BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
peraturan secara resmi dan peraturan sangat ketat dalam segala aspek.
Salah satu pendidikan formal yaitu sekolah, sekolah adalah suatu lembaga
memiliki target yang sangat jelas, serta juga memiliki suatu struktur
didiknya dari usia antara 7 tahun sampai 12 tahun. Dengan urutan kelas
1
Rulam Ahmadi,Pengantar Pendidikan Asas dan Filsafat Pendidikan(Yogyakarta:Ar-Ruzz
Media, 2017), 38.
2
Ibid., 81-82.
1
2
sekolah.
pandemi virus covid-19 yang dimulai dari semester awal periode genap
masa pandemi, yaitu sebagai berikut : 1) PTM wajib setiap hari dilakukan
pada wilayah PPKM level 1 yang ada ketentuannya pada wilayah tersebut
meliputi, peningkatan vaksinasi dosis 2 untuk siswa dan siswi dan guru
lebih dari 80%, peningkatan vaksinasi pada lanjut usia dosis 2 di atas 50%,
dan vaksinasi siswa-siswi terus berlamgsung, jumlah siswa dan siswi yang
pada wilayah PPKM level 2 yang ada ketentuannya pada wilayah tersebut
meliputi, peningkatan vaksinasi dosis 2 siswa dan siswi dan guru di bawah
siswa dan siswi 50% dari kapasitas, lama pembelajaran selama 4 jam
dalam satu hari, 3) PTM wajib bergantian, dilakukan pada wilayah PPKM
vaksinasi dosis 2 siswa dan siswi dan guru paling sedikit 40%,
peningkatan vaksinasi lanjut usia dosis 2 paling sedikit 10%, jumlah siswa
dan siswi 50% dari kapasitas, lama pembelajaran 4 jam dalam satu hari. 4)
PTM wajib pembelajaran jarak jauh, dilakukan pada wilayah PPKM level
4.3
sekolah menjadi kegiatan yang utama dan sangat penting bagi manusia.
Bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa dan siswi sebagai
peserta yang di didik sangat berperan penting dalam tercapai atau tidak
serangkaian proses, antara lain : perubahan yang terjadi pada tingkah laku
yang menjadi hasil dari interaksi siswa dan siswi dengan lingkungannya
terjadi sebelum belajar dengan sesudah belajar akan terlihat nyata pada
3
Media Center Direktorat Sekolah Dasar,”Semua Sekolah Wajib Melaksanakan PTM Terbatas
pada 2022”, 3 Januari 2022, https://ditpsd.kemdikbud.go.id, diakses tanggal 14 Januari 2022.
4
perilaku yang terjadi sebelum belajar dengan sesudah belajar pada individu
terjadi secara bertahap dan tidak menetap, yaitu terjadi setiap perubahan
awal siswa dalam belajar yang menjadikan siap untuk memberi respons
diharapkan dalam hasil belajar yang sesuai, individu perlu untuk disiapkan
4
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), 3.
5
B. R. Hergenhahn dan Matthew H. Olson, Theories Of Learning (Teori Belajar), (Jakarta,
Kencana Prenada Media, 2010), 64.
5
semakin dewasa.6
tatap muka diberhentikan dan pembelajaran diganti secara jarak jauh dari
merupakan guru agama di SDN 3 Mlorah, pada hari rabu, 26 Januari 2022.
satu hari, mulai 07.00 WIB sampai 12.00 WIB. Pembelajaran tatap muka
dilakukan pada hari senin sampai sabtu dengan kapasitas siswa yang
mengikuti pembelajaran tatap muka 100% dari daya tampung kelas, siswa-
dalam menghadapi pembelajaran tatap muka hal ini dibuktikan saat hari
siswa-siswi tidak masuk tanpa keterangan, 2 siswi sakit, 4 siswa tidak mau
yang sudah masuk sekolah mengikuti pembelajaran tatap muka juga tidak
sepenuhnya siap hal ini dibuktikan dengan kondisi fisik siswi-siswa yang
pelajaran di depan kelas. Saat dilakukan interaksi tanya jawab untuk maju
yaitu tidak merespon guru dengan baik, mereka tidak percaya diri
membaca sudah baik, dalam menulis ada yang masih tidak rapi, dan dalam
mengingat pelajaran yang dijelaskan oleh guru sangat masih kurang. Siswi
kelas.9
siswi izin, 1 siswa tanpa keterangan. Siswi dan siswa SD Negeri 3 Mlorah
saat ingin menanyakan materi yang kurang, cenderung diam tidak mau
karena belajar langsung dengan guru dan merasa senang bertemu dengan
banyak teman, akan tetapi mereka juga merasa cemas ingin segera pulang
sekolah sehingga siswa-siswi belum siap untuk belajar. Dari 65 siswi dan
emosi yang baik dan mampu untuk kontrol diri yang baik sehingga lebih
10
Wawancara dengan siswa-siswi kelas V SDN 3 Mlorah.
