lOMoARcPSD|30492116
LAPORAN KEGIATAN
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEKERASAN
DI SATUAN PENDIDIKAN MELALUI SOSIALISASI
ANTI BULLYING
SD NEGERI TANJUNG
KEC. PAGU KAB. KEDIRI
TAHUN AJARAN 2023/2024
lOMoARcPSD|30492116
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayanya,
penyusunan laporan ini merupakan salah satu upaya mengimplememtasikan segala sesuatunya
tentang terlaksananya program pencegahan Perundungan siswa di satuan pendidikan SD Negeri
Tanjung.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh guru SD Negeri Tanjung yang telah
meluangkan waktu dan tenaganya untuk melaksanakan kegiatan pencegahan perundungan siswa
melalui Sosialisasi anti Bullying, dan memberi saran dalam penyususnan laporan ini. Semoga
Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk terhadap segala upaya yang kita lakukan demi
mensukseskan program pemerintah yakni KEMDIKBUDRISTEK mengenai Pencegahan dan
Penanganan kekerasan di satuan pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 2022, pengaduan yang masuk ke KPAI pada perlindungan khusus anak,
dengan kategori tertinggi: anak korban kejahatan seksual, anak korban kekerasan fisik dan/atau
psikis, anak korban pornografi dan cyber crime, sebesar 2.133 kasus. (KPAI, 2022).
34,51% peserta didik (1 dari 3) berpotensi mengalami kekerasan seksual (Asesmen Nasional,
Kemendikburistek, 2022). 26,9% peserta didik (1 dari 4) berpotensi mengalami hukuman fisik
(Asesmen Nasional, Kemendikburistek, 2022). 20% anak laki-laki dan 25,4% anak perempuan
usia 13-17 tahun mengaku pernah mengalami satu jenis kekerasan atau lebih dalam 12 bulan
terakhir (SNPHAR, KPPPA, 2021). 36,31% peserta didik (1 dari 3) berpotensi mengalami
perundungan (Asesmen Nasional, Kemendikburistek, 2022).
Tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah guna memberikan pemahaman
kepada seluruh warga sekolah mulai dari guru dan siswa tentang pentingnya saling tolong
menolong dan saling peduli antar sesama serta menghindari tindakan bullying yang berdampak
negatif bagi semua pihak.
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum melakukan House Training Pencegahan tindak kekerasan di sekolah adalah
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan
Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.
3. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
4. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Nasional Tahun
2005-2025;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan;
6. Perpres No 101 Tahun 2022 Tentang Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan Terhadap
Anak.
7. Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Pasal 40 ayat (1) huruf d 1 perlindungan
dalam melaksanaan tugas
8. Undang – Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 11 ayat (1) huruf c,
pasal 39, pasal 42 : memperoleh perlindungan dalam pelaksanaan tugas, organisasi profesi
guru
9. Permendikbud No.10 Tahun 2017 tentang Perlindungan Guru : Perlindungan hukum
terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, dan/atau
perlakukan tidak adil dari peserta didik, orang tua, masyarakat, birokrasi, dan pihak lain
C. TUJUAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan kegiatan ini adalah:
• Memberi pemahaman siswa tentang bahaya bullying yang berdampak negatif bagi semua
pihak
• Memberi memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya saling tolong
menolong, dan saling peduli antar sesama
• Membiasakan siswa untuk saling hormat-menghormati dan harga-menghargai antar
sesama
lOMoARcPSD|30492116
D. SASARAN
Adapun sasaran dilaksanakan kegiatan ini adalah seluruh warga di SD Negeri Tanjung.
E. MANFAAT
Adapun manfaat kegiatan pencegahan dan penanganan tindak kekerasan di satuan
pendidikan d i S D N e g e r i T a n j u n g adalah dapat berperilaku dan berakhlak mulia sesuai Visi
dan Misi sekolah.
lOMoARcPSD|30492116
BAB II
PELAKSANAAN
B. PESERTA
Peserta pada kegiatan Sosialisasi SD Negeri Tanjung Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri
merupakan seluruh warga SD Negeri Tanjung Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri yang
berjumlah 232 orang, dengan rincian orang 13 Guru, 1 orang Kepala Sekolah, 218 Orang
Siswa-siswi SD Negeri Tanjung.
D. NARA SUMBER
Narasumber pada kegiatan Sosialisasi Anti Bullying SD Negeri Tanjung Kecamatan Pagu
Kabupaten Kediri yakni Polresta Pagu.
E. PANITIA
Panitia pada Sosialisasi Anti Bullying SD Negeri Tanjung Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri
yakni dari Guru dan Tenaga Kependidikan SD Negeri Tanjung. .
F. SARANA PRASARANA/MEDIA
Sarana dan media yang digunakan pada Sosialisasi Anti Bullying SD Negeri Tanjung adalah:
alat tulis kantor, laptop, Jaringan Internet, LCD Proyektor, Paket Data dan lainnya.
G. METODE PENYAMPAIAN
Metode yang digunakan pada kegiatan Sosialisasi Anti Bullying SD Negeri Tanjung adalah
observasi, eksflorasi, tanya jawab, diskusi, brainstorming, dan presentasi.
lOMoARcPSD|30492116
Indikator
No Tujuan Bentuk/Jenis Waktu
Pencegahan Praktik
Kegiatan Pelaksanaan
Perundungan Fisik
Memberi
pemahaman siswa
Sosialisasi Program
tentang bahaya
Anti Bullying
1 Setahun sekali
bullying yang
a. Praktik (Pembinaan Karakter
berdampak negatif
perundungan fisik Siswa)
bagi semua pihak
b. Praktik
perundungan
Memberi Pelaksanaan Program
verbal
pemahaman kepada Pendidikan Karakter
c. Praktik Setiap hari
siswa tentang Pada setiap Apel
perundungan sosial
pentingnya saling Pagi
d. Praktik
2
tolong menolong,
perudungan
dan saling peduli
seksual
antar sesama
e. Praktik
perundungan dunia
maya
Membiasakan siswa
untuk saling hormat-
3 menghormati dan Evaluasi Tahapan Setahun Sekali
harga-menghargai Program
antar sesama
lOMoARcPSD|30492116
B. PANDUAN KEGIATAN
Pengertian
Perundungan atau Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti
seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban
merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Kata bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari
kata bull yang berarti banteng yang senang merunduk kesana kemari. Dalam Bahasa Indonesia,
secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Pelaku
bullying yang biasa disebut bully bisa seseorang, bisa juga sekelompok orang, dan ia atau
mereka mempersepsikan dirinya memiliki power (kekuasaan) untuk melakukan apa saja terhadap
korbannya. Korban juga mempersepsikan dirinya sebagai pihak yang lemah, tidak berdaya dan
selalu merasa terancan oleh bully.
Ketentuan Pendanaan
1. Kepala Sekolah
2. Wali Kelas
3. Guru dan Tenaga Pendidik
4. Seluruh Siswa
lOMoARcPSD|30492116
BAB III
PENUTUP
3. Materi dari Pihak Kepolisisan tentang 4. Foto bersama guru pendamping, siswi
anti bullying dan kekerasan dan pihak kepolisian