SKILL ASKEB
NIFAS DAN
MENYUSUI
A. REVIEW MATERI
1. Luka Perineum
Pengertian
Perineum adalah jaringan yang terletak di sebelah distal diafragma
pelvis. Perineum mengandung sejumlah otot superfisial, saat persalinan,
otot ini sering mengalami kerusakan ketika janin dilahirkan (Rohani, 2011).
Sumber: obgin-ugm.com
(Sumber: informasibidan.com)
1. Derajat 1
Laserasi mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum.
2. Derajat 2
Laserasi mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum, otot perineum.
3. Derajat 3
Laserasi mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum, otot perineum, otot spingter ani.
4. Derajat 4
Laserasi mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum, otot perineum, otot spingter ani, dinding depan rectum
(Sulistyawati, 2010).
Tingkat Jahitan Robekan Perineum
a) Tingkat I : Penjahitan robekan perineum tingkat I dapat dilakukan
hanya dengan memakai catgut yang dijahitkan secara jelujur atau
dengan cara angka delapan.
b) Tingkat II : Sebelum dilakukan penjahitan pada robekan perineum
tingkat II maupun tingkat III, jika dijumpai pinggir robekan yang
tidak rata atau bergerigi, maka pinggir yang bergerigi tersebut harus
diratakan terlebih dahulu. Pinggir robekan sebelah kiri dan kanan
masing-masing diklem terlebih dahulu, kemudian digunting. Setelah
pinggir robekan rata, baru dilakukan penjahitan luka robekan. Mula-
mula otot-otot dijahit dengan catgut. Kemudian selaput lendir vagina
dijahit dengan catgut secara terputus-putus atau jelujur. Penjahitan
selaput lendir vagina dimulai dari puncak robekan. Terakhir kulit
perineum dijahit dengan benang sutera secara terputus-putus.
c) Tingkat III : Mula-mula dinding depan rektum yang robek dijahit.
Kemudian fasia perirektal dan fasia septum rektovaginal dijahit
dengan catgut kromik, sehingga bertemu kembali. Ujung-ujung otot
sfingter ani yang terpisah oleh karena robekan diklem dengan klem
pean lurus, kemudian dijahit dengan 2-3 jahitan catgut kromik
sehingga bertemu kembali. Selanjutnya robekan dijahit lapis demi
lapis seperti menjahit robekan perineum tingkat II (Winojosastro,
2007).
Fase Penyembuhan Luka
Fase – fase penyembuhan luka menurut Smeltzer adalah sebagai
berikut:
a) Fase Inflamasi, berlangsung selama 1 sampai 4 hari. Respons
vaskular dan selular terjadi ketika jaringan teropong atau mengalami
cedera. Vasokontriksi pembuluh terjadi dan bekuan fibrino platelet
terbentuk dalam upaya untuk mengontrol pendarahan. Reaksi ini
berlangsung dari 5 menit sampai 10 menit dan diikuti oleh vasodil
atasi venula. Mikro sirkulasi kehilangan kemampuan vasokon
striksinya karena norepinefrin dirusak oleh enzim intra selular. Juga,
histamine dilepaskan, yang meningkatkan permeabilitas kapiler.
Ketika mikrosirkulasi mengalami kerusakan, elemen darah seperti
antibodi, plasma protein, elektrolit, komplemen, dan air menembus
spasium vaskular selama 2 sampai 3 hari, menyebabkan edema,
teraba hangat, kemerahan dan nyeri.
b) Fase Proliferatif, berlangsung 5 sampai 20 hari. Fibroblas
memperbanyak diri dan membentuk jaring-jaring untuk sel-sel yang
bermigrasi. Sel-sel epitel membentuk kuncup pada pinggiran luka;
kuncup ini berkembang menjadi kapiler, yang merupakan sumber
nutrisi bagi jaringan granulasi yang baru. Setelah 2 minggu, luka
hanya memiliki 3 % sampai 5% dari kekuatan aslinya. Sampai akhir
bulan, hanya 35% sampai 59% kekuatan luka tercapai. Tidak akan
lebih dari 70% sampai 80% kekuatan dicapai kembali. Banyak
vitamin, terutama vitamin C, membantu dalam proses metabolisme
yang terlibat dalam penyembuhan luka.
c) Fase Maturasi, berlangsung 21 hari sampai sebulan atau bahkan
tahunan. Sekitar 3 minggu setelah cedera, fibroblast mulai
meninggalkan luka. Jaringan parut tampak besar, sampai fibril
kolagen menyusun kedalam posisi yang lebih padat. Hal ini, sejalan
dengan dehidrasi, mengurangi jaringan parut tetapi meningkatkan
kekuatannya. Maturasi jaringan seperti ini terus berlanjut dan
mencapai kekuatan maksimum dalam 10 atau 12 minggu, tetapi tidak
pernah mencapai kekuatan asalnya dari jaringan sebelum luka.
Perawatan Luka Perineum
Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk
menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu
yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya
organ genetik seperti waktu sebelum hamil (Rukiyah, 2011). Adapun tujuan
dari perawatan luka perineum menurut Kumalasari (2015) yaitu sebagai
berikut:
a. Menjaga kebersihan daerah kemaluan
b. Mengurangi nyeri dan meningkatkan rasa nyaman pada ibu
c. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan
membrane mukosa
d. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
e. Mempercepat penyembuhan dan mencegah perdarahan
f. Membersihkan luka dari benda asing atau debris
g. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat
Penyembuhan luka perineum adalah mulai membaiknya luka
perineum dengan terbentuknya jaringan baru yang menutupi luka perineum
dalam jangka waktu 6-7 hari post partum.
Kriteria penilaian luka adalah :
a. Baik, jika luka kering, perineum menutup dan tidak ada tanda-tanda
infeksi.
b. Sedang, jika luka basah, perineum menutup dan tidak ada tanda-
tanda infeksi.
c. Buruk, jika luka basah, perineum menutup atau membuka dan ada
tanda-tanda infeksi merah, bengkak, panas, nyeri, fungsioleosa
(Suwiyoga, 2011).
Lingkup Perawatan
Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi
organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme
yang masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan
bakteri pada peralatan penampung lochea (pembalut). Sedangkan menurut
Hamilton (2002) dalam Rukiyah (2011), lingkup perawatan perineum
adalah:
a. Mencegah kontaminasi dari rektum,
b. Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma,
c. Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.
Waktu Perawatan Perineum
a. Saat mandi
Pada saat mandi ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah
terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada
cairan yang tertampung pada pembalut, demikian pula pada perineum
ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum. (Rukiyah, 2011).
b. Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air
seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada
perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum (Rukiyah,
2011).
c. Setelah buang air besar
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran
di sekitar anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka
diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara
keseluruhan (Rukiyah, 2011).
Dampak Perawatan Luka Perineum yang Tidak Benar
a. Infeksi : Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat
menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan
timbulnya infeksi pada perineum.
b. Komplikasi: Munculnya infeksi perineum dapat merambat pada
saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat
pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi
pada jalan lahir.
c. Kematian ibu post partum : Penanganan komplikasi yang lambat
dapat menyebabkan terjadinya kematian ibu pada post partum
mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah (Rukiyah, 2011).
Cara Perawatan Luka Perineum
a) Persiapan Ibu post partum
Perawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan
posisi jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi kaki
terbuka. Alat dan bahan: botol, baskom dan gayung, air hangat dan
handuk bersih, sedangkan bahan yang digunakan adalah air hangat
pembalut nifas baru.
b) Penatalaksanaan
Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan anak
mengurangi rasa tidak ketidaknyamanan, dan meningkatkan
penyembuhan dengan prosedur pelaksanaan sebagai berikut:
a. Mencuci tangan
b. Mengisi botol plastik dengan air hangat
c. Buang pembalut yang telah digunakan dengan gerakan ke
bawah mengarah ke rektum dan letakan pembalut tersebut ke
dalam kantung plastik
d. Berkemih dan BAB ke toilet
e. Semprotkan ke seluruh perineum dengan air hangat
f. Keringkan perineum dengan menggunakan tissue dari depan ke
belakang.
g. Pasang pembalut dari arah depan ke belakang.
h. Cuci tangan kembali.
Evaluasi: parameter yang digunakan dalam evaluasi hasil perawatan
adalah: perineum tidak lembab, posisi pembalut tepat, ibu merasa nyaman
(Rukiyah, 2011).
Referensi
Ai Yeyeh, Rukiyah. (2011). Asuhan Kebidanan I. CV. Trans Info Media: Jakarta
Damayanti, I. P., Pitriani, R., & Ardhiyanti, Y. (2015). Panduan Lengkap
Ketrampilan Dasar Kebidanan II (1st ed.). Yogyakarta: CV Budi Utama.
Desmiari, N. K. S. (2019). Gambaran Asuhan Keperawatan Prosedur Perawatan
Luka Pada Ibu Post Sectio Caesarea Untuk Mencegah Risiko Infeksi Di
Ruang Dara RSUD Wangaya Tahun 2019 (Doctoral dissertation, Politeknik
Kesehatan Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan).
Hamilton, P.M (2002) Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas.Jakarta:EGC.
Hasanah, N., & Wardayanti, P. (2015). Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada
Ny “S” Dengan Infeksi Post Sc Hari Ke-16 Di Rsud Dr. Soegiri Lamongan
Tahun 2015. Jurnal Midpro, 7(1), 4.
Intan Kumalasari. (2015). Panduan Prakti Laboratorium Perawatan Antenatal,
Intranatal, Postnatal Bayi Baru Lahir Dan Kontrasepsi. Jakarta. Salemba
Medika
Maryunani, A. (2013). Perawatan Luka Modern Praktis Pada Wanita Dengan Luka
Diabetes. (T. Ismail, Ed.). Jakarta: TIM.
Muttaqien, M. I., Hamidy, M. Y., & Rustam, R. P. (2014). the Overview of
Surgical Site Infection of Pasca Caesarean Section At Arifin Achmad
General Hospital Of Riau Province. Jom FK, 3(1), 1–15.
Nurjanah, Siti Nunung dkk. (2013). Asuhan Kebidanan Postpartum Dilengkapi
dengan Asuhan Kebidanan Post Sectio Caesarea. Bandung : Refika
Aditama.
Prawirohardjo, Sarwono. (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.
Purwoastuti, Endang, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Riyadi, S., & Harmoko. (2012). Standard Operating Procedure Dalam Praktik
Klinik Keperawatan Dasar. (Sutipyo R, Ed.) (1st ed.). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Rohani. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Salemba Medika.
Jakarta
Smeltzer, S. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Ed. 8, vol).
Jakarta: EGC.
Sukma Wijaya, I. M. (2018). Perawatan Luka Dengan Pendekatan Multidisiplin.
(R. I. Utami, Ed.) (1st ed.). Yogyakarta: ANDI.
Sulistyawati, Ari dkk. (2010). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta:
Salemba Medika.
Suwiyoga. (2011). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Yogyakarta: Katahati
Wijaya, N. I. M. S., & Kep, M. (2018). Perawatan Luka dengan Pendekatan
Multidisiplin. Penerbit Andi.
Wiknojosastro Hanifah. (2007). Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: PT Bina
Pustaka.
B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)
1. PERAWATAN LUKA PERINEUM
PROGRAM LANGKAH
STUDI KERJA
KEBIDANAN
● Kapas dengan air DTT dalam kom bertutup
● Alas bokong / perlak (bila tempat tidur
penderita tidak ada perlaknya)
Persiapan ● Air DTT dalam botol
Alat 1 ● Pot untuk menampung air kemih
● Pinset
● Sarung tangan bersih & steril
● Bengkok
(nierbekken)
● Kasa steril
● Be
ta
di
n
Persiapan 2 Pasien berbaring
Pasien
Persiapan 3 Lingkungan tertutup
Lingkungan
Berikan salam dengan ramah dan kenalkan
4 bahwa anda petugas kesehatan yang
diberikan wewenang
untuk melakukan suatu tindakan.
5 Menjelaskan maksud dan tujuan dari
tindakan yang dilakukan
6 Mencuci tangan dan mengeringkannya dengan
handuk
kering dan bersih
Pelaksanaan Gunakan sarung tangan
7 ● Sarung tangan bersih digunakan jika
keadaan luka sudah menutup, kering dan
bersih
● Sarung tangan steril digunakan jika
kondisi luka infeksi/basah, kotor
8 Nilai kondisi luka : kering/basah, adakah tanda
infeksi,
darah/pus, tingkat penyembuhan luka, bau
Jika luka kering : berikan KIE perawatan luka
9 sehari- hari
Luka kotor / terdapat tanda-tanda infeksi :
bersihkan dengan NS dan keringkan. Jika luka
basah dan
terdapat pus dapat berikan antibiotik
tabur/salep sesuai advice dokter
10 Pastikan luka tetap bersih dan kering
11 Peralatan dibersihkan, dibereskan dan
dikembalikan pada tempatnya
12 Merapikan pasien
PROGRAM LANGKAH
STUDI KERJA
KEBIDANAN
Persiapan ● Bak Instrument : sarung tangan, pinset,
Alat kassa steril Kom steril
● Penutup anti air (Oppsite)
1 ● Sarung tangan bersih dan steril
● Antibiotik tabur/ salep menurut advice
dokter Plester
● Normal salin
● Penghilang perekat (alkohol) Bengkok
(nierbekken)
Persiapan 2 Pasien berbaring
Pasien
Persiapan 3 Lingkungan tertutup
Lingkungan
Pelaksanaan 4 Berikan salam dengan ramah dan kenalkan
bahwa anda petugas kesehatan yang
diberikan wewenang
untuk melakukan tindakan.
5 Menjelaskan maksud dan tujuan dari tindakan
yang dilakukan
6 Mencuci tangan dan mengeringkannya dengan
handuk
kering dan bersih
7 Gunakan sarung tangan
● Sarung tangan bersih digunakan jika
keadaan luka sudah menutup, kering dan
bersih
● Sarung tangan steril digunakan jika
kondisi luka infeksi/basah, kotor
8 Nilai kondisi luka : adakah tanda-tanda
infeksi, darah/pus dan tingkat
penyembuhan luka
9 Buka dan bersihkan luka jahitan dengan NS satu
arah
10 Jika luka basah : lakukan penekanan luka untuk
mengeluarkan pus yang ada dalam jaringan,
pastikan sampai tidak ada pus
11 Bersihkan ulang dengan NS dan keringkan. Jika
luka basah dan terdapat pus dapat berikan
antibiotik tabur/
salep sesuai advice dokter
12 Luka ditutup secukupnya dengan kain kasa
steril / penutup anti air (oppsite)
13 Peralatan dibersihkan, diberekan dan dikembalikan
pada tempatnya
14 Sesudah selesai pasien dirapikan
PROGRAM NILAI
STUDI LANGKAH KERJA 0 1 2
KEBIDANAN
Persiapan 1 ● Kapas dengan air DTT dalam kom
Alat bertutup
● Alas bokong / perlak (bila tempat
tidur
● penderita tidak ada perlaknya)
● Air DTT dalam botol
● Pot untuk menampung air kemih
● Pinset
● Sarung tangan bersih & steril
● Bengkok (nierbekken)
● Kasa steril
● Betadin
Persiapan 2 Pasien berbaring
Pasien
Persiapan 3 Lingkungan tertutup
Lingkungan 4 Berikan salam dengan ramah dan
kenalkan bahwa anda petugas
kesehatan yang diberikan
wewenang untuk melakukan suatu
tindakan.
5 Menjelaskan maksud dan
tujuan dari tindakan yang
dilakukan
6 Mencuci tangan dan
mengeringkannya dengan
handuk kering dan bersih
7 Gunakan sarung tangan
bersih/steril (tergantung
kondisi luka)
8 Nilai kondisi luka : kering/basah,
adakah tanda infeksi, darah/pus,
tingkat
penyembuhan luka, bau
9 Jika luka kering : berikan KIE
perawatan luka sehari-hari
Luka kotor / terdapat tanda-tanda
infeksi : bersihkan dengan NS dan
keringkan. Jika luka basah dan
terdapat pus dapat berikan
antibiotik tabur/salep sesuai advice
dokter
10 Pastikan luka tetap bersih dan
kering
11 Peralatan dibersihkan,
dibereskan dan dikembalikan
pada tempatnya
12 Merapikan pasien
13 Memberi tahu pada pasien bahwa
tindakan sudah selesai dilakukan
dan KIE personal higient genetalia.
14 Mencuci tangan.
Malang,
.......................
2. PERAWATAN LUKA SC
Keterangan:
0 = Tidak Dilakukan
1 = Dilakukan namun kurang tepat atau tidak berurutan
2 = Dilakukan dengan benar dan berurutan
PROGRAM NILAI
STUDI LANGKAH KERJA
KEBIDANAN 0 1 2
PERSIAPAN 1 ● Bak Instrument : sarung tangan,
ALAT pinset, kassa steril
● Kom steril
● Penutup anti air (Oppsite)
● Antibiotik tabur/ salep menurut
advice dokter
● Plester
● Sarung tangan bersih & steril
● Normal salin
● Penghilang perekat (alkohol)
● Bengkok (nierbekken)
Persiapan 2 Pasien berbaring
Pasien
Persiapan 3 Lingkungan tertutup
Lingkungan
4 Berikan salam dengan ramah dan
kenalkan
bahwa anda petugas kesehatan yang
diberikan wewenang untuk melakukan
Pelaksanaan tindakan.
5 Menjelaskan maksud dan tujuan dari
tindakan yang dilakukan
6 Mencuci tangan dan mengeringkannya
dengan handuk kering dan bersih
7 Gunakan sarung tangan
bersih/steril (tergantung
kondisi luka)
8 Nilai kondisi luka : adakah tanda-
tanda infeksi, darah/pus dan tingkat
penyembuhan luka
9 Buka dan bersihkan luka jahitan
dengan NS satu arah
10 Jika luka basah : lakukan
penekanan luka untuk
mengeluarkan pus yang ada
dalam jaringan, pastikan sampai
tidak ada pus
11 Bersihkan ulang dengan NS dan
keringkan. Jika luka basah dan
terdapat pus dapat berikan
antibiotik tabur/ salep sesuai advice
dokter
12 Luka ditutup secukupnya dengan kain
kasa steril / penutup anti air (oppsite)
13 Peralatan dibersihkan,
diberekan dan dikembalikan
pada tempatnya
14 Sesudah selesai pasien dirapikan
Malang,
...................
D. LATIHAN SOAL
1. Seorang ibu, umur 26 tahun datang ke bidan dengan keluhan: panas dan pusing
sudah 2 hari yang lalu. Ibu habis melahirkan anak yang ke dua 6 hari yang lalu
di bidan dengan jahitan perineum yang terasa nyeri. Keadaan bayi ibu dalam
keadaan sehat. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmhg, suhu
39⁰C. RR 28x/I, HB 11gr%.
Apakah keadaan yang dialami ibu tersebut?
a. Stress puerperium
b. Infeksi puerperium
c. Gejala puerperium
d. Proses puerperium
e. Adaptasi puerperium
2. Seorang ibu, 28 tahun, post partum 8 jam yang lalu, mengeluh: mules dan
mengeluarkan darah pervaginam sedikit, ASI belum keluar, ibu merasa cemas
dengan keadaannya. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya kelainan
pada payudara ibu.
Apakah diagnosis dari kasus di atas?
a. Ibu post partum normal
b. Ibu post partum dengan sub involusio
c. Ibu post partum dengan bendungan ASI
d. Ibu post partum dengan gangguan psikosis
e. Ibu post partum dengan depresi
3. Seorang perempuan umur 31 tahun bersalin di PMB dengan keluhan mules pada
abdomen. Hasil anamnesis: melahirkan anak kedua 20 menit yang lalu bayi lahir
normal, plasenta lahir lengkap dan kontraksi uterus baik. Hasil pemeriksaan:
pada jalan lahir ditemukan robekan jalan lahir sampai dengan otot perineum,
kandung kemih kosong.
Berapa derajat luka yang paling tepat sesuai kasus diatas?
a. Derajat I
b. Derajat II
c. Derajat III
d. Derajat III+
e. Derajat IV
4. Seorang bidan setelah melakukan pertolongan persalinan kala III di PMB.
segera setelah plasenta lahir langsung melakukan pemeriksaan luka laserasi.
Dan diadapatkan laserasi derajat III. Apakah batasan luka laserasi pada kasus
tersebut?
a. Otot anus
b. Spingter ani
c. Kulit Perinium
d. Otot perineum
e. Mukosa vagina
5. Seorang perempuan 24 tahun melahirkan anak pertama 6 jam yang lalu di PMB
dengan keluhan takut bangun dari tempat tidur. Hasil anamnesis: masih takut
buang air kecil karena sakit pada bekas jahitan. Hasil pemeriksaan: TD: 110/70
mmHg, N 80 x/ menit, S 37,5°C, P 20x/menit, pengeluaran darah pada masa
nifas 50 cc. kandung kemih penuh.
Apakah tindakan yang paling tepat pada kasus tersebut?
a. Beri analgetik
b. Beri antibiotik
c. Vulva hygine
d. Mobilisasi dini
e. Pengaturan posisi
6. Seorang perempuan, umur 21 tahun nifas hari ke-3, datang ke Puskesmas
dengan keluhan nyeri di daerah luka jahitan. Hasil anamnesis: riwayat
persalinan spontan di PMB. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, suhu 38 °C,
terdapat pengeluaran pus.
Tindakan apakah yang paling tepat diberikan oleh bidan?
a. Memberikan antibiotik
b. Melakukan penjahitan ulang
c. Merujuk pasien ke rumah sakit
d. Menganjurkan ibu membersihkan luka dengan Iodine Betadine
e. Melepas jahitan perineum
A. REVIEW MATERI
A. Pengertian
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan semasa ibu
hamil usia 7-9 bulan. Perawatan payudara merupakan suatu tindakan untuk
merawat payudara terutama pada masa kehamilan dan menyusui untuk
memperlancar pengeluaran ASI. Selama kehamilan payudara harus
dipersiapkan untuk fungsi uniknya dalam menghasilkan ASI bagi bayi
neonatus segera setelah lahir. Karena payudara mungkin meningkat beratnya
lebih dari 1 pound, BH yang dapat menyangga payudara dengan baik
digunakan untuk perlindungan sejak kehamilan 6-8 minggu terjadi perubahan
pada payudara berupa pembesaran payudara, terasa lebih padat, kencang,
sakit dan tampak jelas gambaran pembuluh darah dipermukaan kulit
bertambah serta melebar. Kelenjar-kelenjar montgomer daerah areola tampak
lebih nyata dan menonjol (Hamilton, 2005).
Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai
masa menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satu penghasil ASI
yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus
dilakukan sedini mungkin (Anwar, 2018). Perawatan payudara saat hamil bisa
dilakukan dengan cara sederhana, dan dilakukan di rumah.
B. Tujuan Perawatan Payudara
Memelihara kebersihan payudara agar terhindar dari infeksi
Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga puting tidak mudah
lecet dan bayi mudah menyusu
Mengeluarkan puting susu yang masuk kedalam atau datar
Mempersiapkan produksi ASI
C. Prinsip Perawatan Payudara
Dalam perawatan payudara harus diperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:
Dikerjakan dengan sistematis dan teratur
Menjaga kebersihan sehari-hari
Nutrisi harus lebih baik dari sebelum hamil
Memakai bra yang bersih dan menopang payudara
Dilakukan setelah usia kehamilan lebih dari 6 bulan
D. Manfaat Perawatan Payudara
Manfaat perawatan payudara saat hamil diantaranya adalah:
Menjaga kebersihan terutama puting susu, sebagai jalur keluarnya ASI,
Mencegah berbagai penyakit, seperti infeksi dan kelainan payudara,
Memperkuat puting susu agar bayi mudah untuk menyusu,
Merangsang kelenjar-kelenjar air susu yang ada didalam payudara
sehingga produksi ASI lebih banyak dan lancar,
Mendeteksi apabila ada kelainan pada payudara secara dini dan
melakukan pengobatan secepatnya,
Mempersiapkan mental calon ibu untuk menyusui bayinya.
E. Cara Merawat Payudara
a) Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama bagian puting susu.
b) Menggunakan BH yang menyokong payudara.
c) Apabila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar di
sekitar puting setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan
dimulai dari puting susu yang tidak lecet.
d) Apabila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan Selama 24 jam. ASI di
keluarkan dan diminumkan menggunakan sendok.
e) Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat minum parasetamol 1 tablet setiap
4-6 jam
Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI maka ibu
dapat melakukan: Pengompresan payudara dengan menggunakan
kain basah dan hangat selama 5 menit.
Urut payudara dari arah pangkal ke putig atau gunakan sisir untuk
mengurut payudara dengan arah “Z” menuju puting.
Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting
susu menjadi lunak.
Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila bayi tidak dapat mengisap
seluruh ASI, sisanya keluarkan dengan tangan.
Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
F. Masase Payudara Untuk Pemeliharaan Payudara
Bagi sebagian ibu, aktivitas menyusui sering dihubungkan dengan
keindahan payudara. Alasan ini yang membuat mereka enggan berlama-lama
menyusui. Pakar ASI Dr. utami Roesli Sp.A dalam sebuah seminar ASI
mengungkapkan bahwa sesungguhnya bukan menyusui yang mengubah
bentuk payudara, tapi proses kehamilanlah yang menyebabkan perubahan itu.
Selain terlihat indah perwatan payudara teratur akan memudahkan bayi
mengkonsumsi ASI. Pemeliharaan ini juga meransang produksi ASI dan
mengurangi resiko luka saat menyusui.
Berikut ini kiat masase payudara yang dapat anda praktekkan sejak hari
ke-2 usai persalinan, sebanyak 2 kali sehari. Cucilah tangan sebelum masase.
Lalu tuangkan minyak kedua belah tangan secukupnya. Pengurutan dimulai
dengan ujung jari, caranya :
Sumber: rsudkotabogor.org
a) Sokong payudara kiri dengan tangan kiri. Lakukan gerakan kecil dengan
dua atau tiga jari tangan kanan, mulai dari pangkal payudara dan berakhir
dengan gerakan spiral pada daerah puting susu.
Langkah Kerja
Keterangan:
0 = Tidak Dilakukan
1 = Dilakukan namun kurang tepat atau tidak berurutan
2 = Dilakukan dengan benar dan berurutan
NILAI
Langkah Kerja
0 1 2
Persiapan 1 2 buah handuk bersih dan kering
Alat 2 buah waslap/handuk kecil
waskom berisi air hangat
waskom berisi air dingin
gayung dan waskom tempat air kotor
minyak kelapa/baby oil
kapas kering
bengkok
alat tulis untuk pencatatan
Persiapan 2 Pasien dalam posisi duduk
Pasien 3 Lingkungan tertutup
4 Berikan salam dengan ramah dan kenalkan
bahwa anda petugas kesehatan yang
diberikan wewenang untuk melakukan suatu
tindakan.
5 Menjelaskan maksud dan tujuan dari tindakan
yang dilakukan
6 Alat-alat didekatkan ke pasien
7 Mencuci tangan dan mengeringkannya dengan
handuk kering dan bersih
8 Melepas baju ibu bagian atas
9 Menutup punggung dan sebagian dada pasien
bagian depan dengan handuk
10 Memasang handuk kedua di bawah payudara
sampai pada pangkuan pasien.
11 Melakukan pembersihan puting susu :
Letakkan kapas yang telah diberi minyak
kelapa / baby oil pada puting susu sampai
areola mammae selama ± 2 menit, bersihkan
dengan cara melingkar dari arah dalam
keluar.
Perawatan puting susu yang datar/ masuk
kedalam
Memutar puting susu ke arah kanan dan kiri
dengan gerakan seperti memutar tuner radio,
lakukan sebanyak 20 – 30 kali setiap
payudara
12 Melakukan perawatan puting susu menurut
Hoffman yaitu dengan jari telunjuk dan ibu
jari mengurut/menarik puting susu ke depan
dan mengarahkannya ke arah berlawanan
(atas-bawah, kanan-kiri) sampai merata,
lakukan sebanyak 20 – 30 kali setiap
payudara.
13 Melakukan pengurutan payudara :
o Basahi kedua telapak tangan dengan
minyak, letakkan antara kedua payudara
o Pengurutan I :
Kedua telapak tangan diurut dari tengah ke
atas, ke samping, ke bawah, payudara
diangkat terus dilepas, lakukan 20-30 x tiap
payudara
o Pengurutan II
Telapak tangan kiri menopang payudara kiri,
dengan jari – jari tangan kanan sisi kelingking
urut payudara dari pangkal payudara ke arah
puting susu, lakukan 20-30 x tiap payudara
o Pengurutan III
- Telapak tangan kiri menopang payudara kiri,
tangan kanan menggenggam dan dengan
tulang sendi / buku – buku jari, payudara
diurut dari pangkal payudara ke arah puting
susu, lakukan 20-30 x tiap payudara.
Memegang pangkal payudara dengan kedua
tangan lalu urut dari pangkal payudara ke
arah puting susu sebanyak 1 kali untuk setiap
payudara
14 Melakukan pengetukan payudara :
Telapak tangan kiri menopang payudara kiri,
kelima ujung jari tangan kanan mengetuk
payudara kiri dengan arah melingkar, lakukan
20-30 x tiap payudara. Lakukan juga pada
payudara sebelah kanan
15 Membersihkan payudara :
• Guyur payudara dengan air hangat lalu air
dingin secara bergantian sampai bersih dan
diakhiri dengan guyuran air hangat
atau
• Bersihkan payudara dengan waslap hangat
lalu waslap dingin secara bergantian sampai
bersih dan diakhiri dengan waslap air hangat
16 Mengeringkan payudara dengan handuk
bersih dan kering
17 Membantu pasien menggunakan BH dari
bahan katun yang sesuai dengan besarnya
payudara dan menopang payudara
18 Mempersilahkan pasien untuk mengenakan
pakaian kembali.
19 Memberi tahu pada pasien bahwa perawatan
payudara sudah selesai dan mengucapkan
salam.