11
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama,2005), 514.
12
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2013), 88.
13
Aprilina Gustiyani, “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Belajar
Mandiri Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tuntang”, Juli 2015, (https://repository.ac.id, diakses
tanggal 22 Desember 2021).
10
terus menerus dan tidak datang sendiri secara otomatis. Menurut Budiarjo,
cara belajar baik dalam domain kognitif, afektif ataupun psikomotor, hal
suatu metode, dan suatu teknik yang baik dikuasai oleh siswa tentang
materi belajar atau materi pengetahuan yang disampaikan oleh guru secara
diperoleh siswa dan siswi secara dengan proses pelatihan secara terus-
menerus dan mencakup aspek yang terbaik tentang cara-cara belajar yang
kelas, mencatat mata pelajaran yang diterangkan guru kelas, bertanya serta
belajar.16
wabah virus covid-19 saat ini, siswi dan siswa perlu untuk memiliki
kesiapan dalam belajar, maka siswi dan siswa akan sangat mampu
merupakan suatu sistem, suatu metode, dan suatu teknik yang baik
dikuasai oleh siswa tentang materi pengetahuan atau mata pelajaran yang
16
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja RosdakaryaOffset, 1998), 120.
12
di sekolah.17
Mlorah”.
B. Rumusan Masalah
penelitian yaitu :
SD Negeri 3 Mlorah?
C. Tujuan Penelitian
17
Sudarwan Danim, Khairil,Psikologi Pendidikan : Dalam Perspektif Baru, (Bandung: Alfabeta,
2010), 73.
13
penelitian yaitu :
Mlorah.
Mlorah.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Guru
Bagi guru, manfaat penelitian ini yaitu agar dapat meningkatkan dan
b. Bagi siswa
Bagi siswa, manfaat penelitian ini yaitu agar mampu mengontrol diri
c. Bagi Peneliti
E. Penelitian Terdahulu
yang hampir memiliki kesamaan dengan judul yang diangkat oleh penulis,
yaitu:
18
Tim Penyusun IAIN Kdiri, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah,(Kdiri : LPPM IAIN Kdiri,
2020), 60.
15
penelitian yaitu bahwa ketika kesiapan belajar mandiri siswa dan siswi
2. Pada penelitian dengan judul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan
pola asuh orang tua dan kematangan emosi dengan kesiapan belajar
19
Aprilina Gustiyani, “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Belajar
Mandiri Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tuntang”, Juli 2015, (https://repository.ac.id, diakses
tanggal 22 Desember 2021).
16
Kesiapan Belajar Pada Mata Pelajaran PAI MAN 1 Kota Serang” yang
20
Dari, “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Kematangan Emosi dengan Kesiapan Belajar Anak
TK B (Penelitian pada anak kelompok B TK Tunas Harapan Krandegan Kecamatan Bayan
Kabupaten Purworejo)”, 2020, (http://eprintslib.ummgl.ac.id, diakses tanggal 22 Desember 2021).
21
Indah Anita Dewi, “Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kesiapan Belajar Mandiri
Mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung”, Jurnal Medula, 2, Januari 2020,
(http://juke.kedokteran.unila.ac.id, diakes tanggal 22 Desember 2021).
22
Dede Fatchuroji, “ Hubungan Adversity Quotient Dengan Kesiapan Belajar Pada Mata Pelajaran
PAI MAN 1 Serang”, jurnal keilmuan dan pendidikan, 2020, (http://www.jurnal.uinbanten.ac.id,
diakses tanggal 22 Desember 2021).
17
kesiapan belajar.
kesiapan belajar.
F. Definisi Operasional
suatu sifat dalam hal yang bisa diteliti. 23 Dalam penelitian ini, definisi
1. Kecerdasan Emosional
23
Tim Penyusun IAIN Kdiri, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah,(Kdiri : LPPM IAIN Kdiri,
2020), 60.
