Anda di halaman 1dari 29

BAHAN WORKSHOP PENGEMBANGAN

PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA


KEPENDIDIKAN

UPAYA PENANGGULANGAN TIGA DOSA BESAR PENDIDIKAN”


OLEH
LA ODE MANE MBEU
TIGA DOSA BESAR PENDIDIKAN

PERUNDUNGAN

PELECEHAN SEXUALIN

INTOLERANSI
Program Roots Indonesia 2022 didasarkan pada Permendikbud nomor 82 tahun
2015

UU no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Perpres no 82 tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Permendikbud no 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar


dan Pendidikan Menengah
Permendikbud no 82 tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak
Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan
Permendikbud no 22 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 2020-2024

Permendikbud no 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter

3
Permendikbud 82/2015 mengatur peran sekolah dalam mencegah dan
menanggulangi kekerasan
PENCEGAHAN: PENANGGULANGAN: SANKSI:

1) Mengedukasi mengenai definisi, bentuk, dan 1) Mendorong seluruh pihak di sekolah untuk 1) Mendorong adanya aturan/tata tertib
dampak perundungan secara masif di sekolah melaporkan perundungan, dengan: sekolah dengan menyertakan sanksi dan
a.Membentuk tim atau individu untuk menjadi focal penegakan yang tegas terhadap perilaku
2) Menyusun berbagai kegiatan yang point pelaporan dan penanganan kekerasan perundungan:
menyebarkan nilai-nilai kebaikan, terutama b.Melaporkan kepada orang tua/wali siswa setiap a.Sanksi kepada siswa: teguran lisan/tertulis (yang
saling mengenal, tolong menolong, dan terjadi kekerasan, melapor dinas pendidikan dan menjadi aspek penilaian prestasi siswa), dan
menghargai keberagaman aparat penegak hukum dalam hal yang tindakan lain yang bersifat edukatif (seperti
mengakibatkan luka fisik berat/cacat/kematian; konseling rutin dengan BK)
3) Menyebarkan informasi mengenai pelaporan c.Melakukan identifikasi fakta kejadian dan b.Sanksi kepada guru dan tenaga kependidikan:
dan permintaan bantuan jika mengalami menindaklanjuti kasus secara proporsional sesuai teguran lisan/tertulis (jika ringan), pengurangan
perundungan tingkat kekerasan hak, pembebasan tugas, pemberhentian
sementara/tetap dari jabatan atau PHK (jika
4) Menyusun, mengumumkan, dan menerapkan 2) Menjamin hak siswa tetap mendapatkan kejadian berulang/luka berat/cacat
Prosedur Operasi Standar, berisi langkah wajib pendidikan fisik/kematian)
warga sekolah untuk mencegah tindak
kekerasan 3) Memfasilitasi siswa mendapatkan
perlindungan hukum atau pemulihan
5) Bekerjasama dengan Puskesmas, tokoh
masyarakat untuk kegiatan pencegahan

4
Perundungan merupakan perilaku agresif yang dapat dibagi menjadi empat
bentuk utama
Bentuk-bentuk perundungan
Perundungan Mengatakan atau menuliskan sesuatu
Perundungan atau verbal kepada korban yang sifatnya
bullying merupakan memalukan atau merendahkan
perilaku agresif
Perundungan Merusak reputasi atau hubungan
yang dilakukan sosial atau seseorang di lingkungan sosial tertentu
seseorang atau relasional
kelompok ke orang Perundungan fisik Tindakan yang dilakukan dengan
atau kelompok lain menyakiti korban secara fisik
atas ketimpangan
Perundungan Penggunaan media sosial, pesan
kuasa secara daring singkat, email, atau media digital untuk
berulang atau terus- (cyberbullying) merendahkan atau mengucilkan
menerus seseorang

Sumber: PUSPEKA 5
Perundungan memiliki prevalensi yang tinggi di lingkungan anak Indonesia

41% 2 dari 3
pelajar berusia 15 tahun di Indonesia pernah anak perempuan dan laki-laki usia 13-17 tahun di
mengalami perundungan setidaknya beberapa kali Indonesia pernah mengalami paling tidak satu jenis
dalam satu bulan kekerasan dalam hidup mereka

Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA) tahun 2018 Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR)
2018 oleh KPPPA

24%
1,2

siswa mengalami perundungan dalam satu tahun


terakhir

Asesmen Nasional 2021

1. Didefinisikan sebagai insiden pengambilan / perusakan barang, pengancaman, dan pemukulan / penendangan / pendorongan oleh siswa lain; 2. Data dari SD sedang dievaluasi lebih lanjut untuk mengkonfirmasi hasil AN

Sumber: PISA, SNPHAR, Asesmen Nasional 2021 Pusat Penguatan Karakter (PUSPEKA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 6
Program Roots sebagai solusi perundungan yang memusatkan peran pelajar
sebagai Agen Perubahan

Apa itu program Roots Indonesia?


Program pencegahan perundungan yang dikembangkan oleh UNICEF
Indonesia di tahun 2017-2020 bersama Pemerintah Indonesia,
universitas, serta berbagai praktisi

Bagaimanakah pendekatan dari program Roots Indonesia?


Memusatkan peran pelajar di sekolah sebagai ‘Agen Perubahan’ untuk
menyebarkan pesan dan perilaku baik di antara teman sebaya

Apa dampak dari program Roots Indonesia?


Program Roots telah dijalankan di beberapa negara dan juga sudah
pernah diuji coba di beberapa sekolah di Indonesia. Hasil yang
dikumpulkan dari program uji coba ini menujukan bahwa perundungan
dapat berkurang hingga 30%1 setelah program ini dilakukan

1. Berdasarkan pelaksanaan uji coba Roots oleh UNICEF dan mitra di tahun 2017-2020

Sumber: UNICEF, PUSPEKA 7


Pelatihan akan dilakukan kepada Fasgu yang diharapkan dapat membimbing
Agen Perubahan di masing-masing sekolah
Penjelasan peran

Fasilitator Nasional Fasilitator Nasional


Pembimbing guru-guru
yang ada di sekolah terpilih
Sekolah A Sekolah B Sekolah C
untuk memahami mengenai
Roots Indonesia
Fasilitator Guru
Fasilitator Guru Fasilitator Guru Fasilitator Guru 2 guru terpilih dari tiap
sekolah yang berperan
untuk menyampaikan materi
pembelajaran Roots kepada
Agen Perubahan Agen Perubahan Agen Perubahan agen-agen perubahan
Agen Perubahan
30 siswa terpilih dari
Siswa/i sekolah A Siswa/i sekolah B Siswa/i sekolah C tiap sekolah yang
Pelaksanaan program Roots Indonesia 2022 akan menggunakan BOS 1 atau dana bantuan2 di masing-masing satuan pendidikan memiliki pengaruh
1. Untuk SMP, SMA, dan SMK Non-Pusat Keunggulan; 2.Untuk SMK Pusat Keunggulan besar di sekolah untuk
mengubah sikap dan
Sumber: UNICEF
perilaku teman-teman 8
Pembelajaran program Roots akan dilaksanakan menggunakan 10 modul wajib
dan 5 modul opsional
10 modul wajib yang harus diikuti oleh seluruh agen perubahan Roots 5 modul opsional
sebagai syarat penyelesaiaan program tambahan
Memberikan respon terhadap 1 Merancang aktivitas
1 Pengenalan Program 6
konflik 1 Roots di sekolah

Meningkatkan rasa percaya dalam Membuat perubahan perilaku 1 Menyusun dan


2 7
kelompok sebaya secara positif 2 memperkuat pesan

Mengembangkan rekomendasi
1 Persiapan aktivitas
3 Mengenal perundungan 8 kebijakan sekolah pencegahan 3 Roots di sekolah
kekerasan
Mengembangkan mempraktikkan
Pelaksanaan
Kepemimpinan dan komunikasi permainan peran berdasarkan 1
4 9
4 aktivitas Roots di
Efektif observasi siswa terhadap perilaku
sekolah
perundungan di sekolah
Melihat Perspektif yang berbeda
1 Membuat aksi yang melibatkan 1 Evaluasi terhadap
5 dan membangun hubungan yang 0 5
seluruh siswa program roots
sehat

Sumber: UNICEF 9
Program Roots Indonesia akan diimplementasikan kepada ~5,000 sekolah di
tahun 2022

2021 2022

Tahap 1 Tahap 2

Sekolah yang akan menjadi target Sekolah yang akan menjadi target
implementasi adalah SMP dan implementasi adalah SMP, SMA,
SMA Sekolah Penggerak dan dan SMK yang telah dipilih oleh
SMK Pusat Keunggulan tim Puspeka

~1,800 sekolah di Indonesia ~5,000 sekolah di Indonesia

Sumber: PUSPEKA, UNICEF 10


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Agen perubahan akan dipilih dari berbagai urutan yang ada di daftar siswa

1 Siswa di urutan teratas 2 Siswa di urutan tengah


Nama siswa Kelas
Siswa #1 7A 7 siswa/i yang Nama siswa Kelas 6 siswa/i yang ada di urutan
Siswa #2 7B berada di urutan Siswa #31 7B tengah dari setiap Angkatan
Siswa #3 7C teratas dari tiap Siswa #32 8C (mis. 2 siswa dari kelas 7, 2
Siswa #4 7C Siswa #33 8C siswa dari kelas 8, 2 siswa dari
angkatan
Siswa #5 7B Siswa #34 8B
Siswa #6 7B (mis., 7 siswa kelas 9)
Siswa #35 7A
Siswa #7 7A dari kelas 7,
Nama siswa Kelas Siswa #36 8A
7 siswa kelas 8,
Siswa #1 8A
7 siswa kelas 9)
Siswa #2 8B
Siswa #3 8C 3 Siswa di urutan terbawah
Siswa #4 8C
Nama siswa Kelas 3 siswa/i yang ada di urutan
Siswa #5 8B terbawah dari setiap Angkatan
Siswa #68 7B
Siswa #6 8B Total 21 siswa
Siswa #7 8A Siswa #69 9C (mis. 1 orang dari kelas 7, 1
Nama siswa Kelas Siswa #70 8D orang dari kelas 8, 1 orang dari
Siswa #1 9A kelas 9
Siswa #2 9B
Siswa #3 9C
Siswa #4 9C
Siswa #5 9B
Siswa #6 9B
Siswa #7 9A
KEKERASAN FISIK KEKERASAN PSYKHIS

BENTUK BENTUK
KEKERASAN

PENELANTARAN KEKERASAN SEXUAL


Apa itu Kekerasan Terhadap Anak

Kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap anak yang


menyebabkan kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis,
seksual, dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan
secara melawan hukum

Undang-Undang No.35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU


No.23 Tahun 2022 tentang Perlindungan Anak
PERUNDUNGAN ADALAH SALAH SATU BENTUK KEKERASAN

13
14
Unsur-unsur perilaku perundungan

1. PERILAKU AGRESIF YANG TIDAK DIINGINKAN


2. TERJADI KARENA ADANYA KETIDAKSEIMBANGAN KEKUASAAN
ATAU KEKUATAN YANG NYATA, ATAU YANG DIRASAKAN ANTARA
ORANG YANG MELAKUKAN BULLY DAN YANG DIBULLY
3. PERILAKU TERSEBUT DILAKUKAN BERULANG-ULANG, ATAU
MEMILIKI POTENSI UNTUK DILAKUKAN BERULANG,
SEPANJANG WAKTU

15
Tanda-tanda Siswa yang Kemungkinan Mengalami Perundungan
• LUKA YANG TIDAK BISA DIJELASKAN.
• PAKAIAN, BUKU, GADGET, ATAU BARANG-BARANG PRIBADI YANG HILANG ATAU RUSAK.
• RASA SAKIT KEPALA, MUAL YANG DILAKUKAN SECARA PURA-PURA AGAR DIIJINKAN PULANG KE RUMAH.
• PERUBAHAN POLA MAKAN, SEPERTI TIBA-TIBA TIDAK MAU MAKAN (ATAU MAKAN TIDAK DIHABISKAN),
ATAU PULANG KE SEKOLAH DENGAN PERUT LAPAR KARENA DIA TIDAK MAU MAKAN SIANG.
• SULIT TIDUR ATAU SERING MIMPI BURUK.
• NILAI YANG MENURUN, KURANGNYA PERHATIAN DENGAN TUGAS ATAU PELAJARAN DI SEKOLAH, ATAU
TIDAK MAU PERGI KE SEKOLAH.
• KEHILANGAN TEMAN-TEMAN SECARA TIBA-TIBA ATAU MENJAUHKAN DIRI DARI LINGKUNGAN SOSIAL.
• MERASA TIDAK BERDAYA ATAU KEPERCAYAAN DIRI YANG RENDAH.
• PERILAKU YANG MERUGIKAN DIRI SENDIRI SEPERTI PERGI DARI RUMAH, MENYAKITI DIRI SENDIRI, ATAU
BERBICARA TENTANG KEINGINAN UNTUK BUNUH DIRI.

16
Lingkaran Bullying – Siapa saja yang terlibat?

17
Mengapa Anak Tidak Mau Meminta Pertolongan?

• Merasa diabaikan
• Laporan mereka tidak direspon
• Siswa yang melapor malah disalahkan
• Masalah yang terjadi dianggap wajar, Orang dewasa cenderung menganggap
bukan apa-apa masalah tersebut ‘tidak besar’ atau
‘bukan apa-apa’ sehingga anak memilih
• Dianggap gurauan yang tidak perlu untuk menyimpannya sendiri.
ditanggapi serius

18
3 Langkah Penting dalam Menangani Perundungan

• Hentikan pada saat itu juga


• Cari tahu apa yang terjadi
• Berikan dukungan kepada siswa yang terlibat

19
Teknik Komunikasi
Kendalikan Emosi Anda
LAKUKAN: Tampil tenang, rileks, dan percaya diri; gunakan nada rendah dengan suara yang tenang. Sadari pilihan
kata. Tetaplah hargai perasaan anak. Jika Anda merasa kehilangan kontrol, panggillah rekan Anda,
JANGAN LAKUKAN: Defensif atau menunjukkan emosi jika komentar atau penghinaan ditujukan pada Anda.

Berkomunikasi Secara Efektif (Tunjukkan Bahasa Tubuh)

LAKUKAN: Berikan ruang fisik antara Anda dan siswa, posisikan tatapan mata Anda sejajar (berlutut, duduk, atau
membungkuk jika diperlukan), jaga tangan Anda agar tidak berada di dalam saku, dan berdiri serong di depan
siswa.

JANGAN LAKUKAN: Membalikkan punggung Anda, berdiri secara penuh di depan siswa, mempertahankan
kontak mata secara konstan, senyum, atau berdebat.

20
Langkah penanganan perundungan

1. Respon
2. Riset
3. Catat
4. Buat Laporan
5. Kunjungan ke rumah (jika diperlukan)

21
Teknik Komunikasi

Berdiskusilah

LAKUKAN: Percaya pada insting Anda, berempati dengan perasaan tapi tidak
ditunjukkan dengan perilaku (ikut menangis, marah, dsb), menyarankan alternatif,
dan jelaskan dengan nada tegas tapi hormat.

JANGAN LAKUKAN: Bersuara keras, berteriak, menjerit, berpendapat, atau


menganalisis.
22
Contoh Alur Pelaporan dan Penanganan Kasus Kekerasan di Sekolah

Tim Pencegahan Tindak Kekerasan Prinsip Penanganan Kasus Kekerasan di Sekolah


menerima laporan kasus/masalah Melaporkan kepada Dinas
atau mendeteksi adanya kasus Pendidikan , polisi, dan layanan 1. Kepentingan terbaik bagi peserta didik
kekerasan di sekolah perlindungan anak di daerah 2. Tidak memperburuk keadaan
(sesuai kebutuhan/asesmen)
3. Memastikan persetujuan dari korban dan
keluarga sebelum melakukan penanganan
4. Menjaga kerahasiaan
Identifikasi kasus Memastikan korban 5. Non diskriminasi
Kasus mendapatkan pelayanan
Membahayakan Kesehatan, psikis, dan
perlindungan hukum
Asesmen masalah dan Catatan
kebutuhan pendampingan Tim Pencegahan Kekerasan memastikan
Melakukan pemantauan kasus bahwa tindakan dan keputusan dan tindaklanjut
dan berkoordinasi memastikan diambil juga berdasarkan peraturan perundangan
perlindungan bagi korban dan yang terkait. Antara lain:
Koordinasi tim
keluarga • Jika pelaku berusia anak dan/atau jika terkait
pencegahan tindak kekerasan
untuk memutuskan jenis kasus diversi (UU Sistem Peradilan Pidana Anak) 
dan perencanaan o Kasus kekerasan dan eksploitasi seksual (UU
TPKS)

Melakukan intervensi pada Monitoring perkembangan


korban dan pelaku Mediasi Reintegrasi Terminasi
anak dan keluarga
Pesan penting:

• Perundungan adalah perilaku yang dapat diubah


• Untuk mengubah perilaku ini, diperlukan dukungan dari seluruh warga sekolah.
Program Roots adalah salah satu cara dengan memusatkan peran siswa untuk
mencegah kekerasan pada teman sebaya
• Guru, kepala sekolah, siswa, tenaga kependidikan, dan orang tua siswa perlu
memiliki pemahaman yang sama tentang perundungan, bahwa perundungan
adalah perilaku yang tidak bisa ditolerir dan harus dihentikan

24
Membedakan antara
Hukuman dan Disiplin Positif

25
Disiplin Positif: Hukuman:

1. Memberikan alternatif lain pada peserta 1. Hanya melarang


didik 2. Merespon perilaku peserta didik
2. Mengakui dan menghargai upaya peserta
dengan cara yang kasar
didik dan tingkah laku mereka yang baik
3. Peserta didik mentaati peraturan
3. Peserta didik mentaati aturan apabila
kerena mereka diancam atau
mereka diajak berdiskusi dan meyetujui
peraturan tersebut dimarahi
4. Konsisten, bimbingan yang tegas 4. Mengendalikan, memalukan dan
5. Positif dan menghargai peserta didik melecehkan
5. Negatif dan tidak menghargai

26
Disiplin Positif: Hukuman:

6. Tidak mengandung kekerasan baik secara 6 . Mengandung kekerasan fisik maupun


verbal
fisik maupun verbal 7. Konsekuensi yang tidak logis dan tidak
7. Konsekuensi logis yang bersinggungan bersinggungan dengan pelanggaran yang
dilakukan oleh peserta didik
secara langsung dengan pelanggaran
8. Peserta didik harus dihukum karena
8. Peserta didik harus berubah ketika peserta didik memberi dampak negatif
perilaku mereka memberi dampak pada orang lain dan tidak menunjukan
bagaimana mereka dapat berubah
negatif pada orang lain

27
Disiplin Positif: Hukuman:

9. Mengajarkan peserta didik untuk berbuat


9. Mengajarkan peserta didik untuk hanya ketika mereka takut dimarahi atau
dihukum
menanamkan kedisiplinan pada diri
10. Secara terus menerus memarahi peserta
mereka didik bahkan hanya untuk pelanggaran
10. Mendengarkan dan memberi contoh kecil
11. Memaksa peserta didik untuk mematuhi
11. Memanfaatkan kesalahan sebagai peluang peraturan yang tidak logis hanya karena
untuk belajar anda mengatakan demikian

28
Penting bagi guru agar memahami bahwa:
1. Hukuman mengarah pada upaya pengendalian
perilaku peserta didik dan mengontrol perilaku
sesuai dengan kemauan guru
2. Disiplin positif lebih pada mengembangkan
perilaku positif dan menekankan pada tanggung
jawab peserta didik terhadap perilakunya,
pengendalian diri serta membentuk kesadaran
dirinya

29

Anda mungkin juga menyukai