Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PROGRAM PARENTING TERHADAP MOTIVASI ORANG

TUA DALAM PENDAMPINGAN ANAK


(PENELITIAN INI DILAKUKAN TERHADAP ORANG TUA SISWA
KELAS B DI RA MUSLIMAT NU PAYAMAN, SECANG, MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015)

Proposal Skripsi

Proposal Skripsi ini disusun oleh :


Nama

: Kumala Izza

NIM

: 09.0304.0322

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2015

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan sering dipandang sebagai proses belajar mengajar di kelas,
dengan perangkat-perangkatnya seperti gedung sekolah, buku-buku, guru,
murid, dan sarana prasarana lainnya. Sedangkan kalau dicermati sebenarnya
pendidikan telah ada sejak anak terlahir di dunia. Seorang ibu mengajarkan
kepada anak-anaknya berjalan, berbicara, bertingkah laku sopan, dan lain
sebagainya merupakan proses pendidikan. Islam memandang keluarga adalah
lembaga pendidikan yang pertama dan utama yang mengantarkan seorang
anak memasuki lembaga berikutnya. Orang tua merupakan wadah yang
sangat penting dan strategis dalam pendidikan anak.1
Tetapi setelah anak menginjak bangku sekolah orang tua sering
menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak kepada guru, karena para
orang tua menganggap bahwa pendidikan di sekolah terprogram dan terarah
dengan panduan kurikulum yang berlaku.
Masih banyak kenyataan yang terjadi di masyarakat adanya orangtua
yang masih mempunyai pola pikir bahwa pendidikan itu sepenuhnya
tanggung jawab pihak lembaga pendidikan saja. Seringkali orangtua
menumpu harapan terlalu tinggi pada lembaga pendidikan, sehingga banyak
orangtua yang berani membayar mahal biaya pendidikan anaknya. Di sisi
lain, tidak sedikit orangtua yang menuntut lembaga pendidikan harus berbuat
seperti yang dikehendaki dan kecewa jika hasil pendidikan di lembaga
1

Khodijah. Fungsi Ganda Orang Tua dalam MPA, Majalah Bulanan, No 72


(Surabaya: PT Bina Ilmu Offset, 1992)

3
tersebut tidak sesuai dengan harapannya. Fenomena keliru ini harus segera
diluruskan agar tanggung jawab tinggi muncul dalam keluarga sehingga
keluarga, khususnya ibu dan ayah juga berperan sebagai pendidik di rumah.
Dalam Teori ekologi Bronfenbrenner (1979) menjelaskan mengenai
Pendampingan anak yang dipengaruhi oleh sistem interaksi yang kompleks
dengan berbagai tingkatan lingkungan sekitarnya yang mencakup interaksi
yang saling berhubungan antara di dalam dan di luar rumah, sekolah dan
tetangga dari kehidupan anak setiap hari dalam kurun waktu yang sangat
lama. Interaksi ini menjadi motor atau penggerak Pendampingan anak yang
merupakan pusat dari lingkaran, dikelilingi oleh berbagai sistem interaksi
yang terdiri dari sistem mikro, sistem meso, sistem exo dan sistem makro. 2
Sistem Mikro adalah lingkaran yang paling dekat dengan anak yang
meliputi kegiatan dan pola interaksi langsung dari anak dengan lingkungan
terdekatnya seperti interaksi dengan orangtua, kakak dan adik kandungnya,
sekolah, serta teman sebaya. Hubungan dua arah yang berlangsung dalam
jangka waktu yang cukup panjang dan intensif di lingkungan terdekat ini
mempunyai dampak terbesar dan mendalam pada Pendampingan anak.3
Sistem Meso adalah lingkaran interaksi dan kesesuaian hubungan antar
komponen

dalam

sistem

mikro

anak

yang

sangat

mempengaruhi

Pendampingan anak seperti hubungan antara rumah dan sekolah. Orang tua
yang tidak terdidik dan tidak menghargai pentingnya pendidikan dan
hubungan dengan lembaga sekolah/sekolah, dan yang tidak berbicara dengan
bahasa yang digunakan di sekolah anak, akan menyebabkan anak mengalami
2
Prof. Sarlito Wirawan Sarwono, Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Anak Malas
Belajar, (http://www.re-searchengines.com) akses tanggal 10 Februari 2015
3
dr. Awi Muliadi Wijaya, Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) Holistik-Integratif,
(http://infodokterku.com) akses tanggal 10 Februari 2015

4
banyak masalah dalam menerapkan pembiasaan di sekolah dan juga dalam
melejitkan potensi kecerdasan jamak anak usia dini. Sebaliknya bila
hubungan antar komponen tersebut serasi dan kuat, menyebabkan anak
memiliki kemampuan akademik yang baik. Prinsip utama dari sistem meso
adalah semakin kuat dan saling mengisi interaksi antar komponen dalam
sistem meso, semakin besar pengaruh dan hasilnya pada Pendampingan
anak.4
Sistem Exo merupakan lingkaran dalam sistem sosial yang lebih besar
dan tidak berperan secara langsung terhadap anak, dan anak juga tidak
langsung berperan di dalamnya, tetapi interaksi komponen dalam sistem ini
seperti dalam bentuk keputusan pada tataran lembaga yang mempunyai
hubungan dengan anak, berpengaruh terhadap Pendampingan anak.
Keputusan-keputusan dari tempat kerja orang tua, komite sekolah, atau
lembaga perencanaan adalah contoh dari sistem exo yang

dapat

mempengaruhi anak baik positif maupun negatif meskipun anak tidak


langsung terlibat dalam lembaga-lembaga tersebut. Contoh lain adalah
kekejaman orang dewasa yang terjadi di lingkungan tempat tinggal anak
dapat berpengaruh pada kesulitan anak untuk tidur.5
Sistem Makro merupakan lingkaran terluar dari lingkungan anak yang
terdiri dari nilai-nilai budaya, hukum dan peraturan perundangan, adat

Mefrida Harahap, M.Pd, Program Parenting Pada Pendidikan Anak Usia Dini,
(https://sites.google.com/site/parentingaba/artikel/programparentingpadakelompokbermainpendidi
kananakusiadini) akses tanggal 10 Februari 2015
5
Mefrida Harahap, M.Pd, Program Parenting Pada Pendidikan Anak Usia Dini,
(https://sites.google.com/site/parentingaba/artikel/programparentingpadakelompokbermainpendidi
kananakusiadini) akses tanggal 10 Februari 2015

5
kebiasaan, kebijakan sosial dan lain sebagainya. Seluruh komponen dari
sistem ini juga berpengaruh terhadap Pendampingan.6
Untuk menjawab fenomena ini banyak cara yang dapat dilakukan salah
satunya adalah dengan program Parent Meeting (temu orangtua) yaitu bentuk
kegiatan informal yang dilakukan untuk menyelaraskan kegiatan-kegiatan
pengasuhan dan pendidikan anak antara di sekolah dan di rumah. Parent
Meeting ini ditujukan kepada para orangtua, pengasuh, dan anggota keluarga
lain yang berperan secara langsung dalam proses Pendampingan anak.
Kegiatan Parent Meeting saat ini dirasakan sangat diperlukan mengingat
pentingnya pendidikan sedini mungkin.
Kegiatan Parent Meeting bisa dikelola oleh satuan pendidikan maupun
pengelolaan secara mandiri. Dukungan pemerintah terhadap kegiatan
program Parent Meeting ini sudah sangat jelas, dengan adanya: (1) Undangundang No 20/2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional yang juga
membahas tentang pendidikan informal. (2) Undang-undang No 23/2002,
tentang Perlindungan Anak (3) Konvensi Anak Sedunia. Dengan demikian,
kerjasama semua pihak, baik lembaga pendidikan, orang tua (keluarga) dan
pemerintah sangat diperlukan untuk pencapaian tujuan pendidikan terutama
pada anak usia dini, dapat dioptimalkan.
Kerja sama lembaga pendidikan dan orang tua seperti ini diterapkan
di RA Muslimat NU Payaman, Secang, Magelang. Sebagai penyelenggara
pendidikan anak usia dini, RA Muslimat NU Payaman, Secang, Magelang
menyadari bahwa lingkungan anak mendukung Pendampingan anak, tak
6

