Anda di halaman 1dari 10

Pelaksanaan Pembelajaran Ramah .... (Devie Anggita) 1.

1
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RAMAH ANAK DI SD NEGERI
PERCOBAAN 3 PAKEM

THE IMPLEMENTATION OF CHILD FRIENDLY LEARNING IN EXPERIMENT 3 PUBLIC


ELEMENTARY SCHOOL YOGYAKARTA

Oleh: Devie Anggita Akbaresti, Universitas Negeri Yogayakarta


devieanggita@rocketmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran ramah anak di SD Negeri
Percobaan 3. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus. Sumber data dalam penelitian ini diambil
menggunakan purposive sampling, yaitu kepala sekolah SD N Percobaan 3, dua guru, dan empat anak. Pengumpulan
data peneliti menggunakan wawancara terstruktur, observasi partisipatif, dan dokumen. Keabsahan data
menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis data menggunakan Creswell. Hasil penelitian
menunjukkan SD Negeri Percobaan 3 telah melaksanakan pembelajaran ramah anak yang terlihat dari perencanaan
pembelajaran mencakup RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ramah anak, bahan ajar ramah anak, penataan
kelas ramah anak, serta terdapat model kelas ramah anak. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan adil
gender, inklusif, mengenalkan kebiasaan masyarakat dan budaya lokal, anak partisipatif, menyenangkan,
memfasilitasi minat dan potensi anak, memotivasi apresiasi seni, menambah wawasan kebangsaan, membiasakan
peduli lingkungan, dan menjalin relasi guru dan anak. Pembelajaran menggunakan penilaian otentik dan
dilaksanakan dengan objektif.

Kata kunci: ramah anak

Abstract
This study aims to describe the implementation of child-friendly learning in Experiment 3 Public Elementary
School. This study uses a case study research. The data sources in this study were taken using purposive sampling,
namely principals of Experiment 3 Public Elementary School, two teachers, and four children. Data collection
researchers use structured interviews, participatory observation, and documents. The validity of the data uses source
triangulation and technical triangulation. Data analysis uses Creswell. The results of the study showed that
Experiment 3 Public Elementary School had carried out child-friendly learning which was seen from learning
planning including child-friendly lesson plan, child-friendly teaching materials, child-friendly classroom
arrangement, and child-friendly class models. The implementation of learning is carried out in a gender equity,
inclusive manner, introducing community habits and local culture, participatory children, fun, facilitating children's
interests and potential, motivating art appreciation, increasing national insight, getting used to caring for the
environment, and establishing teacher and child relations. Learning uses authentic assessment and is carried out
objectively.
Keyword : Child Friendly

