Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM KEGIATAN PENCEGAHAN

PERUNDUNGAN (BULLYING)
SMP EKA TJIPTA TENGKAWANG
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

EKA TJIPTA FUNDATION


SMP EKA TJIPTA TENGKAWANG
PT. PARITAMA INTERNUSA PRATAMA,
PERKEBUNAN TENGKAWANG ESTATE
DESA TUA’ ABANG, KEC. SEMITAU, KAB. KAPUAS HULU
KALIMANTAN BARAT

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perundungan atau Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang
atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa
tertekan, trauma, dan tak berdaya. Kata bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull
yang berarti banteng yang senang merunduk kesana kemari. Dalam Bahasa Indonesia, secara
etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Pelaku bullying
yang biasa disebut bully bisa seseorang, bisa juga sekelompok orang, dan ia atau mereka
mempersepsikan dirinya memiliki power (kekuasaan) untuk melakukan apa saja terhadap
korbannya. Korban juga mempersepsikan dirinya sebagai pihak yang lemah, tidak berdaya dan
selalu merasa terancan oleh bully.

Berdasarkan data riset dari Programme for International Students Assessment (PISA) di tahun
2018, Indonesia berada di urutan kelima tertinggi dari 78 negara sebagai negara yang paling
banyak murid mengalami perundungan (bullying). Sebesar 41,1% murid mengaku pernah
mengalami perundungan (bullying). Di Indonesia, angka murid korban bully jauh di atas rata-
rata negara anggota OECD yang hanya sebesar 22,7%. OECD merupakan organisasi untuk kerja
sama dan pembangunan ekonomi yang beranggotakan 36 negara Eropa dan Amerika Utara
ditambah Jepang dan Korea Selatan.

Menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), jumlah kasus pendidikan di
Indonesia per tanggal 30 Mei 2018 adalah 161 kasus, dengan rincian; anak korban tawuran
sebanyak 23 kasus atau 14,3 persen, anak pelaku tawuran sebanyak 31 kasus atau 19,3 persen, anak
korban kekerasan dan bullying sebanyak 36 kasus atau 22,4 persen, anak pelaku kekerasan dan
bullying sebanyak 41 kasus atau 25,5 persen, dan anak korban kebijakan (pungli, dikeluarkan
dari sekolah, tidak boleh ikut ujian, dan putus sekolah) sebanyak 30 kasus atau 18,7 persen.

Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya upaya pencegahan yang dilakukan oleh pihak sekolah
agar kejadian bullying khususnya di lingkungan sekolah dapat dihindari. SMP Eka Tjipta
Tengkawang adalah salah satu sekolah di Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Kapuas Hulu
yang merupakan sekolah yang telah akan melaksanakan kegiatan pencegahan perundungan siswa
melalui program pembinaan karakter. Pencegahan perundungan ini dilakukan karena mengacu pada
Visi dan Misi serta Motto Sekolah, yakni Berbudi luhur dan Berprestasi.

Tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah guna memberikan pemahaman
kepada siswa tentang pentingnya saling tolong menolong dan saling peduli antar sesama serta
menghindari tindakan bullying yang berdampak negatif bagi semua pihak.

B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2014 tentang PerubahanAtas Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas;
8. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Kesetaraan Gender;
9. Undang Undang Pemerintah Daerah Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
12. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Rafikasi Konvensi Hak-hak Anak;
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2015
tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan;
16. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perlindungan Khusus Bagi Anak Penyandang Disabilitas;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018
tentang Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan Formal.

C. TUJUAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan kegiatan ini adalah:
 Memberi pemahaman siswa tentang bahaya bullying yang berdampak negatif bagi semua
pihak
 Memberi memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya saling tolong
menolong, dan saling peduli antar sesama
 Membiasakan siswa untuk saling hormat-menghormati dan harga-menghargai antar
sesama

D. SASARAN
Adapun sasaran dilaksanakan kegiatan ini adalah seluruh masyarakat SMP Eka Tjipta
Tengkawang.

E. MANFAAT
Adapun manfaat kegiatan pencegahan perundungan di SMP Eka Tjipta Tengkawang adalah
siswa dapat berbudi luhur dan berprestasi sesuai Visi dan Misi sekolah.

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. AGENDA/ BENTUK KEGIATAN

Indikator
Bentuk/Jenis Waktu
No Pencegahan Praktik Tujuan
Kegiatan Pelaksanaan
Perundungan Fisik
Memberi pemahaman
Sosialisasi Program
siswa tentang bahaya
Anti Bullying
bullying yang Setahun sekali
(Pembinaan Karakter
berdampak negatif
1 Siswa)
bagi semua pihak

a. Praktik Pelaksanaan Program


perundungan fisik
b. Praktik Pendidikan Karakter
perundungan verbal Setiap hari
Memberi memberikan
c. Praktik Pada setiap Apel
pemahaman kepada
perundungan sosial siswa tentang
pentingnya saling Pagi
d. Praktik
perundungan tolong menolong, dan
2 Pelaksanaan Program
seksual saling peduli antar
e. Praktik sesama.
Pendidikan Karakter Sepekan Sekali
perundungan dunia
maya
Muslim

Membiasakan siswa
untuk saling hormat- Evaluasi Tahapan
menghormati dan
Program Setahun Sekali
3 harga-menghargai
antar sesama

B. PANDUAN KEGIATAN

Pengertian

Perundungan atau Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang
atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan,
trauma, dan tak berdaya. Kata bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti
banteng yang senang merunduk kesana kemari. Dalam Bahasa Indonesia, secara etimologi kata bully
berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Pelaku bullying yang biasa disebut bully
bisa seseorang, bisa juga sekelompok orang, dan ia atau mereka mempersepsikan dirinya
memiliki power (kekuasaan) untuk melakukan apa saja terhadap korbannya. Korban juga
mempersepsikan dirinya sebagai pihak yang lemah, tidak berdaya dan selalu merasa terancam oleh
bully.

Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Pencegahan Perundungan


1. Sosialisasi Program Anti Bullying dilakukan setahun sekali pada Kegiatan Pengenalan
Lingkungan Sekolah pada materi Pendidikan Karakter yang diikuti oleh seluruh siswa baru
SMP Eka Tjipta Tengkawang.
2. Program Pembinaan Karakter (bagi muslim) dilaksanakan secara rutin setiap pekan, dan bagi
non muslim serta seluruh siswa diberikan arahan dan pembinaan setiap hari pada Kegiatan
Apel Pagi.
3. Menerima Laporan Program Pembinaan Karakter siswa dan melakukan pendekatan
khusus bagi siswa yang bermasalah dalam karakternya.
4. Guru pengajar/wali kelas melaporkan kepada Guru BK/Koordinator BKBP jika
menerima laopran perundungan dari siswa.
5. Guru BK/Koordinator BKBP memberikan pembinaan secara intensif kepada pelaku
perundungan, jika berkelanjutan maka wakasek kesiswaan dan kepala sekolah akan menindak
lanjuti pelaku perundungan tersebut.

Ketentuan Pendanaan
1. Bantuan Operasional Sekolah

2. Yayasan Eka Tjipta Foundation

Pelaksana Pencegahan Perundungan


Pelaksanaan Program Pencegahan Perundungan di sekolah dilakukan oleh

1. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan


2. Koordinator BKBP
3. Wali Kelas
4. Guru dan Tenaga Pendidik

BAB III
PENUTUP

Kegiatan Pencegahan Perundungan yang dilaksanakan setelah satu tahun pelajaran, memberi
pemahaman kepada siswa tentang arti saling menghargai dan menghormati antar sesama. Siswa
terbiasa melakukan aktivitas gotong royong di sekolah dalam setiap kegiatan. Siswa menyadari akan
perlunya pembiasaan yang rutin dan konsisten, bukan hanya didalam kelas tapi juga diluar kelas.
Di samping siswa juga membiasakan diri berperilaku unggul dan beretika dan konsisten
melakukannya, para guru juga tidak kalah dengan siswa, bahwa setiap hari juga guru dan
pegawai mendapatkan pembinaan dan arahan dari Kepala Sekolah untuk terus memberi contoh dan
teladan yang baik bagi para siswa.
Kami yakin dan percaya banyak kekurangan dari program ini baik dari sistem
pelaksanaannya. Oleh sebab itu kami memohon maaf dan berharap semoga kekurangan-kekurang
tersebut dapat menjadi awal untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Demikianlah laporan ini disusun, kritik dan saran sangat kami perlukan untuk meningkatkan
kualitas pelaksanaan kegiatan dan penulisan laporan pada tahun-tahun berikutnya.

Semitau, Agustus 2021


Pjs. Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
SMP Eka Tjipta Tengkawang SMP Eka Tjipta Tengkawang
Yuwono Saputro, S. Pd., M. Pd. Nur Selly Heraawaty, Gr., S.Pd.
NIK. 19173 NIK. 16086

DAFTAR PUSTAKA

Chakrawati, Fitria. 2015. Bullying Siapa Takut?. Jakarta: Tiga Ananda.


Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2020. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Tindak
Kekerasan di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Anak
Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Menard, S., & Grotpeter, J. (2014). Evaluation of Bully-Proofing Your School as an Elementary School
Antibullying Intervention. Journal of School Violence, (2014) 13(2) 188-209. Diakses pada
tanggal 28 Oktober 2018.
Nurrochimawati, C. D. (2016). Implementasi Program Antibullying Di SD Tumbuh 2 Yogyakarta. Basic
Education, 5(2), 103-111. Diakses pada tanggal 4 Oktober2018.
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pgsd/article/view/411/0.
Nursasari, N. (2017). Penerapan Antisipasi Perundungan (Bullying) pada Sekolah Dasar di Kota Tenggarong.
SYAMIL, 5(2). Diakses pada tanggal 17 Maret 2019.
https://journal.iainsamarinda.ac.id/index.php/syamil/article/view/926.

Putro, L. M., & Saring Marsudi, S. H. (2016). Studi Kasus Bullying Dan Penanganannya Pada Kelas
Bawah Di SD Muhammadiyah 5 Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
Ummah, D. M. (2016). Program Prevensi: Say No To Bullying In School. Dinamika, 8(1). Diakes pada
tanggal 4 Oktober 2018,
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/Dinamika/article/view/946/884.
Wardhana, K. (2014). Sudah Dong Stop-Bullying Campaign Buku Panduan Melawan Bullying.
Wisnuntika, Datik., & Sulistyono, T. (2017). Peran Guru Kelas Dalam Meminimalisasi Tindakan Bullying
Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Banyuraden Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal PGSD
Indonesia, Vol 3 No 2 Tahun 2017. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2018,
http://ojs.upy.ac.id/ojs/index.php/jpi/article/view/987

Anda mungkin juga menyukai