Anda di halaman 1dari 10

KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PADA SISWA

DISTANCE LEARNING PUSAT KEGIATAN BELAJAR


MASYARAKAT (PKBM) ANUGRAH BANGSA SEMARANG
Linda Nur Fatimah*), Rizki Nurislaminingsih

Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro,


Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia, 50275

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan literasi pada siswa distance learning di
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Anugrah Bangsa Semarang. Desain yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian naratif.Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kemampuan literasi informasi mereka sebagian besar belum memenuhi
standar yang ditetapkan oleh American Association of School Librarian (AASL). Tingkat
pemahaman para siswa sangat beragam. Mereka menggunakan kata kunci saat proses pencarian
di internet. Mereka memilih blog sebagai sumber informasi. Para siswa sudah teliti memilih
informasi yang dibutuhkannya. Mereka mampu mengaplikasikan informasi secara praktis dengan
cara menyimpannya serta mengkomunikasikan informasi yang didapat dengan menceritakan
kepada orang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa mampu mengakses informasi secara
efisien namun siswa kurang efektif dalam menentukan sumber informasi. Siswa mampu
mengevaluasi secara kritis, namun belum kompeten dalam memilih informasi. Siswa juga belum
mampu menggunakan informasi secara akurat. Siswa kreatif, karena telah menjabarkan kembali
informasi dengan pemikirannya sendiri.

Kata kunci: literasi informasi;AASL;homeschooling

Abstract

[Title: The literacy skills to students of distance learning at the Community Learning Center
(CLC) Anugrah Nations Semarang.] This study aims to examine the literacy skills to students of
distance learning at the Community Learning Center (CLC) Anugrah Nations Semarang. Design
used in this research is qualitative research type narrative. The conclusions from this research is
that they information literacy skills mostly don’t comply the standards set by the American
Association of School Librarian (AASL). The level of understanding of the students are very
diverse. They use those keywords when the process of searching on the internet. They chose the
blog as a source of information. The students were carefully select the information they need. They
are able to apply practical the information by storing and communicating information obtained by
communicating to others. It can be concluded that students are able to access information
efficiently, but students are less effective in determining the source of the information. Students are
able to critically evaluate, but not yet competent in selecting information. Students also have not
been able to use the information accurately. Students are creative, because it has taught back the
information with his own thoughts.

Keywords:information literacy; AASL; homeschooling

*)Penulis Korespondensi
Email: lindanurfatimah@gmail.com
1. Pendahuluan mencerdaskan kehidupan bangsa serta meningkatkan
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan kesejahteraan masyarakat dan mempunyai
keluarga dan lingkungan. Salah satu yang termasuk kepedulian sosial yang tinggi. Hal ini berkaitan erat
pendidikan informal adalah homeschooling. Seperti dengan proses belajar siswa distance learning dapat
yang diungkapkan Yulaelawati dalam Mulyadi dilakukan setiap saat tanpa terpaku dengan ruang
(2007: 14) Direktur Pendidikan kesetaraan, kelas dan buku. Hal tersebut yang menjadikan proses
Direktorat jendral Pendidikan Luar Sekolah belajar siswa distance learning menjadi mandiri.
Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan Belajar juga menjadi bagian dari kehidupan
homeschooling merupakan jalur pendidikan informal sehari-hari dan dilakukan selamanya hingga akhir
dimana hasil belajarnya dapat di setarakan. hayat. Menurut Bundy (2004: 4) literasi informasi
Menurut Asmani (2012: 47) homeschooling adalah bagian dari pembelajaran mandiri dan
adalah model alternatif belajar selain di sekolah, pembelajaran sepanjang hayat. Sehingga siswa dapat
orang tua bertanggung jawab penuh, pembelajaran memaknai belajar, tidak semata-mata kewajiban
tidak selalu dengan orang tua sebagai fasilitator, tetapi sebagai sebuah pengalaman belajar mengenai
suasana belajar kondusif, dan tujuannya agar setiap segala sesuatu dan memenuhi rasa keingintahuan.
potensi unik anak berkembang maksimal. Kegiatan Proses belajar tidak terlepas dari kegiatan
belajar homeschooling bisa dilakukan secara mandiri mencari dan menemukan informasi untuk memenuhi
bersama orang tua, bersama tutor, dan di dalam suatu rasa keingintahuan. Oleh sebab itu kemampuan
komunitas. literasi informasi sangatlah penting, dengan memiliki
Evaluasi Ujian Akhir Nasional untuk siswa kemampuan literasi informasi yang baik maka
homeshooling dapat ditempuh melalui ujian kegiatan belajar menjadi lebih mudah dan lancar.
kesetaraan paket A, B, dan C. Homeschooling pada Terlebih di dunia pendidikan saat ini menuntut siswa
saat ini terus berkembang, karena semakin banyaknya harus belajar mandiri, baik dalam hal mengerjakan
orang tua yang memilih homeschooling sebagai tugas dan lain sebagainya.
alternatif pendidikan untuk anak-anaknya. Hal ini Dari pengamatan awal penulis, kemampuan
terbukti bahwa lulusan homeschooling setara dengan menelusur informasi yang dimiliki siswa masih
paket C dapat melanjutkan ke jenjang Perguruan belum maksimal. Siswa mengandalkan media
Tinggi Negeri. Seperti yang diungkapkan oleh elektronik seperti mengakses beberapa situs saat
Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan mengerjakan tugas, karena dengan mengakses media
Dinas Pendidikan (Dispendik) kota Surabaya tersebut siswa merasa mudah menemukan informasi.
Sudarminto dalam Homeschoolingpena (2015) Akan tetapi sumber yang mereka dapat tidak relevan.
menyatakan Perguruan Tinggi Negeri menerima Setiap siswa pasti memiliki permasalahan
siswa kejar paket melalui seleksi bersama nasional tersendiri dalam menjalani perannya sebagai peserta
perguruan tinggi negeri (SBM PTN) dan jalur didik. Khususnya dalam kebutuhan informasi siswa
mandiri. sangat beragam. Misalnya saat siswa merasa
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) kesulitan dalam memahami mata pelajaran atau saat
Anugrah Bangsa merupakan salah satu mengerjakan tugas. Maka dari itu perlu dilakukan
penyelenggara homeschooling yang ada di Semarang. penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan literasi
PKBM Anugrah Bangsa berkomitmen mendidik informasi pada siswa distance learning
siswa untuk mampu bersaing di era globalisasi PKBMAnugrah Bangsa.
dengan kecerdasan yang berkarakter, dimana Menurut American Library Association (ALA)
kekuatan iman, ilmu dan budaya menyatu dalam jiwa dalam Hasugian (2008: 36) definisi literasi informasi
raga siswa PKBM Anugrah Bangsa. Tingkatan mulai adalah serangkaian kemampuan yang dibutuhkan
dari SD, SMP dan SMA terdapat di sini. Proses seseorang untuk menyadari kapan informasi
pembelajaran siswa dibantu oleh tutor dan dibantu dibutuhkan dan memiliki kemampuan untuk
orang tua sebagai pendamping. menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan
PKBM Anugrah Bangsa membebaskan siswa informasi yang dibutuhkan secara efektif. Pendapat
dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai lain menurut American Association of School
dengan minat dan kebutuhannya. Salah satu yang Librarians (1998) menyatakan bahwa siswa yang
diterapkan PKBM Anugrah Bangsa adalah distance melek informasi adalah yang bisa mengakses
learning yangbiasa dikenal dengan homeshooling informasi secara efesien dan efektif, mampu
tunggal. Homeschooling tunggal biasanya hanya mengevaluasi informasi secara kritis dan
melibatkan orang tua dalam satu keluarga tanpa menggunakan informasi secara akurat dan kreatif.
bergabung dengan lainya. Orang tua harus benar- Berdasarkan pengertian literasi informasi yang
benar mengambil peran sebagai pembimbing, teman diuraikan di atas maka definisi literasi informasi
belajar, sekaligus penilai (Kembara, 2007: 30-31). adalah serangkaian kemampuan seseorang untuk
Salah satu yang menarik di PKBM Anugrah menyadari kapan informasi dibutuhkan, memiliki
Bangsa terdapat misi yaitu membentuk masyarakat kemampuan untuk mencari, menganalisis,
pembelajar seumur hidup yang senantiasa megevaluasi secara kritis, mengkomunikasikan
mengembangkan ilmu pengetahuan untuk informasi secara efektif. Seseorang yang memiliki
kemampuan literasi informasi tentunya dapat
memudahkannya dalam berbagai hal, contohnya pada 1. Kebutuhan informasi
saat siswa mengerjakan tugas akan efektif dan Kemampuan yang pertama ini adalah di mana
efesien. seseorang memahami bahwa dirinya
Literasi informasi memberikan manfaat baik membutuhkan informasi, mengapa, apa saja
bagi pelajar, pekerja, maupun masyarakat. Adapun informasi yang dibutuhkan, dan mengetahui
manfaat literasi informasi menurut Prasetiawan bahwa informasi yang tersebar itu tersedia dalam
(2011: 3) antara lain: berbagai format (tercetak dan digital) serta
1. Literasi informasi membekali individu dengan memiliki kemampuan untuk membuat pertanyaan
keterampilan untuk pembelajaran seumur hidup sehingga penelitian menjadi lebih fokus.
(life long learning). 2. Sumber referensi yang tersedia
2. Literasi informasi tidak sekedar mengetahui cara Terdapat sumber informasi yang beragam oleh
menggunakan komputer/internet. karena itu penting untuk dapat mengidentifikasi
3. Literasi informasi membantu pengguna sumber apa yang tersedia, di mana lokasinya,
memanfaatkan informasi relevan sebagai sarana bagaimana kita mengaksesnya, manfaat dari
decision making (pengambilan keputusan). berbagai sumber informasi, dan kapan informasi
4. Literasi informasi memungkinkan untuk tersebut secara tepat digunakan.
mengkritisi daya guna informasi. 3. Cara mendapatkan informasi
5. Literasi informasi mendorong kita untuk berpikir Merupakan kemampuan untuk mencari
kritis dan kreatif (critical & creative thinking). sumber referensi yang sesuai dan
Menurut Hancock (2004:1) manfaat literasi mengidentifikasi secara efektif sehingga
informasi untuk pelajar adalah pelajar dan guru akan informasi yang didapat benar-benar relevan
dapat menguasai pelajaran mereka dalam proses dengan kebutuhan. Untuk itu dibutuhkan strategi
belajar mengajar dan siswa tidak akan tergantung ketika melakukan pencarian karena mungkin
kepada guru karena dapat belajar secara mandiri informasi kita butuhkan tersedia terlalu banyak
dengan kemampuan literasi informasi yang dimiliki. atau sebaliknya.
Hal ini dapat dilihat dari kegiatan mereka di 4. Mengevaluasi informasi hasil temuan
lingkungan belajar. Siswa yang literasi juga akan Ini dapat diartikan bahwa seseorang dapat
berusaha belajar mengenai berbagai sumber daya mengevaluasi keaslian, keakuratan, kekinian
informasi dan cara penggunaan sumber-sumber informasi yang telah ditemukannya. Selain itu
informasi. juga ia dapat mengevaluasi isi informasi yang
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah didapat agar kelak tidak menghasilkan
diuraikan di atas maka dapat dikatakan bahwa literasi informasi yang menyesatkan.
informasi bermanfaat di era globalisasi informasi 5. Mengolah informasi
bagi semua orang baik pelajar, pekerja maupun Menganalisis dan mengolah informasi untuk
masyarakat. Literasi informasi yang dimiliki setiap menciptakan informasi yang akurat sehingga
orang akan membekali keterampilan untuk dapat dikomunikasikan kepada orang lain dan
pembelajaran seumur hidup dengan mengetahui juga dapat menciptakan suatu pengetahuan dan
penggunaan teknologi informasi sehingga pemahaman yang baru. Di sini seseorang dituntut
memungkinkan terciptanya sebuah pengetahuan baru. untuk memahami, membandingkan satu informasi
Literasi informasi juga membantu seseorang dalam dengan informasi lainnya, menggabungkan, serta
mengambil keputusan dengan berpikir kritis dan menganotasikannya.
kreatif ketika menghadapi berbagai masalah. 6. Penggunaan informasi secara bertanggung jawab
Literasi informasi sangat diperlukan agar dan etis
dapat hidup sukses dan berhasil dalam era Mengetahui mengapa informasi harus
masyarakat informasi dan dalam penerapan digunakan secara bertanggung jawab dan etis.
