Anda di halaman 1dari 23

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR SISWA KELAS V SDN 023 PANDAU JAYA KABUPATEN


KAMPAR

PROPOSAL

DEA MIRANDA

206910564

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2023
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi
dalam diri seseorang itu berbentuk semua aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena
seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai
motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan
untuk mencapainya. (Djamarah, 2011, hal. 148)
Motivasi (motivation) melibatkan proses yang memberikan energi, mengarahkan,
dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian, perilaku yang termotivasi adalah
perilaku yang mengandung energi, memiliki arah, dan dapat dipertahankan. (W.
Santrock, 2011, hal.199)
Menurut Maslow, sangat percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan
diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman
rasa cinta, penghargaan, aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan kebutuhan estetik.
Kebutuhan-kebutuhan inilah menurut Maslow yang mampu memotivasi tingkah laku
individu. (Djamarah, 2011, hal. 149) Jadi, motivasi belajar adalah kondisi psikologis
yang mendorong seseorang untuk belajar.
Pendidikan dalam keluarga sangat penting, karena keluarga merupakan pusat
pendidikan pertama dan terpenting. Bahkan keluarga merupakan tumpuan perkembangan
kepribadian anak. Orang tua yang terdiri dari Ayah dan Ibu bertanggung jawab atas
kehidupan keluarga. Oleh karena itu, pendidikan dalam keluarga merupakan kewajiban
orang tua (Yusuf, 2018:39)
Banyak orang tua masa kini yang lebih mementingkan bekerja untuk
mendapatkan uang banyak tanpa memberikan perhatian yang lebih kepada anak-anaknya,
sehingga anak kurang terkontrol dalam masalah pergaulan dan belajarnya. Hubungan
dekat antara orang tua dan anak sangat diperlukan sekali. Jika orang tua yang jarang
memperhatikan perkembangan belajar anak, orang tua yang kurang mengerti tentang apa
saja yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan anak, atau orang tua yang jarang
menemani, membimbing dan memberi semangat belajar anak sehingga motivasi belajar
anak menjadi rendah. Keberhasilan anak dalam pendidikan itu sangat diharapkan oleh
setiap orang tua, untuk itu orang tua harus lebih menyesuaikan diri dengan anaknya dan
memperhatikan perkembangan anak. Perhatian orang tua memegang peranan yang sangat
penting dalam berbagai hal, salah satunya proses belajar. Proses belajar dapat terbentuk
dengan adanya motivasi. Orang tua dapat menjadi faktor pemicu meningkatnya motivasi
belajar anak.
Selama ini banyak orang tua yang beranggapan bahwa membesarkan anak adalah
tanggung jawab pendidik, dalam hal ini guru sekolah, terutama karena minat belajarnya,
namun membesarkan anak juga merupakan tanggung jawab orang tua. Menurut Mahmud
(2015:42), pendidikan keluarga merupakan tanggung jawab orang tua dan setiap keluarga
memiliki kebijakannya masing-masing. Parenting bukan di bawah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Tugas dan tanggung jawab orang tua adalah membesarkan,
mendidik, melatih, membimbing dan membesarkan anak.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru-guru SDN 023 Pandau Jaya
Kabupaten Kampar, diketahui bahwa sebagian orang tua mereka kurang memperhatikan
kegiatan belajamya selama di rumah. Pada saat yang sama, guru mengatakan bahwa
hanya sebagian orang tua yang memperhatikan kegiatan akademik anaknya. Beberapa
orang tua bertanya kepada guru tentang kemajuan anak mereka. Selain itu, guru
mengatakan bahwa masih ada orang tua yang percaya bahwa pendidikan adalah urusan
sekolah dan guru. dan anak cukup belajar di sekolah. Beberapa fenomena antara lain: 1)
Sebagian besar siswa tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran. 2) Siswa terlihat
kesulitan memahami materi yang diajarkan oleh guru, terlihat dari rendahnya hasil
evaluasi nilai guru. 3) Kurangnya minat siswa untuk bertanya atau mengemukakan
pendapat selama pembelajaran berlangsung sehingga pembelajaran terkesan tidak merata.
Berdasarkan penjelasan tersebut terlihat bahwa terlihat peran orang tua dalam
menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam belajar, karena anak lebih banyak
menghabiskan waktunya dilingkungan keluarga. Namun kenyataanya sebagaian besar
orang tua mereka kurang memperhatikan kegiatan belajarnya selama dirumah
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa perlu untuk melakukan
penelitian tentang perhatian orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di
Sekolah Dasar melalui penelitian berjudul “Hubungan Perhatian Orang Tua dengan
Motivasi Belajar Siswa Kelas V di SDN 023 Pandau Jaya Kabupaten Kampar”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diketahui bahwa terdapat permasalahan dalam
penelitian ini, khususnya rendahnya perhatian orang tua terhadap motivasi belajar anak-
anaknya sehingga anak kurang termotivasi dalam belajar, sebagaimana dikemukakan
dalam definisi masalah :
1. Beberapa siswa tidak tertarik/tidak semangat mengikuti pelajaran
2. Berhubungan dengan pekerjaan. Oleh karena itu, sebagian besar waktu orang
tuanya dihabiskan untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
3. Peserta didik kerap melakukan kasus atau berbuat onar diluar baik dalam
lingkungan sekolah.
4. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang pendidikan membuat mereka tidak
memahami pentingnya semangat dan motivasi peserta didik dalam belajar, yang
sangat berpengaruh terhadap prestasi akademik anaknya.
5. Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi dikelas. Hal ini
terlihat pada saat diberikan soal, hanya beberapa siswa yang mendapatkan nilai
bagus.
6. Selama pembelajaran berlangsung, siswa kurang tertarik untuk bertanya atau
mengungkapkan pendapatnya, sehingga pembelajaran terkesan monoton.

C. BATASAN MASALAH
Untuk mempermudah penelitian dan menghindari kesalahan interpretasi topik,
maka penulis membatasi permasalahan yang ada sebagai berikut :
1. Perhatian orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas V.
2. Motivasi belajar siswa kelas V.
3. Penelitian ini dilakukan di SDN 023 Pandau Jaya Kabupaten Kampar.

D. RUMUSAN MASALAH
Berdasakan latar belakang masalah tersebut, secara umum rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada hubungan antara perhatian orang tua terhadap
motivasi belajar siswa kelas V di SDN 023 Pandau Jaya Kabupaten Kampar?”
E. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka secara keseluruhan tujuan
penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perhatian orang tua
terhadap motivasi belajar siswa kelas V di SDN 023 Pandau Jaya Kabupaten Kampar

F. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang hubungan antara orang tua
terhadap motivasi belajar siswa kelas V di SDN 023 Pandau Jaya Kab. Kampar.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk siswa
Seberapa baik perhatian orang tua berpengaruh positif terhadap motivasi
belajar siswa, sebaliknya jika orang tua tidak memperhatikan dan membantu
siswa maka tidak berpengaruh baik terhadap motivasi belajar siswa.
b. Untuk orang tua
Kajian ini diharapkan dapat membantu dan memudahkan langkah-langkah
perbaikan lebih lanjut, khususnya bagi orang tua untuk fokus dan membantu
anaknya belajar dirumah.
c. Untuk guru
Agar orang tua dan guru dapat bekerja sama dalam mewujudkan motivasi
siswa untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
d. Untuk sekolah
Sebagai bahan informasi tentang perhatian orang tua dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa, sehingga dapat diambil kebijakan oleh sekolah guna
peningkatan prestasi sekolah melalui motivasi belajar siswa.

G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Perhatian Orang Tua
a. Pengertian Perhatian Orang Tua
Dedih dkk (2019:17) menjelaskan orangtua yang kurang memperhatikan
anak akan mempengaruhi perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Anak akan
memiliki ketidaksopanan, ketidakpedulian. Karena orang tua sibuk dengan
pekerjaan, mereka tidak memantau dan membimbing pendidikan anak didik.
Lebih lanjut menurut Rini (2016:133), fokus pengasuhan adalah mengasuh
anak didiknya, terutama menyediakan dan memenuhi kebutuhan anak didik
dalam segala aspek, termasuk aspek emosional dan materi.
Hurlock (dalam Harahap, 2022:39) mengatakan orangtua dan anak akan
memiliki hubungan yang baik dilihat pada kondisi ayah ibunya. Jika kondisi
baik maka hubungan juga baik begitu sebaliknya.
Berdasarkan kajian teoritis tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa
perhatian didasarkan pada persepsi terhadap sesuatu atau tindakan lain yang
dilakukan secara sadar. Ini dikatakan secara intuitif karena tindakan
membutuhkan persiapan sebelum melihat objek. Pengasuhan yang baik adalah
faktor penting dalam meningkatkan perilaku anak didik, yang dilakukan
dengan cara mengasuh anak didik, mengawasi dan membimbing anak didik
terutama dengan memenuhi kebutuhan emosi dan jasmani yang diberikan dan
dipenuhi oleh orang tua, murid. Keterkaitan emosional berupa cinta dan kasih
sayang yang tulus kepada siswa.
b. Jenis Perhatian
Makmun (2017:35) mengemukakan beberapa jenis perhatian, yaitu :
1) Perhatian spontan dan disengaja. Perhatian spontan disebut juga
perhatian sejati atau perhatian langsung adalah perhatian yang terjadi
secara spontan karena tertarik pada sesuatu dan tidak digerakkan oleh
kemauan. Misalnya: orang tua memantau belajar anaknya, orang tua
menyuruh anaknya belajar karena menghadapi ujian.
2) Perhatian statis dan dinamis. Perhatian statis adalah fokus yang stabil
pada satu hal. Sedangkan atensi dinamis adalah atensi yang mudah
berubah, mudah berpindah, mudah beralih dari satu objek ke objek
lainnya. Contoh: orang tua sangat memperhatikan pelajaran anaknya,
orang tua memperhatikan pelajaran anaknya hanya sebentar-sebentar
kemudian kembali sibuk.
3) Konsentrasi dan distribusi perhatian. Perhatian pemusatan
(concentration of attention), yaitu perhatian yang terpusat hanya pada
satu objek (masalah) tertentu. Misalnya, seseorang sedang memecahkan
soal aljabar yang sangat sulit, dan pada saat itu jiwanya berkonsentrasi
pada soal aljabar. Perhatian terbagi adalah perhatian terbagi. Misalnya:
Orang tua mengajar anak-anak mereka untuk membaca.
4) Fokus sempit dan luas. Perhatian Sempit yaitu orang dengan perhatian
sempit dapat dengan mudah fokus pada suatu objek bahkan di
lingkungan yang ramai. Meski perhatian yang mudah tertarik pada
peristiwa di sekitarnya sangat luas. Misalnya, orang tua sangat
memperhatikan demonstrasi fisika anaknya.
5) Perhatian palsu dan berfluktuasi. Perhatian palsu adalah keadaan
perhatian di mana perhatian mudah ditarik ke sesuatu dan dapat
dikatakan bahwa perhatian dapat diarahkan ke objek. Perhatian yang
berfluktuasi - Orang dengan perhatian gelombang atau tipe ini biasanya
dapat fokus pada hal yang berbeda sekaligus, tetapi kebanyakan tidak
berhati-hati. Misalnya: orang tua memeriksa gerak tangan anak saat
menulis.
Selain itu, Warsah (2021:41) ditinjau dari asal perhatian, perhatian terbagi
menjadi dua bagian, yaitu perhatian spontan dan perhatian tidak spontan.
Perhatian spontan adalah perhatian yang terjadi secara spontan. Perhatian ini
berkaitan erat dengan kepentingan pribadi. Jika seseorang individu tertarik pada
suatu objek, biasanya ada perhatian spontann terhadap objek tersebut.
Kosentrasi, artinya individu hanya bisa fokus pda objek satu waktu. Orang
dengan rentang perhatian yang sempit umunya memiliki rentang perhatian yang
terfokus. Saat perhatian terbagi, yaitu individu dapat fokus ada banyak objek
atau benda pada saat yang bersamaan. Secara umum, orang dengan perhatian
luas masuk dalam kategori ini. Sehubungan dengan penelitian ini, perhatian
sengaja orang tua terhadap motivasi belajar anak dipertimbangkan.
c. Perhatian Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Sadulloh (2013: 36) menyatakan bahwa tugas rumah keluarga tidak hanya
tentang mengembangkan manusia seutuhnya, tetapi juga mempersiapkan
mereka menjadi orang baik, berguna dalam kehidupan orang banyak. Dalam
pendapat tersebut dikatakan keluarga yaitu orang utama dalam keluarga
memberikan kontribusi terhadap perkembangan kecerdasan anak. Terjaminnya
nilai-nilai sosial yang ditanamkan ibu dan bapak dalam keluarga mereka
membiarkan anak-anak terbiasa dengan sekolah bahkan dengan banyak ruang
sosial.
Perhatian sangat erat kaitannya dengan perasaan jiwa terhadap objek yang
ditanggapinya pada saat yang bersamaan. Apakah kesadaran akan objek
tertentu cerah atau tidak stabil, ada kalanya kesadaran meningkat (cemerlang)
dan terkadang menurun (tumpul). Keadaan medan kesadaran dan kekuatannya
juga tidak beraturan.
Jika reaksi jiwa terhadap sesuatu juga meningkat, maka tingkat
kesadarannya juga meningkat. Jika tingkat kesadaran dinaikkan atau aktif
karena suatu alasan, maka itu adalah awal dari perhatian. Perhatian diciptakan
dengan berfokus pada sesuatu. Menurut Ahmadi dan Supriyoni (2013:41),
perhatikan hal itu fokus pada tindakan dengan memastikan atau mengabaikan
konsentrasi pikiran lainnya.
Tu'u (2010:80) menjelaskan fokus orang tua di rumah sebagai berikut:
1) Memberikan Dorongan (Minat Belajar Anak)
Minat diartikan sebagai faktor pendorong dalam diri seseorang
dalam mewujudkan tujuan yang diinginkannya. Dalam penelitian ini,
orang tua diminta untuk mendorong atau mendorong kegiatan belajar
anak di rumah. Setiap tindakan yang dilakukan seseorang dipengaruhi
oleh kemarahan pada orang tersebut. Seperti yang dikatakan Sarlito.
Dalam psikologi, motif berarti motivasi, dorongan atau produksi energi
untuk terjadinya perilaku (Wirawan, 2015:64).
Minat diperlukan dalam kegiatan belajar, dengan kata lain jika
ada minat maka hasil belajar akan optimal. Keingintahuan dapat
berfungsi sebagai kekuatan pendorong untuk bisnis dan kesuksesan.
Seseorang membuat bisnis karena penasaran. Minat belajar yang baik
membuahkan hasil.
Sardiman (2013:92) peran kepentingan intrinsik dan ekstrimik
dalam kegiatan pembelajaran sangat penting. Dengan adanya minat,
kreativitas dan prakarsa dapat dikembangkan, dan ketekunan dalam
pelaksanaan kegiatan pendidikan dapat terarah dan terpelihara.
De Cecco & Grawford (dalam Slameto, 2013:175)
mengemukakan empat fungsi pendidik yang berkaitan dengan
pemeliharaan dan peningkatan minat belajar siswa, yaitu:
Fungsi yang pertama adalah melibatkan siswa. Dalam kegiatan
sehari-hari di rumah dan sekolah, pendidik atau guru hendaknya
berusaha menghindari hal- hal yang monoton dan membosankan. Itu
harus selalu memberi anak cukup untuk dipikirkan dan dilakukan.
Kedua adalah memberikan harapan yang realistis, Guru harus memiliki
harapan yang rendah atau tidak mungkin. Ketiga yaitu memberikan
insentif. Jika siswa berprestasi. guru diharapkan memberikan
penghargaan kepada siswa atas keberhasilannya (bisa berupa pujian,
nilai bagus). Keempat yaitu mengarahkan. Pendidik membimbing
perilaku siswa dengan menunjukkan kepada siswa apa yang salah dan
meminta mereka untuk melakukan yang terbaik
2) Membimbing Belajar Anak
Depdikbud (2010:152). Dalam penelitian ini, bimbingan orang tua
untuk pendidikan anak mengacu pada bimbingan, pengajaran, dan
pendampingan orang tua kepada anak selama home schooling
Sardiman (2013:140) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kegiatan
membimbing perkembangan anak didik dengan menyediakan keadaan
yang lebih baik. Slameto (2013-62) menyatakan konseling memegang
sangat perlu, anak yang sulit akan dibantu dengan konseling. Tentunya
keterlibatan orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan
kepemimpinan.
Secara umum tujuan bimbingan belajar (Syah. 2011 4:23) adalah
untuk mencapai penyesuaian akademik yang optimal. sesuai dengan
kemampuan siswa. Sebaik. Tujuan dari pembelajaran les adalah
pemahaman siswa sendiri, siswa memiliki keterampilan belajar, siswa
mampu menyelesaikan tugas belajar. menciptakan suasana belajar
yang sesuai cocok untuk siswa, dan siswa memahami lingkungan
pendidikan. Guru tersedia untuk bimbingan dan nasihat digunakan
sebagai pertimbangan penting selama penerimaan upaya untuk
mengatasi siswa yang ada masalah belajar. Itu nanti untuk orang tua
dijadikan sebagai bahan pertimbangan orang tua membimbing
putra/putri Anda sebagai langkah-langkah untuk mengatasi kesulitan
belajar siswa.
3) Memberi Teladan yang Baik
Sebelum anak mengenal tempat tumbuh dewasa, mereka terlebih
dahulu mengenal tempat keluarga. Oleh karena itu, sebelum dia
mempelajari adat dan tata krama orang biasa, dia terlebih dahulu
mengadopsi tata krama dan tata krama keluarganya menjadi bagian
dari hidupnya. Menurut Bahri (2021 35), keluarga merupakan titik
awal bagi setiap orang sejak lahir hingga meninggalkan rumah untuk
berkeluarga. Sebagai tempat pertama, hubungan manusia yang paling
kuat dan paling awal ditemukan dalam keluarga. Sebagai guru, ayah
dan ibu bertanggung jawab untuk mengajar, mengawasi, dan menjaga
moral yang baik dalam bekerja. Upaya tersebut mengantarkan anak
dan seluruh keluarga untuk mencapai tujuan hidupnya, mewujudkan
apa yang diharapkan dari lingkungannya, bekerja untuk mencapai
tujuan negaranya, dengan meningkatkan kesejahteraan rakyat, sumber
daya manusia (Harmoko, 2012:42).
Orang tua yang dapat berperilaku sendiri memahami bahwa
perilaku bawah sadarnya dapat dijadikan bahan bagi orang tua atau
pendidik untuk meniru dan mengidentifikasi perilaku yang tidak
diketahui orang tua untuk membantu anak mencontohkan perilaku
bawah sadarnya sendiri. Misalnya orang tua berpendidikan yang rajin
membaca buku. Orang tua tidak menyadari bahwa perilaku tersebut
meningkatkan minat anak untuk belajar, tetapi anak menggunakannya
sebagai dasar kesadaran diri untuk meniru dan termotivasi untuk
belajar.
Selain melakukan hal di atas, orang tua berkewajiban menjaga
nilai-nilai yang dianutnya pada anak-anaknya. Dengan demikian,
bantuan mereka diintegrasikan oleh anak, yang membuatnya lebih
mudah untuk menangkap dan mengikuti mereka. Schaefer (dalam
Karyono, 2015:30), role model atau keteladanan berkaitan dengan
orang tua yang memberikan contoh kepada anaknya, melalui aktivitas
dan perbuatannya sehari-hari.
4) Komunikasi lancar dengan anak
Sochib (2010 74) menyebut komunikasi efektif dengan
komunikasi dialogis anak Komunikasi dialogis dengan anak
diwujudkan melalui dialog yang penuh kehangatan dan kedekatan
5) Memenuhi Kelengkapan Belajar Anak
Slameto (2013:611) menyatakan bahwa orang tua yang tidak
menyediakan/ melengkapi perlengkapan sekolah dapat menyebabkan
anak gagal/menurun secara akademis Untuk melaksanakan studi, siswa
memiliki buku, pakaian, ruang kelas, alat tulis, dil, bermaksud untuk.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, orang tua harus berusaha
semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan tersebut agar
anaknya mendapatkan pendidikan yang baik. Dukungan alat peraga
sangat menentukan hasil belajar siswa.
Djamarah (2011:40) menyatakan bahwa orang yang belajar
tanpa bantuan alat seringkali menghadapi kendala dalam
menyelesaikan kegiatan belajar. Oleh karena itu, materi pendidikan
tidak boleh diabaikan dalam masalah pendidikan. Bentuk perhatian
kepada orang tua bagi anak dalam kegiatan pembelajaran meliputi:
memberikan bimbingan belajar, mengawasi pembelajaran,
memberikan motivasi, memenuhi kebutuhan belajar, memantau
pembelajaran.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang perhatian orang tua
terhadap cara belajar anak di rumah siswa maka penelitian ini
menggunakan teori Tu'u (2010:80) untuk memberikan motivasi
(meningkatkan minat belajar anak) mengarahkan pendidikan anak,
memberi contoh yang baik, mudah berkomunikasi dengan anak dan
memastikan kelengkapan pendidikan anak.

2. Motivasi Belajar Siswa


a. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Uno (dalam Fimala dkk, 2021:45) motivasi belajar adalah
dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya adabeberapa indikator
atau unsur yang mendukung.
Menurut Arifin dan Muhammad (2021:2341) motivasi belajar adalah
kemampuan usaha seseorang untuk memperoleh hasil yang diharapkan
atau yang di inginkan oleh seseorang, dengan adanya motivasi ini
ditandai dengan indikator tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan internal dan


eksternal pada siswa yang sedang melakukan proses pembelajaran Motivasi
belajar adalah sebuah dorongan yang menyebabkan seseorang bertingkah laku
yang berada dalam diri seseorang tersebut untuk melakukan suatu hal yang
sesuai dengan dorongan atau keinginan tersebut. Motivasi belajar yaitu usaha-
seseorang untuk memperoleh hasil yang di inginkan, dengan adanya motivasi
ditandai dengan indikator tertentu.
b. Jenis-Jenis Motivasi Belajar
Motivasi yang turut mendukung seorang siswa untuk berprestasi dapat
berasal dari luar dari siswa (ekstrinsik) dan dalam diri siswa (intrinsik).
Menurut Yani (2021:20-22) jenis-jenis motivasi terbagi menjadi dua jenis
yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik. Motivasi intrinsik
berfungsi karena adanya dorongan yang berasal dari dalam diri individu
itu sendiri Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan dorongan dari
dalam diri seseorang yang berasal dari luar individu yang bersangkutan.

Sedangkan menurut Hamalik (2013:162-163) Motivasi dapat dibagi


menjadi dua jenis yaitu motivasi intrinsik datu n motivasi ekstrinsik
1. Motivasi intrinsik
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi
belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri.
Motivasi ini sering juga disebut dengan motivasi murni. Motivasi yang
sebenarnya timbul dari dalam diri siswa sendiri, misalnya seperti
keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperoleh informasi
dan pengertian, mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi
kehidupan, menyadari sumbangannya terhadap usaha kelompok,
keinginan diterima oleh orang lain, dan lain-lain. jadi, motivasi intrinsik
ini timbul tanpa pengaruh dari luar.
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-
faktor dari luar situasi belajar, seperti angka, ijazah. Tingkatan hadiah
medali pertentangan, dan persaingan yang bersifat negative ialah sarcasm,
ridicule, dan hukuman. Motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan disekolah,
sebab pengajaran disekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau
sesuai dengan kebutuhan siswa Lagi pula sering kali para siswa belum
memahami untuk apa ia belajar hal-hal yang diberikan oleh sekolah.
Karena itu motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibandingkan oleh guru
sehingga para siswa mau dan ingin belajar. Usaha yang dapat dikerjakan
oleh guru memang banyak, dank arena itu di dalam memotivasi siswa kita
tidak akan menentukan suatu formula tertentu yang dapat digunakan setiap
saat oleh guru.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar
yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendin atau
dengan kata lain motivasi instrinsik tidak memerlukan rangsangan dari
luar tetapi berasal dari diri siswa Sedangkan motivasi ekstrinsik dapat
disimpulkan bahwa guru sangat berperan dalam rangka menumbuhkan
motivasi ekstrinsik. Pemberian motivasi ekstrinsik harus disesuaikan
dengan kebutuhan siswa, karena jika siswa diberikan motivasi ekstrinsik
secara berlebihan maka motivasi instrinsik yang sudah ada dalam diri
siswa akan hilang. Motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi
instrinsik, sehingga motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dalam
pembelajaran. Motivasi ekstrinsik dapat berubah menjadi motivasi in
strinsik jika siswa menyadari pentingnya belajar.
c. Indikator Motivasi Belajar Siswa
Tentunya seperti proses mental lainnya, motivasi belajar memiliki ciri
atau indikasi saat hal itu sedang berhala dalam individu melalui tingkah
lakunya. Menurut Sardiman (2018 : 83) indikator dari motivasi belajar adalah
sebagai berikut.
1) Tekun menghadapi tugas. Artinya siswa dapat bekerja secara terus
menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai.
2) Ulet menghadapi kesulitan. Siswa tidak lekas putus asa dalam
menghadapi kesulitan. Siswa bertanggung jawab terhadap keberhasilan
dalam belajar dan melaksanakan kegiatan belajar.
3) Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah. Misalnya berani
menghadapi masalah dan mencari jalan keluar dari masalah yang sedang
dihadapi seperti masalah ekonomi, sosial, atau kesulitan belajar yang
sedang dihadapinya.
4) Lebih senang bekerja mandiri. Artinya tanpa harus disuruh pun, ia akan
mengerjakan apa yang menjadi tugasnya.
5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin atau hal-hal yang bersifat mekanis.
Seseorang yang termotivasi biasanya kurang suka dengan hal yang
berulang-ulang begitu saja karena biasanya lebih kreatif dan
menginginkan sesuatu yang lebih efektif.
6) Dapat mempertahankan pendapatnya. Jika sudah yakin akan suatu hal
seseorang yang termotivasi lebih cenderung mampu mempertahankan
pendapatnya tanpa memaksakan melainkan melalui alasan logis yang
telah ia pikirkan
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya. Artinya ia percaya
dengan apa yang dikerjakannya.
8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Seseorang yang
telah termotivasi justru akan suka dan senang bahkan ketika diharuskan
belajar dan mengerjakan soal-soal yang sulit sekali pun.

H. PENELITIAN YANG TEPAT


Deskripsi penelitian yang dilakukan oleh penelitian pada masalah yang diteliti.
Berikut adalah kajian-kajian yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu :
1. Artikel penelitian yang ditulis oleh Heni Tia Asri Apriliani, dkk. (2022) dengan judul
“Hubungan antara Perhatian Orang Tua dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas III SD
di Gugus 04 Masbagi”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan
antara perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas III SD di Gugus 04
Masbagik.
2. Artikel penelitian yang ditulis oleh Ani Endriani (2018) dengan judul “Hubungan
Antara Perhatian Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Siswa”. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa hipotesis alternatif (Ha) dinyatakan diterima dan hipotesis nihil
(Ho) ditolak, dimana Ha berbunyi “Ada hubungan perhatian orang tua dengan
motivasi belajar siswa kelas siswa kelas VIII SMPN 6 Praya Timur Lombok Tengah
tahun pelajaran 2015/2016”. Oleh karena itu hasil penelitian ini signifikan, sehingga
dapat disimpulkan bahwa penelitian ini "significant".
3. Proposal penelitian yang ditulis Deffi Ramadhani (2023) dengan judul “Hubungan
Antara Perlakuan Orang Tua Dengan Minat Belajar Siswa Disekolah”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perlakuan orangtua terhadap anak
cukup baik, motivasi belajar siswa dikategorikan cukup tinggi, terdapat hubungan
yang signifikan antara perlakuan orangtua dengan motivasi belajar siswa di
sekolah dengan Pearson Correlation sebesar 0,456 dan signifikansi 0,000, dengan
tingkat hubungan cukup berarti.
I. KERANGKA BERFIKIR
Perhatian orang tua merupakan salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi
perilaku belajar anak. Bagi orang tua yang sering mencurahkan waktunya untuk
pendidikan anaknya, dapat diketahui kelebihan dan kekurangan prestasi akademik
anaknya. Jika seorang anak mengalami kesulitan dalam belajar dan prestasi akademiknya
menurun, maka dapat dicari penyebabnya dan dapat dilakukan upaya untuk
mengatasinya, terutama karena kesulitan yang timbul dari lingkungan keluarga. Orang
tua yang peduli terhadap kegiatan belajar anaknya dapat memberikan alat bantu atau alat
belajar, antara lain buku dan ruang baca yang mendukung, dll. pemberian dan pembelian
serta bantuan lainnya. Di sisi lain, orang tua yang kurang memperhatikan kegiatan
akademik anaknya malah menurunkan motivasi anaknya untuk belajar, akibatnya prestasi
akademik anak tidak memuaskan. Untuk memperjelas lingkaran di atas, dapat dilihat
pada diagram berikut:
Beberapa siswa tidak tertarik/tidak semangat mengikuti pelajaran
Orang tua sibuk bekerja dengan tuntutan finansial keluarga
Peserta didik kerap melakukan kasus atau berbuat onar diluar baik dalam lingkungan sekolah.
Kurangnya pengetahuan orang tua tentang pendidikan membuat mereka tidak memahami pentingnya
semangat dan motivasi peserta didik dalam beAlajar, yang sangat berpengaruh terhadap prestasi
akademik anaknya.
Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi dikelas. Hal ini terlihat pada saat
diberikan soal, hanya beberapa siswa yang mendapatkan nilai bagus.
Selama pembelajaran berlangsung, siswa kurang tertarik untuk bertanya atau mengungkapkan
pendapatnya, sehingga pembelajaran terkesan monoton.

Teori yang digunakan menurut slameto (2013:61) yaitu orang tua yang curang atas tidak memperhatikan pendidikan anak
dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya

Indikator perhatian orang tua: Indikator motivasi belajar:


Memberikan dorongan Tekun menghadapi tugas
Membimbing belajar anak Ulet menghadapi kesulitan.
Memberi teladan yang baik Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah
Komunikasi yang lancar dengan anak Lebih senang bekerja mandiri
Memenuhi kelengkapan belajar anak Cepat bosan pada tugas rutin atau hal yang bersifat mekanis
Dapat mempertahankan pendapatnya
Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

Apakah terdapat hubungan/pengaruh perhatian orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas V SDN 023
Pandau Jaya Kabupaten Kampar ?

Gambar 1. Kerangka Berfikir


J. HIPOTESIS PENELITIAN
Menurut Febliza & Zul (2015:128), hipotesis adalah dugaan sementara. Selain itu,
menurut Arikunto (Azizah 2017: 11), hipotesis didefinisikan sebagai jawaban sementara
atas pernyataan penelitian sampai dikonfirmasi oleh data yang terkumpul. Hipotesis
dalam penelitian ini adalah :
H0 : Tidak terdapat hubungan antara perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa kelas
V di SDN 023 Pandau Jaya Kab. Kampar
Ha : Terdapat hubungan antara perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa kelas V di
SDN 023 Pandau Jaya Kab. Kampar

K. METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Metode penelitian yaitu kuantitatif. Sugiyono (2013:14), kuantutatif didefiniskan
metode penelitian dengan menggunakan positivisme, yaitu digunakan untuk
mempelajari orang lain atau sampel.
Berdasarkan uarain diatas, maka variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua
variabel yaitu perhatian orang tua (X) dan motivasi belajar siswa (Y). Hubungan
antara kedua variabel dapat dilihat pada gambar 2.

Perhatian Orang Motivasi Belajar


Tua (X) Siswa (Y)

Gambar 2. Desain Penelitian

2. Tempat dan Waktu Penelitian


a. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian adalah Jl. Ar-Rahim II No.1 Perumahan Gading Marpoyan,
Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar.
b. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan selama satu bulan pada bulan April hingga Mei 2023
setelah melakukan ujian penawaran.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Sugiyono (2013:117), populasi ialah tempat kolektif dengan objek/subjek
yang memiliki karakteristik dan kondisi yang peniliti identifikasi dan
kemudian temukan. Selanjutnya menurut Syahrum & Salim (2014:113)
populasi semua yang dipelajari atau diteliti. Karakter dapat berupa benda hidup
atau tidak hidup dan orang-orang yang kualitasnya diukur atau diamati. Dalam
penelitian ini diketahui bahwa orang dalam penelitian ini adalah orang tua/wali
siswa kelas V di SDN 023 Pandau Jaya Kabupaten Kampar yang berjumlah 87
orang dengan 46 anak laki-laki dan 41 anak perempuan.
b. Model
Menurut Syahrum & Salim (2014:113), sampel adalah bagian dari
populasi penelitian. Ada aturan dalam menentukan/mengambil sampel dari
populasi yaitu sampel harus mewakili populasi. Selanjutnya menurut Arikunto
(2010:174), sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Lihat
tabel dibawah ini untuk lebih jelasnya:
Tabel 1.
Sampel Penelitian
Jumlah Laki- Jumlah
No Kelas Total siswa
Laki Perempuan
1 Kelas V-A 13 15 28
2 Kelas V-B 14 16 30
3 Kelas V-C 19 10 29
Jumlah 46 41 87

c. Teknik Sampling
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode non-probability
sampling yaitu sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2013:124), metode
pengambilan jenuh adalah seluruhnya populasi dijadikan responden. Karena
populasi dalam penelitian ini terdiri dari 87 siswa, maka semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel.

4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


a. Teknik Pengumpulan Data
1) Daftar Pertanyaan
Teknik data yang digunakan berupa kuesioner. Menurut (Sriyanti,
2019:92), angket adalah alat penelitiam yang berbentuk daftar permohonan
tertulis yang harus diisi oleh termohon sesuai dengan petunjuk
pengisiannya. Selain itu, menurut Setiana dan Nuraeni (2021:70), survei
adalah metode pengumpulan data atau penelitian tentang isu-isu yang
menjadi kepentingan publik (banyak orang).
Pada penelitian ini digunakan 2 jenis angket yaitu angket langsung dan
angket tertutup. Angket langsung untuk karakteristik responden dan angket
tertutup menggunakan skala Likert. Menurut Iskandar (2008:82) yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang.
Seseorang atau kelompk tentang gejala yang muncul, yang secara khusus
didefinisikan oleh peneliti. Dibawah ini adalah skala pengukuran survei dari
1sampai 4 poin dalam penelitian ini, yaitu :
Tabel 2.
Skala Pengukuran Angket
Skor
Keterangan
Positif (+) Negatif (-)
Selalu 4 1
Sering 3 2
Kadang-kadang 2 3
Tidak pernah 1 4

Saat mengisi kuesioner, responden memberikan checklist  salah satu


dari empat alternatif jawaban yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang
(KD) dan tidak pernah (TP), skor (+) untuk setiap pertanyaan positif selalu 4
poin, sering 3 poin, kadang-kadang mendapat 2 poin dan tidak pernah
mendapat 1 poin. Setiap pertanyaan negatif (-) selalu mendapat nilai 1,
sering mendapat nilai 2, kadang mendapat nilai 3 dan tidak pernah mendapat
nilai 4. Namun dalam penelitian ini lebih cenderung pada pernyataan survei
berupa pernyataan positif. Hal ini dikarenakan kalimat afirmatif mudah
dipahami dan dialami oleh siswa dalam penelitian ini yang masih duduk di
bangku kelas V SD.
2) Dokumentasi
Pendokumentasian Fatihudin et al (2019:128) menyatakan bahwa
metode pengumpulan data “non behavioral”, pendokumentasian data
sebagai pencatatan sistematis tentang karakteristik yang diteliti. Penulis
tidak lupa mendokumentasikan semua perilaku siswa dan mengumpulkan
data minta belajar siswa dari sudut pandang orang tua peserta didik di SDN
023 Pandau Jaya Kabupaten Kampar.
b. Instrumen Pengumpulan Data
Data penelitian meliputi instrumen penelitian, khususnya instrumen
perhatian orang tau dan karakteristik perilaku siswa. Grid survei disiapkan
berdasarkan indikator untuk masing-masing variabel penelitian.
Tabel 3.
Situs untuk perhatian orang tua
Variabel Indikator Bulir Jumlah
Perhatian Stimulasi (motivasi anak untuk belajar) 1,2,3,4,5 5
orang tua Mengawasi belajar anak 6,7,8,9,10 5
Memberikan contoh yang baik 11,12,13,14,15 5
Komunikasi lancar dengan anak 16,17,18,19,20 5
Kelengkapan pendidikan anak 21,22,23,24,25 5

Tabel 4.
Survei motivasi belajar siswa
Variabe
Indikator Bulir Jumlah
l
Motivasi Tekun menghadapi tugas 1,2,3,4 4
belajar Ulet menghadapi kesulitan. 5,6,7 3
Menunjukkan minat terhadap macam-
8,9,10 3
macam masalah
Lebih senang bekerja mandiri 11,12,13 3
Cepat bosan pada tugas rutin atau hal
14,15,16 3
yang bersifat mekanis
Dapat mempertahankan pendapatnya 17,18,19 3
Tidak mudah melepaskan hal yang
20,21,22 3
diyakininya
Senang mencari dan memecahkan
23,24,25 3
masalah soal-soal
5. Teknik Analisis Data
a. Uji Validitas
Sebelum diguakan, alat berbasis indikator terlebih dahulu diuji validitas
dan reliabilitasnya. Validasi dalam penelitian menggunakan SPSS.
b. Uji Reliabilitas
Rumus Alpha Cronbach, diperoleh reliabilitas alat ukur secara
keseluruhan atau reliabilitas instrumen angket: (Arikunto, 1998:193). Uji
reliabilitas dalam penelitian menggunakan SPSS.
c. Analisis Data
Dirancang untuk mengetahui hubungan variabel X dan Y dengan
menggunakan metode korelasi, yaitu untuk mengetahui derajat korelasi antara
kedua variabel tersebut (Person dalam Buchari, 2007:138). Berikut langkah-
langkah yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan variabel X dan Y:
1) Lakukan pemeriksaan kenormalan data dengan membandingkan angka x2
dengan tabel x2.
2) Lakukan uji regresi linier dengan membandingkan F hitung dengan F tabel
3) Analisis koefisien korelasi Product Moment

keterangan :
rxy : Koefisien Korelasi
∑x : jumlah skor total variabel x
∑y : jumlah skor total variabe y
n : jumlah sampel

Kemudian menginterpretasikan koefisien korelasi menurut Sugiyono


(2013:214) sebagai berikut :
Tabel 5
Kriteria koefisien korelasi
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Turun
0,40-0,599 Saat ini
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat
L. DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,A, & Widodo,S. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
Buchari. 2007. Belajar Mudah Penelitian. Jakarta : Alfabeta
Dedih, Ujnag, & Dkk. 2019. Perhatian Orang Tua Dalam Pendidikan Keagamaan Siswa
Dirumah Hubungannya Dengan Perilaku Mereka di Lingkungan Sekolah.
Atthulab: Islamic Religiom Teaching And Learning Journal. Iv(1), 1-23
Depdikbud. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Djamarah, S. B. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Febliza, Asyti, & Zul Afdal. 2015. Statistika Dasar Penelitian Pendidikan. Pekanbaru :
Adefa Grafika
Harahap. R.I.P. 2022. Hubungan Antara Perilaku Overprotective Orang Tua Dengan
Kemandirian Siswa SMA Negeri 1 Batang Kuis. Skripsi Psikologi Universitas
Medan Area.
Harmoko. 2021. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Kualitatif Dan
Kuantitatif). Jakarta : Gaung Persada Press.
Mahmud. A. 2015. Pola Asuh Orang Tua Dan Kemandirian Anak. Makassar : Mitra
Grafika
Makmun, K. 2017. Psikologi Belajar. Yogyakarta : Aswaja Pressindo
Rini, Eka Sulistyo. 2016. Pengaruh Perhatian Orang Tua Dan Kedisiplinan Siswa
Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS. Jurnal Penelitian Dan
Pendidikan IPS, 9(2), 1131-1149.
Sadulloh. U. 2013. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung : Alfabeta
Sardiman, A.M. 2013. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Press
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta
Sochib. 2010. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Mengembangkan Disiplin Diri.
Jakarta: Rineka Cipta
Sriyanti, I. 2019. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Siduarjo : Uwais Inspirasi
Indonesia
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta
Syah. M. 2014. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Syahrum & Salim. 2014. Metodologi Penelitian Kunatitatif. Bandung : Cipta Pustaka
Tu’u, T. 2010. Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. Jakarta : Grasindo
Warsah. M. 2021. Psikologi: Suatu Pengantar. Yogyakarta : Tunas Gemilang Press.
Wirawan, S. 2015. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Yusuf . M. 2018. Pengantar Ilmu Pendidikan. Palopo: IAIN Palopo.

Anda mungkin juga menyukai