Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TESIS

STUDI KEMATIAN MATERNAL : PENGARUH ASPEK


KELUARGA/ MASYARAKAT, ASPEK LOGISTIK, KUALITAS
PELAYANAN KESEHATAN DAN ADMINISTRASI TERHADAP
KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI KABUPATEN JEMBER
TAHUN 2016-2021

Oleh :
Nurul Fathiyyah 206070400111006

PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Kematian ibu menurut International Statistical Classification Diseases,

Injuries and Causes, Edition X (ICD - X) adalah kematian wanita selama

hamil, bersalin, dan 42 hari melahirkan, terjadi baik selama kehamilan itu

sendiri maupun selama perawatan. Komplikasi ginekologi adalah komplikasi

ibu selama kehamilan, persalinan dan 42 hari postpartum (Suriani, 2010).

Menurut laporan, angka kematian ibu (AKI) di dunia telah mengalami

penurunan dari 342 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 211 per 100.000

kelahiran hidup (UNIFEC, 2019). Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia

sendiri pada tahun 2015 masih menempati posisi 305 per 100 ribu kelahiran

hidup. Sementara itu, data capaian kinerja Kemenkes RI tahun 2015-2017

menunjukkan telah terjadi penurunan jumlah kasus kematian ibu. Jika di

tahun 2015 AKI mencapai 4.999 kasus maka di tahun 2016 sedikit

mengalami penurunan menjadi 4.912 kasus dan di tahun 2017 mengalami

penurunan tajam menjadi sebanyak 1.712 kasus AKI. Target Sustain

Development Goal’s (SDG’s) adalah tahun 2030 AKI Indonesia mencapai

70 per 100.000 kelahiran hidup (Indonesia, 2021). Penyebab dari kematian

ibu di Indonesia yaitu perdarahan (1.330 kasus atau 30%), hipertensi dalam

kehamilan (1.110 atau 25%), infeksi (6%) dan lainnya (39%) (Kepmenkes

RI, 2016).

Angka kematian ibu (AKI) di Jawa Timur mencapai 91,92 per 100.000

kelahiran hidup. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun


2016 yang mencapai 91 per 100.000 kelahiran hidup. Dalam laporan

SUPAS tahun 2016, AKI provinsi Jawa Timur mencapai 89,81 per 100.000

kelahiran hidup. Namun, dibandingkan dengan laporan tahun 2020,

didapatkan angka kematian ibu naik menjadi 98,39 per 100.000 kelahiran

hidup. Salah satu daerah penyumbang angka kematian ibu (AKI) tertinggi

ini adalah kota Jember yang terletak di provinsi Jawa timur yang mana

secara statistik angka kematian ibu (AKI) kabupaten Jember sebesar

173,53 per 100.000 kelahiran hidup sebanyak 61 orang (Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Timur, 2020).

Di Jawa Timur penyebab angka kematian ibu tertinggi pada tahun

2020 adalah dari penyebab lain-lain yaitu perdarahan (sebanyak 22

(36,06%) kasus, preeklamsi/ eklamsia sebanyak 16 (26,22%) kasus,

gangguan system peredaran darah sebanyak 1 (1,64%) kasus, gangguan

metabolic sebanyak 1 (1,64%) kasus dan penyebab lainnya sebanyak 21

(34,42%) kasus. Faktor penyebab lain-lain yang mengakibatkan kenaikan

angka kematian ibu juga merupakan dampak adanya pembatasan

kunjungan pemeriksaan kehamilan, sehingga terjadinya penurunan pada

penapisan ibu hamil berisiko tinggi yang tidak maksimal, pertolongan

wanita bersalin oleh tenaga non-medis, keterlambatan rujukan,

ketidaktersediaan sarana prasarana di fasyankes rujukan, adanya pandemi

covid-19 sehingga angka kematian (AKI) ini terkonfirmasi sebanyak 56

orang yang tercatat pada kenaikan jumlah angka kematian ibu (AKI). Selain

itu, penyebab lain-lain turun karena sebagian masuk pada kriteria penyebab

gangguan metabolisme, dan sebagian masuk pada kriteria gangguan

peredaran darah. Dan penyebab tertinggi seperti hipertensi dalam


kehamilan dan perdarahan menjadi perhatian khusus dan waspada pada

penyebab lain-lain yang berkontribusi pada kematian maternal di Jawa

Timur (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2020).

Dari laporan diatas, salah satu penyebab tertinggi angka kematian ibu

(AKI) adalah hipertensi dalam kehamilan dan preeklampsia merupakan

salah satu kategori hipertensi dalam kehamilan yang menyumbang angka

kematian ibu (AKI) di kabupaten Jember. Menurut laporan, angka kejadian

preeklampsia di Kabupaten Jember tahun 2017 adalah sebesar 210 kasus

dan mengalami kenaikan ditahun 2018 sebesar 284 kasus. Dan menurut

studi pendahuluan oleh seorang peneliti yang diperoleh dari Dinas

Kesehatan Kabupaten Jember bahwa ibu hamil yang mengalami

preeklampsia di Puskesmas Panti Jember dalam satu tahun terakhir

dimulai dari 2019 terdapat 65 ibu hamil yang mengalami preeklamsia

(Martadiansyah et al.,2019).

Preeklamsia merupakan salah satu jenis dari hipertensi dalam

kehamilan yang sering terjadi dengan angka kejadian 10-15% dan menjadi

penyebab naiknya angka morbiditas dan mortilitas (). Preeklamsia adalah

kondisi dimana pada usia >20 minggu terjadi kenaikan tekanan darah pada

sistol 140 mmHg dan diastol > 90 mmHg yang perubahan ini sebagai tanda

awal gejala utama preeklamsi. Perubahan tekanan darah ini dapat di sertai

dengan gejala lain seperti ada atau tidaknya proteinurin, sakit kepala yang

menetap, gangguan penglihatan hingga dapat terjadi kejang (Jargalsaikhan

et al., 2019).

Aspek keluarga dan masyarakat merupakan salah satu faktor tidak

langsung penentu keberhasilan pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan


pada ibu hamil, bersalin maupun nifas. Pada ibu hamil, bersalin, dan nifas,

terdapat program kesehatan untuk kondisi ibu tersebut seperti (ANC,

Kunjungan 1 murni (K1), kunjungan 4 akses (K4), P4K dan lain-lainnya).

Pada laporan profil kesehatan kabupaten Jember didapatkan bahwa target

capaian pelayanan kesehatan selama kehamilan mengalami penurunan,

dimana K1 yang dilakukan ibu hamil sebesar 98.8% adalah tidak sesuai

dengan target yaitu capaian lebih dari 100%. selain itu pada capaian K4

juga tidak mencapai target presentasi 100%, yang mana capaian kerja

didapatkan sebesar 80% dan termasuk 3 kota terendah untuk capaian K4.

Selain itu pada pelayanan persalinan oleh nakes juga tidak sesuai dengan

target capaian presentasi yaitu diatas 100%, yang mana didapatkan

kalkulasi persalinan oleh nakes sebesar 85,6% (Dinas Kesehatan Jatim,

2020). Pelayanan - pelayanan ini merupakan sebagai upaya promosi

kesehatan, skrining atau deteksi dini, maupun diagnosis serta pencegahan

penyakit selama kehamilan yang memerlukan pengaruh dalam aspek

keluarga dan masyarakat. Menurut audit otopsi verbal maternal (OVM)

pada kematian maternal, aspek keluarga dan masyarakat dapat menilai

pengaruh dari terlambat atau tidaknya mencari bantuan untuk ibu, adakah

penolakan pengobatan atau perawatan oleh keluarga, status ekonomi dan

persiapan kehamilan dan persalinan seperti (SIAGA, DASOLIN, Desa

siaga, P4K dll) (OVM, 2016). Aspek keluarga dan masyarakat ini terbentuk

dari adanya dukungan yang efektif baik itu dukungan sosial, budaya,

emosional dan psikologis kepada ibu hamil agar dapat tercapainya

kebutuhan dasar kesehatan selama kehamilan, persalinan maupun nifas.

Adanya aspek keluarga dan masyarakat yang baik dapat menurunkan risiko
terjadinya komplikasi kehamilan seperti komplikasi preeklamsi yang dapat

diberikan dukungan sosial seperti pemantauan kesehatan ibu, dukungan

budaya melalui kepatuhan program kesehatan untuk ibu hamil yang sesuai

dengan standar kesehatan, dukungan emosional dengan memberikan

pendampingan saat K1-K4, ANC, dan dukungan psikologis melalui upaya

meminimalisir kemungkinan ibu mengalami tekanan saat hamil, bersalin

maupun nifas.

Salah satu aspek non-medis pada penilaian otopsi verbal maternal

(OVM) adalah aspek logistic. Aspek logistic menurut otopsi verbal maternal

versi 2016, menilai terkait ketersedian transportasi, kemudahan akses

(jarak, budaya, sosial dan ekonomi) dan keefektifan komukasi rujukan.

Dalam laporan dinas kesehatan Jember, dilaporkan bahwa Persentase

jumlah penduduk miskin di Kabupaten Jember pada tahun 2019 turun

sebesar 0,73 poin persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada

tahun 2018, persentase jumlah penduduk miskin sebesar 9,98 persen dan

pada tahun 2019 turun menjadi 9,25 persen dan Laju pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Jember tahun 2018 sebesar 5,23 persen, sedikit

meningkat dibanding pertumbuhan ekonomi tahun 2017 yang mencapai

5,11 persen.  Dari laporan tersebut dapat disimpulkan bahwa status

ekonomi kabupaten Jember menjadi salah satu indikator penilaian dalam

aspek akses logistik. Didalam didalam aspek akses logistic yang baik

meliputi adanya ketersediaan transportasi, ketepatan komunikasi, dan

akses (baik itu jarak, sosial-ekonomi, dan budaya) yang teridentifikasi

melalui status ekonomi yang baik. Dalam sebuah kasus, seringkali terjadi

kendala dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil bersalin


maupun nifas yang disebabkan oleh faktor aspek akses logistic ini, dimana

harapannya aspek logistic (transportasi, akses (jarak, budaya, sosail

ekonomi) dan komunikasi rujukan) yang baik dapat memberikan

kesempatan mengidenitifikasi kebutuhan kesehatan untuk mencari,

mencapai, mendapatkan, dan menggunakan layanan kesehatan dalam

memenuhi kebutuhan kesehatan. Pada ibu dengan preeklamsi memerlukan

ketepatan dalam mengenali tanda dan gejala utama penyakit, yang mana

setelah mengenali tanda dan gejala, memerlukan ketepatan dalam

pengambilan keputusan untuk mendapatkan layanan kesehatan yang

didukung dengan adanya aspek logistic yang baik. Kondisi kematian ibu

karena preeklamsi bisa terjadi karena adanya keterlambatan ibu

mendapatkan layanan kesehatan yang dilatar belakangi karena transportasi

yang tidak tersedia, komunikasi nakes ketempat rujukan yang tidak tepat

dan akses (jarak, ekonomi, budaya) yang menghambat. Dalam sebuah

laporan keterangan pertanggungjawaban Bupati akhir tahun 2020 (LKJP)

menjelaskan preeklamsia yang menyebabkan kematian maternal

kabupaten Jember disebabkan faktor tingginya terjadi pernikahan dini yang

dilatarbelakangi permasalahan ekonomi dengan tingkat pengangguran

tahun 2020 mencapai 5,21% atau sebanyak 67.448 orang, yang mana

angka ini meningkat dibanding dengan tahun 2019 sebelumnya dan tingkat

kemiskinan kabupaten Jember tahun 2020 sebanya 247,99 ribu jiwa

dibandingkan tahun 2019 sebanyak 226, 57 ribu jiwa. Gambaran ekonomi

masyarakat Jember menjadi salah satu faktor ekonomi, sosial dan kualitas

kehidupan masyarakat Jember mengalami penurunan khususnya


pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan pada ibu hamil (Jargalsaikhan et

al., 2019).

Faktor lain yang dapat berpengaruh dan menyebabkan kematian

maternal karena preeklamsia adalah kualitas dari pelayanan kesehatan.

Layanan kesehatan yang berkualitas perlu ditingkatkan seperti ketersediaan

sarana prasarana kesehatan, perbaikan pada system prasarana kesehatan,

peningkatan kualitas tenaga kesehatan dan pemenuhan semua komponen

dalam layanan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas yang harus

diberikan. Menurut Kemenkes RI, masih ditemukan beberapa ibu hamil

yang mengalami missed opportunity atau belum memperoleh layanan

kesehatan yang layak atau semestinya (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Timur, 2020). Dalam laporan ketua lembaga penelitian dan pengabdian

masyarakat (LP2M) universitas Jember, sejak 3 tahun terakhir melakukan

penelitian terhadap faktor penyebab kematian maternal di kabupaten

Jember, dan salah satu faktor penyebabnya adalah kualitas dari layanan

kesehatan (Elin Supliyani, 2017). Dalam laporan profil kesehatan kabupaten

Jember, didapatkan bahwa jumlah puskesmas Jember sebanyak >35

puskesmas dan 72 poskesdes yang tersebar diseluruh wilayah kabupaten

jember, kualitas kefarmasian yang mencapai target 100%, sarana distribusi

alkes terdapat 2 toko distributor besar yang terletak di pusat kabupaten

jember, dan jumlah tenaga kesehatan yang telah mencapai target 100%

(Dinas kesehatan Jawa Timur, 2020). Berdasarkan laporan tersebut,

pelayanan kesehatan kabupaten Jember dikategorikan sudah mencapai

target berdasarkan indikator-indikator penilaian kualitas dari pelayanan

kesehatan. Pada pelayanan kesehatan yang berkualitas, diharapkan ibu


hamil, bersalin maupun nifas mendapatkan pelayanan yang baik dan juga

berkualitas. seperti pada ibu hamil dengan preeklamsia, ataupun berisiko

terjadi preeklamsia mendapatkan fasilitas kesehatan yang mumpuni akan

memberikan hasil skrining dan penegakan diagnosa yang tepat sehingga

kejadian komplikasi preeklamsia yang berujung kematian dapat dihindari.

Administrasi kesehatan seringkali menjadi kendala utama dalam

proses pemenuhan layanan kesehatan ibu hamil, bersalin maupun nifas.

Administrasi yang tidak baik (ibu tidak memiliki jaminan kesehatan, maupun

ekonomi yang mendukung) untuk proses pengurusan administrasi

kesehatan menjadi penyebab ibu terlambat mendapatkan layanan

kesehatan yang ibu butuhkan. Dalam laporan dinas kesehatan kabupaten

Jember, cakupan jumlah masyarakat yang menggunakan fasilitas jaminan

kesehatan masyarakat 75,6% yang mana masih dibawah target minimal

95% total penduduk. Pada pemanfaatan dana desa, didapatkan capaian

sebesar 70% yang mana capaian ini masih dibawah target capaian

penggunaan dana desa yaitu 100%. Pada ibu dengan preeklamsi

memerlukan ketepatan waktu dalam pengambilan keputusan untuk menuju

layanan kesehatan yang seringkali terhambat karena permasalahan

administrasi. Perlunya pengoptimalan dalam penggunaan administrasi

dalam masyarakat menjadi faktor penting dalam penurunan angka kematian

ibu yang disebabkan oleh kondisi perberatan preeklamsi karena masalah

administrasi (M Tendean dan Wagey, 2021).

Pemerintah pusat maupun daerah khususnya daerah Kabupaten

Jember telah melakukan berbagai upaya untuk melakukan penanganan

kematian ibu di Kabupaten Jember. Upaya program yang telah dilakukan


diantaranya program gerakan sayang ibu, safemotherhood, penandaan ibu

resiko pada buku KIA, program P4K, dan yang terbaru menggunakan

aplikasi IT yang dipegang oleh seluruh tenaga kesehatan (perawat, bidan,

dokter), pemangku kebijakan (bupati, lurah, kades ) untuk mengontrol

10.000 ibu hamil sehingga jika terdapat ibu hamil yang telat melakukan

kunjungan rutin kehamilan lebih dari 7 hari, maka akan dilakukan follow up

dengan kunjungan rumah (Dinkes Kab Jember, 2021). Pada tahun 2018

pemerintah Kabupaten membentuk kerjasama dengan Universitas

Indonesia dalam program Jalin-USAID untuk mengetahui penyebab utama

kematian ibu dengan melakukan survei EMNC (Every Mother an Newborn

Count). Usaha lain yaitu dengan membentuk Jember Safety Center (JSC)

with Fokus Anak Ibu (FAI) yang merupakan aplikasi informasi berbasis

android dalam pengoptimalan pelaksanaan rujukan ibu hamil dan bersalin

sejak Oktober 2018 (Santi and Deharja, 2020), serta pembentukan Standart

Operasional Prosedur (SOP) pada 50 Puskesmas. (Dinkes Kab. Jember,

2021)

Dari penjelasan diatas, aspek keluarga dan masyarakat, aspek logistik,

kualitas layanan kesehatan dan administrasi sebagai faktor-faktor penting

yang mempengaruhi keberhasilan dalam pencegahan terjadinya preeklamsi

yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Keefektifan dan

peningkatan kualitas pada aspek hubungan keluarga/masyarakat, aspek

logistic, kualitas layanan kesehatan dan administrasi diharapkan dapat

menurunkan penyebab kematian maternal akibat preeklamsi yang

disebabkan 3 T yaitu terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil

keputusan, terlambat dirujuk ke fasilitas kesehatan dan terlambat ditangani


tenaga kesehatan maupun terlambat mendapatkan penanganan dari

tenaga kesehatan dilayanan kesehatan.

Berdasarkan latar belakang ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut terkait pengaruh aspek keluarga/masyarakat, aspek

logistik, kualitas pelayanan kesehatan dan administrasi terhadap kejadian

preeklampsia di kabupaten Jember.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pertanyaan peneliti adalah

apakah ada pengaruh aspek keluarga/ masyarakat, aspek logistik, kualitas

pelayanan kesehatan dan administrasi terhadap kejadian

preeklampsia di kabupaten Jember ?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh aspek keluarga/ masyarakat, aspek logistik,

kualitas pelayanan kesehatan dan administrasi terhadap kejadian

preeklampsia di kabupaten Jember

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengaruh aspek keluarga/masyarakat

terhadap kejadian preeklampsia di Kabupaten Jember ?

2. Untuk mengetahui pengaruh aspek logistik terhadap kejadian

preeklampsia di Kabupaten Jember ?

3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan kesehatan


terhadap kejadian preklampsia di Kabupaten Jember ?

4. Untuk mengetahui pengaruh administrasi terhadap kejadian

preeklamsia di Kabupaten Jember

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Memberikan informasi ilmiah mengenai penelitian tentang pengaruh aspek

keluarga/ masyarakat, aspek logistik, kualitas pelayanan kesehatan dan

administrasi terhadap kejadian preeklampsia di kabupaten Jember

untuk mendapatkan solusi dari penyebab kejadian preeklampsia tersebut

sebagai penyumbang angka kematian maternal di kabupaten Jember

1.4.2 Manfaat Praktis

Sebagai dasar penguatan pada penilaian otopsi verbal maternal pada

pelayanan kesehatan di kabupaten Jember

Anda mungkin juga menyukai