Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN PENGGUNAAN PEBELAJARAN DARING DENGAN

MINAT BELAJAR MATA PELAJARA IPA PESERTA DIDIK SD INPRES


SARUDU 1

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Individu pada Mata Kuliah
: Penelitian Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. H. Maslim Halimin, MA.

Oleh :

VIA MURITA SARI

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

DDI PASANGKAYU

2022

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kami
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, Shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan  kepada Suri Teladan kita, Nabi Muhammad SAW,
keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran bagi kita semua.

Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Penelitian Pendidikan” Makalah ini
merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami mata kuliah tersebut secara
mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk mahasiswa pada
umumnya, Kami sebagai penulis mengharapkan kemaklumannya jika  dalam
penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dari segi cara penulisan, tata
bahasa maupun dari isi mutu penulisan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati yang paling dalam kami harapkan saran dan kritikan yang sifatnya
membangun demi kelengkapan dan kesempurnaan makalah ini

Ucapan terima kasih tak lupa pula kami ucapkan,sebagai wujud rasa syukur
dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik
secara moril maupun materil, terutama kepada Dosen Pengampu dan teman-teman
sekalian.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia,
karena melalui pendidikan akan dapat menciptakan manusia yang berpotensi,
kreatif dan memiliki ide cemerlang sebagai bekal untuk memperoleh masa depan
yang lebih baik. Pendidikan diharapkan dapat mencetak manusia menjadi lebih
baik dan bermartabat. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab. (Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun
2003 Bab 2 Pasal 3).1 Dalam ayat al’quraan Allah berfirman:

٤٣ – َ‫ك اِاَّل ِر َجااًل نُّوْ ِح ْٓي اِلَ ْي ِه ْم فَا ْسـَٔلُ ْٓوا اَ ْه َل ال ِّذ ْك ِر اِ ْن ُك ْنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُموْ ۙن‬
َ ِ‫َو َمٓا اَرْ َس ْلنَا ِم ْن قَ ْبل‬

Terjemahan : Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang


lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang
yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui (An-Nahl:43).2

Dalam ayat tersebut dijelaskan betapa pentingnya kita belajar apabila kita tidak
mengetahui suatu pengetahuan. Manusia yang berpendidikan akan mempunyai
derajat yang lebih tinggi daripada yang tidak berpendidikan. Allah SWT
mengistimewakan bagi orang-orang yang beriman dan berilmu. Begitu penting
pendidikan sehingga harus dijadikan prioritas utama dalam pembangunan bangsa,
oleh karena itu diperlukan mutu yang lebih baik sehingga tercipta proses
pendidikan yang cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan kompetitif.

Era globalisasi adalah era dimana segala sesuatu selalu berkembang dan
mengalami kemajuan sehingga memudahkan manusia untuk beraktivitas. Salah
satu bidang kemajuan di era ini adalah kemajuan bidang teknologi internet.
Perkembangan teknologi internet akan dapat mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan manusia, salah satunya adalah aspek pendidikan.3

1
http://lppro.pancabudi.ac.id/new/pages/read/undangundang-republik-indonesi-no-20-tahun-
2003-tentang-sitem-pendidikan-nasional, diakses pada tanggal 03 Januari 2022 pulul 21.50
2
https://quran.kemenag.go.id/sura/16/43, diakses pada tanggal 03 Januari 2022 pukul 22.07 WIB
3
Arsyad, A. (2006). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Saat ini Indonesia telah dikejutkan dengan wabahnya suatu penyakit yang
disebabkan oleh sebuah virus yang bernama corona atau dikenal dengan istilah
Covid-19 (Corona virus disease-19). Virus corona atau Covid-19 adalah virus
yang menyerang sistem pernapasan. Virus corona ini bisa menyebabkan gangguan
ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Rumitnya penanganan wabah ini membuat para pimpinan dunia menerapkan
kebijakan yang super ketat untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-19. Social
Distancing merupakan pilihan kebijakan dari pemerintah untuk pencegahan
penyebaran Covid-19 yang memiliki dampak positif dan negatif bagi kehidupan
masyarakat. Termasuk bidang pendidikan di seluruh dunia juga terdampak
kebijakan ini. Di Indonesia pemerintah meliburkan atau memindahkan proses

Pembelajaran peserta didik dari sekolah menjadi di rumah. Peralihan cara


pembelajaran ini memaksakan berbagai pihak untuk mengikuti alur agar
pembelajaran tetap berlangsung. Salah satu cara agar proses pembelajaran tetap
berlangsung maka guru dan peserta didik memanfaatkan teknologi internet.