18
2. Keterampilan Belajar
tentang cara-cara belajar yang baik, dalam cakupan afektif dan kognitif
serta psikomotorik.25.
diteliti adalah cara-cara belajar yang terampil pada peserta didik duduk
3 Mlorah.
3. Kesiapan Belajar
24
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama,2005), 514.
25
Rai Dwi Hastarita, “Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling untuk Mengembangkan
Keterampilan Dalam Belajar”, 2013, (http://repository.upi.ac.id, diakses tanggal 22 Januari 2022).
19
G. Hipotesis
judul yang peneliti akan diteliti.26 Pada penelitian yang diteliti, peneliti
serta Hipotesis Nihil (Ho) dan akan di lakukan pengujian kebenaran yaitu :
SDN 3 Mlorah.
SDN 3 Mlorah.
26
Tim Penyusun IAIN Kdiri, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah,(Kdiri : LPPM IAIN Kdiri,
2020), 62.
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kesiapan Belajar
1. Pengertian Kesiapan Belajar
Slameto menjelaskan bahwa kesiapan dalam belajar merupakan
penjelasan dalam buku yang ditulis oleh Slameto, kesiapan yaitu suatu
mengatakan ada tiga jenis hukum dan prinsip- prinsip yang menjelaskan
tentang kegiatan belajar, yaitu 3 jenis hukum yang primer antara lain
memuaskan.
27
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi,(Jakarta: Rineka Cipta, 2015), 113.
28
Purwa Prawira Atmaja, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru,(Jogjakarta:Ar-Ruzz
Media, 2017), 267.
21
22
c. Jika suatu konduksi unit belum siap untuk penyaluran dan dipaksa
menjengkelkan.
kontemporer, yaitu :
dengan fungsi yang dimiliki oleh tubuh dan jiwa. Jadi setiap individu
tahun)
tahun)
suatu objek dengan nama yang sama dengan apa yang dipahami
7-11 tahun)
berikut :
pendengaran.
untuk bertanya.
yang meliputi :
memberi pengaruh).
31
Ibid., 115.
32
Max Darsono, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang:IKIP SemarangPress, 2008), 27.
27
proses belajar.
B. Kecerdasan Emosional
33
Djamarah dan Syaiful Bahri, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2002), 35.
34
Hamzah Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta:Bumi Aksara, 2006), 58.
35
Tim-Cerdas Edukasi, Pintar Psikotes dan TPA, (Jakarta: Tangga Pustaka, 2013), 14.
28
diadapi.36
jengkel, kesal hati, marah yang besar, merasa diganggu, merasa pahit,
malu, rasa salah), jengkel (hina, muak, mual, jijik, benci, tidak suka),
malu (rasa salah, mulu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur
lebur).37
36
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), 155.
37
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi,
2006), 64.
29
gerik orang lain serta emosi diri sendiri untuk melakukan tindakan yang
benar.39
perasan atau emosi yang baik pada diri sendiri serta perasan atau emosi
melibatkan kecakapan untuk pantau perasaan dan emosi yang baik pada
diri sendiri serta pada orang lain, memilih sesuatu yang diperoleh dan
dan perilaku.41
38
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi Terjemahan Alex Tri
Kantjono Widodo (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2005),514.
39
Adreas Hartono,EQ Parenting, (Jakarta: Gramedia Pustaka,2012), 7-8.
40
Shapiro,E.L, Mengajarkan Emotional Inteligence Pada Anak,(Jakarta: Gramedia Pustaka,
2001),51.
41
Saefullah,Psikologi Perkembangan dan Pendidikan (Bandung : Pustaka Setia, 2012),179.
30
impuls- impuls dan tunda rasa puas segeraa. Manajemen emosi ini
penting sangat dalam sekolah bagi siswa agar bisa menjadi siswa yang
baik.42
42
Anita Woolfolk, Educational Psyhology Active Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),
174.
31
b. Mengelola emosi
mengenali orang lain atau peduli. Kecakapan ini disebut juga dengan
32
orang lain.
e. Membina hubungan
a. Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang terjadi secara adanya dalam diri
b. Faktor Eksternal
43
Tutu April,EQOrang Tua VS EQ Anak,(Yogyakarta: Locus, 2009),10.
