Anda di halaman 1dari 7

ISSN (Print): 2502-7069; ISSN (Online): 2620-8326

ANALISIS PERAN GURU DAN ORANGTUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR


SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SDIT JAM’IYYATUL
IHSAN PAKIS

Pingky Destiana Putri & Agrissto Bintang Aji Pradana*


Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Magelang, Indonesia
*Corresponding Author: agrisstobintang@ummgl.ac.id

Article History Abstrak: Rendahnya motivasi belajar siswa menjadi salah satu faktor yang
Received : September 19th, 2021 menyebabkan prestasi belajar siswa menurun. Hal ini dimungkinkan karena
Revised : October 14th, 2021 keingintahuan mereka tentang mata pelajaran masih rendah, faktor dari luar
Accepted : October 25th, 2021 (teman, keluarga, dan lingkungan) yang tidak mendukung untuk mempelajari
Published : November 06th, 2021 mata pelajaran matematika dan lain sebagainya. Sedangkan prestasi belajar
matematika dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya aktifitas belajar belajar
siswa, model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar, kemampuan
siswa dalam menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru, motivasi belajar
siswa dan lain sebagainya. Partisipasi peran guru dan peran orang tua dalam
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika sangatlah penting.
Keberhasilan pembelajaran anak merupakan tanggung jawab bersama dan
kewajiban pemerintah serta lembaga sekolah, tetapi guru pertama untuk orang
anak-anak yaitu orang tua. Karena sebab itu, dimasukkannya orang tua dalam
pendidikan mereka sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa, pencapaian
minat, dan hasil belajar anak-anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dan
observasi. (1) Visi dan misi sekolah; (2) Analisa data guru dalam kegiatan
belajar mengajar; (3) Penetapan tata tertib sekolah dan tata tertib kelas; (4)
Penerapan nilai-nilai agama dan etika; dan (5) peran keluarga dalam proses
pembelajaran di rumah.

Keywords: Peran Orang tua, Matematika, Motivasi Belajar

PENDAHULUAN Sedangkan pada mata pelajaran matematika yang


diajarkan di Sekolah Dasar dianggap mata
Sekolah Dasar merupakan titik awal dari pelajaran yang sulit bahkan menjadi momok
pendidikan formal di Indonesia. Diharapkan dari dalam setiap kegiatan belajar mengajar.
Sekolah Dasar ini nantinya akan menghasilkan Akhirnya apa yang diharapkan dari prestasi
sumber daya manusia yang berkualitas. belajar matematika, ternyata masih jauh dari
Mengingat pentingnya keberadaan Sekolah harapan. Hal ini dapat dilihat dari hasil mata
Dasar, maka pemerintah melalui Direktorat pelajaran matematika yang rendah dibanding
Jenderal Pendidikan Dasar Menengah (Dirjen dengan hasil mata pelajaran yang lainnya.
Dikdasmen) terus menerus menekankan Diduga banyak faktor yang mempengaruhi
peningkatan kualitas pendidikan di Sekolah prestasi belajar matematika, misalnya metode
Dasar. Mengenai pelaksanaan pendidikan pembelajaran, motivasi belajar, aktivitas belajar,
Sekolah Dasar, Dirjen Dikdasmen melalui surat kemampuan awal siswa yang berbeda, tingkat
edaran No. 2931/C/1/1993 menyerukan untuk kecerdasan dan lain sebagainya.
meningkatkan kualitas pengajaran tiga Salah satu faktor yang menyebabkan
kemampuan dasar yaitu membaca, menulis dan prestasi belajar siswa rendah adalah motivasi
berhitung di mana semua itu telah termuat pada belajar siswa. Hal ini dimungkinkan karena
mata pelajaran Bahasa Indonesia dan keingintahuan mereka tentang mata pelajaran
Matematika. matematika masih rendah, faktor dari luar
Matematika adalah disiplin ilmu yang (teman, keluarga, dan lingkungan) yang tidak
berdiri sendiri dalam mempelajari hal yang mendukung untuk mempelajari mata pelajaran
berkaitan dengan penalaran. Matematika matematika dan lain sebagainya. Sedangkan
merupakan ilmu dasar yang mempunyai peranan prestasi belajar matematika dipengaruhi oleh
penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. beberapa faktor misalnya aktifitas belajar belajar
367
Putri & Pradana (2021). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6 (3): 367 – 373
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i3.224

siswa, model pembelajaran yang digunakan guru maka keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
dalam mengajar, kemampuan siswa dalam belajarnya akan maksimal.
menerima pembelajaran yang diberikan oleh Sedangkan peran orang tua, orang tua
guru, motivasi belajar siswa dan lain sebagainya. memiliki kewajiban dalam mendidik anak-
Penelitian ini membahas tentang prestasi anaknya. Irma et al. (2019) dalam penelitiannya
belajar yang dipengaruhi oleh motivasi belajar mendapatkan keterlibatan orang tua dalam
siswa, karena jika tidak ada motivasi dari siswa pendidikan anak usia dini perlu sinergi dengan
untuk belajar, maka selamanya siswa tidak akan ragam upaya program maupun kegiatan yang
tertarik dengan pelajaran matematika dan tidak disesuaikan dengan analisis kendala-kendala dari
memperoleh kepuasan dari belajar matematika pihak orang tua meliputi faktor status sosial,
dan belajar menjadi tidak bermakna. Belajar faktor bentuk keluarga, faktor tahap
merupakan proses perubahan perilaku manusia perkembangan keluarga, dan faktor model peran.
baik melalui latihan maupun pengalaman. Jadi dapat dikatakan bahwa keluarga memiliki
Prestasi belajar siswa adalah hasil dari berbagai peran besar dalam proses pendidikan anak.
upaya dan daya yang tercermin dari partisipasi Keluarga merupakan pondasi pendidikan yang
belajar yang dilakukan siswa dalam mempelajari pertama bagi anak, (Hayati, 2011: 13)
materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. mengatakan bahwa sikap orang tua sangat
Matematika adalah studi besaran, struktur, ruang, membantu dalam mengembangkan potensi anak,
dan perubahan. di antaranya yakni menghargai opini anak serta
Motivasi belajar penting bagi siswa. Bagi mendorong anak untuk mengutarakannya,
siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai menyediakan kesempatan bagi anak-anak dalam
berikut: menyadarkan kedudukan pada awal melakukan perenungan, khayalan, berpikir, serta
belajar, proses dan hasil akhir, menginformasikan memperbolehkan anak dalam pengambilan
tentang kekuatan usaha belajar yang keputusan secara individu dan memberi stimulus
dibandingkan dengan teman sebaya, padanya agar senantiasa banyak bertanya serta
mengarahkan kegiatan belajar, membesarkan memberi penguatan pada anak bahwasannya
semangat belajar, menyadarkan tentang adanya sikap orang tua menghargai rasa ingin mencoba
perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang hal baru, dilaksanakan dan menghasilkan,
berkesinambungan. Dalam perilaku belajar menunjang dan mendorong kegiatan anak,
terdapat motivasi belajar. Siswa adalah menikmati keberadaannya bersama anak,
pembelajar yang paling berkepentingan dalam memberi sanjungan yang sungguh-sungguh
menghayati belajar. Ada siswa telah berkeinginan kepada anak, mendorong kemandirian anak
memperoleh pengalaman, keterampilan, dan dalam bekerja dan menjalin hubungan kerja sama
pengetahuan sejak kecil. Motivasi belajar yang yang baik dengan anak.
dimiliki siswa dalam setiap kegiatan
pembelajaran sangat berperan untuk METODE
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran tertentu. Siswa yang bermotivasi tinggi Tempat dan Waktu
dalam belajar memungkinkan akan memperoleh Penelitian ini dilaksanakan di SDIT
hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin Jam’iyyatul Ihsan Pakis, Kabupaten Magelang
tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan Provinsi Jawa Tengah pada kelas IV,V dan VI
upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi (kelas tinggi). Waktu penelitian dilakukan
prestasi belajar yang diperolehnya. selama 3 bulan sejak bulan April 2021 sampai
Peran guru dalam pembelajaran yaitu Juni 2021.
menyampaikan ilmu-ilmu kepada murid. Prey
katz (Aini, 2012), menggambarkan peranan guru Data dan Analisis
sebagai komunikator, sahabat yang dapat Penelitian ini merupakan penelitian
memberikan nasihata-nasihat, motivator sebagai deskriptif dengan menggunakan pendekatan
pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing kualitatif yang dilakukan di SDIT Jam’iyyatul
dalam pengembangan sikap dan tingkah laku Ihsan Pakis. Penelitian ini digunakan untuk
serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
yang diajarkan. Guru berperan sangat penting peristiwa, dan aktivitas social. Dalam penelitian
terhadap motivasi belajar siswa pada mata ini peneliti akan mendeskripsikan fenomena
pelajaran matematika khususnya. Ketika guru secara kualitatif melalui beberapa metode ,
dapat berperan sesuai dengan peran-peran guru diantaranya yaitu observasi, wawancara dan
368
Putri & Pradana (2021). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6 (3): 367 – 373
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i3.224

dokumentasi. Subjek utama dalam penelitian ini pada tata kehidupan masyarakat dunia global dan
adalah guru dan orang tua. Sedangkan subjek hak itu, negara maju sekalipun selalu
pendukungnya adalah beberapa siswa dari kelas membangun dunia pendidikannya tanpa henti-
IV, V dan VI. hentinya. Bahkan ada kecenderungan yang amat
Langkah-langkah analisis dalam penelitian jelas bahwa negara maju semakin intensif
ini adalah sebagai berikut: melakukan investasi dalam dunia pendidikan,
semakin meningkat daya saing mereka. Hal ini
Pengumpulan Data terjadi karena peningkatan daya saing bangsa
Data dikumpulkan dari narasumber yang memerlukan kualitas sumber daya manusia yang
telah ditetapkan sebagai subjek dalam penelitian. prima.
Guru dan orangtua ditetapkan sebagai
narasumber/informan. Informan lainnya Peran Guru dalam memotivasi Siswa
diperoleh dari beberapa siswa kelas tinggi. Proses pembelajaran Pada diri setiap
Pengumpulan data dilakukan dengan manusia telah tersedia potensi energi atau sebuah
menggunakan wawancara, observasi dan kekuatan yang dapat menggerakkan dan
dokumentasi. mengarahkan tingkah lakunya pada tujuan. Di
1. Reduksi Data dalamnya tercakup pula potensi energi/kekuatan
Proses yang telah dilakukan pada tahap ini untuk berprestasi (motif berprestasi) yang
adalah merangkum, memilih hal-hal yang kekuatannya berbeda pada setiap manusia.
Apabila terpicu, potensi energi berprestasi ini
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
keadaannya akan meningkat bahkan akan
penting untuk dicari tema dan polanya serta menggerakkan dan mengarahkan pada tingkah
membuang hal yang tidak perlu agar lebih laku belajar. Dengan demikian hal ini dapat
mudah untuk menganalisis. memberikan pandangan sekaligus harapan bagi
2. Penyajian Data para pendidik/guru bahwa:
Setelah data direduksi maka langkah 1. Setiap diri anak didik/siswa telah dibekali
selanjutnya adalah menyajikan data. Data kekuatan untuk berprestasi (motivasi
disajikan dalam bentuk sekumpulan informasi berprestasi).
yang berupa uraian singkat dan bagan. 2. Kekuatan berprestasi setiap siswa berbeda-
Penyajian data dalam penelitian kulatitatif beda.
biasanya sering menggunakan teks yang 3. Kekuatan berprestasi setiap siswa dapat
bersifat naratif. ditingkatkan.
3. Menarik kesimpulan/verifikasi 4. Setiap siswa dapat menunjukkan tingkah laku
belajar atau usaha-usaha untuk mencapai
Tahap terakhir dalam penelitian ini yaitu
tujuan belajar (memperoleh pengetahuan,
menarik kesimpulan. Kesimpulan dari
pemahaman, dan pengembangan belajar).
penelitian peran guru dan orangtua masih
bersifat sementara. 5. guru perlu lebih menghayati perannya sebagai
pendidik sehingga muncul rasa tanggung
Kesimpulan tersebut diuji kembali
menggunakan Teknik triangulasi. Setelah jawab dan kepercayaan diri dalam memproses
anak didik.
hasil penelitian diuji kebenarannya, maka
6. Guru membutuhkan upaya-upaya yang dapat
peneliti dapat menarik kesimpulannya dalam
bentuk deskriptif sebagai hasil penelitian. memicu bergeraknya motivasi berprestasi
setiap siswa. Dalam proses pembelajaran,
HASIL DAN PEMBAHASAN motivasi merupakan salah satu aspek dinamis
yang sangat penting. Sering terjadi peserta
. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui didik yang kurang berprestasi bukan
peran guru dan peran orangtua terhadap motivasi disebabkan oleh kemampuannya yang
belajar siswa pada mata pelajaran matematikan di kurang, tetapi karena tidak adanya motivasi
siswa kelas tinggi SDIT Jam’iyyatul Ihsan Pakis untuk relajar sehinhgga ia tidak berusaha
Magelang. untuk mengerahkan segala kemampuannya.
Pendidikan merupakan instrumen yang
sangat penting bagi setiap bangsa untuk Peran Orangtua dalam memotivasi Siswa
meningkatkan daya saingnya dalam peraturan Orangtua merupakan guru pertama dan
politik, ekonomi, hukum, budaya dan pertahanan utama dalam pendidikan anak. Prestasi anak di
sekolah dipengaruhi oleh bagaimana cara asuh
369
Putri & Pradana (2021). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6 (3): 367 – 373
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i3.224

atau peran orangtua dalam membimbing anak. memiliki Pendidikan sebagai pondasi utama
Dengan demikian orangtua memiliki peran anak untuk berkembang.
sebagai berikut: 4. Fasilitator dalam belajar mengajar orang tua
1. Pengasuh dan pendidik Orangtua berperan menyediakan berbagai fasilitas seperti media,
sebagai pendidik sebab dalam pekerjaannya alat peraga, termasuk menentukan berbagai
tidak hanya mengajar, tetapi juga melatih
jalan untuk mendapatkan fasilitas tertentu
ketrampilan anak, terutama sekali melatih
sikap mental anak. dalam menunjang program belajar anak.
2. Pembimbing Bimbingan adalah segala Orang tua sebagai fasilitator turut
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam mempengaruhi tingkat prestasi yang dicapai
rangka memberikan bantuan kepada orang anak. Bentuk dukungan lain yang tidak kalah
lain yang mengalami kesulitan, agar orang pentingnya berkenaan dengan peranan orang
tersebut mampu mengatasinya sendiri dengan tua dalam belajar anak adalah dengan
penuh kesadaran. Maka dalam hal ini,
menyiapkan berbagai fasilitas pembelajaran.
orangtua harus senantiasa memberikan
bimbingan secara berkelanjutan. Fasilitas ini dimulai dengan biaya pendidikan
3. Motivator Orang tua memberikan dorongan karena tidak ada pendidikan gratis seratus
tentang pentingnya belajar dengan tujuan persen. Fasilitas pendidikan selanjutnya
dapat meningkatkan prestasi belajar, sehingga adalah berkenaan dengan penyediaan buku-
anak benar-benar merasa penting dan buku ajar yang dibutuhkan peserta didik,
membutuhkan apa yang dianjurkan oleh demikian juga dengan fasilitas lainnya,
orangtuanya. Orang tua harus mampu menjadi
seperti alat-alat tulis, tempat belajar, dan lain-
motivator belajar anak. Dalam hal ini
orangtua dapat memberi pengertian kepada lain
anak mengenai baik dan buruknya jika tidak

Motivasi Belajar Kelas Tinggi


SDIT Jam'iyyatul Ihsan Pakis
25
20
15
10
5
0
Jumlah Siswa Tinggi Rendah

Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6

Grafik 1. Motivasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SDIT Jam’iyyatul Ihsan Pakis

Analisa Faktor-faktor Penyebab Motivasi Dalam pembelajaran, siswa tidak bisa diam dan
Belajar Siswa memperhatikan guru, mereka berjalan kesana
kemari, sehingga menyulitkan saat
Kegiatan pendampingan yang dilakukan pendampingan belajar. Siswa ingin belajar
oleh mahasiswa pada saat mengisi kelas apabila sambil bermain. Ketika salah satu maju
matematika berjalan lancar meskipun masih ke depan, maka teman yang lain akan ikut ke
jauh dari hasil yang ingin dicapai. Pemahaman depan dan mengganggu.
siswa terkait numerasi masih rendah. Sekitar Rendahnya pemahaman siswa ini terjadi
40% dari total siswa yang ada di kelas yang karena rendahnya motivasi siswa untuk belajar.
paham akan numerasi. Hal itu menjadi Peran guru dan peran orangtua disini sangat
fenomena yang harus segera diselesaikan. penting untuk meningkatkan motivasi belajar

370
Putri & Pradana (2021). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6 (3): 367 – 373
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i3.224

siswa agar capaian pembelajaran dapat berpengaruh terhadap aktivitas belajar anak. Bila
terpenuhi dan anak mendapat ilmu serta nilai aktivitas belajar anak terganggu, maka akan
yang baik. berpengaruh terhadap prestasi belajar anak.
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru Slameto: prestasi belajar seseorang akan
SDIT Jam’iyyatul Ihsan Pakis yaitu dengan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu,
mengawali pembelajaran berbantuan Islam selain itu juga akan cepat lemah, kurang
Terpadu dengan melakukan sholat dhuha, semangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya
membaca surah pendek kemudian mempelajari lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-
mata pelajaran fiqih,akidah akhlaq, sejarah gangguan atau kelainan-kelainan fungsi alat
kebudayaan islam, dan Bahasa arab. Kegiatan IT indera. Begitu juga kesehatan panca indera anak
ini dilaksanakan mulai pukul 07.00-09.00 WIB. berpengaruh terhadap aktivitas belajar anak.
Setelah melaksanakan kegiatan IT, anak Bila aktivitas belajar anak terganggu, maka akan
mengikuti pembelajaran tematik mulai dari jam berpengaruh terhadap prestasi belajar anak.
09.00-11.45 WIB. Mengingat pembelajaran Berkaitan kesehatan panca indera ini dalam
masa pandemi COVID-19 dibatasi maka setiap kaitannya dengan prestasi belajar anak, Sumadi
kelas hanya 3 kali pembelajaran luring dalam Suryabarata menegaskan, dalam sistem
seminggu. Bentuk pembelajaran yang di persekolahan dewasa ini, diantara panca indera
hadirkan guru adalah focus kepada itu yang paling memegang peranan penting
pengembangan numerasi siswa. Focus dalam belajar adalah mata dan telinga.
pembelajaran numerasi ini dilakukan karena
rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran 2. Faktor psikologis, berkaitan dengan kejiwaan,
matematika. yaitu intelegensi, motivasi, bakat, minat, dan
Pada kelas IV terdapat 24 siswa kesiapan. Faktor psikologis ini, sangat
yangmana 13 anak diantaranya tidak memiliki mempengaruhi prestasi belajar anak. Karena
motivasi tinggi untuk mempelajari matematika. dengan faktor psikologis ini, berpengaruh pula
Kesulitan anak pada kelas IV ini mengarah pada terhadap semua aspek fisik peserta didik.
materi bilangan pecahan. Muhibbin Syah menegaskan, tingkat kecerdasan
Pada kelas V terdapat 20 siswa yangmana atau intelegensi anak, sangat menentukan tingkat
7 anak diantaranya tidak memiliki motivasi keberhasilan anak, ini bermakna semakin tinggi
tinggi untuk mempelajari matematika. Terdapat kemampuan intelegensi seorang anak maka
berbagai macam materi yang sulit dikuasai oleh semakin besar peluangnya untuk meraih sukses.
anak diantaranya adalah operasi hitung pecahan, Sebaliknya, semakin rendah kemampuan
operasi hitung bilang bulat, perpangkatan dan intelegensi seorang anak maka semakin kecil
akar serta volume bangun ruang. Sedangkan peluangnya untuk memperoleh sukses. Pengaruh
pada kelas VI terdapat 14 siswa yangmana 9 utama dari faktor psikologis ini adalah terhadap
anak diantaranya tidak memiliki motivasi yang motivasi belajar anak. Motivasi belajar anak
tinggi terhadap mata pelajaran matematika. sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar
Materi yang digunakan untuk ujian tidak seluruh anak. Balmadi Sutadipura menyatakan,motivasi
siswa dapat memahaminya terlebih lagi soal- merupakan suatu proses yang dapat (1)
soal HOTS yang sering dijumpai pada tryout membimbing anak didik ke arah pengalaman-
ujian nasional. pengalaman dimana kegiatan belajar itu dapat
Ahmadi dan Supriyono (2013) berlangsung; (2) memberikan kepada anak didik
menyatakan ada dua faktor penyebab kesulitan kekuatan dan aktivitas serta memberikan
belajar yaitu faktor intern dan faktor ekstern. kepadanya kewaspadaan yang memadai; dan (3)
Faktor intern yaitu faktor fisiologis (kondisi mengarahkan perhatian mereka terhadap suatu
fisik siswa) dan faktor psikologis (kondisi tujuan. Faktor internal lain yang tidak kalah
kejiwaan siswa). Faktor ekstern berasal dari luar pentingnya dalam mempengaruhi prestasi belajar
diri siswa yaitu faktor keluarga, sekolah, dan adalah bakat menurut Ngalim Purwanto, bakat
masyarakat. lebih dekat pengertiannya dengan amplitude
yang berarti kecakapan bawaan yaitu yang
Faktor internal berkenaan dengan potensi-potensi tertentu.
Faktor internal ada dua, yaitu faktor Sedangkan kata bawaan mengandung arti yang
fisiologis dan faktor psikologis. lebih luas yaitu suatu sifat, ciri, dan kesanggupan
1. Faktor Fisiologis, berkaitan dengan keadaan yang dibawa sejak lahir. Jadi, bakat ini lebih
fisik dan panca indera . Keadaan fisik anak cenderung kepada potensi yang telah ada pada
371
Putri & Pradana (2021). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6 (3): 367 – 373
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i3.224

masing-masing anak, sehingga dengan bakat KESIMPULAN


yang telah dimilikinya anak cenderung cakap dan
termotivasi untuk mengikuti bakat yang Belajar merupakan kegiatan untuk
dimilikinya. Minat belajar yang dimiliki anak, memperoleh ilmu pengetahuan. Macam-macam
berimbas kepada kesungguhan belajar anak dapat cara belajar yang dapat dilakukan, baik dengan
berimbas kepada prestasi belajar anak. Oleh membaca, mendengar, melihat dan merasa.
karena itu, minat belajar anak sangat perlu Semua aktifitas ini dilakukan manusia dalam
senantiasa distimulus, agar prestasi belajar anak rangka belajar, baik secara formal, informal,
lebih dapat tercapai secara optimal. maupun non formal. Khusus untuk pendidikan
formal, yaitu pendidikan yang dilaksanakan di
Faktor Eksternal lembaga sekolah, maka semua aktivitas belajar
Tidak hanya factor internal saja yang tersebut pada prinsipnya untuk satu tujuan,
mempengaruhi motivasi belajar siswa, tetapi pencapaian prestasi belajar, baik dalam bidang
factor eksternal juga memiliki dampak yang besar kognitif, afektif, maupun psikomotor.
terhadap motivasi belajar siswa. Pemahaman siswa kelas tinggi pada SDIT
1. Lingkungan keluarga Jam’iyyatul Ihsan Pakis terkait numerasi masih
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam rendah. Sekitar 40% dari total siswa yang ada di
masyarakat tempat anak di lahirkan. Keluarga kelas tinggi yang paham akan numerasi. Hal itu
merupakan tempat pertama dan utama anak menjadi fenomena yang harus segera
tumbuh dan berkembang. Dalam keluarga anak diselesaikan. Rendahnya pemahaman siswa ini
berinteraksi dengan ayah dan ibunya, kakak dan terjadi karena rendahnya motivasi siswa untuk
adiknya, mungkin juga dengan kakek dan belajar. Peran guru dan peran orangtua disini
neneknya, sepupunya, paman dan bibinya. sangat penting untuk meningkatkan motivasi
Bagaimana prilaku orang di sekitarnya di dalam belajar siswa agar capaian pembelajaran dapat
keluarganya, maka demikianlah yang mudah terpenuhi dan anak mendapat ilmu serta nilai
mempengaruhi perilakunya. Bila lingkungan yang baik.
keluarganya, adalah keluarga yang belajar, maka
dia juga cenderung belajar. Oleh karena itu, UCAPAN TERIMAKASIH
orangtua memegang peranan penting untuk
mengorganisir kondisi belajar di keluarga, untuk Ucapan terimakasih kepada Bapak Drs.
menunjang prestasi belajar anak. Sudiyono selaku pembina SDIT Jam’iyyatul
Ihsan Pakis Magelang, serta seluruh Guru dan
2. Lingkungan sekolah siswa-siswi di SDIT Jam’iyyatul Ihsan Pakis
Sekolah merupakan suatu institusi pendidikan Magelang.
formal di lingkungan sekolah terjadi interaksi
pembelajaran. Muatan materi pelajaran dan cara REFERENCES
guru membelajarkannya, akan berpengaruh bagi
minat untuk belajar anak, yang akhirnya akan Cahyono, H. (2019). Faktor-Faktor Kesulitan
berimbas kepada prestasi belajar anak. Belajar Siswa Min Janti. JDPP Jurnal
Disamping faktor lainnya, seperti teman Dimensi Pendidikan dan
sekelasnya, fasilitas pembelajaran, keamanan, Pembelajaran, 7(1), 1-4.
kenyamanan, dan lain-lain.
Idzhar, Ahmad (2016). "Peranan guru dalam
3. Lingkungan masyarakat meningkatkan motivasi belajar
Di lingkungan masyarakat, pendidikan yang siswa." Jurnal office 2.2 (2016): 221-228.
diterima anak lebih komplek. Lingkungan
masyarakat, bukan hanya terdapat teman Mulyasa, E (2008). Standar Kompetensi dan
sebayanya, tetapi juga orang dewasa, jadi Sertifikasi Guru, (Bandung : PT. Remaja
bagaimana karaktristik orang-orang yang ada di Rosdakarya, 2008), h. 75.
lingkungan masyarakatnya, maka demikianlah
perilaku yang akan mempengaruhi anak. Maka Nugraheni, A. S., & Khanifah, S. (2016). Peran
bagaimana anak berteman dan siapa temannya, kepala madrasah sebagai motivator dalam
juga dapat mempengaruhi minat belajarnya, yang meningkatkan profesionalisme
akhirnya ikut mempengaruhi prestasi belajar guru. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar
anak tersebut. Ahmad Dahlan, 2(2), 15-23.
372
Putri & Pradana (2021). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6 (3): 367 – 373
DOI: https://doi.org/10.29303/jipp.v6i3.224

Sucipto & Raflis (2000). Profesi Keorangtuaan,


Sardiman (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 109
Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1996), hal. 72 Sumadi Suryabrata (1995). Psikologi
Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo,
Slameto (1995). Belajar dan Faktor Yang 1995), hal. 525
Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), hal. 57

373

Anda mungkin juga menyukai