Anda di halaman 1dari 32

Makalah Program Perlibatan Orang Tua dan Masyarakat

05 Dec 2012 Leave a comment


by CORNER 23 in Uncategorized

1 Vote

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah menganugerahkan berlimpah
nikmat bagi kita. Dan khusus pada kesempatan ini penyusun ungkapkan syukur karena dengan
kasihNya penyusun telah berhasil menyusun makalah yang kami beri judul Peran-Serta Orang
Tua dan Masyarakat dalam Pendidikan Anak Usia Dini.
Selain untuk menambah wawasan penyusun, makalah ini disusun untuk memenuhi salah-satu
tugas Program Perlibatan Orang Tua dan Masyarakat.
Makalah ini berhasil disusun berkat kerjakeras kelompok penyusun dan dibantu oleh banyak
pihak, maka dengan ini kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala
bantuanya terutama kepada:
1. Orang tua beserta keluarga penyusun, yang telah memberikan fasilitas moril dan materil;
2. Ibu Mari Masriasari, sebagai dosen;
3. Rekan mahasiswa di Program Studi PG-PAUD STKIP Pancasakti Bekasi.
Bak kata pepatah, Tak ada gading yang tak retak, demikian juga makalah ini adanya. Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun cara
penyampaianya, maka dari itu penulis mohon maklum atas kesalahan dan kekurangan makalah
ini.
Semoga makalah ini bermanfaat, dan dapat dimanfaatkan, dan semua kebaikan yang ada di
dalamnya dicatat oleh Sang Maha Tahu sebagai tanda kebaktian kita padaNya.

Ciamis, Desember 2012


Penyusun.

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Masih banyak kenyataan yang terjadi di masyarakat adanya orang tua yang masih
mempunyai pola pikir bahwa pendidikan itu sepenuhnya tanggungjawab pihak lembaga
pendidikan saja. Seringkali orang tua menumpu harapan terlalu tinggi pada lembaga
pendidikan, sehingga banyak orang tua yang berani membayar mahal biaya pendidikan
anaknya. Di sisi lain, tidak sedikit orang tua yang menuntut lembaga pendidikan harus
berbuat seperti yang dikehendaki dan kecewa jika hasil pendidikan di lembaga tersebut
tidak sesuai dengan harapannya. Fenomena keliru ini harus segera diluruskan agar
tanggungjawab tinggi muncul dalam keluarga sehingga keluarga, khususnya ibu dan ayah
juga berperan sebagai pendidik di rumah.
Dalam Teori Ekologi Bronfenbrenner (1979) menjelaskan mengenai perkembangan anak
yang dipengaruhi oleh sistem interaksi yang kompleks dengan berbagai tingkatan
lingkungan sekitarnya yang mencakup interaksi yang saling berhubungan antara di dalam
dan di luar rumah, sekolah dan tetangga (masyarakat) dari kehidupan anak setiap hari
dalam kurun waktu yang sangat lama. Interaksi ini menjadi motor atau penggerak
perkembangan anak yang merupakan pusat dari lingkaran, dikelilingi oleh berbagai
sistem interaksi yang terdiri dari sistem mikro, sistem meso, sistem exo dan sistem
makro.
Sistem Mikro adalah lingkaran yang paling dekat dengan anak yang meliputi kegiatan
dan pola interaksi langsung dari anak dengan lingkungan terdekatnya seperti interaksi
dengan orang tua, kakak dan adik kandungnya, sekolah, serta teman sebaya. Hubungan
dua arah yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang dan intensif di
lingkungan terdekat ini mempunyai dampak terbesar dan mendalam pada perkembangan
anak.
Sistem Meso adalah lingkaran interaksi dan kesesuaian hubungan antar komponen dalam
sistem mikro anak yang sangat mempengaruhi perkembangan anak seperti hubungan
antara rumah dan sekolah. Orang tua yang tidak terdidik dan tidak menghargai
pentingnya pendidikan dan hubungan dengan lembaga kelompok bermain/sekolah, dan

yang tidak berbicara dengan bahasa yang digunakan di sekolah anak, akan menyebabkan
anak mengalami banyak masalah dalam menerapkan pembiasaan di kelompok bermain
dan juga dalam melejitkan potensi kecerdasan jamak anak usia dini. Sebaliknya bila
hubungan antar komponen tersebut serasi dan kuat, menyebabkan anak memiliki
kemampuan akademik yang baik. Prinsip utama dari sistem meso adalah semakin kuat
dan saling mengisi interaksi antar komponen dalam sistem meso, semakin besar pengaruh
dan hasilnya pada perkembangan anak.
Sistem Exo merupakan lingkaran dalam sistem sosial yang lebih besar dan tidak berperan
secara langsung terhadap anak, dan anak juga tidak langsung berperan di dalamnya, tetapi
interaksi komponen dalam sistem ini seperti dalam bentuk keputusan pada tataran
lembaga yang mempunyai hubungan dengan anak, berpengaruh terhadap perkembangan
anak. Keputusan-keputusan dari tempat kerja orang tua, komite sekolah, atau lembaga
perencanaan adalah contoh dari sistem exo yang dapat mempengaruhi anak baik positif
maupun negatif meskipun anak tidak langsung terlibat dalam lembaga-lembaga tersebut.
Contoh lain adalah kekejaman orang dewasa yang terjadi di lingkungan tempat tinggal
anak dapat berpengaruh pada kesulitan anak untuk tidur.
Sistem Makro merupakan lingkaran terluar dari lingkungan anak yang terdiri dari nilainilai budaya, hukum dan peraturan perundangan, adat kebiasaan, kebijakan sosial dan
lain sebagainya. Seluruh komponen dari sistem ini juga berpengaruh terhadap
perkembangan.
Untuk menjawab fenomena ini banyak cara yang dapat dilakukan salah satunya
yaitu bentuk kegiatan informal yang dilakukan oleh pengelola lembaga PAUD untuk
menyelaraskan kegiatan-kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak antara di sekolah dan
di rumah. Kegiatan ini ditujukan kepada para orang tua, pengasuh, dan anggota keluarga
lain yang berperan secara langsung dalam proses perkembangan anak.
Kegiatan (pertemuan orang tua) saat ini dirasakan sangat diperlukan mengingat
pentingnya pendidikan sedini mungkin.
Pengetahuan tentang pendidikan anak dapat ditempuh dengan berbagai kegiatan,
misalnya kegiatan parenting baik yang dikelola oleh satuan pendidikan maupun
pengelolaan secara mandiri. Dukungan pemerintah terhadap kegiatan ini sudah sangat
jelas, dengan adanya: (1) Undang-undang No 20/2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang juga membahas tentang pendidikan informal. (2) Undang-undang No
23/2002, tentang Perlindungan Anak (3) Konvensi Anak Sedunia. Dengan demikian,
kerjasama semua pihak, baik lembaga pendidikan, orang tua (keluarga), masyarakat dan
pemerintah sangat diperlukan untuk pencapaian tujuan pendidikan terutama pada anak
usia dini, dapat dioptimalkan.

1. Ruang Lingkup Pembahasan Masalah


1. Peran orang tua pada Pendidikan Anak Usia Dini
2. Peran Masyarakat Pada Pendidikan Anak usia Dini

3. Hubungan Lembaga PAUD dengan orang tua dan masyarakat


1. Hubungan Lembaga PAUD dengan orang tua dalam konteks umum
2. Hubungan Lembaga PAUD dengan masyarakat dalam konteks umum
3. Hubungan Lembaga PAUD dengan orang tua dalam pandangan Kathy Lee
4. Hubungan Lembaga PAUD dengan masyarakat dalam pandangan Kathy
Lee
5. Menjalankan kepemimpinan untuk kerjasama yang efektif dengan
keluarga (orang tua peserta didik) dalam pandangan Marjory Ebbeck.

1. Tujuan Pembahasan Masalah


1. Tujuan pembahasan ini adalah untuk mengkaji hubungan sebuah lembaga PAUD
dengan orang tua dan masyarakat
2. Memahami hubungan antara lembaga PAUD dengan orang tua dan masyarakat
3. Memahami tugas-tugas sebagai pengelola Lembaga PAUD dalam membina
hubungan dengan orang tua murid dan masyarakat luas.

1. Manfaat Pembahasan Masalah


1. Manfaat bagi penulis adalah dapat memahami hubungan dan tugas-tugas
pengelola sebuah Lembaga PAUD terhadap orang tua wali murid serta
masyarakat sekitarnya.
2. Agar tulisan ini dapat dikembangkan oleh pembaca sehingga pemahaman
mengenai hubungan lembaga PAUD dengan orang tua dan masyarakat dapat
digali lebih mendalam serta dapat mewujudkan implementasinya di lapangan.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Peran Orang Tua pada Pendidikan Anak Usia Dini


Masa depan anak sesungguhnya ada ditangan kedua orang tuanya,
bila orang tua senantiasa memperhatikan perkembangan buah hatinya niscaya masa
depan anaknya akan jauh lebih baik. Pendidikan anak usia dini memiliki kedudukan yang
sangat tinggi dan memperlihatkan aktivitas di rumah. Pendidikan usia dini merupakan
masa terpenting dan mendasar dalam kehidupan manusia yang memegang kendali dalam
perkembangan kehidupannya.

Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam keluarga. Orang tua
dalam pendidikan islam memiliki kewajiban dan tanpa ada yang memerintah langsung
memikul tugas sebagai pendidik, baik yang bersifat pemelihara, pengasuh, pembimbing
maupun sebagai guru dan mereka sebagai pemimpin bagi anak-anaknya. Perjalanan
seorang anak menuju kedewasaan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya faktor
alam dan lingkungan, oleh karena itu perlu adanya peran orang tua serta pihak lain seperti
guru dan masyarakat untuk membantu proses tersebut agar kedewasaan seorang anak
tidak terhambat.
Orang tua dan guru juga perlu memahami arti kreativitas dan bagaimana penampilannya
jika dikaitkan dengan tingkat perkembangan anak dan mereka perlu memiliki
keterampilan untuk membantu dan mendorong anak mengungkapkan daya kreatifnya,
menyadari pentingnya kreativitas bagi anak dan bagi pendidik sendiri mampu
menemukan kendali kreativitas pada anak dan membina mereka mengembangkan
kesediaan dan keberanian untuk mewujudkan kreativitas mereka.
Perkembangan merupakan rangkaian proses perubahan kearah yang lebih maju dan lebih
dewasa. Mengembangkan kreativitas sejak dini itu sangat penting bagi perkembangan
anak karena ada beberapa perilaku yang mencerminkan perilaku kreativitas alamiah anak
pra sekolah menjadi nyata seperti menjajaki lingkungannya, dan rasa ingin tahu mereka
sangat besar. Oleh karena itu orang tua, guru dan masyarakat bertanggung jawab atas
pemeliharaan, perhatian dan penyediaan lingkungan fisik dan social yang kondusif bagi
perkembangan anak-anak.

1. Peran Masyarakat dalam Pendidikan Anak Usia Dini


Sungguh suatu hal yang ironis, betapa tekhnologi modern ternyata belum bisa memberi
manfaat atau efek yang positif pada anak-anak. Seperti yang kita ketahui bahwa
perkembangan dan pertumbuhan anak zaman sekarang ini lebih banyak dipengaruhi oleh
Televisi, dimana tak ada filter yang bisa menyaring secara efektif hal hal yang baik untuk
anak. Kita juga bisa membedakan bahwa di lingkungan pedesaan dengan lingkungan
perkotaan terdapat perbedaan yang sangat signifikan dalam hal pendidikan. Dimana di
Perkotaan Anak-anak usia dini sudah banyak yang tersentuh oleh pendidikan untuk anak
usia dini. Melihat dari perkembangan anak yang memerlukan perhatian khusus oleh
orang tua, Pendidikan Anak Usia Dini perlu tersosialisasikan kepada masyarakat, agar
visi Paud dapat tercapai sebelum anak tersebut masuk kesekolah dasar.
Masyarakat yang peduli dengan anak-anak akan sangat antusias sekali untuk bahu
membahu dalam mengembangkan kualitas PAUD. Meski PAUD yang didirikan masyarat
masih berada dalam jalur nonformal namun sudah menggunakan kurikulum dengan menu
generik.
Ada beberapa strategi masyarakat dalam mendirikan PAUD:

1. Memegang prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat, sehingga masyarakat dapat
dilibatkan sejak identifikasi kebutuhan , merancang program , melaksakannya dan
mengawasinya.
2. Fleksibel yakni baik tempat, waktu , maupun saran ayang digunakan. Yang paling
penting aman dan tidak mengganggu waktu tidur siang anak.
3. Tidak harus dimulai dari nol, bisa dengan mengembangkan fasilitas yang sudah
ada seperti, Posyandu, BKB, SPS, ataupun Majelis Talim.
4. Yang Mudah, Murah, tetapi harus bermutu. Yaitu PAUD nonformal bukan berarti
gedung yang megah dan berfasilitas lengkap tetapi menjadi satu tolak ukur
dimana anak merasa diperhatikan, diberi kesempatan, diberikan kebebasan
mengungkapkan kemampuanya, didengar isi hatinya tanpa ada paksaan/ ancaman/
tekanan terhadap dirinya serta mendapatkan pelayanan pendidikan yang sesuai
dengan Usianya.
Dalam penyelenggaraanya sendiri PAUD nonformal diharuskan tidak kaku, maksudnya
jika sudah ada keinginan dari masyarakat untuk mendirikan PAUD segeralah untuk
memulainya meskipun belum mendapatkan ijin. Untuk sementara waktu sebelum dibuat
kurikulum, maka bisa menggunakan kurikulum dengan Menu generik. Sambil berjalan,
penilik PLS/ PAUD memantau, membina, dan mengarahkan hingga mendapatkan izin
operasional. Sehingga dalam jangka waktu minimal 6 bulan setelah program berjalan,
PAUD sudah mendapatkan ijin dari Dinas Pendidikan.

1. Hubungan Lembaga Paud dengan Orang Tua dan Masyarakat


1. Hubungan lembaga PAUD dengan Orang tua dalam konteks umum
Berkomunikasi dengan orang tua merupakan salah satu tanggungjawab pendidik.
Demikian juga dengan orang tua, mereka perlu menjalin komunikasi dengan
pendidik. Komunikasi timbal balik ini akan sangat efektif untuk memberikan
layanan yang berkualitas kepada anak usia dini. Orang tua dan pendidik saling
berbagi informasi baik mengenai program lembaga maupun tentang individual
anak. Orang tua dapat mengetahui program-program yang akan dan sedang
dilaksanakan oleh lembaga. Di samping itu juga dapat memberi saran serta
kritikan tentang pelaksanaan program program dan saling bekerja sama demi
kemajuan lembaga tersebut. Pendidik dapat menginformasikan dan berdiskusi
tentang perkembangan anak selama mengikuti kegiatan di lembaga tersebut dan
juga menggali informasi dari orang tua tentang berbagai hal mengenai anak
tersebut.
Kegiatan berkomunikasi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Baik
secara formal maupun informal, baik secara tertulis maupun lisan. Akan tetapi
bukan hal yang mudah baik bagi pendidik maupun orang tua untuk menjalin
komunikasi dua arah secara efektif. Ada banyak kendala baik dari pendidik
maupun orang tua.

Panduan ini memuat tentang strategi berkomunikasi antara pendidik dan orang tua
melalui papan informasi, buku komunikasi, buku profil lembaga, surat, home
visit, dan pertemuan pendidik-orang tua.
1. Tujuan keterlibatan orang tua dalam komunikasi dua arah ini yaitu:
1. Menyampaikan informasi tentang kebijakan dan program kegiatan
yang ada di lembaga.
2. Menjalin kerjasama antara lembaga dan orang tua dalam
melaksanakan
program lembaga
3. Berdiskusi tentang perkembangan anak dan permasalahan yang
dihadapi oleh masing masing anak.
4. Berbagi pengalaman dan gagasan dalam membelajarkan anak.
5. Bertukar informasi mengenai perkembangan anak yang ada di
lembaga dan di rumah.
6. Memperoleh informasi yang membantu pemahaman mengenai
berbagai aspek tentang kemajuan tumbuh kembang anak.
2. Strategi berkomunikasi antara pendidik (pengelola Lembaga PAUD)
dan orang tua melalui:
1. Papan Informasi
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menjalin komunikasi
dua arah antara pendidik dan orang tua adalah pengadaan papan
informasi. Papan informasi adalah papan yang ditempel di dinding
atau dipasang di tempat strategis sehingga mudah diakses dan
dibaca oleh orang tua maupun pendidik. Papan informasi tersebut
dapat dimanfaatkan untuk menempel berbagai pesan dari pendidik
yang dimaksudkan untuk diketahui orang tua peserta didik maupun
pesan dari orang tua peserta didik untuk diketahui oleh pendidik.
1. Pesan-pesan yang dapat disampaikan pada papan informasi:
1. Pengumuman tentang jadwal pertemuan
2. Selebaran berisi informasi tentang perkembagan
dan pertumbuhan peserta didik.
3. Hasil karya peserta didik untuk diapresiasi oleh
orang tua
4. Foto-foto kegiatan, baik kegiatan peserta didik,
kegiatan pendidik maupun kegiatan orang tua
5. Foto-foto peserta didik
6. Jadwal pembelajaran peserta didik
7. Instruksi untuk volunteer
8. Hal-hal yang relevan dengan rencana kegiatan
lembaga
Informasi melalui papan informasi dapat merupakan pengulangan
atau penguatan dari informasi yang dikirimkan melalui surat atau
catatan-catatan yang ditulis melalui buku penghubung.

2. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat


papan informasi:
1. Menyiapkan lokasi yang strategis dan mudah
diakses oleh orang tua dan pendidik
2. Menyiapkan papan informasi.
3. Menyiapkan bahan/materi.
4. Memasang dan menempel materi yang disiapkan
5. Menghias papan informasi
Materi yang disampaikan pada papan informasi hendaknya secara
rutin diperbaharui sehingga selalu berisi informasi-informasi yang
relevan dengan perkembangan kegiatan anak maupun kegiatan
orang tua. Pembaharuan materi pada papan informasi dapat
dilakukan setiap dua minggu, setiap bulan atau sesuai kebutuhan.
Pembaharuan materi ini sangat penting untuk menarik perhatian
karena jika papan dipenuhi dengan informasi yang sudah lama atau
terlihat acak-acakan, pihak orang tua tidak akan melihatnya.
Pelaksanaan kegiatan ini dapat melibatkan orang tua. Orang tua
yang tertarik menjadi volunteer dapat diikutsertakan untuk
membantu memasang informasi dan menghiasnya. Di samping itu
orang tua juga dapat dilibatkan untuk menyumbang hasil karyanya.

2. Buku Profil Lembaga


Buku Profil lembaga merupakan salah satu media komunikasi yang
penting dalam membangun keterlibatan dan peran serta orang tua
dalam program pendidikan anak usia dini. Buku Profil lembaga
adalah buku yang memuat informasi-informasi umum tentang
profil lembaga, meliputi:
1. visi dan misi lembaga, Visi adalah tujuan yang hendak
dicapai oleh suatu lembaga. Misi memuat langkah-langkah
yang hendak dilakukan untuk mewujudkan tujuan/visi yang
telah ditetapkan.
2. program pembelajaran,
3. jadwal kegiatan,
4. daftar kelas,
5. daftar peserta didik, Berisi informasi tentang jumlah
peserta didik, nama-nama peserta didik, usia/tempat tanggal
lahir.
6. daftar pendidik dan tenaga kependidikan
7. fasilitas yang dimiliki

8. tata-tertib dan informasi lain yang bermanfaat untuk orang


tua, Beirisi aturan-aturan yang harus ditaati oleh pihakpihak yang terkait dengan lembaga, meliputi tata tertib
untuk pendidik, tata tertib untuk anak dan tata tertib untuk
orang tua.

3. Buku Komunikasi/ Penghubung


Buku komunikasi adalah suatu media berbentuk buku yang
digunakan untuk berkomunikasi dengan orang tua.Buku ini
memuat catatan singkat yang menggambarkan keberhasilan yang
spesifik, keterampilan atau perilaku baru serta saran-saran untuk
kegiatan dirumah. Buku ini berfungsi untuk menjembatani
komunikasi antara guru dan orang tua peserta didik, sehingga harus
dapat diisi oleh kedua belah pihak. Pihak orang tua didorong untuk
mengirimkan catatan-catatan penting kepada pendidik dan
sebaliknya pendidik juga harus aktif mengirimkan catatan-catatan
penting tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pertukaran catatan dan tanggapan ini penting agar masing-masing
pihak yaitu pendidik dan orang tua saling bekerjasama untuk
mendorong kemajuan anak. Catatan-catatan dalam buku
komunikasi dapat digunakan sebagai dasar bagi orang tua maupun
pendidik untuk menentukan materi atau program yang sesuai
dengan kebutuhan anak. Tindak lanjut dari catatan-catatan dalam
buku komunikasi adalah berupa pertemuan langsung antara
pendidik dan orang tua.

4. Surat
Surat adalah cara lain yang dapat digunakan untuk berkomunikasi
dengan orang tua. Komunikasi melalui surat dapat dilakukan
secara rutin yaitu mingguan atau bulanan sehingga orang tua
menerima informasi secara konsisten atau sesuai dengan
kebutuhan. Topik surat bervariasi sesuai dengan kebutuhan.

5. Home Visit
Home visit merupakan kegiatan yang dilakukan pendidik dengan
mengunjungi rumah orang tua peserta didik. Home visit ini

memiliki makna penting untuk membangun hubungan yang solid


antara pendidik dan orang tua. Kegiatan ini biasanya dilakukan
pada awal dan akhir tahun ajaran. Namun demikian home visit
juga dapat dilakukan ketika kegiatan pembelajaran sedang
berlangsung ditahun tersebut.
Jika pendidik tidak sanggup untuk mengunjungi dua atau tiga
orang tua di rumah, dia dapat mengundang mereka dalam
pertemuan khusus di lembaga. Beberapa orang tua mungkin lebih
suka diundang dalam pertemuan dalam kelompok kecil. Jika orang
tua tidak dapat datang ke lembaga dan pendidik tidak dapat
berkunjung ke rumah, maka pendidik dapat mengundang mereka
untuk bertemu di tempat lain sesuai kesepakatan. Pertemuan di
tempat yang netral mungkin membantu orang tua merasa nyaman.
Jika tidak mungkin, pendidik dapat mencoba kontak melalui
telepon, atau surat.

6. Pertemuan Orang tua dengan Pendidik (pengelola Lembaga)


Pertemuan pendidik dan orang tua merupakan salah-satu kegiatan
yang dapat mendorong komunikasi antara mereka. Kegiatan ini
dapat dijadwalkan secara rutin sesuai kebutuhan lembaga.

7. Mempererat komunikasi pendidik-orang tua secara informal


Komunikasi yang sudah terbangun antara pendidik-orang tua perlu
senantiasa dipererat. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk tujuan
tersebut. Strategi komunikasi yang sudah disebutkan di atas adalah
upaya membangun komunikasi secara formal dan terencana secara
sistematis. Berikut ini adalah upaya mempererat komunikasi
pendidik-orang tua secara informal dan tidak memerlukan
perencanaan khusus.
1.
2.
3.
4.

Waktu orang tua mengantar dan menjemput anak


Menggunakan telephon
Bertemu di luar lingkungan lembaga PAUD
Melakukan kegiatan parenting

2. Hubungan Lembaga PAUD dengan masyarakat dalam konteks umum

Pada umumnya sekolah merupakan tempat anak didik untuk memperoleh


pengalaman-pengalaman, pengetahuan, keterampilan sehingga anak didik akan
mendapat bekal hidup kelak bekerja di lingkungan masyarakat luas. Anak usia
dini pada hakikatnya adalah manusia yang memerlukan bimbingan, secara kodrati
seorang anak sangat perlu pendidikan dan bimbingan dari orang dewasa.
Masyarakat sebagai lingkungan terbesar dalam kehidupan, berguna untuk melatih
jiwa anak dalam bersosialisasi terhadap masyarakat, seperti bermain dan bergaul.
Yang harus diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat
terhadap perkembangan pribadi anak misalnya anak yang terdidik dalam keluarga
yang religius, setelah dewasa akan cenderung menjadi manusia yang religius pula.
Lingkungan dan keluarga sebagai pendidikan kedua setelah sekolah, orang tua
memiliki peran yang cukup strategis dalam membantu guru memaksimalkan
proses pembelajaran bagi anak-anak usia prasekolah. Dalam menyikapi berbagai
perubahan sosial dan teknologi yang begitu cepat dalam masyarakat, maka orang
tua harus memiliki pegangan edukatif dalam menciptakan suasana pembelajaran.
Tugas pokok orang tua dan masyarakat yang dapat diberdayakan guru dalam
meningkatkan perannya adalah :
1. Memberi nama yang tepat. Pemberian nama akan memberi identitas
kepada anak. Dengan berbagai kemajuan dan perubahan sosial nama anak
semakin baik dan beragam, namun identitas keklaminan justru sangat
penting.
2. Kebiasaan memberikan pakaian yang sesuai. Berikan pakaian yang sesuai
dengan anak agar nantinya Orang tua tidak bingung dengan kebiasaan
anak yang kelaki-lakian atau keperempuan-perempuanan akibat dari
seringnya memberikan pakaian yang tidak sesuai.
3. Pemilihan warna yang tepat, sebab warna dan motif juga sangat
berpengaruh terhadap identitas kekelaminan.
4. Pengembangan hobi yang menunjang. Kecenderungan biasanya terbaca
sejak kecil sehingga pengembangan hobi yang sesuai akan memberikan
bekal yang baik untuk perkembangan anak.
5. Memberikan batasan-batasan, aturan-aturan dengan bimbingan yang tepat
6. Memperhatikan tugas dalam rumah tangga secara tidak langsung anak
akan memperhatikan dan mengerti akan tugas dan kewajibannya.

1. Hubungan lembaga PAUD dengan Orang tua dalam pandangan Kathy Lee
1. How to give prospective parents tours of the center, yaitu mengenai bagaimana
memberikan pelayanan untuk berkeliling (tour) mengenalkan sekolah kepada
calon orang tua peserta didik. Tujuan dari pelayanan ini adalah untuk membantu

mendidik para calon orang tua tebtang kualitas lembaga pendidikan anak dan
menginformasikan kepada mereka program sekolah.
2. How to handle offering references to parent, yaitu tentang bagaimana
menawarkan referensi kepada orang tua. Hal ini dimaksudkan untuk menawarkan
pada orang tua agar dapat memberikan referensi mereka tentang lembaga
pendidikan kepada calon orang tua murid. Biasanya dilakukan dengan dua
cara, pertama, orang tua yang ingin menuliskan surat referensi yang dapat
ditunjukan pengelola kepada calon orang tua murid. Kedua, orang tua yang ingin
menawarkan waktu mereka untuk calon orang tua murid dengan memasukan
nama mereka dan nomor telepon mereka ke dalam daftar referesi.
3. How to handle enrollment, yaitu mengenai bagaimana cara mengatasi hal-hal
yang berkaitan dengan pendaftaran.
4. How to conduct parent orientation, adalah bagaimana mengkondisikan
pandangan orang tua, melalui:
1. ambil waktu untuk memberikan pandangan baru pada orang tua.
2. Libatkan staff dalam pandangan pada musim kembali ke sekolah.
5. How to help parent get to know staff, yaitu mengenai bagaimana membantu orang
tua untuk mengenali para staff
6. How to encourage parent involvement, yaitu bagaimana mendorong orang tua
untuk terlibat.
7. How to create a sense of community, yaitu bagaimana menumbuhkan rasa
berkomunitas.
8. How to deal with the overwhelmed parent, yaitu bagaimana menghadapi orang
tua yang diliputi kelelahan dan situasi yang stress.
9. How to provide resource for parents, yaitu bagaimana menyediakan sumbersumber bagi orang tua.
10. How to accommodate (or not) special request from parents,yaitu bagaimana
menyesuaikan diri/ tidak dengan permintaan khusus dari orang tua.
1. Dengarkan orang tua.
2. Evaluasi komentar mereka.
3. Buat keputusan berdasarkan pada ketertariakan yang paling baik dari
anak-anak dan lembaga.
11. How to conduct effective parent conferences, yaitu bagaimna mengkondisikan
konferensi orang tua yang efektif.
12. What to do when parents get angry, yaitu apa yang dilakukan apabila orang tua
marah.
13. How to handle late pick-ups, yaitu bagaimana mengatasi orang tua yang telat
menjemput anaknya.
14. How to handle to late drop-offs, yaitu bagaiaman mengatasi keterlambatan
mengantar.
15. How to create memories for parents, yaitu bagaimana membuat kenangan untuk
orang tua.

BAB III

PENUTUP

1. Simpulan
Masa depan anak sesungguhnya ada ditangan kedua orang tuanya,
bila orang tua senantiasa memperhatikan perkembangan buah hatinya niscaya masa
depan anaknya akan jauh lebih baik.
Orang tua dalam pendidikan islam memiliki kewajiban dan tanpa ada yang memerintah
langsung memikul tugas sebagai pendidik, baik yang bersifat pemelihara, pengasuh,
pembimbing maupun sebagai guru dan mereka sebagai pemimpin bagi anak-anaknya.
Perkembangan merupakan rangkaian proses perubahan kearah yang lebih maju dan lebih
dewasa. Mengembangkan kreativitas sejak dini itu sangat penting bagi perkembangan
anak karena ada beberapa perilaku yang mencerminkan perilaku kreativitas alamiah anak
pra sekolah menjadi nyata seperti menjajaki lingkungannya, dan rasa ingin tahu mereka
sangat besar. Oleh karena itu orang tua, guru dan masyarakat bertanggung jawab atas
pemeliharaan, perhatian dan penyediaan lingkungan fisik dan social yang kondusif bagi
perkembangan anak-anak.
Berkomunikasi dengan orang tua merupakan salah satu tanggungjawab pendidik.
Demikian juga dengan orang tua, mereka perlu menjalin komunikasi dengan pendidik.
Komunikasi timbal balik ini akan sangat efektif untuk memberikan layanan yang
berkualitas kepada anak usia dini. Orang tua dan pendidik saling berbagi informasi baik
mengenai program lembaga maupun tentang individual anak. Orang tua dapat
mengetahui program-program yang akan dan sedang dilaksanakan oleh lembaga. Di
samping itu juga dapat memberi saran serta kritikan tentang pelaksanaan program
program dan saling bekerja sama demi kemajuan lembaga tersebut.
Tujuan keterlibatan orang tua dalam komunikasi dua arah ini yaitu:
1. Menyampaikan informasi tentang kebijakan dan program kegiatan yang ada di
lembaga.
2. Menjalin kerjasama antara lembaga dan orang tua dalam melaksanakan
program lembaga
3. Berdiskusi tentang perkembangan anak dan permasalahan yang dihadapi oleh
masing masing anak.
4. Berbagi pengalaman dan gagasan dalam membelajarkan anak.
5. Bertukar informasi mengenai perkembangan anak yang ada di lembaga dan di
rumah.
6. Memperoleh informasi yang membantu pemahaman mengenai berbagai aspek
tentang kemajuan tumbuh kembang anak.

Strategi berkomunikasi antara pendidik (pengelola Lembaga PAUD) dan orang tua
melalui:
7. Papan Informasi
8. Buku Profil Lembaga
9. Buku Komunikasi/ Penghubung
10. Surat
11. Home Visit
12. Pertemuan Orang tua dengan Pendidik (pengelola Lembaga)
13. Mempererat komunikasi pendidik-orang tua secara informal.
Anak usia dini pada hakikatnya adalah manusia yang memerlukan bimbingan, secara
kodrati seorang anak sangat perlu pendidikan dan bimbingan dari orang dewasa.
Masyarakat sebagai lingkungan terbesar dalam kehidupan, berguna untuk melatih jiwa
anak dalam bersosialisasi terhadap masyarakat, seperti bermain dan bergaul.
Orang tua memiliki peran yang cukup strategis dalam membantu guru memaksimalkan
proses pembelajaran bagi anak-anak usia prasekolah.
Hubungan lembaga PAUD dengan Orang tua dalam pandangan Kathy Lee adalah sebagai
berikut:
14. How to give prospective parents tours of the center
15. How to handle offering references to parent
16. How to handle enrollment
17. How to conduct parent orientation
18. How to help parent get to know staff
19. How to encourage parent involvement
20. How to create a sense of community
21. How to deal with the overwhelmed parent
22. How to provide resource for parents
23. How to accommodate (or not) special request from parents
24. How to conduct effective parent conferences
25. What to do when parents get angry,
26. How to handle late pick-ups
27. How to handle to late drop-offs
28. How to create memories for parents.

2. Saran
Ada pepatah mengatakan, manusia dibentuk oleh lingkungannya, anak lahir bagai kertas
putih. Pepatah ini mengingatkan kita betapa besar peran masyarakat dalam PAUD.
Meskipun kehidupan keluarga demikian harmonis, mendapat pujian orang tua atas
kegiatannya, memperoleh pengajaran yang baik dari keluarganya tetapi bila lingkungan

masyarakat sekitar kurang mendukung atau bahkan tidak sesuai maka akan berpengaruh
buruk pada perkembangan anak.
Anak membutuhkan contoh dan bukan teori. Mereka lebih dekat dengan segala sesuatu
yang bersifat konkrit. Contoh berperilaku baik bukan hanya ranah guru. Orang tua dan
masyarakat juga harus memberikan contoh baik dalam kehidupan sehari-hari.
Masyarakat yang mau kerja bakti (gotong royong) dan peduli pada sebagian masyarakat
yang kurang mampu akan menjadi contoh yang baik dalam menumbuhkan sensitivitas
kehidupan bersama dalam diri anak.
Bila di sekolah guru mengajarkan membuang sampah pada tempatnya, maka masyarakat
juga harus memperlihatkan contoh yang sama.
Dari sini kita harus memulai secara bersama-sama menggalang pendidikan anak. Gaya
dimana orang tua menyerahkan pendidikan sepenuhnya pada guru, sudah saatnya mulai
dikikis.

PERANAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ANAK


USIA DINI
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Mempunyai seorang anak merupakan anugerah yang di berikan Tuhan kepada kita yang wajib di
syukuri ,karena anak merupakan penerus keturunan kita baik di lingkungan keluarga ,masyarakat
manpun negara .
Seperti pendapat John lock dalam bukunya Tabularasa mengatakan bahwa anak di lahirkan
seperti kertas putih. oleh sebab itu faktor lingkungan sangat besar Pengaruhnya terhadap
perkembangan anak .begitu juga dalam hadist mengatakan bahwa,seorang anak di Iahirkan
sebagai seorang muslim dan orangtuanyalah yang menentukan ia sebagai seorang majusi atau
nasrani.
Dengan dua pendapat itu sudah jelas bahwa peran pendidikan dalam keluarga maupun
masyarakat sangat penting, karena melalui pendidikan akan menentukan suatu karakter anak dan
masa depannya.
Sistem pendidikan nasional yang semesta menyeluruh dan terpadu dalam angka pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya serta merupakan wahana
kelangsungan hidup bangsa dan Negara ada hakekatnya menjadi tanggung jawab seluruh bangsa
Indonesia dan di laksanakan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintahan.
Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya lebih
bersifat pembentukan watak dan budi pekerti ,latihan keterampilan dan pendidikan kesosialan
,seperti tolong menolong ,bersama-sama menjaga kebersihan rumah ,menjaga kesehatan dan
ketentraman rumah tangga dan sejenisnya.
Dalam rangka pelaksanaan pendidikan nasional ,peranan kelurga sebagai Lembaga pendidikan
semakin tampak dan penting . Peranan keluarga terutama Dalam penanaman sikap dan nilai
hidup pengembangan bakat dan minat serta pembinaan bakat dan kepribadian .Sehubungan
dengan itu penanaman nilai-nilai pancasila ,nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai kepercayaan
terhadap Tuhan yang Maha Esa di mulai dalam keluarga.
Agar keluarga dapat memainkan peran tersebut keluarga perlu juga di bekal dengan pengetahuan
dan keterampilan ,perlu adanya pemninaan.Hal ini dapat di capai melalui pendidikan
kemasyarakatan terutama pendidikan orang dewasa dan pendidikan wanita.
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anaksejak
lahir dengan usia enam tahu yang di lakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiiki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut,seperti yang tercantum dalam Undang-Undang
Nasional Tahun 2003 Pasal 7 yang Berbunyi Orang tua berhak berperan serta dalam memilih
satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya.
Pada jalur non formal ,Pendidikan Anak Usia Dini dapat berbentuk Kelompok
Bermain(KB),Taman Penitipan Anak (TPA) ,atau bentuk lain yang sederajat sedangkan pada
jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang di selenggarakan oleh
lingkungan.

Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia lahir
sampai 6 tahun . Pada usia ini secara terminologi di sebut sebagai anak usia pra sekolah
.Perkembangan kecerdasan anak pada masa ini mengalami peningkatan dari 50 % menjadi 80 %
.Selain itu ,berdasarkan hasil penelitian /kajian yang di lakukan oleh pusat kurikulum ,Balitbang
Diknas tahun 1999 menunjukkan bahwa hampir pada seluruh aspek perkembangan anak yang
masuk TK mempunyai kemampuan lebih tinggi daripada anak yang tidak masuk TK. di kelas I
SD
Data angka mengulang kelas tahun 2001/2002 untuk kelas I sebesar 10,85 % kelas II Sebesar
6,68 % ,Kelas III sebesar 5,48 % ,kelas V sebesar 2,92 % dan kelas VI sebesar 0,42 % .
Data tersebut menggambarkan bahwa angka mengulang pada kelas I dan II lebih tinggi dari kelas
lain
Di perkirakan bahwa anak-anak yang mengulang kelas adalah anak anak yang tidak masuk
pendidikan pra sekolah sebelum masuk SD.Mereka adalah anak yang belum siap dan tidak
dipersiapkan oleh orang tuanya memasuki SD.Adanya perbedaan yang besar antara pola
pendidikan di sekolah dan di rumah menyebabkan anak yang tidak masuk pendidikan Taman
Kanak Kanan (pra sekolah) mengalami kejutan sekolah dan mereka mogok sekolah atau tidak
mampu menyesuaikan diri sehingga tidak dapat berkembang secara optimal.Hal ini
menunjukkan pentingnya upaya pengembangan seluruh potensi anak usia pra sekolah.
Usia 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak ,anak mulai sensitive untuk menerima bebagai
upaya perkembangan seluruh potensi anak . Masa peka adalah masa terjadinya pematangan
fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan,masa
ini meripakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan
fisik,kognitif,sosial emosional ,konsep diri ,disiplin,kemandirian,seni dan nilai -nilai agama.Oleh
sebab itu di butuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar
pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.
Peran pendidik (orangtua,guru dan orang dewasa lainnya ) sangat di perlukan dalam upaya
pengembangan potensi anak 4-6 tahun .Upaya Pengembangan tersebut harus di lakukan kegiatan
bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain . Dengan bermain anak memiliki kesempatan
untuk Bereksplorasi menyenangkan ,Selain itii bermain membantu anak mengenaldirinya sendiri
,orang Iain dan Iingkungan. Pendidikan anak usia dini raeiniliki fungsi dan tujuan di antaranya
sebagai :
1..Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak.
2.Mengenalkan anak dengan dunia sekitarnya
3.Menumbuhkan sikap dan prflaku baik
4.Mengembangkan kemaiupuan berkomunikasi dan bersosiafisast
5.Mengembangkan keterampilan ,kreativitas dan kemampuan yang
dimiliki anak
6.Menyapkan anak memasiiki pendidikan dasar
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A Peranan
1 Pengertian Peranan keluarga
Setiap Orang tua mengharapkan anaknya patuh dan banyak lagj harapan lain tentang anak yang
kesemuanya berbentuk sesuatu yang positif. Sementara itu setiap orangtua berkeinginan untuk

mendidik anaknya secara baik dan berhasil.


Mereka berharap mampu membentuk anak yang punya kepribadian,anak yang beriman dan
bertaqwa kepada tuliaii Yang Maha Esa.Anak yang berakhlak mulia .anak yang berbakti
terhadap orangtua,anak yang berguna bagi dirinya keluarga, masyarakat,nusa ,bangsa,negara
juga bagi agamanya.
Simaklah kembali motto Ki Hajar Dewantara :Ing Ngarso Sung tulodo:Di depan menjadi
teladan .Di sini orang yang mendidik atau orang tua aktif memberi contoh, dan anak punaktif
menerima mengikuti contoh yang diberikan. Ing Madyo Mangun Karso: Di tengali (bersania
anak) membina kemauannya. Di sini yang mendidik atau orang tua dan anak bereaksi
mengeuibangkau dan menyalurkan kemauannya .Tut Wuri Handayani : Mengikuti dari
belakang. Di sini yang mendidik atau orang tuamengikuti sambil tetap memberikan pengaruh
dan anak bergerak maju.
.
2. Fungsi peranan anggota keluarga
Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat
,karena dalam keluargalah manusia di lahirkan berkembang menjadi dewasa.
Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh
dan berkembangnya watak budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan yang di
terima dalam keluarga inilah yang akan di gunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti
pendidikan selanjutnya di sekolah.Adapun peranan anggota terhadap pendidikan anak-anak
terbagi dalam :
a. Peranan ibu
Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang peranan yang terpenting terhadap anakanaknya.Sejak anak itu di lahirkan ,ibulah yang selalu di disampingnya.Ibulah yang memberi
makan dan minum ,memelihara,dan selalu bercampur gaul dengan anak-anak. itulah sebabnya
kebanyakan anak selalu cinta kepada ibunya daripada kepada anggota keluarga lainnya.
Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat di
abaikan sama sekali .Maka dari itu ,seorang ibu hendaklah yang bijaksana dan pandai mendidik
anak-anaknya sebagian orang Mengatakan kaum ibu adalah pendidik bangsa. Nyatalah betapa
berat tugas seorang ibu sebagai pendidik dan pengatur rumah tangga.Baik buruknya pendidikan
ibu terhadap anaknya akan berpengaruh terhadap perkembangan dan watak anaknya di kemudian
hari.Seorang ibu selalu khawatir dan selalu menurutkan keinginan anak-anaknya,akan kurang
baik.Demikian pula baik seorang ibu berlebih-lebihan Dalam mencurahkan perhatian kepada
anaknya. Asalkan segala pemyataan di sertai kasih Sayang yang terkandung dalam hati ibunya,
anak itu dengan mudah akan tunduk pimpinannya.
Sesuai dengan fungsi serta tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga Dapat di simpulkan
bahwa peranan ibu dalam pendidikan anak-anaknya adalah Berbagai sumber dan pemberi rasa
kasih sayang,pengasuh dan pemelihara,tempat Mencurahkan isi hati,pengatur kehidupan dalam
rumah tangga,pembimbing Hubungan pribadi,pendidik dalam segi-segi emosional.
b.Peranan ayah
Di samping ibu,seorang ayah pun memegang peranan yang penting pula.anak memandang
ayahnya sebagai seorang yang tertinggi gengsinya atau prestisenya .Kegiatan seorang ayah
terhadap pekerjaannya sehari-hari sungguh besar pengaruhnya kepada anak-anaknya,lebih-lebih
anak yang telah agak besar. Meskipun demikian ,di beberapa keluarga masih dapat kita lihat
kesalahan-kesalahan pendidikan yang di akibatkan oleh tindakan seorang ayah.Karena sibuknya

bekerja mencari nafkah ,si ayah tidak ada waktu untuk bergaul mendekati anak-anaknya.Lebih
celaka lagi seorang ayah mencari kesenangan bagi dirinya sendiri saja.Segala kekurangan dan
kesalahan yangterdapat di dalam rumah tangga mengenai pendidikan anak-anaknya di bebankan
kepada istrinya,dituduhnya dan di makinya istrinya.
Tanpa bermaksud mendiskriminasikan tugas dan tanggung jawab ayah dan ibu di dalam keluarga
,di tinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai ayah,dapat di kemukakan di sini bahwa peranan ayah
dalm pendidikan anak-anaknya yang lebih dominan adalah sebagai : sumber kekuasaan dalam
keluarga,penghubung Intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar,pemberi perasaan aman
bagi seluruh anggota keluarga,pelindung terhadap ancaman dari luar,hakim atau yang mengadili
jika terjadi perselisihan,pendidik dalam segi-segi rasional.
c Peranan nenek.
Selain oleh ibu dan ayahnya ,banyak pila anak-anak yang menerima pendidikan dari
neneknya,baik nenek laki-laki maupun nenek perempuan ataupun keduanya.
Umumnya ,nenek itu merupakan sumber kasih sayang yang mencurahkan kasih sayangnya yang
berlebih-lebihan terhadap cucu-cucunya.Mereka tidak mengharapkan sesuatu dari cucu-cucunya
itu ,mereka semata-mat memberi belaka.Maka dari itu,mereka memanjakan cucu-cucunya
dengan sangat berlebih-lebihan
Dalam suatau keluarga yang dia serumah dengan nenek ,sering sekaliterjadi pertengkaran atau
perselisihan antara orang tua anak dan nenek mengenaicara mendidik anak-anaknya sering
bertentangan dengan pandangan nenek yangmerasa bahwa si nenek itu sudah lebih banyak
makan garam daripada anaknya
(orang tua anak itu).
Dari pengalaman ,orang dapat mengetahui bahwa untuk kepentingan pendidikan anak-anaknya
sering lebih baik jika keluarga itu tinggal terpisah dari
nenek.Kunjungan nenek yang sewaktu-waktu dan bermalam sekali-kali di rumah orang tua telah
cukup untuk menyenangkan hati anak.
d. Peranan permbantu Rumah Tangga (Pramuwisma)
Keluarga yang berkecukupan sosial -ekonominya sering memiliki seorang atau lebih pembantu
rumah tangga atau pramuwisma. Tugas pramuwisma di samping mengerjakan pekerjaan pekerjaan rumah tangga ,seperti memasak,mencuci ,dan menyetrika pakaian ,membersihkan
halaman ,menyiram tanaman hias sering pula di serahi tugas untuk mengasuh atau memelihara
anak-anak.Bahkan ada pulapramuwisma yang di serahi tugas khusus untuk mengasuh dan
memelihara anak-anak yang masih kecil(baby sitter) karena kedua orang tua anak-anak itu sibuk
bekerja atau mencari nafkah di luar rumah.Dalam hal yang demikian pramuwisma dapat di
katakan anggota keluarga yang juga turut berperan dalam pendidikan anak-anak di dalam
keluarga.
Pada umumnya pramuwisma (yang bukan babysitter) tidak memiliki pengetahuan ataupun
pengalaman yang cukup dalam hal mengasuh atau mendidik anak-anak,apalagi pramuwisma
yang masih muda atau belum pernah berkeluarga.01eh karena itu ,bagi para orang tua,betapa pun
sibuk dan sempitnya waktu terluang ,tidak baik jika menyerahkan sepenuhnya pendidikan anakanaknya kepada pramuwisma.Peranan pramuwisma sebagai pembantu rumah tangga seyogyanya
hanyalah sebagai pembantu pula dalam mengasuh dan mendidik anak-anak di dalam
keluarga.sedangkan yang tetap berperan dan menentukan pendidikan anak-anak adalah orang tua
,yaitu ayah dan ibu.

3. Tugas Peranan Keluarga


Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak- anaknya lebih
bersifat pendidikan watak dan budi pekerti, latihan keterampilan dan pendidikan
kesosialan,seperti tolong menolong ,bersama-sama saling menjaga kebersihan rumah ,menjaga
kesehatan dan ketentraman ramah tangga dan sejenisnya.
Dalam rangka pelaksanaan pendidikan nasional ,peranan keluarga berbagai lembaga pendidikan
semakin tampak dan penting.
Peranan keluarga terutama dalam penanaman nilai-nilai pancasila ,nilai- nilai keagamaan dan
nilai-nilai kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di mulai dari keluarga perlu juga bekal
dengan pengetahuan dan keterampilan pendidikan perlu adanya pembinaan. Hal ini dapat di
capai melalui pendidikan bermasyarakat. terutama terutama pendidikan orang dewasa dan
pendidikan wanita.
Dalam pasal I. UU perkawinan no. 1 Tahun 1974 di katakan bahwa perkawinan adalah ikatan
lahir dan batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.
Anak yang lahir dari perkawinan ini adalah anak yang sah dan menjadi hak dan tanggung jawab
kedua orang tuanya untuk memelihara dan mendidiknya dengan sebaik-baiknya.
Kewajiban orang tua mendidik anak ini terus berlanjut sampai ia dikawinkan atau dapat berdiri
sendiri
Bahkan menurut pasal 45 ayat 2 UU perkawinan ini ,kewajiban dan tanggung jawab orangtua
akan kembali apabila perkawinan antara keduanya putus karena sesuatu hal ,maka anak kembali
menjadi tanggung jawab orang tua.
4. Kewajiban Keluarga
Kewajiban mendidik secara tegas di nyatakan dalam pirman Allah dalam surat At-Tahrim ayat 6
,sbb : Yaa ayyuhaladzina amanu ku anfusikum wa ahlikum nar Wahai orang-orang yang
beriman peliharalah diri dan keluargamu dari api neraka (QS. At -Tahrim : 6).
Perkataan Quran di sini adalah kata kerja perintah atau fiel amar yaitu suatu kewajiban yang
hams di tunaikan oleh kedua orangtua terhadap anaknya.
Kedua orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama bagi anaknya.karena sebelum
oranglain mendidik anak ini,kedua orangtuanyalah yang mendidik terlebih dahulu .Bila kita
telaah secara mendalam ,memang benar apabila tanggung jawab pendidikan terletak di tangan
kedua orang tua dan tidak dapat di pikulkan kepada orang lain,kecuali apabila orang tua merasa
tidak mampu melakukan sendiri ,maka bolehlah tanggung jawabnya di serahkan kepada orang
lain misalnya dengan cara di sekolahkan.
Tanggung jawab pendidikan yang perlu di sadarkan dan di bina oleh kedua orang tua terhadap
anak antara lain:
a.Memelihara dan membesarkannya merupakan tanggung jawab orang tua
berupa dorongan alami untuk di laksanakan ,karena anak memerlukan
makan ,minum dan perawatan ,agar dia dapat hidup secara berkelanjutan
b.Melindungi dan menjamin kesehatannya baik secara jasmaniah maupun
rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang
dapat membahayakan dirinya.
c.Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang

berguna bagi hidupnya ,sehingga apabila ia telah dewasa ia mampu berdiri


sendiri dan menbantu orang lain .(hablum minanas) serta melaksanakan
kekhalifahannya.
d.Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya
pendidikan agama sesuai dengan ketentuan allah sebagai tujuan akhir
hidup seorang muslim,tanggung jawabini di kategorikan sebagai tanggung
jawab kepada allah.
5. Cara Mendidik Keluarga
Cara pendidikan anak dapat di tempuh pula dengan menimbulkan kesadaran berkeluarga,yaitu ia
adalah salah satu anggota keluarga di dalam rumahnya.
Ia mempunyai ayah dan ibu serta saudara(kakak atau adik) sekandung banyak pembinaan
kepribadian anak yang di lakukan oleh kedua orang tua terhadap anaknya dengan ajaran agama
yang berkesinambungan ini dapat di lakukan maka ia dapat di harapkan akan menjadi seorang
anak yang kelak akan menjadi manusia yang berkepribadian muslim.Ia akan baik dengan
tetangga dan teman sepergaulan atau dengan orang lain akan dalam bermasyarakat di mana ia
tinggal.
Dewasa ini para ahli didik mengakui besarnya peranan ibu dalam mendidik anak-anaknya
,kalangan ibu atau wanita di golongkan kepada kaum yang lemah.Meskipun demikian secara
kerohanian wanita adalah mahluk allah yang kuat dalam pendirian dan prinsip hidup dalam
keluarga. Melalui belaian tangan,ciumannya serta kata-katanya yang lemah lembut anak
dengannya.Anak merasa dekat dan lebih sayang kepadanya di bandingkan kedekatan kepada
ayahnya. oleh Sigmund freud ,kedekatan anak (laki-laki) ini kepada ibunya di angkat menjadi
teori Qodipus complex.Anak sebagai manusia kecil yang sedang menuju ke arah
perkembangannya yang sempurna tidak luput dari beberapa tingkah laku dan sikapnya yang
dapat mengganggu keharmonisan rumah tangga.
Gangguan akibat pertumbuhan dan perkembangan ini adalah wajar ,namun hubungan
kekeluargaan. Beberapa sifat dan sikap yaog mungkin muncul itu antara lain di kemukakan oleh
Dr.Sis Heyster dalam bukunya Tahun 1998 ilmu jiwa anak dari masa muda dan juga oleh Cryn
dan Reksosiswoyo sebagai berikut: keras hati,keras kepala,manja,merajuk,berkata gagap ,ingin
menang sendiri ,frustasi dan gangguan anak yang disebut infant terrible.sifat tingkah laku yang
di tampilkan anak-anak di atas terutama oleh anak yang berusia sebelum sekolah antara 3 dan 5
tahnn di bawah ini hanya di bicarakan beberapa buah saja yaitu dusta,gagap dan infant terrible.
6. Upaya keluarga dalam mendidik anak usia Dini (balita)
a.Tidak bersikap memanjakan yang berlebihan jika anak kita sedang menangis tidak
langsung di gendong.
b.Dalam hal mendiamkan anak yang sedang menangis hendaknya di dihindari
dengan cara menakut-nakutiTindakan menakut-nakuti ini akan membentuk sifat
penakut terhadap anak.
c.Dalam hal menyusui anak ,hendaknya di usahakan tidak melewati usia
dua tahun.
d Ajarkan kata-kata pendek yang yang mengandung didikan agama
seperti nama tuhan ,kitab suci dan Iain-lain.
e.Saat memberi makanan ,biasakan orangtua membaca doa dengan suara agak di

keraskan agar anak dapat mendengar ,dan di harapkan dia akan menirunya.
g. Membiasakan cinta kebersihan
h. Tidak raemarahi apalagi membentak atau berkata kasar jika ana merusak barang
yang di rumah.yang perlu kita bina adalah rasa segan anak terhadap orang lain,
i. Ada baiknya hari kelahiran anak di peringati dengan maksud Mendidik anak untuk
mensyukuri nikmat hidup dari tuhan,mendidik anak untuk bermasyarakat ,dengan
dia berkumpul bersama teman-temannya.
j. Dalam banyak hal orang tua harus mampu berperan sebagai guru yang
patut di patuhi dan di turuti oleh anak-anaknya.
7. Sejauh mana peran orang tua sebagai pendidik terhadap anak yang
berusia TK ini (balita).
a.Orang tua mulai menjelaskan kepada anak bahwa kini dia dapat
menjadi siswa.Dengan begitu anak di minta untuk tidur dan bangun
pada jam yang di tentukan,agar anak mulai di tanamkan rasa
disiplin,menghargai waktu.
b.Ketika anak harus ke sekolah ,seyogyanya tidak selalu harus diantar
,kecuali hari-hari pertama saja,ini di maksud agar anak terlatih.
c.Orang tua harus dapat mengikuti perkembangan anak beserta hasil
belajarnya.
d.Harus memberikan pujian dan penghargaan terhadap prestasi belajar
anak.pemberian hadiah merupakan sesuatu yang membanggakan dan
merupakan kepuasan sendiri.
e.Harus memberikan pujian dan penghargaan terhadap prestasi belajar
anak.pemberian hadiah merupakan sesuatu yang membanggakan dan
merupakan kepuasan sendiri.
f.Orang tua tidak melakukan tindakan yang berlawanan dengan apa
yang di lakukan oleh guru anak kita.
8. Petunjuk penting bagi pendidikan dalam lingkungan keluarga
Untuk mendapat hasil yang lebuh baik dari pendidikan anak-anak dalam lingkungan keluarga
,selain petunjuk-petunjuk yang telah di uraikan dalam pasal di atas .perlu pula di sini di berikan
beberapa petunjuk tentang atutan-aturan pendidikan dalam lingkungan keluarga yang
berdasarkan ihnu pendidikan.
Adapun beberapa petunjuk yang penting dan perlu di perhatikan oleh para
pendidik adalah :
a. Usahakan suasana yang baik dalam lingkungan keluarga
Hal ini terutama bergantung pada bapak dan ibu sebagai pengatur keluarga.Dasar dari
pendidikan keluarga ialah perasaan cinta mencintai.Kita hendaknya selalu berusaha agar di
dalam lingkungan keiuarga selalu terdapat tolong-menolong kasih sayang antara anggotaanggota keluarga dan harus di liputi suasana kegembiraan dan ketentraman.
Di dalam suatu keluarga yang baik selalu akan terdapat kejujuran,kesetiaan,keteguhan hati
,kesabaran,kerajinan,kerapian dan kebersihan
di antara anggota anggota keluarganya.
. b. Tiap-tiap anggota keluarga hendaklah belajar berpegang pada hak dan tugas
kewajiban masing-masing.

Hal ini terutama menurut kedudukan dan umurnya masing-masing.Tidak mungkin seorang anak
kecil akan sama hak maupun kewajibannya dengan anak yang sudah besar.Orang tua berusaha
agar anak-anaknya sedikit demi sedikit secara berangsur-angsur tahu akan kewajibannya sebagai
anggota keluarga.Untukitu,anak-anak perlu di biasakan melakukan pekerjaan -pekerjaan seperti
mengenakan pakaian sendiri ,mandi,makan,tidur pada waktunya,mengasuh adik ,membantu ibu
dan ayah ,pekerjaan membereskan dan mengatur kebersihanrrumah tangga. Jika tiap-tiap
anggota keluarga sudah tahu dan menjalankan tugas kewajibannya masing-masing menurut
aturan-aturan yang berlaku dalam keluarga itu ,akan terjelmalah ketertiban dan kesenangan serta
ketentraman dalam keluarga itu.
c. Orang tua serta orang dewasa lainnya dalam keluarga itu hendaklah |mengetahui tabiat dan
watak anak-anak. Hal ini mudah di usahakan karena orang-orang tualah yang setiap hari bergaul
dan bermain dengan ank-anaknya.Dari pergaulan dan dari ikut serta bermain dengan anakanaknya ,orang tua dapat mengetahui sifat-sifat dan tabiat anak-anaknya masingmasing.Pengetahuan ini sungguh merupakan harta yang tak ternilai harganya untuk mendidik
anak-anak ke arah kedewasaan.Seorang pendidik akan dapat lebih berhasil usahanya jika ia dapat
mengetahui siapa dia. Lagipula ,adanya pengetahuan orangtua tentang watak anak-anaknya dan
adanya saling mengetahui tabiat masing-masing akan daqpat menghindarkan
perselisihan dan mendatangkan kerukunan serta ketentranman dalam keluarga.
d. Hindarkan segala sesuatu yang dapat merusakpertumbuhanjiwa anak boleh saling mengejek
atau mengecilkan hati anak-anak.Besarkan hati itu dalam segala usahanya yang baik.Pujilah
mereka ,anjurkan kepada mereka bahwa apa yang dapat di kerjakan orang lain dia pun dapat
mengerjakannya. Janganlah selalu melarang atau menegur jika memang tidak perlu.Lebih
bijaksana jika larangan-larangan itu diganti dengan suruhan .Sebagai contoh jangan mengatakan
: Jangan bermain-main dengan pisau,nanti teriris jarimu! Lebih baik jika kita katakana :
Tolonglah ,nak,simpankan pisau itu di atas meja ,tentu kamu pandai menyimpannya,bukan?dan
sebagainya. Demikian pulajanganlah menggunakan hukuman itu sebagai alatpendidikan yang
satu-satunya. Anak-anak yang sering mendapat hukuman akhirnya bahkan akan kebal terhadap
hukuman itu ,dan tidak akan menjadi anak yang patuh dan menurut ,tetapi bahkan
sebaliknya.Hematlah dalam memberi hukuman dan teguran atau larangan.
e. Biarkanlah anak anak bergaul dengan teman-temannya di luar lingkungan
keluarga
Masih ada beberapa orang tua merasa khawatir anak-anaknya akan mendapat pengaruh buruk
dari teman-temannya.ini sungguh keliru ,anak-anak adalah calon manusia dewasa yang akan
hidup dalam masyarakat yang bermacam-macam corak ragamnya.pergaulan dengan temanteman sebaya penting sekali bagi pertumbuhan jiwa anak-anak,terutama pertumbuhan sosialnya
danpertumbuhan wataknya.
Janganlah kita mengurung anak-anak di lingkungan rumah sendiri
saja.Biarkan anak-anak bermain-main dengan teman-temannya.jika sampai
waktunya,masukkanlah anak-anak itu ke sekolah taman kanak-kanak atau sekolah
dasar.
9. Perbedaan Lingkungan Keluarga dan lingkungan sekolah
a. Perbedaan pertama ialah rumah atau lingkungan keluarga,yakni lingkungan
pendidikan yang sewajarnya
Sudah sewajarnya bahwa keluarga ,terutama orang tua ,memelihara dan mendidik anak-anaknya

dengan rasa kasih sayang.Perasaan kewajiban dan tanggung jawab yang ada pada orang tua
untuk mendidik anak-anaknya timbul dengan sendirinya,secara alami,tidak karena di paksa atau
di suruh orang lain.Demikian pula perasaan kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya
adalah kasih sayang sejati ,yang timbul dengan spontan,tidak di buat-buat.Di rumah anak
menerima kasih sayang yang besar dari orang tuanya.Anak menggantungkan diri sepenuhnya
kepada kedua orang tuanya,tempat ia mencurahkan isi hatinya.Anak merasa satu dengan
anggota-anggota dari keluarganya,tidak merasa asing seperti dengan anggota-anggota dari
keluarga lain.
Sedangkan sekolah adalah buatan manusia.Sekolah didirikan oleh masyarakat atau negara untuk
membantu memenuhi kebutuhan keluarga yang sudah tidak mampu lagi memberi bekalpersiapan
hidup bagi anak-anaknya.Untuk mempersiapkan anak agar hidup dengan cukup bekal
kepandaian dan kecakapan dalam masyarakat modern,yang telah tinggi kebudayaannya seperti
sekarang ini ,anak-anak tidak cukup hanya menerima pendidikan dan pengajaran dari
keluarganya saja.Maka dari itulah,masyarakat atau negara mendirikan sekolah- sekolah.Guru
sebagai pendidik adalah lain dari orang tua. Orang tua menerima tugasnya sebagai pendidik dari
Tuhan atau karena kodratnya.Guru menerima tugas dan kekuasaan sebagai pendidik dari
pemerintah atau negara. Ia di angkat dan di tunjuk serta di tetapkan oleh pemerintah. Guru
adalah pendidik karena sudah sewajarnya pula bahwa kasih sayang guru terhadap muridmuridnya tidak akan sedalam Kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya sementara/tidak
tetap.Guru sering berganti-ganti berpindah-pindah ,demikian pulamuridnya.selain setiap tahun
berganti juga jumlahnya sangat banyak.
b. Perbedaan kedua ialah perbedaan suasana
Kehidupan dan pergaulan dalam lingkungan keluarga senantiasa di liputioleh rasa kasih sayang
di antara anggota-anggotanya.Di dalamnya terdapat saling mengerti ,percaya
mempercayai,Bantu membantu,dan kasih mengasihi sesamanya.
Biarpun kadang kadang terjadi pula perselisihan- perselisihan di antara anggota- anggota
keluarga itu ,namun perselisihan itu tidak akan memutuskan tali kekeluargaan mereka.Hubungan
kekeluargaan yang bersifat alami tidak akan putus,meskipun orangnya sudah berjauhan.
Dalam lingkungan keluarga anak lebih merasa bebas daripada di sekolah.Anak
bebasdalamsegalagerak-gerik,seperti makan,minum,tidur,tertawa,bermain,bekerja dan
sebagainya,asal tidak melanggar kesopanan atau adapt istiadat yang berlaku dalam keluarga itu.
Sedangkan kehidupan dan pergaulan di sekolah sifatnya lebih zakelijk dan lebih lugas.Di sekolah
harus ada ketertiban dan peraturan- peraturan tertentu yang harus di jalankan oleh tiap-tiap murid
dan guru.Pergaulan antara anak-anakdengan guru lebih bersifat zakelijk dan objektif daripada
pergaulan di dalam lingkungan keluarga yang lebih di liputi oleh suasan aksih sayang yang
sejat.Anak-anak tidak boleh ganggu-mengganggu,masing-masing hendaklah melakukan tugas
dan kewaiiban menurut peraturan- peraturan yang telah ditetapkan.Suasana di sekolah lebih
mendekati suasana kerja daripada suasana bermain-main.Maka dari itu ,di sekolah anak-anak
lebih tidak bebas,lebihterkekang oleh peraturan- peraturan daripada di dalam lingkungan
keluarga.
c. Perbedaan ketiga ialah perbedaan tanggung jawab.
Telah dikatakan bahwa orang tua atau keluarga menerima tanggung jawab mendidik anak-anak
dari Tuhan atau karena kodratnya. Keluarga, yaitu orang tua,bertanggung jawab penuh atas
pemeliharaan anak-anaknya sejak mereka di lahirkan ,dan bertanggungjawab penuh atas
pendidikan watak anak anaknya.Bagaimana seharusnya anak-anak itu

berbuat,bertingkahlaku,berkata- kata dan sebagainya,terutama bergantung kepada teladan dan


pendidikan yang di lakukan oleh keluarganya.Anak itu akan berkelakuan baikjujur,sabar,suka
menolong,ataukah menjadi curang,pemarah ,asosial,dan sebagainya,terutama adalah tanggung
jawab orang tua dalam memberi pendidikan anak-anaknya.Tentu saja di samping kepandaiankepandaian meskipun secara sederhana.
Sedangkan sekolah(guru-guru)lebih merasa bertanggung jawab terhadap pendidikan
intelek(menambahpengetahuan anak)serta pendidikan keterampilan(skills)yang berhubungan
dengan kebutuhan anak itu untuk hidup di dalam masyarakat nanti,dan yang sesuai dengan
tuntutan masyarakat pada waktu itu.Tentu saja dalam hal ini tidak berarti bahwa guru boleh
mengabaikan begitu saja pendidikan untuk anak-anak didiknya.Tetapi,seperti telah di katakana di
muka ,orang tua menyerahkan anak-anaknya kepada sekolah dengan maksud utama agar di
sekolah itu anak-anak menerima pelajaran- pelajaran (ilmu pengetahuan dan keterampilan
keterampilan yang dapat di pergunakan sebagaibekal hidupnya kelak di dalam
masyarakat.Sekolah berkewajiban danbertanggung jawab ata& hasil pelajaran- pelajaran yang
telah di berikan kepada anak-anak yang umumnya keluarga tidak mampu lagi
memberikannyaSedangkan pendidikan etika yang di berikan di sekolaii merupakan bantuan
terhadap pendidikan yang telah di laksattakan obit keluarga.
B. Pendidikan Anak Usia Dini
1. Pendidikan dan perkembangan
Dalam kajian dan pemikiran tentang pendidikan ada 2 (dua) istifah yang di pergunakan dalam
dunia pendidikan yaitu pedagogik dan pedagoik.
Pedagogik berarti pendidikan sedangkan pedagoik artinya ilmu pendidikan .pedagogik atau ilmu
pendidikan yang menyelidiki menerangkan tentang gejala- gejala perbuatan mendidik.Istilah ifli
berasal dari kata pedagogia (yunani) yang berarti pergaulan dengan anak sedangkaa yang sering
di gunakan istilah pedagoik adalah seorang pelayan (bujang) pada zaman yunani kuno yang
peketjaannya mengantar dan menjemput anak ke dan dari sekoiah .pedagogos berasal dari kata
predos (anak} dan agoge (saya membimbing memimpin) pengertian pedagogi.(dari
pedagogos)berarti seorang yang tugasnya membimbing anak dalam pertumbuhannya kedaerah
berdiri sendiri dan bertanggungjawab.
Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk
menumbuhkan dan mengembangkan potensi potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani.
sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan.
Usaha-usaha yang di lakukan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma- norma tersebut serta
mewariskan kepada generasi berikutnya untuk di kembangkan dalam hidup dan kehidupan yang
terjadi dalam suatu proses pendidikan.pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan
kebutuhan mutlak yang harus di penuhi sepanjang hayat.
Menurut Mussen,conger .dan keagan (1969) dewasa inipsikologi perkembangan lebih menitik
beratkan pada usaha-usaha mengetahui sebab yang melandasi terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan manusia oleh
sebab itu tujuan psikologi perkembangan meliputi :
a.Memberikan ,mengukur dan menerangkan perabahan dalam tingkah laku
serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat umur.
b.Mempelajari perbedaan -perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan,
tahapan atau masa perkembangan tertentu.

c.Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang


menimbulkan reaksi yang berbeda
d.Mempelajari penyimpangan dari tingkah laku yang .dialami seseorang
sementara itu Elizabeth B. Hurloek (1980) menyebutkan 6 tujuan psikologi
perkembangan:
1)Menemukan perubahan-perubahan apakah yang terjadi pada usia yang
umum dan yang khas dalam penampilan, prilaku, minat dan tujuan dari
masing-masing periode perkembangan.
2)Menemukan kapan perubahan-perubahan itu terjadi.
3)Menemukan sebab-sebab.
4)Menemukan bagaimana perubahan itu mempengaruhi prilaku.
5)Menemukan dapat atau tidaknya perubahan.
6)Menemukan apakah perubahan itu bersifat individual atau universal
Menurut pendapat (hurloek, 1989) masa anak-anak awal berlangsung dari
umur 2 tahun sampai 6 tahun masa anak-anak awal, atau yang sering juga disebut
prasekolah.
Selama masa anak-anak awal, pertumbuhan fisik berlangsung lambat
dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Pertumbuhan fisik
yang lambat ini berlangsung sampai munculnya tanda-tanda pubertas, yakni kirakira 2 tahun menjelang anak matang meskipun selama masa anak-anak fisik mengalami
keterlambatan namun keterampilan motorik Kasar pada motorik halus perlu berkembang pesat.
Pendidikan anak usia dini ( PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak
sejak dini sampai dengan usia 6 tahun yang tujukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Menurut bab 4 pasal 28 ayat 1 sampai 5 Undang-undang Pendidikan.
a.Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan
dasar.
b.pendidikan anak usia dini diselenggarakan melalui jalur pendidikan
formal, non formal dan atau informal.
c.Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan pormal berbentuk TK, R. A atau
bentuk lain yang sederajat.
d.Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok
belajar, tempat penitipan anak atau bentuk lain yang sederajat.
Selanjutnya Taman Kanak- Kanak sebagai jembatan antara Keiuarga aan
sekolah:
a. Pendiri Taman kanak-kanak
Bahwasanya anak itu adalah anak,dan harus di perlakukan sebagai anak ,dapat di katakan
belumlah lama di perhatikan orang ,kira-kira seabad yang lalu .bahkan sampai sekarang juga
,masih banyak terdapat kesalahan yang umum di lakukan orang tua dalam mendidik anakanaknya .anak-anak waktu itu di anggapnyasama saia dengan orang dewasa ,hanyalah badan dan
kekuatannya saja
yang masih kecil dan lemah.Cara mendidik dan mengajar anak-anak ,baik di rumah maupun di
sekolah masih banyak mengecewakan.Anak-anak di tuntut sejak kecilnya haras berlaku seperti
kelakuan-kelakuan yang di jalankan oleh orang dewasa ; dimarahi,diberi nasehat,dan disuruh

mengerjakan pekerjaan seperti yang biasa di lakukan oleh orang dewasa ,meskipun sebenarnya
belum sesuai dan belum waktunya.Tidak di insafi bahwa anak itu sebenarnya ialah anak dan
bukan orang dewasa dalam bentuk kecil.Kemauan ,perasaan dan keinginan anak berbeda dengan
orang dewasa.Benar pula bahwa anak harus di latih dan di biasakan melakukan segala sesuatu
yang nantinya dapat di pergunakan sebagai bekal hidupnya sebagai orang dewasa ,tetapi
pandangan bahwa pengajaran dan pendidikan yang di berikan kepada anak itu harus di sesuaikan
dengan( perkembangan jasmani dan rohani anak itu,kurang di perhatikan.
Barulah setelah Rousseau (1712 1778 ) mengemukakan pendapat tentang pendidikan anakanak dalam bukunyaJ5>m/e ,orang mulai mengenal bahwa anak itu sebenarnya berlainan dengan
orang dewasa ,dan harus di perlakukan secara berlainan pula. Kemudian ,berkat kemajuan dan
penyelidikan yang teras menerus terhadap psikologi ,teratama psikologi anak ,keadaan yang
menyedihkan itu berangsur-angsur berabah.Orang mulai menginsafi bahwa cara pemeliharaan
cara mendidik,kecintaan dan kasih sayang,terhadap anak anak yang dilakukan orang dahulu itu
adalah kelira dan merusak jiwa anak.Kebutuhan anak berbeda dengan kebutuhan orang dewasa.
Orang dewasa dapat mengerti dan dapat melayani kebutuhan-kebutuhan anak-anak itu jika ia
mau menyelami apa yang hidup dalam jiwanya dan mengetahui bagaimana perkembangannya.
Salah seorang tokoh terbesar dalam dunia pendidikan yang telah mempelopori perbaikan dan
pelaksanaan dalam cinta dan kasih sayang terhadap anak-anak itu F.W.Ac Frobel.
Frobel seorang ahli didik bangsa jerman,yang di sebut juga sebagai Bapak Taman Kanak-Kanak
,di lahirkan di Oberweiszbach pada tanggal 21 April 1782 dan meninggal dunia pada 21 juni
1852 di Liebenstein.
Semasa kecilnya,ia adalah seorang anak yang sungguh-sungguh sangat menderita.Kepahitan
hidup dan penderitaan batin itulah yang selalu di alaminya.Ayahnya adalah seorang
pendeta.Ibunya Meninggal dunia sembilan bulansetelah ia di lahirkan.Kemudian, ia di asuh oleh
ibu tirinya yang sangat kejam dan menyia-nyiakan dia,bahkan tidak di akuinya sebagai anak
suaminya .pendeknya ,tidak perlu kami uraikan di sini betapa besar penderitaan hidupnya dan
pebderitaan batin Frobel ketika kecilnya,yang di tambah lagi oleh perlakuan ayahnya yang tidak
mau tahu dan bahkan serinh membenarkan pengaduan ibu tirinya.
Yang penting bagi kita ialah jasanya terhadap ilmu pendidikan. Sebagai seorang ahli didik,frobel
mencurahkan kehidupan dan hidupnya bagi kebahagiaan anak-anakla mendirikan taman kanakkanak (KinderGarten) di Blankenburg (1839-1840) yang sampai sekarang terkenal di seluruh
Pengalaman-pengalaman dan penderitaan yang di alami ketika kecilnya yang mendorongnya
mendirikan taman-kanak-kanak utnuk memperbaiki atau mengubah cara-cara mendidik anakanak yang di lakukan orang pada masa itu,baik di rumah atau di sekolah.
Karena pengalaman dan penderitaannya itu pulalah maka iamenganjurkan semboyannya yang
terkenal marilah kita hidup bagi anak.
Anjuran yang terkenal di sekolahnya dalam mendidik anak-anak,yaituFriede,Freude dan Freiheit
(damai ,gembira dan merdeka ) sesuai sekali dengankebutuhan perkembangan anak-anak.
Metode yang di anjurkan Frobel,yaitu dari anak-anak dan dengan anak-anak ,waktu itu belum
lama sekali di jalankan di sekolah-sekolah.
Tepat sekali keterangan Nyonya van Calcar,seorang penganjur metodeFrobel,yang mengatakan
Pengalaman telah mengajarkan kepada Frobel sendiri bahwa pendidikan pada umumnya masih
jauh dari sempurna.Baru sedikit sekali guru yang membentuk murid-murid untuk kehidupan.
Sekolah tidak tahu memberi kepada anak-anak itu belanja rohani,yaitu uang jajan yang perlu di
dalam perjalanan hidupnya.

Cita cita frobel baru terkenal dan di benarkan orang setelah Frobel sendiri ,meninggal dunia
.Sebelum itu,selama hidupnya masih banyak tantangandan ejekan terhadap cita-citanya itu.
Frobel hendak membentuk manusia .Bukan sekolah yang terutama harus di perhatikan
,melainkan anak dan keperluan hidupnya.Dalam pendidikan dan pengajaran ,bukan pendidik
yang memasukkan ke dalam diri anak,melainkan pendidik harus berusaha mengeluarkan dari
dalam,dari anak,Jadi,pendidikanharus di mulai dari dalam,tidak di paksakan dari luar,dan
berdasarkan kegiatananak sendiri.Untuk itu ,perlu anak berbuat dan bukan pasif menerima saja.
Dari perbuatan atau cara membuat hendak di alirkan oleh Frobel segalakecerdasan
manusia.dengan perbuatan ,kelihatan olehnya tiap-tiap anak mulai danmeneruskan pendidikan
dan pengajarannya sendiri.Jadi ,semua harus kita dasarkan pada kekuatan perbuatan itu ,kita
biarkan tumbuh dari situ ,supaya tiap-tiap perbuatan dapat mengajar anak itu
menguatkan,menjadikan,danmenghasilkan di dalam dirinya sendiri.Hidup-berbnat -mengetahui
,ketiganya hendaklah menjadi satu dalam kehidupan dan terutama di dalam pendidikan.
Demikianlah,pada frobel di pentingkan hal mengerjakan.Bukan kata- kata,melainkan perbuatan.
Tidak pula meniru ,tetapi membuat sendiri .Untuk melaksanakan cita pendidikannya itu di
sekolahnya (TK) di ciptakan bermacam- macam alat permainan yang di sebut juga spielgaben.
Nyatalah bahwa sifat pendidikannya adalah formal, selain formal juga harmonis karena frobel
menginginkan berkembangnya segala daya rohani yang ada pada anak ,sesuai dengan kebutuhan
hidup sekarang dan yang akan datang.
Demikianlah,serba singkat telah kita kemukakan tokoh pendiri taman- kanak-kanak itu
berkembang dengan pesatnya.
Selain Frobel,ada pula seorang ahli didik wanita yang terkenal yang juga mendirikan Taman
kanak-kanak ,yaitu Dr.Maria Montessori dari Italia.Karena pekerjaan sehari-hari yang hams di
kerjakaiinya.Oteh karena itu, nursery schoolkebanyakan didirikan orang di kota-kota besar ,di
negara-negara yang sudah maju,yang para orang tuanya selalu sibuk dengan urusan pekerjaan
sehari-hari di luarrumah tangganya, Selain itu , nursery school juga perlu bagi orang tua
yangkurang mengetahui bagahnana eara-cara mendidik anak-anak yang sebaik-baiknyaatau bagi
suaftt kehtarga yang tidak memipunyai tempat bentiaiir-mam yang cukup luas bagi anakanaknya seperti banyak terdapat di kota-kota besar.
b. Manfaat Taman Kanak-Kanak
Dalam pasal ini tidak berlebih-lebihan kiranya jika kita mempersoalkan apakah manfaaat TK itu
bagi masyarakat dan bagi anak-anak pada umumnya ? Perlukah anak-anak kita di masukkan ke
TK sebelum anak itu di masukkan ke SD?
Jawaban dari pertanyaan tersebut tidak usah kita ragukan lagi.Tiap-tiap usaha yang di lakukan
masyarakat ataupun negara sudah tentu ada tujuannyayang baik dan menguntungkan.Demikian
pula dengan adanya TK di tiap-tiap dareah ,tidak sedikit keuntungan yang diambil ,baik bagi.
para orang tua maupunbagi anak-anak itu sendiri.
Manfaat TK itu antara lain dapat kita lihat dari tujuan frobel mendirikan
Kindergarten ,yaitu
1)Memberikan pendidikan yang lengkap kepada anak-anak (kurang lebih 3 6
tahun ) sesuai dengan perkembangannya yang wajar ,karena pendidikan di
rumah tidak mencukupi sama sekali (lihat kembali :Nursery school).
2)Memberi pertolongan dan bimbingan kepada para ibu dalam mendidik anak-

anaknya. kebanyakan ibu pada umumnya sekarang kurang mempunyai waktu


yang cukup untuk bergaul dan bermain dengan anak-anaknya,di sebabkan
banyaknya pekerjaan di rumah maupun di luar rumah tangganya.
3) Mendidik dan menyiapkan para calon ibu dalam teori dan praktek untuk
menjadi pemimpin.Kindergarten dan untuk tugasnya sebagai ibu di kemudianhari.Dengan
adanya TK mau tidak mau harus ada di sekolah yang khusus
untuk mendirikan para calon guru yang nantinya akan di tempatkan di TK.
Untuk lebih memperluas pengertian,marilah kita uraikan lebih lanjut manfaat dan keuntungan keuntungan dengan adanya TK itu.
a. Keuntungan soisologis jika di tinjau dari kepentingan masyarakat.pada umumnya kita
mengetahui bahwa anak-anakayang di masukkan ke TK adalah anak-anak di bawah umur 6
tahun.Anak seumur itu biasanya sedang mengalami perkembangan yang sangat menyulitkan
orang tua. Masa egosentrisnya suatu masa ketika anak memandang bahwa segala sesuatu yang
ada di sekitarnya adalah untuknya,kepunyaannya,dan harus tunduk dan menurut kepadanya
belum lenyap.Perasaan sosialnya boleh dikatakan belum berkembang.Anak sering bertengkar
dan berkelahi dengan teman- temannya,membantah dan menolak apa yang di suruhkan oranglain
kepadanya,dan sebagainya.Pendeknya ,anak pada masa itu menyulitkan orang tuanya ,apalagi
bagi keluarga yang baru mempunyai anak,yang umumnya belum mengetahui benar-benar
bagaimana cara-cara melayan dan mendidik anak-anak yang sedang dalam masa itu.Juga bagi
keluarga sekarang yang umumnya orangtua terpaksa harus bekerja keras siang dan malam utnuk
mencari nafkahnya,dengan sendirinya berkuranglah waktu yang tersedia baginya untuk bergaul
dan bercengkrama dengan anak-anaknya.
Adanya TK dengan demikian ,membantu meringankan beban orangtua ,terutama dalam cara-cara
mendidik anak-anaknya. Guru-guru TK adalah orang-orang yang telah menerima pengetahuan
dan pengalaman ,baik teori maupun praktik,tentang cara-cara mengasuh atau mendidik anakanak dengan sebaik-baiknya.
Di samping itu pula ,orang tua dapat memperoleh pengetahuan dan dapat meniru atau menuruti
petunjuk-petunjuk bagaimana cara-cara yang di lakukan atau di anjurkan oleh guru-guru TK
dalam mendidik anak-anaknya. Juga bagi para ibu rumah tangga ,TK merupakan pertolongan
yang besar sekali.
Demikianlah ,dengan adanya TK ,masyarakat pada umumnya dan keluarga atau rumah tangga
pada khususnya mendapat bantuan yang tak ternilai harganya,terutama dalam cara cara
mendidik anak- anak.Juga para guru SD karenanya menjadi di peringan tugasnya.
b. Keuntungan psikologis, jika di tinjau dari sudut perkembangan anak itu sendiri.Seperti telah di
uraikan di muka ,anak-anak sebelum masu SD itu sedang mengalami masa egosentris.Sifat dan
tingkah laku anak itu sering menyusahkan anggota-anggota keluarganya.perasaan
sosialnya,mungkin anak yang demikian mempunyai sifat-sifat pemalu dan penakut,tidak berani
bergauldengan anak-anak lain,selalu berada di samping ibunya dan kurangmendapat
kesempatan bermain sehingga mungkin mengakibatkan pertumbuhan jasmani dan rohaninya
menjadi terhambat.Juga ,banyak anak yang mengalami perkembangan yang kurang baik akibat
pemeliharaan dan kurang perhatian dari orang tuanya yang selalu sibuk dengan perjuangan
hidupnya yang berat itu.
Lain halnya dengan anak-anak yang di masukkan ke TK. Anak- anak yang bersekolah di TK
mulai belajar bergaul dengan anak-anak lain,bermain bersama-sama,pergi dan pulang sekolah
bersama-sama,dan lain-lain,sehingga perasaan sosial anak itu telah mulai di latih.Demikian pula
di TK ,bercakap-cakap,mendengarkan dongeng atau cerita-cerita dari ibu gurunya,dan

sebagainya.Dengan begitu,anak-anak mulai belajar mematuhi peraturan-peraturan5mulai belajar


bekerja dan bertanggung jawab ,menjadi tidak pemalu dan penakut.Anak mulai belajar berlaku
sopan santun,berbicara baik,tolong menolong dengan teman- temannya,semua itu berguna dan
perlu sekali bagi perkembangan anak itu.
Perkembangan tubuh dan fungsi-fungsi jiwa tersebut membantu anak-anak dalam
pertumbuhannya ke arah suatu masa yang penting,yang di sebut
c. Matang untuk bersekolah
Anak di katakan telah matang untuk bersekolah jika ia telah
Mempunyai kesanggupan-kesanggupan jasmani dan rohani untuk menyesuaikan
diri pada penghidupan sekolah,misalnya :
1)Anak telah mempunyai sedikit kesadaran akan kewajiban dan
pekerjaan.Anak telah dapat di suruh melakukan tugas yang di bebankan
orang lain kepadanya.
2)Minat anak telah tertuju ke dunia luar.Artinya ,tidak hanya dirinya sendiri
saja yang menjadi pusat perhatian ,tetapi juga kejadian-kejadian atau
keadaandi luar dirinya. Sifat egosentrisnya telah berangsur berubah
menuju ke sifat lugas (zakelik).
3)Perasaan inteleknya telah berkembang .anak ingin mengetahui sesuatu
yang belum di ketahuinya,seperti ingin dapat menulis,membaca,atau
berhitung seperti kakak-kakaknya atau teman-temannya.
4) Perasaan sosialnya juga telah berkembang.Anak ingin berteman lebih
banyak daripada anggota-anggota keluarganya sendiri.Anak membutuhkan
pergaulan yang lebih luas,dapat saling meladeni kebutuhan dan kemauan
anak-anaklain,terutama di dalam permainan bersama.
5) Juga yang tidak boleh dilupakan ialah pertumbuhan badan dan kesehatan
anak telah cukup dan sanggup untuk menjalani tugas-tugas
bersekolah,misalnya ,anak telah kuat berjalan pulang-pergi ke sekolah,kuat
berlari-lari seperti anak-anak lain,dapat menahan lapar dan haus,tidak
berpenyakitan.
Di saraping kematangan untuk bersekolah seperti tersebut di atas,masih
ada syarat lain yang harus juga dimiliki oleh anak agar dapat menjalankan
tugasnya bersekolah,yaitu matang untuk belajar.
d. .Matang untuk belajar
Syarat -syarat yang telah di sebutkan di atas(a s/d e) adalah syarat-syarat
umum,Kita mengetahui bahwa di sekolah anak-anak itu harus belajar :me,n%\kuX\
,menerima ,mengingat-ngingat,dan menyatakan pelajaran pelajaran yang di
berikan oleh guru.Maka untuk itu di butuhkan pula syarat-syarat lain, seperti.
1)Fungsi fungsi jiwa anak yang sangat di perlukan untuk menerima
pelajaran-pelajaran di kelas I SD hendaklah sudah berkembang
secukupnya,seperti daya ingatannya ,pendengarannya,fantasinya dan
fungsi bicaranya.
2)Anak hendaklah telah cukup mendapat pengalaman-pengalaman dari
dunia sekitarnya ,yang perlu di pergunakan sebagai dasar untuk

menerima pelajaran permulaan.Sebab,tiap-tiap pelajaran yang akan di


berikan oleh guru berpangkal kepada apa yang telah di ketahui anakanak pada umumnya ,misalnya ,dapat berbahasa pengantar yang di
pergunakan oleh guru di sekolah itu meskipun secara
sederhan,pengetahuan dan pengalamannya tentang benda-benda yang
ada di sekitarnya mencukupi
Jika syarat-syarat yang telah di uraikan di atas itu masih ada yang
kurang atau belum dimilikinya,anak akan mengalami kesukaran-kesukaran
dalam menjalankan tugas sekolahnya,bahkan mungkin inak itu dapat kita
katakana belum matang.
2. Tujuan PAUD dilaksanakan adalah :
a.Pendidikan anak usia dini bukan untuk mendirikan sekolah apalagi
mengkarbit anak.
b.PAUD dilaksanakan melalui bermain, sehingga tidak merampas dunia
anak.
c.PAUD sebaiknya dilakukan mulai dari lingkungan yang terdekat dengan
anak yaitu dikeluarga.
d.Dengan PAUD bertujuan untuk melejitkan semua potensi perkembangan
anak (motorik,bahasa,kognitif,emosional dan sosial)dengan
mengedepankan kebebasan memilih ,merangsang kreativitas dan
pertumbuhan karakter.
Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan informal berberntuk
pendidikan keluarga atau pendidikan yang di selenggarakan oleh
lingkungan
3.Fungsi lembaga PAUD adalah :
a.Untuk melengkapi halhal yang masih kurang atau tidak dapat diperoleh
di lingkungan keluarga.
b.Menanamkan moral dan nilai-nilai agama dan dapat melaksanakan
ibadah.
c.Sopan santun terhadap orang tua.
d.Menyayangi sesama teman
e.Membiasakan hidup sederhana
f.Mudah memaafkan kesalahan oranglain.
4.Bentuk Pendidikan Anak Usia Dini
a.TPA; Merupakan layanan penitipan anak intensif karena dilakukan
setengah hari atau sehari penuh dan setiap hari
b.KB (Kegiatan belajar); Merupakan layanan semi intensif karena di
laksanakan 3-6 kali/minggu.
c.SPS :Merupakan layanan minimal yang hanya di lakukan 1-2 kali
/minggu atau merupakan layanan PAUD yang di integrasikan dengan
program layanan lain.Program SPS yang sedang di kembangkan :
1) Pos PAUD yaitu program PAUD yang di integrasikan
denganBKB/Posyandu
2)TAAM yaitu program PAUD yang di integrasikan denganTaman
Pendidikan Al quran.

3)PAUD SM yaitu program PAUD yang di integrasikan dengan sekolah


minggu
4)PAUD BIA yaitu program PAUD yang di integrasikandengan Bina
iman.
5.Alasan berdirinya PAUD
a.Alasan pendidikan : PAUD merupakan pondasi awal dalam
meningkatkan kemampuan anak untuk menyelesaikan pendidikan yang
lebih tinggi,menurunkan angka mengulang kelas dan angka putus
sekolah.
b.Alasan ekonomi : PAUD merupakan investasi yang menguntungkan
baik bagi keluarga maupun pemerintah.
c.Alasan sosial : PAUD merupakan salahsatu upaya untuk menghentikan
roda kemiskinan.
d.Alasan Hak/Hukum : PAUD merupakan hak setiap anak untuk
memperoleh pendidikan yang di jamin oleh undang-undang.
6.Persamaan posyandu dengan PAUD
a. Taman Posyandu adalah bagian dari program ADITUKA (Asuhan Dini
Tumbuh Kembang Anak) yang di kembangkan oleh UNICEF
bekerjasama dengan yayasan.
b. Taman Posyandu dapat di kategorikan sebagai salah satu bentuk PAUD jalur non formal yaitu
berdasarkan bentuk kegiatannya termasuk dalam satuan PAUD sejenis
7.Arah kebijakan di bidang PAUD
a. Pembuatan dan perluasan PAUD anaemberdayakan semua potensi yang ada di masyarakat
,lebih berpihak kepada masyarakat yang kurang beruntung.
b. Peningkatan mutu ,sustansi dan daya saling mengupayakan PAUDyang murah ,mudah dan
bermutu.
c. Peningkatan Tata kelola akuntabilitas dan pencitraan pendidikan ketertiban, kemudahan dan
fleksibilitas di bidang layanan PAUD kepada masyarakat

Anda mungkin juga menyukai