Anda di halaman 1dari 10

METODE PENDIDIKAN SEKS

DISUSUN OLEH
1. AHMAD FAUZAN (5)
2. KHAERUNNISA (14)
3. NUR ALIKA SAID (20)
4. RINDI ZALZABILAH (28)
5. RIO MAPPANGARA MANSJUR (29)
6. WULAN INDAH SAPUTRI RAMADHAN (35)

XII MIPA 4
SMA NEGERI 3 MAROS
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Metode Pendidikan Seks" dengan
tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dan memperoleh nilai pada mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK). Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang  metode - metode yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pendidikan seks bagi para pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak H. Curaman, M. Si. selaku guru mata


pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK). Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun akan kami terima dengan senang hati, demi kesempurnaan makalah
ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca ataupun
pihak yang memerlukan

Maros, 18 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang……………………………………………………….. 1
B. Rumusan masalah…………………………………………………… 2
C. Tujuan……………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Metode yang digunakan dalam pendidikan seks…………………… 3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………. 7
B. Saran………………………………………………………………… 7

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ketika kita mendengar kata seks apa yang terpikir di benak kita? Pornografi, vulgar,
menjijikkan dll. Memang sebagian besar masyarakat menganggap membicarakan seks
itu adalah sesuatu hal yang tabu dan tak layak dibicarakan. Bahkan banyak orang tua
yang tidak memberikan pendidikan seks pada anak, dengan alasan anak akan tabu
dengan sendirinya.

Sex education/pendidikan seks sebenarnya berarti pendidikan seksualitas yaitu suatu


pendidikan mengenai seksualitas dalam arti luas. Pendidikan seksual ini bertujuan untuk
mengajarkan mengenai organ kesehatan reproduksi, penyakit menular seksual
dan hiv/aids, kehamilan, dan kontrasepsi yang dapat digunakan. Pendidikan seksual juga
dapat mencegah terjadinya tindak kekerasan seksual, pemerkosaan, seks diluar nikah,
dan juga pernikahan di usia dini.

Ada beberapa metode pendidikan seks. Metode pendidikan seks harus tepat sasaran
dan sesuai dengan etika yang ada. Usaha untuk mempersiapkan remaja di masa depan
agar mampu membentuk keluarga yang bahagia dan bertanggung jawab tidak cukup
dilakukan dengan mengemukakan contoh-contoh ataupun perbuatan seks saja. Hal ini
memang merupakan salah satu dari aspek seks, namun secara keseluruhan pendidikan
seks dapat di pahami dengan menghubungkan masalah penyesuaian diri dalam
kehidupan sosial kultural tempat ia berada 

Dalam menyampaikan pendidikan seks yang berisi informasi seputar masalah


seksualitas yang mereka hadapi banyak sekali metode yang di pakai, yaitu dapat melalui
diskusi, pemberian informasi oleh orang tua, guru maupun teman sebaya yang
disesuikan dengan kebutuhan individu itu sendiri 

1
B. Rumusan masalah
Apa saja metode yang digunakan untuk menyampaikan pendidikan seks?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui metode metode yang digunakan untuk menyampaikan
pendidikan seks kepada anak-anak, remaja, serta orang dewasa

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode yang Digunakan dalam Pendidikan Seks

Ninuk Widyantoro mengemukakan beberapa metode pendidikan seks yang


disesuaikan dengan kondisi serta situasi pendidikan, yaitu: 

 Metode Ceramah dan diskusi seksualitas remaja (CDSR)


 Metode tanya jawab 
 Diskusi kelompok 
 Pemutaran Film 

Selain itu, Widyantoro juga mengingatkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian pendidikan seks di antaranya usia peserta, waktu yang diberikan serta
lingkungan dimana pendidikan seks itu diberikan.

Berikut adalah penjelasannya masing masing

 Ceramah dan diskusi seksualitas remaja (CDSR)

Pada metode ini seorang penceramah yang telah terlebih dahulu mendapatkan
pelatihan akan menyampaikan materi yang berisikan informasi seputar seksualitas
remaja, diantaranya masalah kesehatan reproduksi, organ-organ reproduksi serta
fakta-fakta aktual yang telah teijadi menyangkut perilaku seksual remaja, setelah itu
penceramah menjadi nara sumber dan dia akan tanya jawab dengan peserta. Metode
ini memang sangat terbatas karena terjadi secara insidentil dengan tenggang waktu
kurang lebih 2 jam. Namun sebagai permulaan metode ini cukup efektif karena
dapat menjangkau semua kalangan usia.

3
 Metode Tanya jawab
Yang dimaksud dengan metode Tanya jawab adalah Penyampaian pelajaran
dengan jalan guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawabnya. Atau suatu
metode di dalam pendidikan dimana guru bertanya sedang murid menjawab tentang
bahan bahan/materi yang ingin diperolehnya. Metode ini dapat digunakan untuk
setiap anak dalam setiap pelajaran, termasuk juga sangat tepat digunakan dalam
pendidikan seks kepada remaja.
Dapat juga dikatakan, bahwa metode ini digunakan apabila pendidik bertanya
kepada murid dengan maksud mengontrol apakah materi pendidikan seks yang
ditanyakan itu sudah diketahui atau belum. Dengan demikian para pendidik bisa
mendorong anak didik lebih aktif dan semangat untuk mengikuti pelajaran
pendidikan seks

 Dsikusi
Metode ini juga merupakan salah satu cara penyampaian informasi seksualitas
remaja yang mengajak beberapa orang remaja (7-10 orang) kemudian membentuk
sebuah kelompok diskusi. Dengan difasilitasi oleh seorang fasilitator yang telah
dibekali pengetahuan seputar seksualitas, kemudian kepada peserta disampaikan
suatu kasus yang kemudian didiskusikan antar sesama peserta. Metode ini memang
cukup interaktif karena dengan jumlah yang sedikit peserta menjadi lebih terfokus.
Namun metode ini hanya bisa menjangkau sekelompok orang dan kurang
disenangi bagi mereka yang sangat pasif dalam berdiskusi atau mengeluarkan
pendapat.

 Pemutaran Film
Dalam teknik ini, peserta didik diajak untuk menyaksikan film-film yang telah
disiapkan terlebih dahulu. Tentu film yang dimaksud ialah yang mengandung
unsur-unsur pedagogis atau mendidik, agar mereka memiliki pemahaman,
pandangan dan sikap yang baik dan benar terhadap masalah seksual.
4
Kadang-kadang untuk mencapai tujuan tersebut, setelah pemutaran film selesai,
pendidik perlu memberi keterangan dan mengajak diskusi dengan peserta didik.
Dengan dimikian, peserta didik dapat mengambil informasi secara tepat dari film
itu.

Selain itu terdapat juga beberapa metode lainnya dalam menyampaikan


pendidikan seks

 Informasi Keliling (Infoling)


Metode ini disampaikan dengan cara membagikan pamflet ataupun liflet yang
berisikan masalah seksualitas remaja. Metode ini dilakukan ditempat-tempat
keramaian ataupun tempat-tempat yang banyak dikunjungi remaja. Kelemahan dari
metode ini adalah terkadang remaja kurang berkeinginan untuk rnembaca apalagi
ketika berada di tempat keramaian. Tidak jarang liflet ataupun pamflet tersebut
hanya dibuang di tempat sarnpah. Kelebihan dari metode ini adalah dalam vvaktu
yang cukup singkat dapat membagikan informasi kepada banyak orang.

 Metode Pendidikan Teman Sebaya


Pada program ini remaja menjadi pelaku aktif sebagai sumber informasi dan
mendukung teman-teman sebayanya dalam mengatasi setiap permasalahan
seksuakitas yang mereka hadapi.
Diharapkan melalui program ini dimana seorang pendidik teman sebaya akan
memberikan informasir.ya kepada 5-8 orang temannya dalam sebulan maka di
harapkan dalam satu semester berarti ada sekitar 30 48 orang yang mendapatkan
informasi tentang pendidikan seks. Hal ini akan terus berlanjut dengan
menghasilkan terus remaja-remaja pendidik teman sebaya melalui pelatihan yang
nantinya mereka akan terus memberikan informasinya kepada teman sebaya secara
berantai.

5
Kelebihan dari metode ini adalah informasi yang tersampaikan akan terus
menerus tersampaikan kepada teman-temannya yang lain, sementara
kekurangannya adalah masih minimnya kader-kader pendidik teman sebaya pada
tiap sekolah (Lentera PKBI DIY.1996).

 Metode drama/permainan peran


Permainan Peran Para peserta dalam pengajaran/pendidikan seksual, dilibatkan
secara aktif untuk memerankan tokoh-tokoh tertentu yang telah diatur dalam naskah
drama atau sandiwara, maka pendidik perlu menyampaikan skenario jalan cerita
drama itu. sehingga hal ini perlu persiapan yang matang dan mungkin perlu kerja-
sama dengan penulis/pengarang verita (novelis). Bila ini terwujud, maka efektivitas
pendidikan ini cukup tinggi, karena peserta didik dapat memahami, merasakan,
mengalami, menghayati arti pendidikan seks bagi hidupnya.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya metode metode pembelajaran ini, kita bisa mendapat banyak
informasi mengenai pendidikan seks. Informasi mengenai pendidikan seks
memang sangat mudah didapatkan melalui internet. Namun membuat kita
menjadi bingung sebab didapat dari narasumber yang tidak layak, informasi
yang didapat belum tentu benar dan bahkan mungkin bisa menjerumuskan atau
menyesatkan, Dari metode metode inilah kita dapat mempelajari seks dengan
narasumber dan informasi yang terpercaya.

B. Saran
Pendidikan seks itu sangat penting, jadi kita harus bijak dan cermat dalam
mempelajari tentang seks. Jika mempelajari seks tanpa memilahnya itu mungkin
saja akan berdampak negative bagi diri sendiri. Sebaiknya, pendidikan seks
dilakukan dari metode metode yang telah dijelaskan dengan sumber yang lebih
terpercaya

Anda mungkin juga menyukai