PENDAHULUAN belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik


Peran pendidikan, terutama pendidikan secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
formal saat ini semakin penting. Pendidikan memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
merupakan suatu usaha untuk memanusiakan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
sesuai potensi yang dimiliki serta sesuai dengan masyarakat, bangsa, dan negara.
norma yang berlaku. Menurut Undang-undang Pendidikan merupakan salah satu pilar yang
(UU) No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem berperan penting dalam tumbuh kembang anak.
Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha Setiap anak di Indonesia wajib menempuh
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana pendidikan selama 9 tahun yang terdiri dari
1.2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 17 Tahun ke-8 2019
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Anak memiliki dampak jangka panjang. Terlebih lagi
yang berusia 7 sampai 15 tahun dan memenuhi kekerasan terhadap anak terjadi dalam angka yang
kriteria dapat menempuh program wajib belajar sangat masif. Melalui data yang dirilis Komisi
tanpa dipungut biaya sesuai dengan Peraturan Perlindungan Anak Indonesia (kpai.go.id) menurut
Pemerintah nomor 47 tahun 2008. Selain ICRW (International Center for Research on
kewajiban anak juga memiliki berbagai hak yang Women) menyatakan bahwa Indonesia memiliki
harus dipenuhi. Pendidikan menjadi salah satu cara angka kekerasan terhadap anak sebesar 84 persen.
dimana hak yang dimiliki anak dapat terpenuhi. Angka ini lebih tinggi dari negara-negara asia
Melalui pendidikan, anak dapat menjalankan tenggara seperti Vietnam dengan 79 persen, dan
kewajibannya serta mendapatkan haknya. Kamboja 73 persen. Tidak berhenti sampai di situ,
Pendidikan diperoleh anak di tempat yang sebagian besar kekerasan terhadap anak terjadi di
bernama sekolah. Sekolah menjadi salah satu sekolah. Pada 2017 kekerasan yang terjadi di
tempat dimana hak anak dapat terpenuhi. Hak anak sekolah Indonesia mencapai 75 persen. Hal ini
untuk memperoleh pendidikan sehingga potensinya sungguh memprihatinkan, berbanding dengan
dapat berkembang dengan baik. Pembelajaran di kekerasan yang terjadi di sekolah Kamboja hanya
sekolah perlu ditunjang dengan sarana dan 63 persen dan kekerasan yang terjadi di sekolah
prasarana yang baik dan memadai. Namun masih Pakistan hanya 28 persen (Bolton, 2017: 25).
ada sekolah di Indonesia yang jauh dari rumah Anak tidak hanya dirugikan melalui
siswa dan belum memiliki fasilitas yang memadai. maraknya kekerasan yang terjadi di sekolah. Anak-
Jarak yang jauh dan lokasi yang kurang strategis anak masih rentan menerima perlakuan
juga mempengaruhi pembelajaran. Dilansir dari diskriminasi. Dilansir dari bbc.com terdapat 14
(liputan6.com) SD (Sekolah Dasar) Negeri M anak yang diduga menderita penyakit HIV (Human
terletak dipinggir jalan raya. Siswa maupun guru Immunodeficiency Virus) di SD Negeri P. Orang
merasa terganggu atas banyaknya suara kendaraan tua anak mengajukan petisi sehingga anak-anak
yang melintas. Selain polusi suara kendaraan yang tersebut harus meninggalkan bangku SD. Anak-
melintas juga menghasilkan polusi udara yang anak tersebut seharusnya mendapatkan hak yang
membuat sekolah menjadi berdebu. Banyaknya sama dengan anak lainnya untuk memperoleh
kendaraan yang melintas dengan kecepatan tinggi pendidikan. Tindak diskriminasi juga terjadi
tidak hanya membahayakan siswa tetapi juga kepada anak penganut agama selain islam di
mengurangi konsentrasi siswa saat belajar. Sekolah sekolah negeri. SD Negeri K mewajibkan seluruh
yang terletak di pinggir jalan raya atau di sebelah anak menggunakan pakaian muslim baik bagi anak
rel kereta api tentu mengalami gangguan yang yang beragama islam maupun tidak. Sekolah
menjadikan pembelajaran kurang kondusif. bahkan memberikan contoh seragam muslim yang
