PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
anak terjadi sangat cepat. Masa seperti ini merupakan dasar dan tidak akan
depan. Masa toddler yang berada pada usia 12 sampai 36 bulan merupakan
masa eksplorasi lingkungan yang intensif karena anak berusaha mencari tahu
bagaimana semua terjadi. Meskipun bisa menjadi saat yang sangat menantang
bagi orang tua dan anak karena masing-masing belajar untuk mengetahui satu
sama lain dengan lebih baik, pada masa ini merupakan periode penting untuk
cukup besar, yaitu sekitar 17.091.762 jiwa dari 87,9 juta anak Indonesia. Anak
umur anak.
kembang anak merupakan masalah yang perlu diketahui atau dipahami sejak
sebelum menikah. Salah satu bentuk ganguan tumbuh kembang pada anak
kemih yang tidak disadari yang sering dijumpai pada anak diatas empat tahun
karena seharusnya pada usia 4 tahun otak dan otot-otot kandung kecing serta
memperkirakan kapan akan buang air kecil (BAK) dan buang air besar
kegagalan dalam melakukan toilet training pada anak. Toilet training pada
anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol
dalam melakukan buang air kecil atau buang air besar. Toilet training secara
umum dapat dilaksanakan pada setiap anak yang sudah mulai memasuki fase
Toilet training merupakan salah satu tugas perkembangan anak pada usia
toddler, dimana pada usia ini kemampuan untuk mengontrol rasa ingin
(Indanah, 2014).
Toilet training adalah upaya dalam melatih anak untuk mengontrol BAK
dan BAB kemampuan ini harus dilakukan sejak dini dengan harapan anak
terlatih dalam mengontrol BAK dan BAB pada tempat yang telah di
tentukan, dan anak dapat mencapai tahap kemandirian pada usia ini, (Rejeki,
sekitar 98% dari usia toddler dapat menahan tidak buang air kecil pada siang
hari pada usia 36 bulan, (Kimball, 2016), di Indonesia sebanyak 75 juta anak
yang tidak mampu untuk mengontrol BAK dan BAK, hal ini disebabkan
karena ibu tidak tahu kapan proses toilet training ini dimulai, (Rejeki et al.,
2019).
Secara psikoseksual toddler berada pada fase anal, yaitu fase dimana
anak bisa mendapat kepuasan dengan bisa BAB dan BAK secara mandiri.
Untuk itu toilet training perlu mendapat perhatian karena toilet training
selain melatih anak dalam mengontrol buang air juga dapat bermanfaat dalam
orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan, lingkungan serta pola asuh orang
tua.
praktik toilet training dengan baik. Sedangkan Ela dkk. (2015) dan Umami
(2011) menemukan bahwa pola asuh orang tua seperti demokratis, otoriter,
dibutuhkan pengetahuan, sikap dan tindakan yang positif dari ibu yang
menunjukan bahwa ibu sudah siap untuk memulai pelatihan toilet training
pada anak. Pengetahuan ibu akan memberikan pengaruh terhadap sikap ibu
Hasil survey yang dilakukan peneliti terhadap orang tua yang memiliki
anak usia toddler menunjukkan bahwa dari 10 orang tua, 8 diantaranya belum
mengetahui apa itu toilet training dna belum melaksanakan toilet training
Wilayah Kerja Puskesmas Metro Pusat Kota Metro Lampung Tahun 2020”.
B. Rumusan Masalah
adalah apa sajakah faktor yang mempengaruhi keberhasilan toilet training pada
anak usia toddler di Wilayah Kerja Puskesmas Metro Pusat Kota Metro
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Wilayah Kerja Puskesmas Metro Pusat Kota Metro Lampung Tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
pada anak usia toddler di Wilayah Kerja Puskesmas Metro Pusat Kota
D. Ruang Lingkup
yaitu faktor keberhasilan toilet training. Objek dalam penelitian ini adalah ibu
dari anak usia toddler. Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja
Puskesmas Metro Pusat Kota Metro Lampung pada bulan Desember tahun
2020
E. Manfaat Penelitian
2. Bagi Pengguna