PROPOSAL
DEA MIRANDA
206910564
C. BATASAN MASALAH
Untuk mempermudah penelitian dan menghindari kesalahan interpretasi topik,
maka penulis membatasi permasalahan yang ada sebagai berikut :
1. Perhatian orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas V.
2. Motivasi belajar siswa kelas V.
3. Penelitian ini dilakukan di SDN 023 Pandau Jaya Kabupaten Kampar.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasakan latar belakang masalah tersebut, secara umum rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada hubungan antara perhatian orang tua terhadap
motivasi belajar siswa kelas V di SDN 023 Pandau Jaya Kabupaten Kampar?”
E. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka secara keseluruhan tujuan
penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perhatian orang tua
terhadap motivasi belajar siswa kelas V di SDN 023 Pandau Jaya Kabupaten Kampar
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang hubungan antara orang tua
terhadap motivasi belajar siswa kelas V di SDN 023 Pandau Jaya Kab. Kampar.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk siswa
Seberapa baik perhatian orang tua berpengaruh positif terhadap motivasi
belajar siswa, sebaliknya jika orang tua tidak memperhatikan dan membantu
siswa maka tidak berpengaruh baik terhadap motivasi belajar siswa.
b. Untuk orang tua
Kajian ini diharapkan dapat membantu dan memudahkan langkah-langkah
perbaikan lebih lanjut, khususnya bagi orang tua untuk fokus dan membantu
anaknya belajar dirumah.
c. Untuk guru
Agar orang tua dan guru dapat bekerja sama dalam mewujudkan motivasi
siswa untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
d. Untuk sekolah
Sebagai bahan informasi tentang perhatian orang tua dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa, sehingga dapat diambil kebijakan oleh sekolah guna
peningkatan prestasi sekolah melalui motivasi belajar siswa.
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Perhatian Orang Tua
a. Pengertian Perhatian Orang Tua
Dedih dkk (2019:17) menjelaskan orangtua yang kurang memperhatikan
anak akan mempengaruhi perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Anak akan
memiliki ketidaksopanan, ketidakpedulian. Karena orang tua sibuk dengan
pekerjaan, mereka tidak memantau dan membimbing pendidikan anak didik.
Lebih lanjut menurut Rini (2016:133), fokus pengasuhan adalah mengasuh
anak didiknya, terutama menyediakan dan memenuhi kebutuhan anak didik
dalam segala aspek, termasuk aspek emosional dan materi.
Hurlock (dalam Harahap, 2022:39) mengatakan orangtua dan anak akan
memiliki hubungan yang baik dilihat pada kondisi ayah ibunya. Jika kondisi
baik maka hubungan juga baik begitu sebaliknya.
Berdasarkan kajian teoritis tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa
perhatian didasarkan pada persepsi terhadap sesuatu atau tindakan lain yang
dilakukan secara sadar. Ini dikatakan secara intuitif karena tindakan
membutuhkan persiapan sebelum melihat objek. Pengasuhan yang baik adalah
faktor penting dalam meningkatkan perilaku anak didik, yang dilakukan
dengan cara mengasuh anak didik, mengawasi dan membimbing anak didik
terutama dengan memenuhi kebutuhan emosi dan jasmani yang diberikan dan
dipenuhi oleh orang tua, murid. Keterkaitan emosional berupa cinta dan kasih
sayang yang tulus kepada siswa.
b. Jenis Perhatian
Makmun (2017:35) mengemukakan beberapa jenis perhatian, yaitu :
1) Perhatian spontan dan disengaja. Perhatian spontan disebut juga
perhatian sejati atau perhatian langsung adalah perhatian yang terjadi
secara spontan karena tertarik pada sesuatu dan tidak digerakkan oleh
kemauan. Misalnya: orang tua memantau belajar anaknya, orang tua
menyuruh anaknya belajar karena menghadapi ujian.
2) Perhatian statis dan dinamis. Perhatian statis adalah fokus yang stabil
pada satu hal. Sedangkan atensi dinamis adalah atensi yang mudah
berubah, mudah berpindah, mudah beralih dari satu objek ke objek
lainnya. Contoh: orang tua sangat memperhatikan pelajaran anaknya,
orang tua memperhatikan pelajaran anaknya hanya sebentar-sebentar
kemudian kembali sibuk.
3) Konsentrasi dan distribusi perhatian. Perhatian pemusatan
(concentration of attention), yaitu perhatian yang terpusat hanya pada
satu objek (masalah) tertentu. Misalnya, seseorang sedang memecahkan
soal aljabar yang sangat sulit, dan pada saat itu jiwanya berkonsentrasi
pada soal aljabar. Perhatian terbagi adalah perhatian terbagi. Misalnya:
Orang tua mengajar anak-anak mereka untuk membaca.
4) Fokus sempit dan luas. Perhatian Sempit yaitu orang dengan perhatian
sempit dapat dengan mudah fokus pada suatu objek bahkan di
lingkungan yang ramai. Meski perhatian yang mudah tertarik pada
peristiwa di sekitarnya sangat luas. Misalnya, orang tua sangat
memperhatikan demonstrasi fisika anaknya.
5) Perhatian palsu dan berfluktuasi. Perhatian palsu adalah keadaan
perhatian di mana perhatian mudah ditarik ke sesuatu dan dapat
dikatakan bahwa perhatian dapat diarahkan ke objek. Perhatian yang
berfluktuasi - Orang dengan perhatian gelombang atau tipe ini biasanya
dapat fokus pada hal yang berbeda sekaligus, tetapi kebanyakan tidak
berhati-hati. Misalnya: orang tua memeriksa gerak tangan anak saat
menulis.
Selain itu, Warsah (2021:41) ditinjau dari asal perhatian, perhatian terbagi
menjadi dua bagian, yaitu perhatian spontan dan perhatian tidak spontan.
Perhatian spontan adalah perhatian yang terjadi secara spontan. Perhatian ini
berkaitan erat dengan kepentingan pribadi. Jika seseorang individu tertarik pada
suatu objek, biasanya ada perhatian spontann terhadap objek tersebut.
Kosentrasi, artinya individu hanya bisa fokus pda objek satu waktu. Orang
dengan rentang perhatian yang sempit umunya memiliki rentang perhatian yang
terfokus. Saat perhatian terbagi, yaitu individu dapat fokus ada banyak objek
atau benda pada saat yang bersamaan. Secara umum, orang dengan perhatian
luas masuk dalam kategori ini. Sehubungan dengan penelitian ini, perhatian
sengaja orang tua terhadap motivasi belajar anak dipertimbangkan.
c. Perhatian Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Sadulloh (2013: 36) menyatakan bahwa tugas rumah keluarga tidak hanya
tentang mengembangkan manusia seutuhnya, tetapi juga mempersiapkan
mereka menjadi orang baik, berguna dalam kehidupan orang banyak. Dalam
pendapat tersebut dikatakan keluarga yaitu orang utama dalam keluarga
memberikan kontribusi terhadap perkembangan kecerdasan anak. Terjaminnya
nilai-nilai sosial yang ditanamkan ibu dan bapak dalam keluarga mereka
membiarkan anak-anak terbiasa dengan sekolah bahkan dengan banyak ruang
sosial.
Perhatian sangat erat kaitannya dengan perasaan jiwa terhadap objek yang
ditanggapinya pada saat yang bersamaan. Apakah kesadaran akan objek
tertentu cerah atau tidak stabil, ada kalanya kesadaran meningkat (cemerlang)
dan terkadang menurun (tumpul). Keadaan medan kesadaran dan kekuatannya
juga tidak beraturan.
Jika reaksi jiwa terhadap sesuatu juga meningkat, maka tingkat
kesadarannya juga meningkat. Jika tingkat kesadaran dinaikkan atau aktif
karena suatu alasan, maka itu adalah awal dari perhatian. Perhatian diciptakan
dengan berfokus pada sesuatu. Menurut Ahmadi dan Supriyoni (2013:41),
perhatikan hal itu fokus pada tindakan dengan memastikan atau mengabaikan
konsentrasi pikiran lainnya.
Tu'u (2010:80) menjelaskan fokus orang tua di rumah sebagai berikut:
1) Memberikan Dorongan (Minat Belajar Anak)
Minat diartikan sebagai faktor pendorong dalam diri seseorang
dalam mewujudkan tujuan yang diinginkannya. Dalam penelitian ini,
orang tua diminta untuk mendorong atau mendorong kegiatan belajar
anak di rumah. Setiap tindakan yang dilakukan seseorang dipengaruhi
oleh kemarahan pada orang tersebut. Seperti yang dikatakan Sarlito.
Dalam psikologi, motif berarti motivasi, dorongan atau produksi energi
untuk terjadinya perilaku (Wirawan, 2015:64).
Minat diperlukan dalam kegiatan belajar, dengan kata lain jika
ada minat maka hasil belajar akan optimal. Keingintahuan dapat
berfungsi sebagai kekuatan pendorong untuk bisnis dan kesuksesan.
Seseorang membuat bisnis karena penasaran. Minat belajar yang baik
membuahkan hasil.
Sardiman (2013:92) peran kepentingan intrinsik dan ekstrimik
dalam kegiatan pembelajaran sangat penting. Dengan adanya minat,
kreativitas dan prakarsa dapat dikembangkan, dan ketekunan dalam
pelaksanaan kegiatan pendidikan dapat terarah dan terpelihara.
De Cecco & Grawford (dalam Slameto, 2013:175)
mengemukakan empat fungsi pendidik yang berkaitan dengan
pemeliharaan dan peningkatan minat belajar siswa, yaitu:
Fungsi yang pertama adalah melibatkan siswa. Dalam kegiatan
sehari-hari di rumah dan sekolah, pendidik atau guru hendaknya
berusaha menghindari hal- hal yang monoton dan membosankan. Itu
harus selalu memberi anak cukup untuk dipikirkan dan dilakukan.
Kedua adalah memberikan harapan yang realistis, Guru harus memiliki
harapan yang rendah atau tidak mungkin. Ketiga yaitu memberikan
insentif. Jika siswa berprestasi. guru diharapkan memberikan
penghargaan kepada siswa atas keberhasilannya (bisa berupa pujian,
nilai bagus). Keempat yaitu mengarahkan. Pendidik membimbing
perilaku siswa dengan menunjukkan kepada siswa apa yang salah dan
meminta mereka untuk melakukan yang terbaik
2) Membimbing Belajar Anak
Depdikbud (2010:152). Dalam penelitian ini, bimbingan orang tua
untuk pendidikan anak mengacu pada bimbingan, pengajaran, dan
pendampingan orang tua kepada anak selama home schooling
Sardiman (2013:140) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kegiatan
membimbing perkembangan anak didik dengan menyediakan keadaan
yang lebih baik. Slameto (2013-62) menyatakan konseling memegang
sangat perlu, anak yang sulit akan dibantu dengan konseling. Tentunya
keterlibatan orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan
kepemimpinan.
Secara umum tujuan bimbingan belajar (Syah. 2011 4:23) adalah
untuk mencapai penyesuaian akademik yang optimal. sesuai dengan
kemampuan siswa. Sebaik. Tujuan dari pembelajaran les adalah
pemahaman siswa sendiri, siswa memiliki keterampilan belajar, siswa
mampu menyelesaikan tugas belajar. menciptakan suasana belajar
yang sesuai cocok untuk siswa, dan siswa memahami lingkungan
pendidikan. Guru tersedia untuk bimbingan dan nasihat digunakan
sebagai pertimbangan penting selama penerimaan upaya untuk
mengatasi siswa yang ada masalah belajar. Itu nanti untuk orang tua
dijadikan sebagai bahan pertimbangan orang tua membimbing
putra/putri Anda sebagai langkah-langkah untuk mengatasi kesulitan
belajar siswa.
3) Memberi Teladan yang Baik
Sebelum anak mengenal tempat tumbuh dewasa, mereka terlebih
dahulu mengenal tempat keluarga. Oleh karena itu, sebelum dia
mempelajari adat dan tata krama orang biasa, dia terlebih dahulu
mengadopsi tata krama dan tata krama keluarganya menjadi bagian
dari hidupnya. Menurut Bahri (2021 35), keluarga merupakan titik
awal bagi setiap orang sejak lahir hingga meninggalkan rumah untuk
berkeluarga. Sebagai tempat pertama, hubungan manusia yang paling
kuat dan paling awal ditemukan dalam keluarga. Sebagai guru, ayah
dan ibu bertanggung jawab untuk mengajar, mengawasi, dan menjaga
moral yang baik dalam bekerja. Upaya tersebut mengantarkan anak
dan seluruh keluarga untuk mencapai tujuan hidupnya, mewujudkan
apa yang diharapkan dari lingkungannya, bekerja untuk mencapai
tujuan negaranya, dengan meningkatkan kesejahteraan rakyat, sumber
daya manusia (Harmoko, 2012:42).
Orang tua yang dapat berperilaku sendiri memahami bahwa
perilaku bawah sadarnya dapat dijadikan bahan bagi orang tua atau
pendidik untuk meniru dan mengidentifikasi perilaku yang tidak
diketahui orang tua untuk membantu anak mencontohkan perilaku
bawah sadarnya sendiri. Misalnya orang tua berpendidikan yang rajin
membaca buku. Orang tua tidak menyadari bahwa perilaku tersebut
meningkatkan minat anak untuk belajar, tetapi anak menggunakannya
sebagai dasar kesadaran diri untuk meniru dan termotivasi untuk
belajar.
Selain melakukan hal di atas, orang tua berkewajiban menjaga
nilai-nilai yang dianutnya pada anak-anaknya. Dengan demikian,
bantuan mereka diintegrasikan oleh anak, yang membuatnya lebih
mudah untuk menangkap dan mengikuti mereka. Schaefer (dalam
Karyono, 2015:30), role model atau keteladanan berkaitan dengan
orang tua yang memberikan contoh kepada anaknya, melalui aktivitas
dan perbuatannya sehari-hari.
4) Komunikasi lancar dengan anak
Sochib (2010 74) menyebut komunikasi efektif dengan
komunikasi dialogis anak Komunikasi dialogis dengan anak
diwujudkan melalui dialog yang penuh kehangatan dan kedekatan
5) Memenuhi Kelengkapan Belajar Anak
Slameto (2013:611) menyatakan bahwa orang tua yang tidak
menyediakan/ melengkapi perlengkapan sekolah dapat menyebabkan
anak gagal/menurun secara akademis Untuk melaksanakan studi, siswa
memiliki buku, pakaian, ruang kelas, alat tulis, dil, bermaksud untuk.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, orang tua harus berusaha
semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan tersebut agar
anaknya mendapatkan pendidikan yang baik. Dukungan alat peraga
sangat menentukan hasil belajar siswa.
Djamarah (2011:40) menyatakan bahwa orang yang belajar
tanpa bantuan alat seringkali menghadapi kendala dalam
menyelesaikan kegiatan belajar. Oleh karena itu, materi pendidikan
tidak boleh diabaikan dalam masalah pendidikan. Bentuk perhatian
kepada orang tua bagi anak dalam kegiatan pembelajaran meliputi:
memberikan bimbingan belajar, mengawasi pembelajaran,
memberikan motivasi, memenuhi kebutuhan belajar, memantau
pembelajaran.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang perhatian orang tua
terhadap cara belajar anak di rumah siswa maka penelitian ini
menggunakan teori Tu'u (2010:80) untuk memberikan motivasi
(meningkatkan minat belajar anak) mengarahkan pendidikan anak,
memberi contoh yang baik, mudah berkomunikasi dengan anak dan
memastikan kelengkapan pendidikan anak.
Teori yang digunakan menurut slameto (2013:61) yaitu orang tua yang curang atas tidak memperhatikan pendidikan anak
dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya
Apakah terdapat hubungan/pengaruh perhatian orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas V SDN 023
Pandau Jaya Kabupaten Kampar ?
K. METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Metode penelitian yaitu kuantitatif. Sugiyono (2013:14), kuantutatif didefiniskan
metode penelitian dengan menggunakan positivisme, yaitu digunakan untuk
mempelajari orang lain atau sampel.
Berdasarkan uarain diatas, maka variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua
variabel yaitu perhatian orang tua (X) dan motivasi belajar siswa (Y). Hubungan
antara kedua variabel dapat dilihat pada gambar 2.
c. Teknik Sampling
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode non-probability
sampling yaitu sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2013:124), metode
pengambilan jenuh adalah seluruhnya populasi dijadikan responden. Karena
populasi dalam penelitian ini terdiri dari 87 siswa, maka semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel.
Tabel 4.
Survei motivasi belajar siswa
Variabe
Indikator Bulir Jumlah
l
Motivasi Tekun menghadapi tugas 1,2,3,4 4
belajar Ulet menghadapi kesulitan. 5,6,7 3
Menunjukkan minat terhadap macam-
8,9,10 3
macam masalah
Lebih senang bekerja mandiri 11,12,13 3
Cepat bosan pada tugas rutin atau hal
14,15,16 3
yang bersifat mekanis
Dapat mempertahankan pendapatnya 17,18,19 3
Tidak mudah melepaskan hal yang
20,21,22 3
diyakininya
Senang mencari dan memecahkan
23,24,25 3
masalah soal-soal
5. Teknik Analisis Data
a. Uji Validitas
Sebelum diguakan, alat berbasis indikator terlebih dahulu diuji validitas
dan reliabilitasnya. Validasi dalam penelitian menggunakan SPSS.
b. Uji Reliabilitas
Rumus Alpha Cronbach, diperoleh reliabilitas alat ukur secara
keseluruhan atau reliabilitas instrumen angket: (Arikunto, 1998:193). Uji
reliabilitas dalam penelitian menggunakan SPSS.
c. Analisis Data
Dirancang untuk mengetahui hubungan variabel X dan Y dengan
menggunakan metode korelasi, yaitu untuk mengetahui derajat korelasi antara
kedua variabel tersebut (Person dalam Buchari, 2007:138). Berikut langkah-
langkah yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan variabel X dan Y:
1) Lakukan pemeriksaan kenormalan data dengan membandingkan angka x2
dengan tabel x2.
2) Lakukan uji regresi linier dengan membandingkan F hitung dengan F tabel
3) Analisis koefisien korelasi Product Moment
keterangan :
rxy : Koefisien Korelasi
∑x : jumlah skor total variabel x
∑y : jumlah skor total variabe y
n : jumlah sampel