Anda di halaman 1dari 14

Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar Saat Pandemi

Di SDN Hegarmanah Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari

Dara Nitasari a,1, Maulana b,2


a
PGSD Kampus Sumedang Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
b
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

ABSTRAK
Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang ditemukan pada saat KKN
Tematik 2021, minat mengaji anak anak yang semakin menurun pada belajar
mengaji sanagat lah dibutuhkan untuk bisa mendidik anak anak menjadi lebih
bermoral dan mengajar dilakukan secara daring sehingga menuntut pengajar untuk
mampu mendidik anaka anak agar mudah memahami materi Permasalahan pun
muncul seiring pembelajaran berlangsung. Dari mulai guru yang kurang mampu
mengoperasikan teknologi seperti laptop, handphone, dan pembuatan media
pembelajaran secara digital. Begitupun dengan peran orang tua yang harus
mendampingi anak-anaknya di rumah dan memfasilitasi kebutuhan belajar anak
menjadi masalah tersendiri. Oleh karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk
menyelesaikan serta membantu mendampingi guru, orang tua dan siswa dalam
mengubah pola kebiasaan di pandemi yang kurang baik ini di SDN Hegarmanah.
Langkah penyelesaian yang penulis lakukan, memberikan penguatan pembelajaran
untuk mata pelajaran secara daring, mendampingi guru dalam mempersiapkan
pembelajaran untuk semester ganjil, membimbing orang tua dalam mengatasi
kesulitan anak saat belajar daring, dan membantu siswa dalam persiapan
menghadapi semester ganjil secara daring.

Kata Kunci : Digital, Daring, Teknologi, Tematik.

Pendahuluan
Pandemi yang terjadi sejak tahun 2019 hingga saat ini belum kunjung
usai. Penyebaran virus covid-19 ini sangat cepat dan penularannya sangat
mudah sehingga setiap orang dapat terpapar oleh virus ini. Pandemi ini terjadi
secara cepat diseluruh dunia di mulai dari China dan menyebar keberbagai
negara lain. Seperti yang tercatat di dalam data WHO diperoleh bahwa COVID-
19 telah menjadi pandemic global dengan 4.534.0731 kasus positif yang
terkonfirmasi di 216 negara di seluruh dunia (Herliandry et al., 2020). Meskipun
jumlah orang yang terpapar virus ini sangatlah banyak namun jumlah orang
yang sembuh pun tidak kalah banyak pula. Pandemi ini dapat diminimalisir
dengan pemberian vaksin. Vaksinasi adalah olahan patogen yang mati atau yang
lemah, atau produknya yang saat diperkenalkan ke dalam tubuh, merangsang
produksi antibodi tanpa menyebabkan penyakit (Muallifah, 2018).
Dengan adanya vaksin sebagai solusi menjadikan tingkat kesembuhan
bagi pasien covid-19 sangatlah cepat. Namun penggunaan vaksin pada orang
yang sedang terpapar dan sedang sakit sangat tidak dianjurkan karena efek dari
vaksin tersebut dapat memunculkan atau menambah parah sakit yang sedang
diderita. Sebisa mungkin jika akan melakukan vaksin dalam keadaan yang fit.
Selain menjalani vaksinasi, mengkonsumsi buah dan vitamin sangatlah perlu,
sehingga imun dalam tubuh dapat meningkat dan tidak mudah terserang
penyakit. Kebijakan yang diterapkan untuk mengurangi penyebaran virus terus
dilakukan, seperti memberlakukan sosial distancing, physical distancing hingga
pemberlakuan PSBB (pembatasan social berskala besar) pada beberapa daerah
dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau sering disebut PPKM
level 4. Sehingga terasa pengaruhnya terhadap pendidikan seperti kegiatan
belajar mengajar dilakukan secara daring atau online.
Belajar adalah suatu proses melakukan aktivitas yang disadari dan
disengaja untuk dapat mengetahui hal yang belum diketahui sebelumnya
(Padangsidimpuan, 2017). Belajar adalah sebuah proses perubahan didalam
kepribadian manusia dan perubahan yang tampak dalam tingkah laku,
pengetahuan, sikap, kebiasaan dan daya pikir. Belajar merupakan suatu proses
usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu perubahan dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak
terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Perubahan perilaku dalam proses
belajar dapat dirasakan setelah seseorang mampu memahami dan mengamalkan
apa yang telah dipelajarinya. Belajar juga dapat merubah tingkah laku menjadi
praktek atau latihan. Prestasi dapat diperoleh melalui suatu pemahaman dan
pencapaian dari seseorang apabila sudah melakuka aktivitas belajar. Prestasi
mengandalkan kemampuan intelektual, emosional, spiritual dan ketahanan
dalam menghadapi semua aspek situasi. Proses perubahan tingkah laku dapat
terjadi dalam berbagai kondisi berdasarkan penjelasan dari para ahli pendidikan
dan psikologi. Adapun tujuan belajar itu sendiri adalah melakukan suatu
aktivitas yang diharapkan dapat memunculkan keterampilan yang nantinya
dapat dimanfaatkan oleh seseorang sebagai suatu kemampuannya. Sedangkan
mengajar merupakan sebuah kemampuan yang wajib untuk dimiliki oleh setiap
guru dan dosen, dan melalui ilmu yang dipelajari akan dapat menambah
kemampuan dalam mengajar. Hal ini merupakan kemampuan dalam
menghadapi siswa atau mahasiswa yang mereka semua memiliki karakter,
kemampuan dan juga keinginan yang berbeda-beda (Padangsidimpuan, 2017).
Mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru kepada
siswa, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri
pengetahuannya. Mengajar adalah usaha untuk menciptakan lingkungan yang
mengoptimalkan kegiatan belajar. Mengajar merupakan usaha menciptakan
suasana belajar bagi siswa secara optimal. Mengajar juga berarti mengatur dan
menciptakan kondisi yang terdapat di lingkungan siswa sehingga dapat
menumbuhkan niat atau perasaan siswa melakukan kegiatan belajar. Mengajar
bukanlah kegiatan memindahkan ilmu pengetahuan dari seorang pendidik
kepada peserta didik, namun suatu aktivitas yang memungkinkan peserta didik
atau siswa membangun sendiri pengetahuannya. Mengajar juga melibatkan
orang lain sebagai orang yang ingin atau akan terlibat dalam pembelajaran.
Pembelajaran ialah proses belajar mengajar secara dua arah, dimana
mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai orang yang lebih dewasa atau
disebut juga pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau
murid yang belum dewasa atau belum memiliki wawasan lebih dari seorang
pendidik. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan keterampilan serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Seorang guru membelajarkan siswa dengan proses pendidikan
maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Istilah
pembelajaran lebih popular dan lebih tepat daripada proses belajar mengajar
yang lebih menekankan pada motivasi peserta didik untuk aktif agar mereka
dapat menemukan sendiri cara belajar yang tepat baginya. Secara filosofi dalam
proses pembelajaran dinyatakan berilah pancing dan ajari cara memancing dan
jangan diberikan kepada mereka ikan yang telah siap dimakan (Hermawan,
2014). Kemudian ada pendidikan, pendidikan merupakan bimbingan atau
pertolongan yang diberikan secara sengaja oleh tenaga pendidik. Pendidikan
juga merupakan proses perubahan sikap dan tingkah laku melalui pelatihan dan
pengajaran. Pendidikan wajib diberikan bagi siapapun. Karena pendidikan
adalah hak yang harus diberikan pada setiap orang.
Tujuan umum dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata kuliah bahasa Indonesia, sedangkan Tujuan khusus
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah un. Subjek penelitian adalah siswa Kelas III SDN
Dadapsari No.129 Surakarta sejumlah 43 siswa dengan distribusi siswa laki-laki 19 siswa
dan siswa perempuan ada 24 siswa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Berdasarkan hasil
penelitian penggunaan media audio-visual pada siswa kelas III SDN Dadapsari No. 129
Pasar Kliwon Surakarta tahun pelajaran 2010 / 2011, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut: melalui penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan
pengenalan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat pada siswa kelas III SD Negeri
Dadapsari No. 129 Pasar Kliwon Surakarta tahun pelajaran 2010 / 2011. Hal ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata kelas terjadi peningkatan yaitu pada tes awal sebesar 54,51;
siklus pertama 72,42; dan pada siklus kedua naik menjadi 85,93. Untuk siswa tuntas
belajar (nilai ketuntasan 60) pada tes awal 46,51%, tes siklus pertama 86,95%, dan pada
tes siklus kedua siswa belajar tuntas mencapai 100%. Penelitian ini telah membuktikan
bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarga negaraan melalui penggunaan media audio-
visual dapat meningkatkan pemahaman siswa khususnya pada materi aturan-aturan
yang berlaku di masyarakat. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi
guru dan calon guru untuk meningkatkan keterampilan mempergunakan media audio-
visual dalam pembelajaran dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar
sehubungan dengan pemahaman dan hasil belajar siswa yang akan dicapai. Kata Kunci:
media audio-visual, hasil belajar PKn

Pembelajaran saat pandemic seperti ini dilakukan secara daring karena


tidak diperbolehkannya bertatap muka secara langsung sehingga pemanfaatan
teknologi sangat ditekankan. Perbedaan antara pembelajaran secara
konvensional (tatap muka/langsung) dan secara online adalah pembelajaran
konvensional merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan
menggabungkan satu atau lebih metode pembelajaran dengan peran penting
guru dalam pendekatannya, sedangkan metode yang digunakan berupa
penjelasan secara tatap muka, pemberian tugas serta tanya jawab, sedangkan
pembelajaran online dapat didefinisikan sebagai pembelajaran berbasis teknologi
dengan bahan belajar dikirim secara elektronik ke peserta didik jarak jauh
menggunakan jaringan internet. Namun, seiring berlangsungnya pembelajaran
memunculkan berbagai macam permasalahan dari mulai kurangnya guru dalam
memahami penggunaan teknologi dan pemanfaatan media pembelajaran secara
daring.

Tiga hal yang dapat memberikan efek terkait pembelajaran secara daring
yaitu, teknologi secara khusus pengaturan jaringan harus memungkinkan untuk
terjadinya pertukaran hubungan dan yang tidak berhubungan. Siswa harus
memiliki akses yang mudah, dan jaringan seharusnya membutuhkan waktu
minimal untuk pertukaran dokumen. Yang kedua adalah karakteristik pengajar,
pengajar memainkan peran penting dalam efektivitas pembelajaran secara
daring, bukan sebuah teknologi yang penting tetapi penerapan teknologi dari
pengajar yang menentukan efek pada pembelajaran, siswa yang hadir dalam
kelas dengan yang memliki sifat positif terhadap penerimaan suatu
pembelajaran dan memahami akan sebuah teknologi akan cenderung
menghasilkan suatu pembelajaran yang lebih positif. Dalam lingkungan belajar
konvensional siswa cenderung terisolasi karena mereka tidak memiliki
lingkungan khusus untuk berinteraksi dengan pengajar. Yang ketiga
karakteristik siswa yaitu mengungkapkan bahwa siswa yang tidak memiliki
keterampilan dasar dan disiplin diri yang tinggi dapat melakukan pembelajaran
yang lebih baik dengan metode yang disampaikan secara konvensional,
sedangkan siswa yang cerdas serta memiliki disiplin serta kepercayaan diri yang
tinggi akan mampu untuk melakukan pembelajaran dengan metode daring.

Langkah dalam menyelesaikan permasalahan diatas yaitu dengan


membantu guru, orang tua dan siswa menggunakan terknologi, memberikan
penguatan pembelajaran untuk mata pelajaran secara daring, mendampingi guru
dalam mempersiapkan media pembelajaran untuk semester ganjil, membimbing
orang tua dalam mengatasi kesulitan anak saat belajar daring, dan membantu
siswa dalam persiapan menghadapi semester ganjil secara daring.

Metode
Penulis melakukan Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik Membangun
Desa melalui Bidang Pendidikan dan Ekonomi dalam implementasi MBKM ini
dilaksanakan pada tanggal 01 Juli 2021 sampai 30 Juli 2021. Pada permasalahan
tersebut penulis dalam pengumpulan data menggunakan metode wawancara
dengan narasumber yaitu guru sekolah dasar kelas 5 SDN Hegarmanah yaitu ibu
Idah, selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan salah satu orang tua
siswa.
Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab untuk memperoleh suatu
informasi yang diajukan kepada narasumber sebagai orang yang lebih
mengetahui tentang informasi tersebut. Dalam pengamatan wawancara
merupakan kegiatan utama yang bersifat langsung maupun tidak langsung.
Bentuk informasi yang diperoleh dapat dinyatakan dengan tulisan, atau dapat
pula direkam melalui audio, visual, atau audio visual. Wawancara digunakan
dalam penelitian untuk memperkuat metode observasi dalam pengumpulan
data. Wawancara tidak berstruktur, tidak berstandar, informal, atau berfokus
dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas dalam penelitian.
(Rachmawati, 2007). Jenis wawancara berstruktur dan berstandar yaitu
wawancara yang sudah direncanakan sebelumnya dan setiap partisipan atau
narasumber ditanyai oleh pertanyaan dan urutan yang sama. Wawancara ini
sangat menghemat waktu dan jawaban partisipan pun terarah. Kemudian ada
wawancara semi terstruktur yaitu wawancara dilakukan berdasarkan atau
mengikuti pedoman. Pewawancara dapat mengembangkan pertanyaan dan
memutuskan sendiri isu yang ingin dimunculkan. Ada beberapa tahapan dalam
wawancara seperti, memperkenalkan diri, memperkenalkan masalah yang akan
ditanyakan, memulai dengan pertanyaan yang ringan kemudian pertanyaan
utama.(Rachmawati, 2007)
Dalam wawancara tersebut penulis membuat 3 pertanyaan terkait
optimalisasi kegiatan belajar mengajar saat pandemic dengan penggunaan
aplikasi youtube, whatsapp, dan zoom dalam pembelajaran daring pada mata
pelajaran tematik. Youtube merupakan media social yang digunakan untuk
mengupload video-video yang dapat diputar kembali kapanpun juga dapat
melakukan siaran langsung tentunya dapat diakses dan dilihat oleh seluruh
orang di dunia. Di flatform youtube semua orang dapat menuliskan komentar
dan menyukai video-video juga dapat membagikan video tersebut. Berbeda
dengan aplikasi whatsapp. Whatsapp adalah aplikasi yang hamper semua orang
menggunakannya sebagai pengganti room chat sms dimana setiap orang dapat
mengirim pesan baik pesan grup atau pun personal message. Mengirim video
ataupun gambar dan suara. Flatform ini lebih mengerucut atau lebih aman dan
hanya bisa mengirim pesan apabila pengguna mengetahui nomor pengguna
yang lainnya. Pembelajaran melalui whatsapp dianggap menjenuhkan oleh
peserta didik karena tidak di dukung oleh fitur-fitur yang lengkap. Peserta didik
kurang bersemangat karena mereka hanya dapat membaca pesan dan
menggunakan voice note, diskusi antar teman juga terasa kurang optimal
sehingga hanya beberapa peserta didik yang aktif saat pembelajaran daring
berlangsung yang memunculkan respon yang lambat pula. Dan ada pula zoom
meeting. Zoom meeting adalah flatform yang sering digunakan untuk bertatap
maya saat pembelajaran, rapat, dan lainnya secara virtual atau dalam jaringan.
Penggunaan zoom meeting sangat mempermudah khususnya bagi pendidikan,
dimana pembelajaran dapat berlangsung diwaktu yang sama meskipun ditempat
yang berbeda. Namun jika pengguna bukan termasuk pengguna berbayar
kekurangan zoom meeting tersebut adalah keterbatasan waktu penggunaannya.
Biasanya untuk pengguna gratis waktu setiap zoom meeting dibatasi selama 40-
45 menit sehingga pengguna harus masuk kembali pada zoom di waktu
selanjutnya setelah zoom terhenti. Flatform diatas sangatlah membantu
mempermudah pekerjaan dan pembelajaran.
Hasil dan Pembahasan
Sekolah atau lembaga pendidikan formal, pada umumnya
sekurangkurangnya ada 3 ruang lingkup kegiatan kegiatan pendidikan, yaitu
bidang intruksional dan kurikulum (pengajaran), bidang administrasi dan
kepemimpinan, bidang pembinaan pribadi(Ekayani, 2017). Sekolah adalah
tempat pertama siswa mendapatkan pengetahuan yang belum pernah ia ketahui
sebelumnya. Sehingga siswa menjadi tanggungjawab sekolah dan guru saat
pertama kali menginjakkan kaki di lingkungan sekolah. Siswa merupakan orang
yang belum dewasa sehingga harus dibimbing oleh orang yang lebih dewasa
agar siswa mampu mengetahui kebaikan dan kebenaran seiring menuju kepada
kedewasaannya. Karena siswa yang belum memiliki kedewasaan pada dasarnya
belum mampu membedakan apa yang baik untuk dirinya dan apa yang kurang
baik pada dirinya. siswa juga membutuhkan orang dewasa menjadi contoh atau
teladan bagi dirinya, sehingga siswa akan merasa bangga pada diri sendiri
karena telah mampu menjadi apa yang ia inginkan. Dibalik itu semua ada
pembelajaran yang harus dioptimalkan agar setiap ilmu pengetahuan yang
didapat mampu menjadikannya orang yang lebih tau dan lebih dewasa dengan
wawasan yang luas.
Karakter adalah nila-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, sikap,
perasaan, perkataan, dan terwujudnya rasa kebangsaan di dalam diri. (Andrianto
Pangondian et al., 2019). Karakter dapat membuat individu menghayati
kebebasan dalam hidupnya sehingga dapat mengekspresikan diri seperti yang
diinginkan. Karakteristik merupakan ciri satu individu yang memiliki kekhasan
tersendiri. Siswa sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun atau biasa
disebut dengan proses intelektual. Masa sekolah dasar siswa sedang mengalami
perkembangan berupa fisik dan psikologis. Minat siswa pun berfokus pada
semua hal yang bersifat bergerak dinamis. Pada sekolah dasar kelas rendah
mempunyai karakteristik seperti, adanya sikap positif dan keadaan kesehatan
jasmani yang baik, siswa memiliki kecenderungan memuji diri sendiri, tunduk
pada peraturan-peraturan permainan aya ada di lingkungan atau dunia
bermainnya, suka membandingkan diri sendiri dengan orang lain, dan masi
banyak lagi. Lalu karakteristik siswa sekolah dasar kelas tinggi yaitu, adanya
minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit bukan lagi abstrak,
realistik serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki rasa ingin belajar
dan bertanggungjawab, mulai memiliki minat terhadap hal-hal dan mata
pelajaran khusus, di kelas tinggi biasanya siswa dalam menghadapi tugas-
tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyesuaikan diri, gemar dalam
membentuk kelompok bermain dan mulai memperdulikan akan prestasi
belajarnya, dan masih banyak lagi.
Ada beberapa macam metode pembelajaran yang dapat digunakan saat
pembelajaran seperti pada pembelajaran konvensional antara lain metode
ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode penugasan. Metode
ceramah adalah pemberian bahan ajar dengan penyampaian lisan oleh guru
kepada siswa tentak suatu topik materi. Metode ceramah ini termasuk metode
yang sangat sering digunakan oleh guru. Selain mudah dan efisien dalam biaya
metode ceramah ini menjadikan pembelajaran menjadi hidup. Mengajar dengan
metode ceramah berarti memberikan suatu informasi melalui pendengaran
siswa, dan siswa mampu memahami informasi yang disampaikan oleh guru
tersebut setelah mendengarkannya. Metode ceramah bertujuan untuk
menciptakan landasan pemikiran peserta didik sehingga peserta didik dapat
belajar melalui pendengaran yang dapat juga dijadikan bahan tulisan sesuai apa
yang telah didengarnya, merangsang peserta didik untuk belajar mandiri dan
menumbuhkan rasa ingin tahu melalui belajar. (Padangsidimpuan, 2017)
Kemudian ada metode tanya jawab. Metode tanya jawab adalah mengajar
yang memungkinkan terjadinya komunikasi secara langsung. Komunikasi yang
terjadi adalah komunikasi dua arah dan terjadi dialog antara guru dan siswa.
Dalam proses belajar mengajar tanya jawab memegang peranan penting karena
pertanyaan yang tersusun dengan baik akan meningkatkan partisipasi siswa
dalam kegiatan belajar mengajar. Sebab pertanyaan yang baik akan membantu
siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik dan memusatkan perhatian
siswa terhadap masalah yang dibahas. Masalah yang dibicarakan dapat
mengembangkan pola pikir siswa.(Abdika et al., 2019). Tujuan metode tanya
jawab itu sendiri adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran
yang dikuasai oleh siswa, kemudian untuk merangsang siswa berpikir, dan
memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan masalah atau informasi
yang belum dipahaminya. Jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya yaitu,
pertanyaan permintaan, pertanyaan mengarah atau menuntun, pertanyaan
menggali, dan pertanyaan retorik. Jenis pertanyaan menurut taksonomi bloom
yaitu pertanyaan pengetahuan, pertanyaan pemahaman, pertanyaan penerapan,
pertanyaan analisis, pertanyaan sintesis, dan pertanyaan evaluasi. Dan masih
banyak lagi jenis-jenis pertanyaan yang sering digunakan dalam metode tanya
jawab.
Ada pula metode diskusi. Metode diskusi adalah pengajaran yang
berfokus kepada cara belajar siswa untuk memecahkan masalah dengan
melibatkan dua atau lebih siswa yang saling berinteraksi. Sebelum aktivitas
diskusi dimulai guru akan menjelaskan beberapa materi sebagai bahan stimulus
bagi siswa dalam diskusi. Selanjutnya siswa diberi waktu untuk bertanya tentang
bahan materi yang belum bisa dipahami. Sama hal nya dengan metode tanya
jawab, diskusi juga bertujuan agar siswa mampu memecahkan masalah, agar
tumbuh rasa percaya diri pada siswa sehingga siswa mampu menyampaikan
pendapatnya secara rutin, dan mengajarkan siswa untuk saling menghargai
pendapat orang lain. Namun, metode diskusi memiliki kekurangan dan
kelebihan tentunya. Kekurangan dari metode diskusi yaitu, tidak bisa digunakan
untuk kelompok belajar yang besar. Jika diskusi tidak diarahkan maka biasanya
pembahasan akan melenceng dari apa yang diinginkan, dan membuat siswa
mendapat materi lebih sedikit. Tidak hanya kekurangannya saja metode diskusi
pun memiliki kelebihan yaitu, menjadikan siswa semakin kreatif dan inovatif,
meningkatkan rasa toleransi yang tinggi, memperdalam dan memperluas ilmu
pengetahuan, dan membiasakan siswa untuk bermusyawarah mencapai
mufakat. Lalu ada metode penugasan yaitu suatu cara interaksi belajar mengajar
yang ditandai dengan adanya penugasan yang diberikan oleh guru kepada
siswa. Tugas yang diberikan guru dapat memperdalam pembelajaran dan dapat
pula mengecek bahan pembelajaran yang telah dipahami. Tugas dapat
dilaksanakan dimana saja seperti di rumah, di perpustakaan, di sekolah, di
taman maupun di tempat lain. Ada beberapa indicator dalam penugasan seperti,
tugas yang diberikan disesuaikan dengan tujuan, jenis tugas yang diberikan tepat
dan benar dengan pembelajaran, tugas yang diberikan sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan siswa, berikan pengawasan oleh guru atau orang
tua dalam pengerjaan tugas dan masih banyak lagi. Tujuan metode penugasan
adalah agar siswa mampu bertanggungjawab dengan apa yang telah ia pelajari.
Mengembangkan dan mengingat kembali pembelajaran yang telah diberikan.
Memiliki rasa percaya diri untuk mengungkapkan ide atau gagasannya sendiri.
(Haq, 2019)
Disamping metode pembelajaran prestasi belajar siswa juga dipengaruhi
oleh pemilihan media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar
mengajar yang berperan penting dalam memberikan kemudahan bagi siswa
untuk mempelajari materi sehingga menghasilkan proses belajar mengajar yang
lebih baik. Pemilihan media pembelajaran yang tepat akan mampu
menyampaikan pesan terkait pembelajaran sehingga siswa akan mudah dalam
memahami materi. Peran guru dalam pembelajaran di rumah adalah membantu
siswa dalam mengatasi kebingungan pembelajaran saat pandemic, memfasilitasi
siswa dalam pembelajaran saat pandemic, dan memberikan motivasi kepada
siswa agar tetap giat belajar di rumah. Media pembelajaran dalam jaringan yang
dapat dimanfaatkan seperti, membaca digital, video pembelajaran, berkreasi di
rumah, melakukan gerakan olahraga secara bersama melalui zoom, dan lainnya.
Selain media pembelajaran, gaya belajar siswa pun harus diperhatikan. Gaya
belajar adalah proses dimana siswa nyaman menerima dan memahami materi
sesuai kenyamanannya sendiri. Macam-macam gaya belajar siswa diantaranya :
1. Gaya belajar Auditori (pendengaran)
Gaya belajar auditori proses belajarnya dengan cara menghafal,
termasuk dalam hal mengerjakan soal cerita matematika, membaca, dan
mengerti isi bacaan. Ciri anak dengan gaya belajar audio adalah mudah
ingat dari apa yang didengarnya, bisa belajar jika suasana tenang tidak
berisik. Senang dibacakan atau mendengarkan. gemar menuliskan
kembali sesuatu, senang membaca dengan suara keras, dan pandai
bercerita, mudah mengulangi apa yang didengarnya, baik irama, nada
dan lainnya, sangat suka humor lisan daripada membaca buku, senang
berdiskusi, menyenangi seni music, dan lainnya.
2. Gaya belajar visual (penglihatan)
Gaya belajar visual dalam proses nya lebih suka membaca dan
melihat video atau mendengarkan music sehingga siswa dengan gaya
belajar visual dapat mengerjakan tugas dan belajar dalam keadaan yang
gaduh atau berisik. Ciri anak dengan gaya belajar visual adalah mudah
mengingat dengan cara melihat, suka mendemonstrakikan sesuatu, tau
apa yang harus dikatakan namun sulit mengungkapkan, tertarik pada
seni lukis, pahat, gambar dan music, sering lupa jika menyampaikan
pesan atau informasi secara verbal kepada orang lain.
3. Gaya belajar audio-visual
Gaya belajar audio-visual dalam prosesnya merupakan gabungan
dari gaya belajar auditori dan visual dimana siswa dengan gaya belajar
ini bisa belajar dengan cara mendengarkan atau melihat, tetap fokus jika
gaduh ataupun tidak, lebih menonjol dalam segala aspek, senang
mendemonstrasikan sesuatu, senang berdiskusi, senang mendengarkan
music, senang pada seni lukis, seni pahat, mudah menghafal irama dan
nada, senang bercerita, mudah mengungkapkan ide atau gagasan.
(Asriyanti & Janah, 2019)
Dari hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan siswa kelas 5 SDN
Hegarmanah lebih banyak yang bergaya belajar audio karena rata rata anak tidak
bisa belajar fokus apabila terjadi keributan. Dan rata rata anak yang
mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru lebih bisa memahami dengan
cepat daripada membaca buku. Sehingga guru lebih banyak menerapkan metode
ceramah agar anak mau berkonsentrasi dan sungguh sungguh mendengarkan
dalam pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran seperti video menambah
antusias siswa mengikuti setiap kegiatan pembelajaran. Karena biasanya anak
akan lebih tertarik apabila penjelasan materi dibarengi dengan menambahkan
karakter dan banyak warna sehingga siswa dapat dengan santai mengikuti
pembelajaran. Guru juga selalu melakukan tanya jawab dan diskusi kepada
siswa agar siswa antusias bertanya, menanggapi dan menyanggah setiap
pertanyaan yang diajukan. Pembelajaran yang sering dilakukan setelah tidak
diberlakukannya lagi pembelajaran kelompok kecil adalah menggunakan
whatsapp dimana guru sering memberikan sapaan dan pertanyaan ringan di
dalam grup whatsapp tersebut. Sedangkan penggunaan voice note sangat jarang
digunakan akibatnya siswa yang memiliki gaya auditori biasanya akan merasa
tidak nyaman atau malas membaca materi yang disampaikan sekaligus dan
memuat penjelasan yang panjang. Dengan adanya masalah tersebut penulis
ingin mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar di masa pandemic kepada
guru, orang tua, dan siswa kelas 5 SDN Hegarmanah tersebut. Orang tua siswa
pun sangat antusias dengan adanya kuliah kerja nyata tematik membangun desa
melalui pendidikan dan ekonomi ini, menjadikan kesempatan bagi anak anak
nya untuk mendapatkan pengalaman dan pengajaran baru dengan lingkungan
dan orang orang yang baru pula. Gurupun merasa sangat terbantu dalam
mengembangkan keterampilan dan bersama sama belajar membuat juga
mewujudkan perubahan yang semakin baik bagi pendidikan.
Optimalisasi adalah usaha memaksimalkan kegiatan hingga mewujudkan
keuntungan yang diinginkan atau dikehendaki. Optimalisasi hanya dapat
diwujudkan apabila dalam pewujudannya secara efektif dan efisien. (Yuhana &
Aminy, 2019) Di sekolah guru bukan hanya berperan sebagai pendidik saja,
namun berperan sebagai orang tua, orang yang lebih dewasa, dan menjadi teman
curahan hati bagi siswa. Setelah siswa merasa nyaman dengan pendidik atau
gurunya maka pembelajaran yang akan dilalui siswa semakin menarik dan
menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan dan nyaman akan membuat
siswa antusias dan mampu belajar dengan gaya belajarnya sendiri. Sehingga
siswa dapat memunculkan keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh dirinya.
semakin mudah pula bagi pendidik dalam memberikan ilmu pengetahuan
kepada siswa dengan melihat gaya belajar siswa tersebut. Pendidik pun memiliki
peluang untuk mengembangkan diri dalam membantu dan memfasilitasi siswa
untuk melaksanakan kewajiban nya sebagai siswa yaitu belajar dan pendidik
memenuhi hak siswa yaitu mengajar. Saat situasi pandemic seperti saat ini
belajar mengajar hanya bisa dilakukan di rumah, tentunya dengan berbagai
hambatan dan rintangan. Guru diharapkan mampu mengkombinasikan berbagai
metode mengajar sesuai dengan tujuan, keadaan siswa, sarana yang mendukung,
dan materi yang akan disampaikan. Dengan penggunaan metode yang bervariasi
siswa akan lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran sehingga mampu
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Prestasi didapatkan apabila siswa merasa
senang dan nyaman dalam melaksanakan pembelajaran tidak merasa terbebani
ataupun merasa sulit. Kemudian dalam pelaksanaan pembelajaran dilakukan
wawancara dengan beberapa pertanyaan yang diajukan yaitu:
1. Apakah ada perbedaan antara kegiatan belajar mengajar saat
pembelajaran dilakukan secara daring dan secara luring ?
2. Media apa saja yang sering digunakan saat pembelajaran daring ?
3. Apa saja manfaat yang didapat saat kegiatan belajar mengajar dilakukan
secara daring saat pandemi ?
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, menunjukan bahwa guru
kelas 5 SDN Hegarmanah memiliki hambatan dan rintangan saat melaksanakan
pembelajaran secara daring dimasa pandemi. Dimulai dari tidak adanya
pengarsipan rancangan pembelajaran, tidak menggunakan media pembelajaran
seperti video yg dibuat oleh guru itu sendiri namun hanya mengandalkan video
dan juga kegiatan-kegiatan yang sudah ada di tahun tahun sebelumnya sehingga
kurangnya kreasi dan inovasi dalam proses pembelajaran. Kemudian siswa yang
belum mahir menggunakan teknologi disertai orang tua siswa juga yang tidak
menguasai teknologi sehingga terkadang dalam pelaksanaan pembelajaran
sering sekali terganggu. Masalah dan hambatan yang lainnya adalah tidak semua
siswa memiliki smartphone untuk melangsungkan pembelajaran dan juga sering
dibawa oleh orang tuanya sehingga sering mengumpulkan tugas dan melakukan
pembelajaran disore atau malam hari menunggu fasilitas pembelajaran ada. Ini
pun memunculkan tantangan yang lain seperti memperlambat proses perekapan
nilai, dan pengarsipan berkas tugas. Kegiatan kelompok belajar yang pada
awalnya sering dilaksanakan seperti 2 kali pertemuan dalam seminggu mulai
berkurang semenjak lonjakan kasus pandemic covid-19, menjadi 1 kali
pertemuan dalam seminggu dengan kelompok kecil maksimal 6-7 orang. Guru
biasanya membagi jadwal untuk setiap kelompok kecil berdasarkan wilayah
terdekat dan juga hari yang berbeda setiap melakukan belajar dengan kelompok
kecil. Dalam satu kali pertemuan pun hanya sekitar 60-90 menit saja
melangsungkan pembelajaran dengan mematuhi prokes tentunya. Biasanya
pembelajaran diawali dengan doa, menanyakan kabar, pengabsenan lalu
pemaparan materi pembelajaran. Dilanjut dengan sesi diskusi dan tanya jawab
juga kesimpulan materi yang telah dipaparkan hingga penutup dan biasanya
diberikan tugas untuk bahan evaluasi setiap minggunya.
Pengaplikasian kelompok kecil dalam belajar ini sangat bermanfaat
karena setiap siswa dapat melakukan diskusi juga tanya jawab bersama guru dan
teman sebayanya secara langsung. Memberikan dan mengemukakan gagasannya
di depan teman. Meningkatkan rasa toleransi dan saling membantu dengan
teman yang mengalami kesulitan. Namun, karena semakin hari semakin
tingginya angkat dari kasus pandemic ini menjadikan pembelajaran kelompok
kecil sementara waktu ditiadakan dan digantikan full dengan pembelajara dalam
jaringan. Kegiatan dalam jaringan yang bersifat penugasan dan penjelasan
melalui grup whatsapp perkelas menjadi rintangan tersendiri baik bagi guru,
orang tua maupun siswa. Karena terkadang ketika guru menyampaikan
pembelajaran yang harus dipelajari siswa masih ada yang belum siap mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Sebagai contoh yaitu ada siswa yang belum bangun,
ada siswa yang sudah bermain bersama teman, ada siswa yang lebih asik
menonton televisi, ada yang bermain game dan orang tuanya yang biasa
menjawab dan menyimak bahkan menjawab pertanyaan dan tugas yang
diberikan oleh guru. Ini menjadikan siswa mengerjakan atau menyalin apa yang
sudah dikerjakan oleh orang tuanya sehingga tidak adanya proses berpikir dan
mendalami pembelajaran. Yang berakibat pada kurang nya pemahaman siswa
selama pembelajaran dilaksanakan secara daring tersebut. Ini akan berpengaruh
kepada pengetahuan dasar nya dan sikap tanggungjawab yang ada pada dirinya.
Peran yaitu apabila seseorang menjalankan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukan orang tersebut. Fungsi peran itu sendiri adalah untuk
menumbuhkan rasa social, mewariskan tradisi dan kepercayaan, menumbuhkan
nilai dan norma, dan dapat menyatukan suatu kelompok. Setiap orang memiliki
perannya masing-masing sehingga kehidupan dapat berjalan sesuai dengan
kedudukan setiap individu tersebut. Peran orang tua saat kegiatan belajar
mengajar dilakukan dirumah adalah menjadi pembimbing, pengembang anak,
pendidik dan sebagai fasilitator bagi anak. Orang tua juga harus memastikan
anak belajar secara daring dengan aman, mengakses informasi yang bermanfaat
dan memberikan semangat juga dorongan kepada anak. Orang tua juga berperan
mengajarkan anak banyak hal dirumah, membuat pembelajaran menjadi
menyenangkan dan tidak membosankan. Orang tua harus berkomunikasi
dengan anak secara terus menerus, menanyakan apakah ada kesulitan pada
anak, menjadi tempat bercerita bagi anak dan menjadi orang yang lebih dewasa
juga menjadi panutan bagi anak. Sehingga anak menginginkan dan mengagumi
sosok orang tuanya.
Peran siswa saat pembelajaran secara daring yaitu dengan mengikuti
setiap kegiatan yang dilaksanakan, menyimak setiap materi yang diberikan,
memperhatikan guru saat menerangkan, melaksanakan latihan sebagai usaha
mengasah pengetahuan dan keterampilan, mengerjakan setiap tugas yang
diberikan, mengulang kembali materi yang sudah diajarkan, memepersiapkan
diri untuk selalu mengikuti pembelajaran, menyimpan atau merapihkan kembali
alat tulis yang sudah digunakan, antusias dalam diskusi, berpartisipasi dalam
tanya jawab, bersemangat dan tekun, dan masih banyak lagi.
Dengan adanya kuliah kerja nyata yang dilakukan oleh mahasiswa
universitas pendidikan Indonesia ini khususnya dalam bidang pendidikan
sangatlah membantu. Dalam kegiatan yang dilakukan yaitu membantu guru dan
mendampingi guru saat pembuatan rancangan pembelajaran, membantu
membuat video pembelajaran secara bersama sama, membantu dalam
pengadministrasian sekolah, seperti merekap siswa baru yang mendaftar,
menyusun jadwal piket dan pembelajaran, mendampingi menggunakan
teknologi dan aplikasi zoom meeting, melakukan video call secara rutin
mendiskusikan tentang program semester dan program tahunan, melakukan
penguatan melalui rapat antar guru. Membimbing siswa saat penugasan,
membantu orang tua yang mengalami kesulitan saat menggunakan teknologi
dan membantu membuat lingkungan belajar yang nyaman. Karena setiap anak
ada yang belum memiliki handphone ataupun laptop dalam mengatasinya guru
bersama mahasiswa melakukan upaya agar siswa tetap bisa mengikuti
pembelajaran dengan cara meminjamkan fasilitas yang dimiliki untuk digunakan
belajar dan mempersilakan siswa bergabung dalam satu handphone boleh
memuat dua sampai tiga orang anak untuk bersama melakukan zoom meeting.
Dan dengan adanya peningkatan atau optimalisasi yang dilakukan untuk
kegiatan belajar mengajar ini berdampak kepada yang dirasakan oleh guru,orang
tua dan siswa, seperti perbedaan yang mencolok dari kegiatan belajar mengajar
saat pandemi dengan kegiatan belajar mengajar secara langsung di sekolah,
optimalisasi diperoleh dalam mata pelajaran tematik dengan menggunakan
aplikasi whatsapp, youtube dan zoom cloud meeting. Kegiatan belajar mengajar
saat pandemic memiliki manfaat yang sangat besar seperti, mengenalkan siswa
dan orang tua menggunakan aplikasi yang dapat menunjang pembelajaran, lebih
fasih menggunakan teknologi. Pembelajaran dapat membuat siswa menjadi
mandiri, menambah wawasan agar menjadi orang yang lebih tau,
mengembangkan kemampuan diri, dan menjadi bekal untuk terus melanjutkan
pendidikan kepada jenjang yang lebih tinggi lagi.
Simpulan
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pentingnya
pengoptimalisasian dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk terciptanya
suatu pembelajaran yang efektif di masa pendemi ini sehingga anak dapat
memahami materi yang disampaikan oleh guru dan mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Metode yang digunakan
dalam pembelajaran haruslah kreatif dan inovatif sehingga pembelajaran tidak
berjalan dengan biasa biasa saja. Selain itu penggunaan aplikasi whatsapp,
youtube dan zoom cloud meeting juga membantu dalam menjembatani
permasalahan jarak saat pembelajaan harus tetap dilaksanakan dalam keadaan
darurat sekalipun. sehingga siswa tetap dapat merasakan pendidikan dan
penggunaan teknologi sebagai fasilitas untuk digunakan belajar bukan hanya
sebagai hiburan saja.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terimakasih disampaikan sebesar – besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia beserta jajarannya yang telah
memberikan kepercayaannya kepada kami untuk mengikuti program
KKNT MDPE-MBKM
2. Dekan dan Kepala Program Studi yang telah memberikan kerjasama
dalam mensukseskan program KKNT MBPE-MBKM
3. Dosen Pembimbing Lapangan yang telah membantu dalam pelaksanaan
program KKNT MBPE-MBKM
4. Kepala sekolah SDN Hegarmanah yang telah memberikan izin dalam
pelaksanaan program KKN
5. Kepala Desa Raharja beserta jajaranya yang telah memberikan izin untuk
berkegiatan dalam pelaksanaan program KKN
6. Seluruh pihak yang telah membantu sukses dan lancarnya pelaksanaan
program KKN ini

Referensi
Abdika, Y., Arham, M. A., & Sudirman, S. (2019). Pengaruh Metode Tanya Jawab
Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jambura Economic Education Journal, 1(2), 88–
98. https://doi.org/10.37479/jeej.v1i2.2522
Andrianto Pangondian, R., Insap Santosa, P., & Nugroho, E. (2019). Faktor -
Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Pembelajaran Daring Dalam
Revolusi Industri 4.0. Sainteks 2019, 56–60. https://seminar-id.com/semnas-
sainteks2019.html
Asriyanti, F. D., & Janah, L. A. (2019). Analisis Gaya Belajar Ditinjau dari Hasil
Belajar Siswa. Ilmu Pendidikan: Jurnal Kajian Teori Dan Praktik Kependidikan,
3(2), 183–187. https://doi.org/10.17977/um027v3i22018p183
Ekayani, P. (2017). (2017). Pentingnya Penggunaan Media. March.
https://www.researchgate.net/publication/315105651
Haq, T. Z. (2019). Metode Diskusi Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
TA’DIBUNA: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2(2), 15.
https://doi.org/10.30659/jpai.2.2.15-24
Herliandry, L. D., Nurhasanah, N., Suban, M. E., & Kuswanto, H. (2020).
Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19. JTP - Jurnal Teknologi
Pendidikan, 22(1), 65–70. https://doi.org/10.21009/jtp.v22i1.15286
Hermawan, A. (2014). Konsep Belajar dan pembelajaran Menurut Al-ghazali.
Jurnal Qathruna, 1(1), 84–98.
http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/qathruna/article/view/247
Muallifah, A. Y. (2018). Mengurai Hadis Tahnik dan Gerakan Anti Vaksin. Jurnal
Living Hadis, 2(2), 253. https://doi.org/10.14421/livinghadis.2017.1334
Padangsidimpuan, I. (2017). BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Aprida Pane
Muhammad Darwis Dasopang. 03(2), 333–352.
Rachmawati, I. N. (2007). Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif:
WaRachmawati, I. N. (2007). Pengumpulan Data Dalam Penelitian
Kualitatif: Wawancara. Jurnal Keperawatan Indonesia, 11(1), 35–40.
https://doi.org/10.7454/jki.v11i1.184wancara. Jurnal Keperawatan Indonesia,
11(1), 35–40.
Yuhana, A. N., & Aminy, F. A. (2019). Optimalisasi Peran Guru Pendidikan
Agama Islam Sebagai Konselor dalam Mengatasi Masalah Belajar Siswa.
Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 7(1), 79.
https://doi.org/10.36667/jppi.v7i1.357
tiffany(2008) psikolog kepribadian, pengertian minat
https://dosenpsikologi.com/pengertian-minat-menurut-para-ahli

Anda mungkin juga menyukai