33
memilih apa yang dimiliki untuk melakukan interaksi dan seperti apa
44
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi Terjemahan Alex Tri
Kantjono Widodo(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005),268.
34
agresif dan tidak sabar, mudah putus asa, kurang peka terhadap
dengan kekerasan.46
C. Keterampilan Belajar
45
Mansyur Isna,Diskursus Pendidikan Islam, (Yogyakarta:Global Pustaka Utama, 2001), 90.
46
Daniel Goleman,Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi Terjemahan Alex Tri
Kantjono Widodo(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005).
35
oleh peserta didik untuk bisa berhasil ketika proses belajar di kelas
didik untuk belajar.48 Menurut Marshak dan Burkle dalam Maher dan
47
Lily Budiarjo, Keterampilan Belajar,(Yogyakarta: Andi, 2007),11.
48
Hermawan Nirwana, Belajar dan Pembelajaran,(Padang: FIP UNP,2002),131.
36
sebagai berikut:
orang lain.
49
Devi Hendrayani, “Keterampilan Belajar”, https://tariaridevibayu.weebly.com,diakses tanggal
11 Januari 2022.
37
secara fokus.50
52
Hughes A. G,Learning & Teaching: Pengantar Psikologi Pembelajaran Modern,(Bandung:
Nuansa, 2012), 255.
53
Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 2002),38.
54
M. Ngalim Purwanto,Psikologi Pendidikan,(Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 1998),116.
39
luas.
56
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2017), 160.
57
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), 114.
58
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 1998), 103.
42
diinginkan.59
dengan kesiapan belajar mandiri tinggi 78,4%, sedang 21,6% dan tidak
ada kesiapan belajar mandiri rendah. Analisis bivariate dengan uji chi
59
Aprilina Gustiyani, “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Belajar
Mandiri Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tuntang”, Juli 2015, (https://repository.ac.id, diakses
tanggal 22 Desember 2021).
60
Indah Anita Dewi, “Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kesiapan Belajar Mandiri
Mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung”, Jurnal Medula, 2, Januari 2020,
(http://juke.kedokteran.unila.ac.id, diakes tanggal 22 Desember 2021).
43
siap untuk apa saja.61 Menjadi terampil diperlukan perhatian dan latihan
sehingga peserta didik memiliki kesiapan dalam belajar dengan baik untuk
catatan dari materi yang disampaikan guru di depan kelas, bertanya serta
61
Hughes A. G, Learning & Teaching: Pengantar Psikologi Pembelajaran Modern,(Bandung:
Nuansa, 2012), 257.
62
Eti Nurhayati, Psikologi Pendidikan Inovatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011),100.
63
Eti Nurhayati, Psikologi Pendidikan Inovatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), 129.
44
Kesiapan Belajar
64
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 1998), 120.
65
Wahyu Widyatrini, “Metode Bermain Peran Dalam Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V”,
(http://id.scribd.com, diakses tanggal 22 Desember 2021).
66
Ida Umami, “ Learning Skills As Part Content Mastery Service In Guidance Counseling”, Journal
of Guidance and Counseling, 2015, (http://ojs.fkip.ummetro.ac.id, diakses tanggal 22 Desember
2021).
45
Siswa yang memiliki emosi stabil dan pengontrolan diri yang baik
dan siswa akan siap untuk belajar.68 Dari penjelasan di atas, dapat
67
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2013), 88.
68
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 1998), 120.
46
Aspek-aspek :
1. Mengenali emosi diri Kesiapan Belajar (Y)
2. Mengelola emosi
3. Memotivasi diri sendiri
Aspek-aspek :
4.Mengenali emosi orang lain
1. Kondisi Fisik
5. Membina hubungan
2. Kondisi Mental
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
69
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogtakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2020), 5.
70
Ibid., 62.
71
Ibid., 62.
48
1. Populasi
yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
sebanyak 65 anak.
2. Sampel
72
Ibid., 62.
73
Ibid., 62.
74
Ibud., 77.
75
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2016), 80.
49
diketahui.77
1. Data Primer
kuesioner.79
2. Data Sekunder
a. Buku
kebutuhan penelitian.
b. Jurnal
penelitian ini.
D. Instrumen Penelitian
instrumen yang sudah baku, atau intrumen yang sudah baku tetapi
pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS)
Tabel 1
Pedoman Skor Angket atau Kuesioner
Skala Likert
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
81
Saifuddin Azwar, Validitas dan Reliabilitas, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 139.
