Anda di halaman 1dari 12

Faktor Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. II No.

1 Maret 2015

PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK


MENGEMBANGKAN SIKAP DAN KEBIASAAN
BELAJAR SISWA

Sabrina Dachmiati
Program Studi Bimbingan dan Konseling
FIPPS Universitas Indraprasta PGRI
Sdachmiati@yahoo.co.id

Abstract: This research is starting from tendency of negative attitude and


negative student’s habits. The purpose of this research producing group
mentoring programme to develop student’s learning attitude and habits, and to
compile the program researcher require a profil of student’s attitude and
student’s learning habit. Method used is qualitative and quantitative with action
research strategy. Data collection is carried out with attitude inventory, habits
inventory, interview and observation.The result obtained are negative attitude in
learning, specifically for attitude to task, attitude to teacher, attitude in class and
attitude of facing examination. In addition, students habits in learning are still
negative in particular habit of using his/her free time.This research
recommended the group mentoring programme as reference and guidelines to
enchance student’s learning attitude and habits.

Key words: The guidance group., attitude., Learning habits

Abstrak: Penelitian ini bertitik tolak dari kecenderungan sikap dan kebiasaan
belajar siswa yang negatif.Tujuan penelitian ini menghasilkan Program
Bimbingan Kelompok Untuk Mengembangkan Sikap dan Kebiasaan Belajar
Siswa dan untuk menyusun program tersebut peneliti memerlukan profil sikap
dan kebiasaan belajar siswa. Metode yang digunakan adalah kuantitatif-kualitatif
dengan strategi action research. Pengumpulan data dilakukan dengan inventori
sikap, inventori kebiasaan, wawancara dan observasi. Hasil yang diperoleh
adalah sikap belajar negatif khususnya sikap terhadap tugas, sikap terhadap guru
mata pelajaran, sikap belajar di kelas, sikap menghadapi ujian/ulangan. Selain
itu kebiasaan belajar siswa masih negatif khususnya kebiasaan menggunakan
waktu luang untuk belajar dan kebiasaan belajar di rumah. Penelitian ini
merekomendasikan program bimbingan kelompok sebagai acuan dan pedoman
untuk meningkatkan sikap dan kebiasaan belajar siswa.

Kata kunci : bimbingan kelompok., sikap., kebiasaan belajar

10
Faktor Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. II No. 1 Maret 2015

PENDAHULUAN memiliki akhlak mulia berdasarkan ajaran


agama.
Belajar, perkembangan dan Pembelajaran di sekolah bertujuan
pendidikan merupakan hal yang menarik untuk keberhasilan siswa dalam pencapaian
untuk dipelajari. Ketiga gejala tersebut prestasi belajar yang ditandai dengan
terkait dengan pembelajaran. Belajar tercapainya Standar Kompetensi Lulusan
dilakukan oleh siswa secara individu. (SKL) dan Standar Ketuntasan Belajar
Perkembangan dialami dan dihayati pula Minimal (SKBM). Untuk mencapai standar
oleh individu siswa, sedangkan pendidikan kelulusan dan standar kompetensi ini siswa
merupakan kegiatan interaksi. Dalam dipengaruhi oleh berbagai faktor antara
kegiatan interaksi tersebut, pendidik atau lain faktor eksternal atau disebut faktor
guru bertindak mendidik peserta didik atau luar yaitu faktor yang berasal dari luar
siswa. Tindak mendidik tersebut tertuju individu seperti sarana belajar, ekonomi
pada perkembangan siswa menjadi mandiri. orang tua, lingkungan dan metode mengajar
Untuk dapat berkembang menjadi mandiri guru. Faktor internal atau faktor dalam
harus belajar.Sekolah sebagai tempat yaitu faktor yang berasal dari dalam
pencapaian pengetahuan pendidikan juga individu itu sendiri, seperti motivasi
bertujuan mengembangkan siswa agar belajar, minat, tingkat kecerdasan, sikap
memiliki kekuatan spiritual keagamaan dan kebiasaan belajar. Di sekolah sering
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ditemukan siswa yang memiliki tingkat
berakhlak mulia, serta memiliki intelegensi cukup, ekonomi orang tua
ketrampilan, untuk menghadapi tantangan memadai, lingkungan mendukung, namun
global, hal ini ditegaskan dalam Undang- prestasi belajarnya masih di bawah rata-rata
undang no 20 tahun 2003 tentang sistem atau dibawah potensinya hal ini
pendidikan nasional pasal 1 ayat 1 (2003 : dimungkinkan oleh faktor kebiasaan
3) menyatakan bahwa : belajarnya kurang baik atau negatif.
Pendidikan adalah usaha sadar dan Bimbingan kelompok merupakan
terencana untuk mewujudkan suasana upaya membantu individu dalam suasana
belajar dan proses pembelajaran agar kelompok agar individu dapat memahami
peserta didik secara aktif dirinya mencegah serta memperbaiki
mengembangkan potensi dirinya untuk dengan memanfaatkan dinamika kelompok
memiliki kekuatan spiritual agar individu yang bersangkutan dapat
keagamaan, pengendalian diri, menjalani perkembangannya secara
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia optimal. Bimbingan kelompok pada
serta ketrampilan yang diperlukan umumnya dengan memanfaatkan dinamika
dirinya, masyarakat, bangsa dan kelompok, kelompok yang dinamis adalah
negara. kelompok yang memiliki ciri-ciri sebagai
Tujuan pendidikan, tidak hanya berikut dalam makalah Prayitno, (1995:62)
untuk pencapaian standar kemampuan (1) saling hubungan yang dinamis, (2)
akademis saja, tetapi diharapkan siswa tujuan bersama,(3) besarnya dan sifat
mampu mengembangkan seluruh aspek hubungan dalam kelompok,(4) etiket dan
kepribadian, sehingga siswa mampu sikap terhadap orang lain, (5) dan
menjadi generasi penerus yang memiliki kemampuan mandiri.
pengetauan, ketarampilan, kepribadian, Berdasarkan hasil pengamatan guru
sehat secara jasmani dan rohani serta mata pelajaran di SMP Taruna Terpadu
Bogor, masih sering ditemukan siswa yang
11
Faktor Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. II No. 1 Maret 2015

sikap dan kebiasaan belajarnya negatif, rendah dari potensi yang dimilikinya, dan
seperti : masih adanya siswa yang untuk mengatasi masalah tersebut
memiliki kebiasaan membolos pada diperlukan adanya program bimbingan
pelajaran tertentu, tidak masuk sekolah kelompok yang dapat meningkatkan sikap
tanpa keterangan, terlambat datang dan kebiasaan belajar siswa.
kesekolah, ribut / tidak memperhatikan Sehubungan dengan permasalahan di
disaat guru mengajar tidak mengerjakan atas, yaitu rendahnya prestasi belajar siswa
pekerjaan rumah (PR), dan melupakan yang diperkirakan akibat dari sikap dan
tugas-tugas sekolah lainnya, mereka lebih kebiasaan belajar yang kurang positif maka
menyukai mangkir dari sekolah dan diperlukan program bimbingan kelompok
bermain game, internet. Sikap dan untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan
kebiasaan belajar siswa yang negatif atau belajar yang positif.
ragu-ragu dimungkinkan dapat Dengan demikian, penulis tertarik
mengakibatkan prestasi belajar rendah atau untuk mengadakan penelitian mengenai
prestasi di bawah potensi yang Program Bimbingan Kelompok Untuk
dimilikinya. Mengembangkan Sikap dan Kebiasaan
Menurut catatan guru pembimbing Belajar Siswa. Penelitian ini diarahkan
bahwa sikap, kebiasaan siswa yang malas untuk mengungkapkan profil sikap dan
belajar ini akibat dari perasaan takut pada kebiasaan belajar siswa serta program
guru, karena guru sering marah di kelas, layanan Bimbingan kelompok yang dapat
guru pilih kasih, serta sikap orang tua yang mengembangkan sikap dan kebiasaan
kurang memberi dukungan pada anaknya belajar siswa, untuk mencapai tujuan
akibat minimnya pemahaman terhadap penelitian tersebut peneliti berusaha
pendidikan, keadaan ekonomi orang tua, memahami terlebih dahulu mengenai
sehingga orang tua tidak dapat mencukupi berbagai permasalahan yang hendak diteliti,
kebutuhan sekolah anaknya. antara lain: (1) Seperti apa profil sikap dan
Guru pembimbing sebagai personil kebiasaan belajar siswa di SMP Taruna
yang dapat memahami karakter, Terpadu Bogor? (2) Program Bimbingan
kepribadian, sikap dan kebiasaan siswa kelompok seperti apa yang dapat
hendaknya memiliki program yang dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan
mengembangkan potensi siswa dengan belajar siswa SMP Taruna Terpadu Bogor?
melalui berbagai layanan bimbingan dan
konseling yang meliputi masalah belajar, TINJAUAN PUSTAKA
sosial, pribadi maupun karir, dan
berdasarkan penelitian ini program Program Bimbingan Kelompok
pengembangan sikap dan kebiasaan belajar Kegiatan bimbingan kelompok akan
di SMP Taruna Terpadu Bogor ini sangat terlihat hidup jika di dalamnya terdapat
diperlukan dan dibutuhkan. dinamika kelompok. Dinamika kelompok
Prestasi belajar yang rendah juga merupakan media efektif bagi anggota
dapat diakibatkan dari sikap belajar atau kelompok dalam mengembangkan aspek-
adanya kekacauan belajar (learning aspek positif ketika mengadakan berbagai
disorder). Hal ini terjadi karena proses kegiatan dengan orang lain sebagai anggota
belajar terganggu akibat timbulnya respon kelompoknya.
yang bertentangan dari persepsi. Siswa Prayitno (1995: 178) mengemukakan
dalam menyikapi pembelajaran di kelas bahwa Bimbingan kelompok adalah Suatu
kurang positif, sehingga kurang dapat kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok
menangkap pelajaran dengan jelas. orang dengan memanfaatkan dinamika
Akibatnya hasil belajar yang dicapai lebih kelompok. Artinya, semua peserta dalam
12
Faktor Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. II No. 1 Maret 2015

kegiatan kelompok saling berinteraksi, untuk menjalani kegiatan pada


bebas mengeluarkan pendapat, tahap selanjutnya, membahas
menanggapi, memberi saran dan lain-lain situasi dan kondisi yang sedang
sebagainya; apa yang dibicarakan itu terjadi, dan meningkatkan
semuanya bermanfaat untuk diri peserta kemampuan keikutsertaan
yang bersangkutan sendiri dan untuk anggota.
peserta lainnya. 3) Tahap kegiatan, meliputi
Pelaksanaan program bimbingan pengungkapan
kelompok diperlukan adanya persiapan dan permasalahan, Tanya jawab
proses kegiatan berlangsung mulai dari antar anggota tentang
awal hingga evaluasi dan tindak lanjut. permasalahan atau topik
Langkah-langkah tersebut menurut Juntika yang dibahas.
(2005: 18-25) adalah sebagai berikut : 4) Anggota membahas topik
1. Langkah awal, dilaksanakan untuk ataupun permasalahan
pembentukan kelompok dan secara lebih rinci lagi.
dilanjutkan dengan penjelasan tentang 4. Evaluasi kegiatan, penilaian terhadap
adanya layanan bimbingan kelompok, bimbingan kelompok berorientasi pada
pengertian, tujuan dan kegunaannya. perkembangan yaitu mengenali
2. Perencanaan kegiatan, meliputi kemajuan atau perkembangan positif
penetapan materi layanan, tujuan yang yang terjadi pada diri peserta bimbingan
akan dicapai, sasaran kefiatan, fasilitas kelompok. Penilaian itu dapat dilakukan
atau sumber bahan yang digunakan melalui :
dalam bimbingan kelompok, rencana a. Pengamatan tentang partisipasi dan
penilaian dan waktu serta tempat aktivitas peserta selama kegiatan
pelaksanaan. berlangsung.
3. Pelaksanaan kegiatan, meliputi b. Mengungkapkan pemahaman peserta
beberapa tahapan yaitu : pada materi yang dibahas
a. Persiapan yang harus dilaksanakan c. Mengungkapkan kegunaan bimbingan
antara lain persiapan secara fisik kelompok
(tempat dan bahan-bahan yang akan d. Mengungkapkan minat dan sikap
digunakan), persiapan bahan, mereka tentang kemungkinan
persiapan keterampilan dan kegiatan selanjutnya
persiapan administrasi. e. Mengungkapkan kelancaran proses
b. Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan dan suasana pelaksanaan bimbingan
1) Tahap pembentukan, selain kelompok.
pembentukan kelompok tahap ini 5. Analisis dan tindak lanjut, hal ini
merupakan tahap pengenalan. dilakukan karena analisis tentang
Sedangkan kegiatannya meliputi kemungkinan dilanjutkannya
menjelaskan pengertian dan pembahasan permasalahan atau topik
tujuan, menjelaskan cara-cara yang telah dibahas sebelumnya.
dalam bimbingan kelompok, Sedangkan tindak lanjut dapat
saling memperkenalkan dan dilaksanakan melalui bimbingan
mengungkapkan diri. kelompok berikutnya atau kegiatan
2) Tahap peralihan, kegiatannya sudah memadai dan selesai sehingga
meliputi penjelasan kegiatan upaya tindak lanjut dianggap perlu.
yang akan dilaksanakan
berikutnya, memberikan Sikap Belajar
penawaran tentang kesiapan
13
Faktor Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. II No. 1 Maret 2015

Sikap merupakan bentuk tingkahlaku Selanjutnya sikap menurut Mar’at


individu untuk merespon situasi atau (1981 : 11) adalah “suatu pre-disposisi atau
kondisi sehingga individu mau melakukan tendensi yang berarti adanya
atau tidak melakukan sesuatu, berdasarkan kecenderungan tingkah laku untuk
pemahaman persepsi dan perasaannya, bertindak senang atau tidak senang
maka dalam penelitian ini sebelum penulis terhadap obyek tertentu dan sikap memiliki
menjelaskan mengenai pengertian sikap tiga komponen yaitu kognisi, afeksi dan
belajar, Sikap belajar menurut Syamsu konasi.
Yusuf, LN (2006 : 116) adalah Dari beberapa pengertian diatas
Kecenderungan seseorang untuk peneliti mengartikan sikap adalah
melakukan atau tidak melakukan kecenderungan perilaku yang ditampilkan
kegiatan belajar, sebagai dampak seseorang dalam menghadapi kondisi atau
dari suasana pemahaman perasaan situasi tertentu berdasarkan pemahaman,
(feeling) dan keyakinan tentang persepsi, perasaan dan suasana hati, dalam
belajar atau dapat juga dikatakan menghadapi situasi atau kondisi tertentu
sebagai kecenderungan seseorang individu menggunakan pemahamannya,
dalam merespon tuntutan keyakinannya dan perasaan serta emosinya
pembelajaran. untuk menolak atau tidak mau melakukan,
Sikap menurut Lowrence S.W menerima atau mau melakukan, serta ragu-
(1977 : 317) attitude is “a relatively ragu atau netral.
enduring, organization of beliefs Sikap yang cenderung di tampilkan
around an object or situation oleh individu dalam menghadapi keadaan
predisposing one to respond in tertentu atau dalam situasi dan kondisi
some preferential manner”, These tertentu dapat membentuk kebiasaan,
three stances are reflected by the Prayitno (2004:190) menyatakan “Tingkah
three components of the most laku yang cenderung selalu ditampilkan
frequent conceptualization of an oleh indivdu dalam menghadapi keadaan
attitude the cognitive, the affective tertentu, atau ketika berada dalam keadaan
and the conatif component. tertentu,di sebut kebiasaan”.
Sikap dibentuk melalui tiga
komponen kognitif, afektif dan konatif Kebiasaan Belajar
yang termasuk didalam komponen kognitif Tingkah laku yang cenderung selalu
antara lain kepercayaan persepsi dan ditampilkan individu dalam menghadapi
informasi, sedangkan komponen afektif situasi atau kondisi tertentu disebut
merupakan lawan dari kognitif yaitu : kebiasaan dalam proses pembentukan
berkenaan dengan emosi, suasana hati kebiasaan siswa tersebut dapat dilakukan
perasaan senang ataupun tidak senang dan dengan melalui kegiatan pembiasaan.
komponen konatif berkenaan dengan satu Pembiasaan adalah kegiatan yang
kebijaksanaan yang berorientasi kepada dikondisikan untuk selalu ditampilkan,
sikap obyektif. seperti yang terdapat dalam buku Pedoman
Aspek kognitif, afektif dan konatif Pelaksanaan Pembiasaan Pusat Kurikulum
merupakan aspek pembentuk sikap. Sikap (2005 : 3) menyebutkan pembiasaan adalah
positif terbentuk jika persepsi, informasi, “proses pembentukan sikap dan perilaku
menyenangkan, namun sebaliknya jika yang relative menetap melalui pengalaman
informasi, persepsi tidak menyenangkan yang berulang-ulang sampai pada tahap
maka secara obyektif individu akan otonomi (kemandirian)”. Relatif menetap
bersikap menolak atau tidak mau artinya sudah menjadi kebiasaan.
melakukan.
14
Faktor Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. II No. 1 Maret 2015

Pengalaman yang berulang-ulang sakit bertanya secara baik dan lain


adalah pengalaman yang dibentuk melalui sebagainya.
proses pembelajaran, bukan merupakan c) Teladan yaitu kegiatan yang
hasil kematangan atau proses pemaksaan, mengutamakan pemberian contoh dan
proses pembelajaran ini akhirnya sampai teladan kepada siswa, seperti datang
pada tahap otonomi (kemandirian). tidak terlambat, berpakaian rapi,
Tahap otonomi berarti sikap dari menggunakan bahasa yang baik, sopan
perilaku tersebut sudah menjadi bagian dari santun dan tata karma yang baik sesuai
diri individu itu sendiri (internalisasi) yang dengan norma yang ada.
ditandai dengan munculnya rasa bersalah d) Terprogram yaitu kegiatan yang
(quilty feeling) apabila melakukan direncanakan dan di programkan secara
pelanggaran, berani menyatakan pendapat berkala seperti seminar, kunjungan ke
secara tegas (asertif) apabila situasi atau panti, aneka lomba, bazaar dan
kondisi tersebut tidak sesuai dengan sebagainya,
keyakinan dan perasaannya maka individu Tujuan dari kegiatan Pembiasaan
dengan tegas bisa menolak atau menurut Pusat Kurikulum (2005:3) secara
mengatakan “tidak” dan akan mengatakan umum bertujuan untuk “Mengembangkan
setuju apabila sesuai dengan perasaan dan potensi peserta didik secara optimal, yaitu
keyakinannya, mampu mengambil menjadi manusia yang mampu menata diri
keputusan atas dasar pertimbangan yang dan menjawab berbagai tantangan dari
matang dari diri sendiri, tanpa adanya dalam diri dan juga lingkungan secara
intervensi dari fihak lain. adaptif dan konstruktif“.
Kebiasaan merupakan perilaku Kebiasaan menurut Syamsu Yusuf,
individu yang selalu ditampilkan apabila LN (2006:116) kebiasaan belajar adalah
individu tersebut menghadapi suatu situasi “perilaku (kegiatan) belajar yang relative
atau kondisi tertentu, maka kebiasaan ini menetap, karena sudah berulang-ulang
perlu dibentuk dengan melalui kegiatan (rutin) dilakukan, baik cara, strategi belajar,
pembiasaan, Pusat Kurikulum dalam buku maupun pendekatan yang digunakan dalam
Pedoman Pembiasaan SMP/MTS (2005:11) belajar”.
menyatakan ada 4 bentuk kegiatan Selanjutnya menurut Prayitno
pembiasaan : (2004:19) kebiasaan adalah sebagai berikut:
a) Rutin yaitu kegiatan yang dilakukan Tingkah laku yang cenderung selalu
secara regular baik di kelas maupun di ditampilkan oleh individu dalam
luar kelas, di rumah ataupun di menghadapi keadaan tertentu, atau ketika
masyarakat seperti kebiasaan shalat, berada dalam keadaan tertentu. Kebiasaan
kebiasaan senam, pemeriksaan ini dapat terwujud dalam tingkah laku nyata
kesehatan, pergi ke perpustakaan, seperti memberi salam, tersenyum, ataupun
kebiasaan belajar dan lain sebagainya yang tidak nyata seperti berfikir, merasakan
dengan tujuan agar siswa memiliki bersikap. Sikap dan kebiasaan dalam
kebiasaan baik. kehidupan sehari-hari, seperti dalam
b) Spontan yaitu kegiatan melatih siswa hubungan sosial, mengikuti aturan, belajar
terbiasa secara spontan bersikap baik serta sikap dan kebiasaan dalam
kepada siapa saja dimana saja dan menghadapi kondisi tertentu seperti: jatuh,
kapan saja seperti tidak tergantung sakit, menghadapi ujian, bertemu guru atau
dengan waktu dan tempat seperti orang tua dan juga ketika menjumpai
memberi salam, membuang sampah sesuatu yang menakutkan dan lain
pada tempatnya, menolong teman yang sebagainya.

15
Faktor Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. II No. 1 Maret 2015

Contoh siswa yang selalu datang soal yang dinyatakan baik apabila t –nya
tepat waktu, kemudian pada suatu hari signifikan.( ≥ 0,99 )
terlambat, maka siswa tersebut merasa
dirinya bersalah dan dengan tegas mampu HASIL dan PEMBAHASAN
mengutarakan alasannya terlambat dengan
penuh tanggungjawab dan meminta maaf Gambaran Umum Mengenai Sikap
tanpa adanya intervensi dari fihak lain Belajar Siswa
untuk membuat alasan yang direkayasa. Tentang profil sikap belajar siswa di
Paparan mengenai sikap dan SMP Taruna Terpadu Bogor dilihat dari
kebiasaan yang dijelaskan diatas dapat segi aspek yang diukur pada umumnya
membentuk kebiasaan siswa dalam menunjukan sikap belajar siswa negatif,
mengikuti kegiatan belajar mengajar di namun jika dilihat yaitu mengenai
sekolah khususnya dan menjadikan ketercapaian sikap belajar berdasarkan
“aktivitas kehidupan” sehari-hari, sikap siswa per individu masih menunjukan
kehidupan pribadi seperti : makan, minum, adanya siswa yang sikap belajarnya negatif
tidur, shalat, berdoa, belajar mengikuti yaitu 9 siswa (7,5%) dan siswa yang sikap
aturan, tata tertib dan norma-norma dan belajarnya masih ragu-ragu atau netral
aktivitas lainnya. sebanyak 76 siswa (63,3%).
Dengan demikian siswa yang sikap
METODE belajarnya masih harus dikembangkan
Penelitian ini dilakukan dengan adalah 85 siswa dari sampel penelitian
rancangan action research, disebut action sejumlah 120 siswa atau 70,8% dari sampel
research karena penelitian ini dengan yang digunakan.
mengamati langsung sikap dan kebiasaan Adapun sikap belajar siswa yang
belajar siswa di sekolah, berdasarkan hasil harus dikembangkan berdasarkan hasil
pengamatan maka akan disusun dalam inventori sikap belajar siswa menunjukan
bentuk pengembangan metode atau bahwa sikap mencakup tiga hal yaitu
program bimbingan kelompok untuk siswa kognitif, afektif dan konatif.
yang memiliki rendahnya prestasi belajar, a. Sikap yang berkaitan dengan aspek
sementara untuk menganalisa peneliti kognitif
menggunakan metode kuantitatif dan 1) Pemahaman terhadap tugas
kwalitatif, karena dalam penelitian ini 2) Pemahaman terhadap pentingnya
peneliti menggunakan instrumen yang mengerjakan dan memperbaiki tugas
bersifat mengukur yaitu mengukur angket 3) Pemahaman terhadap pentingnya
sikap belajar dan kebiasaan belajar. belajar dirumah
Kualitatif karena peneliti juga 4) Keyakinan akan hasil pekerjaan/hasil
menggunakan pedoman wawancara, belajar sendiri
pedoman observasi dan hasilnya akan b. Sikap yang berkaitan dengan aspek
dijelaskan dalam bentuk laporan. afektif
Data yang telah dikumpul dari 1) Berkenaan dengan suasana kelas
angket kebiasaan belajar dan angket sikap 2) Berkenaan terhadap metode mengajar
belajar siswa kemudian dikelompokan dan guru
diurutkan berdasarkan jawaban siswa 3) Tugas yang menyenangkan
dengan menggunakan skala likert : c. Sikap yang berkaitan dengan aspek
Menganalisa butir soal dengan konatif
menggunakan uji normalitas sebaran 1) Berkenaan dengan tempat duduk
jawaban menurut Nana Syaodih (2005:242) 2) Membuat catatan dan mengerjakan
Sedangkan untuk mencari signifikan butir tugas
16
Faktor Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. II No. 1 Maret 2015

Dengan demikian dapat disimpulkan 1. Sikap siswa terhadap tugas/PR


bahwa sikap adalah bentuk perilaku atau 2. Sikap siswa dalam belajar dikelas
kesiapan antisipatif terhadap situasi dan 3. Sikap siswa dalam menghadapi
kondisi, sebagai dampak dari pemahaman ujian/ulangan
(kognitif), perasaan (afektif) dan konatif 4. Sikap siswa terhadap guru
sebagai kebijaksanaan dalam menentukan 5. Sikap siswa terhadap mata pelajaran
sikap. Selanjutnya dari angket kebiasaan
Dari gambaran profil sikap belajar belajar diperoleh gambaran tentang profil
dan profil kebiasaan belajar siswa tersebut kebiasaan belajar siswa yang positif,
kemudian peneliti tuangkan dalam bentuk negatif, kurang positif dan kebiasaan
program bimbingan kelompok di sekolah sedang atau kadang-kadang dinyatakan
setelah diuji cobakan atau didesiminasikan dalam frekuensi siswa dalam melakukan
ke sejumlah guru bimbingan dan konseling sesuatu dalam penelitian ini peneliti
dalam hal ini guru bimbingan dan menyediakan empat pilihan selalu, sering,
konseling di kabupaten bogor, sebagai uji kadang-kadang, jarang dan tidak pernah.
validitas atau uji kelayakan program, yang meliputi aspek sebagai berikut :
dengan materi sebagai berikut : a. Kebiasaan sebelum belajar
1. Sikap siswa terhadap tugas/PR, b. Kebiasaan belajar di waktu senggang
2. Sikap siswa dalam belajar di kelas, c. Kebiasaan belajar di kelas
3. Sikap siswa dalam menghadapi d. Kebiasaan dalam kelompok belajar
ujian/ulangan, e. Kebiasaan belajar di rumah
4. Sikap siswa terhadap guru
5. Sikap siswa terhadap mata pelajaran. Profil Mengenai Sikap Belajar Siswa
Jika peneliti amati bahwa profil sikap
Gambaran Umum Mengenai Kebiasaan belajar di SMP Taruna Terpadu Bogor pada
Belajar Siswa umumnya belum seluruhnya positif yaitu
Gambaran umum menunjukan bahwa dari 120 sampel yang digunakan dalam
masih ada beberapa aspek kebiasaan yang penelitian menunjukan 63,3% sikap belajar
negatif diantaranya aspek kebiasaan belajar siswa ragu-ragu dan 7,3% dan sikap
di rumah dan aspek kebiasaan belajar belajar siswa negatif. Siswa dinyatakan
diwaktu senggang, dari gambaran mengenai memiliki sikap positif apabila skor dari
profil kebiasaan belajar ini selanjutnya angket sikap ≥ 53, diperoleh dari rata-rata
peneliti akan menyusun program skor siswa jika siswa memberikan jawaban
bimbingan dan konseling yang dapat setuju pada item pernyataan sikap maka
mengembangkan kebiasaan belajar siswa siswa diberi skor dua dan jika jawaban
khususnya kebiasaan belajar di rumah dan siswa ragu-ragu maka diberi skor satu dan
kebiasaan belajar di waktu luang atau skor nol apabila siswa menyatakan tidak
diwaktu senggang. setuju.
Dari gambaran profil sikap belajar Sikap belajar yang positif ditandai
dan profil kebiasaan belajar siswa tersebut dengan tingkah laku sebagai berikut :
kemudian peneliti tuangkan dalam bentuk 1) Sikap terhadap tugas :
program bimbingan kelompok di sekolah a) Menganggap bahwa mengerjakan
setelah diuji cobakan atau didesiminasikan tugas (PR) adalah penting
ke sejumlah guru bimbingan dan konseling b) Menyadari manfaat mengerjakan
dalam hal ini guru bimbingan dan tugas/PR
konseling di kabupaten bogor, sebagai uji c) Menyelesaikan tugas tepat waktu
validitas atau uji kelayakan program,
dengan materi sebagai berikut :
17
Faktor Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. II No. 1 Maret 2015

d) Mengerjakan tugas dengan tekun di kelas tidak diyakini,dimengeri,dipahami


tanpa mengeluh dan dirasakan manfaatnya.
e) Menyenangi tugas, karena Sikap dapat dibentuk melalui
menganggap bahwa banyak tugas informasi yang diterima berdasarkan
berarti banyak pengetahuan pemahaman, persepsi, keyakinan (kognitif)
2) Sikap belajar dikelas siswa akan percaya apabila siswa memiliki
a) Menyenangi belajar di kelas walau informasi yang dapat meyakinkan dirinya
suasana kelas kurang nyaman bahwa belajar merupakan sesuatu yang
b) Memperhatikan keterangan guru harus dilakukan, dan perasaan , suasana
c) Menyadari dan memahami bahwa hati, emosi ( afektif) merupakan dampak
mengikuti pelajaran di kelas dari keperyaan, bila siswa percaya bahwa
merupakan kewajiban dan tanggung belajar merupakan sesutu yang penting
jawab dalam mencapai tujuan belajar maka siswa
d) Duduk dan memperhatikan setiap akan merasa senang dan berdasarkan
keterangan guru kepercayaan dan perasaan tersebut siswa
akan bertindak (konatif) baik positif
maupun negatif terhadap obyek atau belajar
3) Sikap menghadapi ulangan/ujian dan tindakan atau keputusan yang
a) Menghadapi ulangan dengan dilakukan tergantung pada persepsi dan
perasaan senang dan tenang perasaannya.
b) Menyiapkan diri sedini mungkin Sikap dapat menjadi positif jika
c) Mengikuti ulangan penuh tanggung informasi, persepsi yang diterima siswa
jawab memuaskan, menyenangkan berdasarkan
4) Sikap terhadap guru perasaannya dan diyakini kebenarannya
a) Menyenangi guru dan menghormati berdasarkan pengetahuannya dan
b) Menyadari bahwa keterangan guru pengalamannya, dan sebaliknya jika
sangat penting diperhatikan informasi yang diterima tidak memuaskan
c) Berusaha menyesuaikan dengan atau mengecewakan dan diyakininya
kebiasaan guru kurang benar maka sikap yang muncul
5) Sikap terhadap mata pelajaran adalah penolakan atau adalah sikap negatif.
a) Menyadari bahwa semua mata
pelajaran penting. Profil Mengenai Kebiasaan Belajar
b) Menyenangi semua mata pelajaran. Siswa
Sikap belajar siswa perlu Berdasarkan hasil penelitian
dikembangkan karena sikap merupakan : menunjukan bahwa kebiasaan belajar
suatu pola perilaku siswa dalam merespon siswa di SMP Taruna Terpadu Bogor pada
situasi kondisi akibat dari keyakinan, tahun ajaran 2010/2011 pada umumnya
kepercayaan, persepsi ( kognitif), perasaan, positif namun masih ada beberapa siswa
emosi (afektif) dan konatif, siswa akan yang memiliki kebiasaan belajar negatif
bersikap positif terhadap mata pelajaran, dari sampel 120 siswa terdapat 10 siswa
positif terhadap tugas, positif terhadap yang memiliki kebiasaan belajar negatif
pembelajaran di kelas, positif terhadap guru (8,4%) dan 0 siswa (0%) dan memiliki
apabila tugas, mata pelajaran, tersebut kebiasaan belajar yang sangat negatif serta
sesuai dengan diyakini, dipahami, 66 siswa (55%) menunjukan kebiasaan
dimengerti, dirasakan manfaatnya dan belajar sedang atau kadang-kadang,
sebaliknya siswa akan bersikap menolak sehingga bila diambil keseluruhan bahwa
apabila tugas, mata pelajaran, pembelajaran siswa yang masih perlu pengembangan
lebih lanjut mengenai kebiasaan belajarnya
18
Faktor Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. II No. 1 Maret 2015

adalah 76 siswa (63,4%) dari sampel yang b) Selalu menggunakan waktu / jam
ada. Kebiasaan adalah perilaku yang selalu kosong untuk merangkum pelajaran.
ditampilkan dan relatif menetap akibat dari c) Secara rutin mengunjungi
pengalaman, hasil belajar yang berulang- perpustakaan atau belajar di
ulang. perpustakaan.
Dari hasil penelitian kebiasaan siswa 3). Kebiasaan sebelum belajar
yang negatif antara lain : yang ditandai a) Selalu menyiapkan perlengkapan
dengan kebiasaan tidak mengerjakan tugas sekolah
pada waktu yang tepat, siswa tidak b) Selalu datang ke sekolah tepat waktu
menyiapkan tugasnya, menggunakan c) Duduk dengan tertib, santai tetapi
waktu luang hanya untuk bermain tidak penuh perhatian
untuk belajar, dan siswa berkebiasaan tidak d) Secara rutin berdoa dan membaca
belajar di rumah. buku pelajaran
Kebiasaan berkaitan erat dengan 4). Kebiasaan di kelas
sikap, karena sikap dapat terbentuk dari a) Mengikut pelajaran secara rutin.
kebiasaan dan sebaliknya kebiasaan dapat b) Secara spontan dapat mengajukan
mempengaruhi sikap. sikap yang selalu dan menjawab pertanyaan guru
ditampilkan atau berulang kali ditampilkan c) Selalu memperhatikan dan mengikuti
lama kelamaan menetap, maka sikap pelajaran secara sungguh-sungguh.
tersebut menjadi kebiasaan. Siswa disebut d) Selalu membuat catatan dari semua
biasa atau memiliki kebiasaan apabila mata pelajaran
dalam kurun waktu tertentu dalam e) Selalu membuat rangkuman dari
penelitian ini peneliti menggunakan durasi setiap keterangan / penjelasan guru.
waktu selama satu minggu siswa 5). Kebiasaan dalam belajar kelompok
melakukan terus-menerus maka disebut a) Selalu aktif memberikan masukan
“selalu” dengan diberi skor empat dan jika pertanyaan ataupun jawaban
hanya melakukan empat sampai lima kali b) Selalu mengikuti kegiatan belajar
maka dinyatakan “sering” diberi skor tiga kelompok
dan jika tiga kali maka dinyatakan 6). Kebiasaan belajar bersama teman.
“kadang-kadang”dengan diberi skor dua, a) Selalu menghargai pendapat /
jika siswa melakukan hanya satu sampai jawaban teman
dua kali dalam seminggu dinyatakan b) Tidak suka menganggu / meminjam
“jarang” dengan skor satu dan jika tidak alat pelajaran pada teman
pernah melakukan maka dinyatakan tidak c) Selalu diskusi pelajaran dengan
pernah dengan skor nol. teman .
Ciri-ciri siswa yang memiliki d) Sering belajar bersama teman dan
kebiasaan belajar positif sebagai berikut : membahas segala persoalan terkait
1). Kebiasaan Belajar di Rumah masalah pelajaran.
a) Selalu memanfaatkan waktu di rumah Selanjutnya untuk mengetahui profil
untuk belajar kebiasaan belajar siswa dilihat dari segi
b) Selalu membaca buku pelajaran aspek pada umumnya menunjukan
c) Selalu mengerjakan tugas / PR di kebiasaan positif hanya pada aspek tertentu
rumah dalam hal ini aspek kebiasaan belajar di
d) Rutin belajar setiap malam 1-2 jam. rumah dan aspek kebiasaan menggunakan
2). Kebiasaan Belajar di waktu senggang . waktu luang masih menunjukan negatif.
a) Selalu menggunakan jam istirahat Adapun kriteria kebiasaan positif apabila
untuk belajar skor dari aspek kebiasaan dibawah rata-rata
ideal, rata-rata ideal diperoleh dari jumlah
19
Faktor Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. II No. 1 Maret 2015

skor maksimum dibagi jumlah item per Rekomendasi


aspek. Pertama, bagi guru bimbingan dan
Khusus pada penelitian di sini aspek konseling, program bimbingan kelompok
kebiasaan belajar di rumah masih ini dapat digunakan sebagai alternatif yang
menunjukan negatif dan aspek kebiasaan dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa,
belajar di waktu senggang juga sekolah dan kondisi lingkungan.
menunjukan kebiasaan negatif maka kedua Bimbingan kelompok tersebut dapat
aspek ini perlu pengembangan lebih dulu dirasakan oleh semua personil sekolah, dan
dan lebih utama sebelum pengembangan dalam pelaksanaan kegiatannya guru
aspek lainnya. pembimbing untuk mengembangkan sikap
Teknik atau pendekatan yang dan kebiasaan belajar siswa hendaknya
digunakan peneliti dalam mengembangkan berkolaborasi dengan wali kelas, guru mata
kebiasaan belajar siswa menggunakan pelajaran dan orang tua siswa.
bentuk atau teknik pembiasaan rutin, Kedua, untuk Kepala Sekolah sebagai
teladan, spontan dan terprogram, serta pemegang kebijakan disekolah hendaknya
pendekatan reinforcement, reward, refleksi dapat memberikan kontribusi dalam
perasaan, penerimaan dan pelibatan dalam penyediaan sarana dan dana untuk
suasana dinamika kelompok. pelaksanaan kegiatan bimbingan dan
Contoh : membiasakan siswa konseling.
mengerjakan tugas : seorang guru secara Ketiga, sudah saatnya guru-guru SMP
rutin dan terprogram atau terjadwal dapat Taruna Terpadu Bogor memahami sikap
memeriksa hasil tugas, tanpa harus mencela dan kebiasaan belajar siswa dalam
apakah tugas siswa salah atau benar menentukan materi dan metode mengajar
(reward) tetapi dengan pendekatan sehingga akan menciptakan hubungan dan
(rapport) siswa ditanya bagaimana kondisi kelas yang menyenangkan, serta
perasaan siswa bila jawaban itu salah ( sedini mungkin guru mata pelajaran selalu
refleksi perasaan ) kemudian siswa berkoloborasi dengan guru bimbingan dan
dilibatkan dalam memecahkan masalah konseling disekolah dalam mengatasi
/soal ( pelibatan ) jika hal ini diulang-ulang masalah sikap dan kebiasaan belajar siswa.
maka siswa akan terbiasa mengerjakan Keempat, Untuk orang tua siswa
tugas sendiri. selayaknya memiliki kepeduliaan terhadap
sikap dan kebiasaan belajar anaknya
SIMPULAN dirumah dengan memberikan dukungan,
bantuan baik material maupun moral
Pertama, profil kebiasaan belajar kepada anak-anaknya serta dapat
siswa SMP Taruna Terpadu Bogor tahun menyempatkan waktu untuk memberikan
ajaran 2010-2011 pada umumnya dorongan dan motivasi serta bimbingan
menunjukkan sikap belajar yang positif. kepada anaknya.
Kedua, ada dua aspek yang tergolong Kelima, para siswa sudah selayaknya
dalam kebiasaan belajar negatif, yaitu dapat memanfaatkan waktu luang untuk
“aspek kebiasaan belajar diwaktu belajar seperti membuat rangkuman,
senggang” dan “kebiasaan belajar di menyelesaikan tugas, merapikan catatan,
rumah”. dan mengembangkan sikap positif siswa
Ketiga, program bimbingan perlu memahami memanfaatkan dan
kelompok teruji efektif untuk kegunaan belajar serta dapat menggunakan
mengembangkan sikap dan kebiasaan waktu istirahat untuk belajar atau
belajar di SMP Taruna Terpadu Bogor. mengunjungi perpustakaan.

20
Faktor Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. II No. 1 Maret 2015

Keenam, peneliti selanjutnya Wenzler H, et .el., 1993. Permainan dan


memperhatikan hasil penelitian ini, dapat Latihan Dinamika Kelompok Proses
dikemukaan tema-tema penelitian untuk Pegembangan Diri. Jakarta :
lanjutan dengan menambahkan wilayah Gramedia.
penelitian atau tema yang lebih khusus dari Willis, S Sofyan, (1985) Sikap dan
sikap dan kebiasaan belajar, seperti sikap Kebiasaan Belajar siswa
terhadap guru, sikap terhadap mata dihubungkan dengan Persepsi siswa
pelajaran ,hubungan antara sikap dan tentang Kondisi Psycho Hygene dan
kebiasaan dan menggunakan teknik game Kondisi Psycho Hygene siswa. Tesis
”lima menit pertama” dan permainan ”kursi pada FIP IKIP Bandung : tidak
kosong”. diterbitkan
Wringghtsman S, Lawrence,(1977) Social
Psychology,Colifornia : Publishing
DAFTAR PUSTAKA company.Inc
Yusuf LN, Syamsu . (2006). Program
Lembaga Informasi Nasional, (2003) . UU Bimbingan Konseling di sekolah.
RI No 20 Tahun 2003 Sistem Bandung : Pustaka Bani Quraisy
Pendidikan Nasional. Jakarta :
Lembaga Informasi Nasional.
Nurihsan, A. Juntika. (2005). Bimbingan
dan Konseling dalam Berbagai Latar
Kehidupan. Bandung : Aditama.
Prayitno, (1995). Layanan Bimbingan dan
Konseling Kelompok (Dasar dan
profil). Jakarta : Ghalia Indonesia.
----------- (2004). Pengembangan Kompetensi
dan Kebiasaan Siswa Melalui Pelayanan
Konseling. UNP: Sumatra Barat.
Syaodih, Nana S (2005) Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya

21

Anda mungkin juga menyukai