Anda di halaman 1dari 15

GAYA BELAJAR SISWA HOMESCHOOLING PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH

(Studi Deskriptif Homeschooling di Surabaya)

Annisa Arda Shabrina


Program Studi Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga

ABSTRAK

Homeschooling dianggap sebagai salah satu model pendidikan alternatif di Indonesia. Tujuan
dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan orangtua siswa memilih Homeschooling
dan program belajar jarak jauh; mengetahui alasan orang tua siswa memilih program belajar
jarak jauh; dan untuk mengetahui gaya belajar siswa Homeschooling program belajar jarak
jauh. Teknik analisis data dilakukan dengan model analisis deskriptif kualitatif dari Miles dan
Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a) alasan orang tua memilih Homeschooling
Kota Surabaya karna konsep pembelajaran yang memudahkan dimana pandangan mengenai
sistem belajar bahwa belajar dapat dilakukan dimana saja, kapan saja tanpa terikat oleh
peraturan yang terlalu guru; b) alasan orang tua memilih program belajar jarak jauh disebabkan
program ini dinilai sebagai solusi bagi siswa dengan keterbatasan berbagai hal dan latar belakang
sehingga menyulitkan siswa untuk sekolah seperti sekolah formal pada umumnya; serta c)
penerapan gaya belajar di Homeschooling Kota Surabaya dimana sistem gaya belajar disesuaikan
dengan faktor dari dalam seperti kebiasaan siswa yang tidak bisa bangun pagi dengan teratur
serta pengalaman buruk saat sekolah formal maupun ketertarikan sistem belajar maupun gaya
belajar lain yang berbeda.

Kata kunci: Homeschooling, Belajar Jarak Jauh, Gaya Belajar

I. PENDAHULUAN menyatakan melalui proses pendidikan,


1.1 Latar Belakang Masalah dapat meningkatkan kualitas sumber daya
Pendidikan merupakan salah satu manusia secara keseluruhan. Berdasarkan
bidang yang menjadi perhatian utama uraian tersebut maka diketahui bahwa
pemerintah dalam mewujudkan cita-cita pendidikan merupakan aset berharga bagi
bangsa, yakni mencerdaskan kehidupan setiap individu yang harus dicapai.
bangsa dan mensejahterakan masyarakat Dalam upaya pembangunan bidang
Indonesia. Hal ini dikarenakan dalam pendidikan, pemerintah telah menetapkan
pendidikan terdapat upaya pemberian kebijakan WAJAR (wajib belajar) 9 tahun
pengetahuan, sikap dan ketrampilan oleh dan WAJAR 12 tahun pada daerah tertentu.
tenaga pendidik kepada anak didik Sekolah formal menerapkan metode
berdasarkan metode tertentu untuk mencapai konvensional yang cenderung
tujuan yang telah ditetapkan (Supardi, memperlakukan beragam karakteristik siswa
2013). Eriany & Ningrum (2013)

1
secara sama dengan standar tertentu adanya fleksibilitas pengaturan jadwal
(Muhtadi, 2008). kegiatan pembelajaran dan jumlah jam
Potret pelaksanaan sekolah formal pelajaran untuk setiap materi pembelajaran;
semakin bertambah buram dengan (5) proses interaksi dalam pembelajaran
banyaknya, tawuran, gaya hidup hedonisme, lebih intensif; (6) proses pembelajaran tidak
mudah putus asa, egoisme, kurang percaya terikat ruang, waktu dan personal; (7)
diri, penyalahgunaan narkotika, terjadinya memberikan kesempatan anak belajar sesuai
pergaulan bebas dan memtata tertibnya kemampuan, keinginan dan kapabilitas
perilaku menyontek atau plagiarisme di masing-masing; (8) kecepatan menyerap
kalangan pelajar merupakan gambaran dari pelajaran sesuai kemampuan masing-masing
fenomena yang menunjukkan hal yang sehingga tidak ada istilah naik kelas dan (9)
melenceng atas harapan dari hasil-hasil evaluasi ujian akhir nasional dilakukan
pendidikan (Supardi, 2012). sesuai kapabilitas masing-masing.
Kondisi tersebut menyebabkan orang Berbagai keuntungan yang
tua berpendapat bahwa lembaga pendidikan didapatkan dari program
belum mampu memberikan yang terbaik Homeschooling,Sugiarti (2009) menyatakan
bagi anak. Fenomena di atas semakin bahwa Homeschooling di Indonesia semakin
mengkhawatirkan masyarakat ketika ingin merebak dan menjadikan tingginya
menyekolahkan anak-anaknya, sehingga kesadaran orang tua untuk mendaftarkan
tidak jarang masyarakat saat ini banyak yang anak-anaknya di Homeschooling.
memilih sekolah alternatif untuk anak- Homeschooling menjadi salah satu solusi
anaknya. Eriany & Ningrum (2013) yang dinilai sebagai tren beberapa kota besar
menyatakan bahwa Homeschooling di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa
merupakan salah satu model pendidikan Homeschooling dibutuhkan masyarakat.
alternatif di Indonesia. Homeschooling Berdasarkan survey diketahui bahwa
sendiri merupakan pendidikan alternatif Homeschooling diperkirakan memenuhi
yang lebih banyak diterapkan (Suratmi & sekitar 10% dari total jumlah anak di
Ekaria, 2013). Indonesia. Sekjen ASAHPENA dalam
Homeschooling dinilai sebagai Suratmi & Ekaria (2013) menyatakan bahwa
sebuah tempat pembelajaran alternatif yang perkembangan Homeschooling tiap
mencoba memposisikan anak sebagai subjek tahunnya selalu mengalami kenaikan.
belajar dengan pendekatan pembelajaran di Perkembangan Homeschooling di
rumah. Pendekatan pembelajaran di rumah Indonesia dikategorikan menjadi tiga
ini merupakan pendekatan secara konteks. Pertama Homeschooling tumbuh di
menyenangkan dan bersifat kekeluargaan masyarakat yang memahami pentingnya
dengan menciptakan suasana belajar dengan pendidikan. Kedua, Homeschooling berada
nyaman sesuai kapabilitas dan kemampuan pada konteks lingkungan keluarga miskin
anak (Muhtadi, 2008). yang sulit mengakses pendidikan formal.
Menurut Muhtadi (2008) model Ketiga Homeschooling tumbuh pada kondisi
pendidikan Homeschooling dibagi sebagai keluarga dengan intensitas kesibukan yang
berikut: (1) fokus pada karakter dan cukup tinggi atau dalam kondisi fisik anak
pengembangan potensi serta bakat; (2) yang kurang baik (Muhtadi, 2008).
belajar secara mandiri baik individu maupun Beberapa penelitian sebelumnya
di kelompok; (3) orang tua berperan sebagai terkait pendidikan Homeschooling
guru, motivator, fasilitator dan teman ; (4) diantaranya dilakukan oleh Dyah (2014)

2
yang melakukan penelitian pengaruh metode masih dalam rata-rata di bawah enam puluh
Homeschooling terhadap minat belajar anak lima persen (65%).
di Kecamatan Jaten. Hasil penelitiannnya Mayasari (2015) menjelaskan dalam
menunjukkan penyelenggaraan jalur penelitian bahwa penyelenggaraan
pendidikan Homeschooling dapat manajemen pembelajaran Homeschooling di
mengarahkan anak untuk lebih mendalami Sekolah Dolan Malang, metode penelitian
bidang yang menjadi minat dan bakatnya yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif
serta mengembalikan fungsi orang tua dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik
sebagai pendidik anak-anak. pengumpulan data menggunakan
Penelitian lain dilakukan oleh wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Sulandari (2015) dengan tujuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menganalisis kinerja guru lembaga manajemen pembelajaran Homeschooling di
pendidikan non formal Homeschooling di Sekolah Dolan Malang, meliputi: (1)
Semarang. Hasil penelitiannya menunjukkan perencanaan pembelajaran di Sekolah Dolan
kinerja guru yang belum maksimal sehingga yaitu kurikulum yang digunakan mengacu
dapat menghambat proses belajar mengajar, pada Kemendikbud; (2) pelaksanaan
kompetensi masih minim, pembelajaran pembelajaran di Sekolah Dolan yaitu siswa
masih kontekstual, guru cenderung pasif, di Sekolah Dolan diberi kesempatan untuk
interaksi pembelajaran dalam meningkatkan bereksplorasi secara langsung berkaitan
hubungan siswa dan guru masih minim. dengan sesuatu yang mereka pelajari; (3)
Penelitian berikutnya yakni Siagian evaluasi hasil pembelajaran siswa
dan Maya (2015) mengetahui seberapa Homeschooling di Sekolah Dolan untuk
besar minat belajar anak dan bagaimana kelulusan ditentukan dari nilai ujian
karakter anak dalam model pendidikan home kesetaraan; dan (4) hambatan dalam
schooling. Penelitian ini adalah penelitian pelaksanaan pembelajaran Homeschooling
survei yang dilakukan pada anak-anak yang di Sekolah Dolan Malang yaitu konsistensi
melaksanakan pendidikan nonformal. anak dan orang tua dalam mengikuti
Subjek penelitian ini adalah anak-anak yang program pembelajaran yang telah disepakati
mengikuti model pendidikan Ali Muhtadi (2011) menjelaskan
Homeschooling yang tersebar di bahwa inovasi pendidikan harus terus
Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, ditingkatkan, mengingat masih banyak
Tanggerang, dan Bekasi) sejumlah 45 orang. persoalan pendidikan yang belum tertangani
Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan baik oleh metode konvensional,
menggunakan teknik wawancara dan khususnya dalam mengakomodir
kuesioner. Analisis data dilakukan dengan keberagaman yang dimiliki oleh peserta
teknik analisis induktif. Berdasarkan hasil didik dari segi karakter, kecerdasan, latar
penelitian ini dapat diketahui secara belakang, perkembangan fisik, mental,
deskriptif bahwa mayoritas anak memiliki minat, bakat, gaya belajar dan sebagainya.
karakter yang tidak terlalu tinggi atau rendah Keberadaan model pendidikan home
dengan persentase hasil indikator instrumen schooling harus disikapi sebagai sebuah
masih dalam tata-rata di bawah tujuh puluh bentuk alternatif model pendidikan dan
persen (70%). Secara deskriptif mayoritas bangkitnya kesadaran para orang tua akan
anak memiliki minat belajar yang tidak tanggung jawabnya terhadap pendidikan
terlalu tinggi atau minat belajar rendah anak-anak mereka.
dengan persentase hasil indikator instrumen

3
Berdasarkan uraian mengenai dan bakat siswa tersebut (Wicaksono et al.,
Homeschooling di atas, memberikan 2016:419).
motivasi kepada peneliti untuk melakukan 1.4.1.1 Tata Tertib
penelitian pada Homeschooling. Tata tertib merupakan semua cara
1.2 Rumusan Masalah hidup (way of life) yang telah dikembangkan
Berdasarkan latar belakang yang oleh anggota-anggota dalam suatu
telah diuraian di atas, maka rumusan masyarakat. Tata tertib-tata tertib yang
masalah yang diajukan dalam penelitian ini dianut oleh suatu masyarakat terdiri dari
adalah: cara berfikir, cara bertindak, dan cara
1. Apa yang menjadi alasan orang tua siswa merasa yang dimanifestasikan, misalnya
memilih program Homeschooling? dalam agama, hukum, bahasa, seni, dan
2. Apa yang menjadi alasan orang tua siswa kebiasaan-kebiasaan, serta dalam tata tertib
memilih program belajar jarak jauh? materi seperti papan, sandang, dan peralatan
3. Bagaimana gaya belajar siswa (Kneller, 1989:5).
Homeschooling dengan program belajar 1.4.1.2 Gaya Belajar
jarak jauh? Gaya belajar merupakan metode atau
1.3 Tujuan Penelitian cara terbaik seseorang atau individu untuk
Berdasarkan rumusan masalah yang dapat mencerna sebuah informasi
telah diuraikan di atas, maka tujuan dari (Poedjiadi, 2007). Riani (2014) menjelaskan
penelitian ini adalah sebagai berikut: bahwa gaya belajar menunjukkan pola
1. Mengetahui alasan orang tua siswa perilaku dalam menyimpan, menerima
memilih Homeschooling dan program informasi dan mengembangkan ketrampilan.
belajar jarak jauh. Gaya belajar menjelaskan secara konsisten
2. Mengetahui alasan orang tua siswa yang dilakukan oleh pelajar atau seseorang
memilih program belajar jarak jauh. ketika menerima informasi atau stimulus,
3. Mengetahui gaya belajar siswa yang meliputi cara mengingat, cara berpikir
Homeschooling program belajar jarak dan memecahkan masalah (Sari, 2013).
jauh. 1.4.1.3 Teori Belajar Jarak Jauh
1.4 Kerangka Pemikiran Belajar jarak jauh atau pembelajaran
1.4.1 Teori Pembelajaran jarak jauh merupakan bidang pendidikan
Pengajar bertugas untuk membentuk yang yang fokus teknologi yang bertujuan
siswa memahami sesuatu dari sudut untuk memberikan pendidikan kepada para
pandang (aspek kognitif), (aspek afektif) siswa yang tidak terikat ruang, waktu dan
serta (aspek psikomotor) (Wicaksono et al., personal dan menyediakan akses untuk
2016:419). Pengajaran fokus pada guru belajar dengan mudah sesuai kemampuan
sebagai pemberi materi sedangkan serta kapabilitas masing-masing siswa tanpa
pembelajaran berkaitan secara keseluruhan ada unsur pemaksaan dengan standart
antara guru dan siswa dalam proses belajar. tertentu (Reva, 2014).
Pembelajaran memiliki peranan penting 1.5 Metode Penelitian
dalam proses pelaksanaan pengajaran. 1.5.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian
Proses menjelaskan bagaimana pengajar Penelitian ini menggunakan
menerapkan berbagai metode pembelajaran pendekatan kualitatif. Sementara itu, tipe
dan melakukan kegiatan mengajar pada atau jenis penelitian yang digunakan dalam
peserta didik belajar dengan menyesuaikan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
pada kapabilitas, kemampuan serta minat

4
1.5.2 Proses dan Teknik Pengumpulan adalah tidak puas dengan model sekolah
Data umum dan ingin memberikan pendidikan
Pengumpula data dilakukan dengan yang berkualitas kepada anak. Selain itu,
observasi partisipasi, wawancara dan alasan orangtua memilih homeschooling
dokumentasi. adalah ada kebutuhan khusus pada anak
1.5.3 Teknik Penentuan Informan seperti autis, anak fokus dan bakat pada
Teknik pengambilan informan untuk anak.
responden dalam penelitian ini yakni Beberapa orangtua menunjukkan
menggunakan Snowball Sampling dimana bahwa alasan pihaknya memilih pendidikan
teknik penentuan sampel dengan awal homeschooling adalah adanya
jumlah kecil kemudian menjadi besar. ketidaksetujuan terhadap sostem pendidikan
Informan penelitian terdiri dari: nasional di sekolah-sekolah publik. Terkait
1. Salah satu staff yang sudah lama demikian, banyak orangtua yang memilih
bekerja di Homeschooling pendidikan homeschooling karena dapat
2. Dua orang guru yang sudah lama mengakomodasi partisipasinya dalam
bekerja di Homeschooling mendidik anak (Gani & Yuswohady,
3. Tiga orang tua yang memilih 2015:249). Homeschooling dianggap lebih
Homeschooling dan program Belajar terstruktur dan lebih lengkap untuk
jarak jauh untuk putra-putrinya pendidikan akademik, pembangunan akhlak
4. Lima orang siswa yang sudah lama mulia dan pencapaian hasil elajar. Hal
mengikuti program Homeschooling dan tersebut dianggap menjadi alasan bagi para
memilih program belajar jarak jauh orang tua untuk memilih homeschooling
1.5.4 Teknik Analisis Data bagi anaknya (Mulyadi, 2007:38). Pada sisi
Teknis analisis data dalam penelitian lain, terdapat beberapa penyebab dan alasan
ini menggunakan model analisis deskriptif orangtua memilih homeschooling bagi
kualitatif (Miles dan Huberman dalam anaknya, yaitu (Hanaco, 2013:41):
Sugiyono, 2013:431), yaitu meliputi: reduksi 1. Sekolah terlalu mahal
data, penyajian data dan penarikan 2. Sekolah dan guru dianggap tidak
kesimpulan atau verifikasi. berkualitas
3. Pekerjaan rumah terlalu banyak
II. GAMBARAN UMUM OBJEK 2.2 Alasan Memilih Belajar Jarak Jauh
PENELITIAN Belajar jarak jauh merupakan proses
2.1 Alasan Memilih Homeschooling belajar mengajar yang dilakukan secara
Beberapa kondisi yang menjadi jarak jauh melalui penggunaan berbagai
alasan bagi orangtua untuk memilih media komunikasi. Keberhasilan dari
homeschooling adalah alasan lingkungan konsep belajar jarak jauh ditunjang oleh
sosial seperti rasa aman, narkoba, bullying proses pengelolaan atau mendayagunakan
dan terdapat tekanan dari teman sebaya; segala sumber daya pendidikan. Belajar
ingin mendidik anak sesuai agama jarak jauh dilaksanakan secara mandiri oleh
kepercayaan yang dianut; alasan kesehatan siswa maupun guru tambahan pada mata
fisik atau mental anaknya; alasan kebutuhan pelajaran tertentu (Ni’mah, 2016).
khusus anak; alasan ingn bersikap fleksibel Beberapa alasan yang menjadikan
dalam pemberian pendidikan bagi anak para orangtua memilih konsep belajar jarak
(Novita, 2007:191). Secara umum, alasan jauh pada anaknya adalah keberadaan
utama orang tua memilih homeschooling orangtua yang selalu berpindah lokasi kerja

5
sehingga tidak memungkinkan bagi anaknya 5. Sistem pembelajaran dilakukan dengan
untuk belajar di sekolah formal, adanya cara terstruktur, teratur dan dalam kurun
keterbatasan waktu dan lokasi, adanya waktu tertentu.
kemudahan pada konsep belajar jarak jauh 6. Peran guru lebih bersifat sebagai
yang dapat diatur terkait dengan waktu dan fasilitator dan siswa sebagai peserta
lokasi serta guru, suasana belajar lebih aktif dalam kegiatan belajar. Para guru
intens sehingga menjadikan anak lebih fokus dituntut untuk menciptakan teknik
dalam kegiatan belajar. belajar yang baik, menyajikan bahan
2.3 Macam-macam gaya belajar jarak ajar yang menarik, sedangkan siswa
jauh di Homsechooling Surabaya dituntut untuk aktif berpartisipasi dalam
Terdapat beberapa macam gaya proses belajar.
belajar jarak jauh di homeschooling, antara
lain (Supradono, 2009): III. PROGRAM HOMESCHOOLING
1. Sistem belajar dilakukan dengan 3.1 Program Kelompok
memisahkan guru dan siswa Kelompok merupakan proses
2. Dilakukan dengan media pendidikan pembelajran dimana peserta dikumpulkan di
untuk menyatukan guru dan siswa. sebuah kelas untuk belajar serta
Karena siswa dan guru terpisah, maka bersosialisasi dengan teman-temannya.
proses pembelajaran lebih cenderung Maksud dari berkumpul yaitu seperti masuk
menggunakan media e-learning seperti sekolah biasa namun untukjadwal belajar
media cetak, audio, video dan peserta dalam kelompok ditentukan oleh
komputer. Siswa juga akan memperoleh Homeschooling Kota Surabaya antara lain
paket modul yang berisi tentang materi senin, rabu untuk materi pelajaran akademik
pelajaran. Materi dalam modul tersebut jenjang Paket A atau Setara SD, sedangkan
sesuai dengan pelajaran yang diperoleh Selasa, kami untuk materi pembelajaran
siswa di pendidikan konvensional. akademik jenjang Paket B atau Setara SMP
3. Melakukan pembelajaran yang bersifat yang dilaksanakan pagi hari, kemudian di
mandiri. Dengan adanya belajar jarak siang hari untuk materi pembelajaran
jauh, siswa dapat dengan leluasa akademik jenjang Paket C atau setara SMA.
menyusun jadwalnya sendiri. Selain itu, Metode pembelajaran yang
urutan mata pelajaran, dapat ditentukan digunakan adalah:
sendiri oleh siswa. Adanya belajar jarak 1. Student Centered Learning (SCL)
jauh membuat siswa dapat menentukan 2. Contextual Teaching Learning (CTL)
sendiri waktu belajar. 3.2 Program Belajar Jarak Jauh
4. Terjadi komunikasi dua arah baik yang Program Belajar jarak jauh
disampaikan secara langsung atau tidak merupakan program belajar dengan metode
secara langsung. Komunikasi dengan belajar mandiri dimana peserta didik akan
tatap buka pada belajar jarak jauh sama didukung kurikulum dan bahan ajar (modul
seperti pembelajaran konvensional. belajar). Untuk pendampingan belajar
Sedangkan komunikasi tanpa tatap mula dilakukan oleh keluarga atau guru dalam
dilakukan dengan memanfaatkan media, intensitas tiap kali datang atau guru bimbel
email, telepon dan media pendukung atau masyarakat karena pendampingan
lainnya. belajar dapat dilakukan oleh banyak pihak
dengan tempat dan waktu yang fleksibel.
Selain itu, bagi peserta didik program

6
Belajar jarak jauh dapat mengikuti kegiatan disediakan oleh Homeschooling Kota
di luar ruang untuk belajar bersama sambil Surabaya.
bersosialisasi. Perbedaan program kelompok dan
Belajar jarak jauh merupakan proses Belajar jarak jauh yakni guru kelompok ada
pembelajaran yang pelaksanaanya di rumah ikatan waktu dimana sudah ada ditentukan
dengan modul dan orang tua yang berperan hari dan jam mengajar, dan untuk guru
besar sebagai pendidiknya. Jadwal belajar kelompok harus berada di kampus
dalam belajar jarak jauh disusun sesuai Homeschooling KotaSurabaya.
kesepakatan antara siswa dan orang tua. Jika 3.3 Alasan Memilih Homeschooling di
diperlukan orang tua dapat menambah guru Surabaya
dari Homeschooling Kota Surabaya atau Berdasarkan hasil wawancara dari
pihak lain. Keberhasilan program belajar beberapa informan diketahui bahwa alasan
Belajar jarak jauh adalah ketika terdapat pemilihan Homeschooling di Surabaya dan
kerjasama antara tiga pihak yaitu Program Belajar jarak jauh disebabkan oleh
Homeschooling Kota Surabaya sebagai faktor kualitas guru yang mengajar di
penyelenggara, orangtua sebagai pengajar Homeschooling. Diketahui bahwa proses
atau pengawas dan anak sebagai subjek perekrutan guru dikatakan cukup panjang
belajar. Pembelajaran dilakukan di rumah dan detail disesuaikan dengan background
atau tempat lain yang memnuhi rasa nyaman pendidikan, pengalaman serta proses seleksi
anak untuk belajar. Homeschooling Kota yang cukup ketat sehingga didapatkan guru
Surabaya sebagai penyelenggara pendidikan yang berkualitas.
akan mensupport kurikulum dan modul 3.4 Alasan Memilih Program Belajar
belajar yang akan digunakan keluarga untuk Jarak Jauh
mengajar anaknya. Selain faktor kualitas guru dan brand
1. Selain belajar di rumah, peserta didik image Homeschooling Surabaya ada faktor
dapat mengikuti kegiatan dari dalam yang menjadi pertimbangan
Homeschooling Kota Surabaya. pemilihan konsep Homeschooling
2. Sebagai bentuk peningkatan hasil khususnya program Belajar jarak jauh yakni
belajar peserta didik, maka perlu adanya pengalaman pribadi baik dari pihak orang
bentuk latihan belajar. Latihan belajar tua maupun siswa sendiri dalam memandang
dilakukan melalui Lembar Kerja yang sebuah sekolah formal.
terdapat di dalam Modul Belajar dan Keberadaan orang tua yang selalu
lembar soal sebagai bentuk latihan berpindah-pindah lokasi kerja sehingga tidak
kemandirian peserta didik dalam memungkinkan anak untuk belajar di
mencari informasi terkait materi. sekolah formal. Keterbatasan waktu, lokasi
3. Homeschooling Kota Surabaya sebagai serta kemudahan untuk belajar langsung di
penyelenggara pendidikan memiliki rumah menjadi salah satu pertimbangan
sistem penilaian yang telah diatur dan orang tua dan siswa untuk memilih.
sejalan dengan KEMENDIKBUD, yaitu Kemudian faktor lain yakni
penilaian dari pendidik, satuan kemudahan yang ditawarkan oleh sistem
pendidikan, dan pemerintah. Dalam hal Homeschooling khususnya program belajar
ini, sebagai bentuk evaluasi belajar jarak jauh yang dapat diatur waktu, lokasi
peserta didik Belajar jarak jauh dalam serta guru yang tersedia sesuai kesepakatan
kota diwajibkan mengikuti UTS dengan pihak sekolah Homeschooling.
maupun UAS di tempat yang telah Suasana yang lebih fokus dan intens antara

7
pihak murid dan guru menjadi salah satu maupun ketertarikan sistem belajar maupun
alasan penting mengapa murid dan orang gaya belajar lain yang berbeda.
kerap memilih Homeschooling dengan
program belajar jarak jauh. IV. PROSES BELAJAR SISWA
Intensitas yang lebih dekat antara HOMESCHOOLING DENGAN
murid dan siswa didasari oleh faktor PROGRAM BELAJAR JARAK
pengalaman buruk siswa dan orang tua JAUH
terhadap sistem pendidikan formal yang 4.1 Penyampaian Gaya Belajar Siswa
dianggap kurang mampu membantu Homeschooling Kota Surabaya
mengembangkan bakat serta minat siswa. Program Belajar Jarak jauh
Berbagai sistem yang dinilai guruu Penyampaian model Homeschooling
pada pendidikan formal menyulitkan siswa khususnya pada program belajar jarak jauh
dan orang tua yang memiliki pandangan, dimana pembelajaran jarak jauh ini fokus
persepsi serta pola pikir yang berbeda pada penggunaan teknologi dengan sistem
mengenai pendidikan serta pengembangan instruksional dengan memberikan
bakat dan minat siswa. pendidikan pad apara siswa tidak secara
Adanya kesamaan antara pendidikan fisik pada ruang kelas. Keberadaan kedua
formal dan pendidikan informal terkait belah pihak yakni guru dan siswa tidak
peluang untuk melanjutkan ke jenjang dibatasi oleh ruang gerak, lokasi dan waktu.
perguruan tinggi membuat banyak orang tua Proses pembelajaran jarak jauh ini dilakukan
menilai bahwa Homeschooling khususnya dengan mengirimkan berbagai modul
program belajar jarak jauh justru (Reva, 2014).
memudahkan siswa agar lebih fokus dan Penyampaian model pembelajaran
konsentrasi dalam belajar jika dibandingkan yang berbeda-beda dengan berbagai media
belajar sekolah formal dengan banyak siswa ini diharapkan dapat membantu siswa dalam
sehingga fokus cenderung terpecah. Pola memahami berbagai pelajaran dapat dengan
kebiasaan siswa yang berbeda juga menjadi mudah diterima. Penyesuaian keadaan,
salah satu alasan pemilihan sistem program situasi dan kondisi yang ada serta hal yang
belajar jarak jauh. menjadikan anak tertarik terhadap sebuah
Berbagai alasan pemilihan pelajaran merupakan hal penting yang harus
Homeschooling dengan program belajar diketahui dan digali oleh guru terhadap anak
jarak jauh pada umumnya disebabkan oleh didiknya. Penerapan pembelajaran secara
faktor dalam maupun faktor luar. Faktor dari aplikasi dinilai sangat memberikan manfaat
luar antara lain sistem sekolah formal yang bagi anak-anak yang menyukai program
dinilai guruu serta kurang mendukung belajar jarak jauh. Siswa tidak dituntut untuk
pengembangan minta dan bakat siswa meraih standar tertentu sehingga siswa dapat
terlebih untuk homeshooling dengan sistem dengan bangga menjadi diri sendiri. Ketika
kelompok dianggap kurang dapat membantu siswa cenderung merasa bosan maka akan
konsentrasi siswa dan kesibukan pekerjaan dialihkan pada bidang yang menjadi minat
orang tua yang sering berpindah tempat dan bakatnya sehingga ketika suasana
tinggal dan tempat kerja. Faktor dari dalam menjadi kembali nyaman maka proses
seperti kebiasaan siswa yang tidak bisa belajar justru belajar dengan lancar.
bangun pagi dengan teratur serta Metode penyampaian yang
pengalaman buruk saat sekolah formal menyenangkan, jelas dan mudah dipahami
sesuai dengan minat serta bakat anak maka

8
akan memudahkan anak untuk memahami sistem belajar tersebut sehingga siswa
apa yang diajarkan terlebih lagi jika mampu dengan cepat menyerap hasil
kemampuan guru juga sangat mumpuni dan pembelajaran bahkan dapat meningkatkan
mampu menjadi mediator sekaligus kecerdasan siswa ketika guru mampu turut
fasilitator yang baik dalam berdiskusi. Guru memdampingi pengembangan bakat serta
berfungsi tidak hanya sebagai pendidik minta siswa tersebut dalam tiap proses
namun juga sebagai fasilitator untuk pembelajaran yang dilakukan.
menerapkan serta memeudahkan berbagai Pembelajaran yang diterapkan pada
metode cara penyampaian dilakukan. Guru Homeschooling dengan porgram belajar
harus mampu memancing repson siswa agar jarak jauh ini berlaku juga pada
memberikan hasil analisis terhadap proses pengembangan diri dan minat selain pada
pembelajaran yang dilakukan sebagai bukti orientasi akademik semata. Salah satu hal
bahwa proses pembelajaran atau transfer yang diajarkan pada pembelajaran ini yakni
ilmu tersebut tersampaikan dengan baik mengenai tata tertib dimana dalam hal ini
pada siswa dengan pemahaman serta menyangkut dengan cara berfikir, cara
diharapkan dapat diaplikasikan atau bertindak, serta kebiasaan-kebiasaan lain
diterapkan dengan tepat. yang berdampak pada pembentukan
Metode pembelajaran dapat karakter.
dilakukan dengan dua arah maupun satu Pembentukan karakter siswa dalam
arah. Dimana pembelajaran dua arah yakni proses pembelajaran memiliki peran penting
kedua pihak dari guru dan siswa saling sebab pendidikan merupakan salah satu
berdiskusi tanya jawab mengenai materi faktor ang dapat mempengaruhi
yang diajarkan. Namun beberapa siswa pembentukan generasi kedepannya. Sistem
memiliki metode masing-masing. Siswa ada inilah yang dikembangkan dalam
yang senang dijelaskan terlebih dahulu oleh pembelajaran homsechooling khususnya
guru kemudian mencatat hal yang dijelaskan melalui program belajar jarak jauh untuk
dan dilanjutkan sesi tanya jawab. Siswa membantu para siswa yang kesulitan atau
dengan model pembelajaran ini cenderung memiliki keterbatasan ruang dan waktu
menyukai pembelajaran gaya audiotori mencapai tujuan dari pendidikan yang
dimana proses mendengarkan secara diterapkan di Indonesia guna membentuk
langsung dari pihak guru membuat siswa generasi yang unggul tidak hanya dari sisi
lebih cepat dalam memahami materi. Hal konsep akademik, pengembangan bakat
lain yang mendukung proses pembelajaran serta minta yang disalurkan secara maksimal
ini terlebih dengan menggunakan media namun lebih dari itu mampu membentuk
audio yang mudah didapatkan. generasi yang memiliki integritas baik,
Namun sebaliknya siswa dengan berperilaku yang positif serta menerapkan
metode pembelajaran tertentu cenderung nilai-nilai pendidikan yang baik dan benar.
lebih menyukai proses belajar mandiri Kendala yang dialami dalam proses
dimana guru hanya sebagai fasilitator untuk pembelajaran Homeschooling metode
menjelaskan berbagai hal yang tidak belajar jarak jauh ini terkait dengan
dimengerti oleh pihak siswa. Metode penentuan jarak dan waktu dimana
penyampaian pembelajaran para siswa penyamaan persepsi antara keinginan orang
disesuaikan dengan gaya belajar para siswa tua, siswa serta kapabilitas guru yang
yang berbeda-beda. Guru diharapkan terkadang tidak sesuai.
mampu memahami serta mengikuti alur

9
4.1.1 Gaya Belajar Visual 4.1.2 Gaya Belajar Auditori
Sesuai dengan penjelasan di atas Gaya belajar ini fokus pada
diketahui bahwa gaya belajar visual kemampuan pendengaran siswa. Individu ini
cenderung disukai dan diterapkan pada kurang menyukai catatan sehingga
siswa yang memiliki ketertarikan pada mengandalkan kemampuan daya tangkap
gambar dengan karakteristik sebagai berikut melalui audio bahkan ucapan guru maupun
dimana kebutuhan untuk melihat sesuatu kawan sekolah dapat dijadikan sarana
secara visual untuk mengetahui dan pembelajaran bagi siswa tersebut. Individu
memahami lebih besar dibandingkan dengan dengan karakter ini dinilai sulit menyerap
cara lain, siswa cenderung memiliki pelajaran atau menerima informasi yang
kepekaan yang kuat terhadap warna, siswa diberikan dalam bentuk bacaaan maupun
memiliki pemahaman yang baik mengenai tulisan (Sari, 2013). Hasrul (2009)
hal-hal yang berkaitan dengan artistik (Sari, menjelaskan bahwa siswa yang cenderung
2013). Menurut Hasrul (2009) terdapat ciri menyukai gaya belajar audiotori memiliki
lain yang menggambarkan karakteristik ciri dan karakteristik yakni berbicara pada
siswa dengan metode pembelajaran visual diri sendiri ketika sedang belajar atau
antara lain berbicara dengan cepat, cepat menyerap informasi, sulit berkonsentrasi
mengingat, tetap fokus meskipunada ketika ada keributan, lebih memilih untuk
keributan dan lebih suka membaca daripada membaca keras serta mendengarkan,
dibacakan. mengalami kesulitan untuk menulis dan
Selain itu sikap siswa pada gaya justru tertarik pada kegiatan bercerita,
belajar visual cenderung membaca dengan tertarik untuk bercerita, diskusi dengan
suara yang pelan sebab konsep materi lebih mengemuguruan pendapat panjang lebar
mudah diterima. Sikap yang ditunjukkin serta kepandaian untuk mengeja dinilai lebih
siswa dengan gaya belajar visual lebih baik dibandingkan menulis.
mudah untuk konsentrasi, tenang dan duduk Siswa dengan gaya pembelajaran ini
untuk fokus menerima pelajaran yang kerap menyukai suasana yang tenang dan
diberikan. Siswa dengan gaya belajar visual hening serta jauh dari kebisingan sebab
lebih tenang dalam belajar, mudah fokus siswa dengan tipe gaya belajar ini sangat
serta minim terganggu konsentrasinya sebab mudah teralihkan perhatian. Ciri lain yakni
peran gambar, warna serta garis yang ada kebiasaan mengeja yang cukup keras bagi
pada modul pembelajaran dinilai mampu siswa dengan gaya belajar audiotori. Siswa
dengan mudah menarik perhatian dan fokus ini cenderung senang untuk selalu berdiskusi
pada indra penglihatan. guna mengembangkan pengetahuan yang
Proses pembelajaran dengan ada atau untuk menajamkan pemahaman
membaca yang cenderung tenang, mudah mengenai materi yang disampaikan.
tertarik untuk melihat berbagai gambar Selanjutnya siswa dengan gaya
dengan daya tangkap serta daya ingat yang belajar ini cendeung tidak menyukai
cukup baik ketika melihat sesuatu sehingga kegiatan mencatat sebab dianggap
memudahkan siswa dengan gaya belajar ini membosankan. Siswa ini lebih konsentrasi
khususnya pada sekolah himeschooling dan fokus dengan penjelasan guru kemudian
dengan program belajar jarak jauh dapat dipahami serta dicerna dengan baik namun
berjalan dengan baik. untuk mendapatkan fokus siswa dengan
gaya belajar ini dianggap cukup sulit sebab
mudah sekali terpengaruh oleh lingkungan

10
sekitar dan ketika ada hal yang tidak sambil bergerak justru materi yang diberikan
dimengerti maka akan langsung ditanyakan dapat dengan cepat ditangkap serta dipahami
melalui kegiatan diskusi. bahkan dihafal.
Siswa dengan gaya belajar auditor Siswa dengan gaya pembelajaran
cenderung tergantung pada penjelasan yang kinestetik cenderung mudah menerima
diberikan oleh guru sehingga guru harus materi melalui praktik sehingga ada
mampu memberikan penjelasan yang baik kesempatan untuk mengeksplor diri.
dan mampu mengalihkan perhatian siswa Kegiatan yang bersifat praktik ini kemudian
agar bisa menyerap pelajaran dengan baik mampu melatih daya tangkap anak menjadi
serta benar. Daya tangkap yang cukup cepat lebih baik. Siswa dengan gaya belaajr
dengan respon yang baik melalui audio kinestetik kerap melakukan berbagai
menjadikan sistem pembelajaran dengan kegiatan praktek pembelajaran seara mandiri
gaya ini harus melibatkan berbagai hal yang yang ditujukan untuk melakukan berbagai
berkaitan dengan dukungan adanya audio percobaan.
yang baik. Suasana yang tenang dna Gaya belajar tipe kinestetik lebih
menyenangkan menjadi salah satu faktor cocok diterapkan pada siswa dengan sikap
cepatnya berbagai materi yang diberikan aktif yang cukup tinggi, tidak bisa diam
oleh guru tersebut dapat diserap dengan dimana hal ini disebabkan rasa ingin tahu
cepat. yang dimiliki siswa tersebut sangat tinggi.
4.1.3 Gaya Belajar Kinestetik 4.2 Hubungan Interaksi Guru dan Siswa
Menurut Sari (2013) memberikan Dalam Proses Pembelajaran Program
penjelasan bahwa siswa dengan gaya Belajar Jarak jauh
belajar kinestetik cenderung memiliki Peran guru dalam proses
karakteristik yang menggunakan alat dalam pembelajaran Homeschooling dengan
hal ini yakni tangan sebagai media penerima program belajar jarak jauh memberikan
informasi dalam mengingat maupun pengajaran yang maksimal. Guru memiliki
menyerap informasi yang diterima. Hasrul peran sebagai pengganti guru formal di
(2009) mengungkapkan bahwa ciri-ciri sekolah. Tiap guru memiliki keahlian di
individu dengan gaya belajar seperti ini bidang masing-masing dengan berbagai
seperti berbicara dengan perlahan, belajar pengalaman mengajar yang dimiliki baik di
melalui manipulasi dan praktik, menghafal sekolah formal maupun informal sehingga
dengan cara, tidak tahan duduk diam dalam ketrampilan dalam emngajar dianggap
jangka waktu lama serta menyukai cukup mumpuni untuk menghadapi berbagai
permainan yang menyibukkan. siswa di Homeschooling tersebut.
Siswa dengan gaya belajar kinestetik Proses seleksi yang cukup ketat
memiliki kebiasaan untuk selalu mengksplor dalam memilih guru menjadi salah satu
diri dan tidak bisa diam di tempat bahkan bentuk dedikasi pihak Homeschooling Kota
cenderung fokus pada berbagai hal ketika Surabaya untuk memberikan yang terbaik
proses pembelajaran berlangsung bahkan melalui guru yang berkualitas yang memiliki
pada saat momen fokus pemikiran terpecah semangat tinggi dalam mengajar serta
tersebut materi yang disampaikan oleh guru memiliki soft skill serta pribadi yang baik
dapat diterima dengan baik. Salah satu orang dalam mengajar.
tua siswa yang menjelaskan bahwa gaya Teknik mengajar yang diterapkan
belajar anaknya yang cocok adalah para guru terkadang tidak sesuai dengan
kinestetik sebab dengan melalui belajar keinginan siswa dan orang tua sehingga

11
dinilai kurang maksimal dalam mengajar.
Hal ini dinilai sebagai salah satu perbaikan V. PENUTUP
dan evaluasi dari pihak guru selama proses 5.1 Simpulan
pembelajaran Homeschooling program Berikut beberapa kesimpulan dalam
belajar jarak jauh berlangsung. Evaluasi penelitian ini:
tersebut dinilai disebabkan oleh situasi siswa 1. Alasan orang tua memilih
yang tidak sesuai dengan kapabilitas guru Homeschooling Kota Surabaya karena
dimana terkadang ada siswa dengan konsep pembelajaran yang
kebutuhan khusus sehingga dalam proses memudahkan dimana pandangan
pemilihan guru kerap diuji coba berulang- mengenai sistem belajar bahwa belajar
ulang dengan beberapa guru agar dapat dilakukan dimana saja, kapan saja
menemukan guru yang pas dan sesuai. tanpa terikat oleh peraturan yang terlalu
Diskusi antara orang tua, siswa dan pihak guru. Proses pembelajaran merupakan
Homeschooling menjadi salah satu solusi sebuah kondisi yang menyenangkan
untuk mengatasi permasalahan tersebut. sehingga siswa tidak merasa tertekan
Murid di Homeschooling Kota dalam menerima materi pelajaran
Surabaya dengan berbagai tingkatan baik khususnya pada mata pelajaran yang
SMP maupun SMA.Berdasarkan data kurang diminati. Konsep sekolah di
perkembangan siswa diketahui bahwa rumah yang dibuat senyaman mungkin
jumlahnya cenderung naik dan stabil dan hal ini diharapkan dapat membuat siswa
ini diimbangi dengan perekrutan jumlah dapat menemukan minat dan bakat
tenaga guru sehingga tidak ada kendala sehingga bisa mengembangkan
terkait jumlah tenaga guru. Evaluasi yang ketrampilan soft skill yang dimiliki.
terjadi atau yang dialami oleh para siswa Brand image pendidik menjadi salah
pada umumnya terletak pada proses satu daya tarik tersendiri. Kemudian
pemahaman siswa yang terkadang masih pengalaman buruk yang pernah dialami
minim. Hasil perbaikan dari evaluasi oleh oleh di sekolah formal sebagai faktor
para siswa yakni pengaruh kondisi dan penyebab pemilihan sekolah
lingkungan rumah yang dijadikan tempat Homeschooling sebagai solusi.
belajar. Pengaruh kebiasaan dan kegiatan 2. Alasan orang tua memilih program
yang berkaitan dengan kegemaran atau hobi belajar jarak jauh disebabkan program
siswa tersebut yang mengganggu kegiatan ini dinilai sebagai solusi bagi siswa
belajar siswa. dengan keterbatasan berbagai hal dan
Evaluasi dari hasil pembelajaran latar belakang sehingga menyulitkan
yakni adanya kemampuan siswa yang siswa untuk sekolah seperti sekolah
kurang menyukai mata pelajaran tertentu formal pada umumnya. Alasan para
sehigga diketahui sebagai salah satu bahan orang tua maupun siswa memilih
perbaikan bagi siwa ketika proses program belajar jarak jauh yakni
pembelajara berlangsung. Metode baru yang kemudahan waktu, tempat yang
menyenangkan perlu dikembangkan agar diberikan. Latar belakang pekerjaan
siswa yang kurang menyukai mata pelajaran orang tua yang berpindah-pindah tempat
perhitungan maupun mata pelajaran hafalan tinggal membuat program belajar jarak
menjadi lebih mudah menerima materi yang jauh menjadi solusi untuk memenuhi
diberikan. kebutuhan pendidikan anak. Berbagai
alasan pemilihan Homeschooling

12
dengan program belajar jarak jauh pada terpengaruh suara yang lain. Gaya
umumnya disebabkan oleh faktor dalam belajar berikutnya yakni kinestetik
maupun faktor luar. Faktor dari luar dimana siswa belajar jarak jauh dengan
antara lain sistem sekolah formal yang gaya belajar ini cenderung tidak bisa
dinilai guruu serta kurang mendukung diam, tenang selalu ungin
pengembangan minta dan bakat siswa mengaplikasikan atau mempraktekkan
terlebih untuk homeshooling dengan berbagai hal yang diketahui dan
sistem kelompok dianggap kurang dapat dipelajari. Gaya belajar ini pada
membantu konsentrasi siswa dan umumnya dilakukan oleh siswa yang
kesibukan pekerjaan orang tua yang memiliki rasa ingin tahu serta daya
sering berpindah tempat tinggal dan eksplorasi yang tinggi.
tempat kerja. 5.2 Saran
3. Penerapan gaya belajar di Proses pembelajaran Homeschooling
Homeschooling Kota Surabaya dimana dengan program belajar jarak jauh yang
sistem gaya belajar disesuaikan dengan diterapkan pada Homeschooling Kota
faktor dari dalam seperti kebiasaan Surabaya dapat lebih ditingkatkan lagi
siswa yang tidak bisa bangun pagi dengan memaksimalkan kemampuan guru
dengan teratur serta pengalaman buruk khususnya pada siswa berkebutuhan khusus
saat sekolah formal maupun dengan mengadakan pelatihan-pelatihan
ketertarikan sistem belajar maupun gaya (workshop). Pelatihan ini ditujukan agar
belajar lain yang berbeda. Ketertarikan pihak guru mampu lebih peka untuk
siswa terhadap proses pembelajaran mengenali karakter siswa program belajar
berpengaruh pada gaya belajar yang jarak jauh sehingga mampu menyesuaikan
dilakukan. Gaya belajar pada siswa dan menentukan gaya belajar didukung
pada umumnya dibagi menjadi tiga metode pembelajaran yang tepar sesuai
yakni gaya belajar visual, gaya belajar dengan karakter siswa sehingga mampu
audio dan gaya belajar kinestetik. meningkatkan kemampuan siswa khususnya
Masing-masing gaya belajar tersebut pada mapel yang kurang diminati.
dibentuk berdasarkan karakter masing-
masing anak. Gaya belajar yang ada DAFTAR PUSTAKA
pada siswa homeshooling Kota Astuti, E. S. (2010). Bahan Dasar Untuk
Surabaya khusus program belajar jarak Pelayanan Konseling Pada Satuan
jauh terdiri dari gaya belajar visual Pendidikan Menengah Jilid
dimana sangat mudah merespon I. Jakarta: PT Grasindo.
berbagai hal yang bersifat gambar Dyah W.H. (2014). Pengaruh Metode
sehingga mudah berkonsentrasi. Gaya Homeschooling Terhadap Minat
belajar berikutnya yakni audio dimana Belajar Anak Di Kecamatan Jaten
siswa senang mendengarkan Kabupaten Karanganyar. Jurnal
dibandingkan membaca namun sangat Ilmiah Go Infotech, Vol.20 No.1, juni
mudah terpecah fokusnya sebab indra 2014.
pendengar memiliki respon yang sangat Eriany, P., & Ningrum, A. J. (2013). Faktor-
cepat terhadap suara sehingga guru faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
harus menerapkan metode dimana Ibu Menyekolahkan anak Di
pemberian penjelasan dilakukan Homeschooling KotaSurabaya
semenarik mungkin agar siswa tidak

13
Semarang. Psikodimensia, Vol. 12, Sari, N. P. (2013). Pengaruh gaya belajar
No.1, 47-62. siswa terhadap prestasi belajar
Gunawan, A. W. (2011). Born to be a matematika siswa. EMPATHY Jurnal
Genius. Jakarta: PT Gramedia Fakultas Psikologi, 2(1).
Pustaka Utama. Semiawan, P. D. (2010). Metode Penelitian
Handoyo H.B. (2011). Membuat Anak Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan
Gemar & Pintar Matematika. Keunggulannya. Jakarta: Grafindo.
Jakarta: Transmedia Pustaka. Septiana, A. (2016). Hubungan Gaya Belajar
Hasrul. (2009). Pemahaman Tentang Gaya Dan Persepsi Siswa Tentang Metode
Belajar. Jurnal Medtek, volume 1 Mengajar Guru Terhadap Prestasi
nomor 2 Oktober 2009. Belajar Matematika Pada Siswa-
Hermawan et al.,. (2007). Ilmu Aplikasi dan Siswi Kelas XI SMA Negeri 1
Pendidikan : Teori Mengajar. Sangatta Utara Kutai Timur.
Jakarta: Imperial Bhakti Utama. Ejournal Psikologi, 2016, 4 (2): 165-
Johnston, R., & Hawke, G. (2016). Drivers 176. ISSN 2477-2674.
Of Learning Cultures Within Silalahi, Ulber. (2015). Metode Penelitian
Organisations: Findings From Case Sosial. Bandung: Refika Aditama
Studies. Artikel Ilmiah. Sugiarti, D. Y. (2009). Mengenal
Kneller, G. F. (1989). Anthropologi Homeschooling Sebagai Lembaga
Pendidikan: Suatu Pengantar. New Pendidikan Alternatif. Edukasi, Vol.
York, London, Sydney: Wiley & 1, No. 2, 13-22.
Sons, Inc. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Moleong, L. J. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Kualitatif dan R&D. Bandung:
Karya. Alfabeta.
Muhtadi, A. (2008). Pendidikan dan Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Pembelajaran (Home Schooling) Kualitatif dan R&D. Bandung:
(suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis). Alfabeta.
Majalah Ilmiah Pembeljaran No.1, Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis.
Vol.4, Mei 2008 Bandung: Alfabeta.
Poedjiadi, A. (2007). Ilmu dan Aplikasi Sulandari, Susi. (2015). Analisis Kinerja
Pendidikan Bagian III: Pendidikan Guru Pada Lembaga Pendidikan non
Disiplin Ilmu. Bandung: Imperial Formal Home Schooling di Kota
Bhakti Utama. Semarang (Studi pada Pusat
Reva, K. (2014). Aplikasi Bimbingan Kegiatan Belajar Masyarakat
Belajar jarak jauh (Belajar jarak Anugrah Bangsa Semarang). Jurnal
jauh) pelajaran matematika Berbasis Manajemen dan Kebijakan Publik.
WEB dengan Metode WBL. Pelita Vol. 1, No.1, Oktober 2015.
Informatika Budi Darma, Vol.VIII, Supardi. (2012). Arah Pendidikan DI
No.3, Desember 2014. Indonesia Dalam Tataran Kebijakan
Riani, E. (2014). Pengaruh Gaya Belajar Dan Implementasi. Jurnal Formatif,
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Vol. 2, No. 2.
Pada Mata Pelajaran Matematika Suratmi, & Ekaria. (2013). Komitmen Orang
Kelas VII SMP. EKUIVALEN- Tua Yang Memberikan
Pendidikan Matematika, 11(1). Homeschooling Pada Anak. Jurnal

14
Aplikasi Statistika & Komputasi
Statistik, Vol. 1, Tahun 5.
Wicaksono, et al., (2016). Teori
Pembelajran Bahasa (Suatu Catatan
Singkat). Yogyakarta: Garudhawaca.

15

Anda mungkin juga menyukai