52
Kisi-kisi atau blue print dalam perancangan skala kesiapan belajar yaitu
sebagai berikut :
Tabel 2
Favorable Unfavorable
(+) (-)
Pendengaran 28, 32 3, 5 4
82
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), 113.
53
Favorable Unfavorable
(+) (-)
Jumlah 26 26 52
Tabel 3
83
Tutu April,EQ Orang Tua VS EQ Anak,(Yogyakarta: Locus, 2009),10.
54
Favorable Unfavorable
(+) (-)
Mengurangi 23, 24 9, 11 4
rasa cemas
pada diri
sendiri
Memahami 1, 30 8, 52 4
perasaan diri
sendiri
Favorable Unfavorable
(+) (-)
Jumlah 26 26 52
Tabel 4
Favorabl Unfavorable
e (-)
(+)
84
Rai DwiHastarita,“Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling untuk Mengembangkan
Keterampilan Belajar”, 2013, (http://repository.upi.ac.id, diakses tanggal 22 Januari 2022).
57
Favorabl Unfavorable
e (-)
(+)
6. Keterampilan Perhatian 3, 28 5, 32 4
mendengarkan
7. Keterampilan Memiliki 1, 40 8, 30 4
berbicara kemampuan
untuk
bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Jumlah 22 22 44
olah data dan analisa data yang didapatkan peneliti dari hasil penelitian
1. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
pokok dari alat ukur yang baik. Suatu yang diungkap benar,
mengacu pada isi dari suatu alat ukur dapat digunakan pendapat
85
Sugiono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,(Bandung :Alfabeta, 2016), 207.
86
Jelpa Periantalo,Validitas Alat Ukur Psikologi:Aplikasi Praktis,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2015), 17.
87
Ibid., 18.
59
item dan total. Jika rhitung > rtabel maka item dikatakan valid,
sedangkan jika rhitung < rtabel maka item dikatakan tidak valid.88
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas yaitu alat ukur yang sudah disusun akan diuji
Tabel 5
Kriteria koefisien reliabilitas
Koefisien Kriteria
2. Uji Asumsi
88
Ali Anwar,Statistika untuk penelitian pendidikan : dan aplikasinya dengan SPSS dan Excel,
(Kediri: IAIAT Press, 2009), 13.
89
Ibid., 26.
90
Syamsul Bahri dan Fahkry Zamzam, Model Penelitian Kuantitatif Berbasis SEM-AMOS
Pengujian dan Pengukuran, (http://google.com, 2021, diakses tanggal 16 Maret 2022).
60
asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji liniear
sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
b. Uji Linieritas
linier.93
c. Uji Multikolinearitas
kuat antar variabel bebas. Regresi yang baik yaitu apabila tidak
ketentuannya yaitu jika nilai Tolerance > 0,10 maka tidak terjadi
regresi. Selain itu, jika nilai VIF < 10,00 maka tidak terjadi
3. Uji Hipotesis
94
Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang : Universitas
Diponegoro, 2005), 105.
95
Ali Anwar, Statistika untuk penelitian pendidikan : dan aplikasinya dengan SPSS dan Excel,
(Kediri: IAIAT Press, 2009), 115.
62
SPSS 16.0. Jika nilai sig.F change < 0,05, maka ada hubungan
yang signifikan. Dan nilai rsquare > rtabel maka Ha diterima dan H0
ditolak.97
keputusan adalah:
2) Jika nilai dari sig. Fchange > 0,05 maka tidak berkorelasi.98
96
Ibid., 116
97
Ali Anwar, Statistika untuk penelitian pendidikan : dan aplikasinya dengan SPSS dan Excel,
(Kediri: IAIAT Press, 2009), 116.
98
Ibid., 116.
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Identitas Sekolah
NPSN : 20537858
NSS : 101051417644
Kecamatan : Rejoso
Desa : Mlorah
Jenjang : SD
62
64
3. Ketenagaan
Tabel 6
Nama Tugas
Nama Tugas
B. Deskripsi Data
1. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Uji validitas adalah syarat pokok dari alat ukur yang baik. Validitas
1) Validitas isi
penelitian.
