Anda di halaman 1dari 11

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015

ANALISIS KESULITAN-KESULITAN BELAJAR IPS SISWA KELAS IV


DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD PILOTING
SE-KABUPATEN GIANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1
Gita Candra Nurani, 2I Gd. Meter, 3I Gst. Agung Oka Negara

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: 1gita.candra88@gmail.com, 2igedemeter@gmail.com,


3
igustiagungokanegara@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis dan mendeskripsikan kesulitan-
kesulitan belajar IPS siswa kelas IV dalam implementasi Kurikulum 2013 di SD
Piloting se-Kabupaten Gianyar, serta (2) menganalisis dan mendeskripsikan faktor-
faktor penyebab kesulitan-kesulitan belajar IPS siswa kelas IV dalam implementasi
Kurikulum 2013 di SD Piloting se-Kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2014/2015.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD Piloting Kurikulum
2013 se-kabupaten Gianyar, yaitu sebanyak 476 siswa. Untuk pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik Porposive Sampling, yaitu dipilih siswa-siswa yang
mengalami kesulitan belajar IPS. Dari teknik sampling tersebut diperoleh sampel
sebesar 86 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode studi
dokumen, tes, angket dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan metode analisis data deskriptif secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil
penelitian ini adalah (1) kesulitan belajar IPS siswa kelas IV dalam implementasi
Kurikulum 2013 di SD Piloting se-kabupaten Gianyar meliputi kesulitan pemahaman
konsep IPS sebesar 61,04% dari 86 siswa yang mengalami kesulitan belajar IPS dan
kesulitan dalam keterampilan intelektual sebesar 76,74% dari 86 siswa yang
mengalami kesulitan belajar IPS di sekolah piloting tersebut, (2) faktor-faktor yang
menjadi penyebab kesulitan-kesulitan belajar IPS siswa kelas IV dalam implementasi
kurikulum 2013 di SD Piloting Kurikulum 2013 se-Kabupaten Gianyar meliputi faktor
internal, yaitu minat dengan persentase 51,05%, motivasi dengan persentase 50,75%
dan bakat dengan persentase 49,38%. Sedangkan faktor eksternal yang memberi
pengaruh terhadap kesulitan belajar IPS siswa adalah proses pembelajaran dengan
persentase pengaruh 52,71% dan sarana/prasarana sekolah dengan persentase
61,77%.

Kata kunci: kesulitan belajar IPS, Kurikulum 2013, faktor penyebab kesulitan belajar

Abstract
This research aims to (1) analyze and describe the difficulties of learning IPS fourth
grade students in the implementation of Curriculum 2013 in SD Piloting at Gianyar,
and (2) analyze and describe the factors that cause learning difficulties IPS students
in the fourth grade implementation of Curriculum 2013 in SD Piloting Gianyar
throughout the school year 2014/2015. The population in this research were all fourth
grade students in elementary Piloting Curriculum 2013 at Gianyar, as many as 476
students. For sampling was done by using purposive sampling, which have been
students who have difficulty learning IPS. The sampling technique derived from a
sample of 86 people. Data collection method used is the method of study documents,
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015

tests, questionnaires and interviews. Data were analyzed using descriptive data
analysis method qualitatively and quantitatively. Results of this research were (1) the
difficulty of learning IPS fourth grade students in the implementation of Curriculum
2013 in SD Piloting at Gianyar include difficulty understanding the concept of IPS for
61.04% of the 86 students who have difficulty learning social studies and difficulties in
intellectual skills by 76.74% of the 86 students who have difficulty learning social
studies in the piloting school, (2) the factors that cause learning difficulties IPS fourth
grade students in the implementation of the curriculum in primary Piloting Curriculum
2013 Gianyar include internal factors, ie with a percentage of 51.05% interest, with a
percentage of 50.75% motivation and talent with the percentage of 49.38%. While
external factors influencing the students' learning difficulties IPS is a learning process
with a percentage of 52.71% and the effect of facilities / infrastructure of the school
with the percentage of 61.77%.

Keywords : learning difficulties IPS, the curriculum 2013, the factors that cause
learning difficulties