kurikulum berbasis kompetensi di dunia Terkadang terdapat informasi yang sangat sensitif
pendidikan. Seseorang yang memiliki literasi terhadap suatu nilai budaya. Selalu
informasi akan berusaha terus belajar untuk mencantumkan nama pencipta dari suatu karya
memperoleh informasi dan menciptakan seseorang agar hasil yang kita buat tidak dinilai
pengetahuan baru. Untuk itu ada beberapa sebagai karya plagiat.
langkah dalam memperoleh kemampuan 7. Mengkomunikasikan informasi/hasil temuan
tersebut. kepada orang lain
Menurut Chartered Institute of Library Setelah menemukan dan mengolah informasi
and Information Professionals (CILIP) (2012: tahap berikutnya adalah mengkomunikasikannya
1-4) atau badan profesional untuk pustakawan dengan orang lain. Sangat penting untuk
spesialis informasi manajer pengetahuan di memperhatikan norma. Bentuk penyampainnya
Inggris, menyatakan bahwa seseorang yang pun perlu disesuaikan dengan situasi dan para
memiliki kemampuan literasi informasi harus audiensi.
memiliki pemahaman terhadap: 8. Menyimpan informasi
Informasi yang telah selesai 4. Mampu mengidentifikasi berbagai macam
digunakan/dikomunikasikan kemudian disimpan. sumber informasi yang potensial.
Sistem penyimpanan yang efektif penting 5. Mampu mengembangkan dan menggunakan
digunakan agar nantinya bila suatu saat informasi strategi yang baik untuk mencari informasi.
yang sama dibutuhkan kembali dapat ditemukan Standard 2. Siswa yang melek informasi dapat
secara mudah. Selain itu juga secara kritis mengevaluasi informasi secara kritis dan kompeten.
melakukan penilaian terhadap proses yang telah
dijalani sejak pertama hingga akhir, mulai dari Siswa yang melek informasi dapat
mendefinisikan masalah sampai menyampaikan menentukan informasi secara hati-hati dan bijaksana
kepada orang lain. Hal ini bertujuan agar kita untuk menentukan kualitasnya. Siswa harus mengerti
belajar dari setiap proses sehingga menjadi prinsip yang tradisional dan yang baru muncul untuk
manusia pembelajar seumur hidup. menilai keakuratan, validitas, relevansi, kelengkapan,
dan kejujuran sebuah informasi. Siswa dapat
Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan mengaplikasikan prinsip-prinsip ini dalam semua
dapat dikatakan bahwa untuk memperoleh literasi sumber dan format informasi. Serta menggunakan
informasi seseorang harus menguasai dan logika dan penilaian dalam mengaplikasi prinsip
mempelajari langkah-langkah dalam memperoleh tersebut berdasarkan informasi untuk menerima,
kemampuan literasi informasi. Apabila langkah- menolak, atau mengganti informasi untuk kebutuhan
langkah tersebut sudah dikuasai maka kemampuan tertentu. Berikut ini kriteria dalam menentukkan
literasinya akan semakin meningkat. Sedangkan siswa mengevaluasi informasi secara kritis dan
untuk mengukur kemampuan literasi seseorang perlu kompeten:
dengan standar. Ada berbagai macam standar 1. Mampu menentukan akurasi, relevansi, dan
kemampuan literasi informasi. Salah satunya yaitu kelengkapan.
standar kemampuan literasi informasi untuk siswa. 2. Mampu membedakan antara fakta,
American Association of School Librarian pandangan dan opini.
(AASL) membuat standar yang menggambarkan 3. Mampu mengidentifikasi informasi yang
sebuah konseptual umum mengenai siswa yang tidak akurat dan menyesatkan.
memiliki kemampuan literasi informasi. Standar ini 4. Mampu memilih informasi yang sesuai
dibuat secara umum sehingga dapat disesuaikan untuk masalah atau pertanyaan.
dengan kebutuhan masing-masing pihak. Standar ini
terdiri dari 3 kategori, 9 standar, dan 29 indikator. Standar 3. Siswa yang melek informasi dapat
Namun, kali ini yang akan dibahas hanya Standar menggunakan informasi secara akurat dan kreatif.
Literasi Informasi untuk Pembelajaran Siswa saja.
Standar literasi informasi untuk pembelajaran siswa Siswa yang melek informasi dapat mengatur
menurut AASL, yaitu: informasi yang digunakan secara terampil dan efektif
dalam berbagai konteks. Siswa mengorganisasikan
Standar 1.Siswa yang melek informasi da dan mengintegrasikan informasi tersebut dari
patmengakses informasi secara efisien dan efektif. berbagai macam sumber dan format agar dapat
mengaplikasikan informasi tersebut dalam
Siswa yang melek informasi mengetahui pengambilan keputusan, pemecahan masalah,
bahwa memiliki informasi yang baik merupakan hal pemikiran kritis dan ekspresi kreatif. Siswa tersebut
yang penting untuk memenuhi kebutuhan hidup mengkomunikasikan informasi dan ide untuk
sehari-hari. Siswa mengetahui kapan mencari berbagai macam tujuan, baik secara ilmiah maupun
informasi yang di luar pengetahuan pribadinya, kreatif, ke berbagai orang, baik sekolah maupun luar
bagaimana mengajukan pertanyaan untuk sekolah, dan dalam berbagai format informasi.
mendapatkan informasi yang dibutuhkan, dan di Standar ini mempromosikan desain dan hasil dari
mana mencari informasi tersebut. Siswa mengetahui produk yang autentik dan melibatkan pemikiran kritis
cara membuat struktur sebuah pencarian yang terdiri dan kreatif dan merefleksikan situasi nyata. Berikut
dari berbagai macam sumber dan format agar dapat ini kriteria dalam menentukkan siswa menggunakan
menemukan informasi yang sesuai dengan informasi secara akurat dan kreatif:
kebutuhan. Berikut ini kriteria dalam menentukkan 1. Mampu mengorganisasikan informasi untuk
siswa mengakses informasi secara efisien dan efektif: diaplikasikan secara praktis.
1. Mampu mengenali kebutuhan akan 2. Mampu mengintegrasikan informasi baru ke
informasi. dalam pengetahuan seseorang.
2. Mampu mengenali bahwa informasi yang 3. Mampu mengaplikasikan informasi kedalam
akurat dan komprehensif adalah dasar untuk pemikiran kritis dan pemecahan masalah.
pengambilan keputusan yang baik. 4. Mampu menghasilkan dan
3. Mampu menyusun pertanyaan berdasarkan mengkomunikasikan informasi dan ide
kebutuhan informasi. dalam format yang sesuai.
Definisi homeschooling Menurut Sumardiono (2009: Adapun tujuan homeschooling menurut Asmani
92) adalah sebuah proses pendidikan yang (2012: 67) yaitu:
terkostumisasi (customized education) sesuai a. Menjamin penyelesaian pendidikan dasar dan
kebutuhan anak dan kondisi keluarga dengan proses menengah yang bermutu bagi peserta didik yang
belajar mengajar yang dilakukan di rumah. berasal dari anak dan keluarga yang memilih jalur
Ada beberapa jenis homeschooling menurut Kembara homeschooling.
(2007:30-32),yaitu: b. Menjamin pemerataan dan kemudahan akses
a. Homeschooling Tunggal pendidikan bagi setiap individu untuk proses
Homeschooling tunggal biasanya hanya pembelajaran akademik dan kecakapan hidup.
melibatkan orang tua dalam satu keluarga tanpa c. Melayani peserta didik yang memerlukan
bergabung dengan lainnya. Homeschooling pendidikan akademik dan kecakapan hidup secara
tunggal memiliki fleksibilitas tinggi, karena fleksibel untuk meningkatkan mutu
tempat, bentuk, dan waktu belajar bisa disepakati pendidikannya.
oleh pengajar dan peserta didik. Jadi, homeschooling merupakan aktifitas
b. Homeschooling Majemuk pembelajaran yang dilakukan di rumah dan
Homeschooling majemuk dilaksanakan oleh dua disesuaikan pada kebutuhan pribadi dan kebutuhan
atau lebih keluarga untuk kegiatan tertentu lingkungan, serta tantangan perkembangan jaman.
sementara kegiatan pokok tetap dilaksanakan oleh Orang tua yang memilih anaknya untuk sekolah di
orang tua masing-masing. Alasannya: terdapat homeschooling pasti memiliki alasan tersendiri.
kebutuhan-kebutuhan yang dapat dikompromikan Berikut akan dibahas alasan mengapa orang tua
oleh beberapa keluarga untuk melakukan kegiatan memilih homeschooling sebagai jalur pendidikan
bersama. Contohnya kurikulum dari konsorsium, anaknya.
kegiatan olahraga (misalnya keluarga atlet tenis), Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
keahlian musik/seni, kegiatan sosial dan kegiatan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
keagamaan. untuk mengetahui kemampuan literasi informasi pada
a. Homeschooling Komunitas siswa distance learning Pusat Kegiatan Belajar
Homeschooling komunitas merupakan gabungan Masyarakat (PKBM) Anugrah Bangsa Semarang.
beberapa homeschooling yang menyusun dan
menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok 2. Metode Penelitian
(olah raga, musik/seni, dan bahasa), Desain penelitian ini adalah kualitatif, dengan
sarana/prasarana dan jadwal pembelajaran. jenis penelitian naratif.Penelitian naratif merupakan
Komitmen penyelenggaraan pembelajaran antara strategi penelitian yang di dalamnya peneliti
orang tua dan komunitasnya kurang lebih 50:50. menyelidiki kehidupan individu untuk menceritakan
Berdasarkan pengertian homeschooling yang kembali kehidupan individu tersebut.Informasi ini
diuraikan di atas maka definisi homeschooling adalah kemudian diceritakan kembali oleh peneliti dalam
suatu proses pendidikan yang diselenggarakan oleh kronologi naratif (Creswell, 2016: 21). Peneliti akan
orang tua dan anak, dengan memilih model atau mewawancarai informan setelah hasil wawancara
kurikulum yang sesuai dengan keinginan dan gaya diperoleh, peneliti akan menceritakan kembali
belajar anak. Belajar dapat di mana saja sehingga bagaimana kemampuan literasi siswa distance
anak merasa bebas, tujuannya agar setiap potensi learning PKBM Anugrah Bangsa Semarang.
unik anak berkembang maksimal. Subjek penelitian adalah orang yang berada
Di dalam sistem pendidikan Indonesia, dalam situasi sosial yang ditetapkan sebagai pemberi
keberadaan homeschooling merupakan hal yang informasi dalam sebuah penelitian atau dikenal
legal. Keberadaan homeschooling memiliki dasar dengan informan (Mukhtar, 2013: 89). Berdasarkan
hukum yang jelas di dalam UUD 1945 maupun di penelitian tersebut, maka subjek dalam penelitian ini
dalam UU No.20/2003 mengenai Sistem Pendidikan adalah siswa distance learning Pusat Kegiatan
Nasional. Sekolah disebut jalur pendidikan formal, Belajar Masyarakat (PKBM) Anugrah Bangsa
homeschooling disebut jalur pendidikan informal. Semarang. Objek penelitian adalah apa yang menjadi
Siswa homeschooling dapat memiliki ijazah fokus dan lokus penelitian yaitu apa yang menjadi
sebagaimana siswa di sekolah, melalui ujian nasional sasaran dalam penelitian (Bungin, 2009: 76) Adapun
kesetaraan Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP) objek dalam penelitian ini adalah kemampuan literasi
dan Paket C (setara SMA) sehingga siswa informasi.
homeschooling dapat melajutkan sekolah ke Teknik pemilihan informan dilakukan secara
Perguruan Tinggi manapun jika menghendakinya. purposive sampling.Menurut Arikunto (2010: 183)
Pendidikan informal melalui homeschooling menjelaskan bahwapurposive sampling dilakukan
berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas
keterampilan fungsional serta pengembangan sikap adanya tujuan tertentu.Pendapat lain dijelaskan oleh
dan kepribadian profesional, sekaligus memperluas Sulistyo-Basuki (2006: 202) purposive sampling
akses terhadap pendidikan dasar dan menengah. yaitu suatu teknik penerapan sampling dengan cara
memilih informan dengan yang dikehendaki peneliti dari konteks pembicaraan. Peneliti akan
berdasarkan kriteria yang ditentukan. mewawancarai siswa distance learning PKBM
Anugrah Bangsa yang telah menjadi informan sesuai
dengan pedoman wawancara yaitu membahas tentang
Kriteria informan dalam penelitian ini yaitu: literasi informasi. Peneliti juga melakukan
1. Siswa kelas XI dan XII dengan status distance wawancara dengan tutor untuk menambah
learning. data.Peneliti juga menggunakan data dokumentasi
2. Mampu berkomunikasi dengan baik. dalam melengkapi penelitian ini, yaitu buku profil
3. Setuju untuk diwawancarai. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Anugrah
Berdasarkan kriteria tersebut, maka dari 24 Bangsa Semarang, dan transkip daftar siswa distance
siswa distance learning kelas XI dan XII, peneliti learning tingkat paket C PKBM Anugrah Bangsa.
memilih enam siswa yang memenuhi kriteria tersebut Penelitian ini menggunakan metode analisis
untuk menjadi informan. Untuk memperkuat dan data kualitatif. Menurut Miles dan Huberman dalam
menambah hasil keterangan dari informan, maka Sugiyono (2014: 246-252) analisis data dalam
peneliti menambah informan kunci. Yin (2013: 90) penelitian kualitatif terdiri dari beberapa alur
menyatakan informan kunci adalah orang yang kegiatan, yaitu:
berkompeten, baik dari segi wawasan maupun 1. Reduksi data
pengalaman terhadap suatu permasalahan, selain itu Reduksi data dapat diartikan sebagai merangkum,
informan kunci juga dapat dijadikan sebagai koreksi memilih hal-hal pokok, kompleks, memfokuskan
dan penguat hasil yang diperoleh informan lain. pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan
Dalam penelitian ini adalah tutor (guru) yang membuang yang tidak perlu. Pada reduksi data
mengajari siswa distance learningyang mengetahui peneliti melakukan pengelompokan hasil
literasi informasi siswa distance learning pada hasil wawancara sesuai dengan kategori yang telah
mengerjakan tugas. Peneliti mengambil satu informan ditentukan pada pedoman wawancara yang
kunci yaitu tutor bahasa inggris. membahas tentang literasi informasi pada siswa
Jenis data kualitatif, yaitu berupa data hasil distance learning PKBM Anugrah Bangsa yang
wawancara informan, rekaman suara, dan gambar. meliputi: mengakses informasi secara efektif dan
Data penelitian yang digunakan dalam penelitian efisien, mengevaluasi informasi secara kritis dan
sesuai dengan pernyataan Umar (2013: 42), antara kompeten, menggunakan informasi secara akurat
lain: dan kreatif.
1. Data primer, merupakan data yang didapat dari 2. Penyajian Data
sumber pertama, seperti hasil wawancara atau Penyajian data yang akan digunakan dalam
hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh penelitian ini berbentuk teks naratif. Hal ini untuk
responden. Data primer dalam penelitian ini mempermudah pemahaman terhadap informasi
adalah hasil wawancara oleh siswa distance yang besar jumlahnya, maka dalam penyajian data
learning PKBM Anugrah Bangsa yang menjadi akan dilakukan penyederhanaan informasi yang
informan. kompleks ke dalam satuan bentuk yang
2. Data sekunder, merupakan data primer yang telah disederhanakan dan selektif.
diolah oleh peneliti dan disajikan dalam bentuk 3. Verifikasi atau Penarikan Kesimpulan
tabel, atau diagram. Data sekunder dalam Tahap selanjutnya setalah reduksi data dan
penelitian ini adalah tabel reduksi yang berisi dari penyajian data, maka dilakukan verifikasi dari
hasil wawancara dengan informan. kegiatan sebelumnya dan dilanjutkan kepenarikan
3. Data internal, merupakan data yang didapat dari kesimpulan. Pada tahap ini peneliti akan
dalam organisasi dimana penelitian dilakukan. melakukan proses interprestasi data-data yang
Data internal dalam penelitian ini adalah data telah dikumpulkan dengan metode wawancara
siswa, serta data profil PKBM Anugrah Bangsa dan dokumentasi sambil terus menerus melakukan
Semarang dan lain-lain. pencocokan terhadap kesimpulan yang akan
Selanjutnya metode pengumpulan data yang dibuat.
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, Penelitian kualitatif harus mengungkap
wawancara dan dokumentasi, sementara itu teknik kebenaran yang objektif, karena itu keabsahan data
yang digunakan adalah observasi non partisipan dalam sebuah penelitian sangat penting. Untuk
dalam tahap ini, peneliti hanya megamati, mencatat mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan
apa yang terjadi. Peneliti mengamati jalannya proses triangulasi. Peneliti menggunakan triangulasi teknik.
pembelajaran dan pencarian informasi yang Triangulasi teknik adalah penggunaan beragam
dilakukan oleh siswadistance learning yang ungkapan data yang dilakukan kepada sumber data.
dilakukan dirumah dengan tutor dan didampingi Menguji kredibilitas data dengan triangulasi teknik
orang tua. yaitu mengecek data dengan sumber yang sama
Tahap selanjutnya wawancara semi dengan teknik yang berbeda (Satori dan Aan
terstruktur, dalam tahap ini jawaban yang diberikan Komariyah, 2012: 171).
oleh informan tidak dibatasi sepanjang tidak keluar
Pada penelitian ini, untuk mengetahui Pada standar satu ini siswa yang melek
keabsahan data pada kemampuan literasi informasi informasi dapat mengakses informasi secara efisien
pada siswa distance learning PKBM Anugrah dan efektif. Siswa yang mengetahui informasi dengan
Bangsa. Peneliti memperoleh data dari hasil baik berarti siswa telah paham akan infomasi dan
wawancara dengan siswa distance learning dan tutor menemukan informasi yang secara efektif. Memiliki
(guru), lalu mengecek dengan observasi dan kualitas informasi yang bagus merupakan hal utama
dokumen yang memuat teori keterampilan literasi dalam memecahkan masalah baik dari informasi yang
informasi. Peneliti menganalisis dan mengecek antara diterimanya atau yang dicarinya.Terlebih di jaman
hasil pengambilan data melalui teknik wawancara modern ini informasi bisa dengan mudah ditemukan
dan observasi dengan teori yang ada pada dokumen. hal ini menjadi tantangan bagi siswa yang harus
selektif dalam memilih sumber informasi.
