Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan Nasional pada setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah

mempunyai tujuan dan karakteristik tertentu, terdapat dalam UU Sistem

Pendidikan Nasional, yaitu UU No. 20 Tahun 2003. Dalam UU Sisdiknas No. 20

Tahun 2003 tersebut dikatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia beriman dan taqwa kepada

Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat jasmani/rohani, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, menjadi warga demokrasi serta tanggung jawab. Pendidikan

merupakan aspek universal yang harus ada dalam kehidupan manusia karena

pendidikan menyangkut kelangsungan hidup manusia. Tanpa pendidikan, manusia

tidak akan pernah bisa berkembang dan akan mengalami kemunduran.

Untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan tersebut maka dibentuk suatu

lembaga pendidikan salah satunya adalah sekolah. Sekolah adalah tempat dimana

terjadinya interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam proses belajar-

mengajar. Para ahli pendidikan memandang bahwa belajar adalah suatu proses

perubahan manusia ke arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya

maupun orang lain. Selain itu Slameto (2010:2) menyatakan pengertian belajar

yaitu “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku. Dengan demikian, kehidupan

seseorang akan berubah jika ada minat atau kemauan untuk belajar dan bekerja

keras. Tercapainya suatu proses pembelajaran dikarenakan adanya minat siswa

untuk mengikuti pembelajaran tersebut.

1
Dalam proses pembelajaran, minat merupakan sebuah awal pergerakan

untuk siswa dalam belajar yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Tujuan dalam kaitan ini adalah tujuan pembelajaran, hal ini

menggambarkan bahwa seseorang yang memiliki minat belajar dalam dirinya

maka ia akan mencapai keinginan atau cita-citanya, tetapi jika seorang siswa tidak

memiliki minat dalam belajar maka siswa tersebut tidak akan bisa mencapai

keinginan atau cita-citanya.

Minat adalah ketertarikan terhadap sesuatu hal yang berhubungan dengan

diri sendiri ataupun dari luar diri. Semakin tinggi keinginan meraih harapan akan

semakin kuat pula minat yang mendorong. Di mana anak dengan minatnya itu

bisa melihat bahwa sesuatu yang dia lihat akan mendatangkan keuntungan atau

faedah, sehingga dapat menimbulkan kepuasan jika melakukan atau

mendapatkannya (Surya,2010:27). Sedangkan menurut Djaali (2010: 121-122)

bahwa minat yang disadari terhadap bidang pelajaran akan menjaga pikiran siswa

sehingga siswa bisa menguasai pelajaran. Minat belajar siswa sangat dibutuhkan

dalam pembelajaran, agar siswa tersebut mempunyai ketertarikan terhadap materi

yang diajarkan.

Minat belajar besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, salah satu

indikator keberhasilan belajar siswa adalah ditunjukkan dengan minat belajar

siswa yang bagus. Jika siswa mempunyai minat belajar yang tinggi maka siswa

dapat meningkatkan hasil belajar yang baik, begitu juga sebaliknya jika minat

belajar siswa kurang akan sulit untuk mencapai hasil belajar yang baik. Semakin

bagus minat belajar siswa, bisa dikatakan kegiatan belajar siswa tersebut berhasil.

Akan tetapi tidak semua siswa mempunyai minat belajar yang tinggi.

2
Seperti yang dialami siswa di MA Al-Ikhlas Kota Jambi, Dimana minat

belajar anak dapat di kategorikan rendah terutama pada mata pelajaran ekonomi.

Hal ini dapat dilihat dari kesiapan dan antusiasme dari anak-anak yang mengikuti

pelajaran ekonomi. Anak-anak cenderung malas dalam pembelajaran tersebut,

seperti ada siswa yang keluar masuk kelas, ada sebagian siswa yang tidak

memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, dan ada juga siswa yang tidak

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Oleh karena itu begitu pentingnya meningkatkan minat belajar siswa,

karena dengan adanya minat siswa bisa serius dalam mengikuti proses belajar

mengajar dan siswa akan selalu aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa akan

mudah untuk mendapatkan hasil belajar yang baik. Adapun faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi minat belajar siswa yaitu dukungan orang tua, dan fasilitas

belajar yang tersedia.

Orang tua adalah guru pertama bagi anak karena yang pertama kali

mendidik dan menanamkan pendidikan kepada anak adalah orang tua. Apabila

orang tua bersifat merangsang, mendorong dan membimbing terhadap aktivitas

belajar anak, hal ini memungkinkan anak selalu mempunyai minat belajar yang

tinggi. Pentingnya dukungan orang tua bagi anak adalah berfungsi memberikan

penguatan bagi anak, yaitu dalam menumbuhkan rasa aman dalam melakukan

partisipasi aktif, memberikan kasih sayang, perhatian, penghargaan dan eskplorasi

dalam kehidupan yang pada akhirnya meningkatkan rasa percaya diri pada anak

untuk menghadapi situasi baru dan tantangan di dalam kehidupannya. Sarafino &

Smith (2011:81) menyatakan bahwa orang tua salah satu orang yang dicintai

siswa dimasa remaja. Kemudian siswa juga mengakui bahwa mereka

3
menginginkan adanya dukungan orang tua dalam pendidikan mereka. Tetapi ada

sebagian orang tua tidak mendukung atau memperhatikan siswa dalam proses

belajar mengajar dikarenakan kesibukan orang tua bekerja.

Pada era moderen ini pekerjaan dan tuntutan ekonomi membuat sebagian

orang tua siswa meluangkan waktu bekerja seharian dibandingkan meluangkan

waktu bersama anak di rumah untuk memperhatikan dan memantau aktivitas

belajar anak. Apa lagi tingkat ekonomi orang tua masih tergolong rendah, dengan

kesibukan orang tua yang bekerja masih banyak orang tua yang tidak

memperhatikan, memeriksa, bertanya dan menanyakan hasil kegiatan belajar

siswa. Orang tua kurang memberikan dorongan lebih agar siswa lebih giat lagi

dalam belajar mereka cenderung tidak memperhatikan anaknya setelah pulang

bekerja karena kelelahan. Bukan hanya itu sebagian orang tua juga kurang

memperhatikan fasilitas belajar anak, masih ada siswa yang tidak mempunyai

buku pegangan atau referensi dalam belajar.

Jika orang tua selalu mendampingi anak ketika belajar dirumah, memberi

fasilitas belajar yang lengkap, membantu anak dalam memecahkan masalah, maka

anak selalu merasa termotivasi dan selalu mendapatkan perhatian dari orang

tuanya, karena hal tersebut anak bisa bersemangat disaat belajar. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aprilia dkk (2017) menunjukkan

hasil bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan orang tua

dengan minat belajar anak. Selain itu hasil penelitian yang dilakukan oleh

Rosyidah (2017) terdapat hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan

motivasi belajar siswa.

4
berdasarkan penjelasan diatas kesimpulannya yaitu bahwa orang tua

memiliki peranan dalam memberikan dukungan pada anak. Anak dikatakan

mendapat dukungan apabila orang tua memberikan kepercayaan, perhatian,

membimbing anak, mendukung apa yang diminati anak, memberikan bantuan

material serta memberikan nasehat untuk anak. Bukan hanya itu, salah satu bentuk

dukungan orang tua dalam meningkatkan minat belajar anak yaitu dengan

menyediakan fasilitas belajar anak di rumah.

Fasilitas belajar menurut (KBBI, 2011) yakni sarana yang digunakan guna

mempermudah kegiatan belajar. Menurut Muhroji, dkk (2011: 133) fasilitas

adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah dan melancarkan pelaksanaan

suatu kegiatan dalam rangka mencapai tujuan. Fasilitas belajar merupakan

kelengkapan alat-alat belajar baik yang ada dirumah maupun di sekolah. Dalam

meningkatkan minat belajar siswa bukan hanya fasilitas belajar disekolah saja

yang diperlukan seperti tersedianya meja dan kursi untuk siswa dan guru,

whiteboard, spidol, penghapus, penggaris, buku-buku referensi yang tersedia di

perpustakaan, dan LCD. Akan tetapi fasilitas belajar dirumah juga harus

diperhatikan.

Fasilitas belajar di rumah juga sangat penting dalam proses pembelajaran,

karena untuk mendukung jalannya proses pembelajaran, seorang siswa harus

mempunyai fasilitas belajar yang lengkap, seperti tempat belajar yang nyaman dan

tenang, siswa juga mempunyai buku penunjang untuk belajar di rumah selain

LKS, siswa mempunyai kesempatan belajar yang efektif di rumah, dan juga orang

tua mendukung belajar siswa salah satunya dengan memberinya uang untuk

keperluan belajar dan sekolah. Fasilitas yang memadai akan menimbulkan

5
motivasi belajar yang tinggi sehingga diharapkan proses belajar akan tinggi pula,

demikian pula sebaliknya jika fasilitas belajar di rumah tidak mencukupi maka

siswa akan cenderung malas dalam belajar sehingga hal ini akan menghambat

proses belajarnya.

Oleh karena itu semakin lengkap fasilitas belajar, tingkat keberhasilan

siswa dalam belajar semakin meningkat, begitu juga sebaliknya kekurangan

fasilitas belajar atau tidak memilikinya dapat mengganggu proses belajar dan hasil

belajar siswa menjadi kurang baik. Fasilitas yang memadai akan mendorong siswa

untuk giat dalam belajar, akan tetapi semua peralatan atau fasilitas harus diadakan

sesuai dengan kebutuhan. Jika semua peralatan dan fasilitas sudah ada harus

dimanfaatkan dan dikelolah secara baik dan benar sehingga siswa akan

bersemangat dalam belajar dan minat belajar siswa akan meningkat.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa begitu pentingnya

dukungan orang tua dan fasilitas belajar dalam meningkatkan minat belajar siswa,

karena jika orang tua selalu mendukung proses belajar anak dan fasilitas belajar

siswa juga lengkap maka siswa akan selalu bersemangat dalam belajar dan

mempunyai minat berlajar yang tinggi sehingga siswa dapat mencapai hasil

belajar yang baik.

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Pengaruh Dukungan Orang Tua dan Fasilitas Belajar Terhadap

Minat Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Madrasah Aliyah Al-Ikhlas

Kota Jambi.

6
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan masala-masalah yang telah dipaparkan pada latar belakang

diatas, maka penulis dapat mengindentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Masih kurangnya minat belajar siswa terutama pada mata pelajaran ekonomi,

ini bisa berdampak pada minimnya keingintahuan dan kesenangan siswa untuk

belajar.

2. Masih kurangya kesadaran orang tua bahwa memberi dukungan dan motivasi

belajar pada anak itu sangat penting, karena dengan adanya dukungan dan

motivasi dari orang tua dapat meningkatkan minat belajar anak.

3. Kurangnya fasilitas belajar bisa menyebabkan siswa mengalami masalah dalam

belajarnya yang berdampak pada rendahnya minat siswa untuk belajar.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis kemukakan, maka

untuk menghindari kesalah pahaman dan penyimpangan yang berlebihan terhadap

permasalahan, kekurangan dari berbagai hal yang ada baik waktu, biaya dan

tenaga maka penyusun hanya membatasi pembahasan mengenai pengaruh

dukungan orang tua dan fasilitas belajar terhadap minat belajar pada mata

pelajaran ekonomi siswa Madrasah Aliyah Al-Ikhlas Kota Jambi.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diambil rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah dukungan orang tua berpengaruh terhadap minat belajar pada mata

pelajaran ekonomi siswa MA Al-Ikhlas Kota Jambi?

7
2. Apakah fasilitas belajar berpengaruh terhadap minat belajar pada mata

pelajaran ekonomi siswa MA Al-Ikhlas Kota Jambi?

3. Apakah dukungan orang tua dan fasilitas belajar berpengaruh terhadap minat

belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa MA Al-Ikhlas Kota Jambi?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dukungan orang tua terhadap minat

belajar mata pelajaran ekonomi siswa MA Al-Ikhlas Kota Jambi

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh fasilitas belajar terhadap minat belajar

pada mata pelajaran ekonomi siswa MA Al-Ikhlas Kota Jambi

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dukungan orang tua dan fasilitas

belajar terhadap minat belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa MA Al-

Ikhlas Kota Jambi

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini, dibagi menjadi dua kategori yakni manfaat

secara teoritis dan praktis sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan acuan atau

referensi untuk penelitian selanjutnya, khususnya tentang pengaruh dukungan

orang tua dan fasilitas belajar terhadap minat belajar pada mata pelajaran ekonomi

siswa MA Al-Ikhlas Kota Jambi.

2. Manfaat Praktis

8
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi

orang tua, siswa dan peneliti.

1) Bagi orang tua

Bagi orang tua agar selalu membimbing, memberikan dukungan dan

motivasi dalam meningkatkan minat belajar anak, menyediakan fasilitas

belajar yang lengkap, sehingga anak mempunyai minat belajar yang tinggi

dan dapat mencapai prestasi yang baik.

2) Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada siswa

untuk lebih memanfaatkan segala fasilitas belajar yang disediakan

disekolah maupun dirumah sehingga bisa dijadikan sebagai sumber dalam

belajar.

3) Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang dunia

pendidikan dan menjadi bekal untuk menjadi calon pendidik nantinya.

1.7 Definisi Operasional

Untuk memperjelas guna menghindari kesalah pahaman dan mecegah

timbulnya salah penafsiran tentang pengertian judul yang dimaksud dalam

penelitian ini, maka peneliti perlu menguraikan istilah yang mendukung judul

sebagai berikut:

1. Dukungan Orang Tua

Dukungan orang tua merupakan motivasi atau dorongan yang dilakukan

orang tua terhadap anaknya baik berupa perhatian, pengawasan, serta dapat

9
menciptakan suasana belajar yang nyaman. Sedangkan orang tua yang dimaksud

disini adalah ibuk bapak dari anak yang bersangkutan.

2. Fasilitas Belajar Di Rumah

Fasilitas belajar dirumah adalah semua yang diperlukan dalam proses

belajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan

dapat berjalan lancar,teratur, effektif, dan efisien.

3. Minat Belajar

Minat belajar adalah kecenderungan yang mengarahkan siswa terhadap

bidang-bidang yang ia sukai dan tekuni tanpa adanya keterpaksaan dari siapapun

untuk meningkatkan kualitasnya dalam hal pengetahuan, ketrampilan, nilai , sikap,

minat, apresiasi, logika berpikir, komunikasi, dan kreativitas.

10
BAB II
KAJIAN TEORITIK

2.1 Minat Belajar

2.1.1 Definisi Minat Belajar

Kata minat secara etimologi berasal dari bahasa inggris “intersest” yang

berarti kesukaan, perhatian (kecenderungan hati pada sesuatu). Minat adalah

komponen internal dalam diri individu yang sangat berpengaruh terhadap

tindakannya. Arti minat menurut Slameto (2010: 180) adalah suatu rasa lebih suka

dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri

dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin

besar minat. Sedangkan Makmun Khairani (2014: 144) mengemukakan bahwa,

“minat sebagai aspek kewajiban, bukan aspek bawaan, melainkan kondisi

terbentuk setelah dipengaruhi oleh lingkungan.

Fungsi minat bagi kehidupan anak, salah satunya yaitu minat sebagai

pendorong tenaga yang kuat serta prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan

intensitas minatnya. Mengingat pentingnya minat tumbuh dalam siswa, siswa

sangat diharapkan memiliki minat terhadap berbagai hal atau aktivitasnya. Jadi

dapat diambil kesimpulan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa terhadap suatu

yang terdiri dari perasaan senang, memperhatikan, kesungguhan, adanya motif

dan tujuan dalam mencapai suatu tujuan.

Sedangkan Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang dilakukan oleh

seseorang, melalui pengalaman dan latihan yang telah dilakukannya sendiri secara

11
keseluruhan sebagai hasil pengalaman dalam interaksi antara guru dan siswa.

Gagne dalam Purwanto (2010: 84) yang mengemukakan bahwa: “Belajar terjadi

apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa

sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu

sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.

Dalam proses pembelajaran, minat merupakan sebuah awal penggerakan untuk

siswa dalam belajar yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang

diingkinkan. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang yang memiliki minat

belajar dalam dirinya maka dia akan mencapai keinginan atau cita-citanya, tetapi

jika seorang siswa tidak memiliki minat dalam belajar maka siswa tersebut tidak

akan bisa mencapai keinginan atau cita-citanya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa minat belajar merupakan sebuah kekuatan

tertentu yang timbul dari diri sendiri (internal) atau karena sebab akibat (eksternal)

yang mendorong seseorang peserta didik untuk belajar. Menurut Slameto (2010:

57) mengatakan bahwa Minat belajar besar pengaruhnya terhadap belajar, karena

bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak

akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia

segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu.

Bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan,

karena minat menambah kegiatan belajar.

Kemudian minat belajar ekonomi merupakan keinginan seseorang untuk

memusatkan perhatian dalam belajar ekonomi dengan rasa ingin tahunya terhadap

pelajaran tersebut sehingga ia tertarik atau terdorong untuk mempelajarinya dan

dapat menumbuhkan perasaan senang serta puas dalam dirinya.

12
2.1.2 Ciri-ciri Minat Belajar Siswa

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.

Seseorang telah dianggap belajar sesuatu jika dia menunjukkan perubahan

perilakunya. Proses belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan

output yang berupa respon. Sehingga minat belajar adalah kecendurungan

individu untuk memiliki rasa senang tanpa ada paksaan sehingga dapat

menyebabkan perubahan pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku.

Menurut Elizabeth Hurlock, ada tujuh ciri minat, yang masing-masing

dalam hal ini tidak dibedakan antara ciri minat secara spontan maupun terpola

sebagaimana yang dikemukakan oleh R.Gagne dalam (Ahmad Susanto, 2013):

1. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental. Minat di

semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental, misalnya

perubahan minat dalam hubungannya dengan perubahan usia.

2. Minat tergantung pada kegiatan belajar, misalnya kesiapan belajar merupakan

salah satu penyebab meningkatnya minat seseorang.

3. Minat tergantung pada kesempatan belajar, misalnya kesempatan belajar

merupakan fakot yang sangat berharga, sebab tidak semua orang dapat

menikmatinya.

4. Perkembangan minat mungkin terbatas. Misalnya keterbatasan ini mungkin

dikarenakan keadaan fisik yang tidak memungkinkan

5. Minat dipengaruhi budaya, misalnya budaya sangat memengaruhi sebab jika

budaya sudah mulai luntur mungkin minat juga ikut luntur.

6. Minat berbobot emosional, misalnya minat berhubungan dengan perasaan

senang yang akhirnya dapat diminatinya.

13
7. Minat berbobot egosentris, misalnya jika seseorang senang terdapat sesuatu,

maka akan timbul hasrat untuk memilikinya.

Sedangkan Menurut Slameto (2003: 58) mengemukakan bahwa siswa

yang berminat dalam belajar belajar memunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Memunyai kecenderungan yang tetap untuk memerhatikan dan mengenang

sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.

2. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.

3. Memeroleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati.

4. Ada rasa keterikatan sesuatu aktivitasaktivitas yang diminati.

5. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang lainnya.

6. Diwujudkan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat harus

dibangun dalam diri siswa agar memiliki perhatian yang khusus dalam belajar.

Kegiatan pembelajaran merupakan hal yang utama dalam menerima ilmu dan

pengetahuan, maka perlu adanya minat dalam belajar bagi siswa. Minat timbul

tidak secara tiba-tiba, melainkan timbul akibat partisipasi pengalaman, kebiasaan

pada waktu belajar, minat juga tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh

kemudian.

2.1.3 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa

Dalam proses pembelajaran seorang peserta didik harus mempunyai minat

dalam belajar. Menurut (Prahmadita, 2014: 12) dalam meningkatkan minat belajar

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu :

1. Faktor Internal

14
1) Motivasi, Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik

yang bersifat internal maupun eksternal

2) Cita–Cita, Setiap manusia memiliki cita-cita dalam hidupnya, termasuk

para siswa

3) Bakat, Di samping intelegensi, bakat merupakan faktor yang besar

pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang.

2. Faktor Eksternal

1) Guru, Menurut Singer (1991) bahwa guru yang berhasil membina

kesediaan belajar murid–muridnya

2) Keluarga, Orang Tua adalah yang terdekat dalam keluarga, oleh karena itu

keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat seorang siswa

terhadap pelajaran

3) Teman Pergaulan, Melalui pergaulan, siswa dapat terpengaruh arah

minatnya oleh teman–temanya, khususnya teman akrab

4) Lingkungan, Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak.

Sedangkan menurut Jati Widya Iswara (2011: 16-21) mengatakan ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar anak, antara lain:

a. Motivasi

Minat merupakan perpaduan antara keinginan dan kemampuan yang

dapat berkembang jika ada motivasi. Anak yang memiliki motivasi belajar yang

tinggi akan terus berusaha untuk belajar sehingga minat belajar yang ada pada

dirinya akan terus berkembang.

b. Belajar

15
Minat dapat diperoleh melalui kegiatan belajar, dengan terus belajar,

anak yang semula kurang tertarik pada suatu pelajaran tertentu, lama-kelamaan

akan menjadi tertarik dengan pelajaran tersebut karena adanya pertumbuhan minat

belajar. Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D.G (Jati Widya Iswara, 2011: 17)

juga mengatakan bahwa minat akan timbul dari sesuatu yang diketahui dan kita

dapat sesuatu dengan belajar, karena semakin banyak belajar maka akan semakin

luas pula bidang minat.

c. Perhatian Orang Tua

Orang tua merupakan orang yang bertanggung jawab atas pendidikan

dan perkembangan anaknya. Orang tua adalah orang yang paling dekat dalam

keluarga. Oleh karena itu orang tua sangat berpengaruh dalam menentukan

perkembangan minat belajar anak. Orang tua harus membimbing kegiatan belajar

anak, agar anak dapat terus belajar secara terus-menerus. Apabila anak terus

belajar maka minat belajarnya akan semakin tinggi dan berkembang secara

optimal.

d. Teman Pergaulan

Teman bergaul sangat berpengaruh pada anak, sesuai dengan pendapat

Slameto (2013: 71) yang mengatakan bahwa pengaruh-pengaruh dari teman

bergaul anak lebih cepat masuk dalam jiwanya. Teman bergaul yang baik akan

memberikan pengaruh yang baik pada diri anak, begitu juga sebaliknya, teman

bergaul yang kurang baik akan memberikan pengaruh buruk pada anak. Agar

minat siswa berkembang dengan baik maka perlu diusahakan agar anak memiliki

teman bergaul yang baik serta adanya pengawasan dari orang tua.

e. Lingkungan

16
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan

minat belajar anak. Melalui interaksi dengan lingkungannya, anak dapat

mengembangkan minat belajarnya. Melalui pergaulan, seseorang akan

terpengaruh minatnya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Crow dalam (Jati

Widya Iswara, 2011: 19) yang menyatakan bahwa minat dapat diperoleh dari

pengalaman anak dari lingkungan di mana mereka tinggal. Lingkungan adalah

keluarga yang mengasuh anak, sekolah tempat mendidik, dan masyarakat tempat

bergaul serta bermain dalam kehidupan sehari-hari.

f. Cita-cita

Setiap anak mempunyai cita-cita dalam hidupnya. Citacita juga

mempengaruhi minat belajar siswa, bahkan cita-cita juga dapat dikatakan sebagai

perwujudan dari minat seseorang dalam prospek kehidupan di masa mendatang.

Dalam memperjuangkan cita-cita, seseorang akan mendapatkan hambatan dan

rintangan, tapi cita-cita tersebut tetap diperjuangkan.

g. Bakat

Melalui bakat yang dimiliki, anak akan memiliki minat. Abd. Rachman

Abror (1993: 113) mengemukakan bahwa minat anak terhadap suatu hal tidak

terlepas dari bakat nyata yang telah dimiliki. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan

contoh bila seseorang memiliki bakat menari sejak kecil, maka secara tidak

langsung ia akan memiliki minat dalam bidang menari. Bila dipaksa untuk

menyukai sesuatu yang lain, kemungkinan ia tidak akan menyukainya atau bisa

dianggap sebagai beban bagi dirinya.

h. Hobi

17
Bagi setiap orang, hobi merupakan salah satu hal yang menimbulkan

minat. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki hobi menggambar akan

mempunyai ketertarikan untuk 34 mempelajari ilmu seni rupa. Dengan demikian,

faktor hobi tidak bisa dipisahkan dengan faktor minat.

i. Fasilitas

Berbagai macam fasilitas berupa sarana dan prasarana, baik yang

berada di rumah, di sekolah, dan di masyarakat memberikan pengaruh yang

positif dan negatif. Bila fasilitas pendukung kegiatan belajar anak tersedia

lengkap, maka akan timbul minat anak untuk belajar guna memperluas

pengetahuannya. Begitu pula sebaliknya, apabila fasilitas yang ada justru dapat

mengurangi minat belajar anak, seperti merebaknya tempat-tempat game, tentu

akan berdampak negatif bagi perkembangan minat belajar anak.

Dari uraian yang sudah dijabarkan diatas dapat disimpulkan bahwa,

minat merupakan peserta didik yang memiliki kecenderungan rasa senang dalam

proses pembelajaran, sehingga menumbuhkan semangat dan keantusiasan belajar.

Dengan adanya beberapa faktor tersebut anak akan belajar secara terus menerus,

sehingga minat belajar anak akan semakin berkembang. Apabila minat belajar

anak dapat berkembang dengan baik, diharapkan hasil belajar anak akan optimal.

2.1.4 Cara Meningkatkan Minat Belajar Siswa

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002 : 133) beberapa cara yang bisa

dilakukan untuk membangkitkan minat belajar siswa sebagai Berikut :

1. Menumbuhkan terkait kebutuhan pada diri siswa, sehingga dia rela belajar

tanpa paksaan.

18
2. Menyampaikan bahan pelajaran dengan masalah yang diberikan, dengan

pengalaman yang dimiliki siswa, sehingga siswa mudah menerima bahan

pelajaran.

3. Memberikan kesempatan kepada siswa agar memperoleh hasil belajar yang

baik dengan cara memfasilitasi lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif.

4. Menggunakan berbagai macam bentuk dan model pembelajaran dalam konteks

perbedaan individual siswa.

Sedangkan menurut pendapat Hendra (2007:46) menyampaikan beberapa

langkah untuk meningkatkan minat belajar diantaranya dengan mengugah tentang

kebutuhan akan belajar. Strategi dalam menggugah kebutuhan akan belajar dapat

dilakukan dengan membangun dialog dan pendekatan personal, mengembangkan

komunikasi kondusif dengan anak. Selain itu, Rooijakkers (Slameto, 2013: 181)

juga menyatakan bahwa untuk mengembangkan minat anak bisa juga dicapai

dengan cara menghubungkan bahan belajar dengan suatu berita sensasional yang

sudah diketahui anak. Tabrani (Supardi dkk, 2012: 75) menyarankan agar para

pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri peserta didik

dalam belajar. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada

peserta didik mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan

diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi

peserta didik dimasa yang akan datang.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar merupakan

dorongan batin yang tumbuh dari seorang siswa untuk meningkatkan kebiasaan

belajar. Dengan menggunakan cara-cara tersebut diharapkan minat belajar anak

akan semakin berkembang. Oleh karena itu orang tua atau guru sebaiknya tidak

19
hadir dengan mengintervensi atau mendikte tetapi memberi dukungan dan

motivasi untuk berada pada jalur yang tepat sebagai seorang pelajar.

2.1.5 Indikator Minat Belajar

Safari (2003:60) menyatakan bahwa ada beberapa indikator minat belajar

yaitu sebagai berikut (1) Perasaan senang, (2) Ketertarikan siswa, (3) Perhatian

dan (4) Keterlibatan atau partisipasi siswa.

1. Rasa tertarik

Seseorang yang menaruh minat akan tertarik terlebih dahulu terhadap sesuatu,

Ketertarikan yang dimaksud adalah ketertarikan terhadap pelajaran di kelas.

2. Perasaan senang

Perasaan senang akan menimbulkan minat yang diperkuat dengan sikap yang

positif. Sedangkan perasaan tidak senang akan menghambat dalam belajar,

karena tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat dalam

belajar.

3. Perhatian

Siswa yang menaruh minat pada suatu mata pelajaran akan memberikan

perhatian yang besar. Maka dari itu sebagai seorang guru harus selalu berusaha

untuk menarik perhatian anak didiknya sehingga mereka mempunyai minat

terhadap pelajaran yang diajarkan.

4. Partisispasi

Siswa yang mempunyai minat terhadap suatu pelajaran akan melibatkan

dirinya dan berpartisipasi aktif dalam hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan

pembelajaran yang diminatinya.

20
2.2 Dukungan Orang Tua

2.2.1 Definisi Dukungan Orang Tua

Pengertian orang tua dalam kamus besar bahasa indonesia artinya ayah

dan ibu. Menurut Slameto (2010: 61) “keluarga adalah lembaga pendidikan yang

pertama dan utama.” Orang tua (ayah dan ibu), menjadi pendidik utama dan

pertama bagi anak-anaknya. Rahman (2002: 97-98), mengemukakan bahwa “

Dukungan orang tua sangat penting bagi individu dalam menjalani kehidupannya.

Elis, dkk., (Lestari, 2012:59) juga mendefinisikan dukungan orang tua sebagai

interaksi yang dikembangkan oleh orang tua yang dicirikan oleh perawatan,

kehangatan, persetujuan, dan berbagai perasaan positif orang tua terhadap anak.

Sedangakan menurut Canavan, Dolan, dan Pinkerton, (Dalam Ayu Sahrul, 2016)

dukungan keluarga merupakan tentang mendukung aspek sosial, psikologikal, dan

pengembangan pendidikan anak. Sehingga anak merasa nyaman terhadap

kehadiran orangtua dan menegaskan dalam benak anak bahwa dirinya diterima

dan diakui sebagai individu.

Dukungan orang tua adalah peran orang tua dalam memberikan

kemudahan belajar anaknya, baik dalam bentuk dukungan moril maupun materil.

Secara fungsional, keluarga didefinisikan dengan penekanan pada terpenuhinya

tugan-tugas dan fungsi-fungsi psikososial. Fungsi-fungsi tersebut mencakup

perawatan sosialisasi pada anak, dukungan emosi dan materi, dan pemenuhan

peran-peran tertentu. Definisi ini memfokuskan pada tugas-tugas yang dilakukan

oleh keluarga (Lestari, 2012:5). Martin (2000: 25) juga mengatakan bahwa peran

orang tua dalam membimbing anak belajar di rumah yaitu menjadi pendengar

aktif, membantu anak menyusun jadwal dan pelaksanaannya, memperhatikan

21
kondisi fisik terutama kesehatan anak, memperhatikan kondisi psikis anak dengan

memberikan hadiah maupun peringatan, dapat mengenali dan mengembangkan

gaya belajar anak.

Orang tua merupakan orang pertama yang bertanggung jawab terhadap

kelangsungan hidup dan pendidikan anaknya. Binti Maunah (2009: 98-100)

mengatakan bahwa dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan

anaknya meliputi:

1. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua

dan anak. Kasih sayang orang tua yang tulus kepada anaknya akan mendorong

sikap dan tindakan rela menerima tanggung jawab untuk memberikan

pertolongan kepada anaknya.

2. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi nilai-nilai spiritual.

Orang tua dapat menanamkan nilai spiritual pada anak melalui pembiasaan.

Sebagai contoh, orang tua dapat mengajak anak untuk pergi ke tempat-tempat

ibadah sebagai penanaman dasar yang akan mengarahkan anak pada

pengabdian. Selanjutnya anak diharapkan dapat menghargai kehadiran agama

dalam bentuk pengalaman, dan pengalaman dalam bentuk ketaatan.

3. Tanggung jawab sosial merupakan perwujudan kesadaran tanggung jawab

kekeluargaan yang dibina oleh keturunan dan kesatuan keyakinan. Hubungan

orang tua dan anak yang dilandasi rasa kasih sayang yang tulus diharapkan

mampu membimbing anak untuk tumbuh dan berkembang dengan sempurna,

sehingga dapat melatih sikap mandiri dan mampu mengambil keputusan serta

kehidupan yang stabil.

22
4. Memelihara dan membesarkan anaknya, tanggung jawab ini merupakan

dorongan alami untuk dilaksanakan orang tua, karena anak membutuhkan

makan, minum, dan perawatan agar dapat hidup secara berkelanjutan.

5. Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan.

Pendidikan tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan anak di masa

yang akan datang, sehingga anak mampu hidup dengan mandiri.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa, dukungan sosial orang

tua dapat berupa materi dan perhatian. Tugas orang tua yang paling penting

terletak pada tugas edukasi (mendidik). Sebab keluarga adalah pihak yang

mengenal dan memahami, berbagai aspek dalam diri seseorang yang jauh lebih

baik dari pada orang-orang yang lain. Disamping itu dukungan dan penerimaan

dari orang tua dan anggota keluarga yang lain akan memberikan energi dan

kepercayaan dalam diri anak. Sedangakan menurut Willis (2011:174) jika minat

orangtua untuk menyekolahkan anak sangat besar, maka kemungkinan anaknya

akan sekolah tinggi.

2.2.2 Aspek-aspek Dukungan Orang tua

Menurut Beest dan Baerveldt (dalam Lestari, 2012) dukungan orang tua

adalah interaksi yang dikembangkan oleh orang tua sebagai dukungan kepada

anak yang mencakup perilakuperilaku yang secara fisik atau verbal menunjukkan

afeksi atau dorongan yang positif. Aspek-aspek dukungan orang tua menurut

Beest`dan Baerveldt (dalam Lestari, 2012) yaitu:

a. Dukungan Emosi

23
Dukungan ini juga meliputi ekspresi empati misalnya mendengarkan,

bersikap terbuka, menunjukkan sikap percaya terhadap apa yang dikeluhkan, mau

memahami, ekspresi kasih sayang dan perhatian.

b. Dukungan Instrumental

Dukungan ini meliputi penyediaan sarana dan prasarana bagi pencapaian

prestasi, misalnya menyediakan fasilitas yang diperlukan, meminjamkan uang,

memberikan makanan, permainan atau bantuan yang lain.

c. Dukungan Otonom

Dukungan ini orang tua sebagai fasilitator dalam membantu anak

diharapkan membuat anak tidak memiliki ketergantungan yang berlebih kepada

orang tua dan yang lebih utama anak belajar begaimana menyelesaikan

masalahnya sendiri dengan mandiri.

d. Dukungan Direktif

Dukungan ini orang tua banyak memberikan instruksi, mengendalikan,

dan cenderung mengambil alih masalah anak dan memerintah. Dukungan direktif

ini dianggap kurang baik karena orang tua lebih banyak berperan untuk karir

anaknya.

Sedangkan menurut House (Smet. 1994) juga menyatakan bahwa

dukungan sosial orang tua terdiri dari 4 aspek yaitu:

1. Dukungan Emosional, dukungan ini melibatkan rasa empati, kepedulian, dan

perhatian terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman.

2. Dukungan Penghargaan, dukungan ini terjadi ketika pendukung

mengekspresikan penghargaan positif, dorongan untuk maju, persetujuan atas

24
gagasan atau perasaan individu, dan melakukan perbandingan positif antara

individu dengan orang lain.

3. Dukungan Instrumental, dukungan ini merupakan bantuan langsung minsalnya

bantuan finansial atau bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dalam

kondisi stres.

4. Dukungan Informasi, ukungan ini dapat berupa nasehat, saran, penghargaan,

dan unpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan.

Sedangkan menurut Taylor (2012: 180) hampir sama dengan teori diatas

yang berpendapat bahwa ada empat aspek dukungan yaitu: Bantuan nyata,

dukungan informatif, dukungan emosional, dan dukungan telubung. Menurut

Weiss (dalam zulva, 2016) membagi Aspek-aspek dukungan Orangtua ke dalam

enam aspek yaitu hubungan yang dapat diandalkan, bimbingan, adanya

pengakuan, kedekatan emosional, integrasi sosial, dan kemungkinan untuk

dibantu. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator

dukungan orang tua terdiri dari: dukungan emosional, dukungan penghargaan,

dukungan instrumental, dan dukungan informasi.

2.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Orang Tua

Menurut Sobur (dalam Hidayah, 2012) menyatakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi dukungan orang tua adalah:

1. Kondisi ekonomi keluarga

Faktor ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap kelangsungan kehidupan

keluarga. Faktor kekurangan ekonomi menyebabkan suasana rumah menjadi

muram sehingga anak kehilangan gairah untuk belajar.

2. Hubungan emosional orang tua dan anak

25
Hubungan emosional antara orang tua dan anak juga berpengaruh dalam

keberhasilan anak sebaiknya orang tua menciptakan hubungan yang harmonis

dengan anak

3. Cara mendidik orang tua

Ada keluarga yang mendidik anaknya secara diktator militer, ada juga

demokratis yang nemerima semua pendapat anggota keluarga, tetapi ada juga

keluarga yang acuh tak acuh dengan pendapat setiap anggota keluarga.

Sedangkan menurut Slameto (2010) Faktor-faktor yang mempengaruhi

dukungan orang tua yaitu: Cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang

kebudayaan.

Berdasarkan faktor-faktor diatas dapat disimpulkan bahwa cara orang tua

meraih suatu keberhasilan dalam pekerjaan merupakan modal yang baik untuk

melatih minat, kecakapan, dan kemampuan nilai-nilai tertentu yang berhubungan

dengan pekerjaan yang diinginkan anaknya. Orang tua yang selalu memberi

pengertian kepada anaknya dan bagaimana cara orang tua menciptakan hubungan

yang harmonis kepada anaknya, status ekonomi keluarga yang dapat menentukan

kondisi ekonomi keluarga dan bagaimana latar belakang keluarganya

2.3 Fasilitas Belajar Di Rumah

2.3.1 Fasilitas Belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, fasilitas adalah segala hal yang

dapat memudahkan perkara (kelancaran tugas dan sebagainya) atau kemudahan.

(Kamus Besar Indonesia, 2001: 314). Menurut Djamarah (2010: 95) fasilitas

adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Sedangkan

26
Tatang M. Amirin, dkk (2011: 76) juga mengungkapkan bahwa yang dimaksud

dengan fasilitas adalah “sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam melakukan

atau memperlancar suatu kegiatan”. Sedangkan menurut Muhroji dkk (2004: 49)

“Fasilitas belajar adalah semua yang diperlukan dalam proses belajar mengajar

baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan dapat

berjalan lancar, teratur, effektif, dan efisien”.

Menurut Slameto (2003:52), fasilitas belajar dapat dibagi menjadi dua

macam, yaitu: fasilitas belajar di rumah dan fasilitas belajar di sekolah. Fasilitas

belajar di rumah adalah segala sesuatu yang dibutuhkan siswa untuk menunjang

kegiatan belajar di rumah. Fasilitas di rumah dapat berupa ruang belajar, meja

belajar, kursi belajar, buku literatur lain dan alat tulis. Sedangkan fasilitas belajar

di sekolah adalah sesuatu yang tersedia di sekolah yang dapat mempermudah,

memperlancar dan menunjang jalannya proses pembelajaran. Fasilitas di sekolah

dapat berupa gedung sekolah,ruang kelas, meja, kursi, laboratorium, mushola,

lapangan olahraga, dan yang lain.

Dari pendapat diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa fasilitas

belajar adalah segala sesuatu baik berupa benda bergerak atau tidak bergerak serta

uang (pembiayaan) yang dapat mempermudah, memperlancar, mengeffektifkan

serta mengefisienkan penyelenggaraan kegiatan belajar guna mencapai tujuan

belajar.

2.3.2 Jenis-jenis fasilitas belajar

Menurut The Liang Gie (2002) fasilitas belajar dapat dilihat dari tempat

dimana aktivitas belajar itu dilakukan. Sedangkan Menurut Slameto (2003:52),

27
fasilitas belajar dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu: fasilitas belajar di rumah

dan fasilitas belajar di sekolah.

1. Fasilitas belajar di sekolah

a. Gedung sekolah

Gedung sekolah menjadi central perhatian dan pertimbangan bagi setiap

pelajar yang ingin memasuki suatu lembaga sekolah tertentu. Karena mereka

beranggapan kalau suatu sekolah mempunyai bangunan fisik yang memadai

tentunya para siswa dapat belajar dengan nyaman dan menganggap sekolah

tersebut sebagai sekolah yang ideal.

b. Ruang Belajar

Ruang belajar di sekolah (Ruang kelas, Laboratorium dan Bengkel) adalah

suatu ruangan sebagai tempat terjadinya proses interaksi belajar mengajar. Ruang

belajar yang baik dan serasi adalah ruang belajar yang dapat menciptakan kondisi

yang kondusif, karena ruangan belajar merupakan salah satu unsur penunjang

belajar yang effektif dan menjadi lingkungan belajar yang nantinya berpengaruh

terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar.

c. Alat Bantu Belajar dan Media Pengajaran

Alat bantu belajar berfungsi untuk membantu siswa belajar guna

meningkatkan efisiensi dalam belajar, sedangkan media pengajaran dapat

diartikan “sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan

pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga

dapat mendorong proses belajar”.

d. Perpustakaan sekolah

28
Menurut The Liang Gie (2004) “perpustakaan adalah sebuah bangunan

gedung yang isinya berupa buku-buku dan bahan bacaan lainnya serta berbagai

sumber pengetahuan seperti film, chalet yang disediakan untuk dimanfaatkan oleh

para pengguna. Dengan demikian perpustakaan berfungsi sebagai sumber

informsi, sebagai sumber referensi guna mempermudah siswa dalam mengakses

sumber belajar”.

e. Alat-alat tulis

Proses belajar tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa alat tulis yang

dibutuhkan. Semakin lengkap alat tulis yang dimiliki semakin kecil kemungkinan

belajarnya akan terlambat. Alat-alat tulis tersebut adalah berupa: buku tulis,

pensil, ballpoint, penggaris, penghapus, dan alat-alat lain yang berhubungan

secara langsung dengan proses belajar siswa yang perlu di miliki.

f. Buku Pelajaran

Selain alat tulis, dalam kegiatan belajar seseorang perlu memiliki buku

yang dapat menunjang dalam proses belajar. Buku-buku yang dimiliki siswa

antara lain:

1. Buku Pelajaran, wajib yaitu buku pelajaran yang sesuai dengan bidang studi

yang sedang dipelajari oleh peserta didik.

2. Buku Kamus, meliputi kamus bahasa Indonesia, kamus Inggris-Indonesia dan

kamus-kamus lain yang berhubungan dengan materi pelajaran yang dipelajari.

3. Buku Tambahan seperti majalah tentang pendidikan, ilmu pengetahuan dan

lain-lain.

g. Fasilitas-fasilitas lain

29
Disamping macam-macam fasilitas belajar yang sudah disebutkan diatas,

adapula hal-hal lain yang menunjang belajar siswa antara lain yaitu soal uang,

pembiayaan atau kesanggupan pembiayaan guna pembayaran kebutuhan belajar

seperti pembayaran SPP dan lain-lain, juga beberapa fasilitas lain seperti: rak

buku, tas sekolah, transportasi, dan lain-lain.

2. Fasilitas belajar di rumah

Menurut Irawati Istadi (2007:169) rumah sebagai basis pendidikan akan

dapat dicapai dengan melengkapi fasilitas pendidikan. Fasilitas-fasilitas tersebut

antara lain:

a. Tempat belajar yang menyenangkan

Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan tidak harus

mengeluarkan biaya yang banyak. Tempat belajar yang penataannya diatur sesuai

dengan kemauan anak akan menimbulkan kesan menyenangkan bagi anaknya.

Anak akan termotivasi dalam belajar karena kondisi tempat belajar yang dirasanya

menyenangkan.

b. Media informasi

Media informasi sangat beragam, beberapa media informasi yang sering

digunakan yakni televisi, komputer, radio, buku, majalah, dan internet. Untuk

orang tua yang memiliki uang lebih mungkin akan mudah mendapatkan beberapa

media informasi yang dibutuhkan oleh anak. Namun seringkali orang tua yang

memiliki kondisi keuangan keluarga yang kurang mampu akan mengeluh dan

kesulitan dalam pemenuhan media informasi bagi anaknya.

c. Buku

30
Menyediakan buku-buku penunjang aktivitas belajar anak sangat

diperlukan. Buku-buku akan menjadi sumber ilmu bagi setiap anak karena, untuk

menumbuhkan motivasi kependidikan anak, buku adalah saran yang paling cepat.

Penggunaan buku teks dapat menolong anak untuk memperoleh kecakapan

memahami dan menelaah kenyataan dan pengertian-pengertian tentang segala

macam disiplin ilmu pengetahuan dalam bentuk tulisan.

Dari penjelasan diatas, maka fasilitas dalam penelitian ini adalah segala

sesuatu yang memudahkan dan melancarkan proses belajar mengajar yang unsur-

unsurnya meliputi: (1) Keadaan dan ketersediaan tempat belajar, (2) kelengkapan,

(3) alat bantu belajar , (4) peralatan perlengkapan belajar, (5) perpustakaan, serta

(6) kelengkapan-kelengkapan lain penunjang kelancaran proses belajar siswa

seperti ketersediaan uang/pembiayaan.

2.3.3 Fungsi fasilitas belajar

Menurut Wina Sanjaya (2013:18) menyatakan bahwa “Kelengkapan

sarana dan prasarana akan membantu guru dalam penyelenggaraan proses

pembelajaran, dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen

penting yang dapat memengaruhi proses pembelajaran”.

Fungsi atau manfaat fasilitas menurut Popi Sopiatin (2010: 78) yaitu:

1. Fasilitas belajar (media pembelajaran) yang ada akan menjadikan pengajaran

atau belajar lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar.

2. Materi pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh siswa.

3. Fasilitas belajar (media pembelajaran) memungkinkan dilaksanakannya metode

belajar mengajar yang lebih bervariasi

31
4. Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar (belajar akan lebih fokus

kepada siswa).

Sedangkan menurut Azhar Arsyad (2006: 25-26), pemanfaatan sarana

belajar memberikan beberapa manfaat, yaitu:

1. Pemanfaatan sarana belajar dapat memperjelas pesan dan informasi sehingga

dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan prestasi belajar.

2. Meningkatkan dan menggairahkan perhatian anak sehingga dapat

menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan

lingkungannya dan memungkinkan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan

kemampuan minat.

3. Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa- peristiwa

di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadi interaksi langsung dengan

guru, masyarakat dan lingkungannya.

Moh. Surya (2004: 80) memaparkan betapa pentingnya kondisi fisik

fasilitas belajar terhadap proses belajar yang menyatakan bahwa, “Keadaan

fasilitas fisik tempat belajar berlangsung di sekolah ataupun di rumah sangat

mempengaruhi efisiensi hasil belajar. Keadaan fisik yang lebih baik lebih

menguntungkan siswa belajar dengan tenang dan teratur.

Berdasarkan uraian tersebut, sudah cukup jelas bahwa begitu pentingnya

fasilitas belajar dalam meningkatkan minat belajar siswa karena fasilitas belajar

mempunyai fungsi sebagai pendukung proses belajar dan juga sebagai salah satu

sarana terlaksananya belajar secara efektif dan efisien. Jika siswa mempunyai

fasilitas belajar yang lengkap siswa akan selalu bersemangat untuk belajar

sehingga siswa mudah untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Tetapi apabila

32
fasilitas tersebut kurang lengkap akan dapat membawa akibat yang negatif

minsalnya siswa tidak bisa belajar dengan baik sehingga sulit bagi siswa untuk

dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

2.3.4 Peranan Fasilitas Belajar di Rumah Dalam Proses Pembelajaran

Keberadaan akan fasilitas belajar di rumah sebagai penunjang kegiatan

belajar tentulah sangat berpengaruh terhadap minat belajar siswa karena dengan

fasilitas belajar yang lengkap siswa akan bersemangat dalam belajar sehingga

siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya, dikarenakan keberadaan serta

kondisi dari fasilitas belajar dapat mempengaruhi kelancaran serta

keberlangsungan proses belajar anak, hal tersebut sesuai dengan pendapat dari

Dalyono (2001: 241) yang menyatakan bahwa, “kelengkapan fasilitas belajar di

rumah akan membantu siswa dalam belajar, dan kurangnya alat-alat atau fasilitas

belajar akan menghambat kemajuan belajarnya.”

Fasilitas belajar di rumah sangat membantu siswa untuk mengerjakan

tugas yang diberikan di sekolah yang harus dikerjakan di rumah, serta mencari

informasi terkait dengan materi pelajaran. Dengan adanya fasilitas belajar di

rumah yang memadai diharapkan hasil siswa akan meningkat, sebab fasilitas yang

memadai akan menumbuhkan semangat belajar siswa di rumah dan membuat

proses belajar menjadi lebih menyenangkan.

2.3.5 Indikator Fasilitas Belajar di Rumah

Menurut Hamalik (2003: 126) terkait fasilitas belajar sebagai unsur

penunjang belajar, bahwa: “Ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian kita,

yakni media atau alat bantu belajar, peralatan perlengkapan belajar, dan ruangan

belajar. Ketiga komponen ini saling mengait dan mempengaruhi. Secara

33
keseluruhan, ketiga komponen ini memberikan kontribusinya, baik secara sendiri-

sendiri maupun secara bersama-sama terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar”.

Sedangkan menurut Slameto (2013 :63) indikator fasilitas belajar antara

lain sebagai berikut:

1. Ruang atau tempat belajar

Sebuah syarat untuk dapat belajar dengan sebaik-baiknya ialah tersedia

tempat belajar yang khusus. Setiap belajar hendaknya mengusahakan agar dapat

menggunakan tempat belajar yang khusus. Tempat belajar dirumah yang nyaman

yaitu cukup luas untuk aktifitas belajar, warna tembok yang menarik, dilengkapi

ventilasi udara dan dilengkapi dengan penerangan yang cukup.

2. Perabot belajar

Benda-benda seperti perlengkapan belajar adalah benda yang membantu

tercapainya suatu proses belajar, yaitu: meja belajar khusus, kursi belajar khusus,

lampu belajar, rak buku, almari/rak buku dan rak sepatu.

3. Alat bantu belajar

Alat dan benda sebagai perlengkapan bantu belajar adalah alat tulis yang

lengkap, jangka, busur derajat, dan alat hitung kalkulator dan laptop atau

komputer. Semakin lengkap alat-alat tentunya semakin dapat belajar dengan baik

dan belajar tidak dapat dilakukan tanpa adanya alat-alat belajar secukupnya.

4. Sumber belajar

Sebagai sumber belajar bagi siswa yaitu buku pelajaran, akses internet,

radio, majalah, atau koran, dan televisi. Internet dapat diakses dengan handphone,

laptop atau komputer yang terk oneksi internet.

34
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa fasilitas belajar

mempunyai peranan penting guna untuk mendongkrak dari pencapaian akhir dari

siswa yang belajar, supaya dapat memberikan dampak yang baik untuk

kedepannya.

Selain fasilitas yang disediakan pihak sekolah orang tua juga berperan

penting dalam menyediakan fasilitas belajar yang memadai agar anak nyaman

belajar dengan nyaman dirumah. Berdasarkan penjelasan diatas, maka indikator

fasilitas belajar dalam penelitian ini yaitu: 1) Ruangan atau tempat belajar, 2)

Perabot belajar, 3) Alat bantu belajar, 4) Sumber belajar.

2.4 Penelitian Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Anom Tomi Wijaya (2016) yang berjudul

“HUBUNGAN ANTARA FASILITAS BELAJAR DI RUMAH DAN

MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PEKERJAAN

DASAR TEKNIK OTOMOTIF SISWA TKR SMK MUHAMMADIYAH

BAMBANGLIPURO” Dari perhitungan Path Analysis, dapat ditarik

kesimpulan bahwa fasilitas belajar di rumah berhubungan positif terhadap

prestasi belajar melalui motivasi belajar. Koefisien hubungan tidak langsung

melalui motivasi menunujukkan 0,156134 dan t hitung 2,6587 lebih besar dari t

tabel signifikasi 5 % yaitu 1,999045. Berdasarkan data tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa hubungan mediasi adalah melalui motivasi belajar sebagai

variabel intervening.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ardiansyah (2019) yang berjudul

“HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN

MOTIVASI BELAJAR” Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

35
Terdapat hubungan yang signifikan secara positif antara motivasi belajar siswa

dengan dukungan sosial orangtua. Nilai koefisien korelasi rxy= 0,0324 dengan

taraf signifikansi p= 0,034 (p < 0,005), hal ini menunjukkan bahwa dukungan

sosial orangtua berhubungan dengan motivasi belajar siswa, semakin tinggi

dukungan sosial yang diberikan orangtua maka semakin tinggi pula motivasi

belajar yang dimiliki siswa. Sumbangan efektif (SE) Sumbangan afektif yang

diberikan dukungan sosial orangtua terhadap motivasi belajar siswa sebesar

10,49% yang diperoleh dari (0,03242 x100) sed angkan 89,5% dipengaruhi

oleh variabel lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.

3. Penelitian yang dilakukan oleh M Fathur Rahman & Syamsu Hadi (2014) yang

berjudul “PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA DAN FASILITAS

BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI

MELALUI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2

UNGARAN” Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pengaruh langsung

dukungan orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII adalah 40,2%.

Pengaruh total variabel dukungan orang tua terhadap prestasi belajar melalui

motivasi belajar adalah sebesar 51,5%. Hal ini berarti bahwa apabila dukungan

orang tua tinggi, maka akan menyebabkan motivasi belajar siswa meningkat,

dan akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya yang juga meningkat.

Pengaruh fasilitas belajar di sekolah terhadap prestasi belajar adalah sebesar

40,6%. Pengaruh total variabel fasilitas belajar di sekolah terhadap prestasi

belajar melalui motivasi adalah sebesar 51%. Hal ini berarti bahwa apabila

fasilitas yang dimiliki oleh sekolah mendukung, maka akan menyebabkan

36
motivasi belajar siswa meningkat, dan akan berpengaruh terhadap prestasi

belajarnya yang juga meningkat.

2.5 Kerangka Pemikiran

2.5.1 Pengaruh Dukungan Orang Tua Terhadap Minat Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Ekonomi

Dukungan orang tua mempunyai berbagai bentuk, termasuk pengasuhan di

dalam rumah, lingkungan yang aman dan stabil, stimulasi intelektual, dan diskusi

antara orang tua dan anak dengan cara yang baik. Dukungan yang diberikan

keluarga terutama orang tua akan menjadi kekuatan dan motivasi bagi siswa-siswa

untuk belajar, sehingga siswa akan lebih semangat untuk memperoleh keputusan

yang lebih cemerlang untuk masa depannya. Perlunya dukungan orang tua bagi

siswa adalah karena dukungan orang tua akan menunjang keberhasilan pendidikan

siswa. Pendampingan orang tua dalam pembelajaran dari rumah selain membantu

anak dalam momen belajar juga akan membangun komunikasi yang intens dengan

anak (Sudarsana, 2020: 72). Oleh karena itu orang tua harus mampu berpartisipasi

untuk menunjang keberhasilan dalam menempuh pendidikan anak.

Penelitian yang mengkaji tentang dukungan orangtua dalam hal belajar

siswa telah banyak dilakukan. Hasil penelitian Sulaiman (2013) menunjukkan

bahwa dukungan orangtua memiliki kontribusi sebesar 44% terhadap prestasi

belajar siswa. Prestasi belajar merupakan cerminan dari minat belajar siswa, yang

berarti dukungan orangtua berkontribusi terhadap minat belajar. Selain itu hasil

penelitian yang dilakukan oleh Juster (2018) juga mengatakan bahwa tingkat

dukungan orang tua terhadap belajar anak sebagian besar berada dalam kategori

sangat tinggi. Berdasarkan penjelasan di atas dan penelitian terdahulu dapat

37
disimpulkan bahwa dukungan orang tua sangat berpengaruh terhadap minat

belajar siswa.

2.5.2 Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Ekonomi

Fasilitas adalah hal-hal yang berguna atau bermanfaat, yang berfungsi

untuk mempermudah suatu kegiatan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia di

sebutkan bahwa fasilitas adalah sesuatu yang dapat membantu, memudahkan

pekerjaan, tugas dan sebagainya. Fasilitas sangat penting bagi proses

pembelajaran dan juga menimbulkan minat dan perhatian peserta didik untuk

mempermudah penyampaian materi. Kegiatan pembelajaran di kelas maupun di

rumah sangat membutuhkan fasilitas belajar yang lengkap, dengan adanya

fasilitas proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan teratur.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Frederiksen Novenrius S. Timba

(2019) mengatakan bahwa pemanfaatan fasilitas belajar juga memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap minat belajar peserta didik. Pemanfaatan

fasilitas terhadap minat belajar peserta didik merupakan salah satu perlengkapan

sarana dan prasarana yang disediakan disekolah untuk membantu peserta didik

dalam proses pembelajaran dan bisa mendorong peserta didik untuk mempunyai

minat yang tinggi dalam belajar. Selain itu hasil penelitian yang dilakukan oleh

Sitaman Said (2019) mengatakan bahwa fasilitas belajar di rumah berpengaruh

signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas

belajar sangat berpengaruh terhadap minat belajar siswa, karena dengan fasilitas

belajar yang lengkap dapat meningkatkan minat siswa untuk terus belajar

38
sehingga siswa mudah untuk mendapatkan hasil belajar yang baik. Bagi orang tua

dan pihak sekolah agar dapat menyiapkan fasilitas belajar bagi siswa dengan baik

sesuai kebutuhan dan kemampuan masing-masing agar siswa termotivasi dan

tercipta cara belajar yang baik sehingga siswa mampu memperoleh prestasi.

2.5.3 Pengaruh Dukungan Orang Tua dan Fasilitas Belajar Terhadap Minat

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya mempunyai prestasi yang

tinggi dalam belajar. Untuk mencapai prestasi tersebut maka perlu adanya minat

dalam diri siswa untuk terus belajar. Oleh karena itu, pentingnya dukungan dari

orang tua untuk meningkatkan minat belajar anak tersebut. Orang tua adalah guru

pertama bagi anak karena yang pertama kali mendidik dan menanamkan

pendidikan kepada anak adalah orang tua. Orang tua memiliki potensi dalam

membantu pendidikan anak secara lebih efektif. Dorongan orang tua sangat

penting dalam mengarahkan tujuan belajar anak. Dukungan yang diberikan orang

tua akan mendorong anak untuk melakukan aktivitas belajar dengan baik dan

berusaha untuk meraih prestasi yang tinggi. Jika orang tua memberikan dukungan

sosial pada anak, maka anak akan selalu bersemangat dalam belajar dan selalu

berusaha untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

Salah satu bentuk dukungan orang tua dalam meningkatkan minat belajar

anak yaitu orang tua menyediakan fasilitas belajar anak. Fasilitas belajar juga

mempunyai peranan penting dalam menumbuhkan minat belajar siswa karena

melalui dukungan dan fasilitas yang diberikan maka siswa dapat meningkatkan

minat belajarnya. Jika siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk terus belajar

dan mempunyai fasilitas belajar yang lengkap, maka siswa akan selalu

39
bersemangat dalam belajar sehingga dapat memudahkan siswa untuk mencapai

hasil belajar yang baik, karena dukungan orang tua dan fasilitas belajar siswa

dirumah sebagai jalur alternatif yang memiliki kontribusi besar terhadap usaha

dalam memotivasi belajar anak dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Sehubungan dengan hal tersebut (Mega, 2017) menyatakan bahwa ada dampak

signifikan antara lingkungan keluarga dan fasilitas belajar pada hasil belajar, hal

ini menunjukkan bahwa dengan lingkungan keluarga yang baik serta fasilitas

belajar yang memadahi akan menyebabkan peningkatan pada hasil prestasi. Selain

itu hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Fathur & Syamsu (2014) juga

mengatakan bahwa Dukungan orang tua dan fasilitas belajar di sekolah

berpengaruh terhadap motivasi belajar. Jika orang tua mempunyai dukungan yang

lebih terhadap pendidikan siswa dan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah juga

mendukung, maka akan menyebabkan motivasi belajar siswa meningkat, dan akan

berpengaruh terhadap prestasi belajarnya yang juga meningkat.

Gambar 2.1

Dukungan Orang Tua


(X1)
Minat Belajar Siswa
(Y)

Fasilitas Belajar (X2)

2.6 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:96) hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

40
dinyatakan dalam bentuk kalimat perntanyaan, dikatakan sementara karena

jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum

didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Berikut hipotesis dalam penelitian ini:

1. Ho : Terdapat pengaruh signifikan antara dukungan orang tua terhadap minat

belajar pada mata pelajaran Ekonomi MA Al-Ikhlas Kota Jambi

2. Ho : Terdapat pengaruh signifikan antara fasilitas belajar terhadap minat

belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi MA Al-Ikhlas Kota Jambi

3. Ho : Terdapat pengaruh signifikan antara dukungan orang tua dan fasilitas

belajar terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi MA Al-

Ikhlas Kota Jambi

41
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang telah dikemukakan. Maka

jenis penelitian ini adalah penelitian Ex post facto. Ex post facto adalah penelitian

dimana peneliti berusaha menentukan penyebab atau alasan, untuk keberadaan

perbedaan dalam perilaku atau status dalam kelompok individu. Dengan kata lain,

telah diamati bahwa kelompok berbeda pada beberapa variabel dan peneliti

berusaha mengidentifikasi faktor utama yang menyebabkan perbedaan tersebut

(Emzir, 2007: 119). Dalam penelitian ini penulis tujuannya yaitu ingin

mengetahui tentang Pengaruh Dukungan Orang Tua dan Fasilitas Belajar Siswa

terhadap Minat Belajar Pada Mata pelajaran Ekonomi di MA Al-Ikhlas Kota

Jambi.

3.2 Variabel Penelitian

Arikunto (2013: 96) mendefenisikan variabel penelitian adalah suatu objek

penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian. Sesuai dengan

permasalahan yang sudah dirumuskan, maka variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi

disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variabel (X).

Dalam penelitian terdapat satu variabel bebas (X) yaitu variabel bebas (X1)

dalam penelitian ini adalah Dukungan Orang Tua dan variabel bebas (X2)

dalam penelitian ini adalah Fasilitas belajar siswa di rumah

42
2. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat adalah variabel tidak bebas,variabel tergantung,variabel terikat

atau dependent variabel (Y). variabel terikat dalam penelitian ini adalah Minat

Belajar pada mata pelajaran ekonomi di MA Al-Ikhlas Kota Jambi.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang akan penulis teliti bertempat di Madrasah Aliyah Al-

Ikhlas Kota Jambi, yang beralamat di Jl. RD. Bakaruddin, RT. 18, Kenali

Asam Bawah, Kec. Kota Baru, Kota Jambi.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2021 dan sewaktu-

waktu jadwal penelitian bisa berubah.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2010: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas

IPS MA Al-Ikhlas Kota Jambi sebanyak 106 siswa.

Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IPS MA Al-Ikhlas Kota Jambi.

NO Kelas Jumlah Siswa


1. X IPS 36 Siswa
2. XI IPS 35 Siswa
3. XII IPS 35 Siswa
Jumlah 106 Siswa
Tabel 3.1 Sumber: Tata Usaha MA Al-Ikhlas Kota Jambi

43
3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila subjek kurang dari 100,

maka lebih baik di ambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian

total populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15%

atau 20%-25% atau lebih. Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi yang

diambil peneliti menggunakan rumus Slovin (Umar, 2003: 120).

n= N
N. e² + 1

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = Jumlah populasi (107 responden)

e² = presisi (ditetapkan 5% dengan tingkat kepercayaan 95%)

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini digunakan probability

sampling berarti teknik pengambilan sampel yang memberi peluang sama kepada

seluruh anggota populasi untuk dapat dipilih sebagai anggota sampel (Sugiyono,

2010: 63) yang kemudian dipilih menggunakan teknik Simple random sampling

yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2010: 120).

N
n1 = N1
N

Keterangan:

44
n1= banyaknya sampel setiap kelas

n = banyaknya populasi disetiap kelas

N = banyaknya populasi diseluruh kelas

N1 = banyak sampel penelitian (Umar, 2003:120)

3.6 Instrumen Penelitain

Instrumen dalam penelitian ini adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun fenomena sosial yang diamati. Fenomena

tersebut sering disebut sebagai variabel penelitian. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah angket atau kuesoner. Angket atau kuesoner ditujukan

kepada siswa sebagai responsen. Angket ini berisi daftar pernyataan yang

digunakan untuk mengetahui dukungan orang tua dan fasilitas belajar terhadap

minat belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi MA Al-Ikhlas Kota jamabi.

Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam membuat instrumen

adalah mendefenisikan secara operasional variabel-variabel yang akan diteliti

berdasarkan teori yang telah disusun sebelumnya. Kemudian masing-masing

variabel dijadikan dalam indikator-indikator yang ditujukan dengan adanya

beberapa pernyataan yang mungkin akan muncul dalam penelitian.

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen Minat Belajar, Dukungan Orang Tua dan
Fasilitas Belajar

Variabel Indikator

Minat Belajar 1. Perasaan senang


2. Ketertarikan siswa
3. Keterlibatan siswa
4. Rajin dalam belajar dan rajin
mengerjakan tugas

45
5. Tekun dan disiplin dalam
belajar dan memiliki jadwal
belajar.
Dukungan 1. Dukungan Emosional
Orang Tua 2. Dukungan Penghargaan
3. Dukungan Instrumental
4. Dukungan Informatif
Fasilitas 1. Ruang atau tempat belajar
Belajar 2. Perabot belajar
3. Alat bantu belajar
4. Sumber belajar

3.6.1 Angket

Menurut Khairinal (2016: 340) angket adalah sejumlah daftar pertanyaan

tertulis yang disusun dan digunakan peneliti untuk diserah dan ditinggalkan pada

responden untuk dibawa pulang responden kerumah untuk dijawab dan selang

beberapa hari angket diambil oleh peneliti dari responden.

Angket merupakan daftar pertanyaan tertulis yang diserahkan pada

responden untuk dijawab dirumah, setelah dijawab angket dikembalikan beberapa

hari kemudian pada peneliti sesuai dengan kesepakatannya. Instrument yang

digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang berisi butir-butir pertanyaan

yang akan diberikan tanggapan atau jawaban oleh objek peneliti. Pengukuran

skala likert dalam penelitian in adalah lima tingkatan jawaban sebgai berikut:

Tabel 3.1 Pengukuran Skala Likert


No Jawaban Simbol Skor
1. Sangat Setuju SS 5
2. Setuju S 4
3. Kadang-Kadang KD 3
4. Tidak Setuju TS 2
5. Sangat Tidak Setuju STS 1
Sumber: Sugiyono. (2015: 135)

46
3.6.2 Observasi
Menurut Khairinal (2016: 340) observasi adalah mengadakan pengamatan

secara langsung, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam, gambar,

dan rekaman suara. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang

mungkin timbul dan akan diamati.

3.6.3 Dokumentasi

Menurut Khairinal (2016: 341) dokumentasi berasal dari kata dokumen,

yang artinya barang-barang tertulis dan barang-barang bergambar.Didalam

melaksanakan metode dokumentasi, peneliti peneliti menyelidiki benda-benda

tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,

dan sebagainya.Barang-barang bergambar seperti gambar, foto, lukisan, dan

lainnya.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

3.7.1 Penyebaran Angket

Setelah diketahui validitas dan realibilitas dari instrumen penelitian yang

dianggap cermat atau sudah mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka

sselanjutnya instrumen akan disebarkan kepada responden. Penyebaran angket

dilakukan dengan cara mendatangi responden secara langsung dilokasi penelitian

yaitu MA Al-Ikhlas Kota Jambi dengan sampel yang diambil secara acak dari

masing-masing kelas kemudian peneliti akan memberikan jangka waktu bagi

responden untuk mengembalikan angket yang diberikan selama 1 hari. Hal ini

dilakukan agar responden dapat membaca, memahami dan mengisi angket dengan

baik.

47
3.7.2 Penarikan Angket

Untuk penarikan instrumen penelitian berupa angket, maka peneliti akan

mendatangi responden. Setelah instrumen penelitian (angket) diterima kembali

oleh peneliti dan jika terdapat kesalahan dalam pengisiannya atau tidak lengkap,

maka peneliti akan mengembalikan instrumen penelitian (angket) tersebut kepada

responden untuk dapat diperbaiki dan dilengkapi.

3.8 Uji Instrumen

Uji coba instrumen penulis dilakukan sebelum angket diberikan kepada

responden. Tujuan dari uji coba instrumen adalah untuk menghindari

pertanyaanpertanyaan yang kurang jelas maksudnya, menghilangkan kata-kata

yang sulit dipahami, mempertimbangkan, menambahkan atau mengurangi item.

Instrumen ditentukan oleh tingkat kesahihan dan keterandalan. Uji coba instrumen

dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen, sehingga

dapat diketahui layak atau tidaknya instrumen tersebut digunakan dalam

pengambilan data peneliti.

3.8.1 Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan

kesahihan. Validnya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang harus diukur (Sugiyono, 2010: 121). Mengetahui apakah valid atau tidaknya

alat ukur (angket) yang dipergunakan. Dengan demikian dapat diketahui seberapa

besar ketepatan dan kecermatan alat ukur yang digunakan. Kriterianya sebagai

berikut:

Dalam penelitian uji validitas menggunakan rumus korelasi product

moment dan juga berbantuan program spss versi 24.

48
N ∑ XY −(∑ X )(∑Y )
rₓᵧ =
√¿¿¿

Keterangan:

rxy =Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

∑xy = Jumlah Perkalian antara Variabel X dan Y

∑x2 = Jumlah dari kuadrat nilai X

∑y2 = Jumlah dari kuadrat nilai Y

(∑x)2 = Jumlah Nilai X kemudian dikuadratkan

(∑y)2 = Jumlah Nilai Y kemudian dikuadratkan

Dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung > r tabel berdasarkan uji signifikan

0.05 (5%), artinya bahwa item-item tersebut valid.

3.8.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran, dengan

alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini dapat ditunjukkan oleh taraf keajengan

(konsistensi) skor yang diperoleh oleh para subjek penelitian yang diukur alat

yang setara pada kondisi yang berbeda.

Pengujian reliabilitas instrument dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach

dan juga berbantuan program spss versi 25.

r ₁₁= ( n−1
n
)( 1− ∑at
at ² )
²

Keterangan:

r11 = Reliabilitas yang dicari

n = Jumlah item pertanyaan yang diuji

∑𝑎𝑡² = Jumlah Varians skor tiap-tiap item

49
𝑎𝑡² = Varians total

1. Jika nilai alpha > 0.7 artinya reliabilitas mencukupi (Sufficient reliability)

2. Jika alpha > 0.80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh secara

konsisten memiliki reliabilitas yang kuat.

3.9 Uji Prasyarat Analisis Data

3.9.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah mengkaji apakah sekelompok data berasal dari populasi

yang berada dibawah kurva distribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono

(2010:104) untuk melakukan uji normalitas dapat menggunakan rumus taraf

kesalahan 5% sebagai berikut:


X= ∑ (Fo – Fh)
i=1 Fh

Keterangan:

X = koefisien chi square

Fo = koefisien yang ada ( Frekuensi sesuai keadaan)

Fh = frekuensi harapan

Fo-Fh = selisih data Fo dengan Fh

3.9.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas yaitu untuk menguji varian dari dua sampel tersebut

homogen atau tidak. Menurut Sugiono (2010: 276) untuk melakukan pengujian

varian digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut:

Fhitung = Variabel terbesar


Variabel terkecil

50
3.9.3 Uji Linearitas

Uji linieritas adalah digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model

yang digunakan sudah benar atau tidak. Apalagi fungsi yang digunakan dalam

suatu empiris sebaiknya berbentuk linier, kuadrat atau kubik (Gozali, 2005: 80).

Dengan ini akan diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linier,

kuadrat atau kubik.

Untuk mengetahui pengaruh variabel dukungan orang tua dan fasilitas

belajar terhadap minat belajar siswa IPS pada mata pelajaran ekonomi di MA Al-

Ikhlas Kota Jambi baik sendiri maupun bersamaan memiliki pengaruh yang linier.

Menurut Widiyanto (2009: 53) dasar pengambilan keputusan yaitu:

1. Apabila nilai probabilitas > 0,05 maka dapat diartikan pengaruh antar variabel

adalah linier.

2. Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka dapat diartikan pengaruh antar variabel

tidak linier.

3.10 Uji Asumsi Regresi

Khairinal (2016: 351) sesudah data diolah langkah berikutnya adalah

melakukan uji asumsi regresi, ini dimaksud untuk menguji apakah terdapat atau

tidaknya penyakit dari regresi dengan berbantuan program spss versi 24.

3.10.1 Uji Multikolinearitas

Menurut Khairinal (2016: 351) uji multikoliearitas yaitu kejadian dalam

hasil penelitian adalah tidak diharapkan.Karena itu perlu diuji untuk mengetahui

apakah ada dua atau lebih item yang saling terkait atau berhubungan linier erat

yang sempurna diantara beberapa atau semua item independen.Bila hal ini tidak

ditemukan berarti tidak terdapat multikolinearitas.

51
Uji Multikolinearitas dilakukan dengan cara, membandingkan nilai VIF

(Variance Inflation Factor) faktor pertambahan variance yaitu bila nilai VIF lebih

besar dari (5%) berarti telah memiliki kolinearitas yang tinggi, berarti ini tidak

dikhendaki, yang diharapkan adalah besar nilai VIF harus berada dibawah 5.

3.10.2 Uji Autokorelasi

Menurut Khairinal (2016: 352) Uji Autokorelasi ini dilakukan dengan Uji

Durbin-Watson, yaitu membandingkan antara d (Durbing-Watson) dengan DI,

yaitu jika d < di maka Menolak Ho, berarti tidak ada autokorelasi baik positif atau

negatif. Dengan demikian sebalik dari itu bila d > dl berarti ini sudah terjadi

autokorelasi.

3.10.3 Uji Heteroskedastisitas

Khairinal (2016: 351) kejadian heteroskedastisitas dalam regresi linier

tidak diharapkan, karena heteroskedastisitas ini termasuk model labil dalam suatu

penelitian dan itu tidak diharapkan dalam suatu penelitian, sedangkan yang

diharapkan adalah homoskedastisitas.Setelah diuji bila tidak terdapat hubungan

signifikan berarti tidak terdapat penyakit heteroskedastisitas.

3.11 Analisis Regresi Linear

Setelah Uji prasyarat analisis regresi, langkah selanjutnya adalah

melakukan regresi. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk melihat

keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila variabel independen sebagai

faktor prediktor berubah. Mengacu pada tujuan dan hipotesis penelitian maka

model regresi yang digunakan adalah model regresi berganda berikut ini:

Y = ao + b1X1 + b2X2 + e

52
Keterangan:

Y = Variabel Dependen (Prestasi Belajar)

a = Konstanta

o = konstanta yang diestimasikan (perkiraan yang sebenarnya)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

X1 = Bisnis Online

X2 = Kuliah Daring

E = Residual

Perhitungan menggunakan bantuan program analisis data memakai alat

bantu program spss versi 24.

3.12 Uji Hipotesis

Sugiyono (2010: 70) berpendapat bahwa hipotesis adalah “jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan, dikatakan sementara

karena jawaban yang diberikan hanya didasarkan pada teori relevan, belum

berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data

uji regresi berganda.

1. Ho : Terdapat pengaruh signifikan antara dukungan orang tua terhadap minat

belajar pada mata pelajaran Ekonomi siswa MA Al-Ikhlas Kota Jambi

Ha : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan orang tua

terhadap minat belajar pada mata pelajaran Ekonomi siswa MA Al-Ikhlas Kota

Jambi

2. Ho : Terdapat pengaruh signifikan antara fasilitas belajar terhadap minat

belajar pada mata pelajaran Ekonomi siswa MA Al-Ikhlas Kota Jambi

53
Ha : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas belajar terhadap

minat belajar pada mata pelajaran Ekonomi siswa MA Al-Ikhlas Kota Jambi

3. Ho : Terdapat pengaruh signifikan antara dukungan orang tua dan fasilitas

belajar terhadap minat belajar pada mata pelajaran Ekonomi siswa MA Al-

Ikhlas Kota Jambi

Ha : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara dukungan orang tua dan

fasilitas belajar terhadap minat belajar pada mata pelajaran Ekonomi siswa MA

Al-Ikhlas Kota Jambi

3.12.1 Uji Parsial (t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini secara persial berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

Rumus t hitung pada analysis regresi menggunakan rumus Morissan,

(2015: 349) rumusnya sebagai berikut:

t=r ¿ ¿

Keterangan:

t = t hitung

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden

Kriteria kesimpulan Uji t:

1. Jika thitung< ttabel dengan taraf signifikan 5% maka Ho diterima, berarti tidak

terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel Dukungan Orang Tua

(X1) terhadap Minat belajar (Y) Siswa IPS MA Al-Ikhlas Kota Jambi dan tidak

54
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel Fasilitas Belajar (X2)

terhadap Minat belajar (Y) Siswa IPS MA Al-Ikhlas Kota Jambi.

2. Jika thitung> ttabel dengan taraf signifikan 5% maka Ha diterima, berarti terdapat

pengaruh positif dan signifikan antara variabel Dukungan Orang Tua (X 1)

terhadap Minat belajar (Y) siswa IPS MA Al-Ikhlas Kota Jambi dan terdapat

pengaruh positif dan signifikan antara variabel Fasilitas Belajar (X 2) terhadap

Minat belajar (Y) siswa IPS MA Al-Ikhlas Kota Jambi.

3.12.2 Uji Simultan (Uji F)

Untuk memberikan kebenaran hipotesis secara keseluruhan (simultan)

digunakan uji F untuk mengetahui pengaruh Dukungan Orang Tua dan Fasilitas

Belajar secara bersama mempengaruhi Minat belajar siswa IPS MA Al-Ikhlas

Kota Jambi. Untuk menguji F menggunakan Rumus sebagai berikut:

R ²/k
F hitung = 2
(1−R )/(n−k −1)

Menurut Sofia (dalam Sarwako 2005: 73) kriteria Kesimpulan Uji F yaitu:

1. Jika Fhitung< Ftabel dengan taraf signifikan 5% maka Ho diterima, berarti tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara Dukungan Orang Tua (X1) dan

Fasilitas Belajar (X2) terhadap Minat belajar siswa IPS MA Al-Ikhlas Kota

Jambi.

2. Jika Fhitung> Ftabel dengan taraf signifikan 5% maka Ha diterima, berarti terdapat

pengaruh yang signifikan antara Dukungan Orang Tua (X 1) dan Fasilitas

Belajar (X2) terhadap Minat belajar siswa IPS MA Al-Ikhlas Kota Jambi.

55
3.12.3 Koefisien Determinasi Secara Simultan (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen dan diketahui

bahwa nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Uji R 2 bertujuan

untuk menentukan presentase. Jika R2 bernilai 0 maka tidak ada sedikitpun

presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap

variabel dependen, tetapi jika R2 bernilai 1 maka sumbangan pengaruh yang

diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna.

Rumus untuk mencari R2 dengan dua variabel independen adalah sebagai berikut:

( ryx 1 )2 + ( ryx 2 )2−2. ( ryx1 ) . ( ryx 2 ) .( rx 1 x 2)


R ²=
1−( rx 1 x 2)

Keterangan:

R² = Koefisien Determinan

ryx1 = Korelasi sederhana (product moment person) antara X1 dengan Y

ryx2 = korelasi sederhana antara X2 dengan Y

rx1x2 = Korelasi sederhana antara X1 dengan X2

56
DAFTAR PUSTAKA

Abu bakar, Z., Kamaruddin I.M & Yang M.T, (2006). Hubungan Antara Minat
Pelajar dan Sikap Ibu Bapa Dengan Prestasi Matematik Terbaik
Pelajar.Journal Of Educational Psychology And Counseling. Vol 1, 25-43.
Malaysia
Asmani, Jamal Ma’mur. 2015. Tips Menjadi Guru Yang Inspiratif, Kereatif, Dan
Inofatif. Jogjakarta: Diva Press
Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Abdul Rahman. (2004). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan
Kemampuan Generalisasi Matematik Siswa SMA Melalui Pembelajaran
Berbalik. Bandung : Thesis UPI.
Abdul, Rachman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab. 2004. Psikologi Suatu
Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana.

Agung, Iskandar. 2010. Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran bagi Guru.


Jakarta: Bestari Buana Murni.
Asmani, Jamal Makmur. (2010). Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menye-
nangkan. Bandung: Nusa Media.
Andi. 2009. Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan PHP. Yogyakarta: Andi.
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Asmani, Jamal Ma’mur. (2012). Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal.
Yogyakarta: Diva Press
Campbell, David. 2017. Mengembangkan Kreativitas diterjemahkan oleh A.M.
Mangunhardjana. Yogyakarta: PT. Kanisius.
Djaali. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Dalyono. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. (2002). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Rineka Cipta.
Dharsana, I. K., Suarni, N. K., Sudarsana, G. N., Paramartha. W. E., & Ahmad,
M. (2020). Cognitive-Behavioral Therapy counseling in developing Cross-
Gender Friendship in adolescents. 30(2), 206-208, doi:
https://doi.org/10.1016/j.enfcli.2019.07.079.
Djamarah, S. B. dan Zain Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rinek Cipta
Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

57
Hibama S. Rahman (2002). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Galah
Isjoni dan Mohd. Arif Ismail. 2008. Model-model Pembelajaran Mutakhir.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Irawati Istadi. (2007). Istimewakan Setiap Anak. Bekasi: Pustaka Inti.
Juni, Donni Priansa. 2014. Kinerja Dan Profesionalisme Guru. Bandung: CV.
Alfabeta.
Lestari, Sri. (2012). Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan
Konflik Dalam Keluarga. Jakarta: Kencana.
Makmun Khairani. (2014). Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Martin, Grant, 2000. Tolong ! Anak Saya Sulit Belajar. diterjemahkan Oleh Lili
Cristianto, Harvest Publication House : Jakarta
Munandar, Utami. 2014. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta
Munandar,Utami.(2009). Pengembangan kreativitas anak berbakat.
Jakarta:Rineka cipta.
McShane and Von Glinow, Organizational Behavior, New York: McGraw Hill,
2010.
Mohamad Surya. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:
Pustaka Bani Quraisy.
Nashori, Fuad-Diana Mucharam, Rachmi. 2002. Mengembangkan Kreativitas
Dalam Perspektif Psikologi Islami. Jogjakarta: Menara kudus
Purwanto, Budi. (2004). Fisika Dasar Teori dan Implementasinya. Solo : PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri
Purwanto, M. Ngalim. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Surya, H. (2010). Rahasia Membuat Anak Cerdas Dan Manusia Unggul. Jakarta :
Elex Media Komputindo
Sarafino, E. P., & Smith, T. W. 2011. Health Psychology: Biopsychosocial
interactions. Hoboken: Jhon Willey & Sons, Inc. the Relationship beteen
Organization Culture and Creativity of Lecturers, Universal Journal Of
management and Social Science, 2013.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.

58
Surya, Hendra. 2007. Percaya diri Itu Penting. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Slameto. (2013). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Supardi, dkk. 2012. Pengaruh media pembelajaran dan minat belajar terhadap
prestasi belajar fisika. Jurnal Formatif, 2 (1): 71-81.
Safari. (2003). Indikator Minat Belajar. [Online]. [Diakses tanggal 20 Maret
2014] Tersedia : http://pedomanskripsi.blogspot.com/
2011/07/indikatorminat-belajar.html
Syaikhudin, Ahmad. (2013). Pengembangan Kreativitas Guru Dalam Proses
Pembelajaran. Jurnal Lisan Al-Hal Vol.5 (2) : (301-318).
Sisk, D. 1987. Creative Teaching Of The Gifted. New York : McGrawn Hill.
Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo.
Sardiman. Interaksi dan Minat Belajar Mengajar, Jakarta: CV. Rajawali. 2000.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta, CV.

Talajar, Guntur. 2012. Menumbuhkan Kreatifitas Dan Prestasi Guru. Yogyakarta:


Lassbang Pressindo.
Taylor, Shelley E. (2012). Health Psychology. 8th. ed. New York: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Widiasworo, Erwin.2014. Rahasia Menjadi Guru Idola.Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Wina Sanjaya. 2013. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenadamedia
Yuliani Nurani Sujiono, 2005, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta:
Permata Puri Media
Willis, S. 2011. Konseling Keluarga (Family Counseling). Bandung: Alfabeta.
Zulva, P. (2016). Hubungan Kontrol Diri & Dukungan Orang Tua & Perilaku
Disiplin. eJournal Psikologi. 4(2), 227-236.

59
60
61

Anda mungkin juga menyukai