Mefrida Harahap, M.Pd, Program Parenting Pada Pendidikan Anak Usia Dini,
(https://sites.google.com/site/parentingaba/artikel/programparentingpadakelompokbermainpendidi
kananakusiadini) akses tanggal 10 Februari 2015

6
terkecuali pendampingan orang tua dalam proses belajar anak. Oleh karena
itu, RA Muslimat NU Payaman, Secang, Magelang mengadakan program
Parent Meeting (Temu Orang Tua) setiap satu bulan sekali. Program ini ini
dipandu oleh psikolog anak yang terlebih dahulu meneliti dan mengobservasi
masalah-masalah yang terjadi pada anak, kemudian mengundang orang tua
dengan anak yang bermasalah tersebut ke sekolah. Dengan demikian orang
tua mengetahui dan menyadari masalah-masalah yang terjadi pada anaknya
dan mendapatkan solusi penanganan terhadap masalah dari pakarnya.
Skripsi ini akan meneliti bagaimana pengaruh program Parent Meeting
yang dilakukan oleh RA Muslimat NU Payaman, Secang, Magelang terhadap
pendampingan yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya.
B. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini tidak melebar maka penulis merumuskan masalah yang
akan diteliti dalam Penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana program Parent Meeting di RA Muslimat NU Payaman,
Secang, Magelang
2. Bagaimana Pendampingan Anak di RA Muslimat NU Payaman, Secang,
Magelang
3. Bagaimana Pengaruh Program Parent Meeting terhadap Pendampingan
Anak di RA Muslimat NU Payaman, Secang, Magelang
C. Tujuan Penelitian
Berdasar rumusan masalah di atas, maka Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui program Parent Meeting di RA Muslimat NU Payaman,
Secang, Magelang
2. Mengetahui Pendampingan Anak di RA Muslimat NU Payaman, Secang,
Magelang
3. Mengetahui Pengaruh Program Parent Meeting Terhadap Pendampingan
Anak di RA Muslimat NU Payaman Secang Magelang
D. Manfaat Penelitian

7
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan, wawasan,
bahan informasi, dan bahan referensi mengenai pentingnya Parent
Meeting dalam pendampingan oleh orang tua kepada anak;
2. Secara praksis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu diterapkan di kehidupan sehari-hari
sehingga mampu berperan dalam meningkatkan kesadaran orang tua akan
pentingnya Parent Meeting dalam perkembangan anak, khususnya dalam
pendampingan anak.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Parent Meeting
Parent Meeting berasal dari bahasa Inggris, Parent yang artinya orang tua
dan Meeting yang berasal dari kata meet yang berarti temu. Parent Meeting
secara istilah adalah yaitu bentuk kegiatan informal yang dilakukan untuk
menyelaraskan kegiatan-kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak antara di
sekolah dan di rumah.7
Kegiatan Parent Meeting akan menjadi suatu wadah yang dapat
memberikan keuntungan pada semua pihak, baik kepada orang tua, sekolah,
maupun pemerintah. Ada beberapa manfaat dalam pelaksanaan kegiatan
Parent Meeting yaitu :
1. Terpenuhinya kebutuhan hak-hak anak;
2. Berkembangnya rasa percaya diri orangtua dalam mendidik anak;
3. Terjalinnya hubungan yang harmonis pada masing-masing anggota
keluarga sesuai dengan tugasnya masing-masing;
7

2011

Siti Dzulhijjah, PAUD, (http://sweetyajah.blogspot.com) akses tanggal 22 Desember

