Anda di halaman 1dari 27

INTERVENSI ORANG TUA DALAM UPAYA MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR ANAK DI SD NEGERI 3 MOJAYAN

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Diajukan Oleh :
Nur Fitriyanti Isnaini
A510160184
Kepada:
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020

Proposal Skirpsi
INTERFENSI ORANG TUA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR ANAK DI SD NEGERI 3 MOJAYAN
Diajukan Oleh :
Nur Fitriyanti Isnaini
A510160184

Proposal skripsi telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas,


Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk dijadikan menjadi Skripsi.

Surakarta, 20 November 2019

(Muhammad Abduh, M.Pd)


NIP/NIK
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 Pasal 31 Ayat 1 yang berbunyi “ Setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan”. Menurut Fuad (2005:1) pendidikan merupakan hal yang sangat
penting bagi seluruh umat manusia untuk memperluas pengetahuan dalam
membentuk nilai dan sikap. Pendidikan diperlukan manusia untuk menumbuhkan
dan mengembangkan potensi pembawaan jasmani dan rohani sesuai dengan nilai-
nilai yang ada dalam masyarakat sekitar. Dengan adanya pendidikan diharapkan
manusia dapat membangun mengembangkan minat dan bakat seseorang demi
kepuasan pribadi dan kepentingan masyarakat umum. Maka dari itu peran
pendidikan merupakan kunci utama dalam menciptakan sumber daya manusia
yang cerdas dan berkualitas baik (Sintong,1993).
Pendidikan merupakan hal yang selalu diutamakan orang tua yang menyadari
pentingnya pendidikan untuk anak mereka sejak dini, terutama pada usia 8-12
tahun di mana memori dan daya hafal anak paling kuat (Kartini,2017).
Lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat mempengaruhi tumbuh
kembangnya anak (Hidayat,2006). Partisipasi dari orang tua sangat berpengaruh
dalam perkembangan anak. Menurut Hasbullah (2006) orang tua yang menyadari
akan pentingnya pendidikan anak akan turut serta mengawasi, mendampingi dan
memotivasi anak dalam belajar di rumah karena anak lebih banyak menghabiskan
waktu di rumah.
Suasana rumah juga sangat berpengaruh terhadap minat belajar anak
(Slameto, 1995). Apabila suasana rumah ramai dan tidak kondusif maka anak
akan terganggu dan berpengaruh negatif untuk belajar anak. Sebaliknya jika
suasana rumah kondusif maka anak akan merasa nyaman dan lebih termotivasi
lagi untuk belajar. Setiap individu pasti membutuhkan motivasi untuk mencapai
sesuatu yang diinginkan (Slameto,1991). Menurut Emda (2017) motivasi
merupakan salah satu faktor untuk menentukan keberhasilan siswa dalam belajar,
karena apabia siswa memiliki motivasi belajar yang besar maka proses belajar
akan efektif. Peran orang tua sangat dibutuhkan untuk memberikan motivasi
belajar kepada anak supaya menjadi lebih giat dalam belajar dan mengikuti
pelajaran di sekolah.
Peran orang tua adalah cara-cara yang digunakan oleh orang tua mengenai
tugas-tugas yang mesti dijalankan dalam mengasuh anak (Lestari, 2012). Dapat
diambil kesimpulan bahwa keluarga memberikan dasar pengetahuan berupa
tingkah laku, moral, watak dan pendidikan kepada seorang anak. Interaksi di
dalam keluarga dapat menentukan pola tingkah laku anak dengan orang lain atau
masyarakat sekitar. Dalam pencapaian prestasi belajar yang dilakukan oleh anak
di sekolah, sangat erat hubungannya dengan peran orang tua di dalam keluarga.
Anak yang belajar di rumah dengan adanya perhatian dari orang tua, tersedianya
fasilitas belajar, pengawasan saat belajar, dan jadwal belajar yang dibuat orang tua
untuk anaknya belajar akan membuat anak menjadi lebih berprestasi. Artinya,
anak akan lebih termotivasi apabila ada dukungan positif dari orang tuanya.
Berdasarkan penelitian terdahulu dari Rumbewas, Laka & Moekbun (2018)
orang tua harus memotivasi siswa dengan cara memeberikan semangat supaya
terus belajar dan dapat membagi waktu belajar dengan baik. Semangat yang
diberikan orang tua dapat berupa ucapan secara lisan dengan kata kata yang
positif. Hasil penelitian Hero & Sni (2018) perhatian orang tua sangat diperlukan
saat anak menjalani proses belajar supaya mendapatkan prestasi yang maksimal.
Perhatian orang tua dapat berupa bimbingan, pengawasan belajar, dan motivasi.
Bimbingan, pengawasan belajar dan motivasi diberikan orang tua saat anak berada
di rumah dengan cara meluangkan waktu untuk menemani anak belajar dan
membantu ketika anak mengalami kesusahan dalam belajar. Nurlina (2019)
berpendapat bahwa orang tua sangat berperan penting dalam pembentukan
karakter anak. Mahardhika, Jusuf & Priyambada (2018) berpendapat bahwa
dengan mendapat dukungan orang tua, siswa saat mengikuti pendidikan jasmani
prestasinya akan meningkat dan mendapatkan nilai yang baik pada saat ujian di
sekolah. Penelitian terdahulu belum lengkap saat meneliti tentang intervensi orang
tua terkait motivasi siswa, maka dari itu penelitian yang akan dilakukan bertujuan
untuk melengkapi bagaimana intervensi orang tua dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa dan apa saja kendala yang mempengaruhi. Jika dalam penelitian
ternyata intervensi orang tua berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, guru dapat
mengadakan pertemuan dengan orang tua dan membahas tetang pentingnya
intervensi orang tua.
Orang tua yang tidak terlibat langsung dalam mengawasi anak belajar, maka
anak akan lebih senang menghabiskan waktu mereka untuk bermain dengan
teman-temannya. Ditambah lagi dengan lingkungan pergaulan dengan teman-
teman yang tidak baik sehingga mengakibatkan tidak ada kepedulian mereka
untuk belajar. Hal ini dibuktikan berdasarkan wawancara awal dengan beberapa
siswa SD Negeri 3 Mojayan , diperoleh informasi bahwa masih terdapat siswa
yang memperoleh prestasi rendah di sekolahnya. Mereka mengaku tidak pernah
belajar di rumah. Mereka hanya belajar pada saat akan ujian saja. Hal itu
mengakibatkan siswa mudah lupa dengan pelajaran yang sudah diajarkan oleh
guru disekolah.
Siswa beranggapan sekolah adalah tempat mereka bermain dan bertemu
dengan teman-temannya tanpa menyadari kewajiban utama mereka datang ke
sekolah yaitu menuntut ilmu. Di sekolah mereka juga merasa adanya perhatian
karena bisa bercerita dan bermain dengan temannya. Bahkan ada siswa ketika
guru mengajar, dia bercerita sendiri dengan temannya. Hal ini membuktikan
bahwa, masih ada orang tua yang kurang peduli dengan kegiatan anak di sekolah.
Menurut Slameto (2003:61) orang tua sibuk dengan pekerjaanya, sehingga anak
merasa kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran di sekolah.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bangaimana intervensi orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa SD Negeri 3 Mojayan ?
b. Kendala apa saja yang mempengaruhi intervensi orang tua dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa di SD Negeri 3 Mojayan ?
c. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan kendala yang diperoleh ?
C. TUJUAN PENELITIAN
a. Untuk mendiskripsikan bagaimana intervensi orang tua dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa di SD Negeri 3 Mojayan.
b. Untuk mendiskripsikan kendala yang mempengaruhi intervensi orang
tua dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SD Negeri 3
Mojayan.
c. Untuk mendeskripsikan solusi dalam mengatasi kendala yang diperoleh.
D. MANFAAT PENELITIAN
a. Kegunaan secara praktis : hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan masukan bagi orang tua dalam melaksanakan tanggung jawab dan
perannya dalam keluarga.
b. Kegunaan secara teoretis : hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran untuk dipelajari bagi peneliti
selanjutnya, serta menjadi sumber referensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENELITIAN YANG RELEVAN


Penelitian yang relevan merupakan salah satu relevansi untuk
menunjukkan bahwa penelitian ini menarik akan tetapi tidak memiliki
kesamaan pada penelitian yang sudah ada. Penulisan skripsi ini mengkaji
dari beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dibahas.
Adapun penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
Rumbewas, Laka & Moekbun (2018) dengan hasil penelitiannya : orang
tua harus memotivasi siswa dengan cara memeberikan semangat supaya terus
belajar dan dapat membagi waktu belajar dengan baik. Semangat yang
diberikan orang tua dapat berupa ucapan secara lisan dengan kata kata yang
positif.
Hero & Sni (2018) dengan hasil penelitiannya : perhatian orang tua
sangat diperlukan saat anak menjalani proses belajar supaya mendapatkan
prestasi yang maksimal. Perhatian orang tua dapat berupa bimbingan,
pengawasan belajar, dan motivasi.
Nurlina (2019) dengan hasil penelitiannya : orang tua sangat berperan
penting dalam pembentukan karakter anak. Lingkungan keluarga dapat
dikatakan sebagai lingkungan yang sangat utama, karena kehidupan anak
lebih sering bersama keluarga. Anak akan lebih banyak menerima
pendidikan di dalam keluarga.
Mahardhika, Jusuf & Priyambada (2018) dengan hasil penelitiannya :
dengan mendapat dukungan orang tua, siswa saat mengikuti pendidikan
jasmani prestasinya akan meningkat dan mendapatkan nilai yang baik pada
saat ujian di sekolah.
Fagbeminiyi (2011) dengan hasil penelitiannya : peran orang tua sangat
penting dalam pendidikan anak usia dini untuk membantu memperluas
cakrawala anak, meningkatkan hubungan sosial dsn kemajuan diri.
Dukungan emosional berpengaruh terhadap pendidikan anak usia dini.
Aisyatinnaba & Sutoyo (2016) dengan hasil penelitiannya : peran orang
tua sangat dibutuhkan dalam memotivasi belajar siswa kelas VIII. Latar
belakang pendidikan orang tua dan kondisi ekonomi juga menentukan peran
orang tua dalam memotivasi belajar anak.
Pavalache-Ilie & Tirdia (2015) dengan hasil penelitiannya : keterlibatan
orang tua mempengaruhi tingkat motivasi intrinsik anak untuk dapat
membaca, menulis, dan matematika. Selain itu keterlibatan orang tua juga
berpengaruh terhadap hasil pendidikan anak.
Khajehpour& Ghazvini (2011) dengan hasil penelitiannya : pentingnya
keterlibatan orang tua dalam pendidikan untuk mendorong pertumbuhan
kognitif dan motivasi berprestasi anak. Apabila keterlibatan orang tua dalam
akademis anak baik maka hasilnya juga dapat tercapai sangat positif.
Shukla, Tombari, Toland & Danner (2015) dengan hasil penelitiannya :
dukungan orang tua sangat berkaitan dengan presrasi belajar siswa. Orang
tua yang memberikan motivasi akademik akan meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa SMA.

B. LANDASAN TEORI
1. Intervensi orang tua
a. Pengertian Intervensi
Kata lain dari intervensi yaitu campur tangan atau bisa juga disebut
dengan peran. Menurut Jhonson dalam Slameto (2003) peran adalah
seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan
pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Sedangkan menurut Soekamto
(2007:211) peran adalah aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia
menjalankan suatu peranan.
b. Pengertian Orang Tua
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak
mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan.
Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam keluarga.
Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak
dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik,
melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan
kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu
terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi
secara timbal balik antara orang tua dan anak (Darajat, 2012:35)
Dalam sebuah keluarga, peran orang tua sangat penting bagi anak untuk
mencapai keberhasilan pendidikannya. Menurut Muthmainnah (2012:1)
“dalam proses perkembangan anak, peran orang tua yaitu: mendampingi,
menjalin komukasi, memberikan kesempatan, mengawasi, mendorong atau
memberikan motivasi, mengarahkan. Partisipasi orang tua sangatlah
dibutuhkan bagi anak untuk dapat memotifasi belajar.
c. Bentuk Partisipasi Orang Tua
Bentuk partisipasi orang tua ada dua macam, yaitu partisipasi fisik dan
partisipasi non fisik.
1) Partisipasi Fisik
Rumah sebagai basis pendidikan akan dicapai dengan melengkapi
fasilitas yang berhubungan dengan pendidikan dam orang tua yang
menyadari akan pentingnya pendidikan bagi anaknya akan berusaha
memenuhi kebutuhan belajar anak dan memberi fasilitas yang dibutuhkan
(Istadi, 2007, 168). Fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan anak berupa tempat
belajar yang menyenangkan, media informasi yang menunjang siswa untuk
mendapatkan informasi pelajaran dan buku yang menjadi sumber ilmu
(Istadi,2007,169).
2) Partisipasi Non Fisik
Partisipasi non fisik dapat berupa perhatian yang diberikan orang tua
kepada anaknya. Perhatian orang tua adalah dorongan yang diberikan
terhadap anak sebagai wujud bimbingan, tenaga, pikiran, dan perasaan yang
dilakukan secara sadar (Slameto, 2013). Pada saat mengerjakan tugas, anak
memerlukan bimbingan dari orang tua dan mengawasinya.
d. Peran Orang Tua dalam Proses Perkembangan Anak
Menurut Muthmainnah (2012) dalam proses perkembangan anak, peran
orang tua dibagi menjadi 6 yaitu :
1) Mendampingi
Setiap anak membutuhkan perhatian dari orang tuanya. Sebagian orang
tua bekerja dan hanya memiliki waktu yang sedikit bersama keluarga.
Meskipun hanya memiliki waktu sedikit, orang tua bisa memaksimalkan
memberikan perhatian dengan fokus menemani anak belajar, mendengarkan
ceritanya, becanda. Fasilitas dan media belajar yang lengkap tidak menjamin
anak bahagia.
2) Menjalin Komunikasi
Komunikasi merupakan hal yang penting dalam hubungan orang tua dan
anak, karena komunikasi merupakan jembatan yang menghubungkan
keinginan, harapan dan respon masing-masing pihak. Dengan adanya
komunikasi, orang tua dapat menyampaikan harapan, masukan dan dukungan
kepada anakknya.
3) Memberikan Kesempatan
Orang tua dapat memberikan kesempatan kepada anak. Kesempatan
disini dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan. Anak akan tumbuh menjadi
orang yang percaya diri apabila diberi kesempatan untuk mencoba,
mengekspresikan, mengeksplorasi dan mengambil keputusan. Menurut
Sochib (2000) kepercayaan merupakan unsur esensial, sehingga arahan,
bimbingan dan bantuan yang diberikan orang tua kepada anak akan menyatu
dan memudahkan anak untuk menangkapnya.
4) Mengawasi
Pengawasan diberikan kepada anak supaya tetap bisa dikontrol dan
diarahkan. Orang tua perlu mengawasi secara langsung dan tidak langsung
apa saja yang dilakukan anak dan dengan siapa anak bermain. Pengawasan
dibangun dengan dasar komunikasi dan keterbukaan antara orang tua dan
anak.
5) Mendorong atau Memberikan Motivasi
Menurut Walgito (2004) motivasi merupakan keadaan dalam diri
seseorang atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan. Motivasi
dapat muncul dari diri sendiri (individu) maupun dari luar (eksternal).
individu akan merasa senang jika diberikan motivasi dan menjadikan
semangat dalam mencapai tujuan. Motivasi diberikan orang tua kepada anak
agar mempertahankan dan meningkatkan apa yang telah dicapai.
6) Mengarahkan
Orang tua memiliki posisi strategis dalam membantu agar anak memiliki
dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri. Orang tua dapat mengarahkan
anak supaya dapat belajar lebih giat dan mengatur jadwal belajar anak.
2. Akademik
a. Pengertian Akademik
Akademik adalah berasal dari bahasa Yunani yakni academos yang
berarti sebuah taman umum (plasa) di sebelah barat laut kota Athena. Dari
Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikeluarkan oleh Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional (2001). Dalam kamus tersebut, kita dapati
tiga istilah yang berdekatan artinya: Pertama, istilah “akademis” yang artinya:
1. mengenai atau berhubungan dengan akademi; 2. bersifat ilmiah, bersifat
ilmu pengetahuan, bersifat teori, tanpa arti praktis yang langsung, seperti:
“pelajaran yang diberikan terlalu akademis”.
Kedua, istilah “akademisi” yang berarti: 1. orang yang berpendidikan
tinggi; dan 2. anggota akademi. Ketiga, istilah “akademi” yang berarti
perkumpulan orang terkenal yang dianggap arif bijaksana untuk memajukan
ilmu, kesusasteraan atau bahasa. Berdasarkan hal ini, inti dari pengertian
akademik adalah keadaan orang-orang bisa menyampaikan dan menerima
gagasan, pemikiran, ilmu pengetahuan, dan sekaligus dapat mengujinya
secara jujur, terbuka, dan leluasa.
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Oemar (2011) motivasi merupakan perubahan energi yang ada
pada diri seseorang ditandai dengan munculnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan tertentu dan mendorong seseorang tersebut untuk
melakukan sesuatu supaya tujuannya dapat tercapai. Menurut Sardiman
dalam (Ricardo & Meilani, 2017) motivasi belajar adalah seluruh daya
penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbukan kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan belajar
(Winkel, 2012). Motivasi belajar memiliki peran penting dalam memberikan
semangat belajar anak.
b. Pentingnya Motivasi Belajar
Motivasi memiliki peran penting dalam kegiatan belajar anak. Menurut
Imyati & Mudjiyono (2009) mengemukakan pentingnya motivasi belajar
bagi anak yaitu :
1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil
2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, dibandingkan dengan
temannya.
3) Mengarahkan kegiatan belajar anak.
4) Menumbuhkan semangat belajar anak
5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar
c. Jenis Motivasi Belajar
Menurut Sardiman dalam (Oktiani 2017) motivasi dibedakan menjadi dua
yaitu :
1) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongang untuk melakukan seseuatu. Jika dilihat dari
segi tujuan kegiatan belajar maka yang dimaksud motivasi intrinsik ini
adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu
sendiri. Jadi motivasi muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan
secara esensial, bukan sekadar simbol.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Misalnya seseorang belajar karena besok
akan ujian dengan harapan mendapat nilai yang baik dan pujian. Jadi bukan
karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapat nilai bagus
atau pujian. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagi
bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan
berdasarkan dorongan dari luar yang tidak mutlak berkaitan dengan aktivitas
belajar

C. Kerangka Berpikir
Anak merupakan generasi penerus keturunan yang diharapkan memiliki
potensi baik. Anak memerlukan dukungan dari orang tua supaya dapat
mencapai pendidikan yang baik. Pendidikan dalam keluarga harus
menciptakan suasana yang harmonis, supaya anak merasa nyaman sehingga
dapat menumbuhkan mental dan jiwa untuk menentukan sikap belajarnya.
Disini orang tua lah yang sangat berperan untuk membuat anak menyukai
belajar.
Orang tua harus memberi bekal kecerdasan terhadap anak untuk
digunakan kelak dalam menjalanai kehidupannya. Tanggung jawab utama
orang tua adalah mempersiapkan anak agar berperilaku yang sesuai dengan
nilai norma, dan falsafah yang berlaku di masyarat. Perhatian orang tua
terhadap anak seharusnya dilakukan secara sengaja dan intensif demi
keberhasilan pendidikan anaknya.
Tetapi pada kenyataanya masih banyak orang tua yang tidak peduli
dengan pendidikan anaknya dan kurang menyadari pentingnya perhatian
untuk anaknya. Padahal perhatian orang tua sangat perpengaruh terhadap
proses belajar anak. Perhatian orang tua akan menjadi pembangkit semangat
belajar anak, sehingga dia akan lebih termotifasi lagi dalam belajar.
Bagan Kerangka Berpikir
Intervensi Orang Tua

Siswa yang Siswa yang


mempunyai nilai memiliki nilai
bagus rendah

Siswa yang memiliki nilai rendah


mengaku kurang mendapatkan
motivasi dari orang tua
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan yaitu deskriptif kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek peneliti misalnya perilaku,
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong,
2007). Dalam penelitian ini fenomena tentang intervensi orang tua dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa menggunakan angket dengan bantuan
google form
B. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 3 Mojayan yang berada di
desa Mojayan, Klaten, Klaten Tengah.
b. Waktu Penelitian
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Jadwal Bulan Kegiatan Penelitian
Penelitian
Maret April Mei Juni Juli

2020 2020 2020 2020 2020

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Tahap
persiapan

Penyusun
an
proposal

Menguru
s
perizinan

Menyusu
ninstrume
n

2 Pelaksana
an
penelitian
Pengump
ulan data

3 Analisis
data

4 Penyusun
an
laporan

C. Objek dan Subjek Penelitian


Objek penelitian yaitu intervensi orang tua dalam upaya meningkatkan motivasi
belajar anak di SD Negeri 3 Mojayan. Subjek penelitian adalahguru kelas V,
seluruh siswa kelas V, dan orang tua siswa.
D. Data dan Sumber Data
a. Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.
1) Data Primer
Dalam penelitian ini data diperoleh dari siswa dan orang tua siswa
kelas V .
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber
yang sudah ada. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu daftar
nilai siswa kelas V, jurnal ilmiah yang relevan berkaitan dengan
upaya meningkatkan motivasi belajar anak, dan arsip-arsip dari
sekolah.
b. Sumber Data
Sumber data adalah semua informasi baik berupa benda nyata,
abstrak,dan beristiwa. Dalam penelitian ini, yang dijadikan sumber data
adalah seluruh siswa kelas V, orang tua siswa kelas V, guru kelas, dan nilai
siswa .
E. Teknik Pengumpulan Data
a. Angket
Angket bertujuan untuk mengumpulkan informasi secar tertulis. Angket
diberikan kepada siswa dan orang tua kelas V. Pengumpulan informasi
menggunakan angket dilakukan secara online dengan bantuan google
form.
b. Dokumentasi
Digunakan untuk memperoleh data berupa daftar nilai siswa, sarana
prasarana dan letak sekolah. Yang akan didokumentasikan berupa daftar
nilai siswa yang diperoleh dari guru kelas, jurnal ilmiah yang relevan dan
arsip arsip dari sekolah.
F. Keabsahan Data
Sugiyono (2012:121) mengemukakan bahwa uji keabsahan data
dalam penelitian kualitatif meliputi uji kreadibilitas data, uji
transferabiliti, uji depanibiliti, dan uji confirmabiliti. Pada penelitian ini
menggunakan uji kreadibilitas data dengan triangulasi. Triangulasi yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi sumber data. Triangulasi
sumber data dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber
yang saling berbeda dengan menggunakan metode yang sama.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini merupakan proses mencari
informasi secara sistematis yang diperoleh dari lapangan. Menurut Milles
and Hubberman dalam Wandi, Nuharsono & Raharjo (2013) teknik
analisis data model interaktif terdapat empat komponen yaitu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan data
penelitian berupa hasil wawancara, angket dan dokumentasi secara
obyektif
2. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemutusan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan tertulis dilapangan.
3. Penyajian data
Penyajian data merupakan kegiatan saat mengumpulkan beberapa
informasi sehingga akan adanya penarikan kesimpumpulan dan
pengambilan tindakan. Penyajian data dapat berupa teks naratif berbentuk
catatan lapangan, grafik, matriks, dan bagan. Penyajian data ini untuk
memudahkan melihat apa yang sedang terjadi.
4. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan secara terus menerus selama berada
di lapangan. Dari awal pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti
benda-benda, mencatat keteraturan pola dalam catatan teori, alur sebab
akibat dan proposisi. Kesimpulan dilakukan secara terbuka dan skeptis.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyatinnaba, N., & Sutoyo, A. (2016). Peran orang tua dalam memotivasi belajar
siswa. Indonesian Journal of Guidance and Counselling, 5(4), 53-57.
Diperoleh dari Error! Hyperlink reference not valid.
Daradjat, Z. (2012). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 35
Emda, A. (2017). Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran.
Lantanida Jurnal, 2(5),93-196.
Fagbeminiyi, F, F. (2011). The Role Of Parents In Early Childhood Education: A
Case Study of Ikeja, Lagos State, Nigeria. Global Journal of Human Social
Science,11(2). https://globaljournals.org/GJHSS_Volume11/6-The-
Role-of-Parens -in-Early-Childhood-Education.pdf
Fuad, Ihsan. (2005). Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hasbullah. (2006). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Hidayat., Aziz A. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba
Medika
Imayati., Mudjiyono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Istadi, I. (2007). Istimewakan Setiap Anak. Bekasi: Pustaka Inti.
Istadi, I. (2007). Istimewakan Setiap Anak. Bekasi: Pustaka Inti.
Jhonson, L., Leny, R. (2010). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha
Medika
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2001). Edisi Ketiga. Pustaka Bahasa Depdiknas.
Jakarta: Balai Pustaka, 2001
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Pusat Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Kartini, H. (2007). Psikologi Anak. Bandung : Mandar Maju.
Khajehpour, M., & Ghazvivi, S. D. (2011). The role of parental involvement
affect in children’s academic perpormace. Procedia-Social and Behavioral
Sciences, 15 (1), 1204-1208. doi:10.1016/j.sbspro.2011.03.263
Lestari, S.( 2012). Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Preanada Media Group
Mahardhika, N. A., Jusuf, J. B. K., & Priyambada, G. (2018). Dukungan orang tua
terhadap motivasi berprestasi siswa SKOI kalimantan timur dalam mengikuti
pembelajaran pendidikan jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 14
(2), 62-68. diperoleh dari https://journal.uny.ac.id/index.php/jpji
Moleong., Lexy, J. (2006). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Munthmainnah. (2012). Peran Orang Tua dalam Menumbuhkan Pribadi Anak
yang Androgynius Melalui Kegiatan Bermain. Jurnal Pendidikan Anak, 1 (1),
103-112.
Nurlina. (2019). Peran Orang Tua dalam Pembentukan Kepribadian Anak di Era
Digital. Jurnal Studi Gender dan Anak, 12 (1), 549-559. http://jurnal.iain-
bone.ac.id/index.php/annisa
Oemar, H. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Oktiani, I. (2017). kreativitas Guru dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik.
Jurnal Kependidikan, 5 (2), 216-232. doi: 10.24090/jk.v5i2.1939.
Pavalache-Ilie, M., & Tirdia, F. (2015) Parental involvement and intrinsic
motivacion with primary school students. Procedia-Social and Behavioral
Sciences, 187(1), 607-612. doi:10.1016/j.sbspro.2015.03.113
Ricardo., & Meilani, R. I. (2017). Impak minat dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa (The impacts of students’ learning interest and motivation on
their learning outcomes). Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 2(2),
188-201.
https://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper/article/viewFile/8108/5131
Sintong ,S. (1993). Pendidikan Indonesia Dalam Pandangan Lima Belas Tokoh
Pendidikan Swasta. Bagian IV. Jakarta: Dasamedia Utama.
Slameto. (1991). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta, 105
Sochib, M. (2000). Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak
Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta : Rineka Cipta.
Sugiyono Prof. Dr., (2010). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif,
kulaitatif dan R & D. Bandung : Cv. Alfa Beta.
Sundari. (2013). Peranan Orang Tua dalam Pembinaan Akhlak Anak di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Baturaja OKU. Palembang : Skripsi Fakultas
Tarbiah dan Keguruan IAIN Raden Fatah.
Undang-Unadang Dasar 1945 hal 12
Walgito, B. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi
Wandi, S., Nurharsono, T., & Raharjo, A. (2013). Pembinaan prestasi
ekstrakulikuler olahraga di SMA karangturi kota semarang. Journal of
Physical Education, Sport, Health, and Recreation, 2 (8), 524-535. Diperoleh
dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr
INSTRUMEN PENELITIAN

A. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana intervensi orang tua dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa di SD Negeri 3 Mojayan.
B. Petunjuk Pelaksanaan
1. Pewawancara adalah peneliti sendiri sekaligus menjadi instrumen utama
2. Wawancara dilakukan secara langsung dengan cara tatap muka dan
menggunakan protokol kesehatan.
3. Peneliti menggunakan waktu semaksimal mungkin untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan.
C. Sasaran Wawancara
Seluruh siswa dan orang tua kelas V SD Negeri 3 Mojayan
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Intervensi orang tua dalam upaya meningkatkan motivasi belajar anak di SD Negeri Mojayan 3

Variabel Sub Variabel Fokus Indikator Sumber Metode Nomor


Penelitian

Peran Bentuk Partisipasi a. Penyediaan fasilitas tempat belajar Orang Wawancara 1,2,3,4
Orang Partisipasi Fisik tua dan
Tua b. Pemberian media belajar anak di rumah siswa

Partisipasi non a. Pemberian bimbingan dan arahan terhadap anak Orang Wawancara 5,6,7,8
fisik tua dan
b. Pemberian motivasi belajar siswa

Proses Mendampingi a. Memberikan perhatian dengan fokus menemani belajar Orang Wawancara 9,10,11
Perkembanga tua dan ,12
n Anak siswa

Menjalin a. Menanyakan apa yang telah dipelajari anak hari ini Orang Wawancara 13,14
Komunikasi tua dan
siswa

Memberikan a. Memberikan kesempatan mencoba Orang Wawancara 15,16,1


Kesempatan tua dan 7,18
b. Memberikan kesempatan mengambil keputusan siswa

Mengawasi a. Pengawasan secara langsung apa yang dilakukan anak dan Orang Wawancara 19,20
dengan siapa dia bermain tua dan
siswa

Mendorong/ a. Motivasi untuk mencapai tujuan Orang Wawancara 21,22


Pemberia tua dan
Motivasi siswa

Mengarahkan a. Mengatur jadwal belajar anak Orang Wawancara 23,24,2


tua dan 5,26
siswa

Motivasi Jenis Intrinsik a. Kesadaran diri sendiri dalam belajar Orang Wawancara 27,28
Motivasi tua dan
Belajar siswa

Ekstrinsik a. Dorongan belajar dari luar Orang Wawancara 29,30


tua dan
siswa
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA ORANG TUA

Nama Orang Tua :


Nama Anak :

No Fokus Penelitian Pertanyaan Informan

1. Partisipasi Fisik 1. Adakah fasilitas tempat belajar anak di rumah ? Orang Tua
2. Jika ada deskripsikan seperti apa ? jika tidak ada mengapa ?

3. Adakah media pembelajaran yang telah diberikan bapak/ibu kepada anak di Orang Tua
rumah ?
4. Jika ada deskripsikan apa saja media pembelajarannya. Jika tidak ada mengapa ?

2. Partisipasi Non Fisik 5. Pernahkah bapak/ibu memberikan bimbingan kepada anak ? Orang Tua
6. Jika pernah deskripsikan bagaimana bimbingannya. Jika tidak mengapa ?

7. Pernahkah bapak/ ibu memberikan motivasi belajar terhadap anak ? Orang Tua

8. Jika pernah bagaimana bapak/ibu memberikan motivasi belajar ? jika tidak Orang Tua
pernah mengapa ?

3. Mendampingi 9. Pernahkah bapak/ ibu memberikan perhatian saat anak sedang belajar di rumah ? Orang Tua
10. Jika pernah deskripsikan bentuk perhatian yang bapak/ibu berikan kepada anak.
Jika tidak mengapa ?

11. Apakah bapak/ ibu pernah menemani anak saat belajar di rumah ? Orang Tua
12. Jika pernah deskripsikan. Jika tidak pernah mengapa ?

4. Menjalin Komunikasi 13. Apakah bapak/ ibu pernah menanyakan pelajaran apa saja yang telah dipelajari Orang Tua
anak pada hari ini ?
14. Jika pernah untuk apa bapak/ibu menanyakan ? jika tidak pernah mengapa ?

5. Memberi Kesempatan 15. Pernahkah bapak/ ibu memberikan kesempatan anak untuk mencoba Orang Tua
menyelesaikan tugas sendiri ?
16. Jika pernah deskripsikan bagaimaana bapak/ibu memberi kesempatan untuk
mencoba sendiri. Jika tidak mengapa ?

17. Pernahkah bapak/ ibu memberikan kesempatan anak untuk mengambil Orang Tua
keputusan sendiri saat anak menghadapi kesulitan ?
18. Jika pernah deskripsikan bagaimaana bapak/ibu memberi kesempatan untuk
mengambil keputusan sendiri . Jika tidak mengapa ?

6. Mengawasi 19. Pernahkah bapak/ ibu mengawasi anak saat berada di rumah ? Orang Tua
20. Jika pernah deskripsikan bagaimana bapak/ibu mengawasi anak. Jika tidak
pernah mengapa ?

7. Mendorong/ Pemberian 21. Pernahkah bapak/ ibu memotivasi anak supaya dapat mencapai tujuan Orang Tua
Motivasi belajarnya ?
22. Jika pernah deskripsikan bagaiman bapak/ ibu memotivasi anaknya. Jika tidak
mengapa ?

8. Mengarahkan 23. Pernahkah bapak/ ibu mengatur jadwal belajar anak di rumah? Orang Tua
24. Jika pernah bagaimana bapak/ibu mengatur jadwal belajar anak di rumah? Jika
tidak mengapa ?

25. Apakah bapak/ ibu membuat aturan waktu belajar di rumah ? Orang Tua
26. Jika iya deskripsikan (kapan, bagaimana dan jam berapa saja anak belajar di
rumah). jika tidak mengapa ?

9. Motivasi 27. Apakah anak bapak/ibu sudah ada kesadaran diri sendiri untuk belajar ? Orang Tua
28. Jika sudah mengapa ? Jika belum, mengapa ?

29. Apakah bapak/ibu tahu motivasi apa yang dimiliki anak untuk belajar ? Orang Tua
30. Jika iya deskripsikan (motivasi internal/eksternal)
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA SISWA

Nama Orang Tua :


Nama Anak :

No Fokus Penelitian Pertanyaan Informan

1. Partisipasi Fisik 1. Adakah fasilitas tempat belajar di rumah ? Siswa


2. Jika ada ceritakan seperti apa ? jika tidak ada mengapa ?

3. Adakah media pembelajaran yang telah diberikan orang tua ? Siswa


4. Jika ada ceritakan apa saja media pembelajarannya. Jika tidak ada mengapa ?

2. Partisipasi Non Fisik 5. Pernahkah orang tua memberikan bimbingan saat di rumah ? Siswa
6. Jika pernah ceritakan bagaimana bimbingannya. Jika tidak mengapa ?

7. Pernahkah orang tua memberikan motivasi belajar ? Siswa

8. Jika pernah bagaimana orang tua memberikan motivasi belajar ? jika tidak pernah Siswa
mengapa ?

3. Mendampingi 9. Pernahkah orang tua memberikan perhatian saat kamu sedang belajar ? Siswa
10. Jika pernah ceritakan bentuk perhatian yang orang tua berikan kepadamu. Jika
tidak mengapa ?

11. Apakah orang tua menemani kamu saat belajar ? Siswa


12. Jika pernah ceritakan. Jika tidak pernah mengapa ?

4. Menjalin Komunikasi 13. Apakah orang tua menanyakan pelajaran apa saja yang telah kamu pelajari pada Siswa
hari ini ?
14. Jika pernah untuk apa orang tua menanyakan ? jika tidak pernah mengapa ?

5. Memberi Kesempatan 15. Pernahkah orang tua memberikan kesempatan kamu untuk mencoba Siswa
menyelesaikan tugas sendiri ?
16. Jika pernah ceritakan bagaimaana orang tua memberi kesempatan untuk
mencoba sendiri. Jika tidak mengapa ?

17. Pernahkah orang tua memberikan kesempatan kamu untuk mengambil Siswa
keputusan sendiri saat kamu menghadapi kesulitan ?
18. Jika pernah ceritakan bagaimaana orang tua memberi kesempatan untuk
mengambil keputusan sendiri . Jika tidak mengapa ?

6. Mengawasi 19. Pernahkah orang tua mengawasi kamu saat berada di rumah ? Siswa
20. Jika pernah ceritakan bagaimana orang tua mengawasimu. Jika tidak pernah
mengapa ?

7. Mendorong/ Pemberian 21. Pernahkah orang tua memberikan motivasi supaya kamu dapat mencapai tujuan Siswa
Motivasi belajar ?
22. Jika pernah ceritakan bagaiman orang tua memotivasimu. Jika tidak mengapa ?

8. Mengarahkan 23. Pernahkah orang tua mengatur jadwal belajar kamu ? Siswa
24. Jika pernah bagaimana orang tua mengatur jadwal belajarmu di rumah? Jika
tidak mengapa ?

25. Apakah orang tua membuat aturan waktu belajar kamu dirumah ? Siswa
26. Jika iya ceritakan (kapan, bagaimana dan jam berapa saja anak belajar di
rumah). Jika tidak mengapa ?

9. Motivasi 27. Apakah kamu sudah ada kesadaran diri sendiri untuk belajar ? Siswa
28. Jika sudah mengapa ? Jika belum, mengapa ?

29. Apakah kamu tahu motivasi apa yang kamu miliki untuk belajar ? Siswa
30. Jika iya ceritakankan (motivasi internal/eksternal)

Anda mungkin juga menyukai