Anda di halaman 1dari 3

2.

4 Peran Pihak Yang Dipertimbangkan Dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan

 Guru
Guru adalah pihak yang dapat membantu mengimplementasikan gagasan yaitu sex education
pada anak atau remaja ketika mereka berada di sekolah.
 Orang tua
Orang tua dapat menjadi pihak yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan
gagasan sex education, karena orang tua merupakan guru dari anak-anak ketika berada di
rumah. Orang tua dapat menjelaskan kepada anak-anaknya mengenai pentingnya sex
education di era globalisasi ini.
 Lembaga swadaya masyarakat : pemerhati anak.
 Pemerintah atau lembaga terkait lainnya.

2.5 Langkah-langkah Strategis

 Pembuatan surat izin dari pihak Fakultas untuk melakukan sosialisasi mengenai pendidikan
sex education.
 Lakukan persetujuan terlebih dahulu kepada pihak guru maupun orang tua siswa.
 Pemberian informasi atau penjelasan secara menyeluruh terhadap guru atau orang tua dari
pendidikan sex education yang akan dilaksanakan.
 Kontribusi penuh dari guru/pendidik untuk mengajarkan kepada siswa mengenai pendidikan
sex education.
 Penyusunan laporan oleh mahasiswa
Penyusunan laporan ini bertujuan sebagai bahan evaluasi dan rekomendasi
 Evaluasi
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Gagasan Yang Diajukan

Pengadaan kurikulum atau jam pembelajaran tambahan di sekolah baik SD, SMP, dan SMA
mengenai seks education. Abduh dan Wulandari (2016) mengatakan bahwa, pendidikan seks
atau sex aducation adalah suatu pengetahuan yang membahas mengenai fungsi kelamin
sebagai alat reproduksi, perkembangan alat kelamin pada perempuan dan pada laki-laki,
menstruasi dan mimpi basah, sampai dengan masalah perkawinan dan kehamilan. Jika
pemahaman sex education pada anak rendah, maka dapat menimbulkan pemahaman yang
keliru dan berimbas pada hal-hal negatif yang memunculkan perilaku yang amoral (Mansyur
dalam Analisadaily.com : 2016). Tujuan dilakukannya sex education adalah untuk
mengurangi atau menghilangkan angka kasus kejahatan seksual pada anak atau remaja, serta
agar anak mampu memahami segala hal yang berhubungan dengan sex dan sexualitas dalam
bentuk yang wajar.

3.2 Teknik Implementasi

Teknik yang digunakan dalam mengimplementasikan pendidikan sex education


adalah dengan adanya pengadaan kurikulum atau penambahan jam pembelajaran di sekolah
mengenai sex education. Metode yang digunakan didalam melakukan pengabdian ini adalah
pelatihan, dimana peserta tidak hanya ditingkatkan dalam ranah kognitifnya saja, tetapi juga
keterampilannya. Pendidikan sex harus dilakukan secara kolaboratif/kerjasama antara orang tua dan
guru kepada anak. Kriteria baik dan buruk, indah dan jelek, susila atau asusila, semua nilai ini dengan
serta merta diperoleh anak dari orang tua dan orang dewasa. Oleh karena itu, anak memerlukan
banyak informasi positif yang diperoleh dari sumber yang akurat yakni dari orang tua atau orang
dewasa serta guru di sekolah.
3.3 Prediksi Hasil

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Univesitas Atmajaya ( dalam Solihin, 2015)
mengungkapkan 9,9% remaja telah melakukan hubungan sex dengan pasangannya setelah
menonton film porno dan riset studi yang dilaksanakan Universitas Indonesia diperoleh
temuan bahwa 21,8% remaja di Bandung telah melakukan hubungan sex sebelum menikah,
di Sukabumi 26% dan Bogor 30,9%. Sedangkan dari hasil pra survey pada 18 orang siswa
diketahui bahwa 90% siswa menyatakan belum pernah mendapatkan pendidikan sex dari
sejak dini, sedangkan 2 orang siswa menyatakan pernah , sebab itu pendidikan sex hendaknya
menjadi bagian penting dalam pendidikan di sekolah. Oleh sebab itu, diusulkan pendidikan
sex education dalam materi pembelajaran di sekolah atau penambahan jam pembelajaran
mengenai sex education pada anak atau remaja. Dengan itu diharapkan anak atau remaja
mampu mengatasi masalah yang bersumber pada dorongan seksual serta memahami segala hal
yang berhubungan dengan sex dan sexualitas dalam bentuk yang wajar.

Solihin ( 2015). Pendidikan sex untuk anak usia dini : studi kasus di TK Bina Anaprasa
Melati jakarta pusat

Abduh,M. & Wulandari, M.D. (2016). Model Pendidikan Anak Sekolah Dasar Berbasis Teori
Perkembangan Anak. Artikel The Progressive and Fun Education Seminar. Solo : Universitas
Muhamadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai