Anda di halaman 1dari 12

Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.

php/jppm

Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, 4 (1), 2017, 101-112

Studi Komparatif Pengelolaan Pembelajaran pada Homeschooling


Primagama dengan Homeschooling Anugrah Bangsa

Yanti Karmila Nengsih


Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sriwijaya. Jalan Raya Palembang Prabumulih Km 32, Indralaya, Ogan Ilir, Indonesia
Email: yantikarmila@gmail.com
Received: 12 January 2017; Revised: 8 March 2017; Accepted: 20 March 2017

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan membandingkan pengelolaan
pembelajaran pada homeschooling mengenai aspek perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan faktor-faktor pendukung dan penghambatnya. Penelitian
ini merupakan penelitian komparatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang berlokasi di Homeschoolinng Primagama dan Homeschool-
ing ANSA. Hasil penelitian sebagai berikut. (1) Homeschooling Primagama mengidentifikasi kebu-
tuhan peserta didik dengan menggunakan tes psikologi melalui psikolog, sedangkan Homeschool-
ing ANSA melalui wawancara oleh pihak homeschooling. (2) Pelaksanaan pembelajaran di
Homeschooling Primagama lebih bersifat semi formal dan terstruktur, sedangkan Homeschooling
ANSA lebih bersifat informal. (3) Evaluasi pembelajaran di Homeschooling Primagama terdiri dari
aspek kognitif yang dievaluasi oleh tutor/guru, aspek afektif dievaluasi oleh psikolog, sedangkan di
Homeschooling ANSA aspek kognitif dan afektif dievaluasi oleh tutor/guru. (4) Faktor pendorong
peserta didik dalam belajar di Homeschooling Primagama yaitu motivasi dalam diri peserta didik
dan orangtua, sedangkan faktor penghambat yaitu sakit-sakitan, pengaruh gadget, dan online
game, sedangkan di Homeschooling ANSA, faktor pendorongnya yaitu untuk meraih cita-cita dan
membanggakan orangtua, sedangkan faktor penghambat yaitu ketika peserta didik banyak
kegiatan di luar dan masih kurang lengkapnya fasilitas belajar yang tersedia di homeschooling.
Kata Kunci: pengelolaan pembelajaran, homeschooling

A Comparative Study of the Teaching Management in Primagama and


Anugrah Bangsa Homeschools
Abstract
The aims of this study are to describe and compare the teaching management of
homeschooling in aspects including: lesson planning, the teaching implementation, teaching
evaluation, and the supporting and inhibiting factors of homeschooling. This research was a
comparative study, using the descriptive qualitative approach. It was conducted in Primagama and
ANSA Homeschools. The results of this study are as follows. (1) Primagama Homeschool identifies
learner needs through psychological tests by psychologists, while Homeschool ANSA does it through
interviews by the homeschool (2) The implementation of the teaching in Primagama Homeschool is
semi formal and structured, while at ANSA Homeschool it is more informal. (3) The evaluation of
teaching in Primagama Homeschool consists of cognitive aspects which are evaluated by the teacher,
and the are evaluated by a psychologist. At ANSA Homeschool the cognitive and affective aspects are
evaluated by the teacher. (4) The supporting factors for learners in learning at Primagama
Homeschool include in students and parents, while the inhibiting factors include being sickly, the
influence of gadgets, and online games. At ANSA Homeschool the supporting factor is to achieve the
ideals and parents pride, while the inhibiting factor is when learners are many outdoor activities and
limited incomplete learning facilities.
Keywords: learning management, homeschooling

Copyright © 2017, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, 4 (1), March 2017 - 102
Yanti Karmila Nengsih

sekolah formal belum mampu memberikan


PENDAHULUAN
suasana yang aman, nyaman, menyenangkan
UUD 1945 Pasal 31 Ayat (1) menyebut- bagi peserta didik untuk mengembangkan
kan bahwa, “setiap warga negara berhak bakat, minat dan potensi pribadinya secara
mendapatkan pendidikan”. Ayat (2) berbu- optimal. Metode konvensional yang diterap-
nyi, “setiap warga negara wajib mengikuti kan pada sekolah formal cenderung mem-
pendidikan dasar dan pemerintah wajib perlakukan beragam karakteristik siswa
membiayainya”.Bunyi pasal 31 ayat 1 UUD secara seragam. Setiap anak atau peserta
1945 tersebut menyiratkan makna bahwa didik suka tidak suka, minat tidak minat
setiap anak Indonesia mempunyai hak yang dalam realitasnya mereka tetap harus meng-
sama untuk mendapatkan pendidikan yang ikuti aturan seragam tersebut dengan jadwal
layak. Namun, fakta di lapangan menunjuk- belajar yang sudah terpola dan sistematis
kan bahwa banyak anak yang memperoleh lengkap dengan batas waktu yang harus
pengalaman kurang menyenangkan selama ditempuh secara seragam dengan pelaksa-
belajar di sekolah. Pendekatan sekolah yang naan ujian yang seragam pula. Rata-rata
legal-formal, struktural, dan terkesan me- perbandingan guru dengan murid yang
maksa membuat anak-anak merasa tertekan, masih terlalu besar 1:40 pada kebanyakan
sehingga mereka tidak bisa menjalani prog- sekolah formal, secara logika juga memung-
ram belajar mengajar dengan menyenang- kinkan guru untuk memperhatikan secara
kan. lebih dekat bakat dan minat anak secara
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem individual. Banyak peserta didik yang merasa
pendidikan Nasional pasal 13 menjelaskan tak tersalurkan bakat, minat dan potensi
bahwa penyelenggaraan pendidikan dilaksa- kecerdasannya (Muhtadi, 2014, p. 3). Suasana
nakan melalui tiga jalur yaitu pendidikan pendidikan formal dalam bentuk lembaga
formal, nonformal, dan informal yang saling sekolah seharusnya memang merupakan
melengkapi dan memperkaya. Pendidikan ajang belajar yang menggairahkan bagi rasa
Nonformal sebagai bagian integral dari pem- ingin tahu anak. Namun sayangnya suasana
bangunan pendidikan nasional diselenggara- sekolah formal saat ini banyak didominasi
kan untuk menunjang upaya peningkatan oleh pemikiran yang keliru, sehingga justru
mutu sumber daya manusia dalam mengha- mengubah anak-anak yang pada dasarnya
dapi berbagai tantangan guna memenuhi sangat kreatif menjadi robot-robot kaku
kebutuhan belajar masyarakat yang tidak yang sangat penurut (Mulyadi, 2007, p. 136).
dapat terlayani oleh jalur pendidikan formal. Potret pelaksanaan sekolah formal
Kurang dikenalnya sistem pendidikan semakin ditambah buram dengan banyaknya
pendidikan formal, nonformal, dan informal peristiwa tawuran antar pelajar, terjadinya
di kalangan masyarakat Indonesia memun- pergaulan bebas antar pelajar, dan banyak-
culkan anggapan bahwa pendidikan hanya nya pelajar yang terjerat narkoba akhir-akhir
sebatas di lingkungan sekolah. Pendidikan ini serta maraknya kasus pelecehan seksual
sekolah formal adalah segala-galanya, se- baik di kalangan anak-anak sampai pada
hingga cara apapun akan dilakukan untuk remaja. Kebanyakan sekolah formal meng-
mendapatkan apa yang di sebut dengan alami kesulitan untuk melakukan kontrol
bangku sekolah. Sekolah formal dianggap pengawasan dan pengendalian kepada para
cukup menjadikan orang berpendidikan atau pelajar dari jeratan negatif arus globalisasi
manusia yang seutuhnya. Anggapan ini men- informasi dan modernitas. Selain itu, ba-
jadi salah satu penyebab ketiga lingkungan nyaknya kasus kekerasan yang terjadi pada
interaksi pendidikan belum berjalan dengan anak sehingga menimbulkan kekhawatiran
baik dan sinergis, sehingga belum dapat tersendiri bagi orang tua. Tahun 2013 hingga
menciptakan sebuah proses pendidikan yang bulan oktober tercatat 2.792 kasus, 1.424
ideal dengan hasil pendidikan yang kasus kekerasan (52 persen kekerasan
berkualitas. seksual anak), 229 tawuran antar pelajar dan
Realitas menunjukkan bahwa keba- lain-lain (www.komnaspa.or.id).
nyakan proses pendidikan yang terjadi di

