Anda di halaman 1dari 35

Fungsi Pengorganisasian dalam Manajemen | Makalah

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya koordinasi yang kuat dan komunikasi yang lancar antar karyawan dalam suatu perusahaan sangat
dibutuhkan demi kemajuan suatu perusahaan. Untuk memenuhi hal tersebut dalam manajemen diperlukan suatu
pengorganisasian yang sangat teratur. Kemajuan suatu perusahaan dapat tercapai jika terbentuk pengorganisasian
yang teratur mengingat dengan pengorganisasian semua pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Artinya

dengan pengorganisasian dapat menghemat waktu dan tenaga kita untuk bekerja sehingga kita dapat mengerjakan
pekerjaan yang lebih penting karena pekerjaan yang lainnya dapat dilakukan oleh orang lain.
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang mengikuti perencanaan. Ini adalah fungsi dimana
sinkronisasi dan kombinasi sumber daya manusia, fisik dan keuangan terjadi. Semua tigasumber daya penting untuk
mendapatkan hasil. Oleh karena itu, fungsi organisasi membantudalam pencapaian hasil yang sebenarnya penting
untuk fungsi perhatian
Dalam pengorganisasian menghendaki adanya pembagian kerja atau spesialisasi, sesuai dengan teori klasik
adam smith yaitu the right man in the right place artinya seseorang yang memiliki keahlian tertentu harus
dipekerjakan atau ditempatkan pada keahliannya. Misalnya orang yang ahli dalam bidang administrasi harus
ditempatkan di bagian administrasi pula, begitu juga dengan orang yang ahli dalam bidang keuangan harus
ditempatkan pada bagian keuangan pula. Artinya dalam pembagian kerja itu harus benar-benar dilakukan dengan
cermat. Nah dalam bab pembahasan akan dibahas mengenai fungsi pengorganisasian secara lebih rinci lagi.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan diatas mengenai fungsi pengorganisasian maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai
berikut :
1.

Apakah Definisi Pengorganisasian ?

2.

Bagaimana Prinsip Dasar Koordinasi / Organizing ?

3.

Bagaimana Bentuk Pendelegasian Dan Desentralisasi Wewenang ?

4.

Bagaiman Bentuk Departementasi Dan Pembagian Kerja Dalam Manajemen ?

5.

Mengapa Diperlukan Analisis Pekerjaan ?

6.

Apakah Yang Harus Dilakukan Dalam Hal Seleksi Personalia ?

7.

Bagaimana Cara Mengatur Produktivitas Dalam Suatu Perusahaan ?

C. Tujuan Penulisan
Berkenaan dengan judul makalah ini yaitu tentang fungsi pengorganisasian maka tujuan kami membuat makalah ini
antara lain :
1.

Untuk memberikan pemahaman kepada rekan-rekan mahasiswa tentang fungsi pengorganisasian dalam
manajemen.

2.

Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang tata cara malakukan spesialisasi atau pembagian kerja menurut
keahlian masing-masing orang.

3.

Sebagai referensi belajar untuk rekan-rekan mahasiswa khususnya kami pribadi sehinngga menambah referensi
belajar selain referensi dalam bentuk buku dan dari dosen.

4.

Untuk diajukan kepada dosen pembimbing mata kuliah pengantar manajemen sebagai pemenuhan atas tugas yang
diberikan, serta untuk dipresentasikan kepada rekan-rekan mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN

A.

Definisi Pengorganisasian

Menurut Cefto Samuel C, The proccess of establishing ordrly uses for all oeganizational's resources.

(pengorganisasian merupakan proses mengatur semua kegiatan secara sistematis dalam mengelola sumber daya)

Menurut Williams Chuck, Deciding where decision will be made, who will do that jobs and task, and

who will work for whom. (memutuskan dimana keputusan akan dibuat, siapa yang akan melakukan pekerjaan dan
tugas itu, dan siapa yang akan bekerja serta untuk siapa mpekerjaan itu dilakukan)

Menurut Daft Richard, Pengorganisasian merupakan sebuah kegiatan pemanfaatan sumber daya

organisasi untuk mencapai tujuan stategis.


Jadi, pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik
lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan bersama.
Pengorganisasian merupakan sebuah aktivitas penataan sumber daya manusia yang tepat dan bermanfaat bagi
manajemen, dan menghasilkan penataan dari karyawan.
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik
lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan
Dengan kata lain pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan pembagian tugas.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan
untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara
menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus
diambil.
Pengorganisasian merupakan sebuah aktivitas penataan sumber daya manusia yang tepat dan bermanfaat
bagi manajemen, dan menghasilkan penataan dari karyawan. Hal pokok yang perlu diperhatikan dari
pengorganisasian :
1.

Menentukan arah dan sasaran satuan organisasi,

2.

Menganalisa beban kerja masing masing satuan organisasi.

3.

Membuat job description ( uraian pekerjaan)

4.

Menentukan seseorang atau karyawan yang berdasarkan atas pertimbangan arah dan sasaran, beban kerja, dan urian
kerja dari masing masing satuan organisasi.
Menurut ChesterBarnard, "adalah Pengorganisasian fungsi oleh yang menyangkut mampu mendefinisikan
posisiperan, pekerjaan terkait dan koordinasi antara otoritas dan tanggung jawab. Oleh karena itu,seorang manajer
harus selalu mengatur untuk mendapatkan hasil.Seorang manajer melakukan fungsi pengorganisasian dengan
bantuan langkah-langkah berikut:
1. Identifikasi kegiatan - Semua kegiatan yang harus dilakukan dalam keprihatinan harus dapat diidentifikasi
terlebih dahulu. Misalnya, persiapan rekening, melakukan penjualan,pencatatan, pengendalian kualitas,
pengendalian persediaan, dll Semua kegiatan ini harus dikelompokkan dan diklasifikasikan ke dalam unit.
2. Departemen mengorganisir kegiatan - Pada langkah ini, manajer mencoba untuk menggabungkan dan yang
sama dan terkait kegiatan kelompok ke dalam unit atau departemen.Organisasi ini membagi perhatian seluruh
menjadi unit-unit independen dan departemen disebut departmentation.

3. Klasifikasi wewenang - Setelah departemen dibuat, manajer suka mengklasifikasikankekuasaan dan luasnya
kepada manajer.Kegiatan ini memberikan peringkat untuk posisimanajerial disebut hirarki. Manajemen puncak
adalah menjadi perumusan kebijakan,manajemen tingkat menengah ke pengawasan departemen dan manajemen
tingkat yang lebih rendah ke pengawasan mandor.Klarifikasi membantu otoritas dalam membawa efisiensi dalam
menjalankan kekhawatiran. Hal ini membantu dalam mencapai efisiensi dalam menjalankan kekhawatiran. Hal ini
membantu dalam menghindari pemborosan waktu, uang, usaha, dalam menghindari duplikasi atau tumpang tindih
upaya dan ini membantu dalam membawa kelancaran dalam bekerja menjadi perhatians.
4. Koordinasi antara otoritas dan tanggung jawab - Hubungan dibentuk antara berbagai kelompok untuk
memungkinkan interaksi halus terhadap pencapaian tujuan organisasi. Setiap individu terbuat menyadari
kekuasaannya dan dia tahu siapa mereka harus menerima perintah dari dan kepada siapa mereka bertanggung jawab
dan kepada siapa mereka harus melaporkan.Suatu struktur organisasi yang jelas digambarkan dan seluruh karyawan
dibuat menyadarinya.
Pentingnya pengorganisasian fungsi dikarenakan antara lain :
1. Spesialisasi - Struktur Organisasi adalah suatu jaringan hubungan di mana pekerjaan dibagi menjadi unit-unit dan
departemen.Pembagian kerja adalah membantu dalam membawa spesialisasi dalam berbagai kegiatan yang
memprihatinkan.
2. Yah pasti pekerjaan - Untuk struktur organisasi membantu dalam menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan
yang tepat yang dapat dilakukan dengan memilih orang untuk berbagai departemen sesuai dengan keahlian,
kualifikasi dan pengalaman mereka. Hal ini membantu dalam mendefinisikan pekerjaan baik yang menjelaskan
peran setiap orang.
3. otoritas Klarifikasi - Untuk struktur organisasi membantu dalam memperjelas posisiperan untuk setiap manajer
(status quo). Hal ini dapat dilakukan dengan mengklarifikasi kekuatan untuk setiap manajer dan cara ia harus latihan
kekuatan-kekuatan harus diklarifikasi sehingga penyalahgunaan kekuasaan tidak terjadi. Nah pekerjaan
didefinisikan dan tanggungjawab yang melekat membantu dalam membawa efisiensi menjadi manajer yang bekerja.
Hal ini membantu dalam meningkatkan produktivitas.
4. Koordinasi - Organisasi merupakan sarana untuk menciptakan koordinasi antar departemen yang berbeda dari
perusahaan. Ini menciptakan hubungan yang jelas antara posisi dipotong dan memastikan kerjasama timbal-balik
antara individu. Harmony kerja dibawa oleh manajer tingkat yang lebih tinggi wewenang mereka atas aktivitas yang
saling berhubungan manajer tingkat yang lebih rendah.hubungan tanggung jawab Otoritas bisa berbuah hanya bila
ada hubungan resmi antara keduanya. Untuk kelancaran organisasi, koordinasi antara otoritas-tanggung jawab yang
sangat penting. Harus ada koordinasi antara hubungan yang berbeda. Kejelasan harus dibuat untuk memiliki
tanggung jawab utama yang melekat pada setiap kewenangan. Ada pepatah, "Otoritas tanpa tanggung jawab
menyebabkan perilaku tidak efektif dan tanggung jawab tanpa kewenangan membuat seseorang tidak efektif." Oleh
karena itu, koordinasi kewenangan-tanggung jawab sangat penting.

5. administrasi Efektif - Struktur organisasi membantu menentukan posisi pekerjaan. Peran yang akan dilakukan
oleh manajer yang berbeda dijelaskan. Spesialisasi dicapai melalui pembagian kerja. Ini semua mengarah ke
administrasi yang efisien dan efektif.
6. Pertumbuhan dan diversifikasi - pertumbuhan perusahaan adalah benar-benar tergantung pada bagaimana efisien
dan lancar keprihatinan bekerja. Efisiensi dapat dibawa oleh memperjelas posisi peran untuk para manajer,
koordinasi antara otoritas dan tanggung jawab dan berkonsentrasi pada spesialisasi. Selain ini, perusahaan dapat
beranekaragam jika potensinya berkembang. Hal ini dimungkinkan hanya bila struktur organisasi yang jelas. Hal ini
dimungkinkan melalui seperangkat struktur formal.
7. Rasa aman - Untuk struktur organisasi menjelaskan posisi pekerjaan. Peran yang ditugaskan untuk setiap manajer
jelas. Koordinasi adalah mungkin. Oleh karena itu, kejelasan kekuatan membantu secara otomatis dalam
meningkatkan kepuasan mental dan dengan demikian rasa keamanan di perhatikan. Hal ini sangat penting untuk
pekerjaan-kepuasan.
8. Lingkup untuk perubahan baru - Di mana peran dan kegiatan yang akan dilakukan adalah jelas dan setiap orang
mendapat kemerdekaan dalam bekerja, ini menyediakan cukup ruang untuk manajer untuk mengembangkan bakat
dan berkembang pengetahuannya. Seorang manajer akan siap untuk mengambil keputusan yang independen yang
dapat jalan atau path dengan penerapan teknik-teknik produksi baru. Ruang lingkup untuk membawa perubahan
baru ke dalam menjalankan suatu perusahaan hanya mungkin melalui serangkaian struktur organisasi.Prinsip
Pengorganisasian Proses pengorganisasian dapat dilakukan secara efisien jika manajer memiliki pedoman tertentu
sehingga mereka dapat mengambil keputusan dan dapat bertindak
B. Prinsip Dasar Koordinasi / Organizing :
1.

Seseorang yang duduk di satuan organisasi harus memiliki kompentensi , yaitu kemampuan dan kemauan.

2.

Memiliki karakter, yaitu sikap dan kepribadian yang sesuai dengan hal hal pokok dalam berorganisasi.

3.

memiliki talenta, yaitu bakat dan potensi yang sesuai dengan hal hal pokok dalam berorganisasi.

4.

Memiliki komitmen, yaitu keikatan dan loyalitas dalam berorganisasi.


Agar karyawan dapat menjalankan prinsip dasar dengan baik dan memiliki performa yang layak, manajemen
berkewajiban mengembangkan para pegawai. Untuk itu perlu dilakukan hal hal sebagai berikut :

1.

Untuk membentuk kompetensi, manajemen dapat meningkatkan kemampuan lewat on the job training dan atau off
the job training.

a.

On the job training adalah pelatihan di tempat kerja, bisa berupa magang atau belajar sambil bekerja baik dengan
sesama karyawan yang lebih senior maupun pada atasan mereka.

b.

Off the job training adalah melatih kompetensi di luar tempat kerja. Pelatihan ini bersifat teoritis seperti yang
dilakukan oleh lembaga lembaga pendidikan formal seperti diploma, strata, maupun kursus yang dilakukan oleh
organisasi yang bersangkutan maupun lembaga lain.

Kedua komponen inilah ( kemampuan dan kemauan ) yang dapat melihat kematangan seseorang dalam bekerja,
yaitu seorang karyawan dapat dikatakan matang dalam bekerja jika dia memiliki kemampuan yang cukup dan
semangat kerja yang tinggi.
2.

Pembentukan karakter dapat dibentuk melalui proses pembentukan kompetensi, yang umumnya dibentuk melalui :
adanya pembaruan pengetahuan ( up date knowledge ) yang dalam proses terus-menerus akan berubah menjadi
sikap yang selanjutnya menjadi prilaku yang selaras dengan visi dan misi yang ditetapkan oleh manajemen,

3.

Memiliki talenta. Talenta sering diterjemahkan dengan bakat potensi. Bakat merupakan sikap bawaan seseorang
yang belum siap pakai untuk melakukan aktivitas secara layak. Potensi merupakan bakat yang telah siap pakai
karena adanya proses pembelajaran, pelatihan, dan proses lain yang dilakukan oleh seseorang.

4.

Komitmen adalah suatu keadaan dimana seorang pekerja atau karyawan memiliki tingkat kelekatan ( kohesif ) yang
tinggi pada organisasi dan manajemen. Komitmen dapat dibentuk apabila prinsip dasar ( kompetensi, karakter, dan
talenta ) dapat dilalui manajemen dengan baik.
Untuk mengatur secara efektif, prinsip-prinsip organisasi berikut dapat digunakan oleh manajer.
1. Prinsip Spesialisasi, Menurut prinsip, pekerjaan seluruh perhatian harus dibagi antara bawahan berdasarkan
kualifikasi, kemampuan dan keterampilan.Melalui pembagian spesialisasi kerja dapat dicapai yang menghasilkan
organisasi yang efektif.
2. Prinsip Definisi Fungsional , Menurut prinsip ini, semua fungsi dalam kekhawatiran harus lengkap dan jelas
didefinisikan sebagai manajer dan bawahan. Hal ini dapat dilakukan dengan mendefinisikan secara jelas tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hubungan orang terhadap satu sama lain. Klarifikasi dalam hubungan kewenangantanggung jawab membantu dalam mencapai koordinasi dan dengan demikian organisasi dapat berlangsung efektif.
Sebagai contoh, fungsi utama dariproduksi, pemasaran dan keuangan dan hubungan tanggung jawab wewenang
dalam departemen ini harus jelas kepada setiap orang yang melekat pada departemen itu.Klarifikasi dalam hubungan
kewenangan-tanggung jawab membantu dalam organisasi efisien.
3. Prinsip Rentang Pengendalian / Pengawasan. Menurut prinsip ini, rentang kendali rentang pengawasan yang
menggambarkan jumlah karyawan yang dapat ditangani dan dikontrol secara efektif oleh seorang manajer tunggal.
Menurut prinsip ini, manajer harus mampu menangani apa jumlah karyawan di bawah dia harus diputuskan.
Keputusan ini bisa diambil dengan memilih salah span froma lebar atau sempit. Ada dua jenis rentang kendali:
a. Wide rentang kendali , Ini adalah satu di mana seorang manajer dapat mengawasi dan mengendalikan secara
efektif kelompok besar orang pada satu waktu. Fitur span ini adalah:
(1). Dikurangi biaya overhead pengawasan
(2). Prompt tanggapan dari karyawan
(3). Komunikasi yang lebih baik
(4). Pengawasan yang lebih baik
(5). Koordinasi yang lebih baik

(6). Cocok untuk pekerjaan berulang


Menurut rentang ini, seorang manajer dapat secara efektif dan efisien menangani sejumlah besar bawahan pada
satu waktu.
b. Persempit span control, Menurut rentang ini, pekerjaan dan kewenangan dibagi diantara banyak bawahan
dan manajer tidak mengawasi dan mengendalikan kelompok yang sangat besar orang di bawah dia. Manajer
menurut rentang sempit mengawasi sejumlah karyawan yang dipilih pada satu waktu. Fitur adalah:
(1). Pekerjaan yang membutuhkan kontrol ketat dan pengawasan, misalnya, kerajinan,gading kerja, dll, yang
memerlukan keahlian.
(2). Koordinasi sulit dicapai.
(3). kesenjangan Komunikasi bisa datang.
(4). Pesan dapat terdistorsi.
(5). Spesialisasi kerja dapat dicapai.
c. kemampuan manajerial-Dalam keprihatinan di mana manajer mampu, berkualitas dan berpengalaman,
bentang yang lebar dan kontrol akan selalu membantu.
d. Kompetensi bawahan-Dimana bawahan mampu dan kompeten dan tingkat pemahaman mereka layak,
bawahan cenderung sangat sering mengunjungi atasan untuk memecahkan masalah mereka. Dalam kasus tersebut,
manajer dapat menangani sejumlah besar karyawan.Oleh karena bentang yang lebar cocok.
e. Sifat pekerjaan-Jika pekerjaan yang berulang alam, bentang yang lebar dan pengawasan yang lebih
bermanfaat. Di sisi lain, jika pekerjaan memerlukan keterampilan mental atau keahlian, kontrol ketat dan
pengawasan diperlukan di mana rentang sempit lebih membantu.
f. Delegasi kewenangan-Bila pekerjaan diserahkan kepada tingkat yang lebih rendah dalam cara yang
efisien dan tepat, kebingungan kurang dan pengertian lingkungan hidup dapat dipertahankan. Dalam kasus tersebut,
rentang kendali luas cocok dan supervisor dapat mengelola dan mengendalikan sejumlah besar sub-koordinat pada
satu waktu.
g. Derajat desentralisasi-Desentralisasi dilakukan untuk mencapai spesialisasi di mana otoritas bersama
oleh banyak orang dan manajer di tingkat yang berbeda. Dalam kasus tersebut, struktur yang tinggi sangat
membantu. Ada kekhawatiran tertentu dimana desentralisasi sedang dilakukan sangat cara yang efektif yang
menghasilkan komunikasi langsung dan personal antara atasan dan sub-ordinat dan ada atasan dapat mengelola
sejumlah besar bawahan sangat mudah. Dalam kasus tersebut, bentang yang lebar lagi membantu.
4. Prinsip Rantai Skalar, rantai skalar adalah rangkaian perintah atau otoritas yang mengalir dari atas ke bawah.
Dengan rantai otoritas yang tersedia, wastages sumber daya yang diminimalkan, komunikasi dipengaruhi, tumpang
tindih pekerjaan dihindari dan organisasi mudah terjadi. Rantai scalar komando memfasilitasi alur kerja dalam
sebuah organisasi yang membantu dalam pencapaian hasil yang efektif. Sebagai otoritas mengalir dari atas ke
bawah, itu menjelaskan posisi kewenangan kepada manajer di berbagai tingkatan dan yang memfasilitasi organisasi
yang efektif.
5. Prinsip Kesatuan Komando, Ini menyiratkan satu bawahan-satu hubungan unggul. Setiap bawahan jawab dan
bertanggungjawab kepada satu bos pada satu waktu. Hal ini membantu dalam menghindari kesenjangan komunikasi

dan umpan balik dan respon adalah prompt. Kesatuan perintah juga membantu dalam kombinasi sumber daya secara
efektif, yaitu, fisik, sumber daya keuangan yang membantu dalam memudahkan koordinasi dan, oleh karena itu,
organisasi yang efektif.
C. Pendelegasian Dan Desentralisasi Wewenang
Pendelegasian merupakan alokasi atau pembebanan tugas, wewenang dan permintaan akan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas. Untuk efektifnya pendelegasian ada beberapa syarat :
1.

Rencana dan kebijaksanaan harus jelas

2.

Tugas dan wewenang harus dibatasi dengan yang diharapkan

3.

Orang yang diberi tugas disiplin yang terbaik

4.

Komunikasi secara terbuk

5.

Sistem pengawasan perlu diciptakan

Tindak lanjut ialah perlunya diadakan desentralisasi wewenang secara konsekuen. Akan tetapi biasanya orang takut
untuk mengadakan desentralisasi karena :
1.

Biayanya tidak sedikit.

2.

Hilangnya uniformitas kebijaksanaan.

3.

Terlalu luasnya pengawasan.

4.

Proses pengambilan keputusan yang sulit dll

Desentralisasi pada suatu saat pasti diperlukan karena :


1.

Kecenderungan orang ingin bebas mengambil keputusan.

2.

Dinamika usaha memerlukan putusan cepat.

3.

Makin bertambahnya orang yang mampu mengelola organisasi.

4.

Teknik pengawasan berkembang dengan baik

D. Departementasi dan Pembagian Kerja


Departementasi merupakan pengelompokkan kegiatan kerja yang hampir sama dan erat hubunganya satu
dengan yang lainnya. Pembagian kerja merupakanpemecahan tugas sedemikian rupa sehingga orang perorang di
dalam organisasibertanggung jawab pada dan melaksanakan kegiatan tertentu saja. Pembagian kerja dalam ilmui
ekonomi lebih dikenal dengan spesialisasi.
Pembagian kerja pada akhirnya akan menghasilkan departemen- departemen dan job description dari
masing-masing departemen sampai unit-unit terkecil dalam organisasi. Beberapa dasar dalam departementasi:
1.

Departemen fungsional
Pekerjaan dapat dikelompokkan menurut fungsi dari organisasi. Perusahaan bisnis meliputi fungsi seperti : produksi,
pemasaran, keuangan, akunting dan personalia Rumah sakit meliputi fungsi seperti : bedah, psikiatri, rumah tangga,
farmasi dan pesonalia.

2.

Departemen territorial
Pembentukan kelompok atas dasar daerah geografis. Logikanya adalah bahwa semua kegiatan dalam daerah tertentu
seharusnya ditugaskan kepada seorang manajer.

3.

Departemen produk
Dalam banyak perusahaan besar yang produknya beraneka ragam, kegiatan dan personalianya dikelompokkan atas
dasar produk

4.

Departementasi pelanggan
Contoh departemntasi yang berorientasi pada pelanggan adalah lembaga pendidikan. Beberapa lembaga pendidikan
menyelenggarakan kuliah-kuliah tetap dan kuliah ekstensi.
Dalam praktek, dasar-dasar penggolongan itu tidaklah dianut secara konsekuen, sebab seringkali didasarkan atas
kombinasi dari beberapa dasar yang tersebut di atas.
E. Analisis Pekerjaan
Menurut Summary of National Job Analysis Methode Survey, analisa pekerjaan adalah proses mempelajari
dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaan tertentu.
Sedangkan kegunaan dari analisa kerja adalah sebagai berikut:
1.

Pengabsahan (validation) atas prosedur-prosedur pengangkatan, pengabsahan dibenarkan dan dirumuskan

sebagai menguji secara sistematik kriteria seleksi atau predikator untuk menentukan apakah hal-hal itu berhubungan
erat dengan kelompok prilaku dari pekerjaan itu.
2.

Pelatihan (training). Uraian tugas-tugas dan peralatan yang dipergunakan sangat membantu dalam

mengembangkan isi program-program pelatihan.


3.

Evaluasi pekerjaan. Uraian pekerjaan dan rincian persyaratan tenaga kerja yang diperlukan dievaluasi

kegunaannya, dengan sasaran terakhir untuk penentuan nilai dalam bentuk uang
4.

penilaian prestasi. Sebagai pengganti penilaian seorang karyawan atas sifat-sifat seperti ketergantungan

dan inisiatif, ini ada kecenderungan untuk menentukan sasaran pekerjaan dan hasil kerja dinilai berdasarkan tercapai
tidaknya sasaran tersebut.
5.

Pengembangan karier. Informasi pekerjaan membantu perusahaan untuk merencanakan saluran-saluran

promosi, dan menyediakan data mengenai kesempatan dan persyaratan karier didalam organisasi kepada karyawan
6.

Organisasi. Informasi pekerjaan yang diperoleh melalui analisa pekerjaan seringkali mengungkapkan

contoh-contoh organisasi yang jelek sehubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan pekerjaan.
7.

Perkenalan (induction). Untuk petatar (trainee) baru, uraian pekerjaan paling membantu dalam masa

orientasi.
8.

Penyuluhan (counseling). Informasi pekerjaan sangat bernilai dalam penyuluhan pekerjaan. Disarankan

lebih banyak penyuluhan semacam itu diberikan pada tingkat sekolah menengah, karena banyak lulusannya tidak
menyadari jenis- jenis pekerjaan yang ada.

9.

Hubungan perburuan (labor relation). Uraian pekerjaan standar fungsi . Jika seorang karyawan mencoba

menambah atau mengurangi tugas-tugas yang tercantum disana, maka standar telah dilanggar. Serikat buruh,
demikian juga managemen tertarik 10. Penataan kembali (reengineering) pekerjaan. Jika para majikan ingin
menyesuaikan pekerjaan dengan suatu kelompok khusus, misalnya orang cacat fisik, biasanya mereka harus
mengubah isi pekerjaan tertentu. Analisis pekerjaan menyediakan informasi yang akan memudahkan perubahan
pekerjaan untuk memungkinkan diisi oleh personalia dengan sifat-sifat khusus.
F. Seleksi Personalia
Menurut Prof. Edwin B Flippo, seleksi adalah pemilihan seseorang tertentu dar sekelompok karyawankaryawan potensial untuk melaksanakan suatu jabatan tertentu.7) Manajemen memutuskan pekerjaan apa yang
terlibat dan kemampuan-kemampuan individu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif.
Kemudian manajer melihat prestasi para pelamar diwaktu yang lalu dan memilih seseorang yang memiliki
kemampuan, pengalaman dan kepribadian yang paling memenuhi persyaratan suatu jabatan.
Prestasi masa lalu merupakan penunjuk paling baik bagi prestasi dimasa yang akan datang. Apa yang dilakukan
seseorang di waktu yang lalu, seperti ditunjukkan oleh laporan- laporan sekolah, pengalaman kerja dan kegiatankegiatan diluar kurikulum, adalah predikator paling baik tentang apa yang kemungkinan akan dilakukan di waktu
yang akan datang.
berbagai prosedur seleksi untuk membandingkan pelamar dengan spesifikasi jabatan tersedia.
Menurut T. Hani Handoko langkah-langkah dalam prosedur seleksi yang biasa digunakan adalah:
1.

Wawancara pendahuluan

2.

Pengumpulan data pribadi (biografis)

3.

Pengujian (testing)

4.

Wawancara yang lebih mendalam

5.

pemeriksaan referensi-referensi prestasi

6.

Pemeriksaan kesehatan

7.

Keputusan pribadi

8.

Orientasi jabatan
Ada beberapa faktor yang cenderung mempengaruhi prestasi karyawan. Beberapa faktor tersebut adalah:

1.

Latar belakang pribadi, mencakup pendidikan dan pengalaman kerja, untuk menunjukkan apa yang telah dilakukan
seseorang di waktu yang lalu.

2.

Bakat dan Minat (aptitude and interest), untuk memperkirakan minat dan kapasitas / kemampuan seseorang.

3.

Sikap dan kebutuhan (attitudes and need), untuk meramalkan tanggung jawab dan wewenang seseorang.

4.

Kemampuan-kemampuan analitis dan manipulatif, untuk mempelajari kemampuan pemikiran dan penganalisaan.

5.

kesehatan, tenaga dan stamina, untuk melihat kemampuan fisik seseorang dalam pelaksanaan pekerjaan.

6.

Ketrampilan dan kemampuan teknik, untuk menilai kemampuan dalam pelaksanaan aspek- aspek teknik pekerjaan.
Setelah diseleksi, Karyawan ditempatkan pada suatu pekerjaan dan diperkenalkan dengan organisasi
melalui berbagai bentuk orientasi. Tahap orientasi merupakan kegiatan pengenalan dan penyesuaian karyawan baru
dengan organisasi. Proses ini merupakan proses penting karena suatu pekerjaan baru adalah sulit dan menyebabkan
frustasi bagi karyawan baru. Menurut American Society for Personel Administration, situasi baru adalah berbeda
dan asing, serta proses orientasi yang jelek dapat memadamkan antusiasme dan usaha mulai dari permulaan.9)

Karena berbagai perusahaan melaporkan bahwa lebih setengah dari pengunduran diri suka rela terjadi dalam 6
(enam) bulan pertama, Orientasi yang tepat dapat berbuat banyak untuk mengurangi masalah ini dan biaya-biaya
yang menyertainya.
Tahap pertama biasanya diselenggarakan oleh staf unit personalia, hal-hal yang dipertimbangkan mencakup:
1.

Hasil produksi perusahaan itu

2.

Tunjangan kesejahteraan Karyawan

3.

Jadwal gaji

4.

Keselamatan

5.

Masa percobaan

6.

Pencatatan waktu dan ketidakhadiran

7.

Hari libur, parkir, prosedur keluhan.

8.

Program persamaan kesempatan penempatan tenaga kerja


Tahap kedua dari sebagian besar program orientasi yang terorganisasi dilaksanakan oleh penyelia
langsung. Karyawan yang baru diangkat itu diperkenalkan kepada sesama karyawan, dibawa keliling departemen
dan diberi informasi tentang hal-hal kecil seperti tempat ganti pakaian dan kamar kecil, prosedur persediaan, jam
kerja, lembur, prosedur pemanggilan, jam istirahat dan makan siang, dan fasilitas-fasilitas perusahaan. Menurut OC
Brenner dan J. Tomkiewcz, suatu program percobaan khusus atas orientasi direncanakan dengan sasaran khusus
untuk meyakinkan karyawan yang baru diangkat bahwa mereka mempunyai kesempatanbaik untuk berhasil.
Karyawan tersebut diminta untuk melupakan permainan yang sewenang-wenang dari para karyawan yang
lebih tua, dan dianjurkan agar mendekati para penyelia mereka jika ada pertanyaan dan masalah.
Program orientasi akan lebih lengkap jika mencakup tindak lanjut beberapa minggu kemudian.
Wawancara ini bisa dilakukan oleh penyelia atau spesialis personalia dan berhubungan dengan (1) kepuasan
karyawan terhadap pekerjaan dan organisasi, dan (2) kepuasan penyelia terhadap karyawan. Ketidakpuasan mungkin
dijernihkan dengan penjelasan- penjelasan atau pemindahan nyata ke pekerjaan yang berbeda, bagaimanapun minat
terhadap karyawan yang dibuktikan dengan tindakan yang tulus untuk melakukan wawancara tindak lanjut akan
membantu meningkatkan tingkat kepuasan karyawan.
Oleh sebab itu sering dipakai ukuran kepuasan para penyelia dan karyawan lama terhadap masuknya
karyawan baru tersebut, disamping kepuasan karyawan baru, untuk menilai keberhasilan proses orientasi. Bila tahap
seleksi tidak berbuat kesalahan biasanya proses orientasi juga tidak akan mengalami kesulitan.
G. Produktivitas
Ada beberapa pendapat orang mengenai produktivitas, diantaranya; menurut J. Ravianto, bahwa Produktivitas
adalah suatu konsep yang menunjang adanya keterkaitan hasil kerja dengan sesuatu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk dari tenaga kerja.
Sedangkan menurut Muchdarsyah Sinungan, bahwa :Produktivitas adalah hubungan antara hasil nyata
maupun fisik (barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya , misalnya produktivitas ukuran efisien
produktif suatu hasil perbandingan antara hasil keluaran dan hasil masukan.
Mengenai produktivitas Payaman J. Simanjuntak, menjelaskanProduktivitas merupakan perbandingan antara
hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang terdiri dari beberapa faktor seperti

tanah, gedung, mesin, peralatan, dan sumber daya manusia yang merupakan sasaran strategis karena peningkatan
produktivitas tergantung pada kemampuan tenaga manusia.13)
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa produktivitas adalah suatu perbandingan antara
hasil keluaran dengan hasil masukan. keefektifan ini dilihat dari beberapa faktor masukan yang dipakai
dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Sedangkan produktivitas kerja yaitu jumlah produksi yang dapat dihasilkan
dalam Waktu tertentu
Faktor faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas Tenaga kerja atau pegawai adalah manusia yang
merupakan faktor Produksi yang dinamis memiliki kemampuan berpikir dan motivasi kerja, apabila pihak
manajemen perusahaan mampu meningkatkan motivasi mereka, maka produktivitas kerja akan meningkat.
Faktor- faktor yang mempengaruhi produktivitas yaitu:
1.

Kemampuan, adalah kecakapan yang dimiliki berdasarkan pengetahuan, lingkungan kerja yang menyenangkan
akan menambah kemampuan tenaga kerja.

2.

Sikap, sesuatu yang menyangkut perangai tenaga kerja yang banyak dihubungkan dengan moral dan semangat
kerja

3.

Situasi dan keadaan lingkungan, faktor ini menyangkut fasilitas dan keadaan dimana semua karyawan dapat
bekerja dengan tenang serta sistim kompensasi yang ada.

4.

Motivasi, setiap tenaga kerja perlu diberikan motivasi dalam usaha meningkatkan produktivitas.

5.

Upah, upah atau gaji minimum yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah dapat menyebabkan penurunan
produktivitas kerja.

6.

Tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan dan latihan dari tenaga kerja akan mempengaruhi produktivitas,
karenanya perlu diadakan peningkatan pendidikan dan latihan bagi tenaga kerja.

7.

Perjanjian kerja, merupakan alat yang menjamin hak dan kewajiban karyawan. Sebaiknya ada unsur-unsur
peningkatan produktivitas kerja.

8.

Penerapan teknologi, kemajuan teknologi sangat mempengaruhi produktivitas, karena itu penerapan teknologi
harus berorientasi mempertahankan produktivitas
Pengaruh penerimaan tenaga kerja terhadap produktivitas Atas dasar pengertian kemampuan dari tenaga
kerja yang terkait dengan keahlian seseorang di bidangnya (profesional) dalam menyelesaikan pekerjaan, maka
manajemen personalia sebagai
departemen yang bertugas dalam penerimaan (rekruitmen) tenaga kerja berperan penting dalam
menjalankan prosedural yang berlaku, prosedur penerimaan tenaga kerja adalah bagian dari berbagai sistem yang
mempengaruhi produktivitas perusahaan sehingga kecermatan dan ketelitian dalam pengambilan keputusan untuk
menerima tenaga kerja dapat baru dapat dipertanggungjawabkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas khususnya mengenai fungsi manajemen yaitu pengorganisasian maka kami dapat
menyimpulkan beberapa hal antara lain :
1.

Fungsi pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan pembagian tugas. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.

2.

Pengorganisasian juga suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang
dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.

3.

Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus
mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut,
dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil.

4.

Komunikasi antar bagian dalam pengorganisasian harus harus dijaga dengan baik supaya adanya koordinasi yang
kuat dan tidak terjadinya komunikasi sehingga pertukaran informasi dapat berjalan dengan lancar yang akhirnya
meningkatkan kesejahteraan perusahaan

5.

Dengan adanya pengorganisasian dapat menghemat waktu dan tenaga yang pada akhirnya dapat menjadikan suatu
perusahaan menjadi maju dan berkembang.
B. Saran
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa fungsi pengorganisasian sangat penting dalam manajemen sebuah
perusahaan maka kami dapat menyarankan kepada pembaca khususnya rekan-rekan mahasiswa agar belajar lebih
giat dan meningkatkan kompetensi diri agar dapat bersaing apabila kita nantinya tamat dari perguruan tinggi.
Mengingat bahwa tidak semua dari kita akan menjadi guru, oleh karena itu tigkatkanlah kompetensi diri masingmasing utuk mendapatkan peluang dalam bekerja nantinya. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi
referensi belajar untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang ilmu manajemen khusunya mengenai
fungsi pengorganisasian.

DAFTAR PUSTAKA
http: //www.scribd.com/doc/.../fungsi-pengorganisasian / diakses pada tanggal 31 Oktober 2010
http://www.google.com /60mb0n9.wordpress.com/.../fungsi-pengorganisasian/ diakses pada tanggal 31 Oktober
2010
http://www.google.com
/organisasi.org/fungsi_manajemen_perencanaan_pengorganisasian_pengarahan_pengendalian_belajar_di_intern
et/ diakses pada tanggal 31 Oktober 2010
http://www.google.com/elearning.gunadarma.ac.id/.../bab11dasar_dasar_pengorganisasian.pdf/ diakses

pada

tanggal 31 Oktober 2010


http://www.findtoyou.com/.../fungsi+pengorganisasian+dalam+manajemen.html -/
Oktober 2010

diakses

pada

tanggal

31

FUNGSI PENGORGANISASIAN DALAM MANAJEMEN


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya koordinasi yang kuat dan komunikasi yang lancar antar karyawan dalam suatu
perusahaan sangat dibutuhkan demi kemajuan suatu perusahaan. Untuk memenuhi hal
tersebut dalam manajemen diperlukan suatu pengorganisasian yang sangat teratur.
Kemajuan suatu perusahaan dapat tercapai jika terbentuk pengorganisasian yang teratur
mengingat dengan pengorganisasian semua pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Artinya dengan pengorganisasian dapat menghemat waktu dan tenaga kita
untuk bekerja sehingga kita dapat mengerjakan pekerjaan yang lebih penting karena
pekerjaan yang lainnya dapat dilakukan oleh orang lain.
Dalam pengorganisasian menghendaki adanya pembagian kerja atu spesialisasi,
sesuai dengan teori klasik adam smith yaitu the right man in the right place artinya
seseorang yang memiliki keahlian tertentu harus dipekerjakan atau ditempatkan pada
keahliannya. Misalnya orang yang ahli dalam bidang administrasi harus ditempatkan di
bagian administrasi pula, begitu juga dengan orang yang ahli dalam bidang keuangan
harus ditempatkan pada bagian keuangan pula. Artinya dalam pembagian kerja itu harus
benar-benar dilakukan dengan cermat. Nah dalam bab pembahasan akan dibahas
mengenai fungsi pengorganisasian secara lebih rinci lagi.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan diatas mengenai fungsi pengorganisasian maka rumusan masalah
makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Apakah Definisi Pengorganisasian ?
2.

Bagaimana Prinsip Dasar Koordinasi / Organizing ?

3.

Bagaimana Bentuk Pendelegasian Dan Desentralisasi Wewenang ?

4.
?

Bagaiman Bentuk Departementasi Dan Pembagian Kerja Dalam Manajemen

5.

Mengapa Diperlukan Analisis Pekerjaan ?

6.

Apakah Yang Harus Dilakukan Dalam Hal Seleksi Personalia ?

7.

Bagaimana Cara Mengatur Produktivitas Dalam Suatu Perusahaan ?

C. Tujuan

1.
2.
3.
4.

Berkenaan dengan judul makalah ini yaitu tentang fungsi pengorganisasian maka tujuan
kami membuat makalah ini antara lain :
Untuk memberikan pemahaman kepada rekan-rekan mahasiswa tentang fungsi
pengorganisasian dalam manajemen.
Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang tata cara malakukan spesialisasi atau
pembagian kerja menurut keahlian masing-masing orang.
Sebagai referensi belajar untuk rekan-rekan mahasiswa khususnya kami pribadi sehinngga
menambah referensi belajar selain referensi dalam bentuk buku dan dari dosen.
Untuk diajukan kepada dosen pembimbing mata kuliah pengantar manajemen sebagai
pemenuhan atas tugas yang diberikan, serta untuk dipresentasikan kepada rekan-rekan
mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pengorganisasian

Menurut Cefto Samuel C, The proccess of establishing ordrly uses for all
oeganizational's resources. (pengorganisasian merupakan proses mengatur semua
kegiatan secara sistematis dalam mengelola sumber daya)

Menurut Williams Chuck, Deciding where decision will be made, who will do that jobs
and task, and who will work for whom. (memutuskan dimana keputusan akan dibuat, siapa
yang akan melakukan pekerjaan dan tugas itu, dan siapa yang akan bekerja serta untuk
siapa mpekerjaan itu dilakukan)

Menurut Daft Richard, Pengorganisasian merupakan sebuah kegiatan pemanfaatan


sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan stategis.
Jadi, perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya
manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana
yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan bersama. Pengorganisasian merupakan
sebuah aktivitas penataan sumber daya manusia yang tepat dan bermanfaat bagi
manajemen, dan menghasilkan penataan dari karyawan.
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya
manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana
yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan
Dengan kata lain pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berhubungan
dengan pembagian tugas. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan
pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas

1.
2.
3.
4.

yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara


menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya,
bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas
tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
Pengorganisasian merupakan sebuah aktivitas penataan sumber daya manusia yang
tepat dan bermanfaat bagi manajemen, dan menghasilkan penataan dari karyawan. Hal
pokok yang perlu diperhatikan dari pengorganisasian :
Menentukan arah dan sasaran satuan organisasi,
Menganalisa beban kerja masing masing satuan organisasi.
Membuat job description ( uraian pekerjaan)
Menentukan seseorang atau karyawan yang berdasarkan atas pertimbangan arah dan
sasaran, beban kerja, dan urian kerja dari masing masing satuan organisasi.
B. Prinsip Dasar Koordinasi / Organizing :

1. Seseorang yang duduk di satuan organisasi harus memiliki kompentensi , yaitu


kemampuan dan kemauan.
2. Memiliki karakter, yaitu sikap dan kepribadian yang sesuai dengan hal hal pokok dalam
berorganisasi.
3. memiliki talenta, yaitu bakat dan potensi yang sesuai dengan hal hal pokok dalam
berorganisasi.
4. Memiliki komitmen, yaitu keikatan dan loyalitas dalam berorganisasi.
Agar karyawan dapat menjalankan prinsip dasar dengan baik dan memiliki performa yang
layak, manajemen berkewajiban mengembangkan para pegawai. Untuk itu perlu dilakukan
hal hal sebagai berikut :
1. Untuk membentuk kompetensi, manajemen dapat meningkatkan kemampuan lewat on the
job training dan atau off the job training.
On the job training adalah pelatihan di tempat kerja, bisa berupa magang atau belajar
sambil bekerja baik dengan sesama karyawan yang lebih senior maupun pada atasan
mereka.
Off the job training adalah melatih kompetensi di luar tempat kerja. Pelatihan ini bersifat
teoritis seperti yang dilakukan oleh lembaga lembaga pendidikan formal seperti diploma,
strata, maupun kursus yang dilakukan oleh organisasi yang bersangkutan maupun lembaga
lain.
Kedua komponen inilah ( kemampuan dan kemauan ) yang dapat melihat kematangan
seseorang dalam bekerja, yaitu seorang karyawan dapat dikatakan matang dalam bekerja
jika dia memiliki kemampuan yang cukup dan semangat kerja yang tinggi.

2. Pembentukan karakter dapat dibentuk melalui proses pembentukan kompetensi, yang


umumnya dibentuk melalui : adanya pembaruan pengetahuan ( up date knowledge ) yang
dalam proses terus-menerus akan berubah menjadi sikap yang selanjutnya menjadi prilaku
yang selaras dengan visi dan misi yang ditetapkan oleh manajemen,
3. Memiliki talenta. Talenta sering diterjemahkan dengan bakat potensi. Bakat merupakan
sikap bawaan seseorang yang belum siap pakai untuk melakukan aktivitas secara layak.
Potensi merupakan bakat yang telah siap pakai karena adanya proses pembelajaran,
pelatihan, dan proses lain yang dilakukan oleh seseorang.
4. Komitmen adalah suatu keadaan dimana seorang pekerja atau karyawan memiliki tingkat
kelekatan ( kohesif ) yang tinggi pada organisasi dan manajemen. Komitmen dapat
dibentuk apabila prinsip dasar ( kompetensi, karakter, dan talenta ) dapat dilalui manajemen
dengan baik.
C. Pendelegasian Dan Desentralisasi Wewenang
Pendelegasian merupakan alokasi atau pembebanan tugas, wewenang dan
permintaan akan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas. Untuk efektifnya pendelegasian
ada beberapa syarat :
1.
Rencana dan kebijaksanaan harus jelas
2.

Tugas dan wewenang harus dibatasi dengan yang diharapkan

3.

Orang yang diberi tugas disiplin yang terbaik

4.

Komunikasi secara terbuk

5.

Sistem pengawasan perlu diciptakan

Tindak lanjut ialah perlunya diadakan desentralisasi wewenang secara konsekuen. Akan
tetapi biasanya orang takut untuk mengadakan desentralisasi karena :
1.
Biayanya tidak sedikit.
2.

Hilangnya uniformitas kebijaksanaan.

3.

Terlalu luasnya pengawasan.

4.

Proses pengambilan keputusan yang sulit dll

Desentralisasi pada suatu saat pasti diperlukan karena :


1.
Kecenderungan orang ingin bebas mengambil keputusan.
2.

Dinamika usaha memerlukan putusan cepat.

3.

Makin bertambahnya orang yang mampu mengelola organisasi.

4.

Teknik pengawasan berkembang dengan baik

D. Departementasi dan Pembagian Kerja


Departementasi merupakan pengelompokkan kegiatan kerja yang hampir sama dan
erat hubunganya satu dengan yang lainnya. Pembagian kerja merupakanpemecahan tugas

sedemikian rupa sehingga orang perorang di dalam organisasibertanggung jawab pada dan
melaksanakan kegiatan tertentu saja. Pembagian kerja dalam ilmui ekonomi lebih dikenal
dengan spesialisasi.
Pembagian kerja pada akhirnya akan menghasilkan departemen- departemen dan job
description
dari
masing-masing
departemen
sampai
unit-unit terkecil
dalam
organisasi. Beberapa dasar dalam departementasi:
Departemen fungsional
Pekerjaan dapat dikelompokkan menurut fungsi dari organisasi. Perusahaan bisnis meliputi
fungsi seperti : produksi, pemasaran, keuangan, akunting dan personalia Rumah sakit
meliputi fungsi seperti : bedah, psikiatri, rumah tangga, farmasi dan pesonalia.

Departemen territorial
Pembentukan kelompok atas dasar daerah geografis. Logikanya adalah bahwa semua
kegiatan dalam daerah tertentu seharusnya ditugaskan kepada seorang manajer.

Departemen produk
Dalam banyak perusahaan besar yang produknya beraneka ragam, kegiatan dan
personalianya dikelompokkan atas dasar produk

Departementasi pelanggan
Contoh
departemntasi
yang
berorientasi
pada
pelanggan
adalah lembaga
pendidikan. Beberapa lembaga pendidikan menyelenggarakan kuliah-kuliah tetap dan
kuliah ekstensi.
Dalam praktek, dasar-dasar penggolongan itu tidaklah dianut secara konsekuen, sebab
seringkali didasarkan atas kombinasi dari beberapa dasar yang tersebut di atas.
F. Analisis Pekerjaan
Menurut Summary of National Job Analysis Methode Survey, analisa pekerjaan
adalah proses mempelajari dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan
operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaan tertentu. Sedangkan kegunaan dari analisa
kerja adalah sebagai berikut:
1.
Pengabsahan
(validation)
atas
prosedur-prosedur
pengangkatan,
pengabsahan dibenarkan dan dirumuskan sebagai menguji secara sistematik kriteria
seleksi atau predikator untuk menentukan apakah hal-hal itu berhubungan erat
dengan kelompok prilaku dari pekerjaan itu.
2.
Pelatihan (training). Uraian tugas-tugas dan peralatan yang dipergunakan
sangat membantu dalam mengembangkan isi program-program pelatihan.

3.
Evaluasi pekerjaan. Uraian pekerjaan dan rincian persyaratan tenaga kerja
yang diperlukan dievaluasi kegunaannya, dengan sasaran terakhir untuk penentuan
nilai dalam bentuk uang
4.
penilaian prestasi. Sebagai pengganti penilaian seorang karyawan atas sifatsifat seperti ketergantungan dan inisiatif, ini ada kecenderungan untuk menentukan
sasaran pekerjaan dan hasil kerja dinilai berdasarkan tercapai tidaknya sasaran
tersebut.
5.
Pengembangan karier. Informasi pekerjaan membantu perusahaan untuk
merencanakan saluran-saluran promosi, dan menyediakan data mengenai
kesempatan dan persyaratan karier didalam organisasi kepada karyawan
6.
Organisasi. Informasi pekerjaan yang diperoleh melalui analisa pekerjaan
seringkali mengungkapkan contoh-contoh organisasi yang jelek sehubungan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan pekerjaan.
7.
Perkenalan (induction). Untuk petatar (trainee) baru, uraian pekerjaan paling
membantu dalam masa orientasi.
8.
Penyuluhan (counseling). Informasi pekerjaan sangat bernilai dalam
penyuluhan pekerjaan. Disarankan lebih banyak penyuluhan semacam itu diberikan
pada tingkat sekolah menengah, karena banyak lulusannya tidak menyadari jenisjenis pekerjaan yang ada.
9.
Hubungan perburuan (labor relation). Uraian pekerjaan standar fungsi . Jika
seorang karyawan mencoba menambah atau mengurangi tugas-tugas yang
tercantum disana, maka standar telah dilanggar. Serikat buruh, demikian juga
managemen tertarik 10. Penataan kembali (reengineering) pekerjaan. Jika para
majikan ingin menyesuaikan pekerjaan dengan suatu kelompok khusus, misalnya
orang cacat fisik, biasanya mereka harus mengubah isi pekerjaan tertentu. Analisis
pekerjaan menyediakan informasi yang akan memudahkan perubahan pekerjaan
untuk memungkinkan diisi oleh personalia dengan sifat-sifat khusus.
G. Seleksi Personalia
Menurut Prof. Edwin B Flippo, seleksi adalah pemilihan seseorang tertentu dar
sekelompok karyawan-karyawan potensial untuk melaksanakan suatu jabatan
tertentu.7) Manajemen memutuskan pekerjaan apa yang terlibat dan kemampuankemampuan individu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif.
Kemudian manajer melihat prestasi para pelamar diwaktu yang lalu dan memilih seseorang
yang memiliki kemampuan, pengalaman dan kepribadian yang paling memenuhi
persyaratan suatu jabatan.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Prestasi masa lalu merupakan penunjuk paling baik bagi prestasi dimasa yang akan
datang. Apa yang dilakukan seseorang di waktu yang lalu, seperti ditunjukkan oleh laporanlaporan sekolah, pengalaman kerja dan kegiatan-kegiatan diluar kurikulum, adalah
predikator paling baik tentang apa yang kemungkinan akan dilakukan di waktu yang akan
datang.
berbagai prosedur seleksi untuk membandingkan pelamar dengan spesifikasi jabatan
tersedia.
Menurut T. Hani Handoko langkah-langkah dalam prosedur seleksi yang biasa
digunakan adalah:
Wawancara pendahuluan
Pengumpulan data pribadi (biografis)
Pengujian (testing)
Wawancara yang lebih mendalam
pemeriksaan referensi-referensi prestasi
Pemeriksaan kesehatan
Keputusan pribadi
Orientasi jabatan
Ada beberapa faktor yang cenderung mempengaruhi prestasi karyawan. Beberapa
faktor tersebut adalah:
Latar belakang pribadi, mencakup pendidikan dan pengalaman kerja, untuk menunjukkan
apa yang telah dilakukan seseorang di waktu yang lalu.
Bakat dan Minat (aptitude and interest), untuk memperkirakan minat dan kapasitas /
kemampuan seseorang.
Sikap dan kebutuhan (attitudes and need), untuk meramalkan tanggung jawab dan
wewenang seseorang.
Kemampuan-kemampuan analitis dan manipulatif, untuk mempelajari kemampuan
pemikiran dan penganalisaan.
kesehatan, tenaga dan stamina, untuk melihat kemampuan fisik seseorang dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Ketrampilan dan kemampuan teknik, untuk menilai kemampuan dalam pelaksanaan aspekaspek teknik pekerjaan.
Setelah diseleksi, Karyawan ditempatkan pada suatu pekerjaan dan diperkenalkan
dengan organisasi melalui berbagai bentuk orientasi. Tahap orientasi merupakan kegiatan
pengenalan dan penyesuaian karyawan baru dengan organisasi. Proses ini merupakan
proses penting karena suatu pekerjaan baru adalah sulit dan menyebabkan frustasi bagi
karyawan baru. Menurut American Society for Personel Administration, situasi baru adalah
berbeda dan asing, serta proses orientasi yang jelek dapat memadamkan antusiasme dan
usaha mulai dari permulaan.9) Karena berbagai perusahaan melaporkan bahwa lebih

setengah dari pengunduran diri suka rela terjadi dalam 6 (enam) bulan pertama, Orientasi
yang tepat dapat berbuat banyak untuk mengurangi masalah ini dan biaya-biaya yang
menyertainya.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tahap pertama biasanya diselenggarakan oleh staf unit personalia, hal-hal yang
dipertimbangkan mencakup:
Hasil produksi perusahaan itu
Tunjangan kesejahteraan Karyawan
Jadwal gaji
Keselamatan
Masa percobaan
Pencatatan waktu dan ketidakhadiran
Hari libur, parkir, prosedur keluhan.
Program persamaan kesempatan penempatan tenaga kerja
Tahap kedua dari sebagian besar program orientasi yang terorganisasi
dilaksanakan oleh penyelia langsung. Karyawan yang baru diangkat itu diperkenalkan
kepada sesama karyawan, dibawa keliling departemen dan diberi informasi tentang hal-hal
kecil seperti tempat ganti pakaian dan kamar kecil, prosedur persediaan, jam kerja, lembur,
prosedur pemanggilan, jam istirahat dan makan siang, dan fasilitas-fasilitas perusahaan.
Menurut OC Brenner dan J. Tomkiewcz, suatu program percobaan khusus atas orientasi
direncanakan dengan sasaran khusus untuk meyakinkan karyawan yang baru diangkat
bahwa mereka mempunyai kesempatanbaik untuk berhasil.
Karyawan tersebut diminta untuk melupakan permainan yang sewenang-wenang
dari para karyawan yang lebih tua, dan dianjurkan agar mendekati para penyelia mereka
jika ada pertanyaan dan masalah.
Program orientasi akan lebih lengkap jika mencakup tindak lanjut beberapa
minggu kemudian. Wawancara ini bisa dilakukan oleh penyelia atau spesialis personalia
dan berhubungan dengan (1) kepuasan karyawan terhadap pekerjaan dan organisasi, dan
(2) kepuasan penyelia terhadap karyawan. Ketidakpuasan mungkin dijernihkan dengan
penjelasan- penjelasan atau pemindahan nyata ke pekerjaan yang berbeda, bagaimanapun
minat terhadap karyawan yang dibuktikan dengan tindakan yang tulus untuk melakukan
wawancara tindak lanjut akan membantu meningkatkan tingkat kepuasan karyawan.
Oleh sebab itu sering dipakai ukuran kepuasan para penyelia dan karyawan lama
terhadap masuknya karyawan baru tersebut, disamping kepuasan karyawan baru, untuk
menilai keberhasilan proses orientasi. Bila tahap seleksi tidak berbuat kesalahan biasanya
proses orientasi juga tidak akan mengalami kesulitan.

H. Produktivitas

Ada beberapa pendapat orang mengenai produktivitas, diantaranya; menurut J.


Ravianto, bahwa Produktivitas adalah suatu konsep yang menunjang adanya keterkaitan
hasil kerja dengan sesuatu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari tenaga kerja.
Sedangkan menurut Muchdarsyah Sinungan, bahwa :Produktivitas adalah hubungan
antara hasil nyata maupun fisik (barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya ,
misalnya produktivitas ukuran efisien produktif suatu hasil perbandingan antara hasil
keluaran dan hasil masukan.
Mengenai produktivitas Payaman J. Simanjuntak, menjelaskanProduktivitas
merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber
daya (masukan) yang terdiri dari beberapa faktor seperti tanah, gedung, mesin, peralatan,
dan sumber daya manusia yang merupakan sasaran strategis karena peningkatan
produktivitas tergantung pada kemampuan tenaga manusia.13)
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa produktivitas adalah suatu
perbandingan antara hasil keluaran dengan hasil masukan. keefektifan ini dilihat dari
beberapa faktor masukan yang dipakai dibandingkan dengan hasil yang dicapai.
Sedangkan produktivitas kerja yaitu jumlah produksi yang dapat dihasilkan dalam Waktu
tertentu
Faktor faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas Tenaga kerja atau pegawai
adalah manusia yang merupakan faktor Produksi yang dinamis memiliki kemampuan
berpikir dan motivasi kerja, apabila pihak manajemen perusahaan mampu meningkatkan
motivasi mereka, maka produktivitas kerja akan meningkat.
Faktor- faktor yang mempengaruhi produktivitas yaitu:
1. Kem am puan, adalah kecakapan yang dimiliki berdasarkan pengetahuan, lingkungan kerja
yang menyenangkan akan menambah kemampuan tenaga kerja.
2. Sikap, sesuatu yang menyangkut perangai tenaga kerja yang banyak dihubungkan dengan
moral dan semangat kerja
3. Situasi dan keadaan lingkungan, faktor ini menyangkut fasilitas dan keadaan dimana
semua karyawan dapat bekerja dengan tenang serta sistim kompensasi yang ada.
4. Motivasi, setiap tenaga kerja perlu diberikan motivasi dalam usaha meningkatkan
produktivitas.
5. Upah, upah atau gaji minimum yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah dapat
menyebabkan penurunan produktivitas kerja.
6. Tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan dan latihan dari tenaga kerja akan
mempengaruhi produktivitas, karenanya perlu diadakan peningkatan pendidikan dan latihan
bagi tenaga kerja.
7. Perjanjian kerja, merupakan alat yang menjamin hak dan kewajiban karyawan. Sebaiknya
ada unsur-unsur peningkatan produktivitas kerja.

8. Penerapan teknologi, kemajuan teknologi sangat mempengaruhi produktivitas, karena itu


penerapan teknologi harus berorientasi mempertahankan produktivitas
Pengaruh penerimaan tenaga kerja terhadap produktivitas Atas dasar pengertian
kemampuan dari tenaga kerja yang terkait dengan keahlian seseorang di bidangnya
(profesional) dalam menyelesaikan pekerjaan, maka manajemen personalia sebagai
departemen yang bertugas dalam penerimaan (rekruitmen) tenaga kerja berperan penting
dalam menjalankan prosedural yang berlaku, prosedur penerimaan tenaga kerja adalah
bagian dari berbagai sistem yang mempengaruhi produktivitas perusahaan sehingga
kecermatan dan ketelitian dalam pengambilan keputusan untuk menerima tenaga kerja
dapat baru dapat dipertanggungjawabkan.
BAB III
PENUTUP

1.

2.

3.

4.

5.

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas khususnya mengenai fungsi manajemen yaitu pengorganisasian
maka kami dapat menyimpulkan beberapa hal antara lain :
Fungsi pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan pembagian
tugas. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan
menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagibagi tersebut.
Pengorganisasian juga suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan
sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah
ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan
mana keputusan harus diambil.
Komunikasi antar bagian dalam pengorganisasian harus harus dijaga dengan baik supaya
adanya koordinasi yang kuat dan tidak terjadinya komunikasi sehingga pertukaran informasi
dapat berjalan dengan lancar yang akhirnya meningkatkan kesejahteraan perusahaan
Dengan adanya pengorganisasian dapat menghemat waktu dan tenaga yang pada
akhirnya dapat menjadikan suatu perusahaan menjadi maju dan berkembang.
B. Saran
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa fungsi pengorganisasian sangat penting
dalam manajemen sebuah perusahaan maka kami dapat menyarankan kepada pembaca
khususnya rekan-rekan mahasiswa agar belajar lebih giat dan meningkatkan kompetensi
diri agar dapat bersaing apabila kita nantinya tamat dari perguruan tinggi. Mengingat bahwa

tidak semua dari kita akan menjadi guru, oleh karena itu tigkatkanlah kompetensi diri
masing-masing utuk mendapatkan peluang dalam bekerja nantinya. Semoga dengan
adanya makalah ini dapat menjadi referensi belajar untuk menambah wawasan dan
pengetahuan kita tentang ilmu manajemen khusunya mengenai fungsi pengorganisasian.

DAFTAR PUSTAKA
http: //www.scribd.com/doc/.../fungsi-pengorganisasian / diakses
pada
tanggal
31
Oktober 2010
http://www.google.com
/60mb0n9.wordpress.com/.../fungsi-pengorganisasian/ diakses
pada tanggal 31 Oktober 2010
http://www.google.com
/organisasi.org/fungsi_manajemen_perencanaan_pengorganisasian_pengarahan_penge
ndalian_belajar_di_internet/ diakses pada tanggal 31 Oktober 2010
http://www.google.com/elearning.gunadarma.ac.id/.../bab11dasar_dasar_pengorganisasia
n.pdf/ diakses pada tanggal 31 Oktober 2010
http://www.findtoyou.com/.../fungsi+pengorganisasian+dalam+manajemen.html -/ diakses
pada tanggal 31 Oktober 2010

ORGANISASI DAN MANAJEMEN


OCTOBER 23, 2013 | SIFAFAUZIAH
ORGANISASI DAN MANAJEMEN
1.ORGANISASI

Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti
alat.Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada
perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat
sebagai berikut :
a.

Chester I. Barnard (1938) dalam bukunya The Executive Functions mengemukakan bahwa :

Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih (I define organization as a system
of cooperatives of two more persons)
b.

James D. Mooney mengatakan bahwa : Organization is the form of every human association

for the attainment of common purpose (Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai
tujuan bersama)
c.

Menurut Dimock, organisasi adalah : Organization is the systematic bringing together of

interdependent part to form a unified whole through which authority, coordination and control may
be exercised to achive a given purpose (organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada
bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat
melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditentukan).
Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiaporganisasi harus
memiliki tiga unsur dasar, yaitu :
1. Orang-orang (sekumpulan orang),
2. Kerjasama,
3. Tujuan yang ingin dicapai,

Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang-orang
dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.

Ciri-Ciri Organisasi
Seperti telah diuraikan di atas bahwa organisasi memiliki tiga unsur dasar, dan secara lebih
rinci organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.

Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal,

b.

Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan (interdependent part)

yang merupakan kesatuan kegiatan,


c.

Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa; pemikiran, tenaga, dan lain-

lain,
d. Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan,
e.

Adanya tujuan yang ingin dicapai.

Prinsip-Prinsip Organisasi
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya A.M. Williams yang
mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam bukunya Organization of Canadian Government
Administration (1965), bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi :
1. Prinsip bahwa Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas,
2. Prinsip Skala Hirarkhi,
3. Prinsip Kesatuan Perintah,
4. Prinsip Pendelegasian Wewenang,

5. Prinsip Pertanggungjawaban,
6. Prinsip Pembagian Pekerjaan,
7. Prinsip Rentang Pengendalian,
8. Prinsip Fungsional,
9. Prinsip Pemisahan,
10. Prinsip Keseimbangan,
11. Prinsip Fleksibilitas,
12. Prinsip Kepemimpinan.

1. Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.


Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin
suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya,organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit
dan puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain,
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.
2. Prinsip Skala Hirarkhi.
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan
sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan
pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
3. Prinsip Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan
saja.
4. Prinsip Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga
perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus
dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang
dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan
orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
5. Prinsip Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.
6. Prinsip Pembagian Pekerjaan.

Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar
kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan
kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian
tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang
efektivitas jalannya organisasi.
7. Prinsip Rentang Pengendalian.
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi
secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar
suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.
8. Prinsip Fungsional.
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan
wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
9. Prinsip Pemisahan.
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang
lain.
10. Prinsip Keseimbangan.
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuanorganisasi. Dalam hal ini,
penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut.
Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan
dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh koperasi di suatu desa
terpencil, struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar
seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
11. Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan
dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di
luar organisasi (external factor), sehingga organisasimampu menjalankan fungsi dalam mencapai
tujuannya.
12. Prinsip Kepemimpinan.

Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata
lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang
digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.

Jenis-Jenis Organisasi
Pengelompokan jenis organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1. Berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan.
(1) bentuk tunggal, yaitu pucuk pimpinan berada ditangan satu orang, semua kekuasaan dan tugas
pekerjaan bersumber kepada satu orang.
(2) bentuk komisi, pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang terdiri dari beberapa orang,
semua kekuasaan dan tanggung jawab dipikul oleh dewan sebagai suatu kesatuan.
2. Berdasarkan lalu lintas kekuasaan.
Bentuk organisasi ini meliputi;
(1) organisasi lini atau bentuk lurus, kekuasaan mengalir dari pucuk pimpinan organisasi langsung
lurus kepada para pejabat yang memimpin unit-unit dalam organisasi,
(2) bentuk lini dan staff, dalam organisasi ini pucuk pimpinan dibantu oleh staf pimpinan ahli dengan
tugas sebagai pembantu pucuk pimpinan dalam menjalankan roda organisasi,
(3) bentuk fungsional, bentuk organisasi dalam kegiatannya dibagi dalam fungsi-fungsi yang
dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya, dengan hubungan kerja lebih bersifat horizontal.
3. Berdasarkan sifat hubungan personal, yaitu ;
(1) organisasi formal, adalah organisasi yang diatur secara resmi,
seperti : organisasi pemerintahan, organisasi yang berbadan hukum

(2) organisasi informal, adalah organisasi yang terbentuk karena hubungan bersifat pribadi, antara
lain kesamaan minat atau hobby, dll.

4. Berdasarkan tujuan.
Organisasi ini dapat dibedakan, yaitu :
(1) organisasi yang tujuannya mencari keuntungan atau profit oriented dan
(2) organisasi sosial atau non profit oriented
5. Berdasarkan kehidupan dalam masyarakat, yaitu ;
(1) organisasi pendidikan,
(2) organisasi kesehatan,
(3) organisasi pertanian, dan lain lain.
6. Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani, yaitu :
(1) Organisasi produksi, misalnya organisasi produk makanan,
(2) Organisasi berorientasi pada politik, misalnya partai politik
(3) Organisasi yang bersifat integratif, misalnya serikat pekerja
(4) Organisasi pemelihara, misalnya organisasi peduli lingkungan, dan lain lain.
7. Berdasarkan pihak yang memakai manfaat.
Organisasi ini meliputi;

(1) Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh
anggotanya, seperti koperasi,
(2) Service organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya dinikmati oleh pelanggan, misalnya
bank,
(3) Business Organization, organisasi yang bergerak dalam dunia usaha, seperti perusahaanperusahaan,
(4) Commonwealth organization, adalah organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh
masyarakat umum, seperti organisasi pelayanan kesehatan, contohnya rumah sakit, Puskesmas, dll

2.MANAJEMEN
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno mnagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara
universal. Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti
mengendalikan, terutamanya mengendalikan kuda yang berasal dari bahasa latin manus yang
berati tangan. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis mange yang berarti kepemilikan
kuda (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah
Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia.[1] Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa
Inggris menjadi mnagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Mary Parker
Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia
hingga saat ini belum ada keseragaman.

Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah
manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :

1. Manajemen sebagai suatu proses,


2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi
yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut
pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi.
Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan
mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah Suatu keadaan terdiri dari proses yang
ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi
masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.

B. Fungsi manajemen
Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya. Pada umumnya
ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning),
fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian
(controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf). Para
manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen
yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal.

Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau pengertian masing-masing fungsi manajemen POLC
:
1. Fungsi Perencanaan / Planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat
berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.
2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan
sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan
serta menggapai tujuan perusahaan.
3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain
sebagainya.
4. Fungsi Pengendalian / Controling
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat
untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.

SUMBER: http://penas-fkmtsi-makassar.blogspot.com/2010/05/penjelasan-organisasi_01.html
http://fachruramadhan.blogspot.com/2012/04/pengertian-manajemen-dan-fungsinya.html

Anda mungkin juga menyukai