Anda di halaman 1dari 7

Motivasi Orang Tua Untuk Meningkatkan

Prestasi Siswa
Amiril Hakam, dan Ayu Candra Astari
Program Studi S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan, Universitas Terbuka
E-mail:amirilhakam3007@gmail.com

Abstrak

Motivasi dari orang tuanya terhadap siswa di SD Negeri Babakan 01, Setu, Tangerang
Selatan khusunya kelas III dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Survey ini dilaksanakan
untuk mengetahui bahwa motivasi orang tua dapat meningkatkan prestasi siswa kelas III, model
penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif. Sumber bahan penelitian adalah Orang
tua dan siswa kelas III. Dengan melakukan Observasi, kuesener dan wawancara yang digunakan
sebagai alat penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 9 siswa yang memperoleh perhatian yang
sangat baik dari orang tuanya diperoleh persentase sebesar 26 %, dan sebanyak 12 orang yang
mendapatkan motivasi yang baik dari orang tuanya sehingga diperoleh persentase sebesar 32 %.
Adapun jumlah siswa yang termasuk kurang baik dalam memperoleh motifasi dari keluarganya
diperoleh 7 orang sehingga persentase yang dihasilkan sebesar 29 %, serta diperoleh sebanyak 5
siswa tidak dapat hadir dalam penelitian sehingga diperoleh persentase sebanyak 13 %, ada 21
orang siswa yang mendapatkan motivasi yang sangat baik dari keluarga sehingga diperoleh
persentase sebesar 58 %, dan siswa ada 7 orang siswa yang motivasi yang kurang baik dari
keluarganya sehingga persentase yang diperoleh sebesar 29 %. Kemudian ada sekitar 5 orang siswa
dengan persentase sebesar 16 % yang sangat kurang baik dalam mendapatkan motivasi dari
keluarga, Dilihat dari hasil persentase tersebut bahwa motifasi dari keluarga ternyata dapat
meningkatkan prestasi siswa.

Kata Kunci : Motivasi orang tua, Prestasi siswa

1. Pendahuluan

Dalam kehidupan kita pendidian sangat penting sekali, karena dengan pendidikan kita dapat
menata dan memperbaiki kehidupan kita akan menjadi lebih baik lagi. Pendidikan berperan
penting dalam pembentuk akal manusia agar menjadi: 1) mahir dalam teknologi, 2) mampu
berkomunikasi secara baik, 3) seorang yang mampu mengambil keputusan secara baik, 4)
mampu menyelesaikan masalahyang sedang dihadapi, dan 5) bekerja sama dengan orang lain.
Mendidik anak tidak hanya dilakukan disekolah saja tetapi juga dapat dilakukan didalam
keluarga. Sesuai dengan hak dan Kewajiban orang tua agar pendidikan yang lebih baik bagi
anak tersebut tertulis pada undang-undang No. 20 pada pasal 7 tahun 2003 yang berbunyi
sebagai berikut:
1) Orang tua berwenang untuk memilih sekolah yang lebih baik serta mengetahui
perkembangan Pendidikan mereka,
2) Orang tua yang mempunyai anak diusia belajar, wajib memberikan pendidikan yang
terbaik pada mereka.
Orang tua mempunyai tanggung jawab untuk memberikan bimbingan yang tepat dan
pendidikan yang terbaik untuk putra-putrinya. Seorang anak menerima pendidikan dasar dari
orang tua dan keluarganya. Pendidikan adalah investasi utama bagi anak untuk mencapai
sekolah dasar dan dari situlah anak berkembang, serta membantu mereka dalam menyerap
pelajaran yang diberikan guru. Selain itu, di sekolah dasar ini, anak dipersiapkan untuk belajar
dan mengeksplorasi lingkungannya. Karena selama ini anak hanya menjadi penonton,
melainkan mereka juga ingin mengenal lingkungannya, sehingga mereka dapat merasakan
bahwa mereka bisa menjadi bagian dari lingkungannya. Apalagi mereka duduk pada dikelas
atas, saat mereka ingin melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya, sehingga mereka tidak
menghiraukan nasehat keluarga terutama orang tua dan gurunya. Seharusnya keluarga dan
guru saling bekerja sama untuk memberikan memotifasi belajar pada siswa sehingga dapat
berprestasi lebih baik.
Keluarga terutama orang tua harus membantu mendorong anak agar lebih rajin belajar
lagi sehingga dapat meraih masa depan yang cerah. Keluarga merupakan faktor utama dalam
keberhasilan pendidikan. Dorongan Keluarga terutama orang tua ikut berperan aktif dalam
memotivasi anak untuk belajar, sehingga dapat menjadi sumber semangat baru bagi anak dan
mendorong mereka untuk rajin dan giat lagi dalam belajarnya.
Dari apa yang dinyatakan oleh Slameto (2010:105), bahwa perhatian adalah suatu
kegiatan dimana seseorang dapat menerima rangsangan dari lingkungannya. Dari pendapat
tersebut dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang dilakukan oleh keluarganya dengan
cara melihat suatu objek. Motifasi tersebut didasarkan pada suatu keadaan yang dapat diterima
oleh seseorang dari lingkungannya. memotivasi siswa untuk belajar dan membimbing siswa
untuk berprestasi lebih baik.
Perhatian adalah fokus atau konsentrasi yang menyebabkan seseorang menjadi lebih aktif
dengan suatu objek. Artinya, motifasi orang tua merupakan penyemangat bagi anak untuk
meningkatkan aktivitasnya terutama dalam memenuhi kebutuhan fisik dan non fisiknya.
Namun orang harus berhati-hati, karena itu orang tua tidak boleh terlalu menuntut atau
berlebihan, tetapi harus berdasarkan kebutuhan yang sesuai dengan keperluan anak. Perhatian
orang tua yang berlebihan menyebabkan stres dan tekanan pada anak, dan sebaliknya,
kurangnya perhatian orang tua mengarah pada kebutuhan anak. Perhatian yang membutuhkan
atau ideasional terhadap gaya pengasuhan mengacu pada level mereka.
Keberhasilan akademik dikarenakan oleh motifasi dari orang tua. Bisa jadi pendidikan
yang mendasar dari anak berawal pada lingkungan keluarga terutama orang tua, sekolah hanya
merupakan perpanjangan tangan dalam mendidik anak. Ketika orang tuanya selalu
memberikan motifasi dan berusaha untuk selalu menyemangati anaknya dan tidak harus
dengan cara memberikan materi keuangan saja tetapi bisa menggunakan cara yang lain.
Motivasi belajar yang diberikan orang tua dapat mendorong atau memotivasi siswa untuk
berprestasi dalam belajarnya yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Penjelasan tentang
motifasi dan kemampuan orang tua dalam mendidik anaknya, hal ini menandakan bahwa
orang tua secara langsung terlibat dalam mendidik dan dapat berinteraksi dengan baik kepada
putra putrinya, sehingga menumbuhkan sikap dan perilaku rajin dan giat belajar. Dalam hal
ini perhatian dan motivasi dapat dijadikan sebagai sarana dalam mengukur keberhasilan anak
dalam belajar. Motifasi dari keluarganya terutama orang tua terhadap anaknya dapat
mendorong siswa untuk melakukan kegiatan yang dapat mendorong anak untuk belajar (Jurnal
Mahasiswa UNY: 975).
Peneliti dapat mengetahui pekerjaan orang tua siswa melalui observasi, khususnya siswa
kelas 3 SDN Babakan 01, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan. Pekerjaan orang tua
sebagian besar bertani dan berwiraswasta. Sisanya adalah bekerja sebagai buruh.
Menurut data yang didapat dari hasil survey, Kebanyakan orang tuanya bekerja sebagai
petani maupun berwiraswasta dan memiliki tingkat pendidik yang rendah, sehingga orang tua
kurang paham cara mendidik anak dengan baik. Orang tua hanya mementingkan pekerjaan
untuk menghidupi keluarga, bahkan sebagian dari orang tuanya bekerja hingga tidak
mengingat waktu untuk bekerja secara lembur sebagai buruh pabrik dan buruh bangunan di
daerah lain, sehingga waktu untuk bersama keluarga sangat terbatas dan menyebabkan
kurangnya komunikasi terhadap anak dan orang tuanya. Selain itu, Sebagian orang tua juga
ada kurang memahami pelajaran anaknya karena banyaknya perkembangan di bidang
pendidikan. Dan kebanyakan orang tua tidak peduli dengan apa yang dipelajari oleh anaknya
di sekolah, melainkan hanya memikirkan kebutuhan finansial keluarga. Sesuai dengan
wawancara yang dilakukan dengan guru kelas 3 disekolah tersebut, maka ada beberapa siswa
yang tidak pernah mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah sehingga sering mendapatkan hasil
ulangan yang buruk.
Dari hasil wawancara tersebut ternyata anak yang sering tidak mengerjakan PR merupakan
anak yang kurang mendapatkan perhatian dan motifasi dari orang tuanya ketika mereka berada
di rumah. Begitu pula dari mereka ada beberapa anak yang mendapatkan nilai dibawah KKM
dikarenakan mereka sering bermain sendiri dan mengobrol dengan temannya saat
pembelajaran berlangsung sehingga kurang memperhatikan pelajaran. Semoga penelitian ini
dapat mendorong para orang tua bahwa memotifasi anak dalam pendidikannya sangat penting
bagi anak untuk mencapai prestasi yang memuaskan

2. Metode
Dalam survey yang dilakukan kali ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif. Tujuan
penelitian deskriptif adalah memberikan pemahaman yang baik tentang keadaan yang dialami
oleh anak, seperti tingkah laku, pengawasan, dorongan, dll. Penggunaan deskripsi formal,
penyusunan kata, dan bahasa dalam susunan tertentu menggunakan metode lain yang berbeda
(Moleong, 2010:6).
Survei ini dilakukan di SDN Babakan 01, Setu, Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan
di kelas III semester gasal tahun pelajaran 2022/2023. Setrategi yang digunakan adalah
melakukan wawancara dengan semua guru kelas 3 beserta semua siswa kelas III di SDN
Babakan 01, dilanjutkan dengan observasi dan survey kepada siswa kelas lainnya.
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2015: 2 6) Menyatakan bahawa tugas analisis data adalah:
mengumpukan data, mereduksi data, menampilkan data dan mengambil kesimpulan.

3. Hasil dan Pembahasan


Peneliti melakukan survey di SDN Babakan 01, sebuah sekolah dasar negeri yang
berlokasi di Kelurahan Babakan, Setu, Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan dengan
partisipasi siswa kelas III dan guru kelas 3 lainnya serta beberapa siswa dan guru dari kelas
diatasnya yang berada di SDN Babakan 01 Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan.
Tabel 01 Indikator motivasi Keluarga

Unsur unsur Indikator


Utama
bentuk motifasi Pemberian Keluarga memberi motivasi dan
yang dilakukan motifasi, membimbing anaknya dilingkungan
Kelurga pada Bimbingan dan keluarga
anaknya nasehat Keluarga memberi dorongan dan nasehat
agar mereka rajin dan giat belajar

Memberikan Keluarga mendorong anak untuk selalu


semua kebutuhan memperhatikan jadwal belajar yang telah
yang diperlukan dibuatnya sendiri
oleh mereka Keluarga menyemangati mereka untuk
tetap semangat dalam mengerjakan tugas
atau PR dari sekolah
Motivasi orang Keluarga memantau hasil belajar anak
tua untuk belajar Keluarga memperhatikan kegiatan mereka
dengan tepat di sekolah
waktu Keluarga ikut membimbingnya pada mata
pelajaran yang kurang dikuasai olehnya

memberikan Keluarga mengetahui alat tulis yang


semua kebutuhan dibutuhkannya
yang diprtlukan Keluarga mengetahui buku pelajaran yang
dibutuhkannya
Keluarga membelikan peralatan sekolah
yang sudah rusak

Memberikan Keluarga membuatkan mereka tempat


suasana belajar belajar yang baik
yang baik dan Disaat anak sedang belajar tidak ada
nyaman keluarga yang menyalakan televisi

Pemberian Keluarga memberikan hadiah pada


hukuman dan saat mendapatkan nilai yang bagus
reward Keluarga memarahi pada saat sedang
malas untuk belajar
Keluarga memberi semangat agar lebih giat
lagi belajar ketika nilai prestasinya turun

Untuk mengukur bentuk minat orang tua, yang kemudian dapat diperluas dengan
beberapa angket yang diarahkan untuk siswa, dengan total 15 pertanyaan. Angket tersebut
memberikan sumbangan informasi tentang motifasi keluarga terutama orang tua terhadap
anaknya. Dari survei tentang motivasi keluarga terhadap anak kelas 3 disekolah tersebut
yang dilakukan terhadap 33 siswa yang didapat adalah:

Tabel 02 Presentase Hasil Angket Mengenai motivasi dari keluarga

Persentase motivasi dari Orang tua Motivasi dari Orang tua


80 % - 100 % Sangat baik
70 % - 79 % baik
60 % - 69 % Kurang baik
< 59 % Sangat Kurang baik
Untuk mengukur bentuk motifasi orang tua, dengan cara memberikan beberapa angket
untuk siswa, dan didapat jumlah total 15 pernyataan. Sehingga dari Angket siswa tersebut
didapat informasi tentang motifasi keluarga terhadap mereka. Dari survei tentang motivasi
keluarga terhadap anak kelas 3 disekolah tersebut yang dilakukan terhadap 33 siswa
menghasilkan data sebagai berikut:
Tabel 03 Presentase motivasi Orangtua
Motifasi Orang Tua Jumlah Siswa Persentase ( % )

Sangat baik 9 26 %
Baik 12 32 %
Kurang baik 7 29 %
Sangat Kurang baik 5 13 %

Orang tua siswa kelas III diperoleh data sebanyak 9 orang sangat perhatian, sehingga
persentase yang mendapatkan motifasi yang baik sekali dari orang tua yaitu sebesar 26 %.
Sebesar 12 orang tua siswa kelas 3 yang baik dalam memberikan motifasi kepada anaknya,
sehingga persentasenya dapat menarik perhatian bagi peneliti yaitu sebesar 32 persen,
sedangkan 7 orang tua dari siswa kelas III tidak berpartisipasi, sehingga persentase
ketidakhadirannya adalah 29 % . Perhatian orang tua siswa sangat menarik, disini adalah
karena ada 5 orang tua siswa kelas III yang sangat kurang perhatiannya dengan prosentase
sebesar 13 %. Maka dapat dikatakan bahwa motifasi yang diberikan orang tua siswa kelas
III di SDN Babakan 01 Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan baik dan kurang baik lebih
dominan, disusul motifasi orang tua sangat baik dan sangat kurang baik.

4. Simpulan dan Bahasan


Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil survey adalah: 1) Berdasarkan hasil penelitian
yang didapat, maka dapat dihasilkan bahwa motifasi keluarga terhadap siswa pada sekolah
tersebut, cukup menyita perhatian, karena didapatkan persentase tertinggi sebesar 32 % dengan
motifasi yang baik, diikuti oleh orang tua dengan motifasi “kurang baik” dengan persentase
sebesar 29 %, disusul dengan “motifasi orang tua sangat baik” dengan persentase sebesar 26
%. Dan ketidakabsahan atau masuk dalam motifasi orang tua sangat kurang baik, dengan rasio
persentase sebesar 13 %. 2) Dapat dikatakan prestasi akademik siswa kelas III SDN Babakan
01 Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan dengan memberikas motifasi yang baik sekali,
sehingga diperoleh sekitar 50% siswa mencapai nilai diatas rata-rata yaitu 80 keatas. yaitu,
26 % siswa mencapai nilai rata-rata akademik yang baik sekali hasilnya dan 29 % siswa
mencapai prestasi yang memuaskan, dan sisanya mendapatkan lebih dari 50. 3) Hal ini
membuktikan bahwa motifasi dari keluarga terutama orang tua kepada siswa dapat
meningkatkan hasil pendidikan atau prestasi siswa. Meskipun motifasi yang diberikan orang
tua tidak sepenuhnya berpengaruh pada prestasi siswa tapi disini terdapat unsur lain yang dapat
mempengaruhi prestasi siswa selain perhatian maupun motifasi yang diberikan oleh orang tua
yaitu pembelajaran yang diberikan oleh guru, Suasana belajar yang kondusif didalam kelas dan
siswa yang sangat teliti serta faktor lainnya sehingga siswa dapat memiliki prestasi yang sangat
baik. Meskipun siswa tersebut kurang mendapat motifasi dari orang tuanya tetap memiliki
kinerja akademik yang masih dapat diterima. Namun jika motifasi orang tua tidak di dapat oleh
siswa maka hal ini juga dapat mempengaruhi prestasi belajar anak, Selain pembelajaran
dipengaruhi faktor guru dan lingkungan belajar di kelas dan faktor lainnya, maka dorongan
atau motifasi orang tuapun dapat mempengaruhi prestasi siswa tersebut.
Dari hasil survey tentang hubungan motifasi yang diberikan keluarga dengan prestasi
siswa yang telah didapatkan, maka disarankan untuk: 1) Guru selalu berusaha untuk lebih
berkomunikasi lagi dengan baik kepada keluarga siswa agar dapat mengatasi hambatan belajar
yang mereka hadapi sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa. Guru adalah pendidik kedua
bagi siswa setelah orang tua, perhatian harus diberikan pada perkembangan siswa, terutama
siswa dengan hasil sekolah yang buruk dan kesulitan dalam mencapai prestasi akademik. 2)
Keluarga harus memberikan motifasi kepada anak dan berusaha untuk membantu anak dalam
belajarnya selama mereka berada dirumah. Serta keluarga juga harus memberikan motifasi
yang sepenuhnya dalam melakukan semua kegiatan yang bersifat positif sehingga mereka
dapat mengembangkan prestasinya lebih baik lagi. Keluarga hendaknya tidak memberikan
perhatian yang dapat merugikan anak, karena dengan cara demikian anak dapat lebih
bersemangat untuk melakukan sesuatu yang lebih baik. 3) Siswa diharapkan memiliki
keinginan yang kuat untuk belajar. Sehingga mampu meningkatkan prestasinya secara
maksimal di sekolah.

Daftar Pustaka
1. Bujuri, D.A. 2018. Analisis Perkembangan Kognitif Anak Usia Dasar dan Implikasinya
dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Jurnal Literasi. Vol. 9, No.1.
2. Fathurrohman,Taufik. Muhammad. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi
Belajar Siswa. Journal Student UNY (diunduh 22 Juni 2019).
3. Moelong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
4. Rosmalinda, Desy. Zulyanty, Marni. 2019. Dukungan Orang Tua Terhadap Motivasi
Belajar Siswa Kelas Unggul. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, Vol. 4 No. 1.
5. Saeful Rahmat, Pupu. Penelitian Kualitatif. Jurnal EQUILIBRIUM, Vol. 5 No. 9 (diunduh
22 Juni 2019).
6. Sulianto, Joko. Sunardi. Sri Anitah. Gunardi. 2019. Development Of an Advanced
Organizer
7. Model Based on Open-Ended to Increase Student Punishment in Elementary Schools.
(Jurnal Advances in Social Science, Education and Humanities Research, Vol. 422)
8. 2020. An Analysis of Primary School Teachers Characters Learning Process on Teaching
Model Development Named Open Ended Approach-based Advance Organizer on Students
Reasoning Skill. (Universal Journal of Educational Research 8(3D): 60-66)
9. Sunain. 2017. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Tingkat Kecerdasan dan
Keaktifan Siswa dari Kelas Satu Sampai dengan Kelas Enam Pada Semester I. Jurnal
Pendidikan Vol. 6 No. 2.
10. Syafi’I, Ahmad. Marfiyanto, Tri. Siti Kholidatur Rodiyah. 2018. Studi Tentang Prestasi
Belajar Siswa Dalam Berbagai Aspek Dan Faktor Yang Mempengaruhi. Jurnal
Komunikasi Pendidikan, Vol. 2 No. 2.

Anda mungkin juga menyukai