3. Hasil dan Pembahasan Siswa mampu mengenali kebutuhan
informasi, mampu mengenali informasi yang akurat,
3.1 Profil Informan dan mampu menyusun pertanyaan berdasarkan
Jumlah siswa distance learning yaitukelas XI kebutuhan informasi. Siswa harus mampu mengenali
ada 10 siswa dan kelas XII ada 14 siswa. Karena dan mengidentifikasi kebutuhan informasi dengan
menggunakan teknik purposive sampling maka cara merumusan masalah. Dari sini dapat kita ketahui
peneliti hanya memilih beberapa saja yang sesuai siswa tersebut paham atau tidak informasi yang
dengan tujuan peneliti.Berdasarkan kriteria dari 24 mereka butuhkan. Apabila siswa sudah mampu dalam
siswa peneliti menetapkan enam siswa yang telah merumuskan masalah, maka proses pencarian
memenuhi kriteria untuk menjadi informan. Peneliti informasi selanjutnya akan terasa mudah dan cepat.
menambahkan satu informan kunci yaitu tutor bahasa Siswa distance learning PKBM Anugrah
inggris, untuk memperkuat dan menambah hasil Bangsa Semarang telah mengenali kebutuhan
keterangan dari siswa distance learning. Jadi total informasi, namun ada beberapa siswa yang belum
informan dalam penelitian ini adalah tujuh orang. mampu membuat rumusan masalah berdasarkan
Wawancara dilakukan berdasarkan pedoman kebutuhan informasinya. Siswa yang kurang paham
wawancara dan jawaban informan tidak dibatasi dengan tugas yang diberikan, langsung bertanya ke
selama tidak keluar dari konteks literasi tutor. Siswa yang tidak membuat pertanyaan akan
informasi.Suasana wawancara berlangsung alamiah, merasa kesulitan pada proses selanjutnya yaitu saat
apa adanya, dan juga bahasa yang digunakan adalah memilih dan menentukan informasi yang
bahasa sehari-hari. Isi wawancara berkembang sesuai dibutukannya. Siswa juga akan menemukan berbagai
dengan jawaban yang diberikan informan. sumber informasi yang beragam.
Siswa mampu mengidentifikasi berbagai
3.2 Kemampuan Literasi Informasi Siswa macam sumber informasi yang potensial. Untuk
Distance Learning PKBM Anugrah Bangsa menjawab kriteria ini, peneliti bertanya mengenai
Menurut American Association of School media yang mereka gunakan untuk mencari
Librarians (1998) menyatakan bahwa siswa yang informasi.Menurut siswa distance learning PKBM
mengetahui informasi adalah yang bisa mengakses Anugrah Bangsa, sumber informasi yang digunakan
informasi secara efesien dan efektif, mampu adalah internet dan buku. Banyak siswa distance
mengevaluasi informasi secara kritis dan learning memilih sumber dari internet. Mereka
menggunakan informasi secara akurat dan mengakses situs Google, karena siswa menganggap
kreatif.Sependapat dengan pernyataan tersebut bahwa bahwa segala informasi dapat ditemukan di Google.
kemampuan literasi informasi adalah kemampuan Siswa memilih internet sebagai cara yang
seseorang dalam mencari, menganalisis dan, praktis dan cepat dalam menemukan informasi. Siswa
mengevaluasi secara kritis serta mengkomunikasikan distance learning PKBM Anugrah Bangsa kurang
informasi secara efektif dan efisien. menguasai sumber informasi lain. Hal tersebut yang
Berdasarkan hasil wawancara, penelitian mempersempit kemampuan literasi informasi mereka.
kemampuan literasi informasi pada siswa distance Literasi informasi harus diajarkan dan dipraktekkan
learning PKBM Anugrah Bangsa Semarang dengan dalam berbagai cara. Siswa perlu mengulang
berdasarakan tiga standar yang ditetapkan oleh pencarian, evaluasi, dan mengumpulkan informasi
American Association of School Librarian(AASL), dari berbagai sumber secara berkelanjutan (Alfaresi,
yaitu siswa dapat mengakses informasi secara efisien 2009: 11).Sebenarnya banyak berbagai macam
dan efektif, siswa dapat mengevaluasi informasi sumber informasi yang bisa siswa dapatkan, mulai
secara kritis dan keseluruhan, serta siswa dapat dari katalog yang ada diperpustakaan, buku, kamus,
menggunakan informasi secara akurat dan kreatif. ensiklopedia, web, dan lain-lain.
Berikut ini secara lebih rinci hasilnya: Siswa yang mampu mengembangkan dan
3.2.1 Kemampuan Siswa Distance Learning dalam menggunakan strategi yang baik untuk mencari
Mengakses Informasi secara Efisien dan Efektif informasi. Tentunya siswa yang telah memilih media
informasi harus menggunakan media tersebut dengan
cara yang teliti. Siswa yang menggunakan media
internet berarti siswa tersebut harus bisa informasi yang lain. Secara tidak langsung siswa
menggunakan strategi penelusuran informasi seperti: telah selektif dalam memilih informasi yang
meggunakan kata kunci (keyword), subjek, atau dibutuhkannya.Siswa juga mampu memilih informasi
logika boolean. Pernyataan ini diperkuat oleh yang benar sesuai dengan permasalahannya.
Purwono (2007: 2) bahwa strategi penelusur adalah Siswa mampu membedakan antara fakta,
penelusuran yang dilakukan secara sistematis, yang pandangan dan opini. Siswa yang dapat membedakan
meliputi cara-cara bagaimana menggunakan kata informasi tersebut berupa fakta, atau opini berarti
kunci (keyword), frasa, subjek, dokumen, siswa tersebut telah memahami dan mengetahui
menggunakan logika boolean serta fasilitas penelusur informasi yang akan dicarinya.saat siswa tidak dapat
lain yang tersedia pada masing-masing search menemukan informasi yang dicarinya, maka siswa
engines. Dengan strategi penelusuran ini diharapkan tidak menggunakan informasi yang berupa opini.
siswa dapat menemukan informasi yang diperlukan Sebaliknya, siswa tersebut menanyakan informasi
secara cepat, tepat, dan relevan. yang tidak dipahami kepada orang yang lebih
Siswa distance learning PKBM Anugrah berpengalaman seperti orang tua. Siswa juga
Bangsa telah menggunakan strategi pencarian berkonsultasi langsung dengan tutor (guru) yang
informasi dengan baik yaitu dengan kata kunci berkompeten di bidangnya, sehingga siswa bisa
(keyword). Siswa distance learning mendefinisikan memahami informasi yang dibutuhkan.
kebutuhan informasinya dengan kata kunci atau Siswa mampu mengindentifikasi informasi
istilah yang berhubungan dengan topik. Mulai dari yang tidak akurat dan menyesatkan. Informasi yang
memahami tugas sampai membuat point atau inti-inti akurat yaitu informasi yang tidak mengandung
masalah. keraguan-keraguan, bebas dari kesalahan, tidak
Siswa distance learning PKBM Anugrah menyesatkan dan tidak menimbulkan pertanyaan bagi
Bangsa tidak mempertimbangkan kualitas informasi penerima informasi tersebut. Siswa distance learning
yang ditemukan. Siswa juga tidak dapat membedakan PKBM Anugrah Bangsa tidak menggunakan
sumber informasi yang akurat maupun tidak informasi yang menyesatkan atau tidak akurat.
akurat.Hal ini terbukti dengan siswa memilih sumber Informan menyatakan bahwa informasi yang
informasi dari blog, wikipedia, dan wordpress. Tutor menyesatkan atau tidak akurat tidak mereka pakai,
juga menyatakan bahwa sumber yang siswa distance karena menurut mereka informasi yang ditemukan
learning PKBM Anugrah Bangsa adalah blog. akan menjadi wawasan dan pengetahuan bagi orang
Berdasarkan hasil penjabaran lima kriteria lain.
dengan standar siswa yang melek informasi mampu Siswa distance learning PKBM Anugrah
mengakses informasi secara efisien dan efektif dapat Bangsa menggunakan informasi yang kurang akurat.
diketahui bahwa siswa distance learning PKBM Berdasarkan hasil penelitian pada standar satu dalam
Anugrah Bangsa sudah efisien dalam menemukan menentukan informasi siswa memilih situs blog
informasi. Hal ini terbukti dengan siswa memilih sebagai sumber informasi untuk digunakannya.Blog
media yang praktis yaitu internet.Siswa dapat bukan merupakan sumber informasi yang akurat,
mengakses informasi dengan cepat, karena telah karena blog hanya karya tulisan seseorang yang
menggunakan kata kunci.Namun masih kurang keahlian dan kebenarannya belum bisa dipertanggung
efektif dalam memahami dan menentukan sumber jawabkan.Blog juga tidak menggunakan sistematika
informasi yang dicarinya.Hal ini terbukti dengan penulisan yang ilmiah dan bukan hasil penelitian.
sebagian siswa yang tidak membuat rumusan masalah Siswa mampu memilih informasi yang sesuai
terlebih dahulu.Siswa juga kurang memanfaatkan untuk masalah atau pertanyaan. Tentunya siswa harus
sumber informasi yang potensial.Siswa tidak mengenal dan memahami informasi yang akan
mempertimbangkan kualitas informasi dan sumber dicarinya, karena dengan begitu siswa dapat dengan
informasi yang dipilihnya. mudah mencari dan menemukan informasi yang
dibutuhkanya. Siswa yang mengetahui informasi
dengan baik akan mampu memilih informasi secara
3.2.2 Kemampuan Siswa Distance Learning dalam cepat dan tepat. Siswa distance learning PKBM
Mengevaluasi Informasi Secara Kritis dan Anugrah Bangsa memilih informasi sesuai dengan
Kompeten kebutuhannya secara cepat, karena siswa telah paham
Siswa yang mampu menentukan akurasi, informasi yang dicarinya. Secara ketepatan siswa
relevansi dan kelengkapan. Tentunya siswa harus kurang tepat dalam mencari informasi, karena masih
mampu memilih informasi yang sesuai dengan ragu-ragu dalam menggunakan informasinya.
persoalan atau dengan kata lain yang relevan. Siswa
juga harus teliti dan cermat dalam memilih informasi
yang digunakanya. Siswa distance learning PKBM 3.2.3 Kemampuan Siswa Distance Learning dalam
Anugrah Bangsa dalam menggunakan informasi Menggunakan Informasi Secara Akurat dan
memeriksa kembali informasi yang dipilihnya. Ada Kreatif
juga siswa yang menyaring kembali informasi yang Siswa mampu mengorganisasikan informasi
telah dipilihnya, serta membandingkan lagi dengan untuk diaplikasikan secara praktis. Maksud dari
kriteria ini adalah siswa yang menentukan informasi dengan pemikirannya sendiri, siswa akan
untuk digunakannya dengan cara mengemas menceritakan informasi tersebut kepada orang lain.
informasi tersebut dengan baik dan praktis. Cara yang Informasi tersebut akan bermanfaat jika diceritakan
dilakukan untuk menjawab kriteria ini dengan kepada orang lain.
menanyakan siswa menyimpan hasil penelusuran Siswa distance learning PKBM Anugrah
informasi yang didapatnya atau tidak. Ada beberapa Bangsa telah mengkomunikasikan informasi dan ide
siswa yang tidak menyimpan hasil informasi yang yang telah didapatnya dengan menceritakan dan
telah dicarinya, karena menganggap bahwa informasi berbagi informasi kepada orang lain disekitar seperti
akan terus berkembang dan update dan masih bisa keluarga dan teman. Informasi yang diceritakan akan
dicari kembali. Tetapi sebagian besar siswa berguna sebagai pengetahuan baru seseorang.
menyimpan dibookmark dan buku catatan karena
informasi akan bermanfaat bagi pengetahuan. 4. Simpulan
Siswa mampu mengintegrasikan informasi Berdasarkan uraian hasil penelitian maka
baru ke dalam pengetahuan seseorang. Maksud dari dapat disimpulkan bahwa siswa distance learning
kriteria ini adalah ketika siswa menemukan beberapa PKBM Anugrah Bangsa Semarang telah memiliki
informasi maka siswa tersebut dapat kemampuan literasi informasi dengan standar 1 yaitu
mengintegrasikan atau menghubungkan informasi siswa mampu mengakses informasi secara efisien, hal
lain agar berkesinambungan. Siswa distance learning ini terbukti dengan siswa memilih media yang praktis
PKBM Anugrah Bangsa memberikan pernyataan yaitu internet dan buku. Siswa juga mampu
bahwa hanya memilih satu informasi yang hanya menelusur informasi dengan mudah, karena telah
berkaitan dengan permasalahan saja. Ada juga yang menggunakan kata kunci. Namun siswa distance
berpendapat bahwa informasi yang didapatnya sudah learning PKBM Anugrah Bangsa kurang efektif
tepat dan tidak perlu menghubungkan informasi lain. dalam menentukan sumber informasi yang dicarinya.
Siswa tidak mampu membuat pengetahuan baru. Siswa juga tidak memanfaatkan berbagai macam
Dikarenakan mereka kurang memanfaatkan sumber sumber informasi lain.
informasi lain yang dapat mengembangkan Kemudian untuk standar 2 siswa distance
pengetahuan yang telah diperoleh. learning PKBM Anugrah Bangsa mampu
Mampu mengaplikasikan informasi ke dalam mengevaluasi informasi secara kritis, hal ini terbukti
pemikiran kritis dan pemecahan masalah. Maksud dengan siswa telah memeriksa dan memfilter kembali
dari kriteria ini adalah dari beragam informasi yang informasi yang akan digunakannya. Namun sangat
berkembang, setidaknya informasi harus ada yang disayangkan siswa belum kompeten dalam
bisa untuk memecahkan masalah, siswa baik dalam mengevaluasi informasi, karena siswa belum mahir
mengambil keputusan atau memecahkan dalam memilih informasi dengan baik.Siswa memilih
permasalahan sehari-hari misalnya tugas sumber informasi dari blog.Siswa masih meragukan
sekolah.Dengan memiliki informasi yang cukup, informasi yang digunakannya.
siswa dapat mengambil keputusan dengan mudah Standar 3 siswa distance learning PKBM
dalam memecahkan permasalahannya. Anugrah Bangsa belum mampu menggunakan
Seperti yang diungkapkan salah satu informan informasi secara akurat. Hal ini terbukti dengan siswa
bahwa setelah membaca informasi tentang kesehatan, kurang memanfaatkan sumber informasi lain yang
hal selanjutnya yang ia lakukan adalah dapat mengembangkan pengetahuan yang telah
mempertimbangkan informasi tersebut. Apabila diperolehnya. Siswa distance learning PKBM
informasi yang telah dibaca berguna untuk Anugrah Bangsa kreatif dalam menggunakan
dikemudian hari, maka ia akan menerapkan sesuai informasi, karena telah mengembangkan informasi
dengan informasi yang telah dicarinya. dengan cara menjabarkan kembali informasi dengan
Namun setiap siswa memiliki kebutuhan pemikirannya sendiri. Siswa mengkomunikasikan
informasi yang berbeda-beda, sehingga kemampuan informasi dan ide yang telah didapatnya dengan
menggunakan informasi selain berguna untuk berbagi informasi kepada orang sekitar.
memecahkan permasalahan juga untuk membantu
siswa dalam menentukan informasi yang tepat. Daftar Pustaka
Selain itu membantu siswa mengembangkan AASL (American Association of School Librarian).
informasi yang telah dicarinya agar siswa mampu (1998). “Information Literacy Standards for
berpikir kritis dan kreatif. Siswa distance learning Student Learning: Standards and Indicators”.
PKBM Anugrah Bangsa mempertimbangkan kembali Sumber
informasi yang akan digunakannya dengan membaca <http://umanitoba.ca/libraries/units/education/
ulang. Siswa juga menjabarkan kembali informasi media/InformationLiteracyStandards_final.pdf
dengan pemikiran dan bahasanya sendiri. >. Diunduh [14 April 2016].
Siswa mampu menghasilkan dan Alfaresi, Sajjad ur Rehman Sumayyah. 2009.
mengkomunikasikan informasi dan ide dalam format “Information Literacy Skills Among Female
yang sesuai. Maksud dari kriteria ini adalah setelah Students in Kuwaiti High School”, dalam
menemukan informasi dan dikembangkan kembali Journal Library Review. Vol. 58 Iss 8 pp. 607-
616. Purwono. (2007). “Strategi Penelusuran Informasi
http://www.emeraldinsight.com/doi/pdfplus/1 Melalui Internet”. Sumber
0.1108/00242530910987091 Diunduh Jumat, <http://eprints.rclis.org/12193/1/Strategi_Pene
28 Oktober 2016. lusuran_melalui_Internet.pdf>. Diunduh [17
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Oktober 2016].
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Satori, Djam’an dan Aan Komariyah. 2012.
Cipta. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Buku Pintar Alfabeta.
Homeschooling (Menjadikan Kegiatan Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif,
Belajar Lebih Nyaman dan Mengena). Jakarta: Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Flash Book. Sulistyo-Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta:
Bundy, Alan. (2004). “Australian and New Zealand Wedatama Widya Sastra Bekerjasama dengan
Information Literacy Framework: Principles, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.
Standards and Pratice”. Sumber Sumardiono, Aar. 2009. Warna-Warni
<http://www.caul.edu.au/content/upload/files/i Homeschooling. Jakarta : PT Elex Media
nfo-literacy/InfoLiteracyFramework.pdf>. Kompudinto.
Diunduh [6 Desember 2016]. Umar, Husein. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi
Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.
Kuantitatif. Jakarta : Kencana. Yin. Robert K. 2013. Studi Kasus Desain dan
Chartered Institute of Library and Information Metode. Jakarta: Rajawali Press.
Professionals (CILIP). (2012). “Information
Literacy Skills”.
Sumber<http://www.cilip.org.uk/sites/default/
files/documents/Information%20literacy
%20skills.pdf>. Diunduh [4 Mei 2016].
Creswell, John W. 2016. Research Design:
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hancock, V.E. (2004). “Information Literacy for
Lifelong Learning”. Sumber
<http://www.ericdigests.org/lifelong.htm>.
Diunduh [14 April 2016].
Hasugian, Jonner. 2008. “Urgensi Literasi dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan
Tinggi”, dalam Jurnal Pustaha: Studi
Perpustakaan dan Informasi. Vol. 4 No. 2.
Hlm. 34-44.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678
9/16100/1/pus-des2008-%20%284%29.pdf.
Diunduh Jumat, 15 April 2016.
Homeschoolingpena. (2015). “Siswa Homeschooling
bisa kuliah di PTN/PTS”. Sumber
<http://homeschoolingpena.com/siswa-
homeschooling-bisa-kuliah-di-ptnpts/>.
Diunduh [5 Desember 2016].
Kembara, Maulia D. 2007. Homeschooling.
Bandung: Progessio.
Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif
Kualitatif. Jakarta: Referensi.
Prasetiawan, Iman Budi. 2011. “Keberaksaraan
Informasi (Information Literacy) bagi SDM
Pengelola Perpustakaan di Era Keterbukaan
Informasi”.Disampaikan dalam Pelatihan
Pengelola Perpustakaan di Lingkungan
Kementrian Perindustrian.
http://eprints.rclis.org/17553/1/Keberaksaraan
_Informasi__Information_Literacy__bagi_SD
M_Pengelola_Perpustakaan_mei_2011.pdf.
Diunduh Sabtu, 16 April 2016.

Anda mungkin juga menyukai