PENDAHULUAN
Adapun dampak apabila tetap berhubungan seks saat hamil yaitu akan beresiko keguguran
karena akan terjadi kelainan pada embrio, atau masalah yang dialami janin yang sedang
berkembang. Adapun dapat Menyakiti janin, serta dapat mengacu pada Orgasme yang memicu
kelahiran premature.
1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan Makalah ini yaitu untuk :
1. Mengetahui bagaimana hubungan seks yang bisa dilakukan dalam keadaan
hamil
2. Apa saja yag bisa membahayakan janin saat behubungan seks dengan
pasangan.
3. Bagimana posisi berhubungna seks yang diperbolehkan saat kehamilan.
1.3 Manfaat
Adapun Manfaat dari makalah ini yaitu :
1. Masyarakat : dapat dijadikan sebagai literature atau sebagai bahan rujukan
oleh pasangan yang telah menikah dan akan segera memiliki anak. Untuk
lebih menambah pengetahuan pasangan suami istri agar dapat berhati-hati saat
berhungungan seks saat kehamilan.
2. Penulis : untuk menambah pengetahuan sesuai ilmu keperawatan yang
digeluti selama ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Pengertian
Hubungan seksual adalah aktifitas seksual yang berkaitan dengan system
reproduksi yang melibatkan gamet pria dan wanita (Dorland, 2002, hlm 105). Selain itu ,
Kamus Besar Indonesia (2003, hlm 312 ), hubungan seksual adalah yang berhubungan
dengan persetubuhan antara laki-laki dan perempuan
3
sempit. Tetapi dapat membuat saluran vagina menjadi terlalu basah dan licin sehingga
pasangan prianya sulit untuk mempertahankan ereksi
7) Perdarahan yang disebabkan oleh kepekaan leher rahim. Selama kehamilan leher
rahim menjadi sempit dan lebih lunak . ini berarti bahwa penetrasi yang dalam
kadang kadang menyebabkan perdarahan , terutama pada kehamilan tua
b. Kondisi psikologis
1) Takut menyakiti janin atau menyebabkan keguguran. Pada kehamilan yang normal
hubungan seksual tidak akan menyebabkan keguguran karena janin terlindung dari
bantalan amnion dan rahim
2) Takut bahwa orgasme akan merangsang terjadinya keguguran atau persalinan. Pada
saat orgasme uterus akan mengalami kontraksi tetapi ini bukan tanda persalinan dan
tidak menimbulkan bahaya pada kehamilan normal. Tapi orgasme yang kuat
ditimbulkan mastubarsi dilarang pada kehamilan beresiko tinggi terhadap keguguran
dan kelahiran premature
3) Takut terjadi infeksi pada saat penis masuk kedalam vagina. Apabila suami tidak
memiliki penyakit menular seksual, tidak ada bahaya infeksi bagi ibu dan janin
melalui hubungan seksual selama kehamilan, asal kantong amnion tetap utu. Untuk
pencegahan infeksi, pasangan dianjurkan untuk menggunakan kondom selama
hubungan seksual
4) Kecemasan akan peristiwa persalinan yang akan datang. Calon ibu dan ayah dapat
mengalami persaan yang bercampur aduk dalam menghadapi peristiwa persalinan ,
pemikiran tentang tanggung jawab dan perubahan cara hidup yang akan dating dan
biaya emosional membesarkan anak, semua ini dapat menghambat hubungan cinta.
Perasaan mendua tentang bayi harus dibicarakan secara terbuka
5) Kemarahan yang tidak didasari dari calon ayah terhadap ibu karena cemburu bahwa
istrinya sekarang menjadi pusat perhatian ataupun sebaliknya karena wanita merasa
bahwa dirinya harus menaggung penderitaan selama kehamilan (terutama jika
ditemukan komplikasi )
6) Takut menyakiti janin, ketika kepala janin sudah turun kerongga panggul. Pada
sebagian pasangan dapat menikmati hubungan seksual yang nyaman selama
kehamilan , ibu dapat menjadi tegang karena posisi janin yang sudah dekat. Ibu dan
suami tidak akan menyakiti janin, jika tidak melakukan penetrasi dalam
7) Anggapan bahwa hubungan seksual pada enam minggu terakhir kehamilan akan
menyebabkan dimulainya proses melahirkan kontraksi yang disebabkan oleh orgasme
4
akan semakin kuat pada kehamilan tua. Tetapi bila leher rahim matang dan siap, maka
kontraksi ini tidak akan memulai proses melahirkan
5
awal kehamilan yang membuat organ vulva lebih sensitif dan payudara yang
lebih berisi sehingga meningkatkan kepekaan terhadap sentuhan. Pada saat
ini, orgasme bahkan multiorgasme bukan tidak mungkin dapat terjadi.
6
3. Trimester ketiga (Usia Kehamilan 28 40 Minggu)
a. Kondisi fisik dan emosi calon ibu:
Gerakan janin yang lebih kuat dibanding sebelumnya, sering kali lebih aktif di
malam hari.
Perut semakin buncit, kaki bengkak, dan wajah sembab.
Semakin mudah lelah dan nafas pendek.
Kram kaki, terutama di malam hari.
Kulit perut terasa gatal, pusar menonjol.
Kemungkinan mengalami varises.
Kelenjar susu mulai aktif, ASI menetes jika payudara dirangsang.
Sering buang air kecil.
Kadang kala terjadi kontraksi palsu (braxton hicks contractions).
Sulit tidur.
7
lanjut. Wanita yang mengalami plasenta previa, ketika melahirkan kemungkinan besar
akan menjalini operasi secar.
2. Resiko kehamilan prematur :
Ibu hamil juga bisa mengalami kelahiran premature jika mulai mengalami
kontraksi regular sebelum kehamilan berusia 37 minggu yang menyebabkan mulut rahim
mulai terbuka. Oleh karena itu pada kondisi kehamilan disarankan tidak melakukan
hubungan seksual karena orgasme yang terjadi dikhawatirkan akan memicu munculnya
kontraksi. Selain itu paparan terhadap hormone prostaglandin di dalam semen (cairan
sperma) juga dapat memicu kontraksi, walaupun tidak berbahaya bagi kehamilan normal
harus tetap diwaspadai jika memiliki resiko melahirkan (janin) premature. Jika tetap
memilih berhubungan seks, sperma sebaiknya dikeluarkan diluar.
3. Perdarahan (flek/vaginal bleeding):
Perdarahan dapat dikaitkan dengan tanda-tanda keguguran, maka sebaiknya
hubungan seksual dihindari. Kecuali jika dokter menyatakan bahwa flek yang dialami
merupakan gejala normal yang kadang terjadi, tergantung usia kehamilan, kondisi
janin, volume dan rupa flek, serta kondisi ibu yang kemungkinan hubungan seksual
bisa dilakukan.
4. Mulut rahim (cervix) lemah:
Kadang kala terjadi kelonggaran atau kelemahan pada mulut rahim yang bisa
disebut cervical incompetence. Keadaan ini bisa terjadi terutama pada wanita yang
pernah mengalami keguguran atau menggugurkan anak dengan sengaja. Jika keadaan
ini terjadi, pangkal rahim akan dijahit ketika usia kehamilan telah mencapai empat
bulan. Jika mulut rahim mulai terbuka secara prematur, seks dapat meningkatkan resiko
infeksi. Oleh karena itu jika terdiaknosis mulut rahim mengalami kelonggaran
hubungan seks sebaiknya dihindari.
5. Janin kembar (setelah kehamilan 28 minggu) :
Jika terjadi kehamilan kembar. Sebaiknya menghindari berhubungan seksual saat
kehamilan memasuki trimester tiga, walaupun hingga saat ini belum ditemukan adanya
hubungan antara seks dengan kelahiran kembar prematur.
6. Herpes kelamin atau penyakit infeksi akibat hubungan seksual lain :
Jika menderita penyakit herpes kelamin atau penyakit infeksi akibat hubungan
seksual lain dan belum sembuh sempurna, sebaiknya hubungan intim dihindari karena
dikhawatirkan dapat menginfeksi janin.
8
2.5 Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Hubungan Seksual
1. Jika memilih seks oral, pastikan pasangan tidak meniupkan udara ke dalam vagina.
Walaupun jarang, tetapi masuknya udara kedalam pembuluh darah (emboli) dapat
berakibat vatal bagi ibu dan janin. Jadi sebisa mungkin dihindari.
2. Lebih baik hindari berbaring terlentang selama berhubungan seksual. Jika rahim (dan
janin) menekan pembuluh darah utama dibagian belakang perut, anda dapat merasa
pusing (lightheaded) atau mual. Akan tetapi jika tidak bermasalah dengan posisi ini,
lakukan saja.
3. Jika memang tidak ingin melakukan hubungan seksual, katakan apa adanya. Cemas, tidak
nyaman, tidak tertarik sama sekali, atau tidak memungkinkan (harus menghindari),
adalah beberapa alasan yang umum.
4. Perasaan cinta tidak harus diwujudkan dengan hubungan seksual. Pelukan yang hangat,
ciuman mesra, atau pijatan yang nikmat juga merupakan bentuk perhatian seksual.
BAB III
9
HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN
10
belum adanya saling sepakat untuk mengadakan koitus. Karena itulah perlu adanya
sikap yang searah dalam hal melakukan hubungan seksual
Ketidakserasian kuatnya dorongan seksual dari masing-masing pasangan
mungkin akan dapat mempengaruhi sikap dalam rangka mengadakan koitus . Bila
hal itu terjadi maka masing-masing pihak baik suami maupun isteri, harus dapat
mengerti mengenai hal tersebut. Tidak jarang isteri maupun suami yang kadang-
kadang mengeluh bahwa pasangannya sering minta mengadakan koitus, padahal
salah satu pasangan kurang berminat dalam hal tersebut. Hal ini bisa terjadi
disebabkan karena dorongan seksual tidak seimbang dalam pasangan tersebut.
Namun bila adanya saling pengertian antara suami dan isteri, hal-hal yang tidak
diinginkan dapat dihindarkan.
Pada fase ini masing-masing saling memberikan stimulasi seksual dalam
berbagai-bagai macam bentuk. Saling melepaskan pakaian dapat merupakan
stimulus seksual yang cukup meyakinkan. Pembicaraan, cumbu rayu, ciuman,
rabaan, dapat merupakan bentuk-bentuk stimulus seksual. Daerah kepala, misalnya
mulut, hidung, mata, telinga, daerah leher, buah dada, pinggul, merupakan daerah
yang sensitif mengenai stimulasi seksual di samping alat genetal. Sudah barang tentu
sensitifitas masing-masing daerah itu berbeda satu dengan yang lainnya. Dalam hal
stimulasi seksual pada umumnya pria akan lebih cepat terangsang, namun juga tak
jarang pihak wanita lebih cepat terangsang juga.
Pada pihak pria, seluruh bagian alat genetalnya bersifat sensitif terhadap stimulasi
seksual dari pihak wanita. Walaupun pada mulanya alat genetal pria dalam keadaan
tidak tegang, namun begitu dikenai stimulasi seksual akan segera berereksi atau
tegang. Ereksi atau tegang-nya alat genetal pria (penis) ini, karena adanya aliran
darah di daerah penis itu. Stimulasi terhadap penis dapat berujud rabaan, diusap,
dicium untuk mendapatkanstimulasi yang optimal. Rabaan-rabaan ataupun usapan-
usapan yang lama terhadap penis, baik pada bagian kepala ataupun pada bagian badan
penis, akan mempercepat terjadinya ejakulasi, yaitu keluarnya air mani atau
semen. Karena itu disarankan kalau sekiranya telah cukup lama foreplay ini
untuk dapat langsung mengadakan koitus yang sebenarnya.
Dalam foreplay akan terjadi respons yang bersifat psiko-fisiologis. Ketika pihak
pria mulai menerima stimulasi seksual yang diberikan oleh pihak wanita, maka akan
11
terlihat adanya beberapa perubahan pada dirinya, yang berupa menegangnya otot-otot,
denyut jantung yang meningkat dan frekuensi pernafasannya juga meningkat.
Penisnya berereksi atau tegang dan scrotumnya mengecil atau mengkerut. Klimaks
dari keadaan ini ialahterpancarnya air mani atau semen dari penis atau ejakulasi. Dengan
ejakulasi dicapai kepuasan yang memuncak.
Demikian pula pada pihak wanita juga terdapat perubahan-perubahan, yang berujud
ketegangan otot-otot, denyut jantung juga makin cepat demikian pula frekuensi
pernafasannya. Bila seorang wanita sudah mulai terangsang, menerima stimulasi seksual,
maka pada vaginanya terdapat semacam cairan, di mana cairan ini akan membasahi
seluruh permukaan dinding vagina. Cairan ini akan membantu atau mempermudah
masuknya atau penetrasi penis ke dalam vagina. Bila wanita tidak terangsang, maka tidak
akan keluar cairan tersebut dan dinding vagina akan saling bersentuhan, dan
karenanya penis akan mengalami kesulitan atau tidak begitu lancar penetrasinya karena
tidak dibantu oleh cairan tersebut.
Dalam memasukkan penis ke dalam vagina, disarankan dijalankan dengan hati-hati dan
secara lembut, tidak secara kasar. Karena dengan kekasaran pada umumnya hal tersebut
tidak dikehendaki oleh pasangannya. Lubang vagina itu sifatnya elastis dan akan
menyesuaikan dengan keadaan penis. Tidak jarang pria merisaukan tentang keadaan
penisnya. Khususnya yang terlalu kecil. Demikian pula halnya dengan wanita, kadang-
kadang juga merisaukan tentang keadaan vaginanya. Perlu dikemukakan bahwa
sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi, karena bagaimanapun keadaan penis atau
vagina, masing-masing akan mampu mengadakan penyesuaian satu dengan yang lain,
apakah penis itu besar atau kecil, karena vagina memang sifatnya elastis.
Keuntungan :
Kendali pada wanita
Rangsang klitoris lebih baik
Daya penetrasi bisa diatur
Kerugian :
Kurang nyaman bagi pria penetrasi tidak
maksimal
Kurang mesra kontak tubuh kurang
13
Penetrasi kurang
Kerugian :
Daya dorong kurang
Kurang bebas
3. Posisi duduk.
14
5. Posisi misionaris (Man On Top)
Posisi ini dapat digunakan pada awal
kehamilan. Posisi ini masih bisa diterapkan dengan
sedikit modifikasi, misalnya dengan meletakkan
bantal di belakang punggung Ibu. Suami ada di atas
tubuh ibu dengan menahan berat badannya agar
tidak membebani perut.
Keuntungan :
Wanita lebih relaks, nyaman
Hindari rasa lelah
Kerugian :
Pria lebih aktif kontrol kurang
Terbentur sisi tempat tidur perlu
bantal penyangga
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hubungan seks sebaiknya lebih diutamakan menjaga kedekatan emosional daripada
rekreasi fisik karena pada trimester terakhir ini, dapat terjadi kontraksi kuat pada wanita
hamil yang diakibatkan karena orgasme.
Saat hamil sebagian besar calon ibu merasa tidak percaya diri dan tidak nyaman
dengan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sehingga kebutuhan untuk behubungan intim
jadi terabaikan. Akan tetapi, berbeda dengan wanita, sebagian besar pria justru merasa
perut yang membulat lebih seksi dan meyenangkan untuk dipandang sehingga perubahan
fisik pasangan tidak membuat mereka kehilangan hasrat.
Banyak suami yang melakukan masturbasi ketika istrinya hamil untuk melepaskan
gairahnya meskipun dengan seizin istrinya. Selain itu tidak sedikit juga istri yang
melakukan hand job (seks dengan tangan), seks krukal (penis dijepit dipaha), atau seks oral
kepada suami karena ingin tetap memuaskan orang yang dicintai tesebut
15
4.2 Saran
a. Masyarakat
1. Trimester pertama
Meskipun terdapat bermacam-macam variasi dari masing-masing
pasangan, pola ketertarikan seksual pada trimester pertama tetaplah
umum. Akan tetapi alangka baiknya untuk tidak memaksa pasangan untuk
berhubungan seks, karena pada awal kehamilan terjadi penurunan minat
terhadap seks. Hal tersebut sering kali disebabkan oleh perubahan hormon
pada awal kehamilan yang membuat organ vulva lebih sensitif.
2. Trimester kedua
Berhubungan seks umumnya mulai meningkat pada trimester
kedua ini, walaupun hubungan seks pada trimester ini sangat
menyenangkan, akibat meningkatnya hormon estrogen. Tapi harus tetap
mengontrolnya.. Akan tetapi akibat dari banyaknya aliran darah ke vagina
juga dapat menyebabkan suasana vagina. Lubrikasi yang terjadi memang
memudahkan penetrasi tetapi jika terlalu licin dapat membuat penis sulit
mempertahankan ereksi.
3. Trimester ketiga
Hubungan seks sebaiknya lebih diutamakan menjaga kedekatan
emosional daripada rekreasi fisik karena pada trimester terakhir ini, dapat
terjadi kontraksi kuat pada wanita hamil yang diakibatkan karena orgasme.
Hal tersebut dapat berlangsung biasanya sekitar 30 menit hingga terasa
tidak nyaman. Jika kontraksi berlangsung lebih lama, menyakitkan,
menjadi lebih kuat, atau ada indikasi lain yang menandakan bahwa proses
kelahiran akan mulai.
b. Pendidikan :
Diharapkan kepada pendidik supaya memperlengkapi perpustakaan
terutama buku buku yang membahas tentang penyakit system perkemihan agar
mempermudah proses belajar dan mengajar.
16