Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KESEHATAN BANK SYARIAH MENGGUNAKAN METODE

CAMEL

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Final


pada Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

Oleh :

Ismail Halim
NIM. 90500120041

Dosen Pengajar :
Ismawati, S.E., M.Si.

PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nyalah hingga makalah yang berjudul “Analisis
Kesehatan Bank Syariah Menggunakan Metode CAMEL” ini dapat penulis
selesaikan dengan cukup mudah dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Sholawat dan salam juga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW. yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran
agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi seluruh alam.

Makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas final pada mata kuliah
Analisis Laporan Keuangan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ismawati,
S.E., M.Si. selaku dosen mata kuliah Analisis Laporan Keuangan program studi
Perbankan Syariah. Yang telah memberikan arahan dalam menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Terima Kasih.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Gowa, 24 Desember 2022

Penulis,

Ismail Halim

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

C. Tujuan Masalah ............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 4

A. Capital (Permodalan)..................................................................................... 4

B. Asset Quality (Kualitas Aset) .......................................................................... 5

C. Management Quality (Kualitas Manajemen) .................................................. 6

D. Earnings (Rentabilitas) .................................................................................. 7

E. Liquidity (Likuiditas) ...................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 10

A. Kesimpulan .................................................................................................. 10

B. Saran ........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank syariah merupakan bank umum yang menjalankan aktivitasnya

berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Bank syariah berfungsi sebagai media

intermediasi atau perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana lebih (surplus)

dengan pihak yang kekurangan dana (defisit). Oleh karena itu, faktor kepercayaan

dari berbagai pihak menjadi faktor utama dalam menjalankan segala aktivitasnya.

Kepercayaan terhadap bank akan terwujud apabila bank mampu meningkatkan

kinerjanya dan tergolong dalam bank yang sehat. Pentingnya menjaga kesehatan bank

bertujuan agar nasabah tetap memberikan kepercayaan kepada bank yang

bersangkutan.

Kesehatan Bank dapat diartikan sebagai kemampuan Bank untuk melakukan

kegiatan operasionalnya secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya

dengan baik dengan cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku (Nur

Rianto dan Yuke Rahmawati, 2018). Kesehatan bank menurut Bank Indonesia sesuai

dengan Undang Undang RI No. 7 Tahun 1992 Tentang perbankan Pasal 29 yaitu

bank dikatakan sehat apabila bank tersebut memenuhi ketentuan kesehatan bank

dengan memperhatikan aspek permodalan, kualitas aset, kualitas manajemen, kualitas

rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha

bank.

1
2

Pada umumnya Mekanisme penilaian kesehatan Bank dinilai melalui lima

aspek penilaian yang dikenal dengan istilah CAMEL (Capital, Asset, Management,

Earning dan Liquidity). CAMEL merupakan aspek yang paling banyak berpengaruh

terhadap kondisi keuangan bank, yang mempengaruhi tingkat kesehatan Bank.

CAMEL dijadikan tolak ukur dalam pemeriksaan kesehatan bank yang akan

dilakukan oleh pengawas Bank.

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi fokus dari makalah ini yaitu

menganalisis tingkat kesehatan bank menggunakan metode CAMEL pada bank

syariah di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan Latar Belakang permasalahan diatas, maka Rumusan

Masalah dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Bagaimana Pengaruh Permodalan terhadap Kesehatan Bank Syariah?

2. Bagaimana Pengaruh Kualitas Aset terhadap Kesehatan Bank Syariah?

3. Bagaimana Pengaruh Kualitas Manajemen terhadap Kesehatan Bank

Syariah?

4. Bagaimana Pengaruh Pendapatan terhadap Kesehatan Bank Syariah?

5. Bagaimana Pengaruh Likuiditas terhadap Kesehatan Bank Syariah?


3

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan Rumusan Masalah diatas maka tujuan pembuatan makalah

sebagai berikut :

1. Untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang Pengaruh

Permodalan terhadap Kesehatan Bank Syariah.

2. Untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang Pengaruh Kualitas

Aset terhadap Kesehatan Bank Syariah.

3. Untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang Pengaruh Kualitas

Manajemen terhadap Kesehatan Bank Syariah.

4. Untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang Pengaruh

Pendapatan terhadap Kesehatan Bank Syariah.