2) Validitas konstruk
Mlorah.
dikurangi 2 adalah item dan total. Ketentuannya jika r hitung > rtabel
maka item dikatakan valid, sedangkan jika rhitung < rtabel maka item
Tabel 7
. n
99
Ali Anwar,Statistika untuk penelitian pendidikan : dan aplikasinya dengan SPSS dan Excel,
(Kediri: IAIAT Press, 2009), 13.
68
. n
. n
. n
. n
valid dan 1 item tidak valid. Item yang tidak valid yaitu item nomor
44 dikarenakan nilai rhitung < rtabel, maka item nomor 44 dihapus. Blue
berikut:
Tabel 8
Favorabl Unfavorable
e (-)
(+)
Pendengaran 28, 32 3, 5 4
Berani 23,24 9, 11 4
bertanya
Favorabl Unfavorable
e (-)
(+)
4. Kebutuhan- Datang ke 1, 52 8, 47 4
Kebutuhan sekolah tepat
waktu
Belajar 2, 15 30, 51 4
sebelum ke
sekolah
Keterampilan 40, 43 37 3
mengingat
Jumlah 26 25 51
item dan total. Jika rhitung > rtabel maka item dikatakan valid,
sedangkan jika rhitung < rtabel maka item dikatakan tidak valid. Nilai
Tabel 9
. n
. n
. n
. n
ada 45 item valid dan 7 item tidak valid. Item yang tidak valid yaitu
item nomor 10, 12, 19, 24, 32, 48, 50 dikarenakan nilai rhitung < rtabel,
maka item nomor 10, 12, 19, 24, 32, 48, 50 dihapus. Blue print
berikut :
Tabel 10
Blue print Hasil Uji Validitas Kecerdasan Emosional
Favorable Unfavorable
(+) (-)
1. Mengenali Mengenali 4 7 2
Emosi Diri emosi pada
diri sendiri
Yakin akan 28 3, 5 3
kemampuan
diri sendiri
Mampu 41 34, 49 3
mengontrol
emosi diri
secara baik
Mengurangi 23 9, 11 3
rasa cemas
pada diri
sendiri
78
Favorable Unfavorable
(+) (-)
Memahami 1, 30 8, 52 4
perasaan diri
sendiri
Memiliki 21, 26 14 4
kesiapan
dalam belajar
Favorable Unfavorable
(+) (-)
Jumlah 21 24 45
item dan total. Jika rhitung > rtabel maka item dikatakan valid,
sedangkan jika rhitung < rtabel maka item dikatakan tidak valid.100 Nilai
Tabel 11
100
Ali Anwar,Statistika untuk penelitian pendidikan : dan aplikasinya dengan SPSS dan Excel,
(Kediri: IAIAT Press, 2009), 13.
80
. n
. n
. n
item valid dan 2 item tidak valid. Item yang tidak valid yaitu item
nomor 7 dan 37 dikarenakan nilai rhitung < rtabel, maka item nomor 7
Tabel 12
Blue print Hasil Uji Validitas Keterampilan Belajar
Favorabl Unfavorable
e (-)
(+)
1. Keterampilan Membuat 4, 9 10 3
mengelola daftar
waktu kegiatan
sehari-hari
Favorabl Unfavorable
e (-)
(+)
4. Keterampilan Mampu 2, 15 43 3
menulis menulis
dengan baik
6. Keterampilan Perhatian 3, 28 5, 32 4
mendengarkan
7. Keterampilan Memiliki 1, 40 8, 30 4
berbicara kemampuan
untuk
bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Jumlah 22 20 42
b. Uji Reliabilitas
85
Tabel 13
Kriteria koefisien reliabilitas
Koefisien Kriteria
101
Syamsul Bahri dan Fahkry Zamzam, Model Penelitian Kuantitatif Berbasis SEM-AMOS
Pengujian dan Pengukuran, (http://google.com, 2021, diakses tanggal 16 Maret 2022).
86
Tabel 14
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
0,926 51
sangat tinggi.
Tabel 15
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
0,896 45
87
tinggi.
Tabel 16
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
0,927 42
sangat tinggi.
2. Uji Asumsi
asumsi klasik atau tidak. Uji prayarat dalam penelitian ini ada 3 yaitu
a. Uji Normalitas
belajar (X2) dan variabel terikat yaitu kesiapan belajar (Y). Uji
uji normalitas:
Tabel 17
data normal, tetapi jika nilai Asymp. signifikansi (2-tailed) < 0,05
89
Tabel 18
b. Uji Liniearitas
102
Wiratna Sujarwati,Belajar Mudah SPSS untuk Penelitian Mahasiswa dan Umum,(Yogyakarta:
Global Media Informasi, 2008),45.
