ABSTRAK
Peran merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa atau
kejadian, dalam hal ini, tindakan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam mendisiplinkan
siswa di SDI Nurul Bayan Kebunagung Sumenep. Disiplin didefenisikan kesadaran dan
kesediaan seseorang dalam mentaati semua peraturan dan norma-norma yang
berlaku.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa peran kepala sekolah serta faktor
pendukung dan faktor penghambat peran kepala sekolah dalam mendisiplinkan siswa SDI
Nurul Bayan Kebunagung Sumenep. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
peran serta faktor pendukung dan penghambat peran kepala sekolah dalam mendisiplinkan
siswa SDI Nurul Bayan Kebunagung Sumenep. Untuk lebih mengetahui peran kepala sekolah
dalam membentuk kedisiplinan siswa SDI Nurul Bayan maka peneliti menggunakan
pendekatan penelitian kealitatif deskriptif. Adapun metode yang digunakan adalah metode
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dari metode ini, kemudian mengelola dan
menganalisis untuk memperoleh data atau informasi. Subjek penelitian ini diambil dari kepala
sekolah, guru, dan siswa SDI Nurul Bayan.Hasil penelitian dalam skripsi ini bahwa (1) Kepala
sekolah di SDI Nurul Bayan Kebunagung Sumenep sudah menjadi kepala sekolah yang telah
memberikan ketauladanan yang baik bagi staf-staf sekolahnya, (2) Peranan kepala sekolah di
SDI Nurul Bayan Kebunagung Sumenep dalam membentuk kedisiplinan siswa cukup bagus,
yaitu dengan mendisiplinkan dirinya sendiri, yaitu dengan keteladannya, arahan dan
pembinaan yang dijalankan terhadap guru/staf dan siswa, (3) Faktor pendukung peran kepala
sekolah di SDI Nurul Bayan Kebunagung Sumenep ini adalah adanya dukungan dari guru/staf,
adanya dukungan dari orang tua, adanya tata tertib yang tertera di setiap kelas, dan kesadaran
siswa sendiri, sedangkan faktor penghambat peran kepala sekolah adalah keterlambatan siswa
datang ke sekolah.
ABSTRACT
Role is an action taken by someone in an event or event, in this case, the action taken by the
principal in disciplining students at SDI Nurul Bayan Kebunagung Sumenep. Discipline is
defined as one's awareness and willingness to comply with all applicable rules and norms. The
formulation of the problem in this study is what is the role of the school principal and the
supporting and inhibiting factors of the principal's role in disciplining students of SDI Nurul
Bayan Kebunagung Sumenep. This study aims to find out how the roles and supporting and
inhibiting factors play the role of school principals in disciplining students at SDI Nurul Bayan
Received Maret 12, 2023; Revised April 21, 2023; Accepted Mei 22, 2023
* Fashilatun Nabilah, syabila1805@gmail.com
Peran Kepala Sekolah dalam Membentuk Kedisiplinan Siswa SDI Nurul Bayan
Kebunagung Sumenep
Kebunagung Sumenep. To better understand the role of the school principal in shaping the
discipline of SDI Nurul Bayan students, the researchers used a descriptive qualitative research
approach. The method used is the method of interviews, observation, and documentation. From
this method, then manage and analyze to obtain data or information. The subjects of this study
were taken from school principals, teachers, and students of SDI Nurul Bayan. The results of
the research in this thesis are that (1) the principal at SDI Nurul Bayan Kebunagung Sumenep
has become a headmaster who has set a good example for his school staff, ( 2) The role of the
school principal at SDI Nurul Bayan Kebunagung Sumenep in forming student discipline is
quite good, namely by disciplining himself, namely by setting an example, directing and
coaching carried out on teachers/staff and students, (3) Factors supporting the role of the
principal in SDI Nurul Bayan Kebunagung Sumenep is the existence of support from
teachers/staff, support from parents, the existence of rules written in each class, and awareness
of the students themselves, while the inhibiting factor for the role of the principal is the delay
of students coming to school.
PENDAHULUAN
Target pendidikan adalah manusia. Pendidikan berfungsi sebagai alat untuk membantu
peserta didik agar dapat menumbuh kembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya.
Pendidikan mengajarkan berbagai banyak hal, mulai dari ilmu pengetahuan, pemahaman,
bagaimana cara mengembangkan potensi diri yang telah dimiliki semua orang, dan masih
banyak lagi pengetahuan serta pemahaman yang didapat melalui pendidikan. Pendidikan disini
sangat penting bagi semua orang untuk menciptakan pengetahuan yang baru. Dan disini
pendidikan berperan penting untuk menambah ilmu pengetahuan seseorang.
Pendidikan merupakan bentuk proses bagi manusia untuk mengembangkan dan
meningkatkan martabat mereka dari hal yang tidak tahu sebelumnya menjadi tahu dari
ketertinggalan pengetahuannya. Melalui pendidikan, selain diperoleh kepandaian berolah
pikir, juga akan diperoleh wawasan baru yang kesemuanya akan membantu upaya manusia
untuk meningkatkan kualitas hidupnya, baik sebagai pribadi yang dewasa maupun sebagai
anak bangsa. Pendidikan disini dapat dikatakan sebagai hal penting dalam kehidupan manusia
untuk melanjutkan kehidupannya agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
Dalam undang-undang no. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat I tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, dinyatakan “Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif membangun potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang akan diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”. Potensi dalam diri manusia secara tidak sengaja akan terbangun karena melalui proses
pendidikan sehingga menciptakan anak didik yang berkualitas dan sesuai dengan tujuan
pendidikan.
Dari rumusan fungsi pendidikan dan juga tujuan pendidikan nasional dalam Undang-
Undang yang telah dipaparkan diatas menunjukkan betapa pendidikan kita sangat menekankan
pada pembentukan karakter/watak pada diri peserta didik agar memiliki sikap dan perilaku
sesuai yang menunjukkan insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Dari situlah pendidikan bisa membentuk manusia yang
sosial dengan ilmu yang didapatnya dan bisa menyesuaikan apa yang di dapatnya.
Pada dasarnya setiap orang memiliki pendidikan sesuai dengan kemampuannya
masing-masing. Karena secara umum diketahui bahwa ada 3 macam pendidikan, yakni
pendidikan formal (sekolah), non-formal (lembaga latihan) dan informal (keluarga maupun
masyarakat). Keberhasilan pendidikan tidak hanya dari segi kognitif, namun juga dari segi
afektif dan psikomotor. Bukan hanya sekedar pendidikan saja akan tetapi dari pengalaman
akan menambah pengetahuan seseorang dari hal yang belum diketahuinya.
Pimpinan tertinggi dalam sebuah sekolah yakni kepala sekolah. Dan kedudukan kepala
sekolah berperan penting bagi sekolah tersebut, untuk sebuah kunci perubahan dan kesuksesan
sekolah. Kepala sekolah juga disebut dengan the key person (penanggung jawab utama atau
faktor kunci) dalam menggerakkan potensi sekolah dan mempunyai otoritas penuh dalam
mengelola dan pengembangan profesionalisme guru. Kepala sekolah bukan hanya sekedar
menjadi pemimpin akan tetapi kepala sekolah juga berperan penting dalam menggerakkan
peran individual dalam meningkatkan kemajuan sekolah.
Kepala sekolah memiliki peran penting dalam mempengaruhi dan mengarahkan
personil sekolah yang ada, agar dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan sekolah. Motivasi
kerja oleh guru sangat menentukan bagaimana pelaksanaannya dalam mendidik peserta didik
dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang efektif mempengaruhi kerja guru. Kepala
sekolah sangat berpengaruh besar terhadap kinerja guru sehingga dapat mencetak peserta didik
yang mematuhi peraturan yang telah ditentukan. Dengan adanya penggerak bagi guru membuat
kepala sekolah lebih mudah dalam membentuk kedisiplinan siswa yang berkualitas yang
diinginkannya.
Menurut Bruce J Cohen dalam jurnal Jurlissani bahwa “kepemimpinan sebagai
kemampuan mempengaruhi atau mendorong seseorang atau sekelompok orang agar bekerja
secara sukarela untuk mencapai tujuan tertentu atau sasaran dalam situasi tertentu”.
Kepemimpinan kepala sekolah harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, karena
tanggung jawab kepala sekolah sangat penting dan menentukan tinggi rendahnya hasil belajar
para siswa, juga produktivitas dan semangat kerja guru tergantung kepala sekolah dalam arti
sampai sejauh mana kepala sekolah mampu menciptakan kegairahan kerja dan sejauh mana
kepala sekolah mampu mendorong bawahannya untuk bekerja sesuai dengan kebijaksanaan
dan program yang telah digariskan sehingga produktivitas kerja guru tinggi dan hasil belajar
siswa meningkat. Kepala sekolah disini bertanggung jawab penuh untuk memimpin jalannya
program yang telah ditentukan. Sehingga kinerja guru baik dan peserta didik semangat dalam
kegiatan belajar.
Kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kedisiplinan
warga sekolahnya, baik pada guru maupun pada siswa, sehingga kepala sekolah harus
menunjukkan sikap keteladanan sebagai contoh pada warga sekolah. Hal ini, peran kepala
sekolah sebagai pencipta keberhasilan sekolah membuat kepala sekolah berusaha untuk
membina dan mengarahkan warga sekolahnya dalam mengembangkan sekolahnya sehingga
nilai nilai kedisiplinan dapat tertanam dengan baik di lingkungan sekolah. Dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa kepala sekolah berpengaruh besar bagi siswa, sehingga
Peran Kepala Sekolah dalam Membentuk Kedisiplinan Siswa SDI Nurul Bayan
Kebunagung Sumenep
ditaati sesuai dengan aturan itu melainkan kedisiplinan itu dilakukan karena kesadaran
sendiri untuk memperoleh tingkat keberhasilan yang tinggi. Dengan adanya kedisiplinan
siswa bisa bijaksana dan mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Dalam membentuk kedisiplinan, kepala sekolah menciptakan kedisiplinan masyarakat
sekolah untuk mematuhi aturan, tata tertib, norma yang telah dibuat oleh pemimpin dan guru
yang dilandasi oleh kesadaran dan kesediaan dalam diri setiap siswa. Kedisiplinan siswa di
sekolah mencakup perilaku yang harus dilakukan siswa, berupa kewajiban dan perilaku yang
tidak baik harus dihindari. Jadi kedisiplinan yang telah diatur oleh kepala sekolah dapat
dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah tanpa adanya unsur keterpaksaan dan dilakukan
dengan kesadaran dari masing masing warga sekolah.
Tujuan disiplin adalah mengerahkan anak agar belajar mengenai hal-hal baik yang
merupakan persiapan bagi masa dewasanya, dimana anak sangat bergantung kepada disiplin
diri dan pembentukan perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang
ditetapkan oleh sekolah. Melalui pendisiplinan tanpa paksaan atau dengan kesadaran akan
kegunaan manfaat disiplin menjadi dua yaitu, pertama tujuan jangka pendek dari disiplin ialah
membuat anak-anak terlatih dan terkontrol, dengan mengajarkan mereka bentuk bentuk
tingkahlaku yang pantas dan tidak pantas atau yang masih asing bagi mereka. Sedangkan tujuan
jangka panjang disiplin ialah perkembangan pengendalian diri sendiri (self control dan self
direction) yaitu dalam hal mana anak-anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh dan
pengendalian dari luar. Dengan adanya tujuan disiplin tersebut bisa membuat siswa lebih baik
dari sebelumnya.
Dalam membentuk keberhasilan belajar mengajar kepala sekolah mengelola tenaga
kerja yakni guru dan staf-staf lainnya. Kepala sekolah mendorong kinerja para guru dengan
menunjukkan perilaku yang positif dan memotivasi setiap individunya. Sehingga peran kepala
sekolah yang dilakukan untuk keberhasilan dalam membentuk kedisiplinan siswa yang
diinginkannya. Untuk keberhasilan dalam membentuk kedisiplinan siswa, guru dan staf-
stafnya dalam bertindak harus bersifat positif terhadap siswa yang diperlakukannya.
Seperti fenomena yang telah peneliti observasi sementara yakni kepala sekolah sebagai
pengamat dalam kedisiplinan yang membuat peserta didik disiplin dalam memanage waktu.
Dalam kedisiplinan yang telah diterapkan oleh sekolah membuat siswa lebih baik dari
sebelumnya, sehingga keberhasilan yang dilakukan kepala sekolah berjalan sedikit demi
sedikit untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Dan sekolah tersebut adalah sekolah
penggerak dan sasaran yang di tuju ialah siswa.
Dengan demikian peneliti ingin mengetahui peran yang dilakukan kepala sekolah
dalam meningkatkan kedisiplinan siswa/i sehingga peneliti mengangkat judul penelitian
“Peran Kepala Sekolah dalam Membentuk Kedisiplinan Siswa SDI Nurul Bayan
Kebunagung – Sumenep”.
TINJAUAN PUSTAKA
diikuti atau dipatuhi. Kepala sekolah harus memiliki dan menguasai kompetensi-
kompetensi yang sudah ditetapkan. Ini semua bertujuan agar kepala sekolah mampu
menjalankan perannya dalam menggerakkan, memfasilitasi, mempengaruhi, memotivasi,
guru-guru agar dapat melakukan dan menciptakan pembelajaran yang kondusif sehingga
terlaksana interaksi pembelajaran yang sehat dan menyenangkan sehingga semangat,
motivasi serta kesungguhan anak didik dalam belajarpun ikut terpacu dan tercipta yang lama
kelamaan akan melekat pada jiwa anak didik sehingga bisa melatih kebiasaan-kebiasaan
pembentukan karakter yang baik pada anak didik. Peran kepala sekolah dengan maksimal
dan totalitas akan membantu koleganya yaitu guru dalam menjalankan atau melaksanakan
peran dan tugasnya sebagai guru. Dalam hal ini kepala sekolah sangat berperan untuk
kemajuan sekolah dan mengembangkan sekolah tersebut.
Peranan kepala sekolah pertama dituntut untuk menampilkan kemampuan
membina kerja sama dengan seluruh personel dalam iklim terbuka yang bersifat
kemitraan serta meningkatkan partisipasi aktif dari orang tua murid.Pada pelaksanaan
manajemen peningkatan mutu kepala sekolah harus lebih berperan sebagai pemimpin
dibandingkan sebagai manajer, sebagai leader administrator, dan supervisor. Dan harus
memiliki kompetensi yang baik di bidang akademik, manajerial, dan profesional. Dengan
adanya kompetensi kepala sekolah mempermudah untuk menjalankan perannya sebagai
pemimpin sekolah.
Adapun tugas kepala sekolah sebagai berikut :
a. kepala sekolah sebagai manajer
Dalam pelaksanaan manajemen peningkatan mutu, kepala sekolah harus senatiasa
memahami sekolah sebagai suatu system organic. Untuk itu kepala sekolah harus lebih
berperan sebagai pemimpin sebagai manajer maka kepala sekolah harus memiliki
tugasnya yakni:
1) Lebih banyak mengarahkan dari pada mendorong atau memaksa
2) Lebih bersandar pada kerja sama dalam menjalankan tugas bersandar pada
kekuasaan
3) Senantiasa menanamkan kepercayaan pada diri guru dan staf administrasi.
4) Senantiasa menunjukkan bagaiman cara melkukan sesuatu dari pada menunjukkan
bahwa ia tahu sesuatu. Kepala sekolah mempunyai tugas sebagai manajer ialah untuk
memahami bagaimana perkembangan sekolah dan perkembangan anak kedepannya.
b. kepala sekolah sebagai pemimpin
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin bertugas membina lembaganya agar
berhasil mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Mampu mengarahkan dan
mengkoordinasi segala kegiatan. Kepala sekolah sebagai pemimpin mampu mendorong
timbulnya kemauan keras dengan penuh dan percaya diri serta memberikan arahan dan
bimbingan para guru, staf, dan siswa dalam melaksanakan tugas masingmasing. Pemimpin
tidak berdiri di samping anggota tetapi memberikan dukungan dan motivasi, berdiri di depan
anggota, dan memberikan kemudahan bagi kemajuan anggota. Sebagai seorang pemimpin
yang tegas, memberi dukungan dan motivasi terhadap masyarakat sekolah sehingga mudah
untuk menciptakan kemajuan masyarakat sekolah tersebut.
c. kepala sekolah sebagai pendidik
Pendidik adalah orang yang mendidik sedangkan mendidik adalah memberikan latihan
mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran sehingga terjadi perubahan sikap. Seorang kepala
sekolah sebagai pendidik perlu memperhatikan 2 hal pokok, yaitu sasaran atau kepada siapa
perilaku sebagai pendidik itu. Kedua, bagaimana peranan sebagai pendidik itu dilaksanakan.
Dalam hal tersebut kepala sekolah harus memerhatikan apa yang harus di didik dan siapa
yang harus berperan sebagai pendidik.
Kepala sekolah sebagai pendidik harus menyampaikan empat nilai, yaitu mental, moral,
fisik, dan artistik. Mental berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia. Moral berkaitan
dengan ajaran baik buruk mengenai perbuatan, sikap, dan kewajiban. Fisik Berkaitan
dengan kondisi jasmani, kesehatan, dan penampilan manusia. Untuk artistik berkaitan
dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan. Moral bagi seorang pendidik
merupakan suatu hal yang sangat penting karena moral seorang pemimpin pendidikan
merupakan sumber inspirasi bagi personil lainnya. Anggota dapat mengikuti cara kerja yang
diterapkan pemimpin apabila pemimpin tersebut memiliki moral dan perilaku yang baik.
2. Kedisiplinan Siswa
a. Pengertian disiplin
Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh ada berbagai
ketentuan dan peraturan. Disiplin merupakan kunci kemajuan dan kesuksesan untuk
meraih prestasi, jabatan, harta dan kemampuan lainnya. Menurut Aritonang, disiplin
pada hakikatnya adalah kemampuan untuk mengendalikan diri dalam bentuk tidak
melakukan sesuatu yang tidak sesuai atau bertentangan dengan sesuatu yang telah
ditetapkan. Disiplin merupakan suatu keadaan bahwa sesuatu itu berada dalam keadaan
tertib, teratur, dan semestinya, serta tidak ada pelanggaranpelanggaran baik secara
langsung atau tidak langsung.
b. Tujuan disiplin
Tujuan disiplin adalah mengajarkan kepatuhan. Ketika mengajarkan anak untuk
mengalah, kita sedang mengajarkan mereka melakukan sesuatu yang benar untuk alasan
yang tepat. Pada awalnya, disiplin yang terbentuk eksternal (karena diharuskan orang
tua/lingkungan luar), tetapi kemudian menjadi sesuatu yang internal, menyatu ke dalam
kepribadian anak sehingga disiplin diri. Cara orang tua mengatur bagaimana anak
berbicara dan bertindak terhadap orang lain perlu menjadi bagian dari diri anak sendiri
sehingga ketika orang tua menghapus peraturan-peraturan, perilaku anak akan tetap.
Tujuan diciptakan kedisiplinan siswa bukan untuk memberikan rasa takut atau
pengekangan pada siswa, melainkan untuk mendidik siswa agar sanggup mengatur dan
mengendalikan dirinya dalam berperilaku serta bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-
baiknya.
c. Penanaman disiplin pada siswa
Penanaman disiplin sejak dini dilandasi oleh kenyataan bahwa disiplin memiliki
peran yang sangat penting dalam mengarahkan kehidupan manusia untuk meraih cita-
cita. Dalam konteks pembelajaran di sekolah, ada beberapa bentuk kedisiplinan. Pertama,
hadir di ruang tepat waktu. Kedisiplinan hadir di ruangan tepat waktu akan memacu
kesuksesan dalam belajar. Kedua, tata pergaulan di sekolah. Sikap untuk disiplin dapat
diwujudkan dengan tindakan-tindakan menghormati semua orang yang tergabung di
sekolah. Ketiga, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler juga
Peran Kepala Sekolah dalam Membentuk Kedisiplinan Siswa SDI Nurul Bayan
Kebunagung Sumenep
termasuk serentetan program sekolah untuk menunutun siswa belajar disiplin. Keempat,
belajar di rumah. Dengan kedisiplinan belajar di rumah, siswa akan lebih ingat terhadap
pelajaran yang telah dipelajari dan lebih siap untuk menghadapi pelajaran yang akan
dihadapi. Dalam penanaman kedisiplinan bagi siswa yakni usia dini karena kedisiplinan
yang ditanam dari usia dini akan mudah untuk diatur di kemudian hari.
Singosari tahun
ajaran 2017”
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini tidak berkenan dengan angka-angka akan tetapi mendeskripsikan, menguraikan,
menggambarkan, faktual, mengenai fakta, sifat, serta hubungan antar fenomena yang
menyangkut masalah peran kepala sekolah dalam membentuk kedisiplinan siswa. Penelitian
ini juga merupakan jenis penelitian yang mengumpulkan data-data dan observasi untuk
mengetahui fenomena yang ada, maksudnya yaitu adanya sesuatu yang unik dari suatu sekolah
sehingga membuat peneliti ingin meneliti di tempat tersebut. Adapun kasus yang akan diteliti
adalah Peran Kepala Sekolah dalam Membentuk Kedisiplinan Siswa SDI Nurul Bayan
Kebunanagung Sumenep.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, kehadiran peneliti di
lapangan merupakan salah satu langkah penting dan mutlak diperlukan, karena peneliti sebagai
instrumen pertama sekaligus pengumpul data dalam rangka memperoleh kevalidan data.
Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai instrumen atau pengumpul data. Dengan melakukan
observasi peneliti bisa mengetahui dan memahami gambaran tentang obyek peneliti, atau dapat
berhubungan dengan apa yang akan diteliti oleh peneliti.
“Kedisiplinan di SDI Nurul Bayan banyak dan itu terdiri dari hal pakaian, tingkah laku
serta memberi hukuman yang membuat anak tersebut jera dengan tingkah laku yang
diperbuatnya. Dan kedisiplinan siswa bukan hanya hal tersebut, akan tetapi juga dari
perihal waktu bagaimana mereka memanage waktu secara baik. Dari awal mereka
berangkat sekolah sampai mereka pulang ke rumah.”
Pernyataan bapak Slamet Echwani selaku kepala sekolah selaras dengan perkataan ibu
Afifah selaku bagian kesiswaan yang mengatakan :
“Dalam membentuk kedisiplinan kepala sekolah memberikan contoh terlebih dahulu, dan
kedisiplinan disini itu terdiri dari segi tingkah laku, waktu, pakaian serta memberi hukuman
yang mendidik bagi mereka. Dan disini lebih memperhatikan ke waktu, dikarenakan waktu
yang membuat mereka disiplin. Kepala sekolah bukan hanya memberitahu tentang
kedisiplinan akan tetapi memberitahu juga tata tertib yang sudah diberitahukan
sebelumnya.”
Perkataan ibu Afifah diatas diperkuat oleh ibu Fitria Desi Isnaini selaku wali kelas 2
yang mengatakan :
“Ya kalo bicara peran yang namanya kepala sekolah memang harus berperan penting
dalam mendisiplinkan siswa. Kalau berbicara bentuk ya tentunya macam-macam contoh
kecilnya. Kalo ada siswa terlambat, selaku kepala sekolah juga membantu mendisiplinkan
anak-anak supaya kejadian tersebut tidak berulang.”
Perkataan diatas juga di perkuat dengan ibu Devy Ratnasari selaku wali kelas 6 yang
mengatakan :
“Yang pertama tentunya memberikan motivasi dan membimbing karakter guru" dengan
begitu guru" akan termotivasi untuk mengarahkan siswa dan siswinya. Dan kepala sekolah
lebih memperhatikan kepada waktu, karena jika tidak tepat waktu kepala sekolah
memperingati dan memberi hukuman jika berkali-kali supaya tidak mengulanginya
kembali.”
Kemudian dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menemukan data
yang mendukung hasil wawancara yang telah peneliti lakukan terhadap beberapa
narasumber, mengenai peran kepala sekolah dalam membentuk kedisiplinan siswa di SDI
Nurul Bayan Kebunagung Sumenep sangat baik.
Dalam hal ini kepala sekolah mencontohkan kedisiplinannya kepada siswa-sisswi yaitu,
dengan datang ke sekolah tepat waktu, berpakaian rapi, dan menjadi cerminan bagi warga
sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwasanya
siswa SDI Nurul Bayan disiplin terhadap waktu terutama berangkat sekolah tepat waktu,
sholat dhuha berjamaah, masuk kelas tepat waktu dan sholat dhuzur berjamaah karena itu
hal wajib yang harus dilakukan oleh semua siswa SDI Nurul Bayan. Serta kedisiplinan
dalam segi pakaian yang harus rapi ketika berangkat sekolah sampai mereka pulang ke
rumah masing-masing.
Dan sekolah SDI ini merupakan sekolah penggerak dimana tujuan utamanya ialah
siswa. Kepala sekolah bertugas untuk memajukan sekolah meskipun sekolah tersebut
hanyalah swasta, karena bukan hanya sekolah negeri saja mempunyai program sekolah
penggerak, akan tetapi sekolah swasta pun bisa melakukan program sekolah penggerak
tersebut.
Sekolah penggerak mempunyai guru yang bisa membimbing murid-muridnya sejak
dini tentang kedisiplinan yang dimana murid tersebut bisa disiplin dalam mengerjakan
tugas-tugasnya. Dan kepala sekolah sebagai supervisor ialah untuk melihat bagaimana
perkembangan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan kedisiplinan mereka dalam
melakukan tugasnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Slamet Echwani selaku kepala
sekolah SDI Nurul Bayan :
“Kepala sekolah pasti ada kegiatan supervisi dan disaat kegiatan supervisi dilakukan
disitulah ada dua kegiatan yang dilakukan yakni melihat kedisiplinan siswa di kelas dan
kepala sekolah melakukan kegiatan supervisi setiap saat ketika anak-anak tidak disiplin
dalam hal sholat dhuha maka kepala sekolah langsung extion di depan siswa dan memberi
tahu atau peringatan bagi mereka bahwasanya sholat dhuha ini wajib bagi semua siswa.
Dan hal dalam waktu ketika mendengar bel berbunyi akan tetapi siswa ada di luar kelas
maka kepala sekolah turun langsung kelapangan ketika guru belum ada atau masih menuju
ke kelas. Dan memberi tahu ke siswa bahwasanya jika bel sudah berbunyi dan masuk kelas
ketika guru belum datang dan memberi tahu kepada siswa bahwasanya tunggulah guru
didalam kelas dan jangan keluar.”
Pernyataan diatas selaras dengan Ibu Afifah selaku kesiswaan yang mengatakan :
“Dalam membentuk kedisiplinan kepala sekolah memberikan contoh terlebih dahulu, dan
kepala sekolah disini mengamati kedisiplinan siswanya sebelum bertindak. Kedisiplinan
siswa terdiri dari segi tingkah laku, waktu, pakaian serta memberi hukuman yang mendidik
bagi mereka. Dan disini lebih memperhatikan ke waktu, dikarenakan waktu yang membuat
mereka disiplin. Kepala sekolah bukan hanya memberitahu tentang kedisiplinan akan tetapi
memberitahu juga tata tertib yang sudah diberitahukan sebelumnya. Dan disini merupakan
sekolah penggerak dimana sasaran utamanya ialah siswa. Dan kepala sekolah menciptakan
siswa yang lebih unggul dari sebelumnya.”
Dan sekolah SDI ini mempunyai guru penggerak dimana guru ini mendisiplinkan
muridnya dari hal kecil seperti disiplin mengerjakan tugas, ketika kegiatan belajar mengajar
. Dimana yang telah di katakan oleh Ibu Fitria Desi Isnaini selaku wali kelas 2 :
“Ya seperti yang saya bilang itu reward dan punishment. Jadi anak-anak kalau ngerjakan
tugas paling cepet ya dikasih reward. Kalau ga ngerjakan tugas dikasih hukuaman seperti
mungut sampah. Sehingga anak-anak sudah bisa ngebedain sendiri mana perbuatan
disiplin dan tidak.”
Pernyataan diatas selaras dengan perkataan Ibu Nur Annisa Uswatun Hasanah yang
mengatakan :
“Tiap peraturan ada sanksinya. Pertama, diawal tahun ajaran baru. Saya dan murid-murid
melakukan kesepakatan terkait suatu peraturan beserta Sanki nya. Jadi jika sudah ada
kesepakatan seperti itu, anak-anak tidak akan merasa terbebani dengan peraturan yang
ada Sehingga, anak-anak bisa belajar disiplin dari kecil. Seperti contohnya dalam
mengerjakan tugas jika tidak mengerjakan saya beri sanksi dan yang mengerjakan saya
beri reward.”
Dalam mendisiplinkan waktu kepada siswa-siswa kepala sekolah memberikan
peraturan yang telah disepakati oleh semua pihak sekolah. Terutama guru membimbing
Peran Kepala Sekolah dalam Membentuk Kedisiplinan Siswa SDI Nurul Bayan
Kebunagung Sumenep
kepada siswa-siswinya dalam kedisiplinan masuk kelas, mengerjakan tugas, pakaian dan
sebagainya. Hal ini dikatakan oleh Ibu Ibu Devy Ratnasari selaku wali kelas 6 :
“Hanya pada saat pelajaran akan dimulai tentunya saya disini sebagai figur yang akan
ditiru oleh siswa/siswi, maka pada saat jam saya mengajar saya tidak pernah
mencontohkan kalau saya telat datang ke kelas, bahkan hal kecil ini yang akan berdampak
besar jika seorang figur melakukan kesalahan tersebut . Ada lagi pada saat pembelajaran
dimulai tentunya saya membiasakan anak-anak saya membaca doa dengan tertib karena
dengan mereka berdoa pastinya apapun yang mereka dapatkan pada saat saya mengajar
insyaallah mendapatkan ilmu berkah, dan yang ketiga pada saat saya memberikan tugas/pr
tentunya harus diselesaikan tepat waktu . Jika ada anak yang tidak mengerjakan tentunya
saya beri sanksi, sebagai efek jera, selain hukuman saya juga memberikan reward kepada
anak yang hasilnya baik dan disiplin dalam mengerjakan tugasnya. dan juga tidak lupah
kerja sama dengan kedua orang tua, mengenai perkembangan siswa pada saat belajar
dikelas.”
Hal ini selaras dengan perkataan Ibu Afifah selaku kesiswaan di SDI Nurul Bayan
serta wali kelas 1 yang mengatakan :
“Tentunya, apalagi kelas satu mereka harus di didik dari kecil bagaimana caranya
disiplin, supaya mereka tahu bagaimana disiplin waktu, disiplin dalam kelas dan semua
aturan yang telah ditentukan oleh sekolah bahwasanya akhlak terutama lalu kedisiplin.”
anak-anak. Tapi dewan asatidz lainnya juga berhak memberikan sanki apabila menemukan
keganjalan di lapangan.”
Hal ini juga di perkuat dengan pernyataan ibu Fitria Desi Isnaini selaku wali kelas 2
yang mengatakan :
“Kesiapan lahir batin siswa yang meliputi mental, kesehatan fisik, dukungan orang tua,
guru, lingkungan belajar siswa serta sarana dan prasarana sekolah yang mendukung
terbentuknya mental siswa untuk senantiasa memiliki sikap disiplin selama di sekolah, serta
dukungan dari orang tua masing-masing siswa.”
Adanya faktor perhatian dan kepedulian seorang guru perhatian dan kepedulian guru
terhadap siswa sangatlah penting, karena dibutuhkan untuk menyemangati jiwa murid. Guru
bukan hanya seorang yang mentrasferkan ilmu saja kepada siswa, akan tetapi guru juga
memberikan contoh disiplin kepada muridnya. Hal ini yang dikatakan oleh ibu Afifah
sebagai ibu wali kelas dan juga sebagai kesiswaan di SDI Nurul Bayan Sumenep
sebagaimana wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti yaitu :
“Tentunya, apalagi kelas satu mereka harus di didik dari kecil bagaimana caranya disiplin,
supaya mereka tahu bagaimana disiplin waktu, disiplin dalam kelas dan semua aturan yang
telah ditentukan oleh sekolah. Sebelum memberi sanksi terlebih dahulu yang pertama ialah
menegur dan mengingatkan bahwasanya akhlak terutama lalu kedisiplin.”
pernyataan ibu Afifah diatas dengan apa yang dipaparkan oleh ibu Fitria Desi Isnaini
yang mengatakan :
“Kurang lebih sama seperti yang dilakukan kepala sekolah. Menegur dan mengingatkan
ulang.”
Dan juga di perkuat dengan paparan ibu Devy Ratnasari selaku wali kelas 6 yang
mengatakan :
“Tidak jauh dari penerapan kepala sekolah yang berikan.”
b. Faktor penghambat
1. Keterlambatan siswa
Dalam kedisiplinan murid tentunya ada faktor penghambat salah satunya keterlambatan
murid ketika datang kesekolah tidak tepat waktu. Sebagaimana yang dikemukakan oleh ibu
Afifah selaku kesiswaan di SDI Nurul Bayan mengatakan :
“Dari segi waktu kembali, siswa bisa telat tergantung dari orang tua masing-masing ada
yang rajin akan tetapi orang tuanya kurang memperhatikan waktu dan mengentengkannya,
lalu siswa kesiangan di sebabkan dengan tidur terlalu malam dan begadang serta orang
yang kurang memperhatikan waktu anak untuk sekolah agar tepat waktu untuk hadir ke
sekolah.”
Hal ini didukung dengan pernyataan diatas yang diungkapkan oleh bapak Slamet
Echwani selaku kepala sekolah mengatakan :
“penghambat yang cukup besar ialah bertengkar dengan temannya dan itu hal tersebut di
tangani oleh pihak sekolah, dan wali kelas mencatat siswa di buku data apakah anak ini
sering melanggar atau tidak. Serta keterlambatan siswa datang kesekolah tidak tepat waktu,
hal tersebut masih ada akan tetapi sudah berkurang sedikit demi sedikit.”
Peran Kepala Sekolah dalam Membentuk Kedisiplinan Siswa SDI Nurul Bayan
Kebunagung Sumenep
Pernyataan kepala sekolah diatas juga diperkuat oleh ibu Nur Annisa Uswatun Hasanah
yang mengatakan :
“Karakter siswa berbeda-beda. Ada anak yang benar² bisa menerapkan peraturan, ada
juga yang sedikit bandel. Nah diantara beberapa persen dari anak tersebut menjadi sedikit
kendala bagi kami. Namun, kami selalu berusaha untuk bisa menerapkan kedisiplinan di
sekolah. Terhadap anak-anak tersebut kami melakukan pendekatan dan lain-lain.”
B. Temuan Penelitian
1. Peran kepala sekolah dalam membentuk kedisiplinan siswa SDI Nurul Bayan kebunagung
sumenep
a. Disiplin waktu
Setelah hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwasanya murid SDI Nurul Bayan
ini harus disiplin waktu dimana siswa ini wajib datang ke sekolah sebelum jam 7.
Dimana bahwasanya kepala sekolah juga memberikan contoh kepada guru, siswa, dan
staf sekolah. Seperti contohnya guru datang lebih awal dari pada siswanya, karena guru
biasa tahu mana siswa yang telat masuk sekolah dan tidak telat masuk sekolah. Karena
sekolah SDI ini lebih mementingkan waktu, akhlak dan kedisiplinan bagi mereka.
Mereka di didik dari kecil, dimana guru membimbing mereka untuk disiplin dari hal
kecil.
b. Kepala sekolah sebagai supervisor
Setelah hasil dari observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwasanya supervisi di SDI
nurul bayan kebunagung sumenep sangat berbeda dengan sekolah lainnya. Disana kepala
sekolah melakukan observasi kelas setiap minggunya. Dalam observasi tersebut kepala
sekolah melihat kondisi murid disiplin atau tidak dalam kegiatan belajar mengajar. Hasil
tersebut sudah dipaparkan diatas dimana peneliti sudah menjelaskan bahwasanya kepala
sekolah bukan hanya mengontrol guru saja, akan tetapi juga mengamati kedisiplinan
murid di berbagai kegiatannya.
c. Menciptakan sekolah penggerak
Bahwasanya sekolah SDI ini merupakan sekolah penggerak dimana sekolah ini lebih
fokus kepada muridnya. Dan murid disana lebih mudah diatur dengan kedisiplinan yang
telah ditetapkan oleh sekolah. Meskipun realitanya masih ada kekurangan dalam
mengatur siswa untuk disiplin dalam waktu lebih utamanya. Dalam mempermudah siswa
disiplin ialah dengan aturan dan arahan serta tuntunan dari guru dan kepala sekolah
tersebut. Siswa SDI Nurul Bayan ini bisa memajukan sekolah dengan prestasi mereka
masing-masing, karena keunggulan siswa satu sama lain tidak sama. Hal tersebut adalah
tugas guru untuk membimbing dan membina mereka untul lebih unggul kedepannya.
d. Disiplin mengerjakan tugas
Kedisiplinan dalam mengerjakan tugas itu sudah hal wajib bagi siswa untuk
mengerjakannya. Hal tersebut guru mempunyai cara tersendiri untuk memberi reward
dan punishment tersendiri, karena beda guru beda cara untuk meningkatkan kedisiplinan
siswanya. Hal tersebut mengajarkan siswa belajar disiplin dari kewajiban mereka
masing-masing. Dan mereka bisa disiplin dari kecil, karena guru mengajarkan
kedisiplinan di sekolah maupun dirumah. Bukan hanya mengerjakan tugas saja untuk
mendisiplikan siswa, akan tetapi juga kedisiplinan masuk sekolah dan kelas tepat waktu.
2. Faktor pendukung dan penghambat kepala sekolah dalam membentuk kedisiplinan siswa
SDI Nurul Bayan kebunagung sumenep
a. Faktor pendukung
Adanya kepedulian guru serta dukungan dari orang tua kepada siswa. Kepedulian
seorang guru terhadap siswa membuat siswa lebih menjaga kedisiplinan dalam
lingkungan sekolah apalagi di dalam kelas. Serta adanya tata tertib yang membuat siswa
disiplin di sekolah, baik disiplin dari segi waktu, tingkah laku, dan disiplin pakaian bagi
mereka.
b. Faktor penghambat
Keterlambatan siswa dalam masuk sekolah, di sebabkan dengan orang tua ataupun
mereka tidur malam. Sehingga siswa telat masuk sekolah dan tidak tepat waktu. Hal
tersebut waktu berkurang dikit demi sedikit.
C. Pembahasan
Dalam pembahasan ini, peneliti akan menguraikan beberapa hal penelitian yang
sudah mengacu pada paparan data dan temuan-temuan penelitian yang sudah pernah
ditemukan. Maka, tema-tema yang telah ditemukan akan dibahas secara berurutan, berikut
pembahasan yang dapat peneliti sampaikan.
1. Peran kepala sekolah dalam membentuk kedisiplinan siswa SDI Nurul Bayan
kebunagung sumenep
a. Disiplin waktu
Berdasarkan temuan peneliti mengenai peran kepala sekolah dalam membentuk kedisiplinan siswa
SDI Nurul Bayan Kebunagung Sumenep, ditunjukkan dengan hasil observasi yang mana diantaranya
adalah murid SDI Nurul Bayan harus memiliki kedisiplinan waktu dimana siswa wajib datang ke
sekolah sebelum jam 07:00.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Dewita dan Indrawati bahwasanya kedisiplinan merupakan
cerminan diri kita yang sesungguhnya. Dengan disiplin kita bisa mengetahui bahwa siapa
sesungguhnya diri kita itu. Disiplin dan menaati peraturan merupakan pedoman bagi sekolah untuk
menciptakan suasana sekolah yang aman dan tertib sehingga akan terhindar dari kejadian-kejadian
yang bersifat negative. Dengan adanya kedisiplinan waktu siswa mudah di atur dengan baik. Dan
menumbuhkan kedisiplinan sejak dini.
Kedisiplinan waktu merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa dalam
dirinya. Yang mana tujuannya untuk mencapai prestasi belajar yang baik serta pembiasaan
sejak dini. Hal lain juga yang mempengaruhi mengenai kedisiplinan waktu ini adalah
mampu meningkatkan kecerdasan serta pengetahuan siswa. Kedisiplinan waktu juga perlu
dukungan dari pihak sekolah secara ketat dan konsisten. Yang mana kepala sekolah dan
guru harus turun tangan dalam memberikan bimbingan kepada siswanya mengenai
kedisiplinan waktu.
Selain kedisiplinan waktu, lingkungan belajar juga merupakan suatu faktor penunjang
yang dapat menggerakkan perilaku dan tingkah siswa ke arah yang positif. Yang mana salah
Peran Kepala Sekolah dalam Membentuk Kedisiplinan Siswa SDI Nurul Bayan
Kebunagung Sumenep
satu contoh yang bisa diambil ialah lingkungan kelas sebagai tempat dimana
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Partono dan Minarni dalam menyatakan bahwa
lingkungan belajar merupakan suatu faktor penunjang yang dapat menggerakan perilaku
dan tindakan siswa ke arah positif seperti disiplin belajar. Dengan demikian diperlukan
pengelolaan yang baik untuk menjadikan kelas tersebut sebagai tempat yang kondusif agar
tercipta proses belajar mengajar yang optimal. Guru sebagai manajer kelas diharapkan
mampu mengelola kelas yang dapat meningkatkan disiplin belajar siswa. Peningkatan
kedisiplinan belajar siswa adalah dengan peningkatan manajemen kelas. Karena guru adalah
manajer dalam kelas untuk menciptakan siswa yang unggul kedepannya.
Hal ini terbukti dari setiap siswa harus masuk sekolah sebelum jam 07:00, jika terlambat
gerbang sekolah ditutup. Kemudian akan dibuka kembali menunggu beberapa menit, dan
hal itu membuat siswa telat dalam kegiatan pembelajaran. Maka pihak sekolah
mengingatkan kembali kepada siswa tersebut supaya tidak terlambat kembali.
b. Kepala sekolah sebagai supervisor
Dalam dunia pendidikan kepala sekolah tidak hanya berperan sebagai manager namun
juga sebagai supervisor. Yang mana kepala sekolah terjun langsung dalam kegiatan yang
dilakukan siswa di sekolah seperti, mengamati kegiatan belajar di kelas, mengontrol siswa
ketika akan melakukan kegiatan solat berjamaah, mengecek siswa yang melakukan
pelanggaran dengan cara menanyakan kepada wali kelasnya.
Menurut Choirun Nisak Aulia Kepala sekolah memiliki peran dan tanggung jawab dari
memantau dan membina serta memperbaiki sikap siswa yang tidak disiplin dalam kegiatan
belajar dikelas dan di lingkungan sekolah. Tanggung jawab ini dikenal sebagai tanggung
jawab supervisi. Hal tersebut menjadi kewajiban bagi kepala sekolah untuk meningkatkan
kedisiplinan siswa baik dari segi sikap, penampilan dan waktu. Akan tetapi bukan kepala
sekolah saja untuk meningkatkan kedisiplinan siswa guru pun antusias dalam hal tersebut.
Kepala sekolah juga harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian
untuk meningkatkan kinerja tenaga pendidik. Hal ini dilakukan sebagai tindakan preventif
dan lebih hati-hati dalam melakukan tugasnya. Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu
melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan
supervisi, yang dapat dilakukan meliputi kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses
pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media
yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil supervisi ini,
dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggukan guru dalam melaksanakan pembelajaran,
tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diuoayakan solusi,
pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang
ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran. Kepala
sekolah melakukan kegiatan supervisi untuk mengetahui siswa/siswi dalam kegiatan
pembelajaran dalam kelas. Dan siswa/siswi disiplin atau tidak dalam kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
Kepala sekolah sebagai supervisi yang memerankan dan mengawasi terhadap
berjalannya proses belajar dan mengajar. Dalam kegiatan kontroling rapat bersama wali
kelas dan akademik itu berdasarkan peran kepala sekolah sebagai supervisi sehingga kepala
sekolah mengetahui dana mengamati bagaimana perkembangan anak dalam akademik dan
kedisiplinan mereka dalam kelas.
Pada kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah SDI Nurul Bayan setiap minggunya
ialah sebagai supervisor. Dimana kepala sekolah melakukan kegiatan tersebut untuk melihat
dan mengontrol kedisiplinan siswa di kelas.
c. Menciptakan sekolah penggerak
Sekolah SDI ini merupakan sekolah penggerak dimana sekolah ini lebih fokus kepada
muridnya. Dan murid disana lebih mudah diatur dengan kedisiplinan yang telah ditetapkan
oleh sekolah. Salah satu bukti yang bisa dilihat dari siswa SDI Nurul Bayan ini mereka
mampu memajukan sekolah dengan prestasi mereka masing-masing. Hal ini dibuktikan oleh
hasil kedisiplinan yang diberikan oleh guru dalam membimbing dan membina mereka untuk
lebih unggul kedepannya.
Sebagaimana pernyataan kemendikbud dalam jurnal Sarlin Patilima menyatakan program
sekolah penggerak ialah untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia dalam mewujudkan
Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pancasila.
Program sekolah penggerak ini lebih fokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara
holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan
SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru). Program sekolah penggerak merupakan
penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Program sekolah penggerak
akan mengakselerasi sekolah negeri atau swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak
1-2 tahap lebih maju. Program dialkukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga
seluruh sekolah di Indonesia menjadi program sekolah penggerak. Maka perlu untuk
menelusuri lebih mendalam tentang bagaimana program sekolah penggerak yang
diluncurkan oleh pemerintah (kemendikbud). Hal ini merupakan komitmen bersama dalam
peningkatan kualitas pendidikan bagi siswa.
Dalam hal ini kepala sekolah mengadakan sekolah penggerak, dimana sasaran utamanya
ialah siswa. Sebagaimana siswa bisa memajukan sekolah dengan prestasi-prestasinya dan
juga guru menciptakan siswa yang ungggul kedepannya.
d. Disiplin mengerjakan tugas
Kedisiplinan dalam mengerjakan tugas itu sudah hal wajib bagi siswa untuk
mengerjakannya. Hal tersebut guru mempunyai cara tersendiri untuk memberi reward dan
punishment tersendiri, karena beda guru beda cara untuk meningkatkan kedisiplinan
siswanya. Hal tersebut mengajarkan siswa belajar disiplin dari kewajiban mereka masing-
masing. Dan mereka bisa disiplin dari kecil, karena guru mengajarkan kedisiplinan di
sekolah maupun dirumah. Bukan hanya mengerjakan tugas saja untuk mendisiplikan siswa,
akan tetapi juga kedisiplinan masuk sekolah dan kelas tepat waktu.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan negara. Menurut
Iskandar dalam jurnal Moh Rudini menyatakan bahwa guru merupakan elemen kunci dalam
system Pendidikan, khususnya di sekolah. Semua komponen lain, mulai dari kurikulum,
sarana prasarana, biaya, dan sebagainya tidak akan banyak berarti apabila esensi
pembelajaran yaitu interaksi guru dan siswa tidak berkualitas. Pendidikan ialah proses
Peran Kepala Sekolah dalam Membentuk Kedisiplinan Siswa SDI Nurul Bayan
Kebunagung Sumenep
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam suatu lembaga pendidikan terdapat organisasi lembaga, struktur lembaga dan
segala hal yang mencangkup pengembangan lembaga pendidikan. denngan demikian perlu
adanya hal tersebut agar dapat menjadi salah satu sumbangsi pendidikan menuju
pendidikan yang baik. sama halnya dengan suatu organisasi pasti memiliki seorang
pemimpin, begitu halnya dengan sekolah yang memerlukan seorang kepala sekolah,
dimana kepala sekolah menjadi salah satu yang dapat menjadi penunjang bagi
perkemvbangan lembaga tersebut.
peran kepala sekolah sangat penting dalam menunjang pendidikan yang bermutu,
bukan hanyasekedar peran kepala sekolah juga menjadi supervisior, pemimpin dan lain
webagaianya. adapun peran lkepala sekolah SDI NURUL bayan sebagai berikut:
1. Peran kepala sekolah SDI Nurul Bayan yaitu :
a. Disiplin waktu
Untuk menciptakan siswa yang disiplin kepala sekolah mencontohkan kepada
siswa-siswinya dengan datang ke sekolah tepat waktu atau sebelum jam 07:00 harus
ada di sekolah.
b. Sebagai supervisor
Kepala sekolah bukan hanya menjadi manager akan tetapi juga menjadi supervisor
yang dilakukannya setiap minggu di sekolah SDI Nurul Bayan ini. Sehingga kepala
sekolah SDI Nurul Bayan bisa melihat perubahan kedisiplinan siswa di dalam kelas.
c. Menciptakan sekolah penggerak
Sekolah SDI Nurul Bayan adalah sekolah penggerak dimana sasaran utamanya
ialah siswa. Dimana kepala sekolah dan guru menciptakan siswa yang unggul
kedepannya. Siswa bisa memajukan sekolah dengan prestasi-prestasi mereka masing-
masing.
d. Disiplin mengerjakan tugas
Kedisiplinan dalam mengerjakan tugas itu sudah hal wajib bagi siswa untuk
mengerjakannya. Hal tersebut guru mempunyai cara tersendiri untuk memberi reward
dan punishment tersendiri, karena beda guru beda cara untuk meningkatkan
kedisiplinan siswanya.
2. Adapun faktor pendukung dan penghambat dalam membentuk kedisiplinan siswa yaitu :
a. Faktor yang menajdi pendukung dalam membentuk kedisiplinan siswa ialah adanya
aturan atau tata tertib, dukungan orang tua, dan juga guru, serta staf sekolah.
b. Kendala dalam membentuk kedisiplinan siswa yaitu keterlambatan siswa datang ke
sekolah, sehingga membuat siswa ketinggalan jam pelajaran yang akan dipelajarinya.
B. Saran
Berdasarkan penelitian diatas, peneliti menyarankan sebagai berikut :
1. Kepala sekolah di SDI Nurul Bayan Kebunagung Sumenep dapat menggunakan hasil
penelitian ini untuk terus meningkatkan kedisiplinan siswa melalui kepemimpinan
kepala sekolah.
Peran Kepala Sekolah dalam Membentuk Kedisiplinan Siswa SDI Nurul Bayan
Kebunagung Sumenep
2. Waka kesiswaan dan guru serta staf di SDI Nurul Bayan Kebunagung Sumenep
hendaknya mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan program-program
kedisiplinan di sekolah.
3. Untuk siswa SDI Nurul Bayan Kebunagung Sumenep hendaknya lebih bersemangat
dan selalu membiasakan serta meningkatkan sikap kedisiplinannya.
Daftar Pustaka
Aisah, Rini. “Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di Man Siabu
Kec.Siabu Kab. Mandaling Natal,” 31 Mei 2016.
Arifin, Zainal. “Model Penelitian Kualitatif.” (Bandung), Pt Rosdakarya, 2011
Arikonto, Suharsimi. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.” Jakarta, Rineka Cipta,
2013.
Astuti. “Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.”
Stain Watampone.
Chairunnisa, Connie. “Kepemimpinan, Sistem dan Struktur Organisasi, Lingkungan Fisik, dan
Keefektifan Organisasi Sekolah.” Jurnal Ilmu Pendidikan, Juni 2013.
Dkk, Moh. Rudini. “Analisis Motivasi Siswa Dalam Mengerjakan Tugas Ruman di Sma
Mannan Tolitoli.” Jurnal Pendidikan Matematika 05 (Maret 2021).
Gunawan. “Metode Penelitian Kualitatif.” Jakarta (Bumi Askara), 2013.
Gunawan, Lidya Natalia. “Kontrol Diri dan Penyesuaian Diri Dengan Kedisiplinan Siswa.”
Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi 5 (Maret 2017).
Hasil Observasi Pada Hari Kamis 7 September 2022 Di Sdi Nurul Bayan Sumenep Jam 10:03
Wib.
Hasil Wawancara Bersama Ibu Afifah Pada Hari Kamis 15 Desember 2022 Di Kelas 1 Sdi
Nurul Bayan Sumenep Jam 10.15 Wib, T.T.
Hasil Wawancara, Bersama Ibu Devy Ratnasari, Pada Hari Rabu 28 Desember 2022 , Jam
14:02 Di Kediaman Sumenep, T.T.
Hasil Wawancara, Bersama Ibu Fitria Desi Isnaini. Pada Hari Rabu 28 Desember 2022, Jam
13:44 Di Kediaman Sumenep, T.T.
Hasil Wawancara Bersama Ibu Nur Annisa Uswatun Hasanah, Pada Rabu 28 Desember 2022
, Jam 14:43 Di Kediaman Sumenep, T.T.
Hasil Wawancara, Bersama Slamet Echwani,Pada Hari Kamis 15 Desember 2022, Di Kantor
Kepala Sekolah Sdi Nurul Bayan Sumenep Jam 11.00 Wib, T.T.
Iis Yeti Suhayati. “Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Budaya Sekolah dan Kinerja
Mengajar Guru.” Jurnal Administrasi Pendidikan 17 (1 Oktober 2013)
Inge Kadarsih, Sufyarma Marsidin, Ahmad Sabandi, Eka Asih Febriani. “Peran dan Tugas
Kepemimpinan Kepala Sekolah di Sekolah Dasar.” Jurnal Ilmu Pendidikan 2
(2020).
Irma Andesmiyanti, Osa Juarsa. “Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Guru.” Manajer Pendidikan 13 (Desember 2019).
J. Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. 36 Ed. Vol. No. 40, Bandung 40252. Pt
Remaja Rosdakarya.
Junaid, Hamzah, dan Dpk Uin Alauddin Makassar. “Sumber, Azas dan Landasan Pendidikan”
7 (2012).
Jurlissani. “Supervisi dan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Oleh Pengawas di Mi
Yogyakarta.” Jurnal Pendidikan 8 (2019).
Kurniansih, Febria. “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Siswa di SDN Embung Tangar Kecamatan Praya Barat.” Jurnal Pendidikan
Mandala 4 (5 Desember 2019).