KEPERAWATAN MATERNITAS
“ PRE NATAL CARE (PNC) : SECTIO CESARIA (SC) “
DI RUANG RAWAT INAP RSUD JAGAKARSA
NPM : 18180000017
A. DEFINISI
C. ETIOLOGI
1. Etiologi yang Berasal dari Ibu
a. Plasenta Previa sentralis dan lateralis (posterior). Plasenta previa adalah keadaan
dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah
rahim sehingga menutupi seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uretri internal).
b. Panggul Sempit. Holmer mengambil batas terendah untuk melahirkan janin vias
naturalis ialah CV = 8 cm. Panggul dengan CV (conjugata vera) < 8 cm dapat
dipastikan tidak dapat melahirkan normal, harus diselesaikan dengan seksio sesarea.
CV antara 8 dan 10 cm boleh dilakukan partus percobaan, baru setelah gagal,
dilakukan seksio seserea sekunder.
c. Disproporsi Sefalopelvik, yaitu ketidakseimbangan antara ukuran kepala dan
ukuran panggul.
d. Ruptura uteri mengancam.
e. Partus lama (prolonged labor).
f. Distosia serviks. Distosia adalah kesulitan dalam jalannya persalinan. Distosia
serviks adalah terhalangnya kemajuan persalinan karena kelainan pada serviks
uteri. Walaupun his normal dan baik, kadang-kadang pembukan serviks macet
karena adanya kelainan yang menyebabkan serviks tidak mau membuka.
g. Pre-eklamsia dan hipertensi (Prawirohardjo, 2014).
2. Malpresentasi Janin
a. Letak Lintang
Greenhill dan Eastman sependapat bahwa :
1) Jika panggul terlalu sempit, seksio sesaria adalah cara terbaik dalam semua
kasus letak lintang, dengan janin hidup dan ukuran normal.
2) Semua primigravida (Adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali)
dengan janin letak lintang harus ditolong oleh seksio sesaria, walaupun tidak
ada perkiraan panggul sempit.
3) Multipara (Adalah wanita yang pernah melahirkan bayi yang hidup beberapa
kali (sampai 5 kali)) dengan janin letak lintang dapat lebih dulu dicoba ditolong
dengan cara lain.
b. Letak Bokong, seksio sesaria dianjurkan pada letak bokong pada kasus : Panggul
sempit, Primigravida, dan Janin besar.
c. Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) jika reposisi dan cara lain tidak berhasil.
d. Presentasi rangkap jika reposisi dan cara lain tidak berhasil.
e. Gameli, menurut Eastman :
1) Jika janin pertama letak lintang atau presentasi bahu.
2) Jika terjadi interlock (locking of the twins).
3) Pada kasus distosi karena tumor.
4) Pada gawat janin, dan sebagainya (Prawirohardjo, 2014).
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Plasenta Previa sentralis dan lateralis (posterior).
2. Panggul Sempit.
3. Disproporsi Sefalopelvik.
4. Ruptura uteri mengancam.
5. Partus lama (prolonged labor).
6. Distosia serviks.
7. Pre-eklamsia dan hipertensi.
8. Malpresentasi Janin :
a. Letak Lintang.
b. Letak Bokong.
c. Gameli (Nurarif & Kusuma, 2015).
E. PATHWAY
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Elektroensefalogram (EEG)
Untuk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang.
2. Pemindaian CT
Untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan.
3. Magneti Resonance Imaging (MRI)
Menghasilkan bayangan dengan menggunakan lapangan magnetik dan gelombang
radio, berguna untuk memperlihatkan daerah – daerah otak yang itdak jelas terliht bila
menggunakan pemindaian CT.
4. Pemindaian Positron Emission Tomography (PET)
Untuk mengevaluasi kejang yang membandel dan membantu menetapkan lokasi lesi,
perubahan metabolik atau alirann darah dalam otak.
5. Uji Laboratorium
a. Fungsi lumbal : menganalisis cairan serebrovaskuler.
b. Hitung darah lengkap : mengevaluasi trombosit dan hematokrit.
c. Panel elektrolit.
d. Skrining toksik dari serum dan urin.
e. AGD.
f. Kadar kalsium darah.
g. Kadar natrium darah.
h. Kadar magnesium darah (Prawirohardjo, 2014).
I. FOKUS PENGKAJIAN
a. Identitas atau biodata klien
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status perkawinan,
pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit nomor register, dan diagnosa
keperawatan.
b. Keluhan Utama
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
Penyakit kronis atau menular dan menurun sepoerti jantung, hipertensi, DM, TBC,
hepatitis, penyakit kelamin atau abortus.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat pada saat sebelun inpartu di dapatka cairan ketuban yang keluar
pervaginan secara sepontan kemudian tidak di ikuti tanda-tanda persalinan.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, HT, TBC,
penyakit kelamin, abortus, yang mungkin penyakit tersebut diturunkan kepada
klien.
d. Pola-pola Fungsi Kesehatan
1) Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat
Karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini, dan cara
pencegahan, penanganan, dan perawatan serta kurangnya mrnjaga kebersihan
tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam perawatan dirinya.
2) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari keinginan
untuk menyusui bayinya.
3) Pola Aktifitas
Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas
pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah, pada klien
nifas didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami kelemahan dan nyeri.
4) Pola Eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah kencing selama
masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya odema dari trigono, yang
menimbulkan inveksi dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena penderita
takut untuk melakukan BAB.
5) Istirahat dan Tidur
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur karena adanya
kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan.
6) Pola Hubungan dan Peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan orang
lain.
7) Pola Penagulangan Sters
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas.
8) Pola Sensori dan Kognitif
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka janhitan dan nyeri
perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas primipara terjadi kurangnya
pengetahuan merawat bayinya.
9) Pola persepsi dan Konsep Diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-lebih menjelang
persalinan dampak psikologis klien terjadi perubahan konsep diri antara lain dan
body image dan ideal diri.
10) Pola Reproduksi dan Sosial
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi dari
seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
e. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang terdapat
adanya cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan.
2) Leher : Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tioroid, karena
adanya proses menerang yang salah.
3) Mata : Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata, konjungtiva, dan
kadang-kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena proses persalinan yang
mengalami perdarahan, sklera kuning.
4) Telinga : Biasanya bentuk telingga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya,
adakah cairan yang keluar dari telinga.
5) Hidung : Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-kadang
ditemukan pernapasan cuping hidung.
6) Dada : Terdapat adanya pembesaran payu dara, adanya hiper pigmentasi areola
mamae dan papila mamae.
7) Abdomen : Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa
nyeri. Fundus uteri 3 jari dibawa pusat.
8) Genitalia : Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila terdapat
pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan
menandakan adanya kelainan letak anak.
9) Anus : Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena rupture.
10) Ekstermitas : Pemeriksaan odema untuk mrlihat kelainan-kelainan karena
membesarnya uterus, karenan preeklamsia atau karena penyakit jantung atau ginjal.
11) Tanda-tanda Vital : Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah
turun, nadi cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.
Cunningham, F. G., Leveno, K. J., Bloom, S. J., Hauth, J. C., Rouse, D. J., & Spong, C. (2014).
Obstetri Williams (Williams Obstetrics) Edisi 23 Volume 1. Jakarta: EGC.
Irianto, K. (2014). Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Bandung: Alvabeta.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic Noc Jilid 3. Yoygakarta: Medication.
Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan; Edisi Keempat; Cetakan Keempat. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, A. B. (2015). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.