Oleh:
5. Mahmud Affandi
SMAN GLENMORE
BANYUWANGI
2023
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul
"Pentingnya Seks Education Bagi Anak". Tujuan karya tulis ini untuk memenuhi
tugas Bahasa Indonesia. Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi penambah
wawasan bagi pembaca serta bagi penulis sendiri.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ulfa Masruroh, yang sudah
mempercayakan tugas ini kepada kami, sehingga sangat membantu kami untuk
memperdalam pengetahuan pada bidang studi yang sedang ditekuni. Terima kasih
juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi pengetahuannya
kepada kami, sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Tidak ada gading yang tak retak, kami menyadari jika makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran demi
kesempurnaan dari makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1. PENDAHULUAN
Informasi tentang seks sebaiknya didapatkan dari orang tua, guru atau sumber
informasi yang benar. Di Indonesia banyak anak-anak tidak mendapatkan
pendidikan seks yang benar dan cukup. Mereka justru mendapat informasi tentang
seks dari
teman sebaya, internet, dan majalah. Padahal sumber informasi tersebut belum
tentu benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Pemberian pendidikan
atau informasi mengenai masalah seks masih menjadi pro dan kontra di
masyarakat Indonesia. Pandangan yang kurang setuju dengan pendidikan seks
mengkhawatirkan bahwa pendidikan seks yang diberikan kepada anak akan
mendorong mereka melakukan hubungan seks lebih dini. Sementara
pandangan yang setuju pada pendidikan seks beranggapan dengan semakin dini
mereka mendapatkan informasi mereka akan lebih siap menghadapi perubahan-
perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan mampu menghindarkan diri dari
kemungkinan yang bisa terjadi.
usia dini?
1.3 Tujuan
Pendidikan juga bisa dijalani melalui 2 hal yakni pendidikan formal dan non
formal:
Pendidikan non formal ialah pendidikan yang dapat diperoleh melalui aktivitas
kehidupan sehari-hari yang tidak terikat oleh lembaga bentukan pemerintahan,
misalnya belajar melalui pengalaman, belajar sendiri melalui buku bacaan serta
belajar melalui pengalaman orang lain.
Selain itu, pendidikan seksual kepada anak juga dapat mencegah anak tidak
terkejut saat masuk usia pubertas, dan hal ini bisa mendorong anak menjaga organ
reproduksinya, mencegah kehamilan usia dini serta mencegah terjadinya
pelecehan seksual.
Pendidikan seksual untuk anak sebaiknya diberikan sedini mungkin, bertahap, dan
terus-menerus. Sementara, melansir Kementerian Kesehatan RI, berdasarkan
sebuah teori, yang disampaikan oleh psikolog keluarga Retno Lelyani Dewi,
waktu ideal untuk memberikan pendidikan seksual kepada anak adalah dua tahun
sebelum anak-anak mengalami masa pubertas. Namun, pendidikan seksual
baiknya diberikan secara bertahap, pelan-pelan sesuai umur dan kebutuhan.
Kondisikan anak sedari kecil dengan kebiasaan yang baik, seperti keluar kamar
mandi dengan tidak dalam keadaan telanjang. mempelajari nama-nama organ dan
bagian tubuhnya. Yang tak kalah penting, beritahu anak bahwa tidak ada yang
boleh melihat, bahkan menyentuh bagian tubuh intimnya, kecuali orang tua atau
pengasuh yang dipercaya.
Suatu saat, ada kalanya ketika anak mulai bertanya mengenai organ reproduksi,
saat itulah orang tua dapat mulai menjelaskan dengan memperhatikan usia anak.
Berikan juga pemahaman dasar kepada anak bahwa fisik anak laki-laki dan
perempuan berbeda. Ketika anak mulai bertanya, orang tua sebaiknya tidak
mengabaikan dan risih. Jawablah pertanyaan dari hati ke hati dan terbuka.
BAB 3. METODE PENELITIAN
Studi Pustaka
1. Jurnal Penelitian
Sumber yang pertama untuk studi kepustakaan adalah jurnal penelitian,
bisa disebut juga jurnal ilmiah. Jurnal pada dasarnya adalah satu bundel
publikasi yang berisi sejumlah artikel ilmiah dari beberapa penulis.
Biasanya dalam satu tema sehingga memudahkan siapa saja yang
membutuhkan referensi di tema tersebut.
2. Buku
Sumber studi kepustakaan yang kedua adalah buku. Buku adalah bentuk
terbitan tulisan yang sudah melewati proses edit dari editor sebuah
penerbit buku. Jadi, penulis mengirimkan naskah ke penerbit kemudian
diperiksa. Jika ada yang perlu diperbaiki maka perlu direvisi oleh
penulisnya.
3. Media Massa
Sumber yang ketiga untuk melakukan studi pustaka adalah media massa
dan paling sering adalah lewat koran atau surat kabar dan majalah.
Keduanya menyajikan berbagai artikel yang dijamin valid atau bisa
dipercaya. Sehingga bisa dijadikan referensi untuk menguatkan topik
tulisan dan penelitian.
4. Internet
Sumber yang terakhir adalah dari internet dan di era digital seperti
sekarang sumber ini jamak digunakan. Alasannya banyak mulai dari
proses pencarian yang lebih cepat dan menemukan lebih banyak referensi.
Internet menyajikan banyak jurnal begitu juga dengan artikel yang
kredibel. Sekarang ini internet memudahkan peneliti untuk mencari jurnal,
e-book, dan sumber informasi lain. Anda bisa mencari studi literatur
melalui pencarian internet.
BAB 4. PEMBAHASAN
Pengetahuan seks sangat penting untuk diberitahukan kepada anak sejak dini. Ada
beberapa alasan mengapa pendidikan seks penting untuk anak, yaitu untuk
memenuhi rasa ingin tahu anak, mencegah anak melakukan aktivitas seksual yang
tidak benar, agar anak tidak terkejut saat memasuki usia pubertas, menyadarkan
anak tentang menjaga organ reproduksi, dan mencegah kehamilan usia dini. Anak
hendaknya memperoleh pendidikan seks sejak usia dini.
Aktifitas seks yang juga melibatkan organ tubuh lain baik fisik maupun non fisik.
Seksualitas: Aspek – aspek terhadap kehidupan manusia terkait faktor biologis,
sosial, politik dan budaya, terkait dengan seks dan aktifitas seksual yang
mempengaruhi individu dalam masyarakat. Yang paling bertanggung jawab
terhadap pendidikan seks adalah orang tua. Orang tualah yang bertanggung jawab
terhadap pendidikan anaknya, termasuk juga dalam pendidikan seks.
Edukasi seks yang diberikan kepada anak harus dapat membantu mereka
memahami sesuatu yang baik dan buruk, serta yang dapat dan tidak dapat
dilakukan berkenaan dengan seks. Selain itu dengan pengenalan gender, anak
menjadi sadar akan perilaku yang berhubungan dengan kejahatan seks Sehingga
pembekalan pendidikan seks ini bukan hanya sekedar wacana, namun sudah
menjadi praktik yang diterapkan agar anak dapat melindungi dirinya dari berbagai
penyimpangan serta paham betul dampak dari penyimpangan yang dilakukan
Sigmund Freud ahli psiko analisa menyatakan bahwa terdapat 5 fase atau tahapan
perkembangan seks diantaranya fase oral, fase anal, fase phallic, fase laten dan
fase genital.
1). Fase Oral (0-2 tahun), pada tahap ini pemenuhan kenikmatan seksualitas awal
anak berada di daerah sekitar mulut seperti saat menyusu pada ibu atau pun
memasukkan benda-benda kedalam mulut
2). Fase Anal (2-3 tahun) fase ini berlangsung saat pemenuhan kenikmatan
seksual anak berada pada daerah anus dan sekitarnya contohnya ketika anak
buang air besar atau kecil
3). FasePhallic (3-6 tahun) menjelaskan bahwa kenikmatan seksual dialami anak
saat alat kelaminnya mengalami sentuhan atau rabaan dan fase ini anak telah
mulai mengenali perbedaan lawan jenis,
4). Fase Laten (6-11 tahun), fase ini aktivitas seksual yang dialami anak telah
mulai berkurang dikarenakan anak sedang focus pada perkembangan fisik dan
kognitifnya karena mereka mulai memasuki masa sekolah,
5). Fase genital (12 tahun keatas), merupakan fase terakhir tahap perkembangan
psiko seksual, hal ini dikarenakan organ seksual dan hormone seksual pada diri
anak mulai aktif sehingga anak sudah menikmati aktivitas seksual secara sadar.
Kita dapat memberikan pelajaran seks seperti pendidikan seksual yang diberikan
meliputi kehamilan, infeksi menular seksual, orientasi seks dan homofobia, nilai-
nilai seksual, respek terhadap aneka sikap terhadap seksualitas, dan keterampilan
untuk mengembangkan seksualitas yang sehat, mempelajari organ reproduksi,
mencegah adanya bentuk kekerasan seksual dan pemerkosaan,vmencegah
pernikahan usia muda, mencegah perilaku seks yang tidak aman, mencegah
penyerapan informasi yang tidak aman dan akurat.
Selain itu, pendidikan seksual yang baik juga mengakibatkan anak memiliki
kepribadian yang lebih baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual
pranikah adalah pengetahuan, meningkatnya libido seksual, media informasi,
norma agama, orangtua, dan pergaulan semakin bebas. dampak kekerasan seksual
terhadap anak pengalaman traumatis sebagai korban kekerasan seksual dapat
memberikan dampak pada kondisi psikologis dan apabila tidak mendapatkan
bantuan, pertolongan, dan pendampingan psikologis dapat berujung pada
munculnya gangguan jiwa seperti cemas, depresi, bipolar, psikotik dan gangguan
kepribadian.
poly orang beranggapan bahwa pendidikan seksual adalah hal yg tabu buat
dibicarakan menggunakan anak sebelum mereka dewasa. Padahal, hal ini justru
dapat menyampaikan pemahaman kepada anak dan membekali anak agar lebih
sadar serta peduli menggunakan kesehatan seksual mereka nantinya.
Pendidikan seksual adalah gosip penting yg perlu diketahui oleh anak. Melalui
diskusi seputar hal-hal yang bersifat seksual, anak pun mampu lebih memahami
pentingnya seksualitas menjadi bagian dari kesehatan tubuh, bukan sekadar
korelasi antara laki-laki serta perempuan.
Seiring berkembangnya teknologi dan kemudahan akses berita waktu ini, krusial
bagi anak buat mendapatkan pendidikan seks yang seksama serta sempurna sejak
dini. ini dia ialah beragam manfaat menyampaikan pendidikan seks buat anak
sejak dini
Pembahasan seputar seks dapat melindungi anak berasal akibat negatif berbagai
konten eksklusif pada tayangan televisi atau internet. Selain itu, pemahaman ihwal
global pergaulan juga wajib Anda berikan supaya anak tidak terjerumus pada
hubungan seks bebas atau tindakan kriminal, seperti melakukan pelecehan seksual
atau kekerasan seksual.
Pendidikan seksual buat anak usahakan diberikan sedini mungkin. waktu berusia
tiga atau 4 tahun, anak mulai memperhatikan global di sekitarnya serta dia akan
mulai belajar untuk mengenali tubuhnya sendiri dan membandingkan diri
menggunakan sahabat-temannya. Anak mungkin akan mulai menyadari bahwa
perempuan serta itu tidak selaras. saat anak mulai mengeksplorasi lingkungannya,
ini ialah kesempatan bagi orang tua buat memberikan pemahaman dasar tentang
seksualitas. Pendidikan seks buat anak juga usahakan diberikan secara bertahap
selama anak masih berada pada bawah asuhan dan pengawasan orang tua.
Diskusi seputar seks menggunakan anak memang wajib dilakukan secara tepat
supaya mereka mengerti tentang pentingnya pendidikan seks. berikut ini artinya
beberapa cara yg mampu Anda lakukan buat menyampaikan pendidikan seksual
pada anak sinkron usianya.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Anak hendaknya memperoleh pendidikan seks sejak usia dini. Hal ini penting
untuk mencegah berkembangnya pikiran-pikiran negatif pada anak, terutama bila
anak sudah mulai mengenal informasi dari media seperti Televisi , Internet, buku
dan sebagainya. Pendidikan seks harus diajarkan kepada anak sejak dini karena
merupakan pintu gerbang bagi anak-anak untuk tahu bagaimana berperilaku dan
berperan sesuai dengan gendernya, memahami perilaku seksual yang seharusnya
dilakukan, memahami kesehatan dan perkembangan reproduksi,
Kita harus mengajarkan pendidikan seks sejak dini agar dapat mencegah
terjadinya hal hal yg tidak di inginkan seperti rasa keingi tahuan seks dan
terhindar dari orang orang yg mau melecehkan anak tersebut. Agar bisa
memberontak dan mengetahui bahwa seks itu tidak boleh.
5.2 Saran
Penting untuk mengenalkan bagian tubuh yang tidak boleh dilihat dan disentuh
orang lain. Jelaskan hal tersebut kepada anak lengkap dengan fungsinya. Bagian
tubuh yang tidak boleh disentuh seperti dada, bibir, organ reproduksi, dan pantat.
mengajarkan anak untuk memiliki rasa malu. Dengan memiliki rasa malu anak
dapat menghargai dirinya sendiri. Anak perlu memiliki pengetahuan seputar
kesehatan reproduksi. Tak hanya untuk menjaga kesehatan dan fungsi organ
tersebut, informasi yang benar terhadap pembahasan ini juga bisa menghindari
remaja melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
Pendidikan seks itu bukan soal budaya, agama, atau pun kepercayaan saja, tapi
lebih dari itu, yaitu hubungan manusia dengan orang lain dan juga dirinya sendiri.
Maka dari itu pendidikan seks bukan hal yang perlu dijauhi atau dianggap tabu.
DAFTAR PUSTAKA
28 februari 2023