20 Membersihkan alat-alat dan mengembalikan
ke tempat semula.
21 Mencuci tangan.
22 Melakukan pencatatan dan pelaporan
Malang,
....................
Referensi
Carpenito, L.J. 2000. Nursing Diagnosis : Application to Clinical Practice. Edisi VIII,
Philadelphia, Lippincot Company, USA.
Doenges, M.E. dan Moorhouse, M.F. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi :
Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Edisi II, EGC,
Jakarta.
Hacker Moore. 1999. Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Hanifa Wikyasastro. 1997. Ilmu Kebidanan,Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
SENAM NIFAS
A. REVIEW MATERI
7. Gerakan 1 - 4
Lakukan seperti gerakan hari kedua
Gerakan 5.
Sikap tubuh terlentang dengan kedua kaki ditekuk
sehingga telapak kaki menapak di lantai. Angkat
bokong dan tahan 3 detik lalu turunkan kembali.
Hari Ketiga
Ulangi sebanyak 5-10 kali.
Gerakan 6.
Sikap tubuh berbaring terlentang, kedua kaki sedikit
dibuka, kontraksikan vagina sambil menarik sadar
panggul, tahan selama 5 detik kemudian rileks.
Ulanngi gerakan sebanyak 5 kali.
8. Gerakan 1 – 4
Lakukan gerakan awal seperti hari ke-2
Gerakan 5
Sikap tubuh berbaring terlentang, lutut ditekuk.
Hari Ke-empat Gerakkan panggul ke kanan kemudian kontraksikan
perut hingga tulang punggung mendatar, tahan
selama 5 detik kemudian rileks. Lakukan gerakan
yang sama ke sisi kiri. Ulangi 5 kali pada masing-
masing sisi.
9. Gerakan 1 – 4
Lakukan gerakan awal seperti hari ke-2
Gerakan 5
Sikap tubuh berbaring terlentang, salah satu kaki
Hari Kelima ditekuk 450, kemudian bagian tuhuh, bahu dan
tangan yang bersebrangan diangkat hingga tangan
menyentuh lutut yang ditekuk. Lakukan gerakan
bergantian masing-masing diulangi 5 kali.
10. Gerakan 1 – 4
Lakukan gerakan awal seperti hari ke-2
Gerakan 5
Lanjutkan dengan gerakan, sikap tubuh berbaring
Hari Ke-enam terlentang, lutut ditekuk 450, julurkan tangan
kedepan dan memegang bagian luar lutut. Angkat
tubuh dan kepala, tahan selama 5 detik kemudian
rileks. Ulangi sebanyak 5 kali.
11. Gerakan 1 – 4
Lakukan gerakan awal seperti hari ke-2
Gerakan 5
Sikap tubuh berbaring terlentang, luruskan kedua
kaki dan letakkan kedua tangan dibawah kepala.
Angkat kaki dengan posisi lurus secara vertikal lalu
tekuk lutut hingga pinggul dan lutut mendekati badan
semaksimal mungkin. Tahan selama 3 detik, lurukan
kembali kaki secara vertikal dan turunkan perlahan
lahan kembali ke lantai. Ulangi gerakan 5-10 kali.
Gerakan 6
Sikap tubuh berbaring terlentang, gerakkan kedua
ujung kaki secara teratur dengan gerakan melingkan
dari luar kedalam selama 30 detik, dan ulangi
Hari Ketujuh gerakan dari dalam keluar selama 30 detik.
Gerakan 7
Sikap tubuh berbaring terlentang, gerakan kedua
telapak kaki secara bersamaan ke arah atas dan
bawah silih berganti selama 30 detik
Gerakan 8
Sikap tubuh berbaring terlentang, luruskan kedua
kaki lalu tarik lutut mendekati badan secara
bergantian kanan dan kiri sambil kedua tangan
memegang telapak kaki. Lakukan gerakan mengurut
telapak, betis belakang, lipatan lutut dan paha secara
perlahan sambil meluruskan kaki keatas. Lalu
turunkan kembali kaki secara perlahan. Ulangi
gerakan sebanyak 5 kali.
NILAI
Pelaksanaan Langkah Kerja
0 1 2
1. Memberi salam dan
memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan, manfaat
dan prinsip senam nifas
3. Mempersiapkan alat: Matras /
tempat tidur
Persiapan
4. Mempersiapkan pasien,
memastikan keadaan umum,
tanda-tanda vital dalam batas
normal, dan pakaian yang
digunakan pasien nyaman untuk
melakukan senam
5. Gerakan 1.
Sikap tubuh terlentang dan
rileks, kemudian lakukan
pernapasan perut diawali dengan
mengambil nafas panjang mealui
hidung dan tahan 3 detik
kemudian buang melalui mulut.
Hari Pertama Lakukan 5-10 kali.
Gerakan 2.
Sikap tubuh terlentang dan
rileks, kemudian tempatkan
tangan diatas perut ibu. Lakukan
nafas dalam dan lambat melalui
hidung dan kemudian keluarkan
melalui mulut
6. Gerakan 1.
Sikap tubuh terlentang dengan
kedua tangan di samping badan
dan dibuka lebar sejajar bahu
dengan telapak tangan
Hari Kedua menghadap ke lantai. Angkat
tangan secara vertikal hingga ke
samping kepala dengan telapak
tangan menghadap ke atas, lalu
turunkan kembali hingga ke
samping badan dengan telapak
tangan menghadap ke lantai.
Ulangi gerakan 5 – 10 kali.
Gerakan 2.
Sikap tubuh berbaring
terlentang, kedua lengan lurus
kearah kepala dengan telapak
tangan terbuka ke atas. Tarik
tangan kanan ke arah kanan atas
dan kaki kanan ke arah kanan
bawah sehingga ada tegangan
penuh pada tubuh bagian kanan,
tahan selama 5 detik lalu rileks.
Lakukan gerakan yang sama
pada tubuh bagian kiri. Lakukan
secara bergantian dan ulangi 5
kali pada masing-masing sisi.
Gerakan 3.
Sikap tubuh berbaring miring ke
kanan, tekuk kedua lutut, angkat
kaki kiri ke atas 300 dan tahan
selama 3 detik lalu turunkan.
Ulangi gerakan sebanyak 5 kali.
Lakukan gerakan yang sama
pada kaki kanan dengan posisi
miring kiri.
Gerakan 4.
Sikap tubuh berbaring miring ke
kanan, tekuk kedua lutut, lalukan
tarikan pada kaki kiri ke atas dan
kebawah. Ulangi sebanyak 5 kali.
Lakukan gerakan yang sama
pada kaki kanan dengan posisi
miring ke kiri.
7. Gerakan 1 - 4
Lakukan seperti gerakan hari
kedua
Gerakan 5.
Hari Ketiga
Sikap tubuh terlentang dengan
kedua kaki ditekuk sehingga
telapak kaki menapak di lantai.
Angkat bokong dan tahan 3 detik
lalu turunkan kembali. Ulangi
sebanyak 5-10 kali.
Gerakan 6.
Sikap tubuh berbaring
terlentang, kedua kaki sedikit
dibuka, kontraksikan vagina
sambil menarik sadar panggul,
tahan selama 5 detik kemudian
rileks. Ulanngi gerakan sebanyak
5 kali.
8. Gerakan 1 – 4
Lakukan gerakan awal seperti
hari ke-2
Gerakan 5
Sikap tubuh berbaring
terlentang, lutut ditekuk.
Gerakkan panggul ke kanan
Hari Ke-empat
kemudian kontraksikan perut
hingga tulang punggung
mendatar, tahan selama 5 detik
kemudian rileks. Lakukan
gerakan yang sama ke sisi kiri.
Ulangi 5 kali pada masing-
masing sisi.
9. Gerakan 1 – 4
Lakukan gerakan awal seperti
hari ke-2
Gerakan 5
Sikap tubuh berbaring
terlentang, salah satu kaki
ditekuk 450, kemudian bagian
Hari Kelima
tuhuh, bahu dan tangan yang
bersebrangan diangkat hingga
tangan menyentuh lutut yang
ditekuk. Lakukan gerakan
bergantian masing-masing
diulangi 5 kali.
10. Gerakan 1 – 4
Lakukan gerakan awal seperti
Hari Ke-enam
hari ke-2
Gerakan 5
Lanjutkan dengan gerakan, sikap
tubuh berbaring terlentang, lutut
ditekuk 450, julurkan tangan
kedepan dan memegang bagian
luar lutut. Angkat tubuh dan
kepala, tahan selama 5 detik
kemudian rileks. Ulangi
sebanyak 5 kali.
11. Gerakan 1 – 4
Lakukan gerakan awal seperti
hari ke-2
Gerakan 5
Sikap tubuh berbaring
terlentang, luruskan kedua kaki
dan letakkan kedua tangan
dibawah kepala. Angkat kaki
dengan posisi lurus secara
vertikal lalu tekuk lutut hingga
pinggul dan lutut mendekati
badan semaksimal mungkin.
Tahan selama 3 detik, lurukan
kembali kaki secara vertikal dan
turunkan perlahan lahan kembali
ke lantai. Ulangi gerakan 5-10
kali.
Hari Ketujuh
Gerakan 6
Sikap tubuh berbaring
terlentang, gerakkan kedua
ujung kaki secara teratur dengan
gerakan melingkan dari luar
kedalam selama 30 detik, dan
ulangi gerakan dari dalam keluar
selama 30 detik.
Gerakan 7
Sikap tubuh berbaring
terlentang, gerakan kedua
telapak kaki secara bersamaan
ke arah atas dan bawah silih
berganti selama 30 detik
Gerakan 8
Sikap tubuh berbaring
terlentang, luruskan kedua kaki
lalu tarik lutut mendekati badan
secara bergantian kanan dan kiri
sambil kedua tangan memegang
telapak kaki. Lakukan gerakan
mengurut telapak, betis
belakang, lipatan lutut dan paha
secara perlahan sambil
meluruskan kaki keatas. Lalu
turunkan kembali kaki secara
perlahan. Ulangi gerakan
sebanyak 5 kali.
Malang,
.......................
D. LATIHAN SOAL