Anda di halaman 1dari 65

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memberikan peran penting dalam pembentukan karakter anak,

mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengajarkan berbagai keterampilan.

Pendidikan didapatkan melalui lembaga informal, formal dan nonformal.

Melalui pendidikan tersebut, generasi penerus dapat menjadi penerus yang

berpotensi, kreatif dan memiliki ide yang cemerlang sebagai bekal untuk masa

depan. Setiap warga negara mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan

yang layak untuk belajar mengembangkan potensi yang ada dalam diri.

Dari hal tersebut peranan orang tua sangatlah penting dalam hal

pendidikan siswa, karena orang tua lah yang mengajarkan anak dari ia baru

terlahir hingga dewasa dalam pengajaran baik secara kognigtif, afektif, atau

psikomotorik. Guru disekolah hanya bisa mengajarkarkan dalam 12 tahun

sesuai Pendidikan formal yang ada di Indonesia. Maka orang tua yang berperan

membantu siswa itu belajar dari ia terlahir hingga ia dewasa. Anak tersebut lahir

dalam pemeliharaan orang tua dan di besarkan di dalam keluarga tersebut. Secara

tak sadar orang tua memikul beban sebagai pendidik didalam keluarga baik

dalam hal mengasuh, membimbing, memelihara, serta membimbing anak

tersebut hingga menjadi individu yang luar biasa. Salah satu faktor dari orang

1
2

tua yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak adalah motivasi.

Motivasi yang di berikan orang tua memiliki pengaruh psikologis yang besar

terhadap kegiatan belajar anak. Dengan adanya motivasi dari orang tua, anak

akan lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar.

Peran orang tua terhadap pembelajaran anak adalah orang tua harus

memperhatikan dan selalu menyediakan keperluan belajar termasuk cara

belajar, waktu belajar,mengerjakan tugas rumah, memberikan les tambahan

,memasukan ke bimbel dan mengadakan pengayaan atau pendalaman materi

pelajaran matematika. Sehingga anak lebih terarah dalam pembelajarannya

serta bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

Hasil belajar yang dapat dilihat tidak hanya kumpulan nilai para siswa

tetapi juga dapat dilihat dari sikap serta perubahan-perubahan tingkah laku.

Dengan hal tersebut di perlukannya peranan Pendidikan yang baik untuk siswa

karena proses yang baik akan membuahkan hasil yang baik pula. Terutama hasil

belajar di dalam pembelajaran matematika yang matematika bisa dikatakan mata

pelajaran yang bersifat abstrak dan di butuhkan peranan orang tua membantu

siswa dalam mengerti dan memahami pemahaman tersebut.

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang berkembang pesat dan

mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu ini berperan

dalam mengembangkan kemampuan berpikir manusia. Matematika juga

merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Mata


3

pelajaran. Ini perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah

dasar sampai perguruan tinggi karena hampir semua ilmu pengetahuan dan

teknologi memerlukan matematika. Matematika tidak hanya dipandang sebagai

sekumpulan konsep dan keterampilan yang harus dikuasai, tetapi harus lengkap

dengan analisis, cara bernalar dan keterampilan berkomunikasi. Pada dasarnya

siswa mengatakan matematika itu sulit difahami, butuh kosentrasi tinggi,sulit

dihafal, pengerjaanya harus dengan rumus, matematika hanya bisa diikuti oleh

siswa yang cerdas,serius tidak supel, tekun dan rajin. Hal ini disebabkan oleh

tipikal pelajaran matematika yang lebih banyak menggunakan bahasa simbol,

sistematis, dan logik.

Hasil belajar yang baik bukan hanya diperoleh semata-mata dari sekolah

atau hanya peran dari guru dan anak sebagai siswa, melainkan juga ditunjang

oleh peranan orang tua. Salah satu yang penting peranan orang tua dalam

memperhatikan siswa dalam belajar sangatlah penting untuk menunjang

siswa menjalankan pembelajaran dengan semangat.

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti memandang pelu untuk

melakukan penelitian dan mengangkat dalam suatu penulisan proposal skripsi

yang berjudul “Hubungan Peranan Orang Tua Dengan Hasil Belajar

Matematika Siswa Pada Materi Himpunan di SMP Imanusakti Jakarta.


4

A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas di definisikan

beberapa masalah antara lain :

1. Apakah peran orang tua dapat meningkatkan hasil belajar matematika

siswa ?

2. Apakah peran orang tua dapat memotivasi belajar siswa?

3. Apakah hasil belajar matematika mengalami peningkatan dengan

peranan Orang tua?

4. Apakah terdapat hubungan positif peran orang tua dengan hasil belajar

matematika pada materi himpunan di SMP Imanusakti Jakarta Barat ?

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan indetifikasi masalah di atas

agar lebih fokus maka penulis membatasi penelitian ini pada hubungan

peran orang tua terhadap hasil belajar siswa pada materi himpunan di

kelas VII SMP Imanusakti Jakarta semester Ganjil tahun ajaran 2021 -

2022
5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah

tersebut, yang menjadi Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah ;

Apakah terdapat Hubungan positif peran Orang tua terhadap hasil belajar

matematika siswa pada materi himpunan kelas VII SMP SMP Imanusakti

Jakarta Semester Ganjil tahun ajaran 2021 - 2022?.

D. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian tentunya harus memiliki suatu kegunaan dari hasil

penelitian, maka peneliti berharap penelitian ini bermanfaat antara lain :

1. Manfaat Teorittis

a. Penulis berharap agar dapat menambah pengalaman dan

wawasan akademik ( terutama dalam pembelajaran matematika)

b. Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat menjadi salah

satu sumberpenelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas dan

profesionalisme guru dalam prose pembelajaran siswa, sebagai

pengetahuan dan wawasan baru tentang korelari anatara peran

orang tua dengan hasil belajar matematika siswa. .


6

b. Bagi guru

Guna meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas dan

hasil belajar matematika siswa, selain itu, hal ini juga

meningkatkan keprofesionalan guru sebagai agen pembelajaran .

c. Bagi Siswa

Mengetahui pentingnya peranan orang tua dalam

memperhatikan belajarnya dan orang tua akan senantiasa

membantu jika ada kesulitan.

d. Bagi Peneliti

Menambah wawasan pengetahuan peneliti terhadap peranan

orangtua dalam hasil belajar siswa.


BAB II

DESKRIPSI TEORI,

KERANGKA BERPIKIRDAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Hasil Belajar Matematika Pada Materi Himpunan

a. Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata

yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil

(product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya

suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input

secara fungsional.1 Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya

perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku

itu merupakan perolehan yang menjadi hasilbelajar.2

Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan

belajar manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga

terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil

belajar adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh peserta didik

dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah

yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester.3

1
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta:Pustaka Pelajar.2009,hlm 44
2
Ibid,hlm.45
3
Darmadi. Metode Pembelajaran Dinamika Belajar Siswa.(Yogyakarta:2017),hlm.254

7
8

Menurut Winarno Surakhmad, dalam buku Interaksi

mengajar hasil belajar belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti

ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk

memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan siswa.4

Menurut Reigeluth, hasil belajar dapat diukur dari tinggi

rendahnya kemampuan belajar seseorang yang ditunjukkan oleh

adanya perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman. Hasil belajar

merupakan perilaku yang dapat diamati oleh menunjukkan

kemampuan yang dimiliki seseorang.5

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia

berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu

mengacu kepada taksonomi bloom, simpson dan harrow mencakup

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.6

Menurut Abdurrahman, hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Menurut Benjamin

S Bloomtiga ranah (domain) hasil belajar yaitu ranah kognitif, ranah

afektif dan fisikomotorik.7

Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah

sebagai berikut, (a)Ketercapaian daya serap terhadap bahan

4
Ibid.hlm.255
5
Jafar ahiri. Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran.(Jakarta:2017), hlm..18
6
Purwanto.Evaluasi Hasil Belajar.(Yogyakarta: Pustaka Belajar.2018),hlm.45
7
Asep Jihad. Evaluasi Pembelajaran.(Yogyakarta:2012),hlm.14
9

pembelajaran yang diajarkan, baik secara individual maupun

kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya

dilakukan dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal

(KKM).

Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah

sebagai berikut, (a)Ketercapaian daya serap terhadap bahan

pembelajaran yang diajarkan, baik secara individual maupun

kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya

dilakukan dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal

(KKM). (b)Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaram

telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.

Namun demikian, menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan

Zain (dalam buku Strategi Belajar Mengajar) indikator yang banyak

dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.8

Untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap

materi dalam pembelajaran adalah melihat hasil belajar peserta

didik yang didapatkan selama proses pembelajaran berlangsung.

Hasil belajar merupakan hasil yang didapatkan peserta didik dalam

belajar, baik itu pada aspek kognitif, afektif maupun

psikomotoriknya.

8
Darmadi.Metode pembelajaran Dalam Dinamika Siswa.(Yogyakarta.2012), hlm 256
10

Hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh peserta didik

setelah peserta didik tersebut melakukan kegiatan belajar dan

pembelajaran serta bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh

seseorang dengan melibatkan aspek kognitif, afektif, maupun

psikomotorik.

Dapat juga diartikan sebagai perubahan perilaku seseorang

akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena pencapaian

penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran

yang telah ditetapkan.

Penilaian hasil belajar dapat dari tiga ranah, yakni ranah

kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik dan masing-masing

ranah tersebut memiliki penilaian yang berbeda-beda. Dalam artian

bahwa pembelajaran yang dilaksanakan penilaian tidak hanya

peserta didik mengerti akan materi yang diajarkan, akan tetapi

pembelajaran yang dilaksanakan apakah dapat dipahami dan

diimplementasikan dalam kehidupanya sehari-hari.

b. Matematika

Banyak orang yang beranggapan bahwa matematika itu rumit,

karena alasan itulah banyak orang yang menghindari matematika.

Padahal matematika dapat kita jumpai didalam kehidupan sehari-


11

hari, dan mau tidak mau kita pasti menggunakan matematika. Tentu

sesungguhnya pertanyaan awal kita adalah apakah matematika itu?

Hingga saat ini pendefinisian matematika belum ada kesepakatan

yang riil dan pasti diantara para matematikawan tentang

matematika. Untuk menyamakan definisi. Matematika itu sendiri

para matematikawan belum pernah mencapai puncak yang

dimaksudkan secara pendefinisian secara sempurna.9

Seperti halnya ilmu yang lain, matematika memiliki aspek

teori dan aspek terapan atau praktis dan penggolongannya atas

matematika murni, matematika terapan dan matematika sekolah.

Umumnya matematika dikenal dengan keabstrakannya disamping

sedikit bentuk yang berangkat dari realita lingkungan manusia.

Matematika banyak berkembang ketika ia diperlukan dan

teknologi. Oleh karena itu, perlu bagi semua orang untuk mengenal

matematika, memahami peran dan manfaat matematika kedepan.10

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada

semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga

perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan ditaman kanak-

9
Muh Fitrah. Model Pembelajaran Matematika:Kajian Prespektif Berdasarkan Teori dan Hasil Riset
( Yogyakarta.2012), hlm.1
10
Ali Hamzah, Perencanaan Strategi Pembelajaran Matematika. (Jakarta:Raja Grafindo
Persada.2014), hlm. 47
12

kanak secara informal.11

Pengertian matematika tidak terdefinisi secara mudah dan

tepat mengingat ada banyak fungsi dan peranan matematika

terhadap bidang studi yang lain. Jika ada definisi tentang

matematika maka itu bersifat tentatif, tergantung kepada orang

yang mendefinisikan. Bila seorang tertarik dengan bilangan maka ia

akan mendefinisikan matematika adalah kumpulan bilangan yang

dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan hitungan.

dalam perdagangan. Beberapa orang mendefinisikan matematika

berdasarkan struktur matematika, pola pikir matematika,

pemanfaatanya bagi bidang lain dan sebagainya. Atas dasar

pertimbangan itu maka ada beberapa definisi tentang matematika

yaitu:12

1) Matematika adalah cabang pengetahuan eksak


terorganisasi.

2) Matematika adalah ilmu tentang keluasan atau pengukuran

dan letak.

3) Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan dan

hubungan- hubungannya.

4) Matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur

dan hubungan-hubungannya yang diatur menurut urutan


11
Ahmad Susanto. Teori Pembelajaran . ( Jakarta: Prenadamedia Group.2013)hlm,183
12
Sri Anita W dkk. Strategi Pembelajaran Matematika.(Jakarta: Universitas Terbuka.2008), hlm 74
13

yang logis.

5) Matematika adalah ilmu deduktif yang tidak menerima

generalisasi yang didasarkan pada observasi (induktif)

tetapi diterima generalisasi yang didasarkan kepada

pembuktian secara deduktif.

6) Matematika adalah ilmu tentang struktur yang

terorganisasi mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke

unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat

akhirnya ke dalil atau teorema.

Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk,

susunan besaran dan konsep-konsep hubungan lainnya yang

jumlahnya. banyak dan terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar,

analisis dangeometri.

Dalam definis lain dikatakan bahwa, matematika adalah cara

atau metode berpikir dan bernalar, bahasa lambang yang dapat

dipahami oleh semua bangsa berbudaya, seni seperti pada musik

penuh dengan simetri, pola dan irama yang dapat menghibur, alat

bagi pembuat peta arsitek, navigator angkasa luar, pembuat mesin

dan akuntan.13

Matematika berasal dari akar kata mathema artinya

pengetahuan, mathanein artinya berpikir atau belajar. Dalam

13
Sukardjono. Hakekat Matematika. Jakarta:Universitas Terbuka.2008), hlm 12
14

Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan bahwa matematika adalah

ilmu tentang bilangan hubungan antara bilangan dan prosedur

operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai

bilangan.14

Menurut Jakcson, matematika ilmu yang statis dan disiplin

ketat dan juga matematika dipandang sebagai suatu bahasa, struktur

logika, batang tubuh dari bilangan dan ruang, rangkaian metode

untuk menentukan kesimpulan dan sebagai aktivitas intelektual.15

Dari gambaran diatas bahwa matematika adalah ilmu

terstruktur yang terorganisasikan dengan baik karena matematika

dimulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang

didefinisikan, ke aksioma/postulat dan akhirnya ke dalila/teorema.

Komponen-komponen matematika ini membentuk sistem yang

saling berhubungan dan terorganisasikan dengan baik. Hal ini dapat

dilihat dari konsep-konsep matematika yang tersusun secara

terstruktur, logis dan sistematis dari konsep yang paling sederhana

sampai ke konsep yang kompleks.

Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif, karena proses

mencari kebenaran (generalisasi) dalam matematika berbeda dengan

14
Ali Hamzah, Perencanaan Strategi Pembelajaran Matematika. (Jakarta:Raja Grafindo
Persada.2014), hlm. 48
15
Muh Fitrah. Model Pembelajaran Matematika:Kajian Prespektif Berdasarkan Teori dan Hasil Riset
( Yogyakarta.2012), hlm.1
15

ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan yang lain. Metode

pencarian kebenaran yang dipakai adalah metode deduktif, tidak

dapat dengan cara induktif. Pada ilmu pengetahuan alam adalah

metode induktif dan eksperimen. Walaupun dalam matematika

mencari kebenaran itu dapat dimulai dengan cara induktif, tetapi

seterusnya generalisasi yang benar untuk semua keadaan harus dapat

dibuktikan dengan cara deduktif. Dalam matematika suatu

generalisasi dari sifat, teori atau dalil itu dapat diterima

kebenarannya sesudah dibuktikan secara deduktif.

Matematika merupakan ilmu terstruktur yang

terorganisasikan. Hal ini karena matematika dimulai dari unsur

yang tidak didefinisikan, ke mudian unsur yang didefinisikan ke

aksioma/postulat dan akhirnya pada teorema. Konsep-konsep

aritmetika tersusun secara hirearkis, terstruktur, logis dan

sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada

konsep yang paling kompleks.

c. Hasil Belajar Matematika

Dari sebuah proses yang mengakibatkan perubahan tingkah

laku yang diukur menggunakan tes yang relevan, dan menjadi nilai

akhir proses pembelajaran. Sehingga hasil belajar siswa dapat

diketahui, sejauh mana siswa dapat memahami pembelajaran yang


16

telah berlangsung. Matematika sebagai aktivitas manusia kemudian

pengalaman itu diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis

dan sintesis dengan penalaran di dalam struktur kognitif, sehingga

sampailah pada suatu kesimpulan. Menurut Liebeck dalam

Abdurrahman ada dua macam hasil belajar matematika yang harus

dikuasai oleh siswa, perhitungan matematika (mathematics

calculation) dan penalaran matematis (mathematics reasoning).

Lerner dalam Abdurrahman mengemukakan bahwa kurikulum

bidang studi matematika hendaknya mencakup hasil belajar. Dari

uraian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar memiliki tiga

elemen, diantaranya:16

1) Konsep, menunjuk pada pemahaman dasar.

2) Keterampilan, menunjuk pada sesuatu yang dilakukan

seseorang. Suatu keterampilan dapat dilihat dari kinerja anak

secara baik atau kurang baik, secara cepat atau lambat, dan

secara mudah atau sangat sukar serta cenderung berkembang dan

dapat ditingkatkan melalui latihan.

3) Pemecahan masalah, aplikasi dari konsep dan keterampilan.

Biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan

keterampilan dalam suatu situasi baru atau situasi yang berbeda.

16
Mulyono Abdurrahman,Op.Cit.hh. 253 - 354
17

Konsep dalam matematika untuk memudahkan dalam

memahami makna pembelajaran yang akan dipelajari, sehingga

siswa dapat menunjukkan keterampilannya dalam memecahkan

masalah matematika.

Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat disimpulkanbahwa

hasil belajar matematika adalah sebagai akibat dari perubahan

tingkah laku yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik dari

hasil akhir proses belajar mengenai perhitungan, pengukuran, dan

penggambaran suatu objek atau dalam pelajaran matematika yang

diukur melalui tes yang relevan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa. Dalam hal ini, fokus hasil belajar matematika

adalah pada materi himpunan.

d. Himpunan

a. Pengertian Himpunan

Pengertian himpunan dalam ilmu matematika adalah

kumpulan objek yang memiliki sifat yang dapat didefinisikan

dengan jelas, atau segala koleksi benda-benda tertentu yang

dianggap sebagai satu kesatuan. Sebagai contoh, kumpulan buku-

buku pelajaran, kumpulan bilagan bulat, kumpulan buah-buahan

berwarna merah, dan sebagainya.

Biasanya himpunan dilambangkan dengan huruf kapital

seperti A, B, C, dan sebagainya yang dituliskan dalam tanda kurung


18

kurawal seperti berikut ini: A = {himpunan sayur-sayuran hijau}

B = {merah, kuning, hijau}

C = {…, -4, -3, -2, -1, 0, 1,…}

Himpunan bisa dinyatakan dengan dua cara, yakni dengan

deskripsi dan tabulasi. Metode Deskripsi dibagi lagi ke dalam dua

cara, yaitu dengan kata-kata dan dengan notasi pembentuk

himpunan.

Misal: A adalah himpunan bilangan cacah kurang dari 10. A =

{x|x<10,xϵ bilangan cacah}. Dibaca “A adalah himpunan x dimana

x bernilai kurang dari sepuluh dan x adalah anggota bilangan

cacah.

Untuk menyatakan himpunan dengan tabulasi, maka kita

perlu menyebutkan anggota-anggota yang termasuk himpunan.

Contoh:A adalah himpunan bilangan cacah kurang dari 10 , A = {0,

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}

b. Cara Menyatakan Himpunan

Secara umum, himpunan disimbolkan dengan huruf kapital

dan jika anggota himpunan tersebut berupa huruf maka

anggotanya dituliskan dengan huruf kecil. Terdapat beberapa cara

penulisan himpunan, yaitu


19

 Dengan kata-kata

yaitu dengan menyebutkan semua syarat ataupun sifat dari

anggota himpunan tersebut di dalam kurung kurawal. Contoh:A

merupakan bilangan prima antara 10 dan 40 Ditulis

menjadi A = {bilangan asli antara 10 dan 40}

 Dengan notasi pembentuk himpunan

yaitu dengan menyebutkan semua sifat dari anggota

himpunan tersebut, dengan anggotanya dinyatakan dalam suatu

variabel dan dituliskan di dalam kurung kurawal.Contoh:A

merupakan bilangan prima antara 10 dan 40 Ditulis menjadi A=

{x |10 < x < 40, x ϵ bilangan prima}

 Dengan mendaftarkan anggota-anggotanya

Yaitu dengan menuliskan semua anggota dari himpunan

tersebut di dalam kurung kurawal dan tiap anggotanya dibatasi

dengan tanda koma.Contoh:A merupakan bilangan prima antara

10 dan 40. Ditulis menjadi A={11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 33, 37}

c. Anggota Himpunan

Misalkan M adalah sebuah himpunan dan M = {a, b, c, d}

maka:

a. Anggota atau elemen M adalah a, b, c,dan d. Ditulis a

∈ M (dibaca: a anggota himpunan M atau a elemen M),


20

b ∈ M, c ∈ M, dan d ∈ M.

b. Banyak anggota M dinotasikan dengan n(M). Pada

contoh di atas n(M) = 4

d. Jenis – Jenis Himpunan

 Himpunan kosong

Sebuah himpunan dikatakan sebagai himpunan kosong

jika tidak memiliki anggota himpunan. Selain itu, dapat juga

disebut sebagai himpunan null yang disimbolkan dengan atau

“{}” Contoh : A adalah himpunan nama bulan yang dimulai

dengan huruf B = {x|x<1,xϵ bilangan asli}

 Himpunan semesta

Himpunan semestas adalah himpunan yang berisi semua

elemen himpunan atau superset dari setiap himpunan. Himpunan

semesta biasanya dilambangkan dengan “S”

Contoh :

A = (2, 4, 6, 8}

B = {x|x<10,xϵ bilangan asli}

C = {-3, -2, -1, 0, 1}

Himpunan semesta dari himpunan A, B, dan C

adalah S = {himpunan bilangan bulat}


21

 Himpunan bagian

Misalkan A an B adalah dua himpunan dan jika semua

anggota himpunan A adalah anggota pada himpunan B, maka A

disebut jugadengan himpunan bagian B.

ᴄ→ᴐ

Contoh:

Himpunan A = {3, 6, 9} dan himpunan B = {1, 2, 3, 4,

5, 6, 7, 8, 9}maka A ᴄ B atau B ᴐ A

e. Hubungan antar himpunan

 Himpunan saling lepas Misalkan: R = {k, l} dan T = {a, i, u}

Himpunan R dan S tidak mempunyai anggota persekutuan,

maka R dan S berdiri sendiri-sendiri. Seperti tampak pada

gambar berikutini :

Gambar 1. Himpunan saling lepas


22

 Himpunan tidak saling lepas

Misalkan: V = {1, 2, 3} dan T = {2, 3, 4, 5}. Himpunan V d

an T mempunyai anggota persek utuan yaitu {2, 3}, maka

himpunan V dan T berpotongan (bi asa ditulis: V T). Seperti

tampak pada g ambar 2 berikut ini :

V T

Gambar 2. Himpunan tidak saling lepas

 Himpunan yang sama

Diberikan dua himpunan Q = {k, i, t, a} dan R = { t, i, k,

a}. Ternyata semua anggota Q juga anggota R, demikian juga

sebaliknya. Maka, himpunan Q dan R disebut himpunan y ang

sama ( biasa dit ulis: Q = R ). Himpuna n Q dan R dapat dilihat

dalam ga mbar 3 berikut ini : ditulis: Q = R ). Himpuna n Q dan

R dapat dilihat dalam ga mbar 3 berikut ini :

Gambar r3. Himpunan yang sama


23

 Himpunan yang ekuivalen

Diberikan: B = {bilangan prima antara 10 dan 15} C =

{bilanganganjil antara 4 dan 9} Maka, B = {11, 13} dan C = {5,

7} hal ini ber arti n(B) = 2 dan n(C ) = 2. Karena n(B) = n(C) =

2 jadi him punan B d an C meru pakan himpunan ekuivalen ( biasa

ditulis: B C

Dua himpunan A dan B yang berhingga,


dikatakan ekuivalen apabila n=(A) , n=(B) dan
biasa dituliskan A ˷ B

 Himpunan Bagian

A = {Senin, Selasa }, dan B = {Nama hari yang

berawalan huruf S} Anggota A = {Senin, Selasa} Anggota

B = { Senin, Selasa, Sabtu} Setiap anggota A merupakan

anggota B . Jika digambarkan himpunan A dan B dalam

diagram Venn maka akan tampak seperti gambar dibawah

ini

Gambar 4. Himpunan bagian (A himpunan bagian B)


24

Kesimpulan : A merupakan himpunan bagian dari B

jika semua anggota A merupakan anggota B , ditulis

dengan notasi A ⊂ B atau B ⊃ A

 Irisan Himpunan Contoh :

A = Himpunan bilangan ganjil dari 5 sampai 15 ,

dan B = Himpunan bilangan prima dari 5 sampai 20. Anggota

A = { 5, 7, 9, 11, 13 } dan anggota B = { 7, 13, 17, 19 }

Anggota persekutuan antara A dan B adalah 7.

13. Maka, himpunan A dan B disebut beririsan, biasa

ditulis denganA IB={7,13}. Dinyatakan dengan diagram Venn

tampak seperti berikut

Gambar 5. Irisan Himpunan (A I B )

Kesimpulan :

Irisan himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang

anggotanya merupakan anggota himpunan A dan juga

anggota himpunan B.
25

 Gabungan Himpunan Contoh :

A = {Bilangan asli kurang dari 7}

B = {Empat bilangan prima yang pertama} Anggota A = {1,

2, 3, 4, 5, 6 }, Anggota B = {2, 3, 7, 11 }

Maka gabungan himpunan A dan B adalah {1, 2, 3, 4, 5, 6,

7,11}. Dalam notasi biasa ditulis A U B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,

11} Dinyatakan dengan diagram Venn tampak seperti gambar

berikut ini :

Gambar 6. Gabungan Himpunan (A U B)

Kesimpulan :

Gabungan himpunan A dan B adalah gabungan semua

anggota himpunan A dan juga himpunan B.

 Selisih Himpunan

S = { 1, 2, 3, 4, 5,. .. , 10 },

A={1,2,3,4,5} B={2,4,6,8,10}

Anggota A yang tidak menjadi anggota B = {1, 3, 5}


26

Dinyatakan dengan diagram Venn seperti gambar berikut:

Gambar 7. Selisih Himpunan (A-B)


Kesimpulan :
Aggota A yang tidak menjadi anggota B disebut selisih himpunan

A dan B, ditulis A – B

 Komplemen Himpunan S = {a, b, c, d, e, f }

Q = {b, f } Kumpulan anggota S yang bukan merupakan

anggota himpunan Q adalah {a, c, d, e}. Himpunan bagian dari S yang

c
seperti ini disebut komplemen Q, biasa ditulis Q (dibaca

‘komplemen Q’ ). Seperti tampak pada gambar berikut ini :

Gambar 8. Komplemen Himpunan


27

Berdasarkan paparan para ahli di atas penulis dapat mensiteskan

variable hasil belajar matematika materi himpunn adalah Perubahan

perilaku disebabkan karena pencapaian penguasaan atas sejumlah

bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat

dipahami dan diimplementasikan dalam kehidupanya sehari-hari pada

pelajaran matematika materi himpunan yang indikatornya merujuk

pada cara menyatakan himpunan , jenis-jenis himpunan,dan hubungan

antar himpunan.

2. Peran Orang Tua

a. Pengertian Orang Tua


Dalam keluarga terdapat orang tua yang bertanggung jawab

dalam pendidikan anak. Setiap orang yang bertanggung jawab dalam

satu keluarga atau rumah tangga, yang dalam penghidupan sehari-hari

lazim disebut ibu bapak.

Menurut Nur Alim Noor di dalam jurnalnya Orang tua adalah

ayah ibu dari anak- anak yang melahirkan dan menajdi pelindung

dalam keluarga17. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan seseorang

yang bersetatus ayah dan ibu yang melahirkan atau mengankat kita

dan merawatnya, mengasihinya serta memberikan arti kehidupan

dalam sebuah linkungan manyarakat yang disebut keluarga.

17
Noor Alim Noor,(2019) Konsep Diri Dan Aktivitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika,
Jurnal Pengaruh Perhatian Orang Tua , hlm. 16
28

Abdul wahib menyatakan orang tua adalah orang yang lebih tua

atau orang yang di tuakan. Namun umumnya di masyarakat pengertian

orang tua merupakan orang yang telah melahirkan kita yaitu Ibu dan

Bapak. Karena orang tua merupakan pusat kehidupan rohani anak,

maka setiap reaksi emosi dan pemikirannya dikemudian adalah hasil

dari ajaran orang tuanya tersebut18. Dari hal tersebut dapat di simpulan

orang tua merupakan orang yang telah bekerja sama melahirkan kita,

mengajarkan pendidikan tentang agama sejak belia dan semua sifat

yang terbentuk saat anak tersebut dewasa merupakan pendidikan yang

telah di terapkan orang tua tersebut sejak anak baru terlahir ke dunia

ini.

Menurut Munirwan di dalam jurnalnya mengatakan bahwa

peran orang tua merupakan penanggung jawab dalam pendidikan anak-

anaknya. Dimanapun anak tersebut menjalani pendidikannya, baik di

lembaga formal, informal, dan non formal orang tua tetap berperan

besar dalam pendidikan anak-anaknya.19 Maka jika disimpulkan

menurut munirwan seorang anak merupakan tanggung jawab yang

harus ditanggung dan dilaksanakan oleh ayah dan ibu selaku orang tua

karena mereka lah yang akan menentukan masa depan anak tersebut,

18
Abdul Wahib,Konsep Orang Tua Dalam Membangun Keperibadian Anak, (Jurnal
Paradigma,Vol.2,No.1, 2015),hlm.2
19
Munirwan,Peranan orang Tua Dalam meningkatkan Prestasi Belajar Anak, (Jurnal Ilmiah Edukasi,
Vol.1.No. 1, 2015)hlm.20
29

maka diperlukan kerja sama yang apik oleh orang tua agar masa depan

anak tersebut terjamin.

Dari pendapat diatas maka peranan orang tua sangatlah

penting dalam kehidupan sang anak karena orang tua merupakan

pendidik paling awal sejak anak tersebut lahir karna kepribadian

anak akan terbentuk oleh didikan orang tua. Maka dari hal tersebut

begitu penting peran orang tua dalam proses mendidik anak karena

anak akan lebih menghargai orang tua yang memperhatikan mereka

dan mengurus mereka lebih baik dibandingkan dengan orang tua

yang sibuk dengan pekerjaannya dan lupa tanggung jawab sebagai

orang tuanya.

b. Pendidikan Motivasi

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa

mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu

menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil

belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi

belajar siswa. Sebelum masuk kepada bagimana upaya seorang guru

dalam memotivasi belajar siswa penulis terlebih dahulu akan

membahas tentang apa itu motivasi, yang akan dilanjutkan dengan hal-

hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam memotivasi belajar siswa,

ciri- ciri siswa termotivasi dan fugsi motivasi bagi siswa. Menurut
30

Siti Suprihatin dalam jurnalnya motivasi diartikan sebagai kekuatan,

dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis

yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai

prestasitertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya20.

Menurut Dani Nurhayati dalam Jurnalnya masa depan anak

sangat bergantung pada pendidikan, pengajaran, dan lingkungan yang

diciptakan orang tuanya. Lingkungan rumah dan pendidikan orang

tua yang diberikan kepada anaknya dapat membentuk atau merusak

masa depan anak21. Jadi, motivasi dan prestasi anak bergantung

kepada seberapa besar peran orang tua dalam membantu, mendukung,

serta mengontrol anak dalam belajar matematika.

Pemberian reward untuk anak merupakan salah satu alternatif

untuk meningkatkan motivasi anak dalam belajar matematika. Anak

akan merasa terdorong untuk belajar lebih giat jika orang tua

memberikan reward. Secara tidak langsung, sebenarnya orang tua

mendidik anaknya seperti menerapkan teori belajar behavior, yaitu

menekankan pentingnya reward, agar anak tidak terlalu terbebani

dengan pelajaran matematika yang tergolong sulit.

20
Siti Suprihatin, Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa(ISSN: 2442 – 9449 Vol.3.
No.1 . 2015) hal.74
21
Dani Nurhayati ,(2017) Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika ,
Jurnal Kelekatan Anak dan Orang Tua , hlm. 5
31

c. Aktivitas Siswa

Aktivitas belajar merupakan salah satu aspek yang sangat

penting dalam pembelajaran. Pembelajaran yang menekankan

aktivitas belajar akan menjadi lebih bermakna dan membawa siswa

pada pengalaman belajar yang mengesankan. Aktivitas belajar dapat

merangsang siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, sehingga

dapat merangsang otak siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan

permasalahan yang mengarah terhadap peningkatan hasil belajar.

Aktivitas pada siswa mengarah kepada kemauan dan kesadaran

dalam belajar baik disekolah maupun di rumah. Aktivitas siswa

merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar

mengajar. Misalnya menulis, mengingat ,menghapal,menggambar,

praktikum laboratirum, menjawab pertanyaan dan tugas lainya yang

berkaitan dengan tugas sekolah.

Menurut Rasman Sasta Wijaya dalam jurnalnya Aktivitas belajar

adalah suatu kegiatan individu yang dapat membawa perubahan

kearah yang lebih baik pada diri individu karena adanya interaksi

antara individu dengan lingkungan.22

22
Rasman Sastra Wijaya. Hubungan Kemandirian dan Aktivitas Belajar Siswa.(2015), hlm. 41
32

Menurut Lailatul Mufidah dalam Jurnalnya aktivitas adalah

kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Maka

Aktifitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran mencerminkan

adanya motivasi ataupun keinginansiswa untuk belajar23.

Dari paparan tersebut maka dapat disimpulkan, bahwa aktivitas

adalah kegitatan yang dapat membawa perubahan ke arah yang lebih

baik dalam prosespembelajaran.

d. Pengawasan Orang Tua

Secara etimologis, “pengawasan berasaldari kata dasar awas

atau waspada yang berarti selalu berhati-hati agar tidak terjadi sesuatu

yang membahayakan24. Dengan demikian pengawasan berarti “upaya

mengawasi sesuatu agar tidak menimbulkan dampak yang tidak

sesuai dengan keinginan dalam diri seseorang. Orang tua adalah guru

pertama bagi anaknya, sedangkan hubungan guru dengan muridnya

sama dengan orang tua dengan anaknya.

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa pengawasan orang tua adalah suatu upaya yang dilakukan

oleh orang tua dalam hal ini bapak, ibu atau walinya terhadap

perkembangan anak. Perkembangan anak tersebut mencakup

23
Lailatul Mufidah. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI SIDOARJO, April 2013 hal 118
24
Badudu Zain, Kamus Bahasa Indonesia, Pustaka Sinar, (Jakarta:2001) hal.875
33

perkembangan fisik terutama perkembangan psikologisnya.

e. Kolaborasi Orang Tua dengan Guru

Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak –

anaknya, guru bertanggung jawab mendidik anak – anaknya di sekolah

itu sangat perlu sekali hubungan yang baik antara guru dan orang tua

agar informasi dan pengajaran yangdi dapat anak tidak berbeda.

Menurut Resi Novela dalam jurnalnya mengatakan kolaborasi

guru dan orang tua dalam pendidikan anak mempengaruhi pendidikan

anak dan dianggap sebagai praktik terbaik25. Dengan demikian

Kolaborasi yang efektif antara guru dan orang tua yaitu bersikap,

ramah, jujur, jelas, mendengarkan dan memberikaninformasi.

Orang tua harus ikut andil dalam membantu guru untuk

mengembangkan aspek perkembangan yang sudah dimiliki anak dengan

cara menjalin kolaborasi guru dengan orang tua. Karena guru bukan

hanya mengembangkan kecerdasan anak saja akan tetapi juga berusaha

membentuk keperibadian anak menjadi manusia yang baik dan

berakhlak.

Berdasarkan dari paparan ahli di atas petulis dapat mensitesakan

variable peranorang tua adalah, bentuk tanggung jawab orang tua dalam
25
Resi Novela. Pelaksanaan Kolaborasi Guru Dan Orang Tua. Jurnal Program Studi PGRA , Juli
2019, hlm. 184
34

pendidikan anak- anaknya. dalam menjalani pendidikannya, baik di

lembaga formal, informal, dan non formal yang indikatornya merujuk

pada pemberian motivasi, mendororong aktivitas belajar, pengawasan

orang tua dan kolaborasi orang tua dan guru.

B. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini penulis memaparkan kerangka berpikir yang

dapat dijadikan acuan dalam penelitian sebagai berikut :

Hasil belajar merupakan sesuatu yang ditunggu, tidak saja oleh

siswa sebagai pelaku pembelajaran, tetapi juga oleh orang tua, dan guru.

Peran orang tua sangatlah menentukan dalam hasil belajar setiap anak.

dengan adanya peran orang tua setiap proses pembelajaran akan dengan

mudah dipahami setiap anak dan menentukan hasil belajarnya.

Peran orang tua merupakan penanggung jawab dalam pendidikan

anak dalam menjalani pendidikannya, baik di lembaga formal, informal,

dan non formal yang indikatornya merujuk pada pemberian motivasi,

mendororong aktivitas belajar, pengawasan orang tua dan kolaborasi

orangtua dan guru.

Berdasarkan dari paparan kerangka berpikir penulis

menyimpulkan hubungan positif peran orang tua dengan hasil belajar

matematika siswa.
35

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah

diuraikan di atas maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan

positif yang signifikan peran orang tua dengan hasil belajar matematika

siswa kelas VII SMP Imanusakti Jakarta


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran orang tua

terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi Himpunan di kelas VII

SMP Imanusakti Jakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Sebelum melakukan penelitian penetapan lokasi sangatlah penting untuk

mempertanggungjawabkan data yang diperoleh. Oleh karena itu dalam.

Penelitian ini lokasi yang dipilih peneliti adalah SMP Imanusakti Jakarta, yang

beralamat di JL. Waru Raya Kapuk Jakarta Barat pada kelas VII semester

ganjil tahun ajaran 2021/2022

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022, terhitung

mulai bulan Agustus - September 2022.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

surveypendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi, yaitu suatu pendekatan

umum untuk penelitian yang berfokus pada penaksiran hubungan diantara

variabel. Adapun variabel penelitian ini adalah hasil belajar sebagai variabel

36
37

bebas (X)dan hasil belajar matematika sebagai variabel terikat (Y). Alur

desain penelitian dapat digambarkan seperti berikut.

Keterangan:

X = Peran Orang Tua

Y = Hasil Belajar Matematika

→ = Hubungan

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya 26. Populasi

juga dapat dikatakan sebagai sekelompok individu yang menjadi objek

penelitian, yang berada dalam suatu wilayah daerah tertentu. Populasi

meliputi: populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Imanusakti Jakarta . Sedangkan

populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII

SMP Imanusakti Jakarta.

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi27. Sampel dapat didefinisikan sembarang himpunan sebagai bagian

populasi. Pada penelitian ini sampel yang akan diteliti adalah kelas VII.

26
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif , (Bandung: Alfabeta 2015 ) hlm. 117
27
Ibid, hlm. 118
38

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

teknik simple random sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu28.Pengambilan anggota

sampel dilakukan dengan undian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan cara sebagai

berikut:

1. Angket, digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemandirian

belajar yang merupakan variabel bebas (X) dengan jumlah pertanyaan

yaitu 30 butir.

2. Tes, digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar

matematika pada materi persamaan kuadrat yang merupakan variabel

terikat (Y) dengan tes pilihan ganda yang berjumlah 30 butir.

F. Instrumen Penelitian

1. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

28
Ibid, hlm.120
39

responden untuk dijawabnya29. Angket ini diberikan kepada siswa

untuk memperoleh informasi mengenai variabel bebas yaitu

kemandirian belajar.

Angket dalam penelitian ini adalah angket tertutup, pertanyaan

yang telah dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga responden

dapat memberikan jawaban yang telah disediakan. Format respon yang

diberikan merujuk pada skala likert. Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini

telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut

sebagai variabel penelitian. Sistem penilaian skala likert dalam

penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 1Skala Likert

Pernyataan Positif (+) Pernyataan Negatif (-)

Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban

Sangat Setuju (SS) Sangat Setuju (SS)


Setuju (S) Setuju (S)
Ragu-ragu (R) Ragu-ragu (R)
Tidak Setuju (TS) Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS) Sangat Tidak Setuju (STS)

29
Ibid, hh. 199
40

2. Tes

Menurut Daien Indra Kususma menegaskan bahwa tes adalah

suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk

memperoleh data atau keterangan yang diinginkan dengan cara tepat

dan cepat30. Ada tes dengan yang disediakan pilihan jawaban, ada juga

tes dengan pertanyaan tanpa pilihan jawaban (bersifat terbuka). Teknik

ini digunakan untuk mengukur hasil belajar pada ranah kognitif.

Dalam penelitian ini jenis tes yang akan digunakan adalah jenis tes

pilihan ganda.

3. Langkah-langkah Penyusunan dan Pengembangan Instrumen

Secara garis besar langkah penyusunan dan pengembangan

instrumen adalah sebagai berikut:31

1) Berdasarkan sintesis dari teori-teori yang dikaji tentang suatu konsep

dari variabel yang hendak diukur, kemudian dirumuskan konstruk dari

variabel tersebut.

2) Berdasarkan konstruk tersebut dikembangkan dimensi dan indikator

variabel yang sesungguhnya telah tertuang secara eksplisit pada

rumusan konstruk variabel pada langkah 1.

3) Membuat kisi-kisi instrumen dalam bentuk table spesifikasi yang

30
Elis Ratnawulan, Op.Cit., hh. 119
31
Pudji Muljono, Penyusunan Dan Pengembangan Instrumen Penelitian ( Jakarta 2002) hh. 2 - 4
41

memuat dimensi, indikator, nomor butir dan jumlah butir untuk setiap

dimensi dan indikator.

4) Menetapkan besaran atau parameter yang bergerak dalam suatu

rentangan kontinum dari suatu kutub ke kutub lain yang berlawanan,

misalnya dari rendah ke tinggi, dari negatif ke positif, dari otoriter ke

demokratik, dari dependen ke independen, dan sebagainya.

5) Menulis butir-butir instrumen yang dapat berbentuk pernyataan atau

pertanyaan. Biasanya butir instrumen yang dibuat terdiri atas dua

kelompok yaitu kelompok butirpositif dan kelompok butir negatif. Butir

positif adalah pernyataan mengenai ciri ataukeadaan, sikap atau persepsi

yang positif atau mendekat ke kutub positif, sedang butir negatif adalah

pernyataan mengenai ciri atau keadaan, persepsi atau sikap negatif atau

mendekat ke kutub negatif.

6) Butir-butir yang telah ditulis merupakan konsep instrumen yang harus

melalui prosesvalidasi, baik validasi teoretik maupun validasi empirik.

7) Tahap validasi pertama yang ditempuh adalah validasi teoretik, yaitu

melalui pemeriksaan pakar atau melalui panel yang pada dasarnya

menelaah seberapa jauh dimensi merupakan jabaran yang tepat dari

konstruk, seberapa jauh indikator merupakan jabaran yang tepat dari

dimensi, dan seberapa jauh butir-butir instrumen yang dibuat secara

tepat dapat mengukur indikator.

8) Revisi atau perbaikan berdasarkan saran dari pakar atau berdasarkan


42

hasil panel.

9) Setelah konsep instrumen dianggap valid secara teoretik atau secara

konseptual, dilakukanlah penggandaan instrumen secara terbatas untuk

keperluan ujicoba.

10) Ujicoba instrumen di lapangan merupakan bagian dari proses

validasi empirik. Melalui ujicoba tersebut, instrumen diberikan

kepada sejumlah responden sebagai sampel uji-coba yang mempunyai

karakteristik sama atau ekivalen dengan karakteristik populasi

penelitian. Jawaban atau respon dari sampel ujicoba merupakan data

empiris yang akan dianalisis untuk menguji validitas empiris atau

validitas kriteria dari instrumen yang dikembangkan.

11) Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan kriteria baik

kriteria internal maupun kriteria eksternal. Kriteria internal, adalah

instrumen itu sendiri sebagai suatu kesatuan yang dijadikan kriteria

sedangkan kriteria eksternal, adalah instrumen atau hasil ukur tertentu

di luar instrumen yang dijadikan sebagai kriteria.

12) Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh kesimpulan mengenai valid

atau tidaknya sebuah butir atau sebuah perangkat instrumen. Jika kita

menggunakan kriteria internal, yaitu skor total instrumen sebagai

kriteria maka keputusan pengujian adalah mengenai valid atau tidaknya

butir instrumen dan proses pengujiannya biasa disebut analisis butir.

Dalam kasus lainnya, yakni jika kita menggunakan kriteria eksternal,


43

yaitu instrumen atau ukuran lain di luar instrumen yang dibuat yang

dijadikan kriteria maka keputusan pengujiannya adalah mengenai valid

atau tidaknya perangkat instrumen sebagai suatu kesatuan.

13) Untuk kriteria internal atau validitas internal, berdasarkan hasil analisis

butir maka butir-butir yang tidak valid dikeluarkan atau diperbaiki

untuk diujicoba ulang, sedang butir-butir yang valid dirakit kembali

menjadi sebuah perangkat instrumen untuk melihat kembali validitas

kontennya berdasarkan kisi-kisi.

14) Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan kriteria baik

kriteria internal maupun kriteria eksternal. Kriteria internal, adalah

instrumen itu sendiri sebagai suatu kesatuan yang dijadikan kriteria

sedangkan kriteria eksternal, adalah instrumen atau hasil ukur tertentu

di luar instrumen yang dijadikan sebagai kriteria.

15) Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh kesimpulan mengenai valid

atau tidaknya sebuah butir atau sebuah perangkat instrumen. Jika kita

menggunakan kriteria internal, yaitu skor total instrumen sebagai

kriteria maka keputusan pengujian adalah mengenai valid atau tidaknya

butir instrumen dan proses pengujiannya biasa disebut analisis butir.

Dalam kasus lainnya, yakni jika kita menggunakan kriteria eksternal,

yaitu instrumen atau ukuran lain di luar instrumen yang dibuat yang

dijadikan kriteria maka keputusan pengujiannya adalah mengenai valid

atau tidaknya perangkat instrumen sebagai suatu kesatuan.


44

16) Untuk kriteria internal atau validitas internal, berdasarkan hasil analisis

butir maka butir-butir yang tidak valid dikeluarkan atau diperbaiki

untuk diujicoba ulang, sedang butir-butir yang valid dirakit kembali

menjadi sebuah perangkat instrumen untuk melihat kembali validitas

kontennya berdasarkan kisi-kisi. Jika secara konten butir- butir yang

valid tersebut dianggap valid atau memenuhi syarat, maka perangkat

instrumen yang terakhir ini menjadi instrumen final yang akan

digunakan untuk mengukur variabel penelitian kita.

17) Selanjutnya dihitung koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas

dengan rentangan nilai (0-1) adalah besaran yang menunjukkan

kualitas atau konsistensi hasil ukur instrumen. Makin tinggi koefisien

reliabilitas makin tinggi pula kualitas instrumen tersebut. Mengenai

batas nilai koefisien reliabilitas yang dianggap layak tergantung pada

presisi yang dikehendaki oleh suatu penelitian. Untuk itu kita dapat

merujuk pendapat-pendapat yang sudah ada, karena secara eksak tidak

ada tabel atau distribusi statistik mengenai angka reliabilitas yang dapat

dijadikan rujukan.

18) Perakitan butir-butir instrumen yang valid untuk dijadikan instrumen

final.

G. Uji Instrumen Penelitian

Sebelum digunakan, instrumen tersebut diuji coba ke bukan

sampel untuk mengetahui apakah instrumen tersebut memenuhi


45

standar persyaratan validitas dan reliabilitas instrumen.

1. Uji Validitas

Pada penelitian ini, untuk perhitungan validitas instrumen variabel

X menggunakan rumus korelasi Product Moment. Adapun rumus

korelasi product moment antara lain adalah sebagai berikut:32

𝑛. ∑𝑋𝑌 − ∑𝑋. ∑𝑌
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑛. ∑𝑋2 − (∑𝑋)2][𝑛. ∑𝑌2 − (∑𝑌)2]

Keterangan:

n = Banyaknya pasang data (unit sampel)

x = variabel bebas

y = variabel terikat

Kaidah pengujian dengan 𝛼 = 0,05 yaitu jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka

alat ukurdinyatakan valid, dan jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 alat ukur dinyatakan

tidak valid. Perhitungan validitas untuk instrumen varibel Y

menggunakan rumus korelasi. Point Biserial. Adapun rumus korelasi

Point Biserial adalah sebagai berikut33

Ypbi = Mp − Mt √ P

St q
32
Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian Edisi Revisi ( Jakarta : Change Publication, 2016 ), hh.
169
33
Suharsimi Arikunto, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan , (Jakarta : 2009 ) , hh, 79.
46

Keterangan:

ypbi = koefisien korelasi biserial

Mp = skor dari subjek yang menjawab betul bagi item

Mt = rerata skor total

St = standar deviasi dari skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar

banyaknya siswa yang benar


(n =
jumlah seluruh siswa

q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 − p)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukkan instrumen yang sudah dipercaya,

menghasilkan data yang dapat dipercaya. Reliabilitas untuk angket

dihitung dengan menggunakan teknik Alfa Cronbach yang digunakan

ketika mengukur tes sikap yang mempunyai standar pilihan ganda.

atau dalam bentuk tes esai.34

H. Teknik Analisis Data

Dari data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan

“Descriptive Statistics” dan “Inferential Statistic”. Analisis data

secara deskriptif merupakan pengolahan data hasil penelitian dengan

34
Sukardi, Evaluasi Pembelajaran : Prinsip & Operasionalnya, 2011. hh.50
47

tujuan agar kumpulan data itu bermakna (meaningful). Sedangkan

analisis data secara Inferensial atau induktif adalah pengolahan data

untuk menguji hipotesis yang selanjutnya untuk generalisasi dari

sampel ke populasi.

Skor perolehan diringkas dan dideskripsikan menurut masing-

masing variabel, tujuannya adalah: (1) meringkas informasi dan (2)

meringkas perbedaan ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran.

Ukuran pemusatan terdiri dari: rata-rata (mean), nilai tengah

(median) dan modus (mode). Mean, Median dan Mode sangat

cenderung pada ukuran pemusatan, meskipun nilai-nilainya tidak

selalu sama. Mean, Median dan Mode sama dalam distribusi normal.

Skor distribusi normal secara teoritis simetris. Dalam distribusi normal

mean, median dan mode mempunyai nilai yang sama, dengan

pengertian setengah dari skor-skor tersebut ada di bawah kurva normal

dan setengahnya lagi ada di atas kurva normal. Sedangkan ukuran

penyebaran terdiri dari: rentangan (range), varians dan standar

deviasi.

1. Uji Prasyarat

Sebelum data yang terkumpul dianalisis lebih lanjut, terlebih

dahulu dilakukan pemeriksaan keabsahan sampel melalui uji

persyaratan yaitu: uji normalitas dan uji kelinearan regresi,


48

a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah

sampel yang telah diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji

normalitas pada penelitian ini menggunakan rumus uji liliefors, dengan

langkah-langkah sebagai berikut35: Pertama, menentukan taraf

signifikasi (𝛼), yaitu misalkan pada α = 5% (0,05) dengan hipotesis

yang akan diuji:

H0 : Data berdistribusi normal, melawan H1: Data tidak

berdistribusi normal Dengan kriteria pengujian:

Jika L0 = Lhitung < Ltabel terima H0,

dan Jika L0 = Lhitung > Ltabel tolak H0

Kedua, lakukan langkah-langkah pengujian normalitas berikut:

1) Data pengamatan Y1, Y2, Y3, … , Yn dijadikan bilangan baku z1, z2, z3, …

, zn denganmenggunakan rumus

Z = (Yi – Y)

(dengan Y dan s masing-masing merupakan rerata dan simpangan baku)

2. Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi

normal baku,kemudian dihitung peluang

F(zi) = P(z ≤ zi)

35
Supardi, Op.Cit,. hh. 131 – 132
49

3. Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, z3, … , zn yang lebih kecil atau

sama dengan zi.

Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi) maka:

Kedua, lakukan langkah-langkah pengujian normalitas berikut:

4. Hitung selisih F(zi) − S(zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.

5. Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih

tersebut, sebagaiharga L0 atau Lhitung.

Untuk menerima atau menolak hipotesis nol (H0), dilakukan

dengan cara membandingkan L0 ini dengan nilai Lkritis atau Ltabel yang

didapat dari table Liliefors untuk taraf nyata yang dipilih, misal α =

5% (0,05).

b. Uji Kelinearan Regresi

Penelitian ini menggunakan uji kelinearan regresi. Pengujian

kelinearan regresi dilakukan dalam rangka menguji model persamaan

regresi suatu variabel Y atas suatu variabel X. persyaratan uji

kelinearan, diperlukan untuk melakukan analisis inferensial dalam uji

asosiasi. Uji kelinearan dilakukan untuk menguji hipotesis:

H0 : 𝑌̂ = 𝑎 + 𝑏𝑋

H1 : 𝑌̂ ≠ 𝑎 + 𝑏𝑋

Keterangan:

𝑌̂ = penguasaan hasil belajar


50

X = peran Orang Tua

a= konstanta/jarak antara titik nol dengan perpotongan antara sumbu

tegak 𝑌 dengangaris fungsi linear, besar harga 𝑌 jika 𝑥 = 0

b= perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan rata-rata x

sebesar 1 unitKriteria membuat kesimpulan:

Jika Fhitung ≤ Ftabel maka data variabel X linier terhadap data

variabel Y. Jika Fhitung ≥ Ftabel maka data variabel X tidak linier

terhadap data variabel Y.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel X

dan variabel Y. Berdasarkan hipotesis yang diajukan maka perhitungan

pengajuan hipotesis dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi

Product moment:

𝑛. ∑𝑋𝑌 − ∑𝑋. ∑𝑌
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑛. ∑𝑋2 − (∑𝑋)2][𝑛. ∑𝑌2 − (∑𝑌)2]

d. Uji Keberartian

Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi signifikan atau tidak,

maka harus diuji kembali melalui uji T pada taraf signifikan tertentu.

Dengan derajat bebas (db) = n – 2 dengan rumus:36

36
Nur Alim Noor, Aplikasi Statistika Penelitian Pendidikan, (tangerang: 3 N , 2017) hh.173
51

Keterangan:

t = keberartian hubungan X dan Y

𝑟 = koefisien korelasi antara variabel x dan y

𝑛 = banyaknya pasangan variabel yang diambil

e. Uji Koefisien Determinasi (KD)

Koefisien determinasi adalah ukuran (besaran) yang menyatakan

tingkat kekuatan hubungan dalam bentuk %. Selain itu koefisien

determinasi merupakan besaran untuk menunjukkan seberapa besar

presentase keragaman variabel terikat (Y) yang dapat dijelaskan oleh

keragaman variabel (X), atau dengan kata lain seberapa X dapat

memberikan kontribusi Y. Rumus yang dipakai adalah:37

KD = r2 × 100%

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi

I. Hipotesis Statistika

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

hipotesis asosiatif, ialah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau

lebih. Hipotesis statistiknya adalah:

𝐻0 ∶ 𝜌 = 0 𝐻1 ∶ 𝜌 ≠ 0

37
Supardi, Op.Cit. hh. 188
52

Keterangan:

𝜌: Menunjukkan kuatnya hubungan

𝐻0: Tidak terdapat hubungan peran orang tua dengan hasil belajar

matematika siswa

𝐻1: Terdapat hubungan positif peran orang tua belajar dengan hasil

belajar matematika siswa


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Peranan Orang Tua Dengan Hasil Belajar Matematika

(Variabel X)

Dari data yang diperoleh skor variabel peranan orang tua

pada hasil belajar matematika dengan skor minimal yang di dapat

dari angket atau kuisioner yaitu sebesar 56, dan skor maksimal

sebesar 106. Skor rata-rata sebesar 81,9, median sebesar 84,1,

modus sebesar 87,35, varian sebesar 137,9, dan simpangan baku

sebesar 11,47. Berikut ini merupakan table distribusi frekuensi

untuk pembuatan grafik histogram dan polygon variabel X (peranan

orang tua pada hasil belajar matematika.

Distribusi Frekuensi Variabel Peranan Orang Tua (X)


No Interval Turus Frekuensi Batas Nyata Titik
Tengah
1 56 – 64 II 2 55,5 – 64,5 60
2 65 – 73 IIII II 7 64,5 – 73,5 69
3 74 – 82 IIII 4 73,5 – 82,5 78
4 83 – 91 IIII IIII I 11 82,5 – 91,5 87
5 92 – 100 IIII 5 91,5 – 100,5 96
6 101 – 109 I 1 100,5 – 107,5 105

53
54

Dari tabel tersebut diatas di kelompokan berdasarkan skor rata-rata

yaitu kelompok siswa yang mendapatkan skor dibawah rata-rata yaitu

sebanyak 9 peserta didik (30%), sedangkan kelompok peserta didik

yang mendapatkan nilai skor rata-rata sebanyak 4 peserta didik

(13,3%), dan yang melampaui nilai rata-rata sebanyak 17 peserta

didik (56,7%). Dari persentase penyebaran skor tersebut dapat

dijelaskan bahwa variabel Peranan Orang Tua dalam kategori

sedang. Grafik histogram dan polygon variabel peranan orang tua

dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4.1
Distribusi Histogram dan PoligonVariabel
Peranan Orang Tua
55

1. Hasil Belajar Matematika (Variabel Y)

Dari data hasil penelitian variabel hasil belajar matematika

didapat nilai minimal sebesar 45 dan nilai maksimal sebesar 91.

Dengan didapat nilai rata- rata sebesar 74,63, median sebesar

78,5 , modus sebesar 80,86, varian sebesar 118,8 , dan simpangan

baku didapat sebesar 10,9. Berikut table distribusi frekuensi

variable hasil belajar matematika sebagai berikut:

Table 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar (Y)

Titik
No Interval Turus Frekuensi Batas nyata
Tengah
1 45 – 52 II 2 44,5 – 52,5 48,5
2 53 – 60 0 52,5 – 60,5 56,5
3 61 – 68 IIII III 8 60,5 – 68,5 64,5
4 69– 76 III 3 68,5 – 76,5 72,5
5 77 – 84 IIII IIII III 13 76,5 – 84,5 80,5
6 85– 92 IIII 4 84,5 – 92,5 88,5

Dari data tersebut diatas, dikelompokan berdasarkan skor

rata-rata yaitu kelompok siswa yang mendapatkan skor dibawah

rata-rata yaitu sebanyak 10 peserta didik (33,3%), sedangkan

kelompok peserta didik yang mendapatkan nilai skor rata- rata

sebanyak 3 peserta didik (10 %), dan yang melampaui nilai rata-

rata sebanyak 17 peserta didik (56,7 %). Dari persentase


56

penyebaran skor tersebut dapat dijelaskan bahwa variabel hasil

belajar matematika. Dalam kategori sedang. Grafik histogram

dann poligon hasil belajarmatematika kelas VII SMP Yapmi

Imanusakti dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.2

Tabel Distribusi Histogram dan Poligon

VariabelHasil Belajar Matematika

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data

Proses pengujian persyaratan analisis data dalam penelitian ini

merupakan syarat yang harus dipenuhi agar penggunaan teknik

regresi yang termasuk ke dalam kelompok statistik parametrik dapat


57

diterapkan untuk keperluan pengujian hipotesis. Terdapat satu

pengujian persyaratan analisis yang akan dilakukan yaitu,uji

normalitas terhadap sampel penelitian dengan didasari asumsi bahwa

distribusipopulasi yang normal tercermin dari distribusi sampel yang

normal. Pengujian ini dilakukan karena penggunakan statistik

parametrik mensyaratkan data bersumber dari populasi berdistribusi

normal

1. Uji Normalitas

Data yang digunakan dalam menyusun model regresi

harus memenuhi asumsi bahwa data tersebut bersumber dari

data berpopulasi berdistribusi normal. Asumsi normalitas pada

dasarnya menyatakan bahwa dalam sebuah model regresi,

variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X) berdistribusi normal.

Uji asumsi tersebut dalam penelitian ini dilakukan dengan

menguji normalitas keduanya dari variabel penelitian yang

dianalisis.

Hasil pengujian terhadap sampel penelitian digunakan

untuk menyimpulkan apakah populasi yang diamati

berdistribusi normal atau tidak. Untuk keperluan diajukan

hipotesis sebagai berikut :

H0 : Data dari populasi yang berdistribusi normal


58

H1 : Data dari populasi yang berdistribusi tidak


normal.

Kriteria pengujian kedua hipotesis tersebut ditetapkan

menggunakan nilai statistic-L yang dihitung berdasarkan

prosedur uji-Lilifors dengan ketentuan sebagai berikut :

H0 : Diterima jika Lhitung < Ltabel H1 : Ditolak jika

Lhitung > Ltabel

Proses pengujian normalitas dilakukan dengan menguji

distribusi data dari kedua variabel. Ringkasan hasil pengujian

yang telah dilakukan diajukan didalam table berikut:

Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas Data

statistik pengujian
No. Variabel Kesimpulan
Lhitung Ltabel (

1 X 0,0596 < 0,161 Normal


2 Y 0,1134 < 0,161 Normal

Berdasarkan hasil perhitungan seperti tercantum dalam

table diperoleh Lhitung untuk variabel peranan orang tua (X)

sebesar 0,0596.dan Lhitung untuk variabel hasil belajar

matematika (Y) sebesar 0,1134. Kedua nilai Lhitung tersebut

dinyatakan lebih rendah dibandingkan dengan Ltabel = 0,161

pada a = 0,05 Dengan demikian, H1 yang dinyatakan bahwa data


59

diambil dari populasiyang tidak berdistristribusi normal di tolak

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan tersebut, data

variabel penelitian dinilai telah memenuhi persyaratan untuk

dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan teknik statistik

parametrik

2. Uji linearitas
Dari perhitungan uji linearitas diperoleh harga a = 36,427 dan

harga b= 0,46 maka didapat persamaan regresinya menjadi Y̑ =

36,09 + 0,46x. Selanjutnya dilakukan perhitungan dan di peroleh

Fhitun regresi 9,17. Jika di konsultasikan pada Ftabel pada taraf

signifikansi sebesar 0,05 dan dk (1:28) diperoleh ftabel 4,20 , ini

berarti harga Fhitung regresi> Ftabel, sehingga hipotesis nol ditolak

dan hipotesis altermatif diterima, dengan demikian F regresi adalah

signifikan. Artinya terdapat hubungan fungsional yang signifikan

antara variabel peranan orang tua dengan variabel hasil belajar

matematika.

Jika Fhitung (tuna coco) lebih kecil dari harga Ftabel yang

berarti hipotesis nol diterima dan hipotesis alternative di tolak,

sehingga regresi Y atas X adalah linear . dalam hal ini Fhitung

(tuna coco) = 0,89, sedangkan Ftabel untuk taraf signifikasi 5% =

2,31. Dengan demikian harga Fhitung< Ftabel. Ini berarti, diterima


60

atau data linear. Dengan demikian, hubungan antara variabel

peranan orang tua dan variabel hasil belajar matematika adalah

linier.

Table 4.4 Uji Linearitas

Α Dk Fhitung Ftabel Keputusan


Uji
Ho
0,05 1:28 Regresi Regresi
Linearitas Diterima
= 9,17 = 4,20
Tuna Coco Tuna Coco
= 0,89 = 2,31

C. Pengujian Hipotesis Penelitian

Hasil dari perhitungan jumlah skor variabel X dan Y

dimasukan ke dalam rumus Korelasi Prroduct Moment untuk

menghubungkan dua skor tersebut. Dengan demikian di peroleh rxy

= 0,989. Besar konstribusi X dan Y dilihat dari besarnya angka

koefesien determinasi sekitar 98,7 %.

Untuk mengetahui signifikansi atau tidak korelasi yang

diperoleh dapat di konsultasikan pada “r” product moment. Pada

taraf kepercayaan 0,05 dan N=30 diperoleh rtabel 0,361. Hal ini

berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Dapat diambil kesimpulan

bahwa terdapat hubungan positif antara Peranan Orang Tua dengan

Hasil Belajar Matematika. Berikut adalah table koefisiensi korelasi

anatara peranan orang tua dengan hasil belajar matematika siswa.


61

Table 4.5 Koefesien Korelasi antara Peranan Orang Tua


dengan Hasil Belajar Matematika

Koefesien Uji Signifikansi


N ttabel
R r2 thitung
(α=0,05)

30 0,989 0,978 36,98 2,048

Berdasarkan hasil uji-t korelasi maka diperoleh hasil thitung

lebih besar dari ttabel (36,98>2,048) dengan db = 0,989 : 28.

Perbandingan kedua nilai tersebut menunjukan adanya hubungan

yang berarti. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada korelasi antara

Peranan Orang Tua (Variabel X) dengan Hasil Belajar Matematika

(Variabel Y).

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Menurut Nur Alim Noor di dalam jurnalnya Orang tua adalah

ayah ibu dari anak- anak yang melahirkan dan menajdi pelindung

dalam keluarga38. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan seseorang

yang bersetatus ayah dan ibu yang melahirkan atau mengankat kita dan

merawatnya, mengasihinya serta memberikan arti kehidupan dalam

sebuah linkungan manyarakat yang disebut keluarga.

Menurut Munirwan di dalam jurnalnya mengatakan bahwa

orang tua merupakan penanggung jawab dalam pendidikan anak-


38
Noor Alim Noor,(2019) Konsep Diri Dan Aktivitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika,
Jurnal Pengaruh Perhatian Orang Tua , hh. 20
62

anaknya. Dimanapun anak tersebut menjalani pendidikannya, baik di

lembaga formal, informal, dan non formal orang tua tetap berperan

besar dalam pendidikan anak-anaknya39. Maka jika disimpulkan

menurut munirwan seorang anak merupakan tanggung jawab yang

harus ditanggung dan dilaksanakan oleh ayah dan ibu selaku orang tua

karena mereka lah yang akan menentukan masa depan anak tersebut,

maka diperlukan kerja sama yang apik oleh orang tua agar masa depan

anak tersebut terjamin.

Dari pendapat diatas maka peranan orang tua sangatlah penting

dalam kehidupan sang anak karena orang tua merupakan pendidik

paling awal sejak anak tersebut lahir karna kepribadian anak akan

terbentuk oleh didikan orang tua.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh r hitung>rtabel

(0,989 > 0,361) hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan positif

antara Peranan Orang Tua dengan Hasil Belajar Matematika kelas

VII SMP Yapmi Imanusakti Jakarta, yang ditunjukan oleh thitung

sebesar 36,98 dimana lebih besar dari pada taraf signifikan α=0,05

yaitu 2,048.

Dikarenakan telah didapatkan rhitung>rtabel (0,989 > 0,361)

maka jika menurut tabel tingkat koefesien hubungan didapatkan nilai

39
Munirwan, Peranan Orang Tua Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Anak , (Jurnal Imiah Edukasi,
2015) , hh. 20
63

0,989 memiliki tingkat hubungan yang “Sangat Tinggi”. Serta dengan

hasil thitung sebesar 36,98 maka semakin tinggi angkanya maka

semakin tinggi pula tingkat hubungan antara peranan orang tua dengan

hasil belajar matematika peserta didik.

Menurut Nur Alim Noor di dalam jurnalnya pengaruh

perhatian orang tua terhadap prestasi belajar matematika. Mengetahui

pengaruh konsep diri terhadap prestasi belajar matematika.

Mengetahui pengaruh kegiatan belajar terhadap prestasi belajar

matematika. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang

signifikan perhatian orang tua, konsep diri dan kegiatan belajar besma

secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika40.Berdasar

analisisdata tersebutmakadapat diasumsikan , semakin tinggi peranan

orang tua akan diikuti tingginya nilai hasil belajar matematika. Hal ini

berarti bahwa semakin tinggi peranan orang tua akan mempengaruhi

tingginya nilai hasil belajar siswa matematika di kelas VII SMP

Imanusakti Jakarta.

40
Noor Alim Noor,(2020) Konsep Diri Dan Aktivitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika,
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP) STKIP Kusuma Negara 8 (1)
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian yang dilakukan penulis berserta analisisnya. maka

penulis dapat memenmukan data-data empris tentang hubunguan hubungan

positif peran orang tua dengan hasil belajar matematika peserta didik di

kelas VII SMP Imanusakti Jakarta sebagai berikut Berdasarkan hasil uji

korelasi product moment di dapatkan harga rhitung = 0,989 sedangkan harga

rtabel = 0,361 untuk taraf signifikan 5% dengan n = 30, karena rhitung> rtabel

(0,989 > 0,361). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang kuat

peran orang tua dengan hasil belajar matematika peserta didik.

Berdasarkan uji-t korelasi maka diperoleh hasil thitung lebih besar dari ttabel

(36,98 > 2,048) dengan db = 0,987 : 28. Perbandingan kedua nilai tersebut

menunjukan adanya hubungan yang berarti, menunjukkan peran orang tua

dengan hasil belajar matematika yang signifikan.Berdasarkan uji koefesien

determinasi didapat r = 0,978 yang berarti besar konstribusi 97,8% hasil

belajar matematika siswa kelas VII SMP Imanusakti Jakarta Barat di

tentukan oleh peran orang tua, dan sisanya 2, 2% ditentukkan oleh faktor

lain. Berdasarkan deskripsi data di atas penulis menyimpulkan penelitian

ini, terdapat hubungan positif yang signifikan peran orang tua dengan hasil

belajar matematika siswadi kelas VII SMP Imanusakti Jakarta Barat.

64
65

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dalam kesempatan

ini penulis mengajukan beberapa saran-saran, sebagai berikut :

a. Bagi guru

Guru hendaknya tetap menjadi orang tua kedua bagi peserta

didik karena bentuk perhatian dan peran besar guru dalam

membangun karakter peserta didik sangat dibutuhkan dalam

pembelajaran terutama matematika

b. Bagi Peserta Didik

Hendaknya peserta didik tetap bertanya dan tetap menjalin

hubungan yang harmonis dengan orang tua karena bagaimanapun

kondisinya mereka lah yang membuat kita bersemangat dalam

menjalani sekolah dan semangat,saran, serta motivasi dari mereka

yang membuat kalian kuat mengadapi pembelajaran.

c. Bagi Orang Tua

Untuk para orang tua di rumah jadikan lah rumah sebagai hunian

yang paling membuat peserta didik merasa nyaman , jadikanlah

rumah sebagai tempat aman dan nyaman peserta didik untuk belajar.

Karena peran orang tua kepada peserta didik itu sangatlah penting

dalam membangun motivasi belajar, penyemangat, membantu

mereka, serta menjadi penguat mereka.

Anda mungkin juga menyukai