Oleh :
Nurul Fathiyyah 206070400111006
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
hamil, bersalin, dan 42 hari melahirkan, terjadi baik selama kehamilan itu
penurunan dari 342 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 211 per 100.000
sendiri pada tahun 2015 masih menempati posisi 305 per 100 ribu kelahiran
tahun 2015 AKI mencapai 4.999 kasus maka di tahun 2016 sedikit
ibu di Indonesia yaitu perdarahan (1.330 kasus atau 30%), hipertensi dalam
kehamilan (1.110 atau 25%), infeksi (6%) dan lainnya (39%) (Kepmenkes
RI, 2016).
Angka kematian ibu (AKI) di Jawa Timur mencapai 91,92 per 100.000
SUPAS tahun 2016, AKI provinsi Jawa Timur mencapai 89,81 per 100.000
didapatkan angka kematian ibu naik menjadi 98,39 per 100.000 kelahiran
hidup. Salah satu daerah penyumbang angka kematian ibu (AKI) tertinggi
ini adalah kota Jember yang terletak di provinsi Jawa timur yang mana
orang yang tercatat pada kenaikan jumlah angka kematian ibu (AKI). Selain
itu, penyebab lain-lain turun karena sebagian masuk pada kriteria penyebab
Dari laporan diatas, salah satu penyebab tertinggi angka kematian ibu
dan mengalami kenaikan ditahun 2018 sebesar 284 kasus. Dan menurut
(Martadiansyah et al.,2019).
kehamilan yang sering terjadi dengan angka kejadian 10-15% dan menjadi
kondisi dimana pada usia >20 minggu terjadi kenaikan tekanan darah pada
sistol 140 mmHg dan diastol > 90 mmHg yang perubahan ini sebagai tanda
awal gejala utama preeklamsi. Perubahan tekanan darah ini dapat di sertai
dengan gejala lain seperti ada atau tidaknya proteinurin, sakit kepala yang
et al., 2019).
dimana K1 yang dilakukan ibu hamil sebesar 98.8% adalah tidak sesuai
dengan target yaitu capaian lebih dari 100%. selain itu pada capaian K4
juga tidak mencapai target presentasi 100%, yang mana capaian kerja
didapatkan sebesar 80% dan termasuk 3 kota terendah untuk capaian K4.
Selain itu pada pelayanan persalinan oleh nakes juga tidak sesuai dengan
pengaruh dari terlambat atau tidaknya mencari bantuan untuk ibu, adakah
siaga, P4K dll) (OVM, 2016). Aspek keluarga dan masyarakat ini terbentuk
dari adanya dukungan yang efektif baik itu dukungan sosial, budaya,
Adanya aspek keluarga dan masyarakat yang baik dapat menurunkan risiko
terjadinya komplikasi kehamilan seperti komplikasi preeklamsi yang dapat
budaya melalui kepatuhan program kesehatan untuk ibu hamil yang sesuai
maupun nifas.
(OVM) adalah aspek logistic. Aspek logistic menurut otopsi verbal maternal
tahun 2018, persentase jumlah penduduk miskin sebesar 9,98 persen dan
pada tahun 2019 turun menjadi 9,25 persen dan Laju pertumbuhan
aspek akses logistik. Didalam didalam aspek akses logistic yang baik
melalui status ekonomi yang baik. Dalam sebuah kasus, seringkali terjadi
ketepatan dalam mengenali tanda dan gejala utama penyakit, yang mana
didukung dengan adanya aspek logistic yang baik. Kondisi kematian ibu
yang tidak tersedia, komunikasi nakes ketempat rujukan yang tidak tepat
tahun 2020 mencapai 5,21% atau sebanyak 67.448 orang, yang mana
angka ini meningkat dibanding dengan tahun 2019 sebelumnya dan tingkat
masyarakat Jember menjadi salah satu faktor ekonomi, sosial dan kualitas
al., 2019).
dalam layanan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas yang harus
Jember, dan salah satu faktor penyebabnya adalah kualitas dari layanan
jember, dan jumlah tenaga kesehatan yang telah mencapai target 100%
Administrasi yang tidak baik (ibu tidak memiliki jaminan kesehatan, maupun
sebesar 70% yang mana capaian ini masih dibawah target capaian
resiko pada buku KIA, program P4K, dan yang terbaru menggunakan
10.000 ibu hamil sehingga jika terdapat ibu hamil yang telat melakukan
kunjungan rutin kehamilan lebih dari 7 hari, maka akan dilakukan follow up
dengan kunjungan rumah (Dinkes Kab Jember, 2021). Pada tahun 2018
Count). Usaha lain yaitu dengan membentuk Jember Safety Center (JSC)
with Fokus Anak Ibu (FAI) yang merupakan aplikasi informasi berbasis
sejak Oktober 2018 (Santi and Deharja, 2020), serta pembentukan Standart
2021)