Copyright © 2017, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, 4 (1), March 2017 - 103
Yanti Karmila Nengsih

Begitu banyaknya permasalahan yang Pada observasi awal yang penulis


ada di dunia pendidikan formal, membuat lakukan di homeschooling Primagama de-
sebagian orang tua yang merasa tidak puas ngan direktur homeschooling Primagama
dengan output yang dihasilkan oleh sekolah Yogyakarta bapak Kusnanto, sekilas bapak
formal, kemudian terdorong untuk men- Kusnanto menjelaskan bahwa metode pem-
didik anaknya di rumah. Sekolah rumah atau belajaran yang diterapkan di homeschooling
homeschooling merupakan sebuah pendidik- Primagama ada empat macam yaitu (1)
an alternatif. meski dengan resiko orang tua sistem komunitas yang terdiri dari 6-7 orang
menyediakan banyak waktu dan tenaga. peserta didik dalam satu kelas, (2) sistem
(Simbolon, 2007, p.1) individu atau privat yaitu peserta didik bisa
Sekolah Alternatif merupakan salah memanggil guru untuk datang ke rumah
satu sekolah nonformal yang bertujuan seba- atau proses pembelajaran bisa juga dilaku-
gai penunjang pendidikan formal bagi me- kan di homeschooling primaga, (3) sistem
reka-mereka yang tidak terlayani di sekolah- tanpa pendampingan yaitu peserta didik
sekolah formal seperti tinggal kelas karena hanya memberikan uang pangkal kepada
lambat belajar, nakal atau mengganggu ling- pihak homeschooling Primagama yang ber-
kungan (termasuk mereka dalam lembaga kenaan membeli modul atau materi dari
pemasyarakatan anak), pasangan suami istri homeschooling Primagama untuk selanjut-
yang masih berusia sekolah, terutama ibu- nya peserta didik bebas memilih siapa yang
ibu belia yang tidak mungkin mengikuti se- menjadi gurunya, terakhir (4) sistem kelas
kolah regular karena harus mengurus anak, jauh yaitu menggunakan Skype yaitu pem-
korban penyalahgunaan obat terlarang atau belajaran dilakukan melalui media internet
minuman keras, korban trauma dalam ke- atau video call.
luarga, kekerasan atau gelandangan, mende- Sementara itu, observasi awal yang
rita karena masalah kesehatan, ekonomi, penulis lakukan di lembaga homeschooling
etnis dan budaya, termasuk anak-anak suku ANSA dengan tutor homeschooling ANSA.
terasing, putus sekolah karena berbagi Diperoleh informasi dari salah satu tutor/
sebab, belum pernah mengenyam program guru bahwa metode yang digunakan pada
pendidikan sebelumnya, korban bencana homeschooling ANSA ada dua yaitu sistem
alam atau kerusuhan etnis/politis, dan lain komunitas, disini peserta didik belajar ber-
sebagainya. Sekolah Alternatif merupakan kelompok dengan bimbingan tutor di home-
sekolah yang secara kelembagaan, peren- schooling ANSA dengan jadwal yang sudah
canaan kurikulum, metode pelaksanaan diatur, dan sistem distance learning (DL)
pendidikan, dan metode evaluasinya bersifat yaitu peserta didik belajar secara individu di
alternatif, lahir dari keinginan untuk meng- rumah atau dengan memanggil tutor.
hantarkan anak pada persoalan nyata, lem- Selain data diatas, peneliti juga men-
baga dan pengajarannya mampu memberi- dapatkan tambahan data bahwa pada home-
kan pengajaran dengan metode-metode yang schooling Primagama memiliki jumlah
lebih inovatif dan kreatif. peserta didik 215 orang, guru 38 orang dan
Salah satu sekolah alternatif yang cabang homeschooling Primagama 20 cabang
berkembang saat ini adalah homeschooling. se-Indonesia. Sedangkan homeschooling
Sumardiono (2007) menjelaskan bahwa sa- ANSA memiliki 60 orang peserta didik, 12
lah satu pengertian homeschooling adalah orang guru 7 orang guru ekstrakurikuler dan
sebuah keluarga memilih untuk bertanggung 4 cabang di Seluruh Indonesia. Dari kedua
jawab sepenuhnya atas proses pendidikan homeschooling ini, peneliti mendapatkan
anak dengan berbasis rumah. Meskipun informasi bahwa sebagian besar peserta
demikian, pendidikan tidak selalu dilakukan didik berasal dari anak yang bermasalah
orang tua saja. Selain mengajar sendiri, dalam artian peserta didik yang ikut pada
orang tua dapat pula mengundang guru pri- homeschooling ini mengalami masalah
vat, mendaftar anak pada kursus, melibatkan ketika belajar di sekolah formal sehingga
anak pada proses magang, dan sebagainya. membutuhkan penanganan khusus. Akan
tetapi, setelah mengikuti homeschooling,

Copyright © 2017, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, 4 (1), March 2017 - 104
Yanti Karmila Nengsih

peserta didik yang lulus dari homeschooling Asumsi dasar pendekatan ini adalah
ini bisa di terima di Perguruan Tinggi Negeri bahwa manusia dalam berilmu pengetahuan
baik di Indonesia maupun di Luar Negeri, tidak lepas dari pandangan moralnya, baik
seperti Universitas Gajah Mada, Universitas pada taraf mengamati, menghimpun data,
Padjajaran, Universitas Dusseldorf Jerman menganalisis, ataupun dalam membuat ke-
dan lain-lain. simpulan. Alasan menggunakan metode ini,
Pada homeschooling Primagama dan karena (1) berorientasi pada proses yang
homeschooling ANSA program pembelajaran dinamis bukan pada hasil penelitian, (2)
yang dilakukan mulai dari SD sampai SMA. memakai logika induktif bukan deduktif, (3)
Pengelolaan pada penelitian ini bermaksud metode ini menyajikan langsung hakikat
untuk melihat pengelolaan pembelajaran di hubungan peneliti dan responden.
homeschooling, dilihat dari perencanaan Metode kualitatif merupakan prosedur
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penelitian yang menghasilkan data-data
evaluasi pembelajaran, faktor pendorong dan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
penghambat pengelolaan pembelajaran di dari orang-orang dan perilaku yang dapat
homeschooling. Dalam hal ini, aspek yang diamati. Lebih lanjut juga dikatakan bahwa
ingin dilihat mulai dari perencanaan sampai pendekatan ini diarahkan pada latar dan
pada evaluasi pembelajaran adalah kom- individu tersebut secara holistic (utuh).
ponen-komponen pembelajaran. (Suharsimi Dengan menggunakan penelitian kualitatif
Arikunto, 1990, p. 216) menjelaskan bahwa peneliti berharap dapat mengungkapkan
komponen-komponen yang harus diperhati- perbandingan pengelolaan pembelajaran
kan dalam perencanaan pembelajaran terdiri pada homeschooling Primagama dengan
atas 6 komponen yaitu peserta didik, pen- homeschooling Anugrah Bangsa (ANSA)
didik, kurikulum/materi belajar, strategi/ secara mendalam melalui beberapa teknik
metode, media, dan konteks (lingkungan). pengumpulan data.
Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti Penelitian kualitatif sebagai jenis pene-
tertarik untuk meneliti tentang studi kompa- litian yang temuan-temuannya tidak diper-
ratif pengelolaan pembelajaran program oleh melalui prosedur statistik atau bentuk
SMA pada homeschooling Primagama hitungan. Penelitian kualitatif menekankan
dengan homeschooling Anugrah Bangsa pada prosedur analisa non matematis yang
(ANSA) di Yogyakarta. diperoleh dari pengamatan, wawancara,
melalui dokumen, buku, kaset dan video.
METODE
Pendapat tersebut mengandung pe-
Untuk mendapatkan pemahaman yang ngertian bahwa metodologi kualitatif meru-
mendalam dan menyeluruh terhadap per- pakan prosedur penelitian yang menghasil-
masalahan komparasi pengelolaan pembel- kan data-data deskriptif berupa kata-kata
ajaran pada homeschooling Primagama tertulis maupun lisan dari orang-orang atau
dengan homeschooling Anugrah Bangsa perilaku yang diteliti. Penelitian kualitatif
(ANSA) di Daerah Istimewa Yogyakarta dimaksudkan untuk melihat perbandingan
(DIY), maka penelitian ini menggunakan pengelolaan pembelajaran pada homeschool-
jenis metode penelitian komparasi (perban- ing Primagama dengan homeschooling Anu-
dingan) dengan pendekatan deskriptif grah Bangsa (ANSA) di Yogyakarta.
kualitatif. Metode penelitian perbandingan Subjek penelitian adalah benda, hal
ialah terdapat berbagai unit sosial makro atau orang, dimana data untuk variabel pe-
(makro, budaya, daerah, sistem pendidikan, nelitian melekat dan yang dipermasalahkan
sistem ekonomi dan periode sejarah) dengan (Arikunto, 2005, p. 99). Adapun subjek da-
tujuan metode perbandingan ialah membuat lam penelitian ini yaitu pengelola home-
pernyataan umum mengenai hubungan logis schooling sebanyak 2 orang dengan rincian 1
antar-konsep, pada unit makrososial, pengelola homeschooling Primagama dan 1
konsep-konsep terwakili dalam variabel yang pengelola homeschooling Anugrah Bangsa
dapat diobservasi (Sutinah, pp.255-256). (ANSA). Guru 6 orang, dengan rincian 3
guru dari homeschooling Primagama dan 3

Copyright © 2017, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, 4 (1), March 2017 - 105
Yanti Karmila Nengsih

guru dari homeschooling Anugrah Bangsa dengan yang lainnya maka keabsahan data
(ANSA). Peserta didik 4 orang, dengan rin- dapat dipertanggungjawabkan. Akan tetapi
cian 2 peserta didik dari homeschooling jika hasilnya tidak sesuai maka peneliti
Primagama dan 2 peserta didik dari home- menggunakan hasil wawancara sebagai
schooling Anugrah Bangsa (ANSA). sumber data.
Adapun tempat diadakannya peneliti- Teknik analisis data kualitatif pene-
an ini yaitu pada Homeschooling Primagama, litian ini dilakukan berdasarkan model
Jalan Langensari 43 Gondokusuman Yogya- induktif. Dimana proses pengumpulan yang
karta dan Homeschooling Anugrah Bangsa berlangsung selama pengumpulan data,
(ANSA) Jalan Palagan Km. 10 Palagan Asri 3 pasca pengumpulan data serta komponen-
Ruko No 9. Sedangkan waktu penelitian komponen analisis data secara interaktif
direncanakan pada Februari-April2015. yang saling berhubungan selama dan sesu-
Pengumpulan data pada penelitian ini dah pengumpulan data. Analisis yang
dengan menggunakan teknik wawancara, dikembangkan oleh Miles, Huberman, &
observasi dan dokumentasi. Keabsahan data alda a (2014, p. 16) menerangkan bahwa
menggunakan triangulasi yaitu triangulasi analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang
sumber(1) membandingkan data hasil peng- terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data,
amatan dengan hasil wawancara, (2) mem- penyajian data, dan penarikan kesimpulan
bandingkan keadaan dengan perspektif sese- atau verifikasi.
orang dengan berbagai pendapat atau pan-
HASIL DAN PEMBAHASAN
dangan seseorang seperti rakyat biasa, orang
berpendidikan, dan orang yang memiliki Perencanaan Pembelajaran
kekuasaan atau pemerintah, dan (3) mem- Hasil penelitian pada pengelolaan
bandingkan hasil wawancara dengan isi pembelajaran menjelaskan perbandingan
dokumen yang berkaitan. Prosedurnya yaitu perencanaan pembelajaran program setara
peneliti membandingkan antara data hasil SMA pada homeschooling Primagama
observasi/pengamatan, wawancara, dan dengan homeschooling ANSA di DIY.
dokumentasi. Jika hasilnya sesuai antara satu
Tabel 1. Perbandingan Perencanaan Pembelajaran pada Homeschooling Primagama dengan
Homeschooling Anugrah Bangsa (ANSA) di DIY
Homeschooling Primagama Homeschooling ANSA
Dalam merencanakan pembelajaran di homeschooling Merencanakan pembelajaran berdasar-
Primagama menggunakan silabus dan RPP yang akan digunakan kan rapat dengan sesama tutor yang
selama satu semester yang telah dirapat oleh sesama tutor/guru ditulis dalam buku agenda dan menye-
mata pelajaran suaikan dengan bahan ajar
Waktu untuk merencanakan pembelajaran adalah awal semester Waktu untuk merencanakan pembel-
dan pada akhir semester ajaran yaitu pada awal semester
Jumlah guru di homeschooling Primagama sebanyak 38 orang Guru di homeschooling ANSA sebanyak
yang masing-masing mengampu satu mata pelajaran, tetapi guru 12 orang masing-masing mengampu satu
juga mengajar dari SD sampai SMA mata pelajaran dan mengajar dari kelas
SD sampai SMA dan memiliki 7 orang
guru untuk ekstrakurikuler
Ada 3 orang wali kelas di program setara SMA homeschooling Hanya ada satu orang wali kelas untuk
Primagama. Berikut rinciannya: 1 orang wali kelas X dan XI IPA, 1 program setara SMA di homeschooling
orang wali kelas X dan XI IPS dan 1 orang wali kelas XI IPA dan ANSA
IPS
Sebelum peserta didik dinyatakan diterima menjadi peserta Calon peserta didik membawa per-
didik di homeschooling Primagama. Calon peserta didik harus syaratan kelengkapan administrasi dan
mengikuti tes DMI yaitu tes minat dan bakat di bagian psikologi diwawancarai oleh pihak homeschooling
untuk mengidentifikasi minat dan bakat peserta didik. Selain itu ANSA untuk diterima menjadi peserta
juga harus melengkapi administrasi untuk mendaftar menjadi didik di homeschooling ANSA
peserta didik di Homeschooling Primagama
Materi belajar disusun berdasarkan silabus dan RPP Materi belajar disusun berdasarkan ba-
han ajar atau buku paket pembelajaran

Copyright © 2017, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, 4 (1), March 2017 - 106
Yanti Karmila Nengsih

Pelaksanaan Pembelajaran homeschooling ANSA di Daerah Istimewa


Yogyakarta.
Hasil penelitian pada pengelolaan
pembelajaran menjelaskan perbandingan pe- Faktor Pendorong dan Penghambat
laksanaan pembelajaran program setara Pembelajaran
SMA pada homeschooling Primagama
Hasil penelitian pada pengelolaan
dengan homeschooling ANSA di DIY.
pembelajaran menjelaskan perbandingan
Evaluasi Pembelajaran faktor pendorong dan penghambat proses
pembelajaran program setara SMA pada
Hasil penelitian pada pengelolaan
homeschooling Primagama dengan home-
pembelajaran menjelaskan perbandingan
schooling ANSA di DIY.
evaluasi pembelajaran program setara SMA
pada homeschooling Primagama dengan
Tabel 2.Perbandingan Pelaksanaan Pembelajaran pada Homeschooling Primagama dengan
Homeschooling Anugrah Bangsa (ANSA) di DIY
Homeschooling Primagama Homeschooling ANSA
Membuka pelajaran dengan berdoa ketika mata pelajaran Setiap membuka pelajaran dilakukan
yang di ampu adalah jam pertama pada hari tersebut, dengan berdoa
pada jam kedua belajar tidak melakukan berdoa lagi yaitu
langsung pada kegiatan inti, pada jam terakhir maka akan
ditutup dengan berdoa
Peserta didik mempresentasikan tugasnya di depan kelas Tutor/guru menerangkan materi pelajaran
dengan menggunakan in focus
Waktu belajar 1 jam pada masing-masing mata pelajaran Waktu belajar 2 jam pada masing-masing
mata pelajaran
Metode belajar yang digunakan tergantung gurunya dan Metode belajarnya ceramah, diskusi,
materi belajar, ada menggunakan power point untuk belajar di kebun pintar atau tutor/guru
presentasi, ceramah dan diskusi yang disesuaikan dengan lebih banyak melakukan improvisasi
kebutuhan peserta didik sesuai dengan kondisi peserta didiknya
Media pembelajaran menggunakan media pembelajaran Media pembelajaran menggunakan media
yang ada seperti papan tulis, laptop, in focus, untuk yang tersedia disekitar homeschooling,
ptaktiknya di laboratorium dan menggunakan alat peraga seperti sendok dan lain sebagainya
Sumber belajar bermacam-macam, buku paket, jurnal, Sumber belajar buku, modul dan materi
power point dari internet dan power point yang dibuat yang diambil dari internet
oleh tutor/gurui, modul atau hand out
Tabel 3. Perbandingan Evaluasi Pembelajaran pada Homeschooling Primagama dengan
Homeschooling Anugrah Bangsa (ANSA) di Daerah Istimewa Yogyakarta
Homeschooling Primagama Homeschooling ANSA
Aspek yang di evaluasi oleh tutor/guru adalah kognitif Tutor/guru mengevaluasi aspek kognitif
sementara afektifnya dievaluasi oleh bagian psikologi dan afektif peserta didik
melalui kegiatan pengembangan diri
Tujuan dilakukan evaluasi, laporan bagi guru, peserta Tujuan dilakukan evaluasi untuk
didik dan orangtua. Sehingga bisa melihat mengetahui perkembangan belajar peserta
perkembangan belajar peserta didik didik
Bentuk evaluasi berupa penugasan/PR, latihan soal, Bentuk evaluasi yaitu latihan soal, ulangan
ulangan harian, ujian mid semester, ujian akhir semester harian, ujian mid semester dan ujian akhir
dan kegiatan pengembangan diri dari bagian psikologi semester
Ada yang tidak naik kelas dengan sistem remedial untuk Ada ketika memang tidak bisa dinaikkan
menuntaskan mata pelajaran yang belum tuntas tapi kasus ini terjadi pada peserta didik yang
masih bisa mengikuti kelas selanjutnya masih SD
Setiap anak yang mau tamat dari homeschooling Setiap anak yang mau tamat dari ANSA
Primagama mengikuti Ujian Nasional (UN) yang homeschooling mengikuti Ujian Nasional
dilakukan di Yogyakarta (UN) yang dilakukan di Semarang

Copyright © 2017, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, 4 (1), March 2017 - 107
Yanti Karmila Nengsih

Tabel 4. Perbandingan Faktor Pendorong dan Penghambat Pembelajaran pada Homeschooling


Primagama dengan Homeschooling Anugrah Bangsa (ANSA) di DIY
Homeschooling Primagama Homeschooling ANSA
Faktor internal yang mendukung proses belajar Faktor internal yang mendukung proses belajar
peserta didik adalah motivasi dari diri mereka peserta didik adalah keinginan peserta didik dalam
sendiri serta pembelajaran di homeschooling yang meraih mimpi-mimpinya
sesuai dengan apa yang peserta didik butuhkan
Faktor internal yang menghambat peserta didik Faktor internal yang menghambat peserta didik
dalam belajar adalah rasa malas dan ketika sibuk dan tutor dalam proses pembelajaran adalah
dengan banyak kegiatan di luar ketika peserta didik malas untuk ke sekolah dan
tidak ada kabar, peserta didik yang sibuk dengan
kegiatannya di luar, serta tutor/guru yang
kesulitan dalam membagi waktu dalam mengajar
Faktor eksternal yang mendukung adalah Faktor eksternal yang mendukung adalah
perhatian orangtua terhadap pendidikan anaknya orangtua, tempat belajar yang dirasa nyaman oleh
serta pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan waktu belajar yang fleksibel
anak dan lingkungan homeschooling yang nyaman
untuk belajar
Faktor ekternal yang menghambat yaitu sakit dan Faktor ekternal yang menghambat adalah
pengaruh keasyikan menggunakan gadget seperti pengaruh game online, HP atau gadget dan masih
game online kurangnya fasilitas belajar di homeschooling

Pembahasan mendapati fasilitas psikologi yang mana


bagian psikologi akan mengidentifikasi ke-
Perencanaan Pembelajaran
butuhan calon peserta didik serta melihat
Proses perencanaan pembelajaran karakter calon peserta didik, sehingga ketika
pada program setara SMA di homeschooling calon peserta didik diterima untuk berse-
Primagama selalu dilakukan setiap akhir kolah di homeschooling Primagama, pende-
semester atau sebelum semester baru akan katan dan penanganan yang diberikan sesuai
di mulai. Para tutor/guru sangat berperan dengan kebutuhan peserta didik.
penting dalam merencanakan apa yang akan Pada homeschooling Primagama pen-
dipelajari peserta didik selama satu semester jurusan dilakukan ketika peserta didik ber-
ke depannya. Namun walaupun tutor/ guru ada di kelas X yaitu peserta didik bisa
adalah tokoh utama dalam merencanakan memilih jurusan IPA atau IPS sesuai dengan
pembelajaran, akan tetapi para tutor/guru bakat dan minat yang mereka miliki. Tujuan
selalu mengedepankan kepentingan peserta dilakukan penjurusan pada kelas X agar
didik dan merencanakan pembelajaran se- pembelajaran yang diberikan sesuai dengan
suai dengan kebutuhan peserta didik. Menu- kebutuhan dan lebih terfokus untuk
rut Sudjana (2001, p. 211). mengembangkan bakat dan minat yang
Kebutuhan belajar perlu diidentifikasi me- dimiliki oleh peserta didik.
lalui pendekatan perorangan. Identifikasi Perencanaan pembelajaran di home-
ini dilakukan dengan menggunakan ins- schooling ANSA dilakukan sebelum semester
trument yang cocok sehingga dapat meng- baru dimulai. Pihak yang terlibat dalam
ungkap informasi yang dinyatakan oleh merumuskan atau merencanakan pembel-
setiap individu yang merasakan kebutuhan ajaran untuk satu semester yang akan datang
belajar. Instrument itu antara lain adalah hanya para tutor/guru mata pelajaran.
pedoman wawancara, angket, dan kartu Sedangkan para orangtua untuk mengontrol
SKBM (Sumber dan Kebutuhan Belajar perkembangan pembelajaran anaknya ketika
Masyarakat). berada di rumah, sementara itu lingkungan
masyarakat memfasilitasi peserta didik
Pada homeschooling Primagama setiap ketika belajar di masyarakat serta menjadi
calon peserta didik yang mendaftar untuk sumber informasi bagi peserta didik.
sekolah di homeschooling Primagama akan

Copyright © 2017, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, 4 (1), March 2017 - 108
Yanti Karmila Nengsih

Penentuan materi atau topik bahasan Pelaksanaan Pembelajaran


pelajaran dalam perencanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran pada prog-
pada program setara SMA di homeschooling
ram setara SMA di homeschooling Primaga-
ANSA dilakukan sepenuhnya oleh tutor/
ma menggunakan prinsip membebaskan,
guru. Pada homeschooling ANSA penjurusan
ditunjukkan dengan tidak adanya seragam,
dilakukan ketika peserta didik telah meng-
setiap anak memiliki jadwal belajar yang
injak kelas XI. Jurusan yang bisa dipilih oleh
berbeda, namun pada program komunitas
peserta didik IPA atau IPS. Ketika peserta
anak diberi waktu belajar 3 kali dalam se-
didik berasa di kelas X, semua mata pelajar-
minggu dan disepakati oleh setiap siswa.
an IPA dan IPS yang di UN kan dipelajari
Akan tetapi peserta didik juga boleh meng-
oleh peserta didik. Namun pada prinsipnya
ambil jadwal 2 kali seminggu dengan mema-
ANSA homeschooling tetap memberikan pal-
datkan mata pelajaran, berdiskusi setiap
ajaran sesuai dengan kebutuhan peserta
anak serta disetujui oleh tutor/guru yang
didik walaupun dalam belajar seorang tutor
akan mengajar. Proses pembelajaran di
sering melakukan improvisasi baik metode
lakukan dalam kelas dengan jumlah peserta
belajar maupun media belajar yang diguna-
didik maksimal 5 orang, namun tidak semua
kan agar peserta didik merasa senang dan
anak bisa hadir dalam mengikuti proses
nyaman dalam mengikuti pembelajaran ser-
belajar terkadang hanya tiga atau dua orang
ta jadwal pembelajaran yang lebih fleksibel.
peserta didik yang hadir bahkan hanya ada
Peran tutor/guru pada homeschooling ANSA
satu orang peserta didik yang bisa hadir.
yaitu sebagai tutor/guru yang mendampingi
Akan tetapi proses pembelajaran tetap
serta memfasilitasi peserta didik dalam
dilanjutkan.
belajar.
Untuk topik pembelajaran telah di-
Pihak-pihak yang terlibat dalam peren-
siapkan oleh tutor/guru mata pelajaran yang
canaan pembelajaran pada program setara
bersangkutan. Kondisi di dalam kelas dibuat
SMA di homeschooling ANSA hanya tutor/
senyaman mungkin agar peserta didik mera-
guru. Semua mengenai pembelajaran diatur
sa betah belajar dan tidak membosankan.
oleh tutor/guru yang mana selama satu
Komunikasi yang dibangun antara peserta
semester tersebut tutor/guru telah merenca-
didik dan tutor/ guru adalah rasa bersahabat
nakan apa-apa saja materi yang akan dibe-
namun masih menjunjung norma dan saling
rikan kepada peserta didik. Setiap tutor/guru
menghargai. Proses pembelajaran di home-
bertanggung jawab penuh terhadap mata
schooling Primagama dimulai dengan ber-
pelajaran yang mereka ampu dan merenca-
doa, menjelaskan materi belajar, dan diakhiri
nakan topik-topik yang akan dibahas selama
dengan berdoa kembali. Namun hal tersebut
satu semester. Perencanaan pembelajaran di
tidak dilakukan pada setiap mata pelajaran
homeschooling ANSA para tutor/guru tidak
karena apabila dalam satu hari ada 3 mata
menuangkan perencanaan pembelajaran
pelajaran di homeschooling Primagama maka
dalam bentuk silabus atau RPP, namun ditu-
jam pertama di buka dengan berdoa dan
liskan dalam buku perencanaan pembelajar-
belum di tutup dengan doa ketika sudah
an atau buku agenda selama satu semester.
selesai, pada jam kedua langsung kepada
Hal tersebut dibahas dalam rapat sebelum
materi belajar tanpa di buka dengan berdoa
semester baru dimulai tentang materi apa
dan tidak pula ditutup dengan doa dan pada
saja yang akan diberikan kepada peserta
jam ketiga atau jam terakhir tidak dibuka
didik selama satu semester pada masing-
dengan berdoa, langsung pada materi belajar
masing mata pelajaran, namun juga diada-
tetapi pada akhir penutupan pembelajaran
kan pertemuan minimal 2 kali dalam satu
ditutup kembali dengan berdoa.
bulan untuk membahas peserta didik yang
Metode belajar yang digunakan oleh
mengalami kendala atau masalah dalam
tutor/guru bervariasi seperti ada metode
belajar dan sama-sama dicarikan solusi yang
ceramah, diskusi, presentasi dan lain
tepat untuk mengatasi masalah peserta
sebagainya. Selain itu, tutor/guru juga sering
didik.
melakukan improvisasi baik metode maupun

Copyright © 2017, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, 4 (1), March 2017 - 109
Yanti Karmila Nengsih

media pembelajaran yang digunakan dalam untuk belajar, seperti tersedianya AC di


menyampaikan materi pembelajaran agar setiap ruangan dan ruangan yang memadai
peserta didik lebih memahami apa yang bagi peserta didik untuk belajar. Pada kelas
diajarkan oleh tutor/guru. Proses pembel- komunitas pada program setara SMA di
ajaran di homeschooling Primagama sangat homeschooling ANSA jumlah peserta didik
mengedepankan rasa senang dan nyaman dibatasi maksimal 5 orang anak dalam satu
bagi peserta didik dalam proses pembel- kelas, anak diklasifikasikan sesuai dengan
ajaran, hal tersebut bisa terlihat dari cara jurusannya untuk kelas XI dan XII.
tutor/guru yang berusaha berteman atau Menurut Sihombing (1999, p. 37)
bersabahat dengan siswa. mengungkapkan tentang proses pembelajar-
Pada prinsipnya pelaksanaan pembel- an pada pendidikan luar sekolah bahwa
ajaran pada program setara SMA di home-
Proses belajar dapat terjadi dimana saja,
schooling ANSA lebih membebaskan para
tanpa mengenal batas geografis, tempat,
siswa. Hal tersebut dapat dilihat dengan ti-
waktu dan usia. Belajar dapat dilaksana-
dak adanya seragam sekolah asalkan peserta
kan kapan saja dan bersumber dari apa
didik berpakaian rapi dan sopan, waktu bel-
saja yang memungkinkan memberi makna
ajar yang fleksibel yang tidak mengharuskan
pada kehidupan seseorang atau warga
peserta didik masuk setiap hari ke sekolah.
belajar. Orang mampu belajar dari alam,
Penyelenggaraan program dan proses pem-
binatang, tumbuhan, dan orang lain.
belajaran dalam pendidikan luar sekolah
dijiwai dengan prinsip pendidikan nasional Metode pembelajaran yang digunakan
yang telah dikemukan oleh Ki Hajar pada program setara SMA di homeschooling
Dewantara (dalam Sudjana, 2001, p. 168). ANSA yaitu tergantung kepintaran seorang
tutor/guru dalam mengembangkan metode
Ada tiga prinsip yaitu Tut Wuri Han-
belajar yang menarik bagi peserta didik
dayani, Ing Madya Mangun Karsa, dan Ing
karena setiap tutor/guru mempunyai cara
Ngarsa Sung Tulada. Prinsip tut wuri
yang unik dan bebas dalam mengimprovisasi
handayani mengutamakan pendidikan
sebuah metode maupun media pembelajaran
yang berpusat pada dan didasarkan atas
yang menarik sehingga pelajaran mudah
kepentingan peserta didik, serta menitik-
dipahami oleh peserta didik. Tutor/guru di
beratkan pada kegiatan belajar dari pada
homeschooling ANSA dalam proses pelaksa-
kegiatan mengajar peserta didik. Prinsip
naan pembelajaran ada yang dilakukan di
kedua, ing madya mangun karsa, memberi
dalam kelas dengan tatap muka, ada juga
arah bahwa program pendidikan dan
dilakukan di lingkungan masyakarat seperti
proses pembelajarannya dilaksanakan oleh
kegiatan mengobservasi tatanan kehidupan
pendidik bersama peserta didik. Prinsip ing
di masyarakat, proses pembelajaran praktik
ngarso sung tulodo menjelaskan bahwa
seperti melakukan kunjungan ke lokasi atau
pendidik menjadi pusat panutan bagi
tempat-tempat yang memiliki nikai pelajar-
peserta didik.
an seperti museum dan tempat bersejarah
Proses pembelajaran di homeschooling lainnya. Selain itu, para tutor/guru juga se-
ANSA, setiap peserta didik bebas berkreasi ring mengajak peserta didik untuk belajar di
dengan apa yang menjadi bakat dan minat kebun pintar milik homeschooling ANSA,
mereka. Homeschooling ANSA menyediakan yang berada di sekitaran homeschooling
program ekstrakurikuler, dimana peserta ANSA.
didik bisa mengembangkan sesuai dengan Setiap peserta didik memiliki keunikan
apa yang mereka minati. Pelaksanaan pem- tersendiri, oleh karena itu dalam proses
belajaran di homeschooling ANSA di lakukan pembelajaran selalu ditanamkan bahwa
sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan pemahaman bukan hafalan-hafalan kecuali
lebih terfokus karena jumlah peserta didik mata pelajaran yang mengharuskan peserta
yang lebih sedikit dari pendidikan formal. didik untuk menghafal. Peserta didik juga
Homeschooling ANSA juga menyedia- disarankan untuk mengetahui pelajaran
kan tempat yang nyaman bagi peserta didik yang mereka pelajari agar tidak menelan

Copyright © 2017, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, 4 (1), March 2017 - 110
Yanti Karmila Nengsih

pengetahuan secara mentah-mentah. Pemi- mereka. Persaingan pun tidak lagi berupa
lihan materi pelajaran berdasarkan buku persaingan yang saling menjatuhkan. Kua-
wajib yang pada setiap pertemuannya litas peserta didik tidak diukur dengan mem-
dilakukan secara urut. bandingkan satu peserta didik dengan peser-
ta didik lainnya, tetapi dari bertambahnya
Evaluasi Pembelajaran
pengetahuan yang dimiliki. Percayaan diri
Evaluasi pembelajaran pada program peserta didik selaku subyek didik dipupuk
setara SMA di homeschooling Primagama be- setiap hari melalui pendampingan dengan
rupa pemberian tugas harian, latihan-latihan tidak menghakimi kekurangan dan menilai
soal, ulangan persub bab mata pelajaran, peserta didik itu pintar dan bodoh. Akan
ujian tengah semester dan ujian akhir tetapi menghargai setiap apa yang mereka
semester. Hal tersebut merupakan evaluasi lakukan, secara tidak langsung kepercayaan
dalam aspek kognitif, selain itu evaluasi juga diri peserta didikakan tumbuh dan kebe-
dilakukan pada aspek afektif atau tingkah ranian untuk melakukan inovasi-inovasi
laku peserta didik, namun evaluasi pada akan tumbuh melalui proses belajar maupun
aspek ini hanya berupa pengamatan para dilakukan secara kelompok atau secara
tutor/guru dalam interaksi keseharian antara belajar mandiri.
tutor/ guru dengan peserta didik baik dalam
Faktor Pendorong dan Penghambat Proses
kelas maupun di lingkungan homeschooling.
Pembelajaran
Untuk yang lebih berwenang dalam meng-
evaluasi afektif peserta didik adalah bidang Faktor pendorong pembelajaran pada
psikologi. Evaluasi dilakukan melalui prog- program setara SMA di homeschooling Pri-
ram pengembangan diri, hasil evaluasi dari magama salah satunya adalah jam pembel-
bidang psikologi diberikan kepada tutor/ ajaran yang fleksibel, sehingga peserta didik
guru wali kelas. Evaluasi yang dilakukan bisa memilih jam pelajaran yang sesuai
tersebut dituangkan dalam rapor yang diba- dengan kesibukan mereka.Salah satu contoh
gikan pada setiap pertengahan semester dan faktor eksternal yang menghambat proses
akhir semester. pembelajaran adalah ketika peserta didik
Evaluasi pada program setara SMA di mulai sibuk dengan dunia mereka sendiri,
homeschooling ANSA juga mengenal jenis sibuk dengan kegiatan mereka di luar, dan
evaluasi sumatif yaitu dalam bentuk ujian sibuk bermain gadget.Selain itu, faktor
mid semester dan ujian akhir semester. internal yang mempengaruhi minat belajar
Aspek yang dievaluasi adalah aspek kognitif peserta didik di homeschooling Primagama
dan afektif, kedua aspek tersebut dievaluasi yaitu peserta didik merasa nyaman berada di
oleh tutor/guru pada masing-masing mata sekolah dengan guru yang bersahabat dan
pelajaran. Penghargaan yang diberikan mengerti dengan apa yang mereka butuh-
kepada peserta didik tidak didasarkan pada kan. Faktor internal dalam diri peserta didik
nilai-nilai yang diciptakan karena keberhasil- yang memiliki cita-cita yang ingin mereka
an dan kesuksesan yang mereka raih melalui raih di masa depan, misalnya mereka pengen
rapor. Akan tetapi lebih kepada penghargaan jadi dokter, bisa kuliah di luar negeri dan
secara positif dan total yang didasarkan pada lain sebagainya, mau tidak mau mereka akan
pengakuan atas keberadaan diri mereka berusaha keras untuk belajar agar mimpi-
sehingga mereka merasa merdeka dan tidak mimpinya tercapai.
berkenan dengan pelajaran. Faktor pendorong pembelajaran dalam
Kecerdasan peserta didik tidak diukur program setara SMA di homeschooling ANSA
dengan nilai (kecerdasan intelektual) tetapi suasana sekolah yang nyaman dan terbuka
sejauh mana tingkat emosional dan kecer- bagi peserta didik dalam mengekpresikan
dasan religinya, sehingga muncul semangat diri. Selain peserta didik sudah merasa
kebersamaan antar peserta didik, antar nyaman dengan lingkungan sekolah di
peserta didik dengan tutor/guru dan rasa homeschooling ANSA, hal tersebut menum-
hormat peserta didik kepada kepala sekolah, buhkan minat belajar pada peserta didik.
orangtua dan masyarakat yang ada disekitar Faktor eksternal yang mendorong peserta

Copyright © 2017, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, 4 (1), March 2017 - 111
Yanti Karmila Nengsih

didik untuk giat belajar yaitu dukungan Proses pelaksanaan pembelajaran pada
orangtua dan orang-orang terdekat peserta homeschooling Primagama dan homeschool-
didik yang membuat peserta didik punya ing ANSA sudah bisa dikatakan efektif
mimpi yang besar di masa depan dan karena sudah membuat dan melaksanakan
membuat mereka semangat dalam meraih lengkap dengan elemen-elemennya seperti
mimpi-mimpinya. media pembelajaran, metode atau strategi
Selain faktor pendorong juga ada pembelajaran, pengelolaan kelas, waktu bel-
faktor penghambat bagi peserta didik. Fak- ajar yang fleksibel dibandingkan dengan
tor internal yang menghambat peserta didik sekolah formal. Tutor/guru pada home-
dalam belajar yaitu pengaruh dari perkem- schooling bebas dalam menggunakan
bangan teknologi seperti gadget, ketika metode, media pengajaran, dan pendekatan
peserta didik sibuk dengan gadget membuat yang mampu memberdayakan, mening-
minat belajarnya menurun dan menimbul- katkan efektifitas pembelajaran di kelas atau
kan rasa malas, game online dan kegiatan di luar kelas. Pada proses pelaksanaan sua-
lain yang membuat peserta didik sibuk sana belajar dan komunikasi yang di bangun
dengan dunianya sendiri. Faktor eksternal di dalam kelas sangatlah bersahabat dan
yang menghambat peserta didik untuk tidak ada jarak antara peserta didik dengan
belajar yaitu masih ada kekurangan fasilitas tutor/guru.
belajar di homeschooling ANSA seperti labo- Evaluasi pembelajaran yang dilakukan
ratorium praktik yang masih belum lengkap, di homeschooling Primagama yaitu pada
koleksi perpustakaan yang masih kurang aspek kognitif dievaluasi oleh tutor/guru
untuk menunjang proses belajar peserta sementara aspek afektif dievaluasi oleh
didik di homeschooling ANSA, akan tetapi bagian psikologi. Homeschooling ANSA pada
hal itu tidak terlalu berpengaruh karena aspek kognitif dan afektif peserta didik
peserta didik juga bisa menambah pelajaran dievaluasi oleh tutor/guru. Tutor/guru tidak
di luar jam pelajaran di homeschooling dan terlalu menitikberatkan kepada hasil atau
kemampuan ekonomi orangtua peserta didik nilai yang dicapai oleh peserta didik namun
yang rata-rata menengah ke atas juga bisa lebih kepada pengembangan diri dan per-
mengatasi masalah tersebut dengan ubahan ke arah yang lebih positif seperti
orangtua menyediakan fasilitas belajar yang awalnya peserta didik tidak tahu menjadi
lengkap di rumah. tahu, dari tidak rajin ke sekolah menjadi
lebih rajin ke sekolah.
SIMPULAN DAN SARAN
Faktor-faktor yang dapat mendorong
Simpulan diri peserta didik secara internal pada kedua
Perencanaan pembelajaran dari dua homeschooling adalah motivasi yang kuat
homeschooling di Yogyakarta dilaksanakan dalam diri mereka sendiri untuk belajar
oleh para tutor/guru. Perencanaan dilakukan sementara faktor yang mendorong dari
pada setiap akhir semester dan pada awal eksternal adalah perhatian orangtua. Faktor-
semester baru. Pada homeschooling Prima- faktor internal yang menghambat peserta
gama, perencanaan pembelajaran dituang- didik dalam proses belajar di program setara
kan dalam bentuk silabus dan RPP yang SMA di kedua homeschooling yaitu ketika
akan dilaksanakan dalam satu semester. peserta didik telah merasa malas dan asyik
Pada homeschooling Anugrah Bangsa dengan dunia mereka, banyak kegiatan di
(ANSA) perencanaan pembelajaran dilaku- luar homeschooling. Sementara itu, faktor
kan disetiap awal semester yang dituangkan eksternal yang menghambat peserta didik
dalam buku agenda pengajaran atau buku dalam proses belajar adalah adanya penga-
hasil rapat para tutor/guru, untuk pelaksa- ruh ketergantungan menggunakan gadget,
naan pembelajarannya guru mata pelajaran kecanduan game online, sakit, masih kurang-
bebas untuk mengimprovisasi bentuk pem- nya sarana dan prasarana yang menunjang
belajaran yang disesuaikan dengan proses pembelajaran di homeschooling.
kurikulum.

Copyright © 2017, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)


Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, 4 (1), March 2017 - 112
Yanti Karmila Nengsih

Saran pendidikan alternatif yang berbeda. Peniliti-


an ini juga bisa diaplikasikan pada penelitian
Bagi pihak lembaga, diharapkan: (1)
homeschooling yang lain.
Homeschooling ANSA harus lebih memper-
hatikan penyusunan perencanaan pembel- DAFTAR PUSTAKA
ajaran dengan pengembangan kurikulum
Arikunto, S. (1990). Organisasi dan
KTSP dan lebih mensinkronkan lagi dengan
administrasi: Pendidikan teknologi dan
kebutuhan peserta didik; (2) Memperhatikan
kejuruan. Jakarta: Rajawali Pers.
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di
dalam kelas, laboratorium maupun di Arikunto, S. (2005). Manajemen penelitian.
masyarakat sehingga dalam menjalankan Jakarta: Rineka Cipta.
tugas, perbaikan secara terus menerus dan iles, . B., uberman, A. ., alda a, .
keterlibatan semua pihak maka diharapkan (2014). Qualitative data analysis: A
membawa perubahan serta lebih mening- methods sourcebook. Los Angeles: Sage.
katkan lagi kualitas sumber belajar, media Muhtadi, A. (2014). Pendidikan dan
belajar dan melengkapi semua fasilitas yang pembelajaran di sekolah rumah
dibutuhkan oleh peserta didik seperti mem- (Homeschooling). Suatu tinjauan
perbanyak buku bacaan atau buku referensi teoritis dan praktis. Yogyakarta.
belajar untuk peserta didik di setiap bidang Retrieved from
mata pelajaran. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/
Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten/ 132280878/11. Pendidikan dan
Kota, diharapkan Guna meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah rumah (home
pendidikan di Indonesia diharapkan peme- schooling)-tinjauan teoritis dan
rintah juga memperhatikan perkembangan praktis.pdf
pendidikan nonformal dan informal agat Mulyadi, S. (2007). Home schooling keluarga
ketiga ranah pendidikan yaitu formal, non- Kak Seto: mudah, murah, meriah, dan
formal dan informal bisa berjalan beriringan, direstui pemerintah. Bandung: Kaifa PT
saling melengkapi untuk mencapai pendi- Mizan Pustaka.
dikan indonesia yang berkualitas. Diharap-
Sihombing, U. (1999). Pendidikan luar
kan pemerintah mampu berkerjasama
sekolah : kini dan masa depan. Mahkota.
dengan pendidikan alternatif yang ada di
Indonesia terkhusus pendidikan home- Sudjana, D. (Djudju). (2001). Pendidikan luar
schooling untuk membantu dan memper- sekolah : wawasan, sejarah
mudah lulusan homeschooling lebih diakui perkembangan, falsafah & teori
di kalangan masyarakat. pendukung, serta asas. Falah
Bagi penelitian lebih lanjut Hendaknya Production.
penelitian ini bisa menjadi bahan kajian Sumardiono. (2007). Homeschooling a leap
lebih lanjut dalam upaya merumuskan for better learning: Lompatan cara
homeschooling yang efektif baik dari segi belajar. Jakarta: Elex Media
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan Komputindo. Retrieved from
pembelajaran, evaluasi pembelajaran serta http://103.28.21.22/Record/IOS3-
aspek-aspek yang meningkatkan mutu NADAR-06090000022210
lulusan homeschooling. Temuan ini dapat Sutinah. (2011). Metode penelitian sosial
dijadikan bahan perbandingan, bahan berbagai alternatif pendekatan (Edisi
masukan atau melakukan kajian lebih lanjut Revisi). Jakarta: Prenada Media Group.
pada lingkup yang lebih luas dan tingkat

Copyright © 2017, JPPM, ISSN 2355-1615 (print), ISSN 2477-2992 (online)

Anda mungkin juga menyukai