Anda di halaman 1dari 14

212 Jurnal Kebijakan Pendidikan Vol.

7 Nomor 2 Tahun 2018

IMPLEMENTASI PROGRAM ANTIBULLYING DI “TK SEKOLAHKU MY


SCHOOL” SLEMAN
THE IMPLEMENTATION OF ANTIBULLYING PROGRAM IN “TK SEKOLAHKU MY SCHOOL”
SLEMAN

Andinna Mahardika
Filsafat dan Sosiologi Pendidikan, Kebijakan Pendidikan FIP Universitas Negeri Yogyakarta,
andinamahardika@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi program antibullying, serta faktor
pendukung dan penghambat implementasi program antibullying.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala
yayasan, kepala sekolah, dan guru. Objek penelitian ini tentang program antibullying di TK Sekolahku My
School Sleman. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen.
Teknik analisis data dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data
dengan triangulasi sumber dan teknik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perencanaan program antibullying dengan pemberdayaan
pelaksana melalui Standard Operational Procedure serta pelatihan. (2) Implementasi program antibullying
menggunakan kurikulum yang terdiri 10 tema antibullying yang dikembangkan menjadi rutinitas harian yang
dikonsistenkan dengan peraturan sekolah, serta penguatan program menggunakan reward. (3) Evaluasi
program antibullying dengan melihat perubahan sikap dan perilaku pendidik dan murid. (4) Faktor
pendukung implementasi program antibullying yaitu pemahaman konsep program antibullying oleh seluruh
komponen sekolah, dan orangtua karena mendukung adanya program antibullying. (5) Faktor penghambat
implementasi program antibullying yaitu sekolah tidak dapat menjamin keamanan anak di luar sekolah, anak
tidak mau mengaku bahwa terkena bullying sehinggga guru sulit untuk menyelesaikan kasus tersebut. (6)
Solusi untuk mengatasi hambatan yaitu mensosialisasikan program antibullying kepada sekolah-sekolah lain
dan mengembangkan saksi.

Kata kunci: Implementasi, Program Antibullying, Taman Kanak-kanak.

Abstract
This study aims to describe the implementation of antibullying programs, supporting and inhibiting
factors implementation program antibullying.
This research is a qualitative descriptive study. Subjects in this study were the heads of foundations,
principals, and teachers. This research object about antibullying program at TK Sekolahku My School
Sleman. Data collection techniques used are observation, interviews, and document studies. Data analysis
techniques with data reduction, data presentation, and conclusions. Test the validity of data with
triangulation of sources and techniques.
The results showed that: (1) Planning of antibullying program by empowering implementer through
Standard Operational Procedure and training. (2) Implementing an antibullying program using a
curriculum consisting of 10 antibullying themes developed into daily routines that are consistent with school
rules, as well as program strengthening using rewards. (3) Evaluation of antibullying programs by looking
at changes in attitudes and behaviors of educators and students. (4) Factors supporting the implementation
of antibullying programs are understanding the concept of antibullying programs by all components of the
school, and parents because it supports the existence of antibullying programs. (5) Inhibiting factors of
antibullying program implementation ie school can not guarantee the safety of children outside school,
children do not want to confess that exposed to bullying so teachers difficult to solve the case. (6) Solutions
to overcome barriers that socialize antibullying programs to other schools and develop witnesses.

Keywords: Implementation, Antibullying program, Kindergarten.


Implementasi Program Antibullying…(Andinna Mahardika) 213

kekerasan dan bullying di sekolah, terutama


anak menjadi pelaku meningkat. Data
PENDAHULUAN menunjukkan kasus pelanggaran anak di
Undang-Undang Sistem Pendidikan bidang pendidikan justru naik 4 persen dari
Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan 461 kasus pada tahun 2014 menjadi 478 pada
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan tahun 2015. Data pengaduan kasus tindak
terencana untuk mewujudkan suasana belajar kekerasan, penelantaran, hingga terkait anak
dan proses pembelajaran agar peserta didik berhadapan dengan hukum (ABH) di
secara aktif mengembangkan potensi dirinya Yogyakarta sendiri terdapat 976 kasus dan 117
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, di antaranya adalah kasus bullying pada tahun
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, 2017 bulan Januari-Juli
akhlak mulia, serta keterampilan yang (www.jogja.tribunnews.com). Dari data
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan tersebut menunjukkan bahwa kekerasan dan
negara. bullying pada satuan pendidikan masih tinggi.
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah Presiden Joko Widodo dan Komisi
haruslah menyenangkan, aman dan bebas dari Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
kekerasan, baik kekerasan verbal maupun non memberikan perhatian serius terhadap kasus
verbal. Kenyataannya saat ini banyak kasus kekerasan anak pada satuan pendidikan
pelanggaran di satuan pendidikan seperti dengan membentuk Undang-Undang
kekerasan, pelecehan seksual, maupun Pencegahan dan Penanggulangan Tindak
bullying. Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan
Bullying dalam bahasa Inggris berasal dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
dari kata “bully”, yang bermakna Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 82
“menggertak” pertama kali ditemukan pada Tahun 2015.
tahun 1710. Rigby (2007: 15) menjelaskan Melihat kasus kekerasan yang marak
bahwa “bullying is repeated oppression, terjadi di satuan pendidikan, banyak sekolah-
psychological or physical, of less powerful sekolah yang mulai peduli dengan peserta
person by a more powerfull person or group of didiknya agar terhindar dari kasus kekerasan
persons”. Yang artinya “bullying adalah terutama bullying, yaitu dengan menjalankan
penindasan berulang, yang bersifat psikologis kebijakan-kebijakan sekolah seperti Sekolah
atau fisik, kepada orang yang lebih lemah dari Ramah Anak, Gerakan Sekolah
orang atau kelompok orang yang lebih kuat”. Menyenangkan, maupun program yang
Menurut data Komisi Perlindungan berkaitan dengan pencegahan dan penanganan
Anak Indonesia (KPAI), secara nasional kasus bullying di sekolah.
214 Jurnal Kebijakan Pendidikan Vol. 7 Nomor 2 Tahun 2018

Peraturan Menteri Negara anak-anak di Kanada. Program ini


Pendayagunaan Aparatur Negara (MEN-PAN) mengajarkan orang dewasa untuk
No. PER/04/M-PAN/4/2007 tentang Pedoman menangani situasi bullying dan juga
Umum Formulasi, Implementasi, Evaluasi mengajarkan keterampilan untuk
Kinerja, dan Revisi Kebijakan Publik di membuat hubungan yang sehat dan
Lingkungan Lembaga Pusat dan Daerah, mengurangi perilaku bullying.
langkah-langkah yang ditempuh dalam 2) The Norwegian Zero-Program against
mengimplementasikan kebijakan pendidikan Bullying. Program ini dikembangkan
adalah sebagai berikut: dibawah kepemimpinan Profesor Erling
a. Persiapan implementasi kebijakan Roland di Center for Behavioral
pendidikan (0-6 bulan), termasuk kegiatan Research, University of Stavanger. Ini
sosialisasi dan pemberdayaan para pihak menempatkan penekanan pada
yang menjadi pelaksana kebijakan manajemen kelas yang baik. Selain itu,
pendidikan, baik dari kalangan pemerintah program ini mendukung penggunaan
atau birokrasi maupun masyarakat (publik). pemantauan ketat perilaku siswa dalam
b. Implementasi kebijakan pendidikan bermain dan penggunaan satu lawan satu
dilaksanakan tanpa sanksi (masa uji coba) dan diskusi kelompok dengan siswa dan
dengan jangka waktu selama 6-12 bulan juga bekerja dengan orangtua (Rigby,
dan disertai perbaikan atau penyempurnaan 2008 : 200).
kebijakan apabila diperlukan. 3) Gerakan Anti Kekerasan di Lingkungan
c. Implementasi kebijakan pendidikan dengan Pendidikan. Gerakan ini merupakan
sanksi dilakukan setelah masa uji coba bentuk perlindungan terhadap anak di
selesai, disertai dengan pengawasan dan lingkungan pendidikan, termasuk untuk
pengendalian. menyikapi kasus bullying atau
d. Setelah dilakukan implementasi kebijakan perundungan yang terjadi di lingkungan
pendidikan selama 3 (tiga) tahun, sekolah. Hal ini telah di atur di dalam
dilakukanlah evaluasi kebijakan Peraturan Menteri Pendidikan dan
pendidikan. (Hasbullah, 2016: 100-101) Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 82
Ada beberapa program antibullying lain Tahun 2015 Tentang Pencegahan dan
yang telah dikembangkan dengan baik dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di
dievaluasi secara positif baik di lingkup Lingkungan Sekolah
internasional maupun nasional, diantaranya: (www.kemendikbud.go.id).
1) Steps to Respect. Program antibullying 4) Sekolah Ramah Anak. Adalah sekolah
yang dikembangkan oleh panitia untuk yang secara sadar berupaya menjamin dan
Implementasi Program Antibullying…(Andinna Mahardika) 215

memenuhi hak-hak anak dalam setiap METODE PENELITIAN


aspek kehidupan secara terencana dan Jenis Penelitian
bertanggung jawab. Prinsip utama adalah Penelitian ini menggunakan jenis
non diskriminasi kepentingan, hak hidup penelitian deskriptif kualitatif.
serta penghargaan terhadap anak
(bp3akb.jabarprov.go.id). Waktu dan Tempat Penelitian
5) Gerakan Sekolah Menyenangkan. Penelitian ini dilakukan di TK
Gerakan ini mempromosikan dan Sekolahku My School Sleman, beralamat di
membangun kesadaran guru, kepala dusun Kadipuro RT.04 RW.24, Ngentak,
sekolah dan pemangku kebijakan Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta,
pendidikan untuk membangun sekolah 55581, Tlp. 0274889937.
sebagai tempat yang menyenangkan untuk
belajar ilmu pengetahuan dan ketrampilan Subjek Penelitian
hidup agar anak-anak menjadi pembelajar Subjek penelitian ini ialah kepala
yang sukses. yayasan, kepala sekolah, dan pendidik TK
6) Program Antibullying. Yaitu program Sekolahku My School Sleman.
untuk mengatasi kekerasan terutama
bullying di satuan pendidikan. Program ini Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
merupakan realisasi dari Permendikbud Teknik pengumpulan data yang
Nomor 82 Tahun 2015 Tentang digunakan adalah wawancara, observasi dan
Pencegahan dan Penanggulangan Tindak studi dokumen. Sedangkan instrumen dalam
Kekerasan di Lingkungan Sekolah. penelitian ini adalah peneliti itu sendiri.
TK Sekolahku My School Sleman
merupakan salah satu contoh Taman Kanak-
kanak yang telah memiliki upaya pecegahan Teknik Analisis Data
dan penanganan bullying di sekolah yang Data dianalisis dengan menggunakan
diwujudkan dalam program antibullying. teknik pengumpulan data model Milles dan
Program tersebut sudah dijalankan sejak tahun Hubermen (2007: 16-21) yang meliputi
2006. Pada awalnya program tersebut dibawa reduksi data, penyajian data, dan verifikasi
oleh pendiri dari Amerika berupa kuku data atau penarikan kesimpulan.
antibullying milik Black yang kemudian
diterjemahkan, diadopsi dan dikembangkan HASIL PENELITIAN DAN
sesuai dengan kultur lokal sekolah. PEMBAHASAN
216 Jurnal Kebijakan Pendidikan Vol. 7 Nomor 2 Tahun 2018

1. Program Antibullying di TK Sekolahku konkret. Kebijakan pendidikan merupakan hal


My School Sleman yang dinamis yang terus menerus berubah
James E. Anderson dalam Sudiyono, namun terarah dengan jelas. Senada dengan
(2007: 4) memaknai kebijakan sebagai tujuan dari program antibullying di TK
serangkaian tindakan yang memiliki tujuan Sekolahku My School Sleman adalah untuk
yang diikuti oleh seseorang atau sekelompok mencegah dan mengurangi bullying dengan
pelaku terkait dengan suatu permasalahan tidak ada pemberian label anak bodoh, dan
tertentu. Kebijakan ini terkait dengan tindakan pemberian label kepada anak berkebutuhan
untuk memecahkan masalah, yang mana khusus, dengan menginternalisasikan prinsip
kebijakan ini dapat dilakukan oleh pemerintah nilai yayasan kepada setiap warga sekolah
maupun perorangan dalam arti privat atau bahwa setiap individu berbeda dan memiliki
swasta. TK Sekolahku My School Sleman kelebihan serta kekurangannya masing-
merupakan salah satu contoh sekolah Taman masing. Tujuan tersebut merupakan salah satu
Kanak-kanak yang menerapkan program penjabaran dari salah satu misi sekolah yaitu
antibullying. Program antibullying di TK “Sekolahku My School Sleman memberikan
Sekolahku My School Sleman merupakan kesempatan dan pengalaman yang sama bagi
perwujudan dari kebijakan perlindungan anak peserta didik tanpa diskriminasi”.
di sekolah. Program ini dibawa oleh pendiri Sebuah program bukan hanya kegiatan
sekolah pada tahun 2005 yang berasal dari tunggal yang dapat diselesaikan dalam waktu
buku antibullying milik Black yang kemudian singkat, tetapi merupakan kegiatan yang
diterjemahkan, diadopsi, dan dikembangkan berkesinambungan karena melaksanakan suatu
oleh konsultan sekolah disesuaikan dengan kebijakan. (Arikunto dan Jabar, 2008: 4).
kultur lokal Sekolahku My School Sleman Seperti program antibullying di TK Sekolahku
sehingga program antibullying mulai My School Sleman diimplementasikan sejak
diimplementasikan pada tahun 2006 di TK tahun 2006 hingga sekarang. Sebelum
Sekolahku My School Sleman. pengimplementasian program antibullying di
Salah satu konsep kebijakan pendidikan TK Sekolahku My School Sleman terdapat
menurut Tilaar & Nugroho, (2008: 141-154) serangkaian rumusan kegiatan yang harus
kebijakan pendidikan berkaitan dengan dilakukan dengan:
penjabaran misi pendidikan dalam pencapaian a) Membentuk tim khusus yang merumuskan
tujuan-tujuan tertentu. Apabila visi pendidikan definisi bullying yang terdiri dari
mencakup rumusan-rumusan yang abstrak, penanggung jawab yaitu oleh Kepala
maka misi pendidikan lebih terarah pada Yayasan, founder program antibullying oleh
pencapaian tujuan-tujuan pendidikan yang pendiri sekolah, perumus kebijakan oleh
Implementasi Program Antibullying…(Andinna Mahardika) 217

konsultan sekolah, dan pelaksananya yaitu terdapat banyak cara sehingga diharapkan
guru dan staf. dapat mencegah dan mengurangi bullying di
b) Menyiapkan langkah-langkah dalam sekolah. Proses implementasi tersebut
implementasi program. Yaitu berupa mengacu pada Peraturan Menteri Negara
kegiatan kelas dengan 10 tema utama, Pendayagunaan Aparatur Negara (MEN-PAN)
pembiasaan pada rutinitas harian, konsisten Nomor PER/04/M-PAN/4/2007 tentang
dengan peraturan, dan penguatan dengan Pedoman Umum Formulasi, Implementasi,
memberikan reward dan konsekuensi. Evaluasi Kinerja, dan Revisi Kebijakan Publik
c) Mempromosikan program antibullying di Lingkungan Lembaga Pusat dan Daerah,
melalui buku dan sarasehan. langkah-langkah yang ditempuh dalam
d) Mengintergrasikan program antibullying mengimplementasikan kebijakan pendidikan
dengan kurikulum sekolah. adalah penyiapan secara berkala, pelaksanaan,
e) Mengembangkan saksi dengan melatih anak dan evaluasi (Hasbullah, 2016: 100-101).
menyampaikan kasus yang dilihat. Langkah persiapan implementasi
f) Memberikan penghargaan pada elemen program antibullying dilakukan dengan
sekolah yang menunjukkan perilaku persiapan sumber daya. Van Horn dan Van
konsisten mengurangi perilaku bullying Meter dalam Rohman (2001:88), menjelaskan
berupa pujian, stiker atau bintang. bahwa salah satu variabel dalam mengukur
keberkasilan implementasi adalam
2. Implementasi Program Antibullying di menggunakan sumber daya. Senada dengan
TK Sekolahku My School Sleman persiapan program antibullying di TK
Implementasi dalam kamus Webster Sekolahku My School Sleman yaitu
dalam Widodo, (2008: 86) diartikan sebagai mempersiapkan sumber daya yang pertama
“to provide the means of carrying out sumber daya manusia dengan cara melakukan
(menyediakan sarana untuk melaksanakan sosialisasi dan memberdayakan para
sesuatu), to give practical effect to pelaksana. Para pelaksana yang dimaksud
(menimbulkan dampak/akibat terhadap adalah staf, guru dan karyawan Yayasan Tunas
sesuatu)”. Dengan demikian, implementasi Cerdas Gemilang. Persiapan sumber daya
diartikan sebagai menyediakan sarana untuk manusianya tersebut TK Sekolahku My School
melaksanakan suatu kebijakan dan dapat Sleman memberikan pedoman Standard
menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu Operating Sistem agar guru memahaminnya.
tertentu. Tidak jauh berbeda dengan penerapan Setelah itu yayasan memberikan kesempatan
program antibullying di Sekolahku My School. dan hak guru dalam mengembangkan diri,
Program antibullying dalam implementasinya
218 Jurnal Kebijakan Pendidikan Vol. 7 Nomor 2 Tahun 2018

seperti menikuti seminar, pelatihan, workshop Setelah persiapan program antibullying


ataupun studi banding. di TK Sekolahku My School Sleman, langkah
selanjutnya adalah implementasi program.
Kedua, selain sumber daya manusia,
Implementasi program antibullying di TK
terdapat sumberdaya lain yang dapat
Sekolahku My School Sleman memiliki 4
digunakan dalam implementasi program
tahap yaitu kegiatan kelas dengan 10 tema
antibullying yaitu kurikulum antibullying.
utama, pembiasaan pada rutinitas harian,
Kurikulum tersebut telah terintegrasi dengan
konsisten dengan peraturan, dan penguatan
kurikulum sekolah, sehingga antibullying
dengan memberikan reward dan konsekuensi
sudah menjadi bagian dari kebiasaan dan nafas
yang dijelaskan dibawah ini:
sehari-hari dan mencakup semua kegiatan
a. Kegiatan kelas dengan 10 tema utama yang
siswa baik akademik maupun non akademik,
dikembangkan menjadi kegiatan rutinitas
karena keduanya memiliki dampak pada
sehari-hari. 10 Tema tersebut terdiri dari
proses belajar siswa di TK Sekolahku My
(Peraturan; Apakah Bullying?; Kebiasaan
School Sleman. Ketiga, selain kurikulum
baik; Menghargai orang lain; Empati;
tersebut TK Sekolahku My School Sleman
Perilaku aman; Managemen marah;
juga memberlakukan golden rules “perlakukan
Pelindung bukan perundung; STOP hindari
orang lain sebagaimana kita ingin
laporkan; Dan menjadi teman yang baik)
diperlakukan”. Golden rules tersebut bertujuan
yang dijelaskan sebagai berikut:
untuk menyampaikam makna kepada warga
1) Tema 1: Peraturan. Kegiatan yang
sekolah bahwa hendaknya bersikap baik
dilakukan dengan diskusi dan permainan
terhadap siapapun agar mendapatkan
BINGO. Waktu kegiatannya berlangsung
perlakuan yang setimpal.
selama 30-45 menit. Materialnya yaitu
Persiapan sumber daya yang ke empat
lembar kerja, kartu kasus, gunting,
adalah sumber dana. Sumber dana merupakan
perlengkapan menulis. Penerapan didalam
sumber daya yang mempunyai peranan
kelasnya yaitu anak diberikan contoh
penting. Sumber dana untuk program
konflik dan bullying, kemudian anak
antibullying menyatu dengan anggaran sekolah
menebak mana kasus yang disebut dengan
yang di peroleh dari orangtua siswa. Hal
konflik atau bullying. Kemudian
tersebut dikarenakan implementasi program
mendiskusikan apa nilai-nilai yang
antibullying terpadu dengan rutinitas di kelas
terkandung dalam permainan tersebut.
maupun di sekolah. Sumber dana tersebut
2) Tema 2: Apakah Bullying?. Kegiatan yang
digunakan untuk memenuhi sarana prasarana
dilakukan dengan diskusi dan permainan
di sekolah.
BINGO. Waktu kegiatannya berlangsung
Implementasi Program Antibullying…(Andinna Mahardika) 219

selama 30-45 menit. Materialnya yaitu untuk selalu memanggil nama teman
lembar kerja, kartu kasus, gunting, dengan baik sebagai wujud menghargai
perlengkapan menulis. Penerapan didalam teman.
kelasnya yaitu anak diberikan contoh 5) Teman 5: empati. Waktu kegiatannya
konflik dan bullying, kemudian anak berlangsung selama 30-45 menit. Material
menebak mana kasus yang disebut dengan yang digunakan adalah lembar kerja.
konflik atau bullying. Kemudian Kegiatannya yaitu guru menjelaskan
mendiskusikan apa nilai-nilai yang kepada anak bahwa saat bermain
terkandung dalam permainan tersebut. membutuhkan sentuhan teman. Ada
3) Tema 3: kebiasaan baik. Waktu sentuhan baik dan tidak baik. Sentuhan
kegiatannya berlangsung selama 30-45 yang baik membuat nyaman atau senang.
menit. Kegiatan ini dilakukan pada awal Sentuhan tidak baik membuat kita merasa
minggu yaitu dengan diskusi, permainan, marah, sedih, takut dan sebagainya. Guru
bernyanyi, dan pemberian tugas. Anak memberikan contoh-contoh sentuhan baik
ditanamkan kebiasaan baik melalui dan tidak baik. Kemudian guru
permainan dan contoh sikap baik. Apabila memberikan pesan moral kepada anak
anak melakukan hal-hal yang baik seperti bahwa tangan bukan untuk menyakiti
menolong teman dan memberi salam, anak orang lain.Perilaku aman. Aktifitas yang
di berikan reward. Reward yang diberikan dilakukan adalah diskusi dan pemberian
seperti dalam bentuk pujian, stiker, atau tugas. Guru menjelaskan kepada anak
bintang kepada anak. bahwa saat bermain membutuhkan
4) Tema 4: menghargai orang lain. Waktu sentuhan teman. Ada sentuhan baik dan
kegiatannya berlangsung selama 30-45 tidak baik. Sentuhan yang baik membuat
menit. Material yang digunakan yaitu nyaman atau senang. Sentuhan tidak baik
lembar arti nama. perilaku anak yang membuat kita merasa marah, sedih, takut
berakhlak mulia. Penerapannya di dalam dan sebagainya. Guru memberikan contoh-
kelas yaitu setelah mempresentasikan contoh sentuhan baik dan tidak baik.
nama masing-masing siswa, lalu guru Setelah diberikan contoh guru memberikan
memasukkan pesan moral bahwa pesan moral kepada anak bahwa tangan
menertawakan atau membuat lelucon nama bukan untuk menyakiti orang lain.
seseorang merupakan tindakan yang tidak 6) Tema 6: Perilaku aman (tangan bukan
boleh dilakukan karena nama memiliki arti untuk menyakiti orang lain). Waktu
yang bagus dan dimaksudkan sebagai doa. kegiatannya berlangsung selama 30-45
Pembelajaran ini mempengaruhi anak menit. Material yang digunakan adalah
220 Jurnal Kebijakan Pendidikan Vol. 7 Nomor 2 Tahun 2018

lembar kerja. Aktivitas yang dilakukan setelah permainan, guru menanyakan apa
adalah diskusi dan pemberian tugas. yang harus dilakukan ketika ada teman
Kegiatannya yaitu guru menjelaskan yang mengejek, menginjak kaki atau
kepada anak bahwa saat bermain menyakiti.
membutuhkan sentuhan teman. Ada 10) Tema 10: menjadi teman yang baik. Waktu
sentuhan baik dan tidak baik. Sentuhan kegiatannya berlangsung selama 30-45
yang baik membuat nyaman atau senang. menit. Kegiatannya yaitu guru
Sentuhan tidak baik membuat kita merasa memberikan permainan kepada anak.
marah, sedih, takut dan sebagainya. Guru Kemudian guru menanyakan hal baik apa
memberikan contoh-contoh sentuhan baik yang telah dilakukan teman dan bagaimana
dan tidak baik. Kemudian guru perasaannya terhadap teman tersebu
memberikan pesan moral kepada anak b. Melalui pembiasaan. Dari 10 tema
bahwa tangan bukan untuk menyakiti antibullying dibiasakan dengan rutinitas
orang lain. harian. Rutinitas harian tersebut dilakukan
7) Tema 7: manajemen marah. Waktu dengan games, diskusi, tugas dan story
kegiatannya berlangsung selama 30-45 telling
menit. Material yang digunakan adalah c. Konsisten dengan peraturan. Peraturan
ruang kelas, dan cerita pendek “Popo Si yang telah dibuat selalu diterapkan dam
Katak”. Kegiatannya guru akan diingatkan kepada anak. Apabila anak
membacakan cerita “Popo Si Katak” melakukan pelanggaran terhadap
karena mengandung unsur marah. peraturan, guru memberikan konsekuensi
Kemudian guru mendiskusikan kepada seperti menulis atau menggambar. Berikut
anak sebaiknya bagaimana ketika kita peraturan yang berada pada setiap kelas di
sedang marah. Kemudian guru TK Sekolahku My School Sleman yaitu
mencontohkan relaksasi kepada anak. volume 1, yang artinya berbicara pelan
8) Tema 8: pelindung bukan perundung. atau tidak berteriak, mendengarkan orang
Waktu kegiatannya berlangsung selama berbicara, angkat tangan sebelum
30-45 menit. Aktivitas yang dilakukan berbicara, jalan saja di ruangan,
adalah diskusi, permainan, dan pemberian tersenyum/tidak menangis, menjawab
tugas. salam, tidak memakai topi dalam ruangan,
9) Tema 9: stop, hindari, dan laporkan. d. Penguatan dengan reward dan
Waktu kegiatannya berlangsung selama konsekuensi. Kegiatan yang telah
30-45 menit. Material yang digunakan dilakukan dibiasakan pada anak dengan
adalah lembar refleksi.. Kegiatannya yaitu cara memberikan reward kepada anak
Implementasi Program Antibullying…(Andinna Mahardika) 221

apabila melakukan hal-hal yang baik. Dan 2. Evaluasi Program Antibullying di TK


konsekuensi kepada anak apabila Sekolahku My School Sleman
melanggar peraturan. Evaluasi diperlukan untuk mengetahui
Dalam implementasi dikelas, guru juga sejauh mana implementasi program apakah
mempunyai peraturan atau standar profesional sudah sesuai dengan perencanaan atau belum.
mengajar. Standar professional mengajar ini Keberhasilan program menurut Van Meter dan
bertujuan untuk meniadakan atau mencegah Van Horn, dapat dilihat dari evaluasi dampak
diskriminasi antar guru dan peserta didik. yang ditimbulkan. (Rohman, 2001: 87). Oleh
Contoh standar professional mengajar tersebut karena itu evaluasi dalam implementasi
seperti: program antibullying di TK Sekolahku My
1) Pengajar atau staf tidak diperbolehkan School Sleman dapat diukur melalui standar
mengistimewakan (memberikan perlakuan keberhasilan implementasi program
anak emas) kepada siswa, artinya semua antibullying yaitu tidak adanya kasus bullying
anak/orangtua memiliki hak sama atas sampai nol persen. Pengukuran tersebut dapat
perlakuan yang diberikan pengajar/staf. dilihat melalui melihat sikap guru apabila
2) Pengajar/staf tidak diperkenankan menemukan kasus bullying yaitu seperti guru
memberikan banyak sentuhan dan ciuman menyelesaikan kasus tersebut. Kemudian
kepada anak, tetapi boleh memberikan dilain hari para guru menceritakan buku yang
pelukan sesuai dengan kebutuhan anak, memiliki tema yang sama dengan kasus yang
seperti saat sedih atau memberikan ucapan sebelumnya terjadi.
selamat. Evaluasi yang dilakukan oleh TK
3) Pengajar/staf/karyawan tidak diijinkan Sekolahku My School Sleman tersebut juga
menyebarkan atau mempublikasikan foto dapat dilihat dari adanya perubahan sikap atau
kegiatan siswa Sekolahku My School perilaku anak apabila terkena bullying. Salah
Sleman secara pribadi baik dalam jejaring satu contohnya yaitu anak dengan segera
sosial, surat elektronik, website pribadi. mengatakan ‘STOP’ apabila ada teman yang
4) Pemberhentian dapat dilakukan secara mengganggu atau menyakitinya. Kemudian
langsung jika pengajar, staf dan karyawan jika masih diganggu, anak langsung
melakukan tindakan/perilaku kekerasan menghindari atau tidak bermain bersama agar
(bully) baik secara fisik maupun psikologis tidak diganggu lagi. Apabila anak masih
dan mengakibatkan ketidaknyamanan diganggu, maka anak dapat melaporkan hal
murid, pengajar, staf maupun karyawan bullying tersebut kepada guru.
lainnya.
222 Jurnal Kebijakan Pendidikan Vol. 7 Nomor 2 Tahun 2018

3. Faktor Pendukung Implementasi Sleman dalam implementasi program


Program Antibulying di TK Sekolahku antibullying yaitu:
My School Sleman a. Sekolah tidak bisa menjamin keamanan
Van Meter Van Horn menyebutkan anak di luar sekolah. Karena implementasi
bahwa variabel-variabel yang dapat program antibullying ini hanya berada di
mempengaruhi tercapainya tujuan formal sekolah. Anak masih tidak mau mengaku
implementasi dapat diklasifikasikan menjadi bahwa terkena bullying sehinggga guru
tiga kategori besar yang salah satunya meliputi sulit untuk menyelesaikan kasus tersebut.
mudah tidaknya masalah yang akan digarap b. Anak tidak mau mengaku bahwa terkena
untuk dikendalikan. Kemampuan dari bullying sehinggga guru sulit untuk
keputusan kebijakan untuk menstrukturkan menyelesaikan kasus tersebut.
secara tepat proses implementasinya (Rohman, c. Guru kesulitan dalam menggunakan
2001: 87). Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor bahasa yang mudah dipahami oleh anak.
pendukung dan penghambat implementasi Karena setiap anak memiliki pemahaman
program. Implementasi program antibullying yang berbeda-beda.
di TK Sekolahku My School Sleman tentunya
terdapat beberapa faktor yang mendukung KESIMPULAN DAN SARAN
berjalannya sebuah program tersebut, yaitu: KESIMPULAN
a. Pemahaman konsep program antibullying 1. Program Antibullying di TK Sekolahku
oleh seluruh komponen sekolah. Perumusan program antibullying di TK
b. Orangtua mendukung adanya program Sekolahku My School dilakukan dengan cara
antibullying di TK Sekolahku My School sebagai berikut:
Sleman. a. Membentuk tim khusus. Founder program
c. Adanya sikap saling menghargai dan adalah pendiri, perumus kebijakan adalah
menghormati perbedaan setiap anak. konsultan, dan pelaksananya guru bersama
staf.
4. Faktor Penghambat Implementasi b. Menyiapkan langkah-langkah
Program Antibullying di TK Sekolahku implementasi program antibullying yang
My School Sleman terdiri dari kegiatan kelas dengan 10 tema
Selain faktor pendukung, juga terdapat utama, pembiasaan pada rutinitas harian,
faktor penghambat. Faktor penghambat konsisten dengan peraturan, dan penguatan
tersebut menjadikan para pelaksana berpikir dengan memberikan reward dan
kritis bagaimana cara mengatasi hambatan konsekuensi kepada elemen sekolah yang
tersebut. Hambatan TK Sekolahku My School menujukkan perilaku mengurangi bullying.
Implementasi Program Antibullying…(Andinna Mahardika) 223

c. Menggunakan buku dan workshop untuk a. Kegiatan kelas dengan 10 tema utama yang
mempromosikan program antibullying dikembangkan menjadi kegiatan rutinitas
sekolah. sehari-hari. 10 Tema tersebut terdiri dari
d. Kurikulum antibullying terintegrasi dengan (Peraturan; Apakah Bullying?; Kebiasaan
kurikulum sekolah. baik; Menghargai orang lain; Empati;
e. Penguatan peran saksi mata, untuk ikut Perilaku aman; Managemen marah;
mencegah, mengawasi bahkan mengatasi Pelindung bukan perundung; STOP hindari
bibit-bibit bullying yang muncul. laporkan; Dan menjadi teman yang baik).
f. Penerapan nilai-nilai golden rules b. Pembiasaan 10 tema dibiasakan dengan
“Perlakukan orang lain sebagaimana kita rutinitas harian.
ingin diperlakukan”. c. Konsisten dengan peraturan yang telah
g. Memberikan penghargaan pada elemen dibuat.
sekolah yag mengurangi bullying d. Penguatan dengan reward dan
menggunakan pujian, stiker, atau bintang. konsekuensi.
Persiapan yang dilakukan dalam 3. Evaluasi Program Antibullying di TK
mengimplementasikan program antibullying Sekolahku My School Sleman
yaitu: Evaluasi implementasi program
1) TK Sekolahku My School Sleman antibullying di TK Sekolahku My School
memberikan pedoman Standard Operating Sleman. Evaluasi dilakukan dengan melihat
Sistem agar guru memahaminnya. Setelah berbagai perubahan sikap maupun perilaku
itu yayasan memberikan kesempatan dan anak, guru, dan testimony orangtua yang
hak guru dalam mengembangkan diri, diukur dengan standar yang telah di tentukan
seperti mengikuti seminar, pelatihan, oleh sekolah yaitu nol persen perilaku
workshop ataupun studi banding. bullying.
2) Kurikulum antibullying terintegrasi dengan 4. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
kurikulum sekolah. implementasi program antibullying di TK
3) Golden rules “perlakukan orang lain Sekolahku My School Sleman.
sebagaimana kita ingin diperlakukan”. a. Faktor pendukungnya yaitu pemahaman
4) Sumber dana untuk program antibullying yang baik mengenai konsep program
menyatu dengan anggaran sekolah yang antibullying oleh seluruh kompunen
diperoleh dari orangtua siswa. sekolah, orangtua mendukung adanya
2. Implementasi Program Antibullying di TK program antibullying di TK Sekolahku My
Sekolahku My School Sleman School Sleman, adanya sikap saling
224 Jurnal Kebijakan Pendidikan Vol. 7 Nomor 2 Tahun 2018

menghargai dan menghormati perbedaan lingkungan dengan cara menempel gambar


setiap anak. yang memiliki unsur antibullying sehingga
d. Faktor penghambatnya sekolah tidak bisa menarik perhatian anak.
menjamin keamanan anak di luar sekolah,
karena implementasi program antibullying DAFTAR PUSTAKA
ini hanya berada di sekolah, anak tidak
Arikunto, S. & Jabar, C.S.A. (2008). Evaluasi
mau mengaku bahwa terkena bullying
Program Pendidikan. Jakarta. Bumi
sehinggga guru sulit untuk menyelesaikan
Aksara.
kasus tersebut, serta guru kesulitan dalam
DP3AKB Jabar. (2010). Sekolah Ramah Anak-
menggunakan bahasa yang mudah
Sebuah Panduan Sederhana. Diakses
dipahami oleh anak, karena setiap anak
dari
memiliki pemahaman yang berbeda-beda.
http://bp3akb.jabarprov.go.id/sekolah-
5. Solusi untuk mengatasi hambatan
ramah-anak-sebuah-panduan-
implementasi program antibullying di TK
sederhana/. Pada Minggu 19 Maret
Sekolahku My School Sleman
2017
a. Mensosialisasikan program antibullying
Deskiana Maulipaksi. (2015). Mendikbud
kepada sekolah-sekolah lain agar anak
Canangkan Gerakan Anti Kekerasan di
terbebas dari bullying ketika bermain di
Lingkungan Pendidikan. Diakses dari
luar.
http://www.kemdikbud.go.id/main/blo
b. Mengembangkan saksi agar terdapat
g/2016/01/mendikbud-canangkan-
pelapor jika melihat kasus bullying.
gerakan-anti-kekerasan-di-lingkungan-
pendidikan. Pada Minggu 19 Maret
SARAN 2017. Pukul 20.05 WIB
Berdasarkan hasil penelitian terdapat hal-hal Hasbullah. (2015). Kebijakan
yang dapat di jadikan sebagai saran untuk Pendidikan:dalam Perspektif Teori,
pihak-pihak tertentu yaitu: Aplikasi, dan Kondisi Objektif
1. Bagi Dinas Pendidikan kota Yogyakarta. Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Raja
Program antibullying di TK Sekolahku My GrafindoPersada.
School alangkah lebih baik bila Oda. (2017). 117 Laporan Bullying Diterima
diimplementasikan pada seluruh sekolah di Tepsa Kemensos RI Hingga Juli 2017.
Yogyakarta terutama pada pendidikan Diakses dari
dasar baik playgroup, TK , maupun SD. jogja.tribunnews.com/amp/2017/07/11
2. Bagi Sekolah, yang program antibullying 7-laporan-bullying-diterima-tepsa-
lebih baik apabila melakukan perbaikan kemensos-ri-hingga-juli-2017.html.
Implementasi Program Antibullying…(Andinna Mahardika) 225

Pada tanggal 14 November 2017 pukul


20.00 WIB
Rigby, K. (2007). Bullying in Schools: and
what to do about it. Australia. Acer
Press.
Rigby, K. (2008). Children and Bullying.
USA. Blackwell Publishing.
Rohman, A. (2001). Kebijakan Pendidikan.
Yogyakarta. Fakultas Ilmu Pendidikan.
Sudiyono. (2007). Dari Formulasi ke
Implementasi Kebijakan Pendidikan:
buku ajar. Yogyakarta FIP UNY.

Tilaar, H.A.R. & Nugroho, R. (2008).


Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar.
Widodo, J. (2008). Analisis Kebijakan Publik.
Malang. Banyumedia Publishing.
Juliansyah Noor. 2011. Metodologi
Penelitian. Jakarta. Kencana Prenada
Media Group.

Anda mungkin juga menyukai