5. Untuk memberikan pengetahuan kepada pembava tentang Pengaruh

Likuiditas terhadap Kesehatan Bank Syariah.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Capital (Permodalan)

Dalam praktiknya, modal yang dimiliki oleh perusahaan baik modal pinjaman
maupun modal sendiri dapat digunakan untuk dua hal. Pertama digunakan untuk
keperluan investasi, maksudnya adalah modal ini digunakan untuk membeli atau
membiayai aktiva tetap dan bersifat jangka panjang yang dapat digunakan secara
berulang-ulang1. Dan yang kedua untuk membiayai modal kerja, Modal jangka
panjang dibutuhkan untuk membiyai pembangunan pabrik baru, system transportasi
dan sebagainya. Sedangkan pembiyaaan jangka pendek diperuntukkan untuk
membiayai ekspor dan impor barang dan kebutuhan modal kerja lain 2.
Rasio keuangan yang digunakan dalam menilai tingkat kesehatan Bank
Umum Syariah ditinjau dari aspek Capital dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal
minimum. Rasio CAR merupakan rasio penilaian faktor permodalan yang didasarkan
pada perbandingan jumlah modal terhadap total aktiva tertimbang menurut risiko.
Semakin besar CAR maka semakin bagus kualitas permodalan Bank tersebut 3. Rasio
CAR dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
CAR = Modal Bank X100%
ATMR
Bank Umum Syariah yang memiliki rasio CAR> 12% dengan predikat Sangat
Sehat. Semakin besar rasio CAR suatu bank maka semakin baik.

1
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Revi. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2019).
2
Ismawati, “Pasar Uang Dalam Perspektif Islam,” Jurnal Minds: Manajemen Ide dan
Inspirasi 3, no. 1 (2016): 96–106, https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-mfi-results.
3
Fitriani, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel Pada
Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2020,” Al-Iqtishad: Jurnal Ekonomi 14, no. 2 (2022): 131–
141, http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/98825%0Ahttp://eprints.ums.ac.id/98825/10/NASKAH
PUBLIKASI 1-4.pdf.

4
5

B. Asset Quality (Kualitas Aset)

Aktiva merupakan harta atau kekayaan yang dimiliki oleh bank syariah, baik
pada saat tertentu maupun periode tertentu. Kalsifikasi aktiva terdiri dari aktiva
lancar, aktiva tetap, dan aktiva lainnya. Kemudian aktiva juga ada yang berwujud dan
tidak beruwujud4. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 40/POJK.03/2019
tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum5.
Kualitas Aktiva Produktif merupakan pendanaan pihak bank dalam mata
rupiah atau valuta asing bisa berbentuk surat berharga, piutang, pembiayaan,
penempatan dan penyertaan modal, komitmen dan kontijensi, serta penyertaan modal
sementara pada transaksi rekening administratif6.
Rasio keuangan yang digunakan dalam menilai tingkat kesehatan Bank
Umum Syariah ditinjau dari aspek kualitas asset dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan Rasio NPF (Non Performing Financing). Rasio NPF yaitu pembiayaan
yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk Bank lain). Pembiayaan ini
merupakan kualitas pembiayaan dengan kriteria kurang lancar, dan masih diragukan
macet7. Semakin kecil rasio NPF maka akan semakin baik kualitas aset suatu Bank.
rasio NPF dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
NPF = Pembiayaan Bermasalah X100%
Total Pembiayaan
Bank Umum Syariah yang memiliki Rasio NPF >2% berpredikat Sehat.
Sedangkan Bank yang menunjukan nilai rasio NPF <2% berpredikat sangat sehat.
Semakin kecil rasio NPF maka akan semakin baik kualitas aset suatu Bank.

4
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan.
5
OJK, “Penilian Kualitas Aset Bank Umum,” Ojk.Go.Id, last modified 2017,
https://www.ojk.go.id/id/regulasi/Pages/Penilaian-Kualitas-Aset-Bank-Umum.aspx.
6
Aris Munandar, “Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif Dan Net Performing Financing (Npf)
Terhadap Net Operating Margin (Nom) Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah Periode Juni
2014 – Maret 2020,” Ekonomica Sharia: Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Perbankan Syariah 6,
no. 1 (2020): 1–12.
7
Akramunnas Akramunnas and Muslimin Kara, “Pengukuran Kinerja Perbankan Dengan
Metode CAMEL,” Al-Mashrafiyah: Jurnal Ekonomi, Keuangan, dan Perbankan Syariah 3, no. 1
(2019): 56.
6

C. Management Quality (Kualitas Manajemen)

Manajemen adalah proses perencanaan, pengalokasian, dan pengawasan suatu


organisasi dalam mencapai tujuannya 8. Secara umum pengertian manajemen
pemasaran bank adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dari
kegiatan menghimpun dana, menyalurkan dana, dan jasa-jasa keuangan lainnya
dalam rangka memenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan nasabahnya 9.
Rasio keuangan yang digunakan dalam menilai tingkat kesehatan Bank
Umum Syariah ditinjau dari aspek Manajemen dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan Rasio NIM (Net Interest Margin). Rasio NIM digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk
menghasilkan pendapatan bunga bersih. Semakin besar rasio ini menunjukkan
semakin meningkatnya pendapatan bunga/bagi hasil atas aktiva produktif yang
dikelolah bank. Rasio NIM dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
NIM = Pendapatan Bunga Bersih X100%
Total Aktiva Produktif
Dari aspek Manajemen dengan menggunakan Rasio NIM (Net Interest
Margin) menunjukan kinerja yang berbeda-beda. Bank umum syariah yang
menunjukan kinerja paling baik dengan rasio NIM >3% berpredikat sangat sehat.
Bank umum syariah yang memiliki Rasio NIM (1,5% < NIM ≤ 2%) berpredikat
Cukup Sehat. Dan Bank yang menunjukan nilai rasio NIM (1% < NIM ≤ 1,5%)
berpredikat Kurang Sehat. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin
meningkatnya pendapatan bunga/bagi hasil atas aktiva produktif yang dikelola
bank10.

8
Hamdi Agustin, MManajemen Keuangan Syariah, ed. Monalisa, 1st ed. (Pekanbaru: PT.
RajaGrafindo Persada, 2021).
9
Ismawati Ismawati, “Peran Dan Strategi Marketing Funding Dalam Meningkatkan Minat
Nasabah Pada Bank Syariah Mandiri KCP Panakukang Kota Makassar,” Al-Mashrafiyah: Jurnal
Ekonomi, Keuangan, dan Perbankan Syariah 3, no. 1 (2019): 70.
10
Supriadi and Ismawati, “IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP PERBANKAN SYARIAH
UNTUK MEMPERTAHANKAN LOYALITAS NASABAH,” Jurnal Hukum Ekonomi Syariah 3, no.
1 (2020): 41–50.
7

D. Earnings (Rentabilitas)

Rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat
efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio
rentabilitas dalam penelitian ini menggunakan rasio BOPO yaitu ratio antara biaya
operasional terhadap pendapatan operasional11.
Rasio keuangan yang digunakan dalam menilai tingkat kesehatan Bank
Umum Syariah ditinjau dari aspek pendapatan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan Rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional).
Rasio BOPO yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisien dan
kemampuan Bank dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Semakin kecil rasio
BOPO berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan Bank yang
bersangkutan sehingga kemungkinan Bank tersebut dalam kodisi bermasalah semakin
kecil. Rasio BOPO dapat dihitung dengan menggunakan rumus12:
BOPO = Beban Operasional X100%
Pendapatan Operasional
Bank Umum Syariah, ditinjau dari aspek pendapatan (Rentabilitas) yaitu
dengan menggunakan Rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional). Bank Umum Syariah yang memiliki Rasio BOPO >94% berpredikat
Sangat Sehat, bank umum syariah yang memiliki Rasio BOPO >96% berpredikat
Cukup Sehat, bank umum syariah yang memiliki Rasio BOPO >97% berpredikat
Kurang Sehat dan bank yang menunjukan nilai rasio BOPO >97% berpredikat tidak
sehat. Semakin kecil rasio BOPO berarti semakin efisien biaya operasional yang
dikeluarkan13.

11
Akramunnas and Kara, “Pengukuran Kinerja Perbankan Dengan Metode CAMEL.”
12
Diana Marlyna and Mohan Aka Wirando, “Analisa Tingkat Kesehatan Bank Syariah,”
TECHNOBIZ : International Journal of Business 1, no. 1 (2018): 19.
13
Fitriani, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel Pada
Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2020.”
8

E. Liquidity (Likuiditas)

Rasio Likuiditas atau juga sering disebut modal kerja merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan atau bank. Caranya
adalah dengan membandungkan komponen yang ada di neraca, yaitu total aktiva
lancar dan total passiva lancar (utang jangka pendek). Penilaian dapat dilakukan
untuk beberap periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari
waktu ke waktu.
Rasio Likuiditas adalah rsaio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek 14. Likuiditas berkaitan erat
dengan profitabilitas, karena likuiditas menunjukkan tingkat ketersediaan modal kerja
perusahaan yang cukup sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan beroperasi15.
secara garis besar tingkat likuiditas rasio lancar Bank Syariah Mandiridari tahun
2013-2015 terbilang sangat baik 16.
Rasio keuangan yang digunakan dalam menilai tingkat kesehatan Bank
Umum Syariah ditinjau dari aspek likuiditas dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan Rasio FDR (Financing to deposit ratio). Rasio FDR yaitu pembiayaan
yang diberikan kepada pihak ketiga dalam bentuk rupiah dan valuta asing, tidak
termasuk dalam kredit Bank lain, namun terhadap dana pihak ketiga yang mencakup
giro, tabungan, dan deposito. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan
Bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin
besar penyaluran pembiayaan maka pendapatan yang diperoleh naik, karena

14
Elisa, “Analisa Rasio Laporan Keuangan Pada Pt. Jasa Sarana Citra Bestari Cabang
Bengkalis Menurut Perspektif Islam,” Jurnal Akuntansi Syariah 2, no. 1 (2018): 56–76.
15
Akhmad Rijal and Salmah Said, “Efektifitas Modal Kerja Dan Likuiditas Serta Dampaknya
Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Berbasis Syariah,” Al-Mashrafiyah : Jurnal Ekonomi,
Keuangan, dan Perbankan Syariah 2, no. 2 (2018).
16
Asyraf Mustamin, Ismawati Ismawati, and Trimulato Trimulato, “Analisis Kinerja
Keuangan Untuk Menilai Keunggulan Bersaing Pada Bank Syariah Mandiri Indonesia,” Jurnal Hukum
Ekonomi Syariah (2020).
9

pendapatan naik secara otomatis laba juga akan mengalami kenaikan. Rasio FDR
dapat dihitung dengan menggunakan rumus17:

FDR = Pembiyaan yang diberikan X100%


Dana Pihak Ketiga
Bank Umum Syariah, ditinjau dari aspek likuiditas yaitu dengan
menggunakan Rasio FDR (Financing to deposit ratio) yang menunjukan kinerja yang
berbeda-beda. Bank umum syariah yang menunjukan kinerja paling baik dengan rasio
FDR <50% berpredikat sangat sehat, bank umum syariah yang memiliki Rasio FDR
<95% berpredikat Sehat, bank umum syariah yang memiliki Rasio FDR <100%
berpredikat Cukup Sehat, bank umum syariah yang memiliki Rasio FDR <100%
berpredikat Kurang Sehat, dan bank yang menunjukan nilai rasio FDR >120%
berpredikat Tidak Sehat 18.

17
Ugeng Budi Haryoko, M. Ulul Albab, and Angga Pratama, “Analisis Rasio Likuiditas Dan
Rasio Profitabilitas Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Pada Pt. Pelat Timah Nusantara, Tbk,”
Jurnal Ilmiah Feasible (Jif) 2, no. 1 (2020): 71.
18
Sulistyowati, “Mengukur Tingkat Kesehatan Bank Syariah Dengan Menggunakan
CAMELS BI,” Maliyah 01, no. 02 (2011): 157–177.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bank Umum Syariah selama Tahun 2020 cenderung memiliki kinerja


keuangan yang baik, hal ini menunjukan bahwa seluruh bank umum syariah telah
memenuhi standar penilaian kesehatan Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor: 6/23/DPNP tahun 2004, yaitu penilaian tingkat kesehatan bank dinilai
melalui lima aspek penilaian yang dikenal dengan istilah CAMEL (Capital, Asset,
Management, Earning dan Liquidity). Bank Umum Syariah yang memiliki rasio
CAR> 12% dengan predikat Sangat Sehat. Semakin besar rasio CAR suatu bank
maka semakin baik. Semakin kecil rasio NPF maka akan semakin baik kualitas aset
suatu Bank. Semakin besar rasio NIM menunjukkan semakin meningkatnya
pendapatan bunga/bagi hasil atas aktiva produktif yang dikelola bank. Semakin kecil
rasio BOPO berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan. Semakin
besar Rasio FDR maka semakin tidak sehat suatu bank.
B. Saran

Penulis tahu bahwa banyak sekali kekurangan dan kelemahan kami dalam
mempersiapkan makalah ini, baik dari segi tutur kata maupun kalimat dalam
pembahasan yang penulis buat ini, jadi penulis mengharapkan saran dan masukan
dari kawan-kawan dan terlebih-lebih kepada Ibu Dosen pembimbing mata kuliah
Analisis Laporan Keuangan agar makalah ini bisa sempurna dan berguna untuk
diteladani pada pembuatan makalah selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Hamdi. MManajemen Keuangan Syariah. Edited by Monalisa. 1st ed.


Pekanbaru: PT. RajaGrafindo Persada, 2021.

Akramunnas, Akramunnas, and Muslimin Kara. “Pengukuran Kinerja Perbankan


Dengan Metode CAMEL.” Al-Mashrafiyah: Jurnal Ekonomi, Keuangan, dan
Perbankan Syariah 3, no. 1 (2019): 56.

Elisa. “Analisa Rasio Laporan Keuangan Pada Pt. Jasa Sarana Citra Bestari Cabang
Bengkalis Menurut Perspektif Islam.” Jurnal Akuntansi Syariah 2, no. 1 (2018):
56–76.

Fitriani. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel


Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2020.” Al-Iqtishad: Jurnal
Ekonomi 14, no. 2 (2022): 131–141.
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/98825%0Ahttp://eprints.ums.ac.id/98825/10/N
ASKAH PUBLIKASI 1-4.pdf.

Haryoko, Ugeng Budi, M. Ulul Albab, and Angga Pratama. “Analisis Rasio
Likuiditas Dan Rasio Profitabilitas Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Pada
Pt. Pelat Timah Nusantara, Tbk.” Jurnal Ilmiah Feasible (Jif) 2, no. 1 (2020):
71.

Ismawati. “Pasar Uang Dalam Perspektif Islam.” Jurnal Minds: Manajemen Ide dan
Inspirasi 3, no. 1 (2016): 96–106. https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-
better-mfi-results.

Ismawati, Ismawati. “Peran Dan Strategi Marketing Funding Dalam Meningkatkan


Minat Nasabah Pada Bank Syariah Mandiri KCP Panakukang Kota Makassar.”
Al-Mashrafiyah: Jurnal Ekonomi, Keuangan, dan Perbankan Syariah 3, no. 1
(2019): 70.

Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Revi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2019.

Marlyna, Diana, and Mohan Aka Wirando. “Analisa Tingkat Kesehatan Bank
Syariah.” TECHNOBIZ : International Journal of Business 1, no. 1 (2018): 19.

11
12

Munandar, Aris. “Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif Dan Net Performing Financing
(Npf) Terhadap Net Operating Margin (Nom) Bank Umum Syariah Dan Unit
Usaha Syariah Periode Juni 2014 – Maret 2020.” Ekonomica Sharia: Jurnal
Pemikiran dan Pengembangan Perbankan Syariah 6, no. 1 (2020): 1–12.

Mustamin, Asyraf, Ismawati Ismawati, and Trimulato Trimulato. “Analisis Kinerja


Keuangan Untuk Menilai Keunggulan Bersaing Pada Bank Syariah Mandiri
Indonesia.” Jurnal Hukum Ekonomi Syariah (2020).

OJK. “Penilian Kualitas Aset Bank Umum.” Ojk.Go.Id. Last modified 2017.
https://www.ojk.go.id/id/regulasi/Pages/Penilaian-Kualitas-Aset-Bank-
Umum.aspx.

Rijal, Akhmad, and Salmah Said. “Efektifitas Modal Kerja Dan Likuiditas Serta
Dampaknya Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Berbasis Syariah.” Al-
Mashrafiyah : Jurnal Ekonomi, Keuangan, dan Perbankan Syariah 2, no. 2
(2018).

Sulistyowati. “Mengukur Tingkat Kesehatan Bank Syariah Dengan Menggunakan


CAMELS BI.” Maliyah 01, no. 02 (2011): 157–177.

Supriadi, and Ismawati. “IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP PERBANKAN


SYARIAH UNTUK MEMPERTAHANKAN LOYALITAS NASABAH.”
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah 3, no. 1 (2020): 41–50.

Anda mungkin juga menyukai