Anda di halaman 1dari 9

Pengetahuan Persiapan Laktasi bagi Primigravida di Wilayah Puskesmas Tiron Kecamatan

Banyakan Kabupaten Kediri

Aida Ratna Wijayanti1, Siti Komariyah2


1 ,2
Akademi Kebidanan Dharma Husada Kediri Jawa Timur
Email : 1 aidaratna.Bd@gmail.com Hp 081233677836
2 sitikomariyah.dh@gmail.com Hp 081334697967

Abstrak

Persiapan Laktasi sangat diperlukan oleh ibu selama Antenatal Care terutama bagi
Primigravida. Jika selama antenatal care tidak dipersiapkan dengan baik kemungkinan akan
banyak timbul masalah mulai dari pengeluaran ASI yang tidak lancer sampai proses
menyusui yang kurang tepat. Hal ini kemungkinan dikarenakan faktor ketidaktahuan ibu
tentang proses laktasi terutama bebrapa posisi menyusui yang benar. Tujuan dari penelitian
ini untuk mengetahui pengetahuan Persiapan laktasi bagi Primigravida di Wilayah
Puskesmas Tiron Kecamatan Banyakan Kota Kediri. Desain Penelitian ini adalah deskriptif,
pendekatan cross sectional. Populasinya semua ibu primigravida, dengan teknik total
sampling didapatkan sampel sejumlah 30 responden. Variabel dalam penelitian ini
merupakan variable tunggal yaitu pengetahuan persiapan Laktasi. Instrumen penelitian
menggunakan kuesioner yang sudah di uji validitas dan realiabilitas. Pengolahan data
meliputi coding, Editing, scoring, tabulating. Dianalisa dengan prosentase. Hasil penelitian
menunjukkan dari 30 responden didapatkan 14 responden (46,7%) berpengetahuan baik, 15
responden (50%) berpengetahuan cukup, dan 1 responden (3,3%) berpengetahuan kurang.
Hasil penelitian mayoritas ibu primigravida memiliki pengetahuan yang cukup tentang
persipan laktasi. Diharapkan ibu primigravida melalui kelas ibu hamil selama proses
Antenatal Care akan lebih mengerti tentang persiapan laktasi dan dapat memberikan ASI
Secara Ekslusif sampai usia 6 bulan. Dukungan dari Tenaga Kesehatan dan Lingkungan juga
akan memberikan stimulus tersendiri terhadap ibu untuk mempersiapkan laktasi dengan baik selama
kehamilan.

Kata kunci : Pengetahuan, Persiapan Laktasi, Primigravida

Korespondensi: RT 003/RW 003 Dsn Jeding, Kec. Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur HP: 081233677836 ,email:
aidaratna.Bd@gmail.com

131 | Jurnal Kebidanan Vol. 7, No. 2 Oktober 2018


Aida Ratna Wijayanti : Pengetahuan Persiapan Laktasi Primigravida di Wilayah Puskesmas Tiron
Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri

Pendahuluan posisi menyusui dan perlekatan yang baik


sehingga bayi dapat menghisap secara efektif dan
Laktasi adalah keseluruhan proses ASI dapat keluar dengan optimal dengan teknik
menyusui mulai dari ASI di produksi sampai yang benar sehingga banyak susu keluar dari
proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi buah dada dan tidak menyebabkan puting susu
merupakan bagian dari siklus reproduksi lecet, atau menyebabkan bayi menelan udara
manusia. Masa laktasi bertujuan meningkatkan terlalu banyak sehingga muntah, belum banyak
ASI Ekslusif sampai usia 2 tahun dengan teknik diketahui oleh calon ibu dan tidak jarang bayi
yang baik dan benar (Kristiyansari, 2009). diberi susu formula karena ASI belum keluar
Proses pembentukan air susu merupakan pada hari pertama disangka ibu (Pratiwi, 2008).
proses yang kompleks melibatkan hipotalamus, Di Indonesia setiap 5 tahun sekali
pituitary dan payudara, yang sudah dimulai saat melakukan survey tentang menyusui. Menurut
fetus sampai pada masa pasca persalinan. ASI Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
yang dihasilkan memiliki komponen yang yang tahun 2013, di Indonesia persentase pemberian
konstan dan tidak sama dari waktu ke waktu ASI saja dalam kurun waktu 2 tahun sebelum
tergantung stadium laktasi. Kehamilan pada dilakukannya survey didapati hanya 27 % bayi
wanita akan berdampak pada pertumbuhan yang berumur 4-5 bulan mendapat ASI
payudara dan proses pembentukan air susu ibu ( Eksklusif. Selain ASI, 8 % bayi pada umur yang
Laktasi ). Proses ini timbul setelah ari – ari atau sama diberi susu lain dan 8 % diberi air putih
plasenta lepas. Plasenta mengandung hormone dikarenakan beberapa faktor (Kemenkes RI,
penghambat prolaktin (hormone plasenta) yang 2013).
menghambat pembentukan ASI. Setelah plasenta Teknik menyusui yang tidak benar dapat
lepas, hormone plasenta tersebut tak ada lagi, mengakibatkan puting susu menjadi lecet,ASI
sehingga susu pun keluar (Asih, 2016) tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi
Dengan teknik menyusui yang benar dapat produksi ASI selanjutnya bayi enggan
meningkatkan produksi ASI.. WHO menyusu,untuk itu seorang ibu butuh seorang
merekomendasikan pemberian ASI eksklusif yang dapat merawat bayinya termasuk dalam
dimulai dalam 1 jam setelah kelahiran bayi menyusui. Ibu-ibu terlihat dapat menyusukan
hingga usia 6 bulan. Dukungan dari keluarga, tetapi cara bagaimana menyusukan dengan
lingkungan, tenaga kesehatan dan Negara sangat teknik benar sehingga banyak susu keluar dari
dibutuhkan untuk keberhasilan pemberian ASI buah dada dan tidak menyebabkan puting susu
(Asih, 2016). lecet, atau menyebabkan bayi menelan udara
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. terlalu banyak sehingga muntah, belum banyak
Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan diketahui oleh calon ibu (Ambarwati, 2008)
adalah dengan duduk berdiri atau berbaring. Berdasarkan studi pendahuluan yang
Kemudian cuci tangan yang bersih dengan dilakukan di BPM Ny. Istianah Di Desa Maron
sabun,perah sedikit dan oleskan sekitar puting. Kec. Maron Kab. Kediri di dapatkan dari hasil
Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi wawancara pada 8 primigravida, 5 primigravida
sanggah seluruh tubuh bayi,jangan hanya leher masih menganggap bahwa ASI sama dengan
dan bayunya saja,kepala dan tubuh bayi lurus, susu formula, 2 primigravida tidak mampu
hadapkan bayi ke dada sehingga hidung bayi menyusui bayinya karena ingin kembali bekerja
berhadapan dengan puting susu,dekatkan badan setelah melahirkan, 1 primigravida primigravida
bayi ke badan ibu, menyentuh bibir bayi ke ingin menyusui bayinya sampai usia 6 bulan.
puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi
terbuka lebar. Segera dekatkan bayi ke payudara Metode
sedemikian rupa hingga bibir bawah bayi terletak
di bawah puting susu. Cara melekatkan mulut Penelitian ini menggunakan rancangan
bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada penelitian deskriptif, dengan pendekatan
payudara ibu ,mulut bayi terbuka lebar dan bibir penelitian cross sectioal. Populasi dalam
bawah bayi membuka lebar (Asih, 2016: 36) penelitian ini adalah Semua ibu Primigravida di
Ibu-ibu sering kurang memahami tata Wilayah Puskesmas Tiron Kecamatan Banyakan
laksana laktasi yang benar, misalnya bagaimana Kabupaten Kediri sebanyak 30 primigravida.
ASI keluar (fisiologi menyusui), bagaimana Populasi sebagaimana tersebar di 9 Desa yaitu :

132 | Jurnal Kebidanan Vol. 7, No. 2 Oktober 2018


Parang,Tiron, Jatirejo, Manyaran, Sendang, penelitian ini adalah kuesioner yang sudah diuji
Banyakan, Jabon, Ngablak, Maron. Dengan validitas dan reliabilitasnya. Etika dalam
teknik total sampling maka keseluruhan dari penelitian ini meliputi pemberian inform consent,
primigravida di wilayah tersebut dijadikan subjek anonimity, dan convidentiality.
penelitian. Alat Ukur yang digunakan dalam
Hasil

Karakteristik Responden
1) Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

NO Umur ( Tahun ) Frekuensi Prosentase (%)


1. < 20 5 16,7
2. 20 - 35 25 83,3
3. > 35 0 0
Total 30 100
Berdasarkan Tabel diatas dari 30 responden mayoritas primigravida berusia 20-35 tahun yaitu
sejumlah 25 responden (83,8%)
2) Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

NO Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)


1 SD 9 30
2. SMP 10 30
3. SMA 9 33,3
4. Perguruan Tinggi 2 6,7
Total 100
Berdasarkan Tabel dari 30 responden, sebagian besar responden berpendidikan SMP yaitu
sebanyak 10 responden (33,3%)
3) Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

NO Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)


1. IRT 25 83,3
2. PNS 0 0
3. Swasta 2 6,7
4. Wiraswasta 3 10
Total 30 100
Berdasarkan Tabel tentang pekerjaan responden dari 30 responden, terdapat 25 responden
(83,3%) sebagai IRT.
4) Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi

NO Sumber Informasi Frekuensi Prosentase (%)


1. Bidan/Petugas Kesahatan Lainnya 9 56,25
2. Media Masa (Televisi, Radio, Koran, 2 12,5
Majalah)
3. Tetangga, Teman, Saudara) 5 31,25
Total 16 100

Berdaaarkan tabel di atas terdapat 16 responden sedangkan 14 responden belum pernah


yang pernah mendapatkan informasi tentang mendapatkan informasi)
persiapan laktasi (cara menyusui yang benar,

133 | Jurnal Kebidanan Vol. 7, No. 2 Oktober 2018


Aida Ratna Wijayanti : Pengetahuan Persiapan Laktasi Primigravida di Wilayah Puskesmas Tiron
Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri

Analisa Data Pengetahuan Persiapan Laktasi bagi Primigravida di Wilayah Puskesmas


Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri

Kriteria
Jumlah
No Pengetahuan Ibu Primigravida
Baik Cukup Kurang
F % f % f % ∑ %
1 Pengertian Laktasi 25 83,3 4 13,3 1 3,3 30 100
2 Langkah Pemberian ASI 2 6,7 18 60 10 33,3 30 100
3 Teknik Menyusui 12 40 11 36,7 7 23,3 30 100
4 Posisi Menyusui 12 40 10 33,3 8 26,7 30 100
5 Masalah Dalam Laktasi 13 43,3 12 40 5 16,7 30 100

Berdasarkan tabel di atas dari 30 responden teknik menyusui dan posisi menyusui responden
sebanyak 25 (83,3%) berpengetahuan baik berpengetahuan baik sejumlah 12 responden
tentang pengertian laktasi. Sedangkan untuk (40%), sedangkan pengetahuan mengenai
Langah pemberian ASI mayoritas respondne masalah dalam laktasi berpengetahuan baik yaitu
berpengetahuan cukup yaitu 18 (60%). Untuk 13 responden (43,3%).
Diskusi

1) Pengetahuan Ibu Primigravida tentang responden telah mengetahui pengertian tentang


Pengertian Laktasi. menyusui dan ibu dapat dengan mudah
menjawab soal pada kuesioner.
Berdasarkan data tentang Pengertian Laktasi Selain itu pengetahuan responden juga
dari 30 responden yaitu sebanyak 25 responden dilatarbelakangi oleh pendidikan responden.
(83,3%) berpengetahuan baik, 4 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 9
responden(13,3%) berpengetahuan cukup, 1 orang (30%) Berpendidikan SD, 10 orang
responden(3,3?%) berpengetahuan kurang, dan (33,3%) Berpendidikan SMP, 9 orang (30%)
bisa disimpulkan bahwa ibu primigravida Berpendidikan SMA, dan 2 orang (6,7%)
mempunyai pengetahuan baik tentang pengertian Perguruan tinggi.
laktasi. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan
Naluri seorang ibu terutama di kehamilan seseorang terhadap perkembangan orang lain
pertamanya tentunya ingin memebrikan yang yang menuju ke arah cita-cita tertentu yang
terbaik bagi janinnya baiks elama kehamilan menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi
maupun setelah melahirkan terutama nutrisi 6 kehidupan untuk mencapai keselamatan dan
bulan pertama kelahiran. kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan mendapat informasi misalnya hal-hal yang
bahwa pengetahuan ibu tentang pengertian menunjang kesehatan sehingga dapat
laktasi masuk dalam kriteria baik. Ini dapat meningkatkan kualitass hidup. Menurut YB
diketahui dari banyaknya responden yang Mantra yang dikutup Notoadmojo (2003),
menjawab dengan benar pada pertanyaan nomor pendidikan dapat mempengaruhi seseorang
1 yaitu “Menyusui merupakan proses termasuk juga prilaku seseorang akan pola hidup
memberikan susu pada bayi/anak dari payudara terutama dalam memotivasiuntuk sikap berperan
ibu”, didapatkan sebanyak 30 responden (100%) serta dalam pembangunan kesehatan.
menjawab benar. Pada pertanyaan no 3 juga Ibu primigravida yang berpendidikan SMP
dapat di kategorikan baik dilihat dari benarnya dan SMA/ menengah akan memiliki pengetahuan
jawaban dari responden (100%) yaitu “ yang lebih baik dibandingkan dengan yang
Kepanjangan dari ASI adalah air susu ibu, Dan memiliki pendidikan rendah. Dengan dasar
juga pengetahuan ibu dapat di kategorikan baik pendidikan yang dimiliki tersebut akan diketahui
di ketahui dari banyaknya responden yang bahwa 16 orang (53,3%) pernah mendapatkan
menjawab dengan benar pada pertanyaan no 6 informasi tentang cara menyusui yang benar dan
yaitu” Ada susu formula yang dapat menyamai 14 orang (46,7%) belum pernah mendapatkan
ASI. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata informasi. Selain itu didukung sebagian besar

134 | Jurnal Kebidanan Vol. 7, No. 2 Oktober 2018


dari responden yaitu 9 orang (30%) mendapat Langkah-langkah dalam pemberian ASI atau
informasi dari tenaga kesehatan. menyusui yaitu sebelum menyusui ASI
Informasi adalah sesuatu yang dapat dikeluarkan sedikit, bayi diletakkan menghadap
diketahui, namun ada pula yang menekankan perut ibu, payudara dipegang dengan ibu jari di
informasi sebagi tranfer pengetahuan. Selain itu atas dan jari yang lain menipang di bawah, bayi
informasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu diberi rangsangan agar membuka mulut,
teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, kemudian setelah bayi membuka mulut dengan
menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu
menganalisis, dan menyebarkan informasi serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi,
dengan tujuan tertentu (Budiaman 2014: 5). usahakan sebagian besar kalang payudara dapat
Informasi tersebut dapat dijumpai dalam masuk ke mulut bayi, sebagai putting susu
kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan
dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita, serta menekan ASI keluar dari tempat penampungan
diteruskan melalui komunikasi. Informasi ASI yang terletak di bawah kalang payudara.
mencakup data, teks, gambar, suara, kode, Posisi salah, yaitu apabila bayi hanya menghisap
program komputer, dan basis data. pada pada putting saja, saja akan mengakibatkan
Pada penelitian responden memperoleh masukan ASI yang tidak adekuat dan putting
informasi terbanyak melalui petugas kesehatan lecet dan setelah bayimulai menghisap payudara
meskipun hanya sebagian yang mendapatkan tak perlu di pegang atau disangga (Kristiyansari,
infomasi tersebut, kemudian sebagian lagi 2009 : 42).
mendapatkan informasi dari media cetak dan Kebanyakan ibu melupakan langkah –
elektronik. Dan sebagian kecil 46,7% belum langkah kecil sebelum proses menyusui
pernah mendapat infomasi sama sekali tentang dilakukan yang dapat membuat proses menyusui
cara menyusui yang benar. tidak maksimal.
Ibu primigravida yang pernah mendapat Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
informasi tentang cara menyusui yang benar bahwa pengetahuan ibu primigravida tentang
akan mempunyai dasar pengetahuan dan langkah manyusui masuk dalam kriteria cukup.
wawasan yang baik. Dengan pengetahuan yang Ini dapat diketahui dari banyaknya jawaban salah
dimiliki oleh ibu primigravida tersebut akan pada pernyataan nomor 7 yaitu “Sebelum
menjadi dasar pengetahuan dan wawasan yang menyusui, ASI tidak perlu dikeluarkan terlebih
dimilikinya dahulu”, didapatkan hanya 8 responden (33,3%)
Pada dasarnya semua ibu primigravida telah yang menjawab dengan benar. Berikutnya, pada
mendapatkan informasi tentang cara menyusui soal nomor 8 yaitu “Pada saat menyusui bayi
yang benar. Namun informasi tersebut ada yang diletakkan menghadap dada ibu”, didapatkan 0
dapat dicerna dengan baik dan ada yang tidak responden (0%) yang menjawab dengan benar.
dapat dicerna dengan baik karena sebagian Selain itu hal ini juga diperkuat dari hasil
informasi yang mereka terima bersumber dari penelitian pada soal nomor 12 yaitu “Agar
informasi yang salah (selain dari tenaga memperