JURNAL BASICEDU
Research & Learning in Elementary Education
https://jbasic.org/index.php/basicedu
Abstrak
Tujuan penelitin ini untuk menganalisis sejauh mana pelaksanaan pembelajaran anak tunalaras di Sekolah Dasar
Islam Terpadu Citra Az-Zahra. Subjek penelitian ini berjumlah dua orang yaitu guru kelas dan guru pemdamping.
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif bertujuan untuk
menceritakan suatu data, peristiwa atau fenomena yang digali melalui wawancara mendalam dengan narasumber
yang memiliki pengetahuan dan pemahaman serta pengalaman mendalam tentang fenomena tersebut. Metode
deskriptif adalah metode yang menjelaskan atau mendeskripsikan suatu fakta, data, dan objek penelitian secara
sistematis dan sesuai dengan situasi alamiah. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Teknik analisis data ini mengunakan analisis kualitatif dengan mengunakan teori Miles dan
Huberman meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan perangkat pembelajaran dilakukan secara terstruktur dan terencana,
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dua jenis yaitu RPP bias dan perencanaan pembelajaran
individu untuk anak tunalaras, pelaksanaan pembelajaran dengan aspek pembelajaran di kelas terdapat jam
tambahan untuk anak tunalaras, aktifitas belajar siswa melibatkan kegiatan mental, visual, motorik dan emosional
dan evaluasi pembelajaran dibuat berdasarkan aspek kognitif efektif dan psikomotor.
Kata kunci: pembelajaran, anak tunalaras, guru kelas lima
Abstract
The purpose of this study is to analyze the extent of the learning of deaf children at Citra Az-Zahra Integrated
Islamic Elementary School. The subjects of this research are two people, namely the class teacher and the teacher
of the side. Researchers in this study used a qualitative approach with descriptive methods aimed at telling a story
of a data, event or phenomenon unearthed through in-depth interviews with sources with knowledge and
understanding and deep experience of the phenomenon. A descriptive method is a method that describes or
describes a fact, data, and research object systematically and in accordance with natural situations. Data
collection techniques use interviews, observations, and documentation. This data analysis technique uses
qualitative analysis using Miles and Huberman theory including data reduction, data presentation, and conclusion
drawing. The results showed that learning planning includes the preparation of learning tools in structured and
planned, Lessson Plan for two types, namely basic RPP and Individual Lesson Plan for emotional and behaviou
disorders, Implementation of learning with aspects of Learning in the classroom with additional hours for deaf
children, Student learning activities involving mental, visual, motoric and emotional activities. Evaluation of
learning is made based on effective cognitive and psychomotor aspects.
Keywords: learning, emotional and behavioral disorder, fifth grade teacher
dididik sehingga dapat berperilaku yang dapat Dasar Islam Terpadu Citra Az-zahra menunjukan
diterima oleh kelompok sosial dan bertingkah laku bahwa sekolah ini merupakan salah satu sekolah
yang dapat memuaskan dirinya sendiri. Berarti swasta yang menyelenggarakan pendidikan inklusi
dapat dikatakan bahwa tunalaras adalah gangguan yang di dalamnnya termasuk anak penyandang
emosional dan perilaku yang dapat dilihat dari tunalaras. Berdasarkan data observasi yang ada
aspek sosial dan lingkungan. Berdasarkan jenisnya dibutuhkan pendekatan perilaku, termasuk
dibagi menjadi aspek kepribadian dan aspek penggunaan pujian, teguran, rencana mengabaikan
kesehatan jiwa berdasarkan derajat dan positif penguatan, bertujuan untuk
penyimpangannya dibagi menjadi taraf ringan, meningkatkan perilaku yang diinginkan
taraf sedang, dan taraf berat (Desiningrum, 2016). menggunakan penguatan dan untuk mengurangi
Dalam kurun waktu hanya beberapa bulan, perilaku yang tidak diinginkan. Intervensi perilaku
COVID-19 melanda dengan dahsyat, kognitif mendorong pengembangan fungsi cara
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan berpikir dengan menantang dan mengubah cara
termasuk pendidikan. Pandemi coronavirus berpikir disfungsional (Tiernan, Mcdonagh,
COVID-19 telah menghasilkan perubahan Casserly, Mcdonagh, & Casserly, 2020). Pengajar
penerapan pembelajaran yang signifikan (Tovstiga mempengaruhi proses pemikiran dengan
& Tovstiga, 2020). Proses pembelajaran dialihkan memungkinkan individu untuk mengontrol cara
menjadi pembelajaran jarak jauh yang berpikir dengan menantang dan mengubah cara
menyamaratakan siswa biasa dengan siswa berpikir disfungsional. Intervensi berbasis sekolah
berkebutuhan khusus. Berdasarkan penelitian melibatkan membantu siswa untuk
terdahulu permasalahan yang timbul pada anak mengembangkan kesadaran diri dan pengendalian
tunalaras yaitu, minat belajar yang karena anak diri melalui penerapan strategi pemantauan diri,
tunalaras memiliki hambatan dalam memusatkan dan dengan keterampilan pemecahan masalah
perhatiannya sehingga di dalam kelas mereka akan developing.
cepat mudah bosan, tidak aktif dalam Sehingga perlu adannya penelitian
pembelajaran dikarenakan pada saat guru pelaksanaan pembelajaran anak tunalaras di masa
menerangkan perhatian mudah teralihkan, enggan pendemik untuk dapat mengidentifikasi
untuk bertanya karena rasa malas dan rasa kurang pembelajaran yang sesuai serta dapat menganalisis
percaya diri, tidak tahan belajar dalam waktu yang sejauh mana peran guru dalam pelaksanaan
relatif lama sehingga mendorong anak untuk pembelajaran anak tunalaras pada masa pandemi
keluar kelas saat pelajaran sedang berlangsung COVID-19 dengan indikator perencanaan
(Utami, Anwar, & Hermawan, 2018). Hal ini pembelajaran meliputi penyusunan perangkat
menjadi permasalahan ketika pembelajaran jarak pembelajaran, Rancangan Pelaksanaan
jauh atau online dilakukan. Pembelajaran (RPP), pelaksanaan pembelajaran
Hasil observasi yang dilakukan di Sekolah dengan aspek pembelajaran di kelas, aktifitas
METODE
Penelitian ini mengunakan metode
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif,
metode deskriptif adalah metode yang menjelaskan
atau mendeskripsikan suatu fakta, data, dan objek
Gambar 1. Analisis Data Interatif Model
penelitian secara sistematis dan sesuai dengan
Hubberman dan Miles
situasi alamiah. Terkait hal yang diteliti, hasil
penelitian lebih menekankan pada makna dari pada Tahapan penelitian ini dilakukan melalui
hasil, dan hasil penelitian tidak mengikat serta tiga tahap yaitu tahap reduksi data (reduction)
dapat berubah sesuai dengan kondisi yang dilakukan untuk menentukan data yang relevan,
dihadapi di lapangan penelitian dan bermakna, dan hal-hal penting berdasarkan
diinterprestasikan dan dituliskan dalam bentuk penelitian yang dilakukan serta mendapatkan data
kata-kata atau deskriptif berdasarkan fakta di yang peneliti butuhkan. Penyajian data (data
lapangan (Sugiono, 2016). Tujuannya penelitian display) yang diperoleh dalam penelitian ini
ini adalah untuk memperoleh gambaran yang disajikan dalam bentuk uraian singkat yang
lengkap dan terperinci mengenai pelaksanaan bersifat naratif (dengan teks). Penarikan
pembelajaran anak tunalaras. Penelitian kesimpulan (verification) peneliti akan menarik
dilaksanakan di Sekolah Dasar Islam Terpadu atau membuat kesimpulan dengan memberikan
Citra AZ-Zahra. Penelitian ini dilakukan secara penjelasan dari kegiatan pengambilan data melalui
intensif dalam waktu tiga minggu. Subjek observasi, wawancara, dan didukung oleh
penelitian adalah guru kelas dan guru pendamping dokumentasi (Miles, Huberman, & Saldana, 2014).
ABK sebagai nara sumber. Data diperoleh melalui berbagai sumber yaitu,
Teknik analisis data yang digunakan dalam wawancara semi terstruktur, observasi non-
penelitian ini adalah menggunakan model Milles partisipan, dan dokumen (Hurry, Flouri, & Sylva,
dan Huberman, yaitu analisis dalam penelitian 2018) kemudian data dikategorikan lalu di
dilakukan secara interaktif. Adapun analisis data interprepsesikan. Triangulasi dilakukan untuk
tersebut sebagai berikut. memeriksa dan mengecek keabsahan data (Saputri
et al., 2018).
tunalaras yaitu YAMET Child development center, meminta siswa untuk menceritakan aktifitas di
guru wali kelas, guru pendamping dan di ketahui rumah. Lalu pada kegiatan visual guru
oleh wali murid. menjelaskan materi pembelajaran dengan
mengunakan video dan penjelasan secara visual, di
Pelaksanaan Pembelajaran beberapa kegiatan guru juga memberikan kegiatan
Aspek pembelajaran di kelas pada masa motorik seperti membuat prakarya dan pembuatan
pandemi COVID-19 pembelajaran dilakukan karya seni. Pada aspek emosional tampak ketika
melalui kelas virtual yang memanfaatkan berbagai siswa atusias ketiga guru memberikan media
macam aplikasi (Jamaluddin, Ratnasih, Gunawan, pembelajaran secara virtual yang menarik sebagai
& Paujiah, 2020). Pelaksanaan pembelajaran contoh narasumber mengatakan pada mata
dilakukan melalui berbagai aplikasi seperti Google pelajaran ilmu pengetahuan alam guru
Classroom, Zoom Meeting, media sosial seperti memberikan video 4 dimensi yang menceritakan
WhatsApp dan Quizzi. Pada pelaksaaan tentang tatasurya, dan memberikan games dengan
pembelajaran harian dimasa pandemi waktu aplikasi roda berputar yang ditampilkan pada akhir
pembelajaran diubah dari sebelumnya 6 jam pembelajaran. Pada hakikatnya metode dalam
menjadi hanya 1 jam, berdasarkan pendapat pembelajaran dapat lakukan melalui metode-
narasumber “pengurangan jam mengajar dilakukan metode pembelajaran secara umumnya seperti
tanpa mengurangai tujuan pembelajaran”. Ketika metode diskusi, ceramah, simulasi dan pemberian
guru melaksanakan pembelajaran selalu didamping tugas (Saputri et al., 2018). Pemilihan metode dan
oleh guru pendamping, untuk penangan anak media yang tepat dapat menurunkan tingkat
tunalaras di masa pendemi guru pendamping enosinal peserta didik sehingga penyampaian
memiliki waktu di luar jam mengajar untuk infomasi dapat tersampaikan. SDIT Az-zahra
berkomunikaisi langsung dengan anak tersebut dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran di masa
melalui program bimbingan yang mengunakan pandemi mengunakan berbagai macam aplikasi
aplikasi videocall. Narasumber juga mengatakan dan media pembelajaran yang bervariasi.
diawal pembelajaran dimulai dengan kegiatan
elaborasi yang menumbuhkan semangat siswa Evaluasi Pembelajaran
seperti icebreacking. Evaluasi pembelajaran anak tunalaras
Aktifitas belajar siswa yang meliputi dilakukan secara fleksibel dengan kompetensi
kegiatan mental, visual, motorik dan emosional dasar yang sudah ditentukan, penerapan evaluasi di
(Samuel et al., 2009). Pembelajaran jarak jauh sekolah tergantung pada kurikulum sekolah yang
yang dilaksanakan diberikan tanpa mengurangi dipakai (Saputri et al., 2018). Artinya penilaian
aktiftas belajar siswa seperti pada aspek kegiatan sudah di tetapkan sesuai kurikulum yang ada.
mental siswa diminta untuk mengingat, merenung adapun aspek eveluasi yang diukur adalah aspek
dan membuat keputusan, sebagai contoh guru kognitif efektif dan psikomotor (Samuel et al.,
2009). Hasil observasi menunjukan evaluasi pada yang memberikan persentase, nilai pada aspek
aspek kognitif meliputi kemampuan siswa dalam akademik dan non-akademik.
pengetahuan pembelajaran. Anak tunalaras
cendrung memiliki nilai kognitif yang menurun SIMPULAN
dikarenakan perilaku yang menyimpang sehingga Melalui penelitian ini dapat disimpulkan
tidak dapat fokus pada mata pelajaran, solusi dari bahwa kedua narasumber telah melaksanakan dan
masalah ini adalah menurunkan indikator tanpa mencerminkan pelaksanaan pembelajaran yang
merubah kopetensi dasar yang sudah ditetapkan, terstruktur mulai dari perencanaan pembelajaran,
narasumber mengatakan “sebagai contoh kopetensi pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi
dasar membaca cepat, biasannya anak normal pembelajaran. Dengan menganalisis pelaksanaan
dapat melalukan tanpa adanya hambatan, untuk pembelajaran yang dilakukan narasumber
anak tunalaras indikator membaca cepat ditemukan bahwa guru secara terencara di awal
diturunkan levelnya seperti hanya membaca saja” semester telah membuat rencana pelaksanaan
artinya aspek evaluasi kognitif tetap dilaksanakan. pembelajaran untuk anak normal dan perencanaan
Untuk akpek efektif guru melakukan pembelajaran individu untuk anak tunalaras,
pengamatan yang disertai lembar pengamatan yang kemudian dilihat dari pelaksanaan pembelajaran
ada dan terlampir di dalam laporan pelaksanaan guru mengajar sesuai dengan rencana
pembelajaran individu, indikator sikap juga sudah pembelajaran yang dibuat serta aktifitas
ditetapkan di awal semester sehingga progres atau pembelajaran menunjukan aktifitas belajar yang
kemajuan anak tunalaras dapat terpantau. Selain aktif terlihat melalui kegiatan mental, visual,
itu evaluasi dalam aspek kognitif sering sekali motorik dan emosional. Sedangkan evaluasi
dilakukan dengan menugaskan siswa dalam pembelajaran dilakukan guru mencakup aspek
kegiatan proyek dan produk contoh pada kegiatan kognitif efektif dan psikomotor dengan penilaian
hari “Hut Kemerdekaan” guru meminta siswa dan analisis yang terperinci.
membuat hiasan yang bernuansakan kemerdekaan, Menyadari pelaksanaan pembelajaran anak
hasil ditunjukan ketika pembelajaran virtual tunalaras di masa pandemi COVID -19 secara
berlangsung. Setelah evaluasi dilakukan pada anak praktis, diharapkan penelitian ini dapat mendorong
tunalaras penilaian tersebut dituangkan dalam guru terutama dalam pendidikan inklusif untuk
laporan hasil belajar siswa dalam bentuk tabel melakukan pembelajaran yang sistematis atau
yang menunjukkan peningkatan dalam satu terperinci. Secara teoritis, peneliti
semester. merekomendasikan pelaksanaan penelitian
Dapat di simpulkan bahwa hasil evaluasi lanjutan untuk menumbuhkan dan meningkatkan
pada SDIT Citra Az-zahra dilakukan dengan dua pembelajaran tunalaras pada cakupan subject yang
hasil laporan yaitu hasil rapor mata pelajaran dan lebih besar seperti dalam satu daerah atau kota.
hasil laporan dari program pembelajaran individu