PENDAHULUAN proses belajar yang dialami oleh siswa


Pendidikan merupakan salah satu sebagai peserta didik. Belajar dapat
faktor yang mendukung kemajuan suatu diartikan sebagai suatu proses usaha
negara, karena pendidikan dapat yang dilakukan seseorang untuk
membantu meningkatkan sumber daya memperoleh suatu perubahan tingkah laku
manusia untuk pengembangan negara. yang baru secara keseluruhan, sebagai
Pendidikan merupakan bagian dari hasil pengalamannya sendiri dalam
kebudayaan dan peradaban manusia yang interaksi dengan lingkungannya (Slameto,
terus berkembang. Sehingga sepanjang 2010). Sejalan dengan hal tersebut,
ada kehidupan manusia di dunia ini, maka Aunurahman (2009) mendefinisikan
pendidikan tidak pernah selesai sampai belajar sebagai suatu aktivitas menuju
kapanpun. suatu perubahan tingkah laku pada diri
Menurut Kamus Besar Bahasa individu melalui proses interaksi dengan
Indonesia, pendidikan merupakan proses lingkungannya. Sehingga dapat
pengubahan sikap dan tata laku disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
seseorang atau kelompok orang dalam usaha yang dilakukan seseorang untuk
usaha mendewasakan manusia melalui memperoleh perubahan tingkah laku.
upaya pengajaran dan pelatihan. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Sedangkan Hamalik (2013: 3) merupakan salah satu mata pelajaran
berpendapat bahwa “pendidikan adalah yang diberikan di Sekolah Dasar. IPS
suatu proses dalam rangka mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
mempengaruhi peserta didik supaya konsep, dan generalisasi yang berkaitan
mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI
dengan lingkungannya, dan dengan mata pelajaran IPS memuat materi
demikian akan menimbulkan perubahan Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan
dalam dirinya”. Sehingga dapat Ekonomi. Menurut Susanto (2013: 138),
disimpulkan bahwa pendidikan merupakan “hakikat IPS di sekolah dasar adalah
sebuah usaha sadar untuk menyiapkan memberikan pengetahuan dasar dan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, keterampilan sebagai media pelatihan
pengajaran dan atau latihan, bagi bagi siswa sebagai warga negara sedini
peranannya di masa yang akan datang. mungkin”. Pengetahuan dasar yang
Pendidikan sangat erat kaitannya dimaksud adalah pemahaman terhadap
dengan kegiatan belajar. Dalam konsep-konsep yang berkaitan dengan
keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kehidupan masyarakat dan
kegiatan belajar merupakan kegiatan yang lingkungannya. Sedangkan keterampilan
paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil yang dimaksud adalah keterampilan
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan intelektual yaitu keterampilan berpikir
banyak bergantung kepada bagaimana kristis dan cepat tanggap dalam
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015

menghadapi permasalahan sosial di pembelajaran ini malah menimbulkan


masyarakat. Melalui mata pelajaran IPS, hambatan belajar bagi siswa. Masih
peserta didik diarahkan untuk dapat banyak siswa yang mengalami hambatan
menjadi warga negara Indonesia yang dalam belajar akibat perubahan
demokratis, dan bertanggung jawab, serta pendekatan pembelajaran ini. Kompetensi
warga dunia yang cinta damai. dari suatu mata pelajaran yang
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar seharusnya dikuasi oleh siswa tidak dapat
selama ini dibelajarkan sendiri, terpisah dikuasai sesuai dengan apa yang
dari mata pelajaran lain. Namun, dengan diharapkan.
diterapkannya kurikulum baru yaitu Hambatan-hambatan dalam kegiatan
Kurikulum 2013, pembelajaran IPS di belajar tersebut disebut dengan kesulitan
Sekolah Dasar dibelajarkan menggunakan belajar. Hal ini didukung oleh pendapat
pendekatan tematik-integratif, yaitu Mulyadi (2010: 6) yang menyatakan
dikaitkan dengan mata pelajaran lain dan bahwa “kesulitan belajar dapat diartikan
diintegrasikan ke dalam tema-tema sebagai suatu kondisi dalam suatu proses
pembelajaran. Fadlillah (2014) belajar yang ditandai adanya hambatan-
menyatakan bahwa yang dimaksud hambatan tertentu untuk mencapai hasil
dengan pendekatan tematik terintegrasi belajar”. Kesulitan belajar juga memiliki
adalah pembelajaran tersebut dibuat per pengertian yang hampir mirip dengan
tema dengan mengacu karakteristik masalah belajar. Aunurahman (2009)
peserta didik dan dilaksanakan secara menjelaskan secara sederhana masalah
terintegrasi antara tema satu dengan yang belajar dapat diartikan sebagai segala
lain maupun antara mata pelajaran satu sesuatu yang dapat menghambat
dengan pelajaran yang lain. Jadi setiap tercapainya tujuan belajar. Masalah
mata pelajaran diintegrasikan ke dalam belajar atau kesulitan-kesulitan belajar
tema-tema pembelajaran, termasuk mata akan timbul berkaitan dengan faktor-faktor
pelajaran IPS. Istilah mata pelajaran yang mempengaruhi belajar seseorang.
diganti menjadi muatan pembelajaran. IPS Pada umumnya, ada dua faktor penyebab
tidak lagi menjadi bidang studi yang berdiri kesulitan belajar, yaitu faktor internal dan
sendiri, tetapi dibelajarkan dengan faktor eksternal. Faktor internal
diintegrasikan ke dalam tema-tema. merupakan faktor-faktor yang berasal dari
Pendekatan pembelajaran tematik siswa itu sendiri, sedangkan faktor
integratif dipilih dengan beberapa alasan. eksternal merupakan faktor-faktor yang
Pertama, sesuai dengan berasal dari luar atau lingkungan. Faktor
perkembangannya, siswa sekolah dasar internal dapat dilihat dari aspek minat,
lebih mudah memahami pengetahuan motivasi dan bakat sedangkan faktor
faktual, sehingga melalui tema-tema eksternal dapat dilihat dari aspek proses
pembelajaran siswa diajak mengikuti pembelajaran dan sarana/prasarana
proses pembelajaran transdisipliner sekolah.
dimana kompetensi yang diajarkan Kabupaten Gianyar merupakan
dikaitkan dengan konteks peserta didik salah satu kabupaten di provinsi Bali. Di
dan lingkungannyanya. Kedua, melalui kabupaten Gianyar, terdapat 7 sekolah
pendekatan terpadu, pembelajaran dasar piloting Kurikulum 2013, diantaranya
multidisipliner-interdisipliner diwujudkan SD Negeri 1 Gianyar, SD Negeri 2
agar tumpang tindih antar materi mata Gianyar, SD Negeri 7 Gianyar, SD Negeri
pelajaran dapat dihindari demi tercapainya 1 Ubud, SD Negeri 2 Blahbatuh, SD
efisensi materi pembelajaran dan Negeri 2 Batubulan, dan SD Negeri 4
efektivitas penyerapannya oleh peserta Sebatu. Berdasarkan hasil observasi dan
didik. wawancara dengan Kepala Sekolah, Guru
Namun pada kenyataannya di serta beberapa siswa di SD yang menjadi
Sekolah Dasar, untuk mengubah pola pikir piloting kurikulum 2013 di kabupaten
siswa dari belajar secara terpisah menjadi Gianyar pada bulan Januari 2015,
belajar dengan cara terpadu tentu tidak hambatan-hambatan atau kesulitan-
mudah. Perubahan pendekatan kesulitan belajar dalam proses
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015