Permasalahan lain yang terdapat di sekolah harus dikenakan anak tanpa adanya gambar
berupa tindak kekerasan. Tindak kekerasan seragam bagi anak yang tidak beragama islam. Hal
terhadap anak masih kerap terjadi di Indonesia. ini diketahui melalui surat edaran yang dibagikan
Maraknya kekerasan terhadap anak tentu akan kepada anak didik baru (idntimes.com).
Pelaksanaan Pembelajaran Ramah .... (Devie Anggita)
Bahan ajar yang digunakan di sekolah juga anak melalui program Kabupaten Layak Anak
mengandung konten-konten yang salah. Buku (KLA). KLA mencakup berbagai instrumen, salah
Sekolah Elektronik mata pelajaran IPS (Ilmu satunya sekolah yang disebut Sekolah Ramah Anak
Pengetahuan Sosial) untuk kelas 6 mengandung (SRA). Secara garis besar SRA ditujukan untuk
materi yang salah. Buku tersebut mengandung meningkatkan kualitas pendidikan, diharapkan
informasi bahwa ibu kota Israel adalah Yerusalem. dengan tidak adanya pelanggaran dalam proses
Status Yerusalem sebagai ibu kota Israel hanya pembelajaran di sekolah pendidikan dapat menjadi
diakui oleh beberapa negara seperti Amerika lebih baik untuk semua. SRA mengaplikasikan
Serikat (cnnindonesia.com). Lemahnya konsep disiplin tanpa kekerasan. Sosialisasi tata
pengawasan bahan ajar di sekolah juga diketahui tertib sekolah dan pembuatan kontrak belajar
dari lolosnya konten pornografi. Buku bahasa dengan siswa perlu dilakukan sehingga siswa
daerah yang berisi konten pornografi beredar di merasa terlibat dalam aturan yang telah dibuat.
Bali. Buku bahasa tersebut memuat beberapa Guru juga memperlakukan siswa di sekolah
bahasa yang vulgar, kasar, dan tidak layak sebagai anak bukan sebagai siswa. Kedekatan
diajarkan kepada anak (republika.co.id). siswa dengan guru juga mengurangi sikap
Pelanggaran hak anak di sekolah merupakan mengganggu, merasakan emosi yang lebih stabil,
masalah yang kompleks dan penyelesaiannya dan mencapai prestasi akademik yang lebih tinggi
memerlukan dukungan dari berbagai pihak. dari siswa yang memiliki tingkat kedekatan dengan
Partisipasi siswa, pendekatan secara menyeluruh guru yang lebih rendah (Volungis & Goodman,
yang melibatkan orang tua dan wali murid, 2017: 2).
pendidik dan komunitasnya, dan peraturan yang Terhitung sudah ada 15 kepala daerah
berlaku serta pelaksanaannya menjadi faktor yang kabupaten/kota dan satu gubernur yang bekerja
mempengaruhi kekerasan di sekolah (King, 2009: sama dengan Kementerian Pemberdayaan
5). Pemerintah mendukung pemenuhan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam
kesejahteraan anak didasari amanat Undang- membentuk SRA di seluruh Indonesia. Kabupaten
Undang Dasar 1945 pasal 28B ayat 2 yang Sleman merupakan salah satunya. Kabupaten
mendukung hak anak atas kelangsungan hidup, Sleman mulai mengembangkan KLA sejak tahun
tumbuh kembang, dan perlindungan dari kekerasan 2011 (jogja.antaranews.com). Adanya Peraturan
maupun diskriminasi kemudian dijabarkan dalam Bupati Kabupaten Sleman tentang KLA membuat
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 beberapa sekolah diinisiasi untuk menjadi SRA
tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang dengan memperhatikan kondisi dan kemampuan
menjelaskan hak-hak anak dan pemenuhan hak-hak sekolah yang bersangkutan. SRA merupakan
anak oleh pihak-pihak terkait seperti negara, kewajiban bagi seluruh instansi pendidikan yang
pemerintah, masyarakat, keluarga, orang tua, dan ada, hanya saja penerapan program ini dilakukan
wali. secara bertahap. Saat ini terdapat 70 SRA di
Melalui Peraturan Menteri nomor 11 tahun Kabupaten Sleman. SD Negeri Percobaan 3 terpilih
2011 pemerintah mengupayakan pemenuhan hak sebagai salah satu sekolah yang diinisiasi tahun
1.702 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 17 Tahun ke-8
2017 dan termasuk salah satu dari 43 SD Ramah berlatih oleh staff sekolah. Anak-anak juga dapat
Anak di Kabupaten Sleman. Satu tahun setelah bermain dan berkumpul bersama-sama tanpa ada
diinisiasi SD Negeri Percobaan 3 menjadi SRA gap diantara mereka. Mulai dari anak kelas satu
terbaik di Sleman pada tahun 2018 sampai enam semua berbaur dengan baik. Terlihat
(www.harianmerapi.com). SRA terbaik di Sleman saat istirahat anak-anak menghabiskan waktu untuk
tentu memiliki berbagai komponen penunjang yang makan di kantin dan halaman sekolah. Anak kelas
melengkapi keberhasilannya. Secara umum, SRA satu tidak terintimidasi dengan keberadaan kakak
memiliki komponen seperti, komitmen sekolah kelasnya. Semua anak menghabiskan waktu
dalam menjalankan SRA, pembelajaran ramah istirahat untuk melakukan hal-hal yang disukai
anak, sarana prasarana yang ramah anak, guru dan seperti makan dan bermain.
staff terlatih, anak berpartisipasi aktif, serta Tripusat pendidikan juga dilibatkan secara
masyarakat, keluarga, dan komunitas yang terlibat. aktif dalam menunjang pelaksanaan program SRA.
Pada wawancara dan observasi yang Guru kelas memiliki beberapa jadwal pertemuan
dilakukan dengan kepala sekolah SD Negeri dengan wali murid masing-masing. Pertemuan
Percobaan 3 yang dilakukan tanggal 7-8 November diadakan minimal sekali dalam sebulan dengan
2018 diketahui bahwa pada tahun 2017 mulai membahas topik yang beragam menyesuaikan
menjalani program SRA. SD Negeri Percobaan 3 perkembangan siswa. Pertemuan biasanya
menjalankan SRA dengan penuh kesungguhan, dilaksanakan di aula saat siswa sedang pelajaran
pada tahun pertamanya mereka sudah mampu olahraga. Wali murid di SD Negeri Percobaan 3
meraih penghargaan sebagai salah satu SRA terbilang sangat aktif hal ini terlihat dari
terbaik di Sleman. Sarana dan prasarana seperti banyaknya wali murid yang hadir dalam pertemuan
halaman/lapangan, kantin, perpustakaan, yang diadakan di aula sekolah.
laboratorium, ruang ibadah, dan Unit Kesehatan SRA di SD Negeri Percobaan 3 belum
Sekolah tersedia di SD Negeri Percobaan 3. pernah diteliti sejak menjadi SRA terbaik di
Meskipun SD Negeri Percobaan 3 terletak di Sleman. Sebagai SRA terbaik tentu SD N
pinggir jalan raya, sekolah menyediakan fasilitas Percobaan 3 memiliki berbagai komponen SRA.
berupa ruang tunggu wali murid saat mengantar Dikarenakan luasnya cakupan komponen-
atau menjemput siswa sehingga tidak komponen SRA, peneliti memfokuskan penelitian
menimbulkan kemacetan dan mengurangi resiko pada pembelajaran ramah anak. Berdasarkan
kecelakaan. kondisi yang telah diuraikan di atas peneliti hanya
Guru dan siswa yang ada di SD Negeri mampu menjangkau bagian yang tampak
Percobaan 3 nampak akrab. Ketika siswa dan guru dipermukaan saja, oleh karena itu peneliti ingin
berpapasan siswa menyalami guru dengan menggali lebih dalam Pelaksanaan Pembelajaran
senyuman. Tidak hanya guru, staff dan pengurus Ramah Anak di SD Negeri Percobaan 3.
sekolah lainnya juga membantu anak untuk Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang
mengembangkan potensinya. Terlihat saat anak pernah dilakukan oleh Sari (2018), dengan judul
yang akan mengikuti lomba pingpong dibantu “Implementasi Program Sekolah Ramah Anak di
Pelaksanaan Pembelajaran Ramah .... (Devie Anggita)
SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta”. Penelitian Negeri Percobaan 3 Pakem, dua guru kelas, dan
ini mendeskripsikan SRA sesuai dengan indikator empat anak sebagai sampel.
yang ada. Penelitian ini memfokuskan pada Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
indikator pelaksanaan kurikulum. Hasil penelitian Data
menunjukan bahwa pelaksanaan kurikulum pada Peneliti mengambil sumber data yaitu kepala
program SRA di SD Negeri Pujokusuman 1 sekolah SD Negeri Percobaan 3 Pakem, dua guru,
Yogyakarta dapat dilihat dari aspek ketersediaan dan empat anak. Penelitian ini menggunakan
dokumen kurikulum berbasis hak anak, teknik pengumpulan data berupa observasi,
perencanaan pendidikan yang berbasis hak anak, wawancara, dan dokumen. Peneliti menggunakan
proses pembelajaran, dan penilaian hasil belajar pedoman observasi, wawancara, dan dokumen.
yang mengacu pada hak anak sudah sesuai dengan Teknik Analisis Data
indikator keberhasilan pendidikan karakter peduli Penelitian ini menggunakan analisis data dari
lingkungan. Relevansi dengan penelitian ini adalah Creswell (2014). Pertama, menyiapkan data untuk
peneliti menggali lebih dalam pembelajaran yang dianalisis. Kedua, membaca seluruh data. Ketiga,
dilakukan di SD Negeri Pujokusuman 1 melalui mengkoding seluruh data menggunakan analisis
aspek dokumen kurikulum, perencanaan induktif. Keempat, membuat proses koding untuk
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan
membuat generalisasi deskripsi. Kelima,
penilaian pembelajaran yang mengacu pada hak
menentukan tampilan deskripsi. Keenam, membuat
anak. Perbedaan dengan penelitian ini adalah
interpretasi hasil.
penelitian ini difokuskan pada karakter peduli
lingkungan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian mengenai pembelajaran
METODE PENELITIAN
ramah anak di SD Negeri Percobaan 3 Pakem
Jenis Penelitian
terbagi dalam tiga aspek yang pertama perencanaan
Pendekatan penelitian yang digunakan
pembelajaran ramah anak, kedua pelaksanaan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
pembelajaran ramah anak, dan ketiga penilaian
dengan jenis penelitian studi kasus.
pembelajaran ramah anak telah terlaksana dengan
Waktu dan Tempat Penelitian
ramah anak.
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri
1. Perencanaan Pembelajaran
Percobaan 3 Pakem dan dilaksanakan pada bulan
a. RPP
Februari-Maret 2019.
RPP yang di gunakan di SD Negeri
Subjek Penelitian
Percobaan 3 sudah ramah anak. RPP telah
Peneliti menentukan sumber data
memenuhi ketentuan. RPP juga dibuat tanpa
menggunakan purposive sampling. Peneliti
adanya hal-hal yang menyimpang seperti
menggunakan purposive sampling karena sumber
pornografi, SARA (Suku, Agama, Ras, dan
data yang dipilih dapat memberikan data yang
Antargolongan), dan kekerasan. Hal ini sesuai
diharapkan. Peneliti mengambil kepala sekolah SD
Peraturan Menteri No 8 Tahun 2014 yang
1.704 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 17 Tahun ke-8
menyatakan bahwa RPP ramah anak tidak 2. Pelaksanaan Pembelajaran
mengandung unsur kekerasan dan pornografi. a. Adil Gender
b. Penataan Kelas Pembelajaran di SD Negeri Percobaan 3 adil
SD Negeri Percobaan 3 telah melakukan gender. Anak-anak diperlakukan setara dan tidak
penataan kelas yang menunjang suasana dibedakan berdasarkan gender. Sterotip gender
pembelajaran ramah anak. Penataan meja kursi juga ditekan dalam pembelajaran. Sesuai dengan
juga flexibel menyesuaikan kebutuhan materi pembelajaran adil gender yang disampaikan oleh
pembelajaran. Berbagai perabot yang berada di Orkashdovili (2013: 5) (1) Memajukan kesetaraan
dalam maupun di luar kelas sudah ditempatkan gender; (2) Menghilangkan stereotip gender; (3)
dengan benar. Hal ini didukung Martiyana (2010: Fasilitas, kurikulum, buku teks, dan proses belajar-
52) yang menyampaikan bahwa penataan ruang mengajar yang adil gender; (4) Mendorong rasa
kelas yang baik, rapih, indah, terstruktur dan saling menghormati hak, martabat, dan kesetaraan
terintegrasi dengan tema pembelajaran, akan lebih satu sama lain.
memudahkan guru dan anak dalam melakukan b. Inklusif
pembelajaran. SD Negeri Percobaan 3 telah melaksanakan
c. Bahan Ajar pembelajaran yang inklusif. SD Percobaan 3
Bahan ajar yang digunakan dalam menerima semua anak dengan berbagai latar
pembelajaran sudah ramah anak. Bahan ajar yang belakang dan memfasilitasi keragaman mereka
digunakan telah memenuhi kriteria bahan ajar yang dalam pembelajaran. Namun, pemahaman dan
ideal. Bahan ajar yang digunakan beragam dan penerapan anti diskriminasi belum tertanam pada
juga tidak mengandung SARA, pornografi, semua anak. Hal ini sesuai dengan prinsip
maupun kekerasan. Hal ini sesuai dengan Rosalin pendidikan inklusif yang berkaitan langsung
(2015: 17) yang mengatakan bahwa bahan ajar dengan jaminan akses dan peluang bagi semua
ramah anak adalah bahan ajar yang bebas dari anak Indonesia untuk memperoleh pendidikan
unsur pornografi, kekerasan, radikalisme, dan tanpa memandang latar belakang kehidupan
SARA. mereka (Ilahi, 2013: 48).
d. Model Kelas Ramah Anak c. Mengenalkan Kebiasaan Masyarakat dan
SD Negeri Percobaan 3 telah mencoba Budaya Lokal
membuat suatu inisifatif dengan menumpulkan SD Negeri Percobaan 3 telah memberikan
ujung meja dan kursi yang ada di kelas. Sekolah gambaran mengenai budaya lokal yang diterapkan
telah mengembangkan model kelas ramah anak masyarakat. Sekolah menyiapkan anak untuk bisa
sesuai dengan potensi yang dimiliki. Model kelas terjun ke dalam masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan
ramah anak dapat dibentuk sesuai kebutuhan dan yang terdapat di masyarakat diajarkan kepada anak
kemampuan sekolah. Salah satunya dengan di kelas, baik kebiasaan lokal maupun kebiasaan
menciptakan lingkungan yang sehat, aman, dan modern. Hal ini didukung pendapat Koesoema
melindungi anak (UN, 2009: 51). (2018: 19) yang mengatakan bahwa sekolah juga
mewariskan nilai-nilai dan norma-norma sosial
Pelaksanaan Pembelajaran Ramah .... (Devie Anggita)
dari masyarakat sehingga kelak ketika mereka ekstrakurikuler yang mereka sukai. Anak-anak
terlibat langsung dalam masyarakat tidak akan lebih termotivasi karena mengikuti kegiatan
mengalami kecanggungan dan kesulitan. yang menarik dan sesuai minat mereka. Hal
d. Anak Partisipatif tersebut sesuai dengan Barkus (Buckley & Lee,
Anak-anak di SD Negeri Percobaan 3 2018: 2) yang berpendapat kegiatan ekstrakurikuler
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Anak- adalah kegiatan non-akademik yang dilakukan di
anak dibebaskan untuk bertanya dan bawah naungan sekolah tetapi terjadi di luar waktu
mengekspresikan apa yang dirasakannya. Guru kelas normal dan bukan bagian dari kurikulum.
juga mendengarkan dan menanggapi pertanyaan g. Terdapat Waktu Bermain, Beristirahat, dan
maupun pernyataan anak meskipun belum Berolahraga
menyeluruh. Hal ini sesuai dengan CRC SD Negeri Percobaan 3 telah memberikan
(Convention on the Rights of the Child) Article 13 waktu yang cukup untuk beristirahat, bermain, dan
yang mengakui bahwa anak memiliki kebebasan berolahraga. Waktu istirahat dimanfaatkan anak
berekspresi salah satunya untuk mengungkapkan untuk bermain dan makan. Olahraga dilaksanakan
pendapat baik dalam bentuk lisan, tulisan, maupun ketika senam dan pelajaran olahraga. Hal ini
melalui media lainnya. didukung dengan pendapat yang menyatakan
e. Menyenangkan bahwa waktu beristirahat harus diatur agar sesuai
Pembelajaran di SD Negeri Percobaan 3 dengan anak-anak bukan sebaliknya (Fredriksson,
telah dilaksanakan dengan menyenangkan. dkk., 2018: 78).
Keceriaan anak-anak tampak ketika pembelajaran. h. Memotivasi dalam Apresiasi Seni
Pemberian ice breaking dan permainan membuat SD Negeri Percobaan 3 telah memotivasi
anak-anak merasa senang dan bersemangat. anak untuk terlibat dalam kegiatan seni. Sekolah
Pembentukan kelompok juga membuat anak telah melaksanakan pembelajaran seni dengan
melengkapi satu sama lain dan mengambil peran baik. Sekolah medorong anak tampil dan
yang sesuai dengannya. Fakta ini didukung dengan mengikuti lomba yang berkaitan dengan seni. Hal
pernyataan Kostenius (2011: 519) yang ini sejalan dengan pendapat Winner, dkk. (Roege
memberikan informasi bahwa sekolah yang & Kim, 2013: 3) yang menyampaikan bahwa
diimpikan anak-anak adalah sekolah yang pendidikan seni mendorong berbagai kebiasaan
membuat anak merasa nyaman dengan diri mereka kognitif dan memimpin ke efek positif pada
sendiri dan menjadi bagian dari ‘kami’ di mana pembelajaran dalam disiplin ilmu lainnya.
mereka merasa bebas mengungkapkan pikiran i. Menambah Wawasan dan Rasa Kebangsaan
mereka. Pembelajaran di SD Negeri Percobaan 3
f. Memfasilitasi Minat dan Potensi telah menambahkan wawasan dan rasa kebangsaan
SD Negeri Percobaan 3 telah memfasilitasi kepada anak. Anak diajarkan mengenai Pancasila
keragaman potensi dan minat anak. Ekstrakurikuler dan pahlawan nasional. Sekolah membiasakan
yang ada di SD Negeri Percobaan 3 beragam. anak-anak untuk upacara dan menyanyikan lagu
Anak-anak juga diperbolehkan memilih nasional atau lagu daerah di akhir pembelajaran.
1.706 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 17 Tahun ke-8
Anak-anak juga dibiasakan mengenakan pakaian afektif, maupun psikomotorik (Basuki &
adat setiap hari Kamis Pahing. Hal ini sesuai Hariyanto, 2014: 168 & 181).
pendapat Koesoma (2018: 138) yang mengatakan b. Objektif
bahwa pembiasaan untuk menanamkan nasionalisme Penilaian pembelajaran telah dilaksanakan
dapat dilakukan melalui upacara bendera, dengan objektif. Guru tidak membanding-
menyanyikan lagu-lagu nasional, dan daerah dalam bandingkan anak satu dengan lainnya. Patokan
keseharian jadwal pendidikan di sekolah.
guru adalah tujuan pembelajaran yang telah
j. Membiasakan Peduli Lingkungan
ditentukan sebelumnya. Guru justru memberikan
SD Negeri Percobaan 3 telah membiasakan
motivasi bagi anak untuk memperbaiki apabila
anak untuk peduli terhadap lingkungan. Sekolah
memang target belum tercapai. Hal ini sesuai
membiasakan anak menjaga lingkungan sekitar
dengan pendapat yang disampaikan Martiyono
dengan mengolah sampah serta mengadakan piket
(2012: 148) bahwa objektif dalam penilaian artinya
kelas dan Jumat bersih. Anak-anak dibiasakan
penilaian harus dilaksanakan secara adil, terencana,
untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih
dan menerapkan kriteria yang jelas dalam
melalui lisan maupun poster. Mengajarkan anak
pemberin skor.
untuk membuang sampah pada tempatnya,
menyayangi tumbuh-tumbuhan, dan selalu SIMPULAN DAN SARAN
menjaga kebersihan di tempat mana pun berada Simpulan
juga dapat menjadi cara konkret mengajarkan anak Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
kepedulian terhadap lingkungan (Fadlillah & mengenai penelitian yang berjudul Pelaksanaan
Khorida, 2013: 203). Pembelajaran Ramah Anak di SD Negeri
k. Menjalin Relasi Guru dan Anak Percobaan 3 melalui aspek-aspek di dalamnya
Guru telah berusaha menciptakan relasi seperti perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
dengan anak menggunakan cara-cara yang sesuai proses pembelajaran, dan penilaian pembelajaran
dengan kepribadiannya. Ada anak yang merasa ramah anak sudah sesuai dengan indikator
dekat ada juga yang tidak. Secara khusus, perilaku keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya.
guru di kelas seperti berbagi makanan dan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah
memotivasi anak dapat mendukung hubungan yang sebagai berikut.
positif dengan anak mereka (Prewett, dkk, 2018: 1. Perencanaan Pembelajaran
16). Perencanaan pembelajaran di SD Negeri
3. Penilaian Pembelajaran Percobaan 3 seperti RPP sudah sesuai dengan
a. Penilaian Otentik ketentuan yang berlaku dan juga sudah ramah
Pembelajaran di SD Negeri Percobaan 3 anak. Penataan kelas dilakukan dengan
telah melaksanakan penilaian otentik sesuai kaidah menyesuikan kebutuhan materi dan karakter anak-
yang berlaku. Pengetahuan, sikap, dan juga anak. Guru memastikan bahwa dalam bahan ajar
keterampilan anak dinilai dalam pembelajaran. tidak terdapat unsur SARA, pornografi, dan
Penilaian otentik mengukur baik aspek kognitif, kekerasan. Sekolah juga memiliki inisiatif untuk
Pelaksanaan Pembelajaran Ramah .... (Devie Anggita)
menumpulkan perabot yang ada di sekolah a. Guru perlu memberi anak pengertian dalam
terutama meja dan kursi kelas. menggunakan haknya.
2. Pelaksanaan Pembelajaran b. Guru lebih mempertegas pelaksanaan komitmen
Pembelajaran yang dilakukan di SD Negeri anti kekerasan yang sudah disepakati.
Percobaan 3 telah memenuhi hak anak. c. Guru sebaiknya lebih berusaha membangun
Pembelajaran yang tidak membeda-bedakan antara relasi dengan anak.
laki-laki dan perempuan. Semua anak terfasilitasi,
terlepas dari status sosial dan agama yang DAFTAR PUSTAKA

dimilikinya. Pembelajaran mengenalkan kebiasaan Buckley, Patrick & Lee, Paul. (2018). The Impact
masyarakat dan budaya lokal. Anak dapat of Extra-curricular Activity on The Student
Experience. Active Learning in Higher
berpartisipasi dalam pembelajaran. Pembelajaran Education, 1-12.
juga dilaksanakan dengan menyenangkan.
Bolton, Laura. (2017). Violence in Schools. K4D
Keragaman karakter yang dimiliki anak didukung Helpdesk Report. Brighton, UK: Institute of
dengan adanya ekstrakurikuler yang beragam. Development Studies.

Anak diberikan waktu untuk beristirahat, Creswell, John W. (2014). Research Design:
berolahraga, dan bermain. Pembelajaran juga Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches. California: Sage
memotivasi anak dalam bidang seni. Anak juga Publications
ditambah wawasan dan rasa kebangsaannya.
Fadlillah, M. & Khorida, M. (2013). Pendidikan
Pembelajaran juga membiasakan peduli Karakter Anak Usia Dini: Konsep &
lingkungan. Guru menjalin relasi dengan anak. Aplikasinya dalam PAUD. Yogyakarta: Ar-
ruzz Media.
Pembelajaran yang dilaksanakan telah ramah anak.
3. Penilaian Pembelajaran Fredriksson, Ingela. (2018). Leisure-time youth
centres as health-promoting settings:
SD Negeri Percobaan 3 melakukan penilaian Experiences from multicultural
otentik. Tidak hanya pengetahuan tetapi sikap dan neighbourhoods in Sweden. Health
Education Journal, 46 (20), 72-79.
ketermpilan anak juga dinilai. Penilaian dilakukan
dengan objektif artinya fokus kepada capaian Ilahi, M. T. (2013). Pendidikan Inklusif: Konsep
dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz
pembelajaran sehingga tidak ada anak yang
dibanding-bandingkan antara satu dengan lainnya. King, Linda. (2009). Stopping Violence in Schools:
A Guide for Teachers. UNESCO
Penilaian pembelajaran yang dilakukan juga telah
memenuhi hak anak. Koesoema, D. A. (2018). Pendidikan Karakter
Berbasis Kultur Sekolah. Yogayakarta:
Kanisius
Saran
1. Kepala Sekolah Liputan 6. (2014). Sekolah Mepet Jalan, Guru SD
Negeri Malangnengah Selalu Was-was.
a. Kepala sekolah perlu lebih menjalankan fungsi Diakses pada 4 Januari 2019 pukul 12:53.
supervisi. www.liputan6.com
Martiyana, Rita, dkk. (2010). Pengelolaan
2. Guru Lingkungan Belajar. Jakarta: Prenada Media
Martiyono. (2012). Perencanaan Pembelajaran:
Suatu Pendekatan Praktis Berdasarkan
1.708 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 17 Tahun ke-8
KTSP Termasuk Model Tematik. Yogyakarta:
Aswaja Pressindo

Orkodashvili, Mariam. (2010). Quality education


through Child-Friendly Schools: resource
allocation for the protection of children’s
rights. SSRN Electronic Journal.

Peraturan Menteri Nomor 8 Tahun 2014 tentang


Kebijakan Sekolah Ramah Anak.

Peraturan Menteri Nomor 11 Tahun 2011 tentang


Kota Layak Anak.

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008


tentang Wajib Belajar.

Prewett, Sara L., dkk. (2018). Student and Teacher


Perceptions on Student-Teacher Relationship
Quality: A Middle School Perspective.
School Psychology International, 1-22.

Roege, Gayle Kim & Kim, Kyung Hee. (2013).


Why We Need Arts Education. Empirical
Studies of the Arts, 31 (2), 121-130.

Rosalin, L. L. (2015). Panduan Sekolah Ramah


Anak. Jakarta: KPPPA

Suyono & Hariyanto. (2014). Belajar dan


Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: Rosdakarya.

UUD 1945 pasal 28B ayat 2.

UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan


Anak.

Anda mungkin juga menyukai