Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN INDIVIDU TENTANG

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA


TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

RIFKI WAHYU F

5161211018

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS


HUMANIORA, PENDIDIKAN & PARIWISATA
2022
PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
 

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk melakukan bimbingan terhadap peserta
didik oleh pendidik untuk menuju kedewasaan peserta didik. Pendidikan juga dilakukan oleh
orang tua terhadap anaknya guna mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Salah
satu tujuan itu antara lain memberi bekal kecerdasan kepada anak untuk digunakan kelak
dalam menjalani hidupnya setelah dewasa.
Di satu pihak pendidikan mempersiapkan peserta didik untuk menjadi manusia dengan
perilaku yang sesuai dengan nilai, norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat. Peserta
didik harus mematuhi falsafah hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya.
Namun demikian tekanan utama tanggung jawabpendidikan adalah berada
dipundaknya para orang tua. Walaupun pada hakekatnya tanggung jawab pendidikan itu
terletak pada komponen-komponen keluarga, sekolah dan masyarakat, termasuk negara,
dalam satu sistem pendidikan nasional.
Dalam kenyataan nampak kepada kita, bahwa secara empiris tidak semua orang tua,
sebagai penanggung jawab utama, melakukan kewajibannya sesuai sebagaimana mestinya.
Perhatian orang tua terhadap anak seharusnya dilakukan secara sengaja, intensif dan
terkonsentrasi dengan penuh rasa kasih sayang dalam pelaksanaannya demi prestasi belajar
anak dan perkembangan kepribadiannya.
Dalam kaitan ini maka nampak ada kesenjangan antara keharusan orangtua melakukan
kewajibannya dengan kenyataan di dalam praktek secara empiris. Hal ini menjadi menarik
perhatian penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut apakah kendala yang dihadapi para
orang tua dalam menghantarkan anaknya guna mencapai prestasi belajarnya, baik di rumah
maupun di sekolah. Apakah ada pengaruh antara perhatian orangtua dengan prestasi belajar
anak atau siswa.
Oleh karena itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan hasil
penelitian itu dituangkan dalam bentuk karya tulis dengan judul ”Pengaruh Perhatian
Orangtua Terhadap Prestasi Belajar Siswa”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Sejauh manakah faktor-faktor perhatian orangtua mempengaruhi prestasi
belajar siswa?
2. Diantara faktor –faktor pengaruh perhatian orang tua, faktor apakah yang lebih
mempengaruhi keberhasilan belajar anak?
3. Apakah bentuk perhatian yang dilakukan orang tua dapat mempengaruhi belajar
anak?
4. Apakah orang tua sudah mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan
prestasi belajar siswa?

C. Batasan Masalah
Berhubung luasnya cakupan pengaruh yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa, maka berbagai pengaruh tersebut tidak memungkinkan untuk diteliti saat ini
seluruhnya. Oleh karena itu, masalah penelitian dibatasi pada pengaruh perhatian orangtua
terhadap prestasi belajar siswa, khususnya mengetahui:
1.  Faktor-faktor pengaruh perhatian orangtua terhadap prestasi belajar siswa.
2.  Faktor apakah yang lebih mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
3.  Bentuk perhatian yang dilakukan orang tua dapat mempengaruhi belajar anak.
4.  Hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa.

D. Rumusan Masalah
Dalam latar belakang telah dijelaskan tentang pengaruh perhatian orangtua terhadap
prestasi belajar siswa. Dari masalah-masalah yang ada dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1.  Apa saja faktor pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa ?
2.  Apa saja bentuk perhatian orang tua terhadap belajar siswa?
3.  Bagaimanakah hubungan perhatian orang tua dengan belajar siswa?

E. Tujuan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai
yaitu :
1.  Mengetahui faktor pengaruh perhatian orangtua terhadap prestasi belajar siswa.
2.  Mengetahui macam-macam perhatian orangtua terhadap belajar anak.
3.  Mengetahui bentuk perhatian orang tua terhadap belajar anak
4.  Mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa.

F. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan secara teoritis
a. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh perhatian belajar anak oleh
orangtua terhadap prestasi belajar.
b. Bagi pembaca, dapat menambah wawasan tentang pengaruh perhatian belajar anak oleh
orangtua terhadap prestasi belajar.
2. Kegunaan secara praktis
a. Untuk mendorong para orangtua agar selalu memperhatikan anak terutama dalam masalah
pengawasan, perhatian, pengontrolan, dan pendidik anak.
b. Sebagai pedoman bagi para orangtua agar selalu memperhatikan prestasi belajar anak.
c. Sebagai pedoman bagi para orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar anak.

G. Asumsi
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan asumsi:
1.  Anak mempunyai prestasi belajar, apabila adanya perhatian dari orang tua.
2.  Perhatian yang baik dari orangtua, sangat menunjang anak dalam prestasi belajarnya.
3.  Dengan adanya prestasi belajar diharapkan dapat memperoleh hasil yang baik.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Perhatian Orang Tua


Sumadi Suryabrata (2000) mengatakan bahwa perhatian merupakan pemusatan tenaga
psikis yang tertuju pada suatu obyek, juga banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu
aktivitas yang dilakukan. Suasana emosional di dalam rumah, sangat merangsang
perkembangan otak anak yang sedang tumbuh dan mengembangkan kemampuan mentalnya.
Sebaliknya, suasana tersebut bisa memperlambat perkembangan otak.
Kartini Kartono (1996) menyatakan bahwa “perhatian itu merupakan reaksi umum dari
organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan
pembatasan kesadaran terhadap satu obyek”. Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa perhatian dapat diartikan sebagai menaruh hati kepada seluruh anggota
keluarga yang merupakan dasar pokok hubungan yang baik di antara anggota keluarga.
Menaruh hati pada kejadian dan peristiwa yang terjadi di dalam keluarga berarti mengikuti
dan memperhatikan perkembangan seluruh keluarga, lebih jauh lagi, mengarahkan seluruh
perhatian untuk mencari lebih mendalam sebab dan sumber permasalahan yang terjadi di
dalam keluarga juga terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap anggota
keluarga.

1.  Faktor-faktor Pengaruh Perhatian Orang Tua


Ada banyak faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua, di antaranya adalah
faktor kondisi individu yang bersangkutan, faktor tersebut dapat sangat mempengaruhi
perhatian. Adapun faktor-faktor tersebut pada umumnya menurut Sayekti Pujo Suwarno
(1994) adalah sebagai berikut: (a) Jasmani, keadaan jasmani orang tua yang terganggu,
misalnya: sakit, lemah, lapar. (b) Rohani, keadaan rohani orang tua yang terganggu misalnya:
terlalu banyak berpikir, kecewa, bingung, cemas dan sebagainya. (c) Kesibukan orang
tua, kesibukan orang tua di luar rumah menyebabkan kurangnya perhatian terhadap anak
sehingga anak kurang mendapat kasih sayang, kurang pengawasan dalam pergaulan.
(d) Ekonomi, masalah ekonomi keluarga sangat penting, keluarga dengan keadaan ekonomi
yang cukup, sangat mempengaruhi orang tua dalam menarik perhatian anaknya, misalnya:
memberikan sarana dan prasarana pendidikan, kebutuhan kesehatan, rekreasi dan sebagainya.
Sebaliknya keluarga dengan keadaan ekonomi yang lemah, akan kurang memberikan
perhatian dalam hal memberikan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, rekreasi.
(e) Keutuhan keluarga, keluarga yang pecah atau berantakan akan mengakibatkan anak
mengalami kebingungan serta tekanan psikis. (f) Lingkungan pendidikan, keluarga yang
bertempat tinggal di lingkungan yang sebagian besar berlatarbelakang pendidikan tinggi,
akan mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anaknya agar kelak anak-anaknya dapat
bersekolah sampai di perguruan tinggi, namun sebaliknya keluarga yang berada di
lingkungan yang tidak mengenal pendidikan akan mempengaruhi orang tua untuk tidak
menyekolahkan anaknya. (g) Kesadaran orang tua, kesadaran orang tua akan
sangatmempengaruhi perhatian terhadap anaknya. Orang tua yang ekonominya mampu, sehat
jasmani dan rohaninya, serta keadaan keluarga yang tentram, tetapi karena tidak ada
kesadaran dari orang tua untuk memperhatikan anaknya, maka anak akan berkembang
seadanya. Sebaliknya walaupun ekonominya kurang dan sebagainya, namun memiliki
kesadaran yang tinggi dalam memperhatikan anaknya, maka anak akan terkontrol dan mudah
diarahkan apabila terjadi penyimpangan. (h) Lingkungan sosial, keluarga yang jauh dari
lingkungan pabrik industri akan berbeda perhatiannya terhadap anak dibanding dengan
keluarga yang dekat dengan lingkungan pabrik atau industri. Perhatian orang tua terhadap
anaknya yang jauh dari pabrik atau industri biasanya kurang. Orang tua yang tinggal di kota
cenderung lebih memperhatikan perkembangan anak dibandingkan orang tua yang tinggal di
pedesaan.
Dengan demikian, besar kecilnya perhatian orang tua terhadap anaknya dipengaruhi
hal-hal yang saling berkaitan dengan pribadi, kesehatan jasmani dan rohani, kesibukan, faktor
ekonomi, keutuhan keluarga, lingkungan pendidikan, kesadaran orang tua dan lingkungan
sosial.

2.  Macam-macam Perhatian Orang Tua


Perhatian orang tua dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) bagian menurut Sumadi
Suryabrata (2000), yaitu sebagai berikut:
a.  Atas dasar intensitasnya yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas
atau pengalaman batin, dapat dibedakan menjadi perhatian intensif dan perhatian tidak
intensif.
b. Atas dasar timbulnya, perhatian dibedakan menjadi :
1) Perhatian spontan
Merupakan perhatian yang timbul begitu saja, seakan-akan tanpa usaha atau tanpa sengaja.
2) Perhatian sekehendak
Merupakan perhatian yang timbul karena ada usaha disertai dengan kehendak yang kuat.
c.  Atas dasar luasnya obyek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan menjadi:
1) Perhatian terpencar (deskriptif)
Adalah perhatian yang pada satu saat dapat tertuju pada bermacam-macam obyek.
2) Perhatian terpusat (konsentratif).
Adalah perhatian yang pada satu saat hanya dapat tertuju pada obyek yang sangat terbatas.
Ciri-ciri orang tua yang memberikan perhatian kepada anak yaitu memberikan kasih
sayang, baik berupa materi maupun spiritual, memenuhi kebutuhan pendidikan yang meliputi
sarana dan prasarana, memenuhi kebutuhan kesehatan, baik berupa fisik maupun mental
anak.
3. Bentuk Perhatian Orang Tua terhadap Belajar Anak
Perhatian orang tua, terutama dalam pendidikan anak sangatlah diperlukan. Terlebih
lagi yang harus difokuskan adalah perhatian orang tua terhadap aktivitas belajar yang
dilakukan anak sehari-hari dalam kapasitasnya sebagai pelajar dan penuntut ilmu, yang akan
diproyeksikan kelak sebagai pemimpin masa depan. Bentuk perhatian orang tua terhadap
belajar anak dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar
anak, pemberian motivasi dan penghargaan serta pemenuhan kebutuhan belajar anak.
a) Pemberian bimbingan dan nasihat
1) Pemberian bimbingan Belajar
Menurut Oemar Hamalik (2002) dengan mengutip pendapat Stikes & Dorcy,
menyatakan bahwa bimbingan adalah “suatu proses untuk menolong individu dan kelompok
supaya individu itu dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah-masalahnya.” Di
dalam belajar anak membutuhkan bimbingan. Anak tidak mungkin tumbuh sendiri dengan
segala kelebihan dan kekurangannya. Anak sangat memerlukan bimbingan dari orang tua,
terlebih lagi dalam masalah belajar. Seorang anak mudah sekali putus asa karena ia masih
labil, untuk itu orang tua perlu memberikan bimbingan pada anak selama ia belajar. Dengan
pemberian bimbingan ini anak akan merasa semakin termotivasi, dan dapat menghindarkan
kesalahan dan memperbaikinya.
2) Memberikan nasihat
Bentuk lain dari perhatian orang tua adalah memberikan nasihat kepada anak.
Menasihati anak berarti memberi saran-saran untuk memecahkan suatu masalah, berdasarkan
pengetahuan, pengalaman dan pikiran sehat. Nasihat dapat diberikan orang tua pada saat anak
belajar di rumah. Dengan demikian maka orang tua dapat mengetahui kesulitan-kesulitan
anaknya dalam belajar. Karena dengan mengenai kesulitan-kesulitan tersebut dapat
membantu usaha untuk mengatasi kesulitannya dalam belajar, sehingga anak dapat
meningkatkan prestasi belajarnya.

b) Pengawasan Terhadap belajar


Orang tua terhadap anaknya biasanya lebih diutamakan dalam masalah belajar. Dengan
cara ini orang tua akan mengetahui kesulitan apa yang dialami anak, kemunduran atau
kemajuan belajar anak, apa saja yang dibutuhkan anak sehubungan dengan aktifitas
belajarnya, dan lain-lain. Dengan demikian orang tua dapat membenahi segala sesuatunya
hingga akhirnya anak dapat meraih hasil belajar yang maksimal. Pengawasan atau kontrol
yang dilakukan orang tua tidak hanya ketika anak di rumah saja, akan tetapi hendaknya orang
tua juga terhadap kegiatan anak di sekolah. Pengetahuan orang tua tentang pengalaman anak
di sekolah sangat membantu orang tua untuk lebih dapat memotivasi belajar anak dan
membantu anak menghadapi masalah-masalah yang dihadapi anak di sekolah serta tugas-
tugas sekolah.
c) Pemberian motivasi dan penghargaan
Sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi anak, orang tua hendaknya mampu
memberikan motivasi dan dorongan. Sebab tugas memotivasi belajar bukan hanya
tanggungjawab guru semata, tetapi orang tua juga berkewajiban memotivasi anak untuk lebih
giat belajar. Jika anak tersebut memiliki prestasi yang bagus hendaknya orang tua menasihati
kepada anaknya untuk meningkatkan aktivitas belajarnya. Dan untuk mendorong semangat
belajar anak hendaknya orang tua mampu memberikan semacam hadiah untuk menambah
minat belajar bagi anak itu sendiri. Namun jika prestasi belajar anak itu jelek atau kurang
maka tanggung jawab orang tua tersebut adalah memberikan motivasi atau dorongan kepada
anak untuk lebih giat dalam belajar. Dorongan orang tua kepada anaknya yang berprestasi
jelek atau kurang itu sangat diperlukan karena dimungkinkan kurangnya dorongan dari orang
tua akan bertambah jelek pula prestasinya dan bahkan akan menimbulkan keputusasaan.
Tindakan ini perlu dilakukan oleh orang tua baik kepada anak yang berprestasi baik ataupun
kurang baik dari berbagai jenis aktivitas, seperti mengarahkan cara belajar, mengatur waktu
belajar dan sebagainya, selama pengarahan dari orang tua itu tidak memberatkan anak.
d) Pemenuhan kebutuhan belajar
Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk menunjang
kegiatan belajar anak. kebutuhan tersebut bisa berupa ruang belajar anak, seragam sekolah,
buku-buku, alat-alat belajar, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan belajar ini sangat penting
bagi anak, karena akan dapat mempermudah baginya untuk belajar dengan baik.
Dalam hal ini Bimo Walgito (1990) menyatakan bahwa “semakin lengkap alat-alat
pelajarannya, akan semakin dapat orang belajar dengan sebaik-baiknya, sebaliknya kalau
alat-alatnya tidak lengkap, maka hal ini merupakan gangguan di dalam proses belajar,
sehingga hasilnya akan mengalami gangguan.” Tersedianya fasilitas dan kebutuhan belajar
yang memadai akan berdampak positif dalam aktivitas belajar anak. Anak-anak yang tidak
terpenuhi kebutuhan belajarnya sering kali tidak memiliki semangat belajar. Lain halnya jika
segala kebutuhan belajarnya tercukupi, maka anak tersebut lebih bersemangat dan termotivasi
dalam belajar. Hal itu dapat diketahui bahwa dengan dicukupinya kebutuhan belajar, berarti
anak merasa diperhatikan oleh orang tuanya. Kebutuhan belajar, seperti buku termasuk unsur
yang sangat penting dalam upaya meningkatkan prestasi belajar. Dengan dicukupinya buku
yang merupakan salah satu sumber belajar, akan memperlancar proses belajar mengajar di
dalam kelas dan mempermudah dalam belajar di rumah. Dan juga akan dapat meningkatkan
semangat belajar bagi anak. Dengan demikian sudah sepatutnya bagi para orang tua untuk
memperhatikan dan berusaha memenuhi kebutuhan belajar anak.

B.  Belajar dan Prestasi Belajar


1. Belajar
Menurut Morgan dalam Sagala (2003), belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Menurut Gagne dalam Sagala (2003), belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Garret dalam Sagala (2003)
berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama
melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan cara bereaksi
terhadap perangsang tertentu. Kemudian Crow dalam Sagala (2003) mengemukakan bahwa
belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap.
Dalam kaitan dengan hal tersebut, Slameto (2003) yakni belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Bertitik tolak dari berbagai pandangan sejumlah ahli tersebut mengenai belajar,
walaupun ada perbedaan pengertian, namun secara eksplisit maupun implisit di antara mereka
mempunyai kesamaan yaitu definisi manapun, belajar itu selalu merujuk pada suatu proses
perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar juga merupakan suatu hasil yang dapat dicapai setelah individu yang
bersangkutan mengalami suatu proses pembelajaran terhadap pengetahuan tertentu dan
dinyatakan dengan nilai serta dapat dilihat pada akhir setiap proses belajar. Prestasi belajar
berfungsi sebagai alat ukur dalam pencapaian tujuan suatu bidang studi. Berikut ini adalah
pendapat beberapa ahli tentang prestasi belajar :
Marsun dan Martaniah dalam Sia Tjundjing (2000) berpendapat bahwa prestasi
belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana peserta didik menguasai bahan
pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh munculnya perasaan puas bahwa ia telah
melakukan sesuatu dengan baik. Suwarno (1997) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah
penilaian hasil usaha suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf,
maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik
dalam periode tertentu.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


Menurut Djaali H (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pretasi belajar yaitu :
a) Faktor Dari Dalam Diri
1) Kesehatan, apabila kesehatan anak terganggu dengan sering sakit kepala, pilek, deman dan
lain-lain, maka hal ini dapat membuat anak tidak bergairah untuk mau belajar. Secara
psikologi, gangguan pikiran dan perasaan kecewa karena konflik juga dapat mempengaruhi
proses belajar.
2) Intelegensi, faktor intelegensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan
belajar anak. Menurut Gardner dalam teori Multiple Intellegence, intelegensi memiliki tujuh
dimensi yang semiotonom, yaitu linguistik, musik, matematik logis, visual spesial, kinestetik
fisik, sosial interpersonal dan intrapersonal.
3) Minat dan motivasi, minat yang besar terhadap sesuatu terutama dalam belajar akan
mengakibatkan proses belajar lebih mudah dilakukan. Motivasi merupakan dorongan agar
anak mau melakukan sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak ataupun dari luar
lingkungan.

4) Cara belajar, perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar, bagaimana bentuk catatan
buku, pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar.
5) Minat dan motivasi, minat yang besar terhadap sesuatu terutama dalam belajar akan
mengakibatkan proses belajar lebih mudah dilakukan. Motivasi merupakan dorongan agar
anak mau melakukan sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak ataupun dari luar
lingkungan.
6) Cara belajar, perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar, bagaimana bentuk catatan
buku, pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar.
b) Faktor Dari Lingkungan
1) Keluarga, situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan anak. Pendidikan orangtua,
status ekonomi, rumah, hubungan dengan orangtua dan saudara, bimbingan orangtua,
dukungan orangtua, sangat mempengaruhi prestasi belajar anak.
2) Sekolah, tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat kelas, relasi teman sekolah, rasio
jumlah murid per kelas, juga mempengaruhi anak dalam proses belajar.
3) Masyarakat, apabila masyarakat sekitar adalah masyarakat yang berpendidikan dan moral
yang baik, terutama anak-anak mereka. Hal ini dapat sebagai pemicu anak untuk lebih giat
belajar.
4) Lingkungan sekitar, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan iklim juga dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan belajar.

C. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa


Dari serangkaian penelitian yang dilakukan oleh Tata Eliestiana Dyah Armunanto
(2004) menyimpulkan bahwa peranan orang tua dalam lingkungan keluarga yang terpenting
adalah memberikan pengalaman pertama pada masa anak-anak, sebab pengalaman pertama
merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. Disimpulkan pula bahwa siswa
yang mendapat perhatian baik dari orang tuanya mendapat prestasi belajar lebih baik
dibanding siswa yang kurang mendapat perhatian dari orang tua. Perhatian orang tua
memiliki hubungan positif dengan prestasi belajar anak di sekolah.
Menurut hasil-hasil penelitian selama 30 tahun terakhir oleh National Parent Teacher
Asosiation, yang juga dikutip oleh Slameto (2003), menyimpulkan tentang manfaat perhatian
orang tua, terutama ayah, hubungannya dengan pendidikan anak, adalah:
“...makin baiknya tumbuh kembang anak secara fisik, sosio- emosional, keterampilan
kognitif, pengetahuan dan bagaimana anak belajar sehingga prestasi belajarnya lebih tinggi
sering mendapat nilai A (9-10), kehadiran sekolah lebih tertib/disiplin serta aktif dalam
ekstrakurikuler, menyelesaikan dengan tepat dan benar PR, bersikap lebih positif terhadap
sekolah, masuk ranking yang lebih tinggi dan setamat SMTA memasuki Perguruan Tinggi
favorit.

Perhatian orang tua pada aktivitas belajar anak dengan segala yang berhubungan
dengannya, dapat memberikan motivasi berprestasi yang tinggi dan memunculkan simpati
anak kepada orang tua yang pada akhirnya dapat menumbuhkan kepercayaan pada diri anak.
Perhatian orang tua sesungguhnya merupakan investasi kepada anak dalam meningkatkan
aktivitas belajar, dan membantu memaksimalkan perkembangan kepribadian serta prestasi
belajar.
Senada dengan hal tersebut, Pramuji Wibowo (2007) menyatakan sebagai berikut:
“Motivasi ekstrinsik yang paling utama adalah dari orang tua atau keluarga. Hal ini
dikarenakan semenjak kecil anak bersosialisasi, menerima pendidikan (pendidikan informal)
pertama kalinya adalah di dalam keluarga, dan pendidikan yang diperoleh dalam keluarga ini
merupakan pendidikan yang terpenting atau utama terhadap perkembangan pribadi anak.
Belajar sebagai proses interaksi untuk mencapai tujuan akan lebih efektif, bila ditunjang
dengan motivasi yang tinggi, baik yang berupa intrinsik maupun ekstrinsik, dan orang tua
adalah hal yang signifikan dalam membangkitkan motivasi seseorang”.
Perhatian yang cukup dan perlakukan orang tua yang bijaksana terhadap anak, akan
berdampak pada kemampuan pengembangan potensi diri anak yang melahirkan motivasi
belajar yang tinggi dan kemampuan berkonsentrasi dalam aktivitas belajarnya yang akhirnya
berpengaruh kepada pencapaian prestasi yang maksimal.
Dari beberapa keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengaruh perhatian orang
tua sangat dominan terhadap keberhasilan belajar anak. Dengan kata lain bahwa perhatian
yang diberikan orang tua terhadap anak, terutama dalam hal pendidikan dan belajarnya,
memiliki hubungan dan pengaruh positif terhadap prestasi belajar yang dicapai anak di
sekolah. Dengan demikian, rasa bangga akan melingkupi perasaan anak, sehingga anak
semakin bersemangat dalam menjalankan kewajibannya sebagai pelajar. Perhatian orang tua
dalam pendidikan anaknya sangat diperlukan, sebab dengan memberi perhatian, orang tua
dapat menolong anak untuk mengenali diri, mengembangkan potensi diri serta mampu
mengatasi masalah-masalah yang timbul sehubungan dengan pribadinya sehingga kegiatan
belajar anak dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian diasumsikan bahwa prestasi
belajarnya pun akan meningkat.
 

E. Hipotesis
Dalam buku Prosedur Penelitian dikemukakan “ Hipotesis merupakan suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul” (Arikunto, 2006: 71). Sedangkan ahli lain mengemukakan “Hipotesis adalah
pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya”
(Sutrisno Hadi, 2000: 210).
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah pernyataan atau
jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti kenyataanya.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini: Ada
Pengaruh Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah korelasional. Penelitian korelasional mengkaji
hubungan antara variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan
memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada. Arikunto (2006) menyatakan bahwa
penelitian korelasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara variabel yang
diteliti. Pendekatan penelitian ini menggunakan Cross Sectional, dimana jenis penelitian yang
menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variable independen dan variabel
dependen hanya satu kali, pada satu saat. Metode analitik korelasi pada penelitian ini
digunakan untuk mengukur hubungan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa.

B. Populasi dan Sampel

1.  Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata,
abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu
dan sama (Sukandarrumidi, 2004: 47). Sedangkan menurut Arikunto, populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada
dalam wilayah penelitian (Arikunto, 2002: 108). Jadi, populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas X SMK 2 Godean. Jumlah popuasi siswa sebanyak siswa kelas X SMK 2
Godean.
2. Sampel
Sampel merupakan sub unit atau bagian dari populasi penelitian. Menurut Arikunto
(1996), bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel
dimaksudkan untuk menggenerasikan hasil kesimpulan sehingga kesimpulan yang diangkat
berlaku untuk seluruh subjek yang menjadi populasi. Dalam hal ini pengambilan subjek
berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian dan setiap kelasnya
diambil secara acak.

C. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel


Menurut Kerlinger (1986), variable adalah suatu konsep. Sedangkan menurut Hadi
(2000 : 224), variabel adalah gejala-gejala yang menunjukan variasi, baik dalam jenisnya
maupun dalam tingkatannya.

Dengan demikian variabel dalam penelitian ini adalah dua variabel:


a)  Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab bagi variabel lain,
variabelnya adalah “perhatian orang tua”.

b) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan variabel lain. Variabelnya
adalah “prestasi belajar siswa”.

D. Jenis dan Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini secara umum adalah data primer dan data
sekunder yang berupa data-data dalam proses pendidikan dan hasil pendidikan yang telah
tersedia di lokasi penelitian. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak
langsung dari sumber data tetapi melalui media perantara. Dengan kata lain, data yang
diperoleh penulis merupakan hasil dari dokumen yang dalam hal ini adalah dokumen
pendidikan di lokasi penelitian.
E. Teknik dan Alat Pengumpul Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data yang digunakan adalah penggunaan data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber asli.
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam ddokumen.

1) Kuesioner/ angket

Menurut Joali dan Mujiono (2007), angket diartikan sebagai alat pengumpul data
yang berisi pertanyaan yang akan diisi atau dijawab oleh responden. Sedangkan menurut
Nasution (2004), angket adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi
atau juga dapat dijawab dibawa pengawasan peneliti. Dalam hali ini respondennya adalah
siswa SMK 2 Godean.

2) Observasi

Observasi adalah pengumpulan data secara sistematis dengan pengamatan terhadap


objek, secara langsung observasi dimaksudkan untuk memperoleh data tanpa adanya
manipulasi atau hal-hal yang sengaja dipengaruhi oleh pihak tertentu. Sehingga data yang
diperoleh menggambarkan suatu keadaan yang nyata dan apa adanya. Pengamatan dilakukan
pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung pada jam mata pelajaran ekonomi siswa.

3) Dokumentasi

Dokumentasi adalah pencarian data dengan cara menghimpun keterangan-keterangan


yang diperoleh dari dokumen dari catatan tertentu. Peneliti dapat memperoleh data yang
bersumber dari jurnal, buku cetak, hasil penelitian, surat kabar,legger nilai dan sebagainya.

Keaslian sumber data masih dapat terjaga dan data yang terdapat pada dokuen tidak
akan berubah. Peneliti perlu memastikan saja bahwa data yang dikumpulkan berkaitan
dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

F. Teknik Pengolahan / Analisis Data


Hasil pengolahan data tersebut akan dianalisis dengan menggunakan dua pendekatan
yaitu :
1. Analisis kualitatif yaitu analisis data yang dijabarkan melalui pengamatan yang
tidak berupa angka-angka. maksudnya adalah dilakukan dengan cara
menguraikan dalam bentuk kalimat kemudian direlevansikan dengan rujukan
teori yang mendukung.
2. Analisis kuantitaif yaitu analisis terhadap data yang berupa angka-angka
dengan cara menggunakan statistik yang relevan dalam bentuk persentase.
Maka rumus yang digunakan adalah :

P = F/N x 100%
Keterangan :
P = Persentase (%)
F = Frekuensi atau kategori jabatan
N = Number (Jumlah Frekuensi/individu).
Dengan demikian, metode analisis data yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah
analisis kualitatif dan kuantitatif, yaitu sumber dari hasil angket, interview, observasi dan
dokumentasi, guna memperoleh sesuatu kesimpulan yang betul-betul akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Kartono, Kartini. 1996. Pengantar Metodologi Riset Social. Bandung: Mandar Maju.

Nasution. 2004. Metode Research : Penelitian Ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara.


Sagala, Saiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta

Sayekti, Pujo Suwarno. 1994. Bimbingan dan Konseling Keluarga. Yogyakarta: Menara Mas.


Sumadi Suryabrata. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi
Aksara. Oemar Hamalik. 2002. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Anda mungkin juga menyukai