90
(X1) dengan kesiapan belajar (Y) dan hasil uji linieritas kesiapan
Tabel 19
Belajar
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.
Kesiapan Between (Combined) 14751.80
36 409.772 3.683 .000
Belajar * Groups 5
Kecerdasan Linearity 9788.59 87.97
Emosional 9788.594 1 .000
4 8
Deviation
from 4963.211 35 141.806 1.275 .257
Linearity
Within Groups 3115.333 28 111.262
Total 17867.13
64
8
jika nilai Deviation from Linearity Sig. > 0,05 maka data linier.103
103
Sugiyono,Statistika untuk Penelitian,(Bandung: Alfabeta, 2013), 227.
91
Tabel 20
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.
Total 17867.138 64
nilai Deviation from Linearity Sig. > 0,05 maka data linier. Hasil
c. Uji Multikoliniearitas
92
yaitu apabila tidak terjadi korelasi antar variabel bebas atau tidak
Tabel 21
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std. Toleranc
Model B Error Beta t Sig. e VIF
1 (Constant) 39.163 12.804 3.059 .003
Kecerdasan
.466 .154 .399 3.020 .004 .357 2.798
Emosional
Keterampilan
.463 .144 .425 3.215 .002 .357 2.798
Belajar
a. Dependent Variable:
Kesiapan Belajar
ketentuannya yaitu jika nilai Tolerance > 0,10 maka tidak terjadi
dengan ketentuannya yaitu jika nilai VIF < 10,00 maka tidak
(X1) yaitu 0,357 > 0,10 dan nilai Tolerance Keterampilan Belajar
(X2) yaitu 0,357 > 0,10 maka data tidak terjadi multikolinearitas.
3. Uji Hipotesis
regresi berganda.
104
Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang : Universitas
Diponegoro, 2005), 105.
94
Tabel 22
Rendah X < M – 1 SD
Sedang M – 1 SD X < M + 1 SD
Tinggi M + 1 SD X
sebagai berikut :
1) Kesiapan Belajar
105
Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi edisi 2, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012),
107.
95
Tabel 23
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Kesiapan Belajar 65 128 204 162.37 16.709
Valid N
65
(listwise)
Tabel 24
Rendah X < M – 1 SD
X < 145,661
X < 146
Sedang M – 1 SD X < M + 1 SD
+ 16,709
Tinggi M + 1 SD X
162,37 + 16,709 X
179,079 X
179 X
Tabel 25
66,2%
20,0 %
13,8%
presentase 66,2 %.
2) Kecerdasan Emosional
Tabel 26
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Kecerdasan
65 113 164 137.26 14.334
Emosional
Valid N (listwise) 65
sebagai berikut :
Tabel 27
Rendah X < M – 1 SD
X < 122,926
X < 123
Sedang M – 1 SD X < M + 1 SD
+ 14,334
Tinggi M + 1 SD X
137,26 + 14,334 X
151,594 X
152 X
Tabel 28
67,7%
15,4% 16,9%
3) Keterampilan Belajar
Tabel 29
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Keterampilan
65 89 163 128.17 15.351
Belajar
Valid N (listwise) 65
berikut :
Tabel 30
Rendah X < M – 1 SD
X < 112,819
X < 113
Sedang M – 1 SD X < M + 1 SD
+ 15,351
Tinggi M + 1 SD X
128,17 + 15,351 X
143,521 X
144 X
Tabel 31
70,8%
16,9%
12,3%
Y:
Tabel 32
106
Ibid., 116
106
Correlations
Kecerdasan Kesiapan
Emosional Belajar
Kecerdasan Pearson
1 .740**
Emosional Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 65 65
Kesiapan Belajar Pearson
.740** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 65 65
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
rhitung > rtabel yaitu 0,740 > 0,244 maka Ha diterima dan H0
Tabel 33
Correlations
Keterampilan Kesiapan
Belajar Belajar
Keterampilan Pearson
1 .745**
Belajar Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 65 65
Kesiapan Belajar Pearson
.745** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 65 65
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
rhitung > rtabel yaitu 0,745 > 0,244 maka Ha diterima dan H0
akan meningkat.
aplikasi SPSS 16.0. Jika nilai sig.F change < 0,05, maka ada
Mlorah.