pembelajaran menggunakan kurikulum SD Negeri 2 Gianyar, SD Negeri 7


2013 memang kerap kali dialami oleh Gianyar, SD Negeri 2 Blahbatuh, SD
siswa di sekolah tersebut. Oleh karena Negeri 2 Batubulan, SD Negeri 1 Ubud
itu, dilakukan sebuah penilitian untuk dan SD Negeri 4 Sebatu.
menganalisis kesulitan-kesulitan belajar, Populasi pada penelitian ini adalah
khususnya kesulitan-kesulitan belajar IPS seluruh siswa kelas IV di SD Piloting
yang dialami oleh siswa dalam Kurikulum 2013 kabupaten Gianyar tahun
implementasi Kurikulum 2013, dengan pelajaran 2014/2015. Jumlah populasi
judul “Analisis Kesulitan-kesulitan Belajar keseluruhan adalah 476 siswa. Dalam
IPS Siswa Kelas IV dalam Implementasi pengambilan data dengan metode studi
Kurikulum 2013 di SD Piloting se- dokumen untuk memperoleh data siswa
Kabupaten Gianyar Tahun Pelajaran yang mengalami kesulitan belajar,
2014/2015”. digunakan sampel jenuh. Sampel jenuh
Tujuan dari penelitian ini adalah merupakan sampel yang diambil dari
untuk menganalisis dan mendeskripsikan seluruh populasi, jadi seluruh anggota
kesulitan-kesulitan belajar IPS siswa kelas populasi merupakan sampel. Kemudian
IV dalam implementasi Kurikulum 2013 di untuk memperoleh data tentang jenis
SD Piloting se-kabupaten Gianyar tahun kesulitan belajar yang dialami siswa dan
pelajaran 2014/2015, serta menganalisis faktor-faktor penyebabnya, sampel diambil
dan mendeskripsikan faktor-faktor dengan teknik purposive sampling.
penyebab kesulitan-kesulitan belajar IPS Menurut Sugiyono (2014), purposive
siswa kelas IV dalam implementasi sampling merupakan teknik penentuan
Kurikulum 2013 di SD Piloting se- sampel dengan pertimbangan tertentu.
Kabupaten Gianyar tahun pelajaran Jadi pemilihan sampel didasarkan atas
2014/2015. pertimbangan seperti keterwakilan dan
tujuan dari penelitian, subjek tersebut
dipilih karena mereka dapat memberi
METODE
informasi mengenai kesulitan-kesulitan
Jenis penelitian yang dilakukan
belajar IPS yang sedang dianalisis untuk
adalah penelitian deskriptif. Penelitian
mengetahui jenis kesulitan belajar IPS
deskriptif merupakan jenis penelitian yang
yang dihadapi dan faktor-faktor yang
bertujuan untuk mendeskripsikan atau
menyebabkan kesulitan belajar tersebut.
menggambarkan suatu gejala, keadaan,
Dari teknik pengambilan sampel tersebut
atau fenomena dengan apa adanya atas
diperoleh sampel sebanyak 86 siswa,
dasar data yang diperoleh di lapangan
yaitu siswa yang mengalami kesulitan
pada saat penelitian.
belajar IPS.
Penelitian ini dilaksanakan di
Varibel yang digunakan dalam
sekolah dasar piloting Kurikulum 2013 di
penelitian ini adalah kesulitan-kesulitan
Kabupaten Gianyar. Sekolah piloting
belajar IPS dalam implementasi Kurikulum
kurikulum 2013 adalah sekolah yang
2013. Kesulitan-kesulitan belajar IPS
ditunjuk sebagai percontohan dalam
dapat diartikan sebagai hambatan-
melaksanakan kurikulum 2013. Sekolah-
hambatan yang dialami oleh siswa saat
sekolah ini ditunjuk sebagai sekolah
pembelajaran IPS. Kesulitan belajar IPS
piloting Kurikulum 2013 karena memiliki
ini ditandai dengan tidak tercapainya
akreditasi A atau B, memiliki
tujuan pembelajaran IPS itu sendiri.
sarana/prasarana sekolah yang memadai
Pembelajaran IPS di sekolah dasar pada
serta memiliki ketenagaan dan sumber
hakikatnya adalah memberikan
daya manusia yang lengkap (memiliki
pengetahuan dasar dan keterampilan
kepala sekolah, guru kelas untuk masing-
sebagai media pelatihan bagi siswa
masing kelas, guru agama dan guru
sebagai warga negara sedini mungkin.
penjaskes). Sekolah dasar piloting
Pengetahuan dasar yang dimaksud
kurikulum 2013 yang ada di kabupaten
adalah pemahaman terhadap konsep-
Gianyar dan dijadikan sebagai tempat
konsep yang berkaitan dengan kehidupan
penelitian ini adalah SD Negeri 1 Gianyar,
masyarakat dan lingkungannya.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015

Sedangkan keterampilan yang dimaksud Penyebaran kuesioner kepada siswa


adalah keterampilan intelektual yaitu bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
keterampilan berpikir kritis dan cepat penyebab kesulitan-kesulitan belajar yang
tanggap dalam menghadapi dialami oleh siswa. Wawancara menurut
permasalahan sosial di masyarakat. Sugiyono (2014) dapat diartikan sebagai
Ketika penguasaan terhadap konsep- pertemuan dua orang untuk bertukar
konsep IPS dan keterampilan berpikir kritis informasi dan ide melalui tanya jawab,
dalam menghadapi permasalahan sosial sehingga dapat dikonstruksikan makna
di masyarakat tidak mampu dilakukan oleh dalam suatu topik tertentu. Dalam
siswa, maka siswa tersebut dapat penelitian ini, wawancara akan dilakukan
dikatakan mengalami kesulitan belajar kepada beberapa orang siswa yang
IPS. Pada penelitian ini, kesulitan- mengalami kesulitan belajar IPS untuk
kesulitan belajar IPS difokuskan pada mengetahui lebih dalam mengenai faktor
kesulitan belajar IPS pada tema Indahnya penyebab kesulitan belajar IPS yang
Negeriku di kelas IV semester genap dialami.
dengan pendekatan tematik integratif Instrumen yang digunakan dalam
Kurikulum 2013, yaitu kesulitan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik, angket
belajar pemahaman konsep dan kesulitan dan pedoman wawancara. Menurut
belajar keterampilan intelektual. Arikunto (2013: 34), “tes diagnostik adalah
Metode pengumpulan data yang tes yang digunakan untuk mengetahui
digunakan untuk mengetahui kesulitan- kelemahan-kelemahan siswa sehingga
kesulitan belajar IPS siswa kelas IV dalam berdasarkan kelemahan-kelemahan
implementasi Kurikulum 2013 dan faktor- tersebut dapat dilakukan pemberian
faktor penyebabnya adalah metode studi pemberlakukan yang tepat”. Sejalan
dokumen, metode tes, metode angket dan dengan hal tersebut, Rasyid dan Mansyur
metode wawancara. Metode pencatatan (2007) menjelaskan bahwa tes diagnostik
dokumen atau studi dokumen merupakan berguna untuk mengetahui kesulitan
cara memperoleh data dengan jalan belajar yang dihadapi peserta didik,
mengumpulkan segala macam dokumen termasuk kesalahan pemahaman konsep.
dan melakukan pencatatan secara Sudijono (2008) mendefinisikan tes
sistematis (Agung, 2012). Metode studi diagnostik sebagai tes yang dilakukan
dokumen ini digunakan untuk mengetahui untuk menentukan secara tepat jenis
siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan kesukaran yang dihadapi peserta didik
belajar IPS dalam implementasi kurikulum dalam suatu mata pelajaran tertentu.
2013. Sedangkan menurut Agung (2012: Dengan demikian dapat disimpulkan
94) “metode tes dalam kaitannya dengan bahwa tes diagnostik merupakan tes yang
penelitian ialah cara memperoleh data digunakan untuk mendapat informasi
yang berbentuk suatu tugas yang harus tentang kesulitan belajar siswa. Bentuk tes
dikerjakan oleh seorang atau sekelompok diagostik yang berikan berupa tes uraian.
orang yang dites (testee), dan dari tes Penyusunan tes diagnostik ini berpatokan
dapat menghasilkan suatu skor (interval). pada kompetensi dasar IPS dan indikator
Dalam penelitian ini, metode tes pada buku guru dan buku siswa tema 6
digunakan untuk mengetahui jenis (indahnya negeriku). Tes diagnostik ini
kesulitan belajar IPS yang dihadapi oleh terdiri atas 5 butir soal, namun setelah
siswa dan persentase kesulitannya. dilakukan uji validitas butir dengan rumus
Kuesioner merupakan teknik kolerasi product moment dengan angka
pengumpulan data yang dilakukan dengan kasar, hanya 4 butir soal yang valid. Untuk
cara memberi seperangkat pertanyaan uji reliabilitas, digunakan rumus Alpha.
atau pernyataan tertulis kepada Setelah dilakukan uji coba diperoleh
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, reliabilitas 0.595 yang berarti interumen
2014). Penyebaran kuesioner atau angket tersebut reliabel.
kepada subyek penelitian bertujuan untuk Kuesioner atau anget yang
memperoleh data atau informasi digunakan dalam penelitian ini adalah
mengenai masalah yang diteliti. kuesioner dengan item pernyataan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015

tertutup. Kuesioner dengan item pada saat wawancara berdasarkan


pernyataan tertutup merupakan kuesioner situasinya (Satori dan Komariah, 2014).
yang terdiri atas pernyataan dengan Metode yang digunakan dalam
sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan. menganalisis data penelitian ini adalah
Kuesioner berupa daftar pernyataan yang analisis deskriptif secara kualitatif dan
dapat digunakan untuk mengetahui faktor- kuantitatif. Agung (2012) menjelaskan
faktor penyebab kesulitan belajar IPS bahwa metode analisis deskriptif kualitatif
yang dialami siswa dalam implementasi yaitu suatu cara analisis/pengolahan data
Kurikulum 2013. Kuesioner ini diberikan dengan jalan menyusun secara sistematis
kepada siswa kelas IV di SD piloting dalam bentuk kalimat/kata-kata, kategori-
Kurikulum 2013 kabupaten Gianyar yang kategori mengenai suatu objek (benda,
mengalami kesulitan belajar IPS. gejala, variabel tertentu), sehingga
Penyusunan kuesioner tentang faktor- diperoleh kesimpulan umum. Sedangkan
faktor penyebab kesulitan belajar IPS untuk metode analisis deskriptif kuantitatif,
dalam implementasi kurikulum 2013 ini Agung (2012) menjelaskan sebagai suatu
berpatokan pada berbagai faktor-faktor cara mengolah data dengan jalan
umum penyebab kesulitan belajar. Faktor menyusun secara sistematis dalam bentuk
penyebab tersebut antara lain: faktor angka-angka dan atau persentase
internal, yaitu minat, motivasi dan bakat mengenai suatu objek yang diteliti,
belajar serta faktor eksternal, yaitu proses sehingga diperoleh kesimpulan umum.
pembelajaran dan sarana/prasarana Data yang diperoleh dari studi
sekolah. Instrumen angket ini merupakan dokumen berupa hasil belajar siswa,
angket dengan skala likert yang terdiri dianalisis untuk mengetahui siswa yang
atas 30 item penyataan positif dan mengalami kesulitan belajar IPS.
neggatif. Setelah dilakukan uji validitas Kemudian data yang diperoleh dari tes
butir dengan rumus kolerasi product diagnostik dianalisis untuk menentukan
moment dengan angka kasar, semua item jenis kesulitan belajar IPS yang dialami
dinyatakan valid. Untuk uji reliabilitas oleh siswa dan persentase kesulitan
dengan rumus Alpha, diperoleh reliabilitas belajar IPS yang dialami. Data yang
0,892 yang berarti instrumen tersebut diperoleh dari angket berupa data
reliabel. kualitatif, agar data tersebut dapat diukur
Pedoman wawancara berupa daftar dan dianalisis maka diadakan transformasi
pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dari data kualitatif menjadi data kuantitatif
untuk menelusuri faktor-faktor penyebab dengan menggunakan skala pengukuran,
kesulitan-kesulitan belajar yang dialami yaitu dengan cara memberi skor pada
oleh siswa secara lebih mendalam dalam setiap jawaban dan menghitung
implementasi Kurikulum 2013. Wawancara persentasenya. Skala pengukuran yang
ini dilakukan kepada beberapa orang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswa kelas IV yang mengalami kesulitan skala Linkert. Skala Likert yang digunakan
belajar IPS. Wawancara yang digunakan dimodifikasi dengan menghilangkan
adalah wawancara semiterstruktur pilihan jawaban “Tidak Berpendapat”
(semistructure interview). Pendekatan untuk menghindari agar tidak semua
menggunakan petunjuk umum wawancara jawaban yang diberikan netral. Kemudian
terpimpin dan tak terpimpin yang dalam penyusunan skala jawaban,
menggunakan beberapa inti pertanyaan digunakan penskoran data berdasarkan
yang diajukan, yaitu dengan pewawancara pada pernyataan positif dan pernyataan
membuat garis-garis pokok pembicaraan. negatif pada kuesioner. Kumpulan data
Dalam pelaksanaannya pewawancara berupa skor dari setiap item pernyataan,
mengajukan pertanyaan secara bebas, dikelompokkan berdasarkan aspek dari
pokok-pokok pertanyaan yang dirumuskan faktor penyebab kesulitan belajar
tidak perlu dipertanyakan secara kemudian dianalisis untuk mengetahui
berurutan dan pemilihan kata yang persentase setiap indikator sehingga
digunakan tidak baku tetapi dimodifikasi dapat diketahui faktor penyebab kesulitan-
kesulitan belajar IPS yang dialami siswa.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015

Hasil persentase tersebut kemudian berpengaruh dan tidak berpengaruh


dikategorikan menjadi empat kriteria, yaitu seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.
sangat berpengaruh, berpengaruh, cukup

Tabel 1. Kriteria Prensentase Indikator

Interval Persentase
Kriteria
(%)
76 – 100 Tidak Berpengaruh
51 – 75 Cukup Berpengaruh
26 – 50 Berpengaruh
0 – 25 Sangat Berpengaruh

Selanjutnya, data yang diperoleh Negeri 7 Gianyar, kode (D) untuk SD


melalui pedoman wawancara dikumpulkan Negeri 2 Blahbatuh, kode (E) untuk SD
kemudian dianalisis secara deskriptif Negeri 2 Batubulan, kode (F) untuk SD
untuk menentukan suatu kesimpulan yang Negeri 1 Ubud, dan kode (G) untuk SD
jelas. Proses analisis data wawancara Negeri 4 Sebatu. Misalnya, data
dilakukan sejak data diperoleh melalui wawancara pada siswa 1 di SD Negeri 1
beberapa tahap, yaitu tahap reduksi data Gianyar diberi kode (A01).
(data reduction), penyajian data (data Langkah analisis berikutnya adalah
display) dan penarikan kesimpulan menarik kesimpulan. Penarikan
(conclusion drawing). kesimpulan ini berdasarkan hasil analisis
Patilima (dalam Trianto, 2011: 287) data yang telah dilakukan untuk menjawab
mendefinisikan reduksi data sebagai suatu rumusan masalah yang telah dirumuskan.
proses analisis untuk menyederhanakan, Data yang diperoleh dari wawancara ini
mengabstraksikan, memilih, memusatkan akan digunakan sebagai pendukung data
perhatian, serta mentransformasikan data yang telah diperoleh melalui angket.
yang muncul dari catatan-catatan
lapangan. Reduksi data dilakukan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
pertimbangan bahwa data yang diperoleh Data yang diperoleh selama
dari lapangan jumlahnya cukup banyak, pelaksanaan penelitian berupa data hasil
untuk itu perlu dipilih dan dipilah sesuai studi dokumen, hasil tes diagnostik IPS,
dengan kebutuhan dalam pemecahan data angket faktor penyebab kesulitan-
masalah penelitian. kesulitan belajar IPS dan hasil wawancara
Langkah analisis selanjutnya adalah dengan beberapa siswa yang mengalami
penyajian data. Tujuan peneliti menyusun kesulitan belajar IPS.
sajian data agar data hasil reduksi Dalam penelitian ini, studi dokumen
semakin mudah dipahami. Beberapa dilakukan dengan melihat portopolio siswa
bentuk penyajian data antara lain uraian dan nilai-nilai muatan pelajaran IPS tema
naratif, bagan, diagram alur, dan lain 6 seluruh siswa kelas IV di SD Piloting
sejenisnya. Bentuk-bentuk penyajian data Kurikulum 2013 kabupaten Gianyar, yaitu
tersebut akan memudahkan peneliti dengan jumlah subjek sebanyak 476
memahami apa yang terjadi dan siswa. Dari hasil studi dokumen ini dicari
merencanakan kerja penelitian selanjutnya siswa-siswa yang mengalami kesulitan
(Trianto, 2011). Dalam penelitian ini, data belajar IPS, yaitu siswa dengan nilai rata-
yang didapat melalui wawancara diberi rata muatan pelajaran IPS di bawah nilai
kode (coding). Beberapa kode yang rata-rata kelas. Hasil dari studi dokumen
digunakan antara lain kode (A) untuk SD dapat disajikan dalam Tabel 2.
Negeri 1 Gianyar, kode (B) untuk SD
Negeri 2 Gianyar, kode (C) untukSD
Tabel 2. Persentase Siswa Berkesulitan Belajar IPS
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015

Persentase
Jumlah
Siswa
Jumlah Siswa
No. Nama Sekolah Berkesulitan
Siswa Berkesulitan
IPS
IPS
(%)
1. SD Negeri 1 Gianyar 81 14 17,28
2. SD Negeri 2 Gianyar 93 13 13,97
3. SD Negeri 7 Gianyar 34 8 23,52
4. SD Negeri 2 Blahbatuh 41 9 21,95
5. SD Negeri 2 Batubulan 100 15 15,00
6. SD Negeri 1 Ubud 94 17 18,08
7. SD Negeri 4 Sebatu 33 10 30,30
Total 476 86 18,06

Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat Untuk mengetahui jenis kesulitan


bahwa dari 476 siswa, terdapat 86 orang belajar IPS yang dialami oleh siswa,
siswa yang mengalami kesulitan belajar seluruh siswa yang mengalami kesulitan
IPS di SD Piloting Kurikulum 2013 belajar IPS diberikan tes diagnostik. Tes
kabupaten Gianyar. Atau dengan kata lain, diagnostik ini diberikan kepada 86 orang
dari 476 siswa di SD Piloting Kurikulum siswa yang mengalami kesulitan belajar
2013 kabupaten Gianyar, terdapat sekitar IPS untuk dapat dianalisis persentase
18,06% siswa yang mengalami kesulitan jenis kesulitan belajar IPS yang dialami
belajar IPS. siswa tersebut. Hasil analisis tes
diagnostik disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Tes Diagnostik

Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4


No. Nama Sekolah
∑B ∑S ∑B ∑S ∑B ∑S ∑B ∑S
1 SD Negeri 1 Gianyar 5 9 2 12 8 6 4 10
2 SD Negeri 2 Gianyar 4 9 3 10 6 7 8 5
3 SD Negeri 7 Gianyar 2 6 1 7 4 4 3 5
4 SD Negeri 2 Blahbatuh 2 7 0 9 3 6 1 8
5 SD Negeri 2 Batubulan 6 9 0 15 5 10 3 12
6 SD Negeri 1 Ubud 9 8 4 13 6 11 7 10
7 SD Negeri 4 Sebatu 3 7 1 9 4 6 3 7
Total 31 55 11 75 36 50 29 57

Faktor penyebab kesulitan belajar minat siswa, motivasi siswa, dan bakat
IPS siswa kelas IV di SD piloting siswa, Setiap aspek tersebut terdiri dari
Kurikulum 2013 se-kabupaten Gianyar beberapa indikator. Sedangkan faktor
diperoleh melalui angket yang diberikan eksternal yang berasal dari luar diri siswa
kepada seluruh siswa yang mengalami itu sendiri juga terdiri dari beberapa aspek,
kesulitan belajar IPS sebagai di antaranya proses pembelajaran dan
respondennya. Dalam angket penelitian ini sarana/prasarana pembelajaran yang
terdapat 2 faktor yang diduga menjadi nantinya juga dijabarkan lagi ke dalam
penyebab kesulitan belajar siswa, yaitu beberapa indikator.
faktor internal dan faktor eksternal. Pada Angket ini diberikan kepada seluruh
faktor internal terdiri dari 3 aspek, yaitu siswa yang mengalami kesulitan belajar
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015

IPS, yaitu sebanyak 86 siswa. Adapun sebagai berikut.


hasil analisis data angket tersebut adalah

Tabel 4. Persentase Pengaruh dan Kualifkasi Faktor yang Diteliti

Rata-rata
Faktor yang Diteliti Kualifikasi
(%)
Minat 51.05 Cukup Berpengaruh
Motivasi 50.75 Berpengaruh
Bakat 49.38 Berpengaruh
Proses Pembelajaran 52.71 Cukup Berpengaruh
Sarana/Prasarana 61.77 Cukup Berpengaruh

Berdasarkan Tabel 4 tersebut dapat dianggap mengalami kesulitan belajar.


dilihat bahwa ada 2 faktor yang Sehingga kuat hasil penelitian ini bahwa
berpengaruh terhadap kesulitan belajar dari 476 siswa, terdapat 86 siswa yang
IPS siswa, yaitu faktor motivasi dan bakat mengalami kesulitan belajar IPS di SD
siswa. Motivasi dan bakat siswa yang Piloting Kurikulum 2013 kabupaten
mengalami kesulitan belajar memang Gianyar.
rendah sehingga faktor tersebut Setelah dilakukan analisis terhadap
berpengaruh terhadap kesulitan belajar tes diagnostik yang diberikan, dari 86
yang mereka alami. Sedangkan 3 faktor orang siswa yang mengalami kesulitan
lainnya yaitu faktor minat proses belajar IPS terdapat 61,04% siswa yang
pembelajaran dan sarana/prasarana mengalami kesulitan belajar pemahaman
tergolong dalam kualifikasi cukup konsep IPS dan 76,74% siswa yang
berpengaruh. Jika dilihat kembali dalam mengalami kesulitan belajar keterampilan
tabel 4.8 tersebut, maka dapat dilihat rata- intelektual. Konsep-konsep dan
rata persentase dari ketiga faktor ini lebih keterampilan intelektual dalam
tinggi dari rata-rata persentase faktor pembelajaran IPS yang dikemas dalam
motivasi dan bakat. Hal ini berarti bahwa soal tersebut sesungguhnya telah
siswa yang mengalami kesulitan belajar diajarkan kepada siswa. Namun dalam
IPS ini sudah memiliki cukup minat dalam menjawab soal yang diberikan, siswa
belajar walaupun masih rendah, proses cenderung melupakan konsep-konsep
pembelajaran yang diterima sudah cukup tersebut. Kelupaan siswa tersebut
baik walaupun masih terdapat kekurangan menunjukkan bahwa siswa tidak
dan sarana/prasarana yang diberikan memahami konsep yang terkait.
sudah cukup baik. Sehingga ketiga faktor Ketidakmampuan menjawab soal yang
tersebut dikualifikasikan cukup berkaitan dengan keterampilan intelektual
berpengaruh terhadap kesulitan belajar menunjukkan bahwa siswa tersebut tidak
IPS yang dialami oleh siswa tersebut. memiliki kemampuan untuk berpikir kritis.
Hasil analisis data berdasarkan studi Kesalahan-kesalahan yang dilakukan
dokumen menunjukkan bahwa masih ada siswa dalam menyelesaikan soal-soal IPS
siswa-siswa yang mengalami kesulitan yang diberikan menandakan siswa masih
belajar IPS dalam implementasi kurikulum kesulitan dalam mempelajari IPS.
2013 di SD Piloting Kurikulum 2013 se- Faktor-faktor yang mempengaruhi
Kabupaten Gianyar. Siswa yang kesulitan belajar siswa adalah faktor
mengalami kesulitan belajar tersebut internal, seperti minat dengan pengaruh
adalah siswa yang memiliki rata-rata nilai 51,05%, motivasi 50,75%, dan bakat
di bawah nilai rata-rata kelas. Hal ini 49,38%. Sedangkan Faktor eksternal yang
sesuai pendapat dari Mulyadi (2010) yang memberikan perngaruh atau menjadi
menyatakan bahwa siswa yang mendapat penyebab kesulitan belajar siswa adalah
angka di bawah nilai rata-rata kelas, faktor proses pembelajaran sebesar
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015

52,71% dan sarana/prasarana sekolah diagnostik kepada peserta didik yang


sebesar 61,77%. Hal ini sesuai dengan menunjukkan gejala kesulitan belajar,
teori dari Aunurahman (2009) yang sehingga kesulitan yang dialami
menjelaskan bahwa masalah belajar atau peserta didik dapat diatasi dengan
kesulitan-kesulitan belajar akan timbul cepat dan dengan cara yang tepat.
berkaitan dengan faktor-faktor yang
Kemudian untuk peneliti lain,
mempengaruhi belajar seseorang.
disarankan jika melakukan penelitian
SIMPULAN DAN SARAN serupa agar meninjau penyebab
Berdasarkan hasil penelitian dan kesulitan belajar IPS dari faktor yang
pembahasan yang telah diuraikan lain, seperti fisiologis, emosional,
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sosial maupun faktor internal dan
bahwa kesulitan-kesulitan belajar IPS eksternal lainnya.
siswa kelas IV dalam implementasi
DAFTAR PUSTAKA
kurikulum 2013 di SD Piloting
Kurikulum 2013 se-Kabupaten Gianyar Agung, A.A. Gede. 2012. Buku Ajar
meliputi kesulitan pemahaman konsep Metodologi Penelitian Pendidikan.
IPS sebesar 61,04% dari total Singaraja: Undiksha Press.
keseluruhan 86 siswa yang mengalami Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar
kesulitan belajar IPS di sekolah piloting Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
tersebut dan kesulitan dalam Aksara.
keterampilan intelektual sebesar Aunurahman. 2009. Belajar dan
76,74% dari total keseluruhan 86 Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
siswa yang mengalami kesulitan
belajar IPS di sekolah piloting tersebut. Fadlillah, M. 2014. Implementasi
Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran
Faktor-faktor penyebab kesulitan- SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA.
kesulitan belajar IPS siswa kelas IV Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
dalam implementasi kurikulum 2013 di
SD Piloting Kurikulum 2013 se- Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan
Kabupaten Gianyar meliputi faktor Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
internal, yaitu minat dengan Mulyadi, H. 2010. Diagnisos Kesulitan
persentase 51,05%, motivasi dengan Belajar dan Bimbingan Terhadap
persentase 50,75% dan bakat dengan Kesulitan Belajar Khusus.
persentase 49,38%. Sedangkan faktor Yogyakarta: Nuha Litera.
eksternal siswa yang memberi Rasyid, Harun dan Mansyur. 2007.
pengaruh terhadap kesulitan belajar Penilaian Hasil Belajar. Bandung :
IPS siswa itu sendiri adalah proses Wacana Prima.
pembelajaran dengan persentase Satori, Djam’an dan Aan Komariah. 2014.
pengaruh 52,71% dan Metodologi Penelitian Kualitatif.
sarana/prasarana sekolah dengan Bandung: Alfabeta.
persentase 61,77%. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor
Berdasarkan hal tersebut, yang Mempengaruhi. Jakarta:
disarankan untuk guru, agar dapat Rineka Cipta.
mengurangi jumlah peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar, Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT Raja
hendaknya setiap guru melakukan
Grafinddo Persada.
analisis kesulitan belajar secara
berkala kepada peserta didik yang Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
menunjukkan gejala kesulitan belajar. Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Salah satunya dengan memberikan tes
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015

Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Predana Media Group
Trianto. 2011. Pengantar Penelitian
Pendidikan bagi Pengembangan
Profesi Kependidikan dan Tenaga K

Anda mungkin juga menyukai