8
4. Terciptanya hubungan antar keluarga di lingkungan masyarakat sekitar
lembaga pendidikan;
5. Terjalinnya mitra kerja antar sesama anggota Parent Meeting.8
Dalam melaksanakan kegiatan Parent Meeting langkah-langkah yang
dapat dilakukan oleh sekolah adalah :
1. Membuat komitmen bersama antara pengelola dan orangtua pada saat
mendaftarkan putra-putrinya di sekolah;
2. Menyiapkan penanggungjawab kegiatan
kepengurusan pada sekolah
3. Mengidentifikasi kebutuhan

informasi

Parent
(isu-isu

Meeting
penting

atau

seputar

pendidikan dan tumbuh kembang anak) yang ingin diketahui oleh orang
tua;
4. Menyusun program-program kegiatan yang akan dilakukan untuk
kegiatan Parent Meeting;
5. Menyusun jadwal kegiatan sekaligus menentukan narasumber atau
sponsor, misalnya, kegiatan dapat dilakukan seminggu sekali, sebulan
sekali, atau memanfaatkan hari-hari libur nasional, tergantung
kebutuhan.9
Kegiatan Parent Meeting akan lebih bermakna jika sekolah dapat
menyusun suatu kegiatan Parent Meeting yang berkualitas sehingga kumpulkumpul orangtua mempunyai makna dan hasil dari pertemuan tersebut
mampu memberikan dampak positif bagi semua pihak. Kegiatan Parent
Meeting dapat dilakukan dengan berbagai metode berdasarkan kebutuhan.
Bentuk bentuk kegiatan Parent Meeting yang dapat dilakukan antara lain :10
1. Think-thank, yaitu sumbang saran, maksudnya mengeluarkan pendapat
dan diskusi tentang pembelajaran yang paling tepat bagi anak usia dini
misalnya pembelajaran tematik, setiap anggota dapat menyampaikan
gagasan-gagasan atau permasalahan-permasalahan yang ada sekaligus
melakukan pembahasannya.

Mefrida Harahap, M.Pd, Program Parent Meeting Pada Pendidikan Anak Usia Dini,
(http://
https://sites.google.com/site/parentingaba/artikel/programparentingpadakelompokbermainpendidik
ananakusiadini) akses tanggal 10 Februari 2015
9
Ibid.
10
Ibid.

9
2. Arisan bicara, yaitu setiap anggota, secara undian bergilir menjadi
pembicara untuk menyampaikan gagasan sesuai topik yang telah
ditentukan.
3. Seminar, mengundang narasumber dan sponsor.
4. Praktek ketrampilan, misalnya membuat alat permainan edukatif,
memasak makanan bergizi untuk anak, dan sebagainya.
5. Outbond, yakni kegiatan di luar ruangan yang dilakukan secara
bersama-sama oleh semua anggota keluarga, yang disisipkan kegiatan
diskusi atau praktek permainan-permainan yang dapat dilakukan oleh
anggota keluarga secara bersama-sama.
6. Kunjungan lapangan, yaitu kegiatan kunjungan ke tempattempat
khusus yang bersifat mendidik, misalnya ke museum, perpustakaan
umum, panti asuhan, panti jompo, ke kebun atau pertanian, dan
sebagainya.
B. Pendampingan
Pendampingan adalah membantu masyarakat baik individu maupun
kelompok untuk menemukan kemampuan yang ada pada diri pribadi.
Pendampingan bertujuan agar mereka yang didampingi mendapatkan
kecakapan untuk mengembangkan kemampuannya itu hingga mencapai
kepenuhan. Dalam hal ini pendampingan dilakukan demi kepentingan pihak
yang didampingidan bukan kepentingan orang yang mendampingi atau mencari
keuntungan demi kepentingan sendiri.
Terkait dengan konsep di atas, sistem pendampingan tertuju pada sifat atau
jenis pendampingan, disini menerapkan sistem pendampingan partisipatif yang
artinya dalam menentukan setiap pendampingan akan dilakukan dengan peran
aktif masyarakat yang sesuai dengan tahapan-tahapan kegiatan yang telah
disusun. Di dalam menelaah masyarakat, manusia akan banyak berhubungan
dengan kelompok-kelompok sosial, baik yang kecil seperti kelompok keluarga
ataupun kelompok besar seperti masyarakat dan lain-lain.
Dalam pendampingan partisipatif, terdapat beberapa model pendampingan
yang

dapat

menentukan

keberhasilan

orang

tua

dalam

melakukan

pendampingan anak. Model pendampingan tersebut antara lain :


1. Memberikan fasilitas jasa dan pelayanan dalam bentuk arahan atau
bimbingan teknis tentang proses dan mekanisme pelaksanaan kegiatan.

10
2. Menumbuhkan motivasi dan upaya kemnadirian
3. Menumbuhkan otivasi dan inisiatif partisipasi aktif dalam mendukung
pendampingan tersebut.
Pelaksanaan proses dan tujuan pendampingan di atas dicapai melalui
penerapan pendekatan pendampingan, yaitu :
1. Pemungkinan
Pemungkinan bertujuan untuk menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi berkembang anak
2. Penguatan
Penguatan maksudnya adalah memperkuat

pengetahuan

dan

kemampuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah dan memenuhi


kebutuhan-kebutuhannya.

Pendampingan

harus

mampu

nmenumbuhkembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri


anak yang menunjang kemandirian mereka.
3. Penyokongan
Penyokongan dilakukan untuk memberikan bimbingan dan dukungan
agar anak mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya.
C. Kerangka Berfikir
Kegiatan Parent Meeting diartikan sebagai bentuk kegiatan informal yang
dilakukan
pendidikan

untuk

menyelaraskan

kegiatan-kegiatan

pendampingan

dan

anak antara di lembaga pendidikan dan di rumah. Dengan

demikian ada interaksi antara orang tua dan guru di sekolah, sehingga terdapat
sinergi dan persamaan visi dalam mengoptimalkan perkembangan anak.
Sinergi antara orang tua di rumah dan guru di sekolah ini yang nantinya
dianggap faktor penting keberhasilan optimalisasi perkembangan anak.
D. Hipotesa
Hipotesa alternatif (Ha) penelitian ini adalah : Ada korelasi yang positif
yang signifikan antara pengaruh Parent Meeting (variabel X) dan
Pendampingan Anak di RA Muslimat NU Payaman (variabel Y)

11
Hipotesa nihil (Ho) penelitian ini adalah : Tidak ada korelasi positif yang
signifikan antara pengaruh Parent Meeting (variabel X) dan Pendampingan
Anak di RA Muslimat NU Payaman (variabel Y)

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Deskriptif
Analitik. Menurut Ruseffendi, metode deskriptif adalah penelitian yang
menggunakan observasi, wawancara, atau angket mengenai keadaan
sekarang ini, mengenai subjek yang sedang kita teliti. Metode deskriptif
digunakan

karena

penelitian

ini

berusaha

mendeskripsikan

atau

menggambarkan permasalahan yang terjadi pada saat sekarang ini. 11


Sedangkan Metode Analitik digunakan untuk menghitung sampel untuk
digeneralisasikan populasinya.
B. Subyek Penelitian
a.

Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian.12 Yang dijadikan
populasi oleh penulis dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua
11

Yoni Hermawan, Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Persepsi Terhadap


Perilaku
Ibu
Rumah
Tangga
Dalam
Pemeliharan
Kebersihan
Lingkungan,
http://mayangkanya.blogspot.com 15 Juli 2009
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis Edisi Revisi
IV, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1999) hal. 67

12
siswa RA Muslimat NU Payaman, Secang, Magelang pada tahun
b.

2014/2015 dengan jumlah keseluruhan anak 156 orang.


Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diselidiki.13 Dalam
mengambil sampel peneliti menggunakan teknik random sampling,
yaitu mengambil sampel secara acak. Yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini adalah orang tua siswa kelas B1 RA Muslimat NU
Payaman, Secang, Magelang pada tahun 2014/2015 dengan jumlah 40
anak.

C. Variabel Penelitian
Berdasarkan dengan judul penelitian tersebut di atas, maka variabel
penelitian ini adalah pengaruh

Parent Meeting

(variabel

X) dan

pendampingan anak (variabel Y).


D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah angket. Angket atau kuisioner adalah pernyataan atau pertanyaan yang
harus dijawab responden, yang digunakan oleh peneliti sebagai data. Adapun
metode angket atau kuisioner digunakan penulis untuk mendapatkan data
mengenai pengaruh Parent Meeting terhadap pendampingan anak.
E. Teknik Analisis Data
Dalam membuat angket, peneliti berpedoman pada indikator-indikator
tiap variabel. Setiap pertanyaan memiliki tiga kemungkinan jawaban dan
penilaian tiap-tiap jawaban dengan menggunakan skala Likert diukur pada
skor 1-3
a. Pengaruh Parent Meeting, penulis kategorikan menjadi :
i.

Skor 1 artinya kurang berpengaruh


13

Ibid.

13

b.

ii.

Skor 2 artinya cukup berpengaruh

iii.

Skor 3 artinya sangat berpengaruh

Pendampingan anak, penulis kategorikan menjadi :


i.

Skor 1 artinya kurang berkembang

ii.

Skor 2 artinya cukup berkembang

iii.

Skor 3 artinya sangat berkembang

Setelah data terkumpul, penulis menggunakan teknik analisa deskriptif,


yaitu data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan dianalisa
dengan teknik analisa prosentase, yaitu dengan rumus :

P = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya


F = Angka Frekuensi
N = Jumlah Frekuensi/banyaknya individu
Pada analisa selanjutnya, penulis menggunakan teknis statistik untuk
mencari ada tidaknya pengaruh Parent Meeting terhadap Pendampingan
anak RA Muslimat NU Payaman Secang Magelang. Dalam tahapan ini
penulis menggunakan analisa data statistik Product Moment yaitu dengan
menggunakan rumus :

14

Keterangan :
= Koefisien korelasi product moment
= Jumlah X dan Y
n

= Jumlah responden
= Jumlah seluruh skor X
= Jumlah seluruh skor Y

Jika telah diketahui

maka dilakukan analisa uji hipotesis, sehingga

hipotesis yang dikemukakan dapat diterima atau ditolak.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

15
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis Edisi Revisi
IV, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1999)
Hurlock, Elizabeth B.. Psikologi Pendampingan, terj. Istiwidiyanti dan
Soedjarwo. (Jakarta: Erlangga, 1999)
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Edisi Kedua. (Jakarta: Penerbit Buku
kedokteran EGC, 1998)
Majalah
Khodijah. Fungsi Ganda Orang Tua dalam MPA, Majalah Bulanan, No 72,
Surabaya: PT Bina Ilmu Offset, 1992
Website
Dzulhijjah, Siti, PAUD, (http://sweetyajah.blogspot.com) akses tanggal 22
Desember 2011
Harahap, Mefrida, Program Parent Meeting Pada Pendidikan Anak Usia Dini,
(https://sites.google.com/site/parentingaba/artikel/programparentingpada
kelompokbermainpendidikananakusiadini) akses tanggal 10 Februari
2015
Hermawan, Yoni, Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Persepsi Terhadap
Perilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Pemeliharan Kebersihan
Lingkungan, (http://mayangkanya.blogspot.com) 21 Desember 2011
Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak
(http://mayangkanya.blogspot.com) akses tanggal 22 Desember 2011
Sarwono, Sarlito Wirawan, Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Anak Malas
Belajar, (http://www.re-searchengines.com) akses tanggal 21 Desember
2011
Wijaya, Awi Muliadi, Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) Holistik-Integratif,
(http://infodokterku.com) akses tanggal 21 Desember 2011

Anda mungkin juga menyukai