107
Ali Anwar, Statistika untuk penelitian pendidikan : dan aplikasinya dengan SPSS dan Excel,
(Kediri: IAIAT Press, 2009), 116.
109
di SDN 3 Mlorah.
Tabel 34
Model Summary
bahwa nilai sig. F Change yaitu 0,000 < 0,05 maka ada
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam bab V ini peneliti menjelaskan tentang hasil yang telah didapatkan
SPSS 16.0 yaitu kesiapan belajar siswa-siswi SDN 3 MLorah sebesar 66,2%
SDN 3 Mlorah sebesar 70,8% dalam kategorisasi sedang. Berikut ini penjelasam
hasil dari penelitian yang berkaitan dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian:
Hasil program SPSS 16.0 menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang
signifikansi 0,000 < 0,05 dan nilai rhitung > rtabel yaitu 0,740 > 0,244.
108
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi Terjemahan Alex Tri
Kantjono Widodo (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2005),514.
111
ditentukan pula oleh tingkat kecerdasan emosionalnya. 109 Salovey dan Mayer
sendiri antara lain : kesadaran diri untuk tidak tenggelam dalam permasalahan
dan berserah diri. Apabila individu menunjukkan perilaku yang positif pada
sendiri, antara lain : pengendalian dorongan hati, mampu memikirkan hal yang
positif dan optimis. Apabila individu mampu memberi motivasi pada diri
sendiri secara baik, maka individu akan menggunakan waktu secara baik untuk
efektif. 4) Mengenali emosi orang lain dan berempati. Apabila individu mampu
memahami emosi orang lain, maka akan mudah bergaul dengan masyarakat
yang luas. 5) Membina hubungan dengan orang lain. Apabila individu mampu
berkomunikasi yang baik maka akan mudah bergaul dengan orang lain di
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aprilia
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah Anita Dewi, pada
Hasil program SPSS 16.0 menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang
signifikansi 0,000 < 0,05 dan nilai rhitung > rtabel yaitu 0,745 > 0,244.
dalam cara-cara belajar yang baik, mencakup aspek afektif, kognitif serta
menuju sekolah serta memilih tempat duduk di kelas, membuat catatan dari
materi yang disampaikan guru di depan kelas, bertanya serta menjawab ketika
diri dari berbagai hal yang mengggangu dalam konsentrasi dalam belajar.
111
Aprilina Gustiyani, “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Belajar
Mandiri Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tuntang”, Juli 2015, (https://repository.ac.id, diakses
tanggal 22 Desember 2021).
112
Indah Anita Dewi, “Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kesiapan Belajar Mandiri
Mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung”, Jurnal Medula, 2, Januari 2020,
(http://juke.kedokteran.unila.ac.id, diakes tanggal 22 Desember 2021).
113
Lily Budiarjo, Keterampilan Belajar,(Yogyakarta: Andi, 2007),11.
113
Sehingga energi yang dimiliki siswa akan semakin meningkat dan siswa akan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ida
Kesiapan Belajar
Hasil program SPSS 16.0 menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang
belajar, dimana nilai bahwa nilai sig. F Change yaitu 0,000 < 0,05 dan nilai
114
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 1998), 120.
115
Ida Umami, “ Learning Skills As Part Content Mastery Service In Guidance Counseling”, Journal
of Guidance and Counseling, 2015, (http://ojs.fkip.ummetro.ac.id, diakses tanggal 22 Desember
2021).
116
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi,(Jakarta: Rineka Cipta, 2015), 113.
114
dalam cara-cara belajar yang baik yang mencakup aspek afektif, kognitif serta
dalam belajar secara maksimal. Selain itu, siswa yang memiliki keterampilan
untuk belajar, sehingga energi yang dimiliki siswa akan semakin meningkat
117
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2013), 88.
115
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesimpulan yaitu :
Mlorah. Dimana nilai signifikansi yaitu 0,000 < 0,05 dan nilai r hitung >
Mlorah. Dimana nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan nilai r hitung > rtabel
112
116
yaitu 0,000 < 0,05 dan nilai rsquare > rtabel yaitu 0,612 > 0,244.
B. Saran
saran, yaitu :
positif dan yakin dalam belajar serta siswa mampu lebih meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA