wasaimed to obtain an overview
of the sexual function index among postpartum women with perineal sutureat Panti Wilasa Citarum Hospital of Semarang in
2019. The design of this study was a descriptive study, with a number of samples of 45 people, sampling was conducted by
accidental sampling technique. Sexual dysfunction assessed by the FSFI questionnaires. The results showed that the
majority of respondents aged 20-35 years of 40 respondents (88.9%), the majority of respondents were multipara women of
28 respondents (62.2%), the majority of respondents had a high school education of 30 respondents (66.7%), and the
majority of respondents performed breast-feeding of 41 respondents (91.1%) and the majority of respondents had sexual
intercourse 3 months after giving birth of 24 respondents (53.3%). The sexual function index score among postpartum
women with perineal suture was in the range of 4 - 34.2. Conclusion the incidence of sexual dysfunction among postpartum
women with perineal suture was 86.7%.
93
Ratnaningsi, Kualitas Fungsi Seksual Ibu Postpartum Dengan Jahitan Perineum ….
SJKB, Vol. 6, No. 2, Desember 2019, 93-100
terdiri atas beberapa item yang bisa hubungan seksual pada bulan kedua, 5 orang
didiskriminasikan menurut persepsi wanita ibu mulai melakukan hubungan seksual pada
bersangkutan. (Kamerrer D,2008). bulan ketiga, dan ada 2 orang ibu belum
Umumnya sesudah melahirkan banyak melakukan hubungan seksual setelah
wanita memerlukan waktu yang lebih lama melahirkan. Alasan ibu belum melakukan
daripada sebelumnya untuk mencapai hubungan seksual setelah melahirkan karena
orgasme. Kelambatan bangkitnya gairah seks ibu belum mengetahui kapan waktu yang tepat
ini sering berhubungan dengan perubahan boleh melakukan hubungan seksual setelah
tingkat hormonal dan kelelahan. Hubungan melahirkan
seksual sesudah melahirkan terasa berbeda Disfungsi seksual seringkali tidak disadari
dengan sebelum hamil, sebab tubuh wanita baik oleh pasien maupun klinisi, namun
mengalami perubahan anatomis yang ternyata membawa dampak bagi kehidupan
sesungguhnya sehingga mempengaruhi berumah tangga. Di lapangan terlihat masih
mekanisme maupun kenikmatan dalam banyak ibu nifas dengan jahitan perineum
hubungan seks bahkan tekanan sedikit pada yang memiliki masalah dan ketakutan dalam
dasar vagina dengan jari saja, sakitnya terasa memulai hubungan seksual setelah melahirkan.
berminggu-minggu. (Musbikin, 2007; h. 328) Hal ini akan berdampak dalam hubungan
Dari hasil penelitian terdahulu oleh Sri suami istri, sehingga berdasarkan latar
Karyati (2016) di Desa Jurang Kabupaten belakang tersebut maka penulis tertarik
Kudus didapatkan bahwa ibu yang mengalami melakukan penelitiaan tentang “ Kualitas
jahitan perineum grade I sebagian besar Fungsi Seksual Ibu Postpartum dengan Jahitan
mengalami ansietas (kecemasan) dalam Perineum diukur dengan Menggunakan
berhubungan seksual ringan yaitu 12 orang Female Sexual Function Index (FSFI). Tujuan
(85,7%), sedangkan ibu yang mengalami penelitian untuk mengetahui fungsi seksual ibu
jahitan perineum grade 2 sebagian besar postpartum dengan jahitan perineum di Rumah
mengalami ansietas berat yaitu 16 orang Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang..
(76,2%). Penelitian lain oleh Darmayasa
(2012) di di Rumah Sakit Sanglah Denpasar METODE
didapatkan hasil rata-rata ibu nifas mulai Jenis penelitian ini adalah penelitian
hubungan seksual pada kedua kelompok ibu observasional deskriptif (Sugiono, 2010).
dengan episotomi dan post sectio sesarea Tempat penelitian dilakukan di Poli Kebidanan
adalah tiga bulan pasca melahirkan, dengan dan Kandungan Rumah Sakit Panti Wilasa
Indeks Fungsi Seksual Perempuan kedua Citarum Semarang dengan dengan subyek
kelompok didapatkan disfungsi seksual penelitian ibu nifas dengan jahitan perineum
masing-masing 18,60% pada pasca episiotomi, dinilai menggunakan kuesioner Female Sexual
dan 2,33% pada pasca seksio sesarea. Function Index (FSFI). Penelitian dilakukan
Berdasarkan studi pendahuluan pada Ibu pada bulan Mei 2019.
nifas yang berkunjung ke poliklinik kebidanan Populasi terjangkau pada penelitian ini
dan kandungan Rumah Sakit Panti Wilasa adalah ibu nifas dengan jahitan perineum yang
Citarum Semarang dengan menggunakan datang berkunjung ke poliklinik kebidanan dan
kuesioner terhadap ibu postpartum sebanyak kandungan Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum
10 orang, didapatkan hasil sebanyak 7 ibu Semarang antara bulan Januari sampai
mempunyai masalah takut untuk mulai Februari 2019 sebesar 180 orang. Sampel
melakukan hubungan seksual dan 3 ibu penelitian ibu nifas yang melahirkan spontan
merasa keinginan berhubungan seksual dengan jahitan perineum yang memenuhi
menurun setelah melahirkan. Berdasarkan kriteria inklusi. Kriteria inklusi ibu nifas normal
waktu mulainya hubungan seksual setelah dengan jahitan perineum tiga – empat bulan
melahirkan sebanyak 3 ibu mulai melakukan sebelumnya, bersedia mengikuti penelitian.
95
Ratnaningsi, Kualitas Fungsi Seksual Ibu Postpartum Dengan Jahitan Perineum ….
SJKB, Vol. 6, No. 2, Desember 2019, 93-100
Kriteria eksklusi adalah ibu yang sudah tidak jahitan perineum pada lebih banyak pada usia
memiliki pasangan seksual selama tiga – 20-35 tahun sebesar 40 responden (88,9%).
empat bulan pasca persalinan, ibu nifas yang Distribusi sampel berdasarkan paritas
mempunyai potensi hambatan untuk menunjukkan kelompok terbanyak pada pasien
mendapatkan informasi yang dapat dipercaya pasca persalinan spontan adalah pada
seperti pasien skizofrenia, cacat mental, atau multipara yaitu 28 sampel (62,2%), selanjutnya
dalam keadaan sakit berat. primipara yaitu 15 sampel (33,3%), sedangkan
Teknik pengambilan sampel dengan 2 sampel lainnya (4,4%) pada kelompok
aksidental sampling. Perhitungan sampel grandemultigravida.
dengan rumus Slovin dengan tingkat Distibusi karakteristik sampel berdasarkan
kepercayaan 0,01 didapatkan sampel sebesar pendidikan pada pasien pasca persalinan
45 orang. (Nursalam ,2008) spontan dengan jahitan perineum terbanyak
dalam kelompok SMA, yaitu 30 sampel
HASIL (66,7%), kemudian pada distribusi karakteristik
yaitu riwayat menyusui hampir semua ibu
Karakteristik Subyek Penelitian menyusui bayinya selama nifas sebesar 41
Pada penelitian dengan 45 sampel ibu orang (91,1 %).
postpartum spontan dengan jahitan perineum
dengan karakteristik subyek penelitian Gambaran Kualitas Fungsi Seksual Ibu
berdasarkan usia ibu, riwayat paritas, riwayat Postpartum dengan Jahitan Perineum
pendidikan dan riwayat menyusui. Berdasarkan Skor FSFI (Female Sexual
Function Index = Indeks Fungsi Seksual
Tabel 1 Distribusi Responden berdasar Perempuan)
Karakteristik responden Gambaran umum (deskripsi) fungsi seksual
ibu nifas dengan jahitan perineum berdasarkan
Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Skor FSFI (Female Sexual Function Index =
Usia Ibu Indeks Fungsi Seksual Perempuan) dapat
< 20 tahun 3 6,7 dilihat pada tabel 2.
20-35 tahun 40 88,9
> 35 tahun 2 4,4
Tabel 2 Distribusi Responden berdasarkan
Paritas Total Skor Rerata Domain FSFI
Primipara 15 33,3
Multipara 28 62,2
Grandemulti 2 4,4 Jumlah Skor Frekuensi Persentase (%)
Pendidikan rerata domain
SMP 5 11,1 FSFI
SMA 30 66,7 < 10 12 26,7
PT 10 22,2 10-19,9 17 37,8
Menyusui 20-26,5 10 22,2
Ya 41 91,1 ≥ 26,5 6 13,3
Tidak 4 8,9
Total 45 100
Mulai aktivitas seksual setelah melahirkan
2 bulan 18 40
3 bulan 24 53,3
Berdasarkan total skor FSFI (Female
4 bulan 3 6,7 Sexual Function Index = Indeks Fungsi
Seksual Perempuan) tersebut untuk menilai
Total 45 100,0
kejadian disfungsi seksual pada ibu postpartum
dengan jahitan perineum , yang dapat dilihat
Berdasarkan tabel 1 diatas, subyek pada tabel 3.
penelitian menunjukkan jumlah sampel ibu
dengan pasca persalinan spontan dengan
96
Jurnal SMART Kebidanan, 2019, 6 (2), 93-100 ©SJKB 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.34310/sjkb.v6i2.277 pISSN: 2301-6213, eISSN: 2503-0388
http://stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkb
seksual pada wanita didefinisikan sebagai kepuasan dan nyeri, menunjukkan bahwa
gangguan yang terjadi pada salah satu atau rerata terendah ibu nifas postpartum dengan
lebih dari keseluruhan siklus respons seksual jahitan perineum dalam fungsi seksual adalah
normal yang berpengaruh terhadap aktivitas point nyeri dalam melakukan hubungan suami
seksualnya. Penyebab disfungsi seksual istri dengan rerata 2,23. Nyeri saat
setelah melahirkan salah satunya adalah berhubungan seksual (dispareunia) adalah
cedera jalan lahir. Sampel penelitian ini adalah nyeri saat melakukan hubungan seksual, baik
ibu postpartum dengan jahitan perineum dalam disebabkan kelainan fisik maupun psikologis.
persalinan, karena adanya robekan perineum Pada tabel 5 juga menunjukkan ibu nifas
secara spontan ataupun episiotomi. dengan jahitan perineum mengalami gangguan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan nyeri dalam berhubungan suami istri atau
bahwa terdapat 6 responden (13,3%) yang dispareunia sebanyak 71,1 %. Penelitian Maria
memiliki fungsi seksual normal, sedangkan 39 Olva (2017) juga mendapatkan hasil sebanyak
orang (86,7%) responden memiliki gangguan 34 % responden dengan ruptura perineum
disfungsi seksual dengan total skor FSFI di karena episiotomi maupun ruptur spontan
bawah cut off 26,55. Hasil ini sesuai penelitan mengalami dispareunia.
(Rathfisch, 2010) menunjukkan perempuan Hasil penelitian pada tabel 5 ditemukan
dengan ruptur perineum derajat II ternyata adanya gangguan seksual tertinggi berupa
memiliki tingkat libido, orgasme, dan kepuasan gangguan orgasme yakni sebanyak 40 ibu
seksual yang lebih rendah dan lebih banyak (88,9%). Orgasme adalah puncak kenikmatan
rasa sakit selama hubungan seksual seksual ditandai dengan pelepasan
dibandingkan perempuan dengan perineum ketegangan seksual dan kontraksi ritmik pada
yang intak. Demikian pula pada penelitian otot-otot perineal dan organ reproduktif pelvis.
(Altuntuğ, K, 2017) di Turki dari 246 responden Pada wanita, orgasme ditandai oleh 3 sampai
postpartum periode satu tahun, sebanyak 36,6 15 kali kontraksi involunter pada sepertiga
% mengalami dispareunia dalam hubungan bagian bawah dan oleh kontraksi uterus yang
seksual pertama setelah melahirkan dan 41,5 kuat dan lama, berjalan dari fundus turun ke
% mengalami dispareunia pada periode serviks. Kesulitan pencapaian orgasme juga
postpartum. didapatkan pada hasil penelitian Irwanto (2014)
Disfungsi seksual pada responden di Rumah Sakit dr Saiful Anwar Malang dimana
penelitian ini mengakibatkan sejumlah 53,3% kelahiran pervaginam paling terkait dengan
responden melakukan hubungan seksual relaksasi otot panggul dan episiotomi dapat
pertama kali pada 3 bulan periode pascasalin, memperburuk efek pencapaian orgasme pada
sedangkan 40 % melakukan hubungan seksual wanita pasca melahirkan. Penelitian Leal, et al
pertama kali pada 2 bulan pasca bersalin. (2013) menyebutkan bahwa kemampuan untuk
Berdasarkan hasil wawancara, alasan ibu mencapai orgasme setelah melahirkan
menunda hubungan seksual antara lain takut diperoleh dalam waktu enam minggu pasca
jahitan lepas, nyeri pada jahitan, capek bersalin.
mengurus anak. Pada domain kepuasan seksual didapatkan
Hasil Penelitian ini sejalan dengan sebanyak 75,6 % ibu postpartum dengan
penelitian Yusnia I di RSUD Panembahan jahitan perineum mengalami gangguan
Senopati Bantul Yogyakarta sejumlah 26,5% kepuasan seksual. Kepuasan seksual
subjek melakukan hubungan seksual pertama dideskripsikan sebagai kemampuan mencapai
kali pada 8 minggu periode pascasalin, orgasme setiap kali melakukan hubungan
sedangkan 34,3% belum melakukan hubungan seksual. Hal ini tercapai saat keadaan
seksual. perangsangan maksimal. Ketika orgasme
Berdasarkan skor Female Sexual Function terganggu, maka kepuasan seksual
Index (FSFI) yang terdiri dari 6 (enam) domain kemungkinan besar kepuasan seksual tidak
yaitu dorongan, bangkitan, lubrikasi, orgasme, akan tercapai dengan baik. Hal ini sesuai
98
Jurnal SMART Kebidanan, 2019, 6 (2), 93-100 ©SJKB 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.34310/sjkb.v6i2.277 pISSN: 2301-6213, eISSN: 2503-0388
http://stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/sjkb
99
Ratnaningsi, Kualitas Fungsi Seksual Ibu Postpartum Dengan Jahitan Perineum ….
SJKB, Vol. 6, No. 2, Desember 2019, 93-100
100