Anda di halaman 1dari 47

PROPOSAL

STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA DI SDN 02 SELEBUNG KEC. KERUAK KAB. LOMBOK TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2023

Oleh

Hesti Wardiana
190106108

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2022
A.JUDUL

STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI

SDN 02 SELEBUNG KEC. KERUAK KAB. LOMBOK TIMUR TAHUN

PELAJARAN 2023

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh perlindungan yang diberikan

kepada anak menuju pendewasaan. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa

pendidikan adalah menuntun segala kekuasaan kodrat yang ada pada anak-

anak agar mereka sebagai manusia atau sebagai anggota masyarakat dapat

mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Dengan

demikian, sasaran pendidikan dapat diawali semenjak anak-anak berusia

(kurang lebih 3 tahun) yang dimana anak-anak sudah mengerti arti

kewibawaan. 1

Pendidikan merupakan suatu proses pengalaman. Karena kehidupan

adalah pertumbuhan, pendidikan berarti pembantu pertumbuhan batin tanpa

dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan ini merupakan proses penyesuaian

pada tiap-tiap fase serta menambahkan kecakapan di dalam perkembangan

seseorang. Seperti yang tercantum dalam Undang – Undang Pendidikan

Nasional No. 20 Tahun 2003 yang mengatakan bahwa pendidikan merupakan

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian,

1
Chomaidi dan Salamah, Pendidikan Dan Pengajaran Strategi Pembelajaran Sekolah
(Jakarta: PT Grasindo, 2018), hal. 3.

1
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.2

Oleh karena itu, dari penjelasan di atas pendidikan bukan hanya sebuah

kegiatan transfer ilmu, akan tetapi pendidikan juga merupakan sebuah proses

pembelajran dan pembentukan karakter atau lebih kompleks. Pada hakikatnya,

mengajar adalah proses yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan

kegiatan belajar siswa. Hal ini mengandung pengertian bahwa proses

mengajar oleh guru menghadirkan proses belajar pada pihak siswa yang

berwujud perubahan tingkah laku, meliputi perubahan ketrampilan, kebiasaan,

sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Dalam konsep ini, tampak

bahwa titik berat peranan guru bukan saja sebagai pengajar, melainkan sebagai

pembimbing belajar, pemimpin belajar, dan fasilitator belajar. Dengan

demikian, sebagai pembimbing belajar, guru mendudukkan diri untuk

memberikan kemampuannya dalam mempelajari bahan tertentu bagi

pengembangan daya pikir, ketrampilan personal dan sosial, serta sikap dan

perasaan siswa untuk bekal hidupnya dimasyarakat.

Terkait penjelasan di atas maka, menjadi guru kreatif sangat penting

karena dengan menjadi seorang guru yang kreatif maka akan mudah untuk

menyusun strategi mengajar yang menarik untuk peserta didik untuk

mengaktifkan kelas dan menjadikan peserta didik aktif dalam proses

pembelajaran di kelas, karena dengan adanya strategi mengajar yang menarik

2
Ibid,. hal 4

2
akan memotivasi siswa untuk belajar. Jika siswa sudah termotivasi maka akan

mempermudah proses pembelajaran.3

Motivasi berasal dari perkataan motivate-motivation banyak digunakan

dalam berbagai bidang dan situasi. S. Nasution, mengemukakan: to motivate a

child to arrange condition so that the wants to do what he is capable doing.

Memotivasi murid adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga

anak itu mau melakukan apa yang dapat dilakukan. Motivasi sebagai suatu

proses mengantarkan murid kepada pengalaman-pengalaman yang

memungkinkan mereka dapat belajar.4

Konsep pembelajaran yang memperhatikan motivasi belajar siswa

akan sangat berpengaruh terhadap presentasi nilai belajar siswa. Karena jika

motivasi belajar siswa tinggi maka akan menghasilkan generasi muda yang

berkualitas.

Dalam hal ini guru berperan penting dalam menyikapi motivasi

belajar siswa. Adapun cara guru menyikapi motivasi siswa yang dilatar

belakangi oleh pola asuh adalah dengan cara bangun komunikasi yang baik

dengan anak, ajak anak untuk menentukan tujuan belajarnya, kenali gaya

belajar anak, bombing anak untuk menyusun system belajarnya sendiri, buat

suasana belajar menyenangkan, hargai proses belajar anak, hindari terlalu

focus terhadap prestasi, dan jadi role model bagi siswa.

3
Marno dan Idris, Strategi dan Metode Pengajaran, (Yogyakarta: AR-RUZ MEDIA),
hal.41-42
4
Zakiyah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara ),
hal. 139.

3
Lebih lanjut, hasil wawancara dengan salah satu guru kelas V di SDN

02 Selebung Kecamatan Keruak, bahwa ada beberapa siswa di kelasnya yang

memiliki motivasi rendah diakibatkan oleh pola asuh orang tua yang kurang

baik. Seperti halnya yang dirasakan oleh Rizki Maulana yang kurang

mendapatkan perhatian di karenakan orang tuanya terlalu sibuk dengan

pekerjaanya. Orang tuanya acuh tak acuh dengan jam belajar anak dirumah

dan tingkat pemahaman anak terkait pembelajaran yang sudah diterima di

sekolah.5

Keseluruhan interaksi orang tua dan anak memiliki dampak yang besar

bagi pertumbuhan perkembangan anak, orang tua yang memberikan dorongan

bagi anak dengan memberikan contoh tingkah laku yang sopan, pengetahuan

yang sesuai dengan anak, dan nilai – nilai moral, kedisiplinan, serta tanggung

jawab yang dianggap paling tepat bagi orang tua agar anak bisa mandiri,

tumbuh serta berkembang secara sehat dan optimal, memiliki rasa percaya

diri, memiliki sifat rasa ingin tahu, rasa bersosialisasi yang tinggi, bersahabat,

dan berorientasi untuk sukses disebut dengan pola asuh orang tua.6

Sesuai dengan hasil wawancara di atas orang tua yang kurang

memperhatikan pendidikan anaknya, seperti tidak mendampingi anak belajar,

tidak tahu kesulitan – kesulitan yang dialami dalam beajar, dapat

menyebabkan anak tidak berhasil dalam belajarnya. Hal ini dapat terjadi pada

anak dari keluarga yang orang tuanya terlalu sibuk mengurus pekerjaannya.

5
Zia Datul Fitri, Wawancara, Selebung, 25 November 2022
6
Agency, Beranda dan Tridhonanto, Mengembangkan Pola Asuh Demokratis, (Jakarta:
Gramedia, 2014), hal. 35.

4
Kurangnya perhatian orang tua sangatlah berpengaruh bagi prestasi belajar

anak.7

Hasil wawancara di atas peneliti lakukan dengan observasi. Hasilnya

adalah, terdapat beberapa siswa yang memiliki motivasi tinggi dan rendah
8
yang di latar belakangi oleh pola asuh orang tua. Berdasarkan latar belakang

maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Strategi Guru

Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di SDN 02 Selebung

Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur Ntb Tahun Pelajaran 2023”

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan merujuk pada hasil wawancara yang

diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan permasalah dalam penenlitian

ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa di SDN 02 Selebung, kec. Keruak, kab. Lombok Timur, NTB?

2. Bagaimanakah bentuk Factor pendukung dan penghambat

motivasi belajar siswa di SDN 02 Selebung, kec. Keruak, kab. Lombok

Timur, NTB?

D. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan diatas tujuan dari penelitian ini yakni:

7
Tri Nur Fadhilah, Rofani Dan Diana Endah Handayani, “Analisis Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Motivasi Belajar Siswa”.Jurnal Pendagogi Dan Pembelajaran, (JPG, VOL 2 NO 2,
TAHUN 2019 ), hal. 250-251.
8
SDN 02 Selebung, Observasi, 25 november 2022

5
a. Untuk mengetahui strategi yang di gunakan oleh guru kelas V dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa di SDN 02 Selebung Kecamatan

Keruak.

b. Untuk mengetahui bentuk factor pendukung dan factor pendorong

motivasi belajar siswa kelas V di SDN 02 Selebung Kecamatan

Keruak.

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

2. Manfaat Penelitian

a.Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

dan dapat dijadikan bahan masukan untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya yang berkaitan

dengan strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

2) Sebagai bahan acuan untuk mengkaji tentang factor pendukung dan

penghambat motivasi belajar siswa di SDN 02 Selebung, kec.

Keruak kab. Lombok Timur, NTB

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Guru

Dapat memberikan informasi tentang strategi guru dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa serta factor pendukung dan

penghambatnya, sehingga dapat membantu calon guru

(mahasiswa/i) untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan

dijadikan sebagai masukan guru agar lebih memperhatikan

6
hubungan dengan orang tua siswa terkait dengan motivasi belajar

siswa.

2) Bagi Sekolah

Dapat dijadikan sebagai masukan bagi sekolah untuk

meningkatkan kerja sama seluruh warga sekolah untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa dan memberikan masukan

pada sekolah agar memberikan informasi kepada orang tua siswa

tentang factor pendukung dan penghambat motivasi belajar anak.

3) Bagi Orang Tua

Dapat mengetahui informasi tentang pola asuh orang tua

menjadi salah satu factor pendukung dan penghambat motivasi

siswa sehingga dapat menerapkan pola asuh yang tepat untuk

anaknya dan membantu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

4) Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengalaman dan bekal

pengetahuan bagi calon guru tentang strategi dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa serta factor pendukung dan penghambatnya.

E. RUANG LINGKUP DAN SETTING PENELITIAN

1. Ruang Lingkup Penelitian

Strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas V

SDN 02 Selebung Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, NTB.

7
Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa kelas V di SDN 02 Selebung Kecamatan Keruak,

Kabupaten Lombok Timur, NTB.

2. Setting Penelitian

Setting penelitian ini akan dilaksanakan di SD NEGERI 02

SELEBUNG, kec. Keruak, kab. Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Alasan peneliti mengambil lokasi tersebut menjadi objek penelitian karena,

peneliti pernah mengikuti kegiatan relawan literasi selama 1 minggu lebih.

Sehingga peneliti dapat menemukan masalah atau kendala yang dialami oleh

guru di sekolah SDN 02 SELEBUNG. Yang paling menonjol

permasalahannya terkait motivasi belajar siswa. Dengan hasil pengamatan

serta saran dari kepala sekolah, peneliti akhirnya mengangkat masalah

tersebut untuk di teliti menjadi judul proposal tentang “STRATEGI GURU

DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI

02 SELEBUNG”

SD NEGERI 02 SELEBUNG merupakan salah satu satuan pendidik

dengan jenjang SD di selebung kec. Keruak, kab. Lombok Timur, Nusa

Tenggara Barat. Kan kegiatannya, SD NEGERI 02 SELEBUNG berada di

bawah naungan kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pembelajaran di SD NEGERI 02 SELEBUNG dilakukan pada pagi.

Dalam seminggu, pembelajaran dilakukan selama 6 hari. SD NEGERI 02

8
SELEBUNG memiliki akreditasi A, berdasarkan sertifikat

185/BAP-SM/KP/XI/2017.9

F. TELAAH PUSTAKA

Untuk memberikan penguatan pada penelitian ini, perlu peneliti

memberikan beberapa perbandingan dengan penelitian yang terlebih dahulu

yang dianggap oleh peneliti memiliki relevansi terhadap topik yang akan

peneliti angkat yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Zuriah yang ditulis dalam jurnal dengan

judul “ Strategi Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran IPS NUR HAFIZAH di MIS Desa Seirotan T.A 2017/2018,

pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, Hasil

penelitian yang dilakukan Nur Hafizah di MIS Desa Sei Rotan menunjukkan

bahwa guru di MIS Nur Hafizah mengajar dengan menggunakan berbagai

strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi seperti metode ceramah,

diskusi dan Tanya jawab, dan tugas agar siswa termotivasi mengikuti

pembelajaran dan aktif serta afektif sehingga siswa tidak bosan dan jenuh

dalam proses pembelajaran berlangsung.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Nur Hafizah dengan

penelitian yang akan peneliti teliti ialah, dari segi objeknya. Objek yang di

teliti oleh Nur Hafizah adalah strategi guru dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa Pada Mata Pelajaran IPS sedangkan objek penelitian yang

9
https://data.sekolah-kita.net/sekolah/SD%20NEGERI%202%20SELEBUNG
%KETANGGA_173761?amp=1

9
peneliti fokuskan pada strategi guru dalam meningkatkan motivasi anak

yang motivasinya rendah akibat pola asuh orang tua yang kurang baik.10

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nazula Syifaul Maghfirah dalam bentuk

skripsi dengan judul “Peran Pola Asuh Orang Tua Dalam Meningkatkan

Motivasi Belajar Anak Kelompok A di TK Islam Plus Mutiara Banguntapan

Bantul Yogyakarta” Mahasiswi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Program

S1 Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua memiliki peran penting dalam

meninngkatkan motivasi belajar anak di TK Islam Plus Mutiara

Banguntapan Bantul Yogyakarta terdiri dari: orang tua sebagai motivator

dan fasilitator, orang tua sebagai penghibur, orang tua sebagai pengatur.

Penelitian yang dilakukan oleh Nazula Syifaul Maghfirah dengan

penelitian yang akan peneliti teliti sama-sama tentang pola asuh namun

berbeda dari segi objeknya. objek yang di teliti oleh Nazula Syifaul

Maghfirah adalah peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar

anak sedangkan objek penelitian yang peneliti fokuskan pada strategi guru

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.11

3. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Nhur Fadhilah yang berjudul “Analisis

Pola Asuh Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa”. Jenis pendekatan

penelitian yang digunakan ialah pendekatan kualitatif, teknik yang

digunakan adalah analisis deskriptif untuk menjelaskan peran dan pola asuh

10
NUR HAFIZAH, Strategi Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran IPS di MIS Desa Seirotan, (skripsi, UIN Sumatera Utara Medan T.A 2017/2018)
11
Nazula Syifaul Maghfirah, “Peran Pola Asuh Orang Tua Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Anak Kelompok A di TK Islam Plus Mutiara Banguntapan Bantul Yogyakarta”,
(skripsi, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018).

10
orang tua yang diterapkan terhadap motivasi belajar siswa. Hasil penilitian

yang di dapat melalui metode wawancara yaitu terlihat jelas bahwa pola

asuh demokratislah yang paling dominan yang diterapkan oleh orang tua.

Penelitian yang dilakukan oleh Tri Nhur Fadhilah dengan penelitian

yang akan peneliti teliti sama-sama tentang pola asuh namun berbeda dari

segi objeknya. objek yang di teliti oleh Tri Nhur Fadhilah adalah analisis

orang tua terhadap motivasi belajar siswa sedangkan objek penelitian yang

peneliti fokuskan pada strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa.12

4. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Sarina yang berjudul “Strategi Guru

Dalam Mengatasi Dampak Broken Home Siswa Kelas V Di Mi Nurul

Quran Pagutan Tahun Akademik 2021/2022” jenis pendekatan penelitian

digunakan adalah pendekatan kualitatif. Hasil penelitian yang di dapat

adalah upaya yang dilakukan oleh guru kelas V dalam mengatasi 5 orang

anak yang mengalami masalah motivasi rendah akibat broken home.

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Sarina dengan penelitian yang

akan peneliti teliti sama-sama tentang strategi guru namun berbeda dari segi

objeknya. objek yang di teliti oleh Siti Sarina adalah analisis strategi guru

dalam mengatasi dampak broken home siswa sedangkan objek penelitian

yang peneliti fokuskan pada strategi guru dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa akibat pola asuh orang tua yang kurang baik. 13
12
Tri Nhur Fadhilah, dkk, “Analisis Pola Asuh Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar
Siswa”, jurnal JP2, VOL 2 No 2, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Semarang, 2019
13
Siti Sarina, “Strategi Guru Dalam Mengatasi Dampak Broken Home Siswa Kelas V Di
Mi Nurul Quran Pagutan”, (Undergraduate Thesis, Universitas Muhammadiyah Mataram, 2022).

11
G. KERANGKA TEORI

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan upaya dalam menumbuhkan dan

mengembangkan segala potensi-potensi yang dibawa sejak lahir baik potensi

jasmani ataupun rohani sesuai dengan nilai –nilai yang dianut masyarakat

dan kebudayaan.

Pendidikan adalah sebuah proses belajar terus menerus dalam

keseluruhan aktifitas sosial sehingga manusia tetap ada dan berkembang.

Jadi pendidikan adalah sebuah proses yang lebih luas dari sekedar periode

pendidikan di sekolah. Adapun fungsi dari pendidikan yang luas yaitu

sebagai pengayom dan pengubah kehidupan suatu masyarakat jadi lebih baik

dan membimbing masyarakat yag baru supaya mengenal tanggung jawab

bersama dalam masyarakat. 14

2. Strategi Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

a. Pengertian Strategi Pembelajaran

Menurut Baron yang dikutip Moh. Asrori mendefinisikan bahwa

Strategi adalah kemampuan untuk mensiasati sesuatu, sesuatu di sini

bukan berarti harus baru sama sekali tetapi dapat juga sebagai kombinasi

dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya.15

Dalam dunia pendidikan, strategi adalah rangkaian dalam proses

pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru,

14
Husamah, dkk, Pengertian dan Konsep Dasar Pendidikan, Unsur Pendidikan dan
Pendidikan Sebagai Sistem, (Malang: UMMPress, 2019), hal. 32-33
15
Moh. Asrori, Mengutip Baron dalam Bukunya Psikologi Pembelajaran, (Bandung:
Wacana Prima, 2008), hal. 61

12
pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan lingkungan belajar,

pengelolaan sumber belajar supaya pembelajaran menjadi lebih efektif dan

efesien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. 16Strategi pada

hakikatnya adalah tindakan tentang apa yang seharusnya dilakukan. 17

Strategi merupakan rencana besar yang meningkat, efisien, dan produktif

untuk mengefektifkan tercapainya tujuan.

Drs. Achmad Rohani HM, M.Pd mengatakan bahwa strategi sering

digunakan banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Dalam

konteks pengajaran strategi biasa diartikan sebagai suatu pola umum

tehnik seorang guru, siswa dalam manifestasi aktivitas pembelajaran.

Menurut Uno, strategi guru adalah cara – cara yang akan digunakan oleh

pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama

proses pembelajaran. Pemilihan dilakukan dengan banyak pertimbangan

situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik siswa

yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Berdasarkan pernyataan diatas bahwasannya, strategi guru adalah

banyak cara dan gaya yang dipakai oleh guru dalam proses pembelajaran.

Maka dari itu betapa pentingnya pendidikan strategi bagi seorang guru

dalam proses pembelajaran untuk memperoleh tujuan tersebut.

b. Macam – Macam Strategi Pembelajaran

1) Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa ( SPBAS )

16
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar,
(Bandung: Alfabeta, 2012), hal 20.
17
Dedi Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, ( Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), hal 217.

13
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk

mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan

intelektual, sosial, maupun kedewasaan moral. Dengan demikian,

hakikat pendidikan pada dasarnya adalah: interaksi manusia;

pembinaan dan pengembangan potensi manusia; berlangsung

sepanjang hayat; peningkatan kualitas hidup manusia.

2) Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah ( SPBM )

Strategi pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran

yang menggunakan masalah nyata ( autentik ) yang tidak terstruktur

(ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi siswa untuk

mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir

keritis serta membangun pengetahuan baru. 18

3) Strategi Pembelajaran Kooperatif

Strategi pembelajaran kooperatif merupakan strategi

pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi

yang salah satu untuk menghindari ketersinggungan dan

kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan

hidup di masyarakat. Dengan kata lain pembelajaran kooperatif

merupakan bentuk pembelajaran yang menggunakan pendekatan

melalui kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dan dapat

memaksimalkan kondisi belajar19

4) Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir ( SPPKB )


18
Muhammad Fathurrahman, Pradigma Pembelajaran Kurikulum 2013, Strategi
Alternatif Pembelajaran di Era Global, (Yogyakarta: Kalimedia, 2015), hal 212.
19
Ibid hlm 299-300

14
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir atau

SPPKB merupakan strategi pembelajaranyang bertumpu pada proses

perbaikan dan peningkatan kemmpuan berpikir siswa.

5) Strategi pembelajaran afektif ( SPA )

Strategi pembelajaran afektif berbeda dengan strategi

pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan

nilai ( value ), yang sulit diukur, oleh karena itu menyangkut kesadaran

seseorang yang tumbuh dari dalam. Dalam batas tertentu memang

afeksi dapat muncul dalam kejadian behavior, akan tetapi penilaiannya

untuk sampai pada kesimpulan yang bisa bertanggung jawabkan.

c. Klasifikasi Strategi Guru Dalam Pembelajaran

Klasifikasi strategi pembelajaran merupakan pengelompokan

strategi pembelajaran berdasarkan segi-segi yang sejenis yang terdapat

dalam setiap strategi pembelajaran. 20

Klasifikasi strategi pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Strategi pembelajaran langsung

Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran

yang banyak diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk

menentukan informasi atau membangun keterampilan tahap demi

tahap, pembelajaran ini biasannya bersifat deduktif.

2) Strategi pembelajaran tidak langsung

20
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, ( Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 22

15
Strategi pembelajaran tidak langsung sering disebut sebagai

pembelajaran ingkuiri, induktif, pemecahan masalah, pengambilan

keputusan dan penemuan.

3) Strategi pembelajaran interaktif

Pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan

sharing di antara siswa. Diskusi sharing saling memberikan

kesempatan kepada siswa unuk bereaksi terhadap gagasan,

pengalaman, pendekatan dan pengetahuan guru atau temannya dan

untuk membangun dengan cara alternatif untuk berpikir dan bia

merasakannya.

4) Strategi pembelajaran empirik

Strategi empirik berorientasi pada satu kegiatan yang

bersifat induktif, berpusat pada siswa, dan berbasis aktivitas.

Refleksi pribadi tentang pengalaman dan formulasi perencanaan

menuju penerapan pada konteks lain yang merupakan faktor kritis

dalam pembelajaran empirik yang efektif.

5) Strategi pembelajaran mandiri

Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang

bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan

peningkatan diri. 21

d. Upaya Guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

21
Iif Khoiru Ahmad, Dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, ( Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2011), hal. 17-19

16
Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi siswa yang kurang

memiliki motivasi belajar akibat pola asuh orang tua yang kurang baik

yaitu:

1) Memberikan perhatian

Anak yang menerima pola asuh yang kurang baik pasti

membutuhkan perhatian dari orang disekitarnya, karena dirumah

mereka kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya, maka

dari itu guru harus mampu memberikan perhatian penuh bagi anak.

2) Memberikan bimbingan tambahan

Pemberian bimbingan belajar tambahan diberikan kepada

peserta didik broken home yang mengalami kesulitan belajar baik

itu pada waktu istirahat ataupun sepulang sekolah. Bimbingan

tambahan ini merupakan bantuan atau pertolongan yang diberikan

secara individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan yang

di alami saat menerima materi agar dapat mencapai kesejahteraan

dalam mengikuti pembelajaran.

3) Selalu mengapresiasikan setiap bentuk kegiatan positif yang

dilakukan apa bila siswa tersebut berhasil dalam mengerjakan

tugas yng diberikan.

Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa yang merasakan

pola asuh yang kurang baik tidak selalu berjalan dengan lancar

seperti yang diharapkan. Kadang banyak sekali permasalahan yang

dihadapi siswa, terutama masalah orang tua dan di lingkungan

17
keluarganya. Dikarenakan kurangnya kasih sayang, kurangnya

perhatian, kurangnya pendekatan terhadap anak dan putusnya

komunikasi baik dari orang tua. Sehingga kesulitan belajar siswa

menjadi terganggu.

Masalah kesulitan dalam belajar ini yang menjadi inti dari

dalam prosees pendidikan dan apabila tidak bisa ditangani maka itu

akan mengganggu prestasi belajar siswa. Untuk mengatasi hal

tersebut siswa sangat membutuhkan seseorang yang dapat

membantunya dalam mengatasi masalah yang dihadapinya,

sehingga kegiatan belajarnya disekolah dapat berjalan dengan

lancar.

4) Memberikan motivasi dan semangat belajar

Guru harus memberikan motivasi dan semangat belajar

secara langsung kepada peserta didik yang berlatar belakang siswa

yang mendapatkan pola asuh yang kurang baik. Motivasi belajar

adalah dorongan dari proses belajar dan tujuan dari belajar adalah

mendapatkan manfaat dari hasil belajar siswa.22

Mc. Donald merumuskan bahwa Motivation is a energy chage

with the person characterized by affective arousal and anticipatory goal

reaction yang diartikan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam

22
Umi Mai Saroh. Strategi Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik Kelas
Rendah Di MI Podorejo Sumber Gempol Tulung Agung. Skripsi Fakultas Tarbiyah Dan Institusi
Agama Islam, (2020), hal. 51-52

18
diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan

reaksi untuk mencapai tujuan.23

Dalam proses belajar mengajar, motivasi berperan sebagai

Motovating Force, yaitu sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa

untuk belajar. Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran akan terus

tekun untuk belajar. Dia akan terus mendorong untuk belajar dan selalu

berusaha untuk mencapai h mmasil yang memuaskan. Siswa yang mampu

mengembangkan motivasi atau minatnya dan mampu mengerahkan segala

kemampuannya untuk menguasai mata pelajaran tertentu niscaya ia akan

memperoleh prestasi belajar yang memuaskan.

Motivasi merupakan komponen yang penting, di mana belajar yang

disertai minat, besar kemungkinan akan mudah dalam mencapai tujuan

yang telah diciptakan, serta dapat dipastikan akan memperoleh hasil yang

memuaskan. Oleh karena itu demi kelancaran suatu kegiatan belajar

mengajar seorang guru harus berusaha meningkatkan motivasi siswa

terhadap belajar. Dalam usaha meningkatkan motivasi atau minat belajar,

tidak cukup hanya mengandalkan kesadaran dari siswa itu sendiri,

melainkan dari usaha seorang guru yang harus sungguh-sungguh memiliki

keinginan yang kuat untuk meningkatkan motivasi belajar dengan tujuan

mampu membantu siswa dalam belajar untuk mencapai hasil yang

memuaskan, karena motivasi merupakan komponen yang penting dalam

kehidupan pada umumnya dan pada khususnya.24


23
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 106
24
Slameto, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007),
hal. 57

19
Seperti yang diketahui bahwasanya motivasi belajar pada siswa

tidaklah sama kuatnya, ada siswa yang motivasinya bersifat intrinsik di

mana kemauan belajarnya lebih kuat dan tidak tergantung pada faktor di

luar dirinya. Sebaliknya dengan siswa yang motivasi belajarnya bersifat

ekstrinsik, kemauan untuk belajar sangat tergantung pada kondisi di luar

dirinya. Namun demikian, di dalam kenyataan motivasi ekstrinsik inilah

yang banyak terjadi, terutama pada anak-anak dan remaja dalam proses

belajar.

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai

motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan

motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal,

guru dituntut menjadi guru yang kreatif dalam mendidik agar dapat

membangkitkan motivasi belajar siswa.

Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang

yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk

mencapai tujuan. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif

permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau

penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak

di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar dan yang

menimbulkan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh individu dapat tercapai.

20
Motivasi anak bisa didapatkan dari diri anak itu sendiri dan juga

pengaruh orang lain atau orang terdekat terutama orang tua. Terkadang

satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal disebabkan karena

ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi). Maka dari itu orang tua

selaku pendidik utama harus berperan untuk dapat memotivasi cara belajar

anak. Orang tua harus memperhatikan belajar dan sekolah anaknya, yaitu

dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai

segala usahanya. Begitu juga orang tua harus mengarahkan cara belajar

anak di rumah, mendampingi anak membuat pekerjaan rumahnya, tidak

disita.

3. Motivasi Belajar

a. Definisi Motivasi

berawal dari kata “motiv” yang artinya dorongan atau upaya

itu, maka motivasi diartikan sebagai suatu dorongan dari dalam diri

individu untuk melakukan suatu tindakan dengan cara tertentu sesuai

dengan tujuan yang direncanakan. motivasi disini menjadi suatu alat

kejiwaan untuk bertindak sebagai gerak atau daya dorong untuk

melakukan pekerjaan. 25

Motivasi merupakan suatu daya penggerak baik berasal dari

individu yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas guna

mencapai sebuah tujuan yang diinginkan. indikatornya meliputi durasi

kegiatan (berapa lama kemampuan pengguna waktu untuk melakukan

25
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa ( Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset, 2015), hal. 4

21
kegiatan), frekuensi kegiatan (berapa selang kegiatan ini dilaksanakan

dalam priode waktu tertentu), presistensi (ketepatan pada tujuan kegiatan

belajar), ketabahan, keuletan, kemampuan dalam menghadapi rintangan

dan kesulitan untuk mencapai tujuab, target, cita-cita, pengorbanan

untuk mencapai tujuan dengan arah sikap yang baik.26

Daya penggerak di dalam diri anak yang sanggup

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan pembelajaran,

sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar anak dapat

tercapai.27 Adanya daya penggerak agar anak dapat bergerak sesuai

dengan kemampuanya dan anak juga dapat meningkatkan daya gerak

agar terus termotivasi dan mencapai tujuan yang diinginkan.

b. Macam – macam Motivasi Belajar

Motivasi dalam belajar sangatlah diperlukan. Keberhasilan tujuan

pembelajaran bergantung pada seberapa besar antusias siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada umumnya motivasi belajar dating

dari dua sisi yaitu motivasi dari dalam diri siswa itu sendiri ( motivasi

ekstrinsik ), dan motivasi yang dating dari luar siswa (motivasi ekstrinsik).

Macam – macam motivasi belajar menurut Sardiman, yaitu:

1) Motivasi intrinsik

Menurut A.M Sardiman “siswa yang memiliki motivasi intrinsic

akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang


26
Ignatius Sulistyo, Peningkatan Motivasi Belajar dengan Menerapakn Model
Pembelajaran Kooperatif TGT Pada Pelajaran PKN, Jurnal Studi Sosial 4, No. 1 (2016) , hal. 17
27
Ibid,. hal. 18

22
berpengetahuan, yang ahli dalam segala bidang yang di sukai. Siswa

yang benar-benar ingin mencapai tujuan maka harus belajar, karena

tanpa motivasi maka tujuan belajar tidak akan tercapa”. Maka dari itu

dorongan muncul dari dalam diri sendiri yang bersumber dari

kebutuhan untuk menjadi orang yang terdidik.

Dalam proses belajar, siswa yang mempunyai motivasi intrinsic

dapat dilihat dari belajarnya. Aktivitas belajar dimulai dan diteruskan

berdasarkan suat dorongan yang ada di dalam dirinya dan akan terkait

dengan belajarnya. Seorang siswa merasa butuh dan memiliki

keinginan belajar sehingga dapat mencapai tujuan belajar untuk

mendapatkan pengetahuan, nilai serta keterampilan, bukannya

mengharapkan suatu pujian.

2) Motivasi ekstrinsik

Menurut Elida Prayiton ada beberapa dorongan ekstrinsik yang

digunakan guru supaya dapat merangsang minat siswa dalam

menerima pembelajaran, seperti memberikan penghargaan dan hadiah

pada siswa. 28

Diantara berbagai factor yang mempengaruhi pembelajaran,

motivasi sering disebut sebagai factor dominan, karena setiap aktivitas

manusia pada dasarnya dilandasi dengan adanya dorongan untuk

mencapai tujuan atau terpenuhnya kebutuhan. Adanya dorongan

tersebut disebut sebagai motivasi. Dalam beberapa terminology,

28
Ifni Oktiani, “Kreatifitas Guru Dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik”, (Jurnal
Kependidikan 5, no. 2, 2017), hal. 226.

23
motivasi dinyatakan sebagai suatu kebutuhan, keinginan, gerak hati,

naluri, dan dorongan, yaitu suatu yang memaksa organisme manusia

untuk berbuat atau bertindak sesuatu.

Hakikat motivasi belajar padda dasarnya merupakan suatu

dorongan internal dan eksternal pada diri siswa yang sedang belajar

untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan

beberapa indicator atau unsur yang mendukung.

c. Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa

Manusia sebagai makhluk sosial, yang selalu berinteraksi dengan

lingkungannya, sudah tentu akan mendapatkan pengaruh dari lingkungan

sekitarnya. Begitu juga dalam hal motivasi, setiap individu akan

mendapatkan arahan dari lingkungan tempat tinggalnya maupun tempat

belajar. Faktor yang memengaruhi motivasi belajar siswa adalah sebagai

berikut:

1). Cita-Cita Atau Aspirasi Siswa

motivasi belajar nampak pada keinginan sejak kecil seperti

keinginan belajar berjalan, belajar berbicara, keinginan pandai

membaca, bisa bernyanyi, dan masih banyak lagi. keberhasilan

mencapai keinginan tersebut dapat menumbuhkan kemauan bergiat,

bahkan di kemudian hari memicu timbulnya cita-cita dalam

kehidupan. timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal,

moral, kemauan, bahasa, dan nilai kehidupan. timbulnya cita-cita

juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian.

24
melakukan sebuah keinginan yang akan terpenuhi dapat

memperbesar suatu kemauan dan semangat belajar untuk menuju

suatu pencapaian hasrat yang harus dipenuhi. keinginan tersebut

membutuhkan sebuah pembelajaran yang berupa hadiah dan

hukuman yang dapat mengubah dari keinginan menjadi kemauan

bahkan cita-cita.

2). Kemampuan Belajar Siswa

keinginan seseorang anak perlu diawali dengan kemampuan

atau kecepatan dalam dirinya. keberhasilan membaca suatu buku

bacaan akan menambah kekayaan dalam hidupnya, dalam artian

kecakapan akan mengikuti. sehingga keberhasilan tersebut dapat

memuaskan dan menyenangkan hatinya. secara perlahan anak akan

mulai menyukai kegiatan membaca tersebut. jadi dapat dikatakan

bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk

menuntaskan tugas-tugas sebagai bentuk perkembangannya.

3). Kondisi Jasmani Dan Rohani Siswa

kondisi jasmani dan rohai dapat mempengaruhi motivasi

belajar siswa. seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah –

marah akan mengganggu perhatian belajar. sebaliknya, seorang

siswa yang sehat, kenyang dan gembira akan mudah memusatkan

perhatian pada saat belajar. anak yang sakit akan merasa tidak ada

semangat dalam belajar. anak yang marah-marah akan sukar untuk

memusatkan pehatiannya dalam proses pembelajjaran. setelah siswa

25
tersebut sehat maka ia akan mengejar ketinggalan pejalajaran. siswa

tersebut dengan hati yang gembir memngerjakan tugas-tugas agar ia

dapat memperoleh nilai yang memuaskan. dengan kata lain, kondisi

jasmani dan rohani sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar

siswa.

4). Kondisi Lingkungan

lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan

tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan.

sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh

lingkungan sekitar. seperti tempat tinggal yang kumuh, lingkungan

besosialisasi yang tidak sehat, akan mengganggu kesungguhan anak

dalam belajar. kondisi lingkungan tempat tinggal juga harus selaras,

tidak adanya permusuhan antara tetangga, pergaulan bebas dan

sebagainya. 29

lingkungan disekolah pun sangat berpengaruh atas motivasi

siswa, maka dari itu lingkungan sekolah yang seharusnya memberi

kenyamanan dan kesan indah seperti, pergaulan siswa yang rukun,

akan memperkuat anak termotivasi dalam belajar, lingkungan

sekolah yang sehat, kerukunan hidup, interaksi dengan guru,

ketertiban pergaulan sangat perlu diperhatikan guna untuk

keberhasilan belajar anak.

5). Unsur-Unsur Dinamis Belajar


29
Selfia S Rumbewas, Beatus M Laka, dan Naftali Meekbun, “Peran Orang Tua dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di Sd Negeri Saribi”, Jurnal Edumatsains 2, No. 2
(2018), hal 210

26
setiap orang memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan,

dan pikiran yang akan berubah berkat pengalaman hidup.

pengalaman dengan teman sebaya sangat berpengaruh pada motivasi

dan prilaku belajar siswa. lingkungan budaya siswa yang berupa

surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film semakin menjangkau

siswa. disemua situasi lingkungan tersebut mendinamisasikan

motivasi belajar siswa. dengan melihat tayangan televisi yang positif

membuat siswa tertarik untuk belajar dan berusaha. pelajaran yang

masih berkembang dalam jiwa dan raganya, lingkungan yang

semakin bertambah baik, merupakan kondisi dinamis yang bagus

dalam pembelajaran.

Guru profesional diharapkan mampu memanfaatkan tehnologi

seperti LCD Proyekto, video, dan media-media belajar lainnya, guna

menarik simpatik minat belajar siswa.

d. Indikator Siswa Termotivasi

Indicator siswa termotivasi di lihat dari ketertarikan siswa pada suatu

hal yang sangat kuat, mempunyai semangat yang tinggi, gigih

menghadapi tantangan, memiliki tekad yang kuat untuk mencapai tujuan.

Menurut Sardiman ciri-ciri siswa termotivasi dalam proses belajar

adalah sebagai berikut: 30

1) Tekun menghadapi tugas yang diberikan (dapat bekerja terus-

menerus dalam waktu lama, tidak berhenti sebelum selesai)

30
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Grafindo
Persada, 2007), hal. 83

27
2) Ulet dalam menghadapi kesulitan (tak lekas putus asa).

3) Menunjukkan minta terhadap macam-macam masalah

4) Senang mencari dan memecahkan masalah

5) Dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya (jika sudah yakin

akan sesuatu)

Wiliams & Williams menyatakan bahwa cara mengetahui siswa

termotivasi untuk belajar di kelas adalah siswa memperhatikan

penjelasan guru, siswa segera mengerjakan tugas yang diberikan, siswa

berani bertanya dan mau menjawab pertanyaan dengan sukarela, siswa

senang mengikuti pelajaran dan sangat rajin. 31

e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Motivasi

1) Faktor Pendorong

Biasanya faktor pendorong motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu antara lain:

a) faktor intrinsik adalah faktor yang muncul dari dirinya sendiri

berkat motivasi dirinya dengan berkeinginan untuk belajar

tanpa ada suruhan atau motivasi dari orang lain, tetapi motivasi

itu muncul sendiri dari diri pribadi sendiri. Sebabnya yaitu

karena memang siswa tersebut mempunyai motivasi, minat,

serta akat untuk belajar. Dengan sebab-sebab itulah faktor

pendorong belajar muncul dari faktor intern ( dari dalam).

Dengan faktor intrinsik inilah siswa itu dalam belajarnya aman

31
Wiliams & Caroline Wiliams, Five Key Ingridients For Improving Student Motivation.
Online Tersedia di Http://Www.Aabri.Com/Rhej.Html (diakses Pada 4 Desember 2022)

28
dan cepat mengerti, karena sifat berkeinginan belajar itu

muncul dari diri sendiri tidak dari orang lain.

b) Faktor ekstrinsik ini merupakan faktor pendorong yang berasal

dari luar diri seseorang yang dimana faktor pendorong ini

muncul melalui bimbingan orang lain atau motivasi muncul

melalui orang lain, tidak dari diri sendiri. Yang mana faktor

pendorong siswa ekstrinsik ini muncul melalui berbagai pihak

seperti: keluarga, teman sebaya, atau masyarakat

dilingkungannya.

2) Faktor Penghambat

Secara umum faktor – faktor yang mempengaruhi proses belajar anak

dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor

tersebutlah yang mempengaruhi motivasi belajar anak. berikut akan

diuraikan tentang kedua faktor penghambat belajar.32

a) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri

individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor

internal meliputi: 1). Faktor biologis meruapakan masa peka,

masa mulai berfungsinya faktor fisiologis pada tubuh manusia.

faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan

kondisi fisik seseorang. Keadaan fungsi jasmaniah atau

fisiologis. dimana keadaan fungsi ini merupakan anak yang

32
Azwar, S, Sikap dan Prilaku Dalam Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya,
( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hal. 43

29
memiliki kecacatan fisik ( panca indera atau fisik ) tidak akan

dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. meskipun juga

ada anak yang memiliki kecacatan fisik namun nilai

akademiknya memuaskan. Misalnya anak tersebut sulit untuk

bergaul karena merasa minder akan kekurangannya; 2). Faktor

psikologis merupakan faktor yang berasal dari keadaan

psikologis anak yang dapat mempengaruhi proses belajar.

Kecerdasan siswa merupakan faktor psikologis yang paling

penting dalam proses belajar anak, karena menentukan kualitas

belajar siswa. Sikap siswa dalam belajar dipengaruhi oleh

perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, prlajar

atau lingkungan sekitarnya.

b) Faktor Eksternal

Faktor eksternal dapat mempengaruhi proses belajar anak.

Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan

menjadi faktor lingkungan sosial dan non-sosial. Lingkungan

sosial anak dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar.

Lingkungan sosial ini meliputi lingkungan sosial sekolah dan

faktor lingkungan masyarakat.

H. METODE PENELITIAN

Metode penelitian ( research ) merupakan suatu kegiatan ilmiah

dalam rangka pemecahan suatu permasalahan.33 Fungsi penelitian ini adalah

33
Saiffudin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1998),
hal. 1

30
mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan

alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah.

1. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memiliki tujuan untuk

memahami realitas sosial, yaitu melihat dunia dari sisi apa adanya bukan

dunia yang seharusnya, maka dari itu seorang peneliti kualitatif harus

memiliki sifat yang bersifat terbuka (open minded).34 Penelitian ini

menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Peneliti menggunakan jenis kualitatif yang dimana peneliti terjun

langsung ke SDN 02 Selebung yang merupakan lokasi penelitian tersebut.

Peneliti ini mencari data langsung berupa melakukan wawancara atau

percakapan terhadap orang yang bersangkutan. Peneliti ini menggunakan

pendekatan kualitatif karena pada permasalahan mengenai “strategi guru

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa”, ingin mendapatkan solusi

bagaimana cara mengatasi permasalahan yang terjadi pada siswa yang

memiliki motivasi belajar rendah yang diakibatkan pola asuh orang tua.

Sehingga tidak memungkinkan bagi peneliti untuk menggunakan

metode kuantitatif yang menggunakan instrumen angkat atau metode

penelitian yang lain. Karena pada permasalahan ini sangat tepat kiranya jika

peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif untuk memahami masalah

yang dihadapi oleh siswa sehingga memiliki motivasi belajar yang rendah.

Adapun ciri yang dimiliki pada peneliti kualitatif yaitu sebagai berikut:
34
Mamik, Metodologi kualitatif, ( Sidoarjo : Zifatama Publisher, 2015 ), hal. 3

31
a. Data yang diperoleh berupa data secara langsung yang di dapat dari

lapangan, bukan dari laboratorium atau penelitian yang terkontrol

b. Penggalian data dilakukan secara ilmiah, melakukan kunjungan pada

situasi-situasi alamiah subyek.

c. Memperoleh makna baru dalam bentuk kategori – kategori jawaban .35

Penelitian kualitatif ini memusatkan pada kegiatan ontologis.

Ontologis pada penelitian kualitatif yaitu memandang realita dalam bentuk

subjektif dan bersatu dengan peneliti, kualitatif menunjukkan adanya

interaksi yang tercipta antara peneliti dengan subjek yang diteliti. Metodologi

ini mengandung nilai-nilai. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata,

kalimat, maupun gambar yang memiliki makna dan mampu memacu

timbulnya pemahaman yang lebih nyata dari pada hanya sekedar angka

ataupun frekuensi. Peneliti menekankan catatan dengan deskriptif kalimat

yang merinci, lengkap, dan mendalam yang dapat menggambarkan situasi

yang sebenarnya guna mendukung penyajian data. Oleh karena itu penelitian

kualitatif ini secara umum sering disebut sebagai pendekatan deskriptif.

Peneliti berusaha menganalisis data dalam berbagai nuansa sesuai bentuk

aslinya seperti pada waktu pencatatan atau dikumpulkannya hasil observasi

dan wawancara.36

2. Kehadiran Peneliti

35
Agus Salim, Teori & Pradigma Penelitian Sosial, ( Yogyakarta : Tiara Wacana, 2006),
hal 4.
36
Faridah Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif, (Surakarta : Accounting LFFA at
Binus University, 2014), hal. 96

32
Kehadiran peneliti merupakan hal yang harus ada dalam suatu

penelitian kualitatif, dimana kehadiran peneliti merupakan instrument yang

utama, dalam penelitian diketahui perannya oleh subyek atau informal.

Tujuan peneliti secara langsung ke lokasi tempat penelitian merupakan untuk

mengumpulkan semua data secara mendalam, lugas dan luas serta data yang

dikumpulkan merupakan data yang relevan dan data yang diperlukan dalam

penelitian.

3. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 02 yang berlokasi di jalan Raya,

Selebung Ketangga, Keruak, Lombok Timur, NTB. Alasan peneliti

mengambil penelitian di sini, karena peneliti pernah mengikuti kegiatan

relawan literasi selama 1 minggu lebih. Sehingga peneliti dapat menemukan

masalah atau kendala yang dialami oleh sekolah tersebut. Yang paling

menonjol permasalahannya terkait motivasi atau minta belajar siswa yang di

akibatkan oleh faktor internal keluarganya atau pola asuh yang kurang baik.

4. Jenis Data dan sumber Data

Jenis data dan sumber data merupakan salah satu pertimbangan

dalam memilih masalah penelitian adalah ketersediaan sumber data. Data

penelitian kualitatif bersifat understanding (memahami) terhadap fenomena

atau gejala sosial, karena bersifat to learn about the people (masyarakat

sebagai subyek).

Data dalam penelitian pada dasarnya terdiri atas semua informasi

atau bahan yang disediakan alam ( dalam arti luas ) yang harus dicari,

33
dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti. Data penelitian terdapat pada segala

sesuatu apa pun yang menjadi bidang dan sasaran penelitian. 37

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Data Primer

Data primer merupakan data basis atau utama yang digunakan

dalam penelitian. Data primer merupakan jenis data yang dikumpulkan

secara langsung dari sumber utamanya seperti melalui wawancara,

survei, eksperimen, dan sebagainya. Data primer biasanya bersifat

spesifik karena disesuaikan oleh kebutuhan peneliti.

Data pokok dapat dideskripsikan sebagai jenis data yang

diperoleh langsung dari pihak pertama subjek penelitian atau responden

atau informan.

2) Data Skunder

Data skunder merupakan data tambahan yang diambil tidak

secara langsung dilokasi atau lapangan, tetapi melalui sumber yang

sudah dibuat oleh peneliti terdahulu, seperti data yang didapat dari

dokumntasi yangn meliputi profil dan struktur SDN 02 SELEBUNG.

Sumber data skunder ini dapat digunakan dalam penelitian, dengan

fungsinya sebagai sumber data pelengkap ataupun yang utama bila tidak

tersedia nara sumber dalam fungsinya sebagai nara sumber data primer.38

37
Subroto, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1992), hal. 34
38
Ibid., hal. 113

34
Adapun data skunder yang didapat dalam penelitian sebelumnya

berupa; Data sekolah, data guru kelas, data siswa, data indeks prestasi

siswa.

5. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data antara lain wawancara,

observasi, dan dokumentasi.

a. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan antara dua orang, melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya

dengan mengajukan berbagai pernyataan – pernyataan atau informasi

berdasarkan tujuan tertentu.39

Secara umum berdasarkan cara pelaksanaanya, wawancara

terbagi menjadi dua jenis yaitu wawancara terstruktu dan wawancara

tidak terstruktur. Wawancara terstruktur atau terpimpin dimana semua

pertanyaan – pertanyaan yang ingin diajukan sudah dipersiapkan secara

rincian dan lengkap. Sedangkan wawancara tidak terstruktur merupakan

wawancara yang dimana pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bersifat

terbuka. Jenis ini juga bias disebut wawancara bebas sebab pewawancara

dapat menanyakan apa saja kepada narasumber.

Dalam kegiatan ini peneliti menggunakan jenis wawancara tidak

terstruktur memiliki ciri khas bebas dimana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang disusun secara sistematis dan lengkap untuk


39
Mardiyah Hayati dan Aqodiah. Pembelajaran Nilai Islam Kemuhamadiyahan DI TK
ABA Panto Daeng Sumbawa Besar dan TK ABA Taliwang Sumbawa Barat, Jurnal Prodi PGMI,
2019, hal. 100

35
mengumpulkan data yang diperoleh. Peneliti mendengarkan apa yang

diceritakan oleh responden. Wawancara dilakukan baik secara langsung

face to face atau video call, oleh karena itu pewawancara perlu memahami

situasi dan kondisi sehingga dapat memilih waktu yang tepat dimana harus

melakukan wawancara.40

b. Observasi

Observasi juga disebut sebagai penyelidikan yang digunakan

dengan alat indra, baik tidak langsung maupun langsung terhadap gejala

atau masalah yang akan diteliti. Metode observasi dilakukan disaat

tindakkan sedang berlangsung atau disaat sedang ada di lapangan. Pertama

kali dilakukannnya observasi dengan cara menyeluruh terhadap masalah

yag diteliti dengan melakukan penelitian melalui kajian pustaka dan

masalah lapangan yang diteliti guna memperoleh fokus penelitian serta

mempelajari masalah penelitian.41

Melalui observasi peneliti melakukan dokumentasi dan refleksi

secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi subjek penelitian, semua

yang dilihat dan didengar dalam proses observasi itu dapat dicatat dan

direkam dengan teliti jika itu sesuai dengan tema dan masalah yang dikaji

dalam penelitian.

Observasi merupakan teknik pengambilan data dengan ciri yang

spesifik bila dibandingkan dengan teknik wawancara atau angket.

40
Feni Rita dan Sri Wahyuni. Metode Penelitian Kualitatif, ( Sumatra Barat: PT. Global
Eksekutif Teknologi, 2022), hal 53
41
Mardiyah Hayati Dan Aqodiah. Pembelajaran Nilai Islam Kemuhammadiyahan Di TK
ABA Panto Daeng Besar Dan TK ABA Taliwang Sumbawa Besar ( Jurnal Prodi PGMI, 2019 ),
hal. 98

36
Observasi ini memiliki tahapan yang meliputi pengamatan atau

penyelidikan secara umum mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti. Setelah itu mengidentifikasi mengenai aspek-aspek

yang menjadi pusat perhatian, pembatasan objek dan pencatatan.42

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode dengan menggunakan

pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Adapun

data-data yang dibutuhkan berupa foto dokumentasi siswa yang memiliki

motivasi rendah, foto proses ketika mereka belajar dan catatan perilaku

siswa yang berhubungan dengan penelitian di SD NEGERI 02

SELEBUNG.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data secara

sistematis dan hasil data yang diperoleh melalui metode wawancara, catatan

lapangan, serta dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilihi mana yang penting dan yang dipelajari, serta membuat

kesimpulan sehingga mudah di fahami oleh diri sendiri maupun pembaca. 43

Analisis data dalam proses penyusunan data yang akan di tafsirkan untuk

selanjutnya ditarik kesimpulan. Peneliti menggunakan teknik analisis data

yang dianjurkan oleh Huberman dan Miles dalam buku Hadani, dkk.

42
Farida Nugrahani. Metode penelitian kualitatif, (Surakarta: Accounting LFFA at Binus
University, 2014), hal. 132-133
43
Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, ( Yogyakarta: CV Pustaka
Ilmu Group, 2020 ), hal. 162

37
Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam

menganalisis data di lapangan dengan model Huberman dan Miles antara lain:

a. Kondensasi Data

Reduksi data merupakan bagian dari analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan

akhir dapat ditarik dan di verifikasi. Dengan reduksi data ini dapat ditarik

dan diverifikasi. Dengan reduksi data ini dapat disederhanakan dan

ditransformasikan dalam berbagai cara dalam melalui seleksi yang kuat.

Melalui ringkasan ataupun uraian singkat, menggolongkannya dalam satu

pola yang lebih luas.

b. Penyajian Data

Penyajian adalah satu tumpukan informasi yang tersusun yang

dapat memberikan kemampuan adanya penarikan simpulan dan

pengambilan tindakan penyajian yang paling banyak digunakan pada data

kualitatif adalah bentuk teks naratif. Teks tersebut berceceran, bagian demi

bagian dan bukan simultan, tersusun kurang baik, dan sangat berlebihan.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowcard dan

sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka itu akan mudah untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan

apa yang dipahami.44

c. Penarikan Kesimpulan ( Verifikasi )


44
Ibid,. hal.162-169

38
Simpulan bukanlah ringkasan penelitian. Simpulan adalah intisari

dari temuan peneliti yang dapat menggambarkan pendapat-pendapat

terakhir yang berdasarkan pada uraian – uraian sebelumnya, keputusan

yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif dan deduktif.

Simpulan yang dibuat harus relevan dengan fokus pada penelitian, tujuan

penelitian, dan temuan penelitian yang sudah dilakukan interpretasi dan

pembahasan. Masalah dan rumusan masalah dalam penelitian ini masih

bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di

lapangan.45

7. Kredibilitas Data

Untuk meyakinkan bahwa data hasil penelitian yang diperoleh di

lokasi penelitian benar-benar dapat dipercaya maka penelitian ini dilakukan

menggunakan cara:

a. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan berarti melakukan pengamatan secara

lebih cermat dan berkesinambungan, dengan cara tersebut maka kepastian

data dapat direkam secara pasti dan sistematis. Selain itu, meningkatkan

ketentuan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi

yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan

kemudian memusatkan dari pada hal-hal yang lebih rinci.

b. Triangulasi

45
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, dan R&D ( Bandung: Alfabeta,
2016), hal 169-171

39
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang

bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan

sumber yang telah ada.46 Triangulasi yang digunakan oleh peneliti adalah

triangulasi sumber dan teknik. Adapun penjelasan triangulasi tersebut

sebagai berikut:

1). Triangulasi Sumber

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

penelitian menggali informasi dari siswa lalu dilakukan triangulasi

ke guru kelas. data dan sumber tersebut kemudian dideskripsikan

dan dikategorikan antara yang memiliki pandangan berbeda dan

pandangan yang sama serta mana pandangan yang lebih merinci.

2). Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik adalah untuk menguji kredibilitas data

yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang

sama dengan teknik yang berbeda. misalnya data diperoleh dengan

wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau

kuesioner. Pada penelitian ini, peneliti mengungkapkan data tentang

rendahnya motivasi belajar siswa dengan teknik wawancara dan

observasi dengan guru kelas V.

I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

46
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.
(Penerbit Alfabeta, Tahun 2016), hal. 338-341

40
1. BAB I PENDAHULUAN

BAB ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

2. BAB II KAJIAN TEORI

BAB ini berisikan tentang pembahasan teori dan hasil penelitian

terdahulu yang dirasa relevan untuk membantu penelitian yang akan

diteliti.

3. BAB III METODE PENELITIAN

BAB ini berisikan tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis

data, sumber data, teknik pengumpulan data yang di peroleh, kehadiran

peneliti di lokasi penelitian, teknik analisis data yang sudah diperoleh, dan

keabsahan data.

4. BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

BAB ini berisikan tentang paparan data, hasil temuan peneliti,

pembahasan, teori dan hasil penelitian.

5. BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB ini berisikan kesimpulan atas semua hasil dari penelitian,

implikasi, serta saran bagi peneliti selanjutnya.

J. RENCANA JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

n Jadwal kegiatan
Rencana
o Novemb Desem Janu Febru Mar Apri Mei Juni
Kegiatan
er ber ari ari et l

1 Proposal  

41
.

2 Seminar 

. proposal

3 Penelitian   

. skripsi

4 Sidang 

. skripsi

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, “Sistem Pendidikan Nasional” Undang – Undang Republik Indonesia.


Semarang: Aneka Ilmu, Nomor 20 Taun 2003.

Marno dan Idris, “Strategi dan Metode Pengajaran”, Yogyakarta: Ar-Ruz Media,
hal.41-42

Zakiyah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi


Aksara, Hal. 139.

Nur Hafizah, “Strategi Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran IPS di MIS Desa Seirotan”, jurnal, T.A 2017/2018
Tri Nur Fadhilah, Rofani Dan Diana Endah Handayani, “Analisis Pola Asuh
Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa”.Jurnal Pendagogi Dan
Pembelajaran, JPG, VOL 2 NO 2, TAHUN 2019, hal. 250-251.
Agency, Beranda dan Tridhonanto, Mengembangkan Pola Asuh Demokratis,
Jakarta: Gramedia, 2014, hlm. 35.
Lestari, Psikologi Keluarga, Jakarta: Kencana Pernada Group, 2012, cet. 2, hal.
110

42
Tri Nhur Fadhilah, dkk, “Analisis Pola Asuh Orang Tua Terhadap Motivasi
Belajar Siswa”, jurnal JP2, VOL 2 No 2, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Semarang. 2019
Siti Sarina, “Strategi Guru Dalam Mengatasi Dampak Broken Home Siswa Kelas
V Di Mi Nurul Quran Pagutan”, undergraduate thesis, Universitas
Muhammadiyah Mataram . 2022.
Nazula Syifaul Maghfirah, “Peran Pola Asuh Orang Tua Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Anak Kelompok A di TK Islam Plus Mutiara
Banguntapan Bantul Yogyakarta”, skripsi, Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2018.
Husamah, dkk, pengertian dan konsep dasar pendidikan, unsur pendidikan dan
pendidikan sebagai sistem, Malang: UMMPress, 2019. hal. 32-33
Moh. Asrori, Mengutip Baron dalam bukunya Psikologi Pembelajaran, Bandung:
Wacana Prima, 2008. hal. 61
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar,
Bandung: Alfabeta, 2012. hal 20.
Dedi Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012. hal 217.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2009. hal. 22
Muhammad Fathurrahman, Pradigma Pembelajaran Kurikulum 2013, Strategi
Alternatif Pembelajaran Di Era Global, Yogyakarta: Kalimedia, 2015.
hal 212.
Ibid hlm 299-300
Slameto, Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,
2007. hal. 57
Oemar Hamalik, Kurikulum dan pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2010. hal.
106
Umi Mai Saroh. Strategi Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik
Kelas Rendah Di MI Podorejo Sumber Gempol Tulung Agung. Skripsi
Fakultas Tarbiyah Dan Institusi Agama Islam, 2020. Hal. 51-52

43
Iif Khoiru Ahmad, Dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2011. hal. 17-19
Nyanyu Khadijah, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 2014. hal 149
Ifni Oktiani, “Kreatifitas Guru Dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik”, Jurnal
Kependdidikan 5, no. 2, 2017. hal. 226.
Ignatius Sulistyo, Peningkatan Motivasi Belajar Dengan Menerapakn Model
Pembelajaran Kooperatif TGT Pada Pelajaran PKN, Jurnal Studi Sosial 4,
No. 1. 2016. Hal. 17
ibid,. hal. 18
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru Dan Siswa Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset, 2015. Hal. 4
Azwar, S, Sikap Dan Prilaku Dalam Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. hal. 43
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya, Jakarta: Pt Bumi Aksara,
2011. Hal. 23
Selfia S Rumbewas, Beatus M Laka, Dan Naftali Meekbun, “Peran Orang Tua
Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Di Sd Negeri
Saribi”, Jurnal Edumatsains 2, No. 2. 2018. Hal 210
Al-Tridhonanto dan Beranda Agency, Mengembangkan Pola Asuh Demokratis,
Jakarta: PT Gramedia, 2014. hlm. 5
Ibid., hal. 6
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga,
Jakarta: Rineka Cipta, 2014. hlm. 32-33
Rusmaini, Ilmu Pendidikan, Palembang: Grafika Telindo Perss, 2011. hlm. 98
Tri Nur Fadhilah, Rofani Dan Diana Endah Handayani, “Analisis Pola Asuh
Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa”.Jurnal Pendagogi Dan
Pembelajaran, JPG, VOL 2 NO 2, TAHUN 2019. hal 250-251
Agus Salim, “Teori & Pradigma Penelitian Sosial”, Yogyakarta : Tiara Wacana,
2006. hal 4.
Saiffudin Azwar, “Metodologi Penelitian”, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset,
1998. hal. 1

44
Mamik, “Metodologi kualitatif”, Sidoarjo : Zifatama Publisher, 2015. hal. 3
Subroto, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1992. Hal. 34
Faridah Nugrahani. “Metode Penelitian Kualitatif”, Surakarta : Accounting LFFA
at Binus University, 2014. hal. 96
Agus Salim, “Teori & Pradigma Penelitian Sosial”, Yogyakarta : Tiara Wacana,
2006. hal 4.
HB, Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif, Solo: UNS Press, 2002. hal. 51
Ibid., hal. 52
Beni Ahmad Saebani. Metode Penelitian. Bandung:CV Pustaka Setia,2008. hal.
186
Mardiyah Hayati dan Aqodiah. Pembelajaran Nilai Islam Kemuhamadiyahan DI
TK ABA Panto Daeng Sumbawa Besar dan TK ABA Taliwang Sumbawa
Barat, Jurnal Prodi PGMI, 2019. hal. 100
Feni Rita dan Sri Wahyuni. Metode Penelitian Kualitatif ( Sumatra Barat: PT.
Global Eksekutif Teknologi, 2022. hal 53
Mardiyah Hayati Dan Aqodiah. Pembelajaran Nilai Islam Kemuhammadiyahan
Di TK ABA Panto Daeng Besar Dan TK ABA Taliwang Sumbawa Besar,
Jurnal Prodi PGMI, 2019. hal. 98
Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: CV
Pustaka Ilmu Group, 2020. hal. 162
Farida Nugrahani. Metode penelitian kualitatif, Surakarta: Accounting LFFA at
Binus University, 2014. hal. 132-133
Sugiono,Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D. Penerbit Alfabeta, Tahun 2016. hal. 169-171

Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan


R&D. Penerbit Alfabeta, Tahun 2016. Hal 338-341

Https://Data.Sekolahkita.Net/Sekolah/Sd%20negeri%202%20selebung
%Ketangga_173761?Amp=1

45
46

Anda mungkin juga menyukai