Pembelajaran ini disebut dengan pembelajaran daring (dalam jaringan). Namun


jika dilihat dari kondisi negara Indonesia saat ini, penggunaan pembelajaran
daring kurang efektif dalam pelaksanaannya, karena penguasaan teknologi yang
masih rendah, keterbatasan sarana dan prasarana, jaringan internet dan biaya.

Keadaan ini tentu saja memberikan dampak pada kualitas pembelajaran, peserta
didik dan guru yang sebelumnya berinteraksi secara langsung dalam ruangan
kelas sekarang harus berinteraksi dalam ruang virtual yang terbatas. Guru dituntut
untuk memberikan pengajaran yang baik, menciptakan suasana yang kondusif,
kreatif dan inovatif dalam menggunakan media belajar yang menarik agar siswa
dapat memahami materi yang di sampaikan oleh guru.

Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang diselenggarakan melalui jaringan


web. Setiap pelajaran menyediakan materi dalam bentuk rekaman video atau
slideshow, dengan tugas-tugas mingguan yang harus dikerjakan dengan batas
waktu pengerjaan yang telah ditentukan dan beragam sistem penilaia. 4
Pembelajaran daring bukan sekedar materi yang dipindahkan melalui media
internet, bukan juga sekedar tugas dan soal-soal yang di kirimkan melalui aplikasi
social media. Pembelajaran daring harus direncanakan, dilaksanakan, serta
dievaluasi sama halnya yang terjadi di kelas.

Hasil observasi yang dilakukan melalui wawancara guru IPA SD Inpres Sarudu 1
menyatakan bahwa selama penggunaan pembelajaran daring diterapkan di SD
Inpres Sarudu 1 banyak mengalami perubahan, salah satunya minat belajar peserta
didik menurun, bahkan pada saat proses pembelajaran daring di mulai kebanyakan
peserta didik tidak aktif (online) dan hanya sebagian besar peserta didik yang
mengikuti proses pembelajaran. Hal di karenakan peserta didik terkendala pada
data seluler dan jaringan. Bahkan saat ini sudah banyak peserta didik yang
mengeluh untuk kembali belajar secara langsung atau tatap muka.

Selain itu, minat belajar merupakan hal penting bagi keberhasilan belajar yang
dimiliki oleh peserta didik. Minat belajar peserta didik itu muncul dalam diri
peserta didik itu sendiri. Minat juga berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.5 Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah
atau keinginan. Secara umum, minat merupakan perhatian yang mengandung
unsur-unsur peerasaan. Minat ini merupakan dorongan atau keinginan dalam diri
seseorang pada objek tertentu.

Minat termasuk faktor intrinsik yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar
seseorang. Apabila dia berminat pada suatu mata pelajaran, maka akan cenderung
bersungguh-sungguh dalam mempelajari pelajaran tersebut Sebaliknya, seseorang
yang kurang berminat terhadap suatu pelajaran, maka ia akan cenderung tidak
mempelajari pelajaran.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti ingin mencoba sebuah metode


pembelajaran fisika melalui suatu penelitian dengan judul” Hubungan Pengunaan
4
Bilfaqih, Y. (2012). Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring. Yogyakarta: Deepublish.
5
Syah, M. (2019). Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Pers.
Pembelajaran Daring Dengan Minat Belajar Mata Pelajaran IPA Peserta SD
Inpres 1

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah, maka permasalahan yang


diungkap pada penelitian ini ialah Apakah terdapat hubungan penggunaan
pembelajaran daring dengan minat belajar IPA peserta didik SD Inpres Sarudu
1 ?

A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, adapun tujuan penelitian


ini yaitu untuk mengetahui hubungan penggunaan pembelajaran daring dengan
minat belajar IPA peserta Didik Inpres Sarudu 1.

B. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis, yaitu diharapkan mampu menghasilkan temuan baru


yang bermanfaat tentang penggunaan pembelajaran daring terhadap minat
belajar IPA peserta didik SD Inpres Sarudu 1 pada masa pandemi Covid-
19.
2. Manfaat Praktis, Selain dari manfaat secara teoritis juga terdapar manfaat
secara praktis bagi peserta didik, guru maupun bagi sekolah itu sendiri,
diantaranya sebagai berikut:
a. Bagi peserta didik
Diharapkan mampu meningkatkan minat belajar peserta didik dan
meningkatkan kemampuan peserta didik melalui penggunaan
pembelajaran daring.
b. Bagi guru
Untuk memberikan gambaran tentang penggunaan pembelajaran
daring SD Inpres Sarudu 1
c. Bagi Sekolah
Untuk memberikan informasi tentang penggunaan pembelajaran
daring sebagai salah satu metode pembelajaran yang inovatif yang
dapat diaplikasikan dalam pembelajaran secara umum.
d. Bagi peneliti
Memperoleh pengalaman langsung dalam mengeksplorasi ilmu dan
pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan pembelajaran
daring pada mata pelajaran IPA.

C. Hipotesis Penelitian

Ha = Terdapat hubungan antara penggunaan pembelajaran daring dengan minat


belajar peseta didik SD Inpres Sarudu 1

Ho = Tidak terdapat hubungan antara penggunaan pembelajaran daring dengan


minat belajar peserta didik SD Inpres Sarudu 1
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Minat Belajar
1. Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti”
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian
bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu.

Menurut R. Gagne6 menyatakan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai suatu


proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

Menurut Burton dalam Usman dan Setiawati belajar dapat diartikan sebagai
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu
dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih
mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Sementara menurut Hamalik 7
menjelaskan bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh perilaku
melalui pengalaman.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah
suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar
untuk memperoleh suatu konsep, pamahaman, atau pengetahuan baru sehingga
memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik
dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak
6
Gagne, Robert M. The Condition of learning. Third edition. New York. Holt Reinhart and
Winstion
7
Hamalik, Oemar. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.
2. Pengertian Minat Belajar

Minat belajar adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk keberhasilan
belajar yang di miliki siswa, minat muncul dari dalam diri siswa itu sendiri.
Faktor dari luar minat belajar yaitu bagaimana cara tersebut mengajar.

Peran guru sangat penting untuk menumbuhkan minat belajar siswa salah satunya
dengan cara mengajar yang menyenangkan, memberikan motivasi yang
membangun8. Minat belajar merupakan sikap ketaatan dalam kegiatan proses
belajar, baik yang menyangkut perencanaan jadwal belajar yang dimilikinya
maupun inisiatif dirinya sendiri melakukan usaha tersebut dengan bersungguh-
sungguh dalam belajar.9

Menurut Hilgard dalam Slameto10 berpendapat bahwa minat adalah


kecenderungan seseorang untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Menurut Belly11 minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu
keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta
mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Menurut Ricardo &
Meilani12 minat belajar adalah suatu rasa untuk menyukai atau juga tertarik pada
suatu hal dan aktivitas belajar tanpa ada yang menyuruh untuk belajar. Minat
belajar juga merupakan faktor pendorong untuk siswa dalam belajar yang didasari
atas ketertarikan atau juga rasa senang keinginan siswa itu untuk belajar.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar merupakan
keterlibatan sepenuhnya seorang siswa dan rasa suka atau ketertarik terhadap

8
Riamin. (2016). Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran. 14 April.
9
Adriani, R. &. (2019). Motivasi Belajar Sebagai Determinasi Hasil Belajar Siswa.
Jurnal Pendidikan Manejemen Perkantoran, 4(1) 80.
10
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
11
Belly, Ellya dkk. 2006. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntasi. Simposium
Nasional Akuntasi 9 Padang.
12
Ricardo, R., & Meilani, R. I. (2017). Impak Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 2(2), 79.
https://doi.org/10.17509/jpm.v2i2.8108
suatu hal dan aktifitas seseorang yang mendorong untuk melakukan suatu
kegiatan.

3. Aspek Minat Belajar


1. Aspek Kognitif : didasari pada konsep perkembangan di masa anak-anak
mengenai hal-hal yang menghubungkannya dengan minat.
2. Aspek Afektif : Emosi yang mendalam merupakan konsep yang
menampakkan aspek kognitif dari minat yang ditampilkan dalam sikap
terhadap aktifitas yang diminatinya.
3. Aspek Psikomotorik : Lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku atau
pelaksanaan, sebagai tindak lanjut dari nilai yang didapat melalui aspek
kognitif dan diinternalisasikan melalui aspek afektif sehingga
mengoorganisasi dan diaplikasikan dalam bentuk nyata melalui aspek
psikomotor.

4. Klasifikasi Minat

Menurut Dewi Suhartini13 mengemukakan bahwa minat diklasifikasikan menjadi


emapat jenis berdasarkan bentuk pengeksperinya dari minat, antara lain:

1) Expressed interest, minat yang dieksperisikan melalui verbal yang


menunjukkan apakah seseorang itu menyukai atau tidak suatu objek atau
aktifitas.
2) Manifest interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu pada
suatu kegiatan tertentu.
3) Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau
keterampilan dalam suatu kegiatan.
4) Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat atau
daftar aktifitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan.

13
Dewi Suhartini. (2002) . “Minat Siswa Terhadap Topik-Topik Mata Pelajaran Sejarah Dan
Beberapa Faktor Yang Melatarbelakanginya.” Tesis. Bandung: PPS UPI
5. Indikator Minat Belajar

Menurut Safari14 indikator minat belajar ada empat yaitu:

1. Perasaan senang. Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka
terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari
ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk
mempelajari bidang tersebut.
2. Ketertarikan siswa. Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong
untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa
berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
3. Perhatian siswa. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa
terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain
dari pada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, dengan
sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.
4. Keterlibatan Siswa. Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang
mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau
mengerjakan kegiatan dari objek tersebut minat belajar juga mempunyai
indikator-indikator di dalamnya yaitu sebagai berikut:
 Adanya perasaan tertarik dan senang untuk belajar.
 Adanya partisipasi yang aktif.
 Adanya kecenderungan untuk memperhatikan.
 Daya konsentrasi yang besar.
 Memiliki perasaan positif dan kemauan belajar yang terus
meningkat.
 Adanya kenyamanan pada saat belajar

B. Penggunaan Pembelajaran Daring


1. Pengertian pembelajaran
14
Safari. 2003. Indikator Minat Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Secara sederhana pembelajaran dapat diartikan sebagai aktifitas

Menyampaikan informasi dari pengajar kepada pelajar. Munurut Ashari 15


menjelaskan bahwa pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa
informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik
dengan peserta didik. Sedangkan menurut Sagala pembelajaran adalah
membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang
merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa


pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik untuk
mendapatkan informasi dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

2. Pengertian Pembelajaran Daring

Pembelajaran Daring sangat dikenal di kalangan masyarakat dan akademik


dengan istilah pembelajaran online (online learning). Istilah lain yang sangat
umum diketahui adalah pembelajaran jarak jauh (learning distance). Pembelajaran
daring merupakan pembelajaran yang berlangsung di dalam jaringan dimana
pengajar dan yang diajar tidak bertatap muka secara langsung. Pembelajaran
daring adalah pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran. Menurut
Mostofa et al16 menyatakan bahwa pembelajaran daring merupakan sistem
pendidikan jarak jauh dengan sekumpulan metoda pengajaran dimana terdapat
aktivitas pengajaran yang dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar.
Sedangkan menurut Meidawati, dkk17 pembelajaran daring learning ini sendiri
dapat dipahami sebagai pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolah
15
Ashari, M. (2020). Proses Pembejalaran Daring di tengah Antisipasi Penyebaran Virus Corona
dinilai Belum Maksimal. 20 Maret.
https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-01353818/proses-pembejalaran-daring-di-
tengah-antisipasi-penyebaran-virus-corona-dinilai-belum-maksimal
16
Musthafa, Izzudin dan Acep Hermawan. 2018. Metodolologi Penelitian Bahasa Arab. Bandung:
Rosda Karya.
yang peserta didik dan instrukturnya (guru) berada dilokasi terpisah sehingga
memerlukan sistem telekomunikasi interakrif untuk menghubungkan keduanya
dan berbagai sumber daya yang diperlukan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran


daring adalah pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan
peserta didik tapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet.

3. Manfaat Pembelajaran Daring

Kemajuan teknologi akan berdampak pada perubahan peradaban dan budaya


manusia. Perubahan yang tengah dialami oleh seluruh pihak yang terkait dalam
penyelenggaraan pendidikan saat ini adalah bagaimana menggunakan teknologi
secara total sebagai media utama dalam pembelajaran daring. Manfaat
pembelajaran daring learning dapat membangun komunikasi dan diskusi yang
sangat efisien antara guru dengan murid, kedua siswa saling berinteraksi dan
berdiskusi antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya tanpa melalui guru,
ketiga dapat memudahkan interaksi antara siswa, guru, dengan orang tua, keempat
sarana untuk ujian maupun kuis, kelima guru dapat dengan mudah memberikan
materi kepada siswa berupa gambar dan video selain itu guru dapat mengunduh
bahan ajar tersebut, keenam dapat memudahkan guru untuk membuat soal dimana
saja dan kapan saja tanpa batas waktu.

Pembelajaran daring juga memberikan metode pembelajaran yang efektif, seperti


berlatih dengan adanya umpan balik terkait, mengambungkan kaloborasi kegiatan
dengan belajar mandiri, personalisasi pembelajaran berdasarkan kebutuhan siswa
yang menggunakan simulasi dan permainan. Pembelajaran daring juga dapat
mendorong siswa bertantang dengan halhal baru yang mereka peroleh selama
proses belajar, baik teknik interaksi dalam pembelajaran maupun penggunaan
media-media pembelajaran yang beraneka ragam.

4. Prinsip Pembelajaran Daring


17
Meidawati, dan S., & Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, U. (2019). Pengaruh Daring
Learning terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar Abstrak. Seminar Nasional Sains &
Entrepreneurship, 1(1), 1–5. https://scholar.google.co.id/scholar?
Menurut Munawar di dalam Padjar18 perencenaan sistem pembelajaran daring
harus mengacu pada 3 prinsip yang harus dipenuhi yaitu:

1. Sistem pembelajaran harus sederhana sehingga mudah untuk di


pelajari.
2. Sistem pembelajaran harus dibuat personal sehingga pemakai
sistem tidak saling bergantungan.
3. Sistem harus cepat dalam proses pencarian materi atau menjawab
soal dari hasil perencangan sistem yang di kembangkan.

Sedangkan menurut Rusman dkk19 e-leaning memiliki karakteristik yaitu:

1. Interactivity (Interaktivitas)
2. Independen (Kemandirian)
3. Accessibility (aksesibilitas)
4. Enrichment (Pengayaan).

C. Kerangka Pikir

Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang


paling pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dimiliki oleh peserta
didik. Masing-masing peserta didik memiliki minat belajar yang berbeda-beda.

Kemampuan peserta didik dalam menangkap pelajaran tergantung dari minat


belajar dan metode yang digunakan oleh guru. Selama adanya virus Covid-19,
banyak guru yang harus mengganti model/metode pembelajarannya dengan
metode penggunaan pembelajaran daring. Penggunaan pembelajaran daring
adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, dengan menggunakan aplikasi
pembelajaran maupun jejaring sosial.

18
Fadjar. 2002. Sistem Informasi Akademik. Yogyakarta: Andi Offset
19
Rusman,dkk.2011.Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.Jakarta: Rajawali
Press
Banyak peserta didik minat belajarnya kurang dan tujuan pembelajaran yang
diharapkan tidak bisa tercapai, karena pada saat proses pembelajaran daring
peserta didik tidak paham atas penjelasan guru dikarenakan waktu yang terbatas,
bahkan banyak peserta didik merasa kesulitan dengan proses pembelajaran daring.
Maka dari itu seorang pendidik mampu mendesain situasi pembelajaran yang
mampu mengeksplorasi kemampuan peserta didik dan mampu meningkatkan
minat belajar

Peserta didik agar dalam proses pembelajaran peserta didik lebih mudah
memahami pelajaran yang dijelaskan oleh pendidik, menyenangkan, dan bisa
membuat peserta didik tidak malas untuk belajar, sehingga mempermudah
pencapaian pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas dan kajian pustaka ditarik suatu kerangka dengan
bagan sebagai berikut.
REFERENCE

Adriani, R. &. (2019). Motivasi Belajar Sebagai Determinasi Hasil Belajar Siswa.

Jurnal Pendidikan Manejemen Perkantoran, 4(1) 80.

Arsyad, A. (2006). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Bilfaqih, Y. (2012). Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring. Yogyakarta:


Deepublish.

A. Belly, Ellya dkk. 2006. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa


Akuntasi. Simposium Nasional Akuntasi 9 Padang.

Dewi Suhartini. (2002) . “Minat Siswa terhadap Topik-Topik Mata Pelajaran


Sejarah Dan Beberapa Faktor Yang Melatarbelakanginya.” Tesis. Bandung: PPS
UPI

Fadjar. 2002. Sistem Informasi Akademik. Yogyakarta: Andi Offset

Gagne, Robert M. The Condition of learning. Third edition. New York. Holt
Reinhart and Winstion

A. Hamalik, Oemar. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung:


Tarsito.

Meidawati, dan S., & Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, U. (2019). Pengaruh
Daring Learning terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar Abstrak.
Seminar Nasional Sains & Entrepreneurship, 1(1), 1–5.
https://scholar.google.co.id/scholar?
Musthafa, Izzudin dan Acep Hermawan. 2018. Metodolologi Penelitian Bahasa
Arab. Bandung: Rosda Karya.

Ricardo, R., & Meilani, R. I. (2017). Impak Minat dan Motivasi Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 2(2), 79.
https://doi.org/10.17509/jpm.v2i2.8108

Riamin. (2016). Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran. 14


April.

Rusman,dkk.2011.Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan


Komunikasi.Jakarta: Rajawali Press

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :


Rineka Cipta

Syah, M. (2019). Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai