ANAK
Doi: https://doi.org/10.30787/gemassika.v5i2.747
Received: Agustus 2021 | Revised: Nopember 2021 | Accepted: Nopember2021
ABSTRACT
One of the problems that exist in toddlers is wetting and depending on parents for toileting
activities. If not resolved early on, the child will not be independent, less confident and shy.
Parents as the closest caregivers of children have an important role in teaching their children.
The purpose of this activity is to increase parents’ knowledge about how to teach toilet training
to children. The activity was carried out at the Posyandu Subur X, Sidodadi, Masaran, Sragen.
The method used in this activity is discussion and education, with a pre-test and a post-test.
This activity was attended by 23 participants who have toddlers, visited the Posyandu and
were willing to become participants. The knowledge how to teach toilet training before given
education was sufficient, as many as 11 people (48%). While the knowledge of respondents
after given education was mostly good, as many as 19 people (83%). Based on this, it can be
concluded that the education method is effective in increasing respondents’ knowledge about
how to teach toilet training to children.
Keywords: Education; Knowledge; Toilet training
Toilet training pada anak adalah upaya anak disebabkan karena kegagalan toilet
untuk melatih anak agar mampu mengontrol training adalah mengompol. Kondisi ini akan
buang air besar atau buang air kecil dimana menyebabkan anak mengalami kesulitan
seharusnya dan mengajarkan memakai celana dalam mengontrol buang air kecil baik di
sendiri setelah buang air besar atau bauang air siang ataupun malam hari pada anak dengan
kecil. Toilet training ini diajarkan pada usia 18 usia lebih dari 4 tahun (Musfiroh, 2014).
bulan sampai 2 tahun, jika tidak berlangsung Kegagalan dalam melakukan kebersihan
baik maka bisa menyebabkan terjadinya terkait toileting akan menimbulkan dampak
gangguan eliminasi pada anak (Ramadhanti, bagi anak baik secara psikologis amaupun
social seperti misalnya bulliying, ejekan ditunjukkan dengan tidak adanya tanda-tanda
ataupuan pengucilan dari pergaulan. kesiapan, maka pengajaran toilet training akan
Sedangkan bagi pribadi anak hal ini akan memberikan hasil yang tidak baik (Indriasari,
menimbulkan rasa sedih, kecemasan ataupun 2018).
yang meningkat. Selanjutnya hal ini akan Kesiapan fisik anak seperti mampu
terbawa pada perkembangan anak di tahap dan kuat duduk sendiri hingga berdiri akan
yang berikutnya (Matson, 2017) memudahkan anak untuk dilatih buang air
Toilet training merupakan hal yang kecil ataupun buang air besar. Demikian juga
harus diajarkan oleh orang tua kepada anak. kesiapan psikologis di mana anak memerlukan
Keberhasilan toilet training dipengaruhi oleh kenyamanan dan konsentrasi untuk dapat
anak maupun orang tua sendiri. Orang tua mengontrol buang air kecil dan besar.
memegang peranan besar untuk mengajarkan Balita pada masa usia ini lebih siap secara
toilet training. Usia 1-3 tahun merupakan usia fisik, kognitif, social dan emosional untuk
yang tepat untuk diajarkan toilet training. pengajaran menggunakan toilet (Kurniawati,
Orang tua perlu memberikan dukungan pada 2018).
anak untuk belajar mandiri, karena pada umur Erickson mengatakan bahwa masa kritis
ini anak egonya mulai muncul. Memberikan perkembangan kemandirian adalah pada usia
kesempatan pada anak untuk melakukan dua sampai tiga tahun. Salah satu hal yang
berbagai hal sendiri berarti juga memupuk perlu menjadi perhatian orang tua dan guru
rasa percaya diri anak serta belajar dari dalam melatih kemandirian adalah dalam
kesalahan yang dilakukan. Sehingga sangatlah hal pengajaran toilet training pada anak.
dimungkinkan anak tidak berkepribadian Kebutuhan pengembangan kemandirian
manja dan selalu tergantung pada orangtua yang tidak terpenuhi pada usia dua sampai
(Wijaya et al, 2015). tiga tahun akan menyebabkan terhambatnya
Indriasari (2018) menyampaikan toilet perkembangan menjadi tidak optimal
training dapat dimulai saat anak berusia 18- (Khoiruzzadi dan Fajriyah, 2019).
24 bulan. Perkembangan psikoseksual usia Banyak factor yang bisa mempengaruhi
18-24 bulan berada pada Fase anal. Toilet keberhasilan toilet training. Secara umum
training dapat dimulai jika anak sudah keberhasilan toilet training akan dipengaruhi
menunjukkan tanda-tanda kesiapan. Apabila oleh factor pengetahuan orang tua mengenai
anak belum siap dilakukan toilet training yang toilet training dan factor lingkungan. Akan
tetapi, faktor pola asuh tidak berhubungan meningkatkn pengetahuan serta pengalaman
dengan pelaksanaan toilet trainng pada anak. ibu tentang cara mengajarkan toilet traianing
Faktor lingkungan adalah faktor yang paling pada anak sehingga dapat meningkatkan
dominan dalam memengaruhi keberhasilan cara pengasuhan yang tepat pada anak.
toilet training pada anak (Andriyani, 2014). Pada kegiatan ini, selain kegiatan edukasi
Musfiroh (2014) menyampaikan bahwa yang diberikan, ibu juga bisa mendapatkan
50% anak yang berumur empat tahun masih pengalaman baru tentang cara mengajarkan
mempunyai kebiasaan mengompol. Ada toilet training melalui diskusi, tanya jawab
pengaruh penyuluhan terhadap sikap ibu ataupun sharing pengalaman dengan ahli
dalam memberikan toilet training pada ataupun sesama ibu yang mempunyai anak
anak usia todler. Tindakan penyuluhan dengan usia dan masalah yang sama.
dapat memberikan ibu tambahan informasi, Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat
pengetahuan dan mempengaruhi ibu dalam disampaiakan bahwa tujuan dari kegiatan
bersikap yang lebih baik dalam memberikan pengabdian masyarakat ini selain berbagi
toilet training pada anak usia toddler. Ibu juga informasi juga sebagai salah satu sarana
mampu mengkombinasikan antara teknik untuk memberikan dukungan dan support
lisan dan teknik modeling serta bersikap tentang cara pengasuhan yang tepat pada
kooperatif. anak usia 1-3 tahun terutama terkait kegiatan
Luaran yang dihasilkan dari pengabdian telah ditetapkan. Adapun kriteria data
masyarakat ini adalah berupa media yang diambil adalah ibu dengan anak usia
penyuluhan kesehatan serta artikel publikasi 1-3 tahun, bersedia mengisi kuesioner,
sebelum dan setelah kegiatan penyuluhan. Toilet training, Usia yang tepat dilakukan
Kegiatan dimulai pada jam 09.00- 10.30 toilet traianing, kesiapan anaka dalam
WIB. Proses penyuluhan dilaksanakan melakukan toilet training serta bagaimana
dengan metode ceramah, tanya jawab cara mengajarkan toilet training pada anak.
serta sharing pengalaman. Setelah materi Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan
diberikan, peserta diberikan leaflet serta juga Tanya jawab serta sharing pengalaman
ada pembagian doorprice bagi peserta melatih anak untuk melakukan toilet training.
yang aktif. Setelah kegiatan selesai, maka media leaflet
diberikan untuk memudahkan ibu mengingat
3. Tahap evaluasi
informasi yang diberikan.
Peserta diminta untuk mengisi
Untuk menilai pengetahuan peserta
kuesioner pengetahuan setelah
penyuluhan kesehatan baik sebelum dan
dilaksanakan kegiatan penyuluhan
sesudah penyuluhan, maka dilakukan
kesehatan. Tim pengabdi melakukan
dengan memberikan pertanyaan pre dan post
kegiatan evaluasi pelaksanaan kegiatan
penyuluhan dengan hasil sebagai berikut:
beserta fasilitator kegiatan yang berasal
dari pengurus Posyandu serta Bidan Tabel 1. Karakteristik Peserta
Pembina kegiatan Posyandu.
Data F (%)
Usia
HASIL PEMBAHASAN <20 tahun 1 4
1-35 tahun 17 74
Kegiatan pengabdian masyarakat Cara
>35 tahun 5 22
mengajarkan toilet training pada ibu dengan
Pendidikan
anak usia toddler ini terselenggara pada bulan
SD 1 4
Mei 2021 di Posyandu Subur X desa Sidodadi,
SMP 10 44
Masaran, Sragen. Kegiatan ini diikuti oleh SMA 8 35
partisipan sebanyak 23 orang ibu. D3/S1 4 17
kepada peserta yaitu ibu-ibu dengan anak kewajiban dari tenaga kesehatan saja. Oleh
balita peserta Posyandu melalui gambar yang karena itu peran serta masyarakat melalui
cukup banyak serta penjelasan yang disertai kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
dengan diskusi dapat memberikan gambaran untuk menyampaikan informasi tentang
yang lebih baik bagi peserta. Oleh karena itu, kesehatan, diharapkan dapat mendukung
metode ceramah dan juga pemberian leaflet upaya pemerintah untuk mewujudkan
akan mempermudah ibu untuk mengetahui masyarakat yang sehat. Oleh karena
konsep tentang toilet training serta dampak hal tersebut, maka kegiatan pengabdian
yang akan terjadi bila tidak dilakukan toilet masyarakat ini hendaknya dipertahankan dan
training, denagn demikian harapannya adalah dapat dilakukan secara berkesinambungan
ibu dapat selalu mengingatkan, mengajarkan (Hidayat et al, 2019).
serta mengawasi toilet training pada anaknya Tim pelaksana pengabdi menghadapi
( Andresni et.al, 2019). Orang tua mempunyai kendala dalam mengkondisikan peserta
peran yang besar dalam keberhasilan toilet saat pelaksanaan penyuluhan kesehatan
training. Salah satunya adalah melalui disebabkan ada sebagian anak yang rewel,
identifikasi kesiapan anak dalam melakukan akan tetapi melalui pendekatan dan kerjasama
toilet training. Misalnya anak menunjukkan dari tim pengabdi serta bantuan dari pengurus
minat untulk melepas popok atau ia tahu posyandu, maka hal tersebut bisa teratasi.
kapan waktunya harus pup atau pipis. Namun
diperlukan kesabaran secara psikis agar anak
KESIMPULAN DAN SARAN
berhasil dalam melalui masa toilet training
(Risfan dan Tripeni, 2012). Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa metode penyuluhan
Hasil kegiatan bahwa adanya peningkatan
efektif untuk dapat meningkatkan pengetahuan
pengetahuan ini dapat dijadikan sebagai
responden tentang cara mengajarkan toilet
simpulan bahwa metode pre-test dan post-
training pada anak. Penyuluhan dapat
test mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan
menggunakan berbagai media yang sesuai
penyuluhan khususnya penyuluhan kesehatan
untuk dapat meningkatkan pengetahuan
(Damayanti, et al)
peserta.
Pembangunan kesehatan merupakan
tugas bersama dan bukan hanya menjadi
DAFTAR PUSTAKA
Andresni, H., Zahtamal., Septiani, W., Mitra. (2019) Efektivitas Edukasi Toilet Training
terhadap Perilaku Ibu dan Kemampuan Toilet Training Anak Usia 18-36 Bulan. Jurnal
Kesehatan Komunitas vol. 5, No. 2Agustus 2019
Andriyani, S,. Ibrahim, K,. Wulandari, S. (2014) Analisis Faktor-Faktor yang berhubungan
Toilet Training pada Anak Prasekolah. Jurnal Keperawatan Padjadjaran. Volume 2
Nomor 3 Desember 2014
Damayanti, N., Pusparini,M., Djannatun,T., Ferlianti, R. (2017) Metode Pre-Test Dan Post-
Test Sebagai Salah Satu Alat Ukur Keberhasilan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Tentang
Tuberkulosis Di Kelurahan Utan Panjang, Jakarta Pusat. Prosiding Snapp: Kesehatan
(Kedokteran, Kebidanan, Keperawatan, Farmasi dan Psikologi. pISSN 2477-2364,
eISSN 2477-2356 | Vol 3, No.1, Th, 2017
Ginanjar, M. (2018) Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Toilet
Training Pada Anak Prasekolah Di PAUD Terate 2 Desa Tugu Mulyo. Vol 6 No 1(2018)
Masker Medika.
Hidayat, W., Nuraeny , N., Wahyuni, I. ( 2019) Gambaran Pre Dan Post Test Kegiatan Penyuluhan
Kesehatan Terhadap Kader Posyandu Di Puskesmas Babatan Bandung. Dharmakarya:
Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol. 8, No. 4, Desember 2019: 225 - 226
Indriasari, S., Eka K.M. (2018) Kesiapan Toilet Training Pada Anak Usia 18-24 bulan. Adi
Husada Nursing Journal, Vol.4, No.2, Desember 2018
Kurniawati, D (2018) Pengetahuan Ibu Dengan Toilet Training pada Anak Usia Toodler
(1-3Tahun). Jurnal Ilmiah Kesehatan,7(1),1-6.
Khoiruzzadi, M,. Fajriyah, N. (2019) Pembelajaran Toilet Training Dalam melatih Kemandirian
Anak. Journal Of Early Chidhood and Development(JECED). Vol 1 No 2. Desember
2019: 142-154
Matson, L.J.( 2017) Clinical Guided to Toilet Training Children. Springer International
Publishing
Musfiroh, M., & Wisudaningtyas, B. L. (2014) Penyuluhan Terhadap Sikap Ibu dalam
Memberikan Toilet Training pada Anak. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(2), 157–166.
Notoatmodjo S. (2012) Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Ramadhanti, C. (2019) Pemahaman Peran Orang Tua Terhadap Pentingnya Toilet Training
Pada Anak Usia Dini. Socio Humanus. Vol.1 No 2 (Oktober 2019): 130-139
Risfan & Tripeni. ( 2012) Pengaruh Peran Ibu Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak
Usia Toddler Di Play Group Tarbiyatush Shibiyan Mojoanyar Mojokerto. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto), 4(1).
Wijaya Devina G., Bangsa P.G., Cristiana A. (2015). Perancangan Buku Interaktif Tentang
Toilet Training Anak Usia 1-3 Tahun. Jurnal Desain Komunikasi Visual Adiwarna, vol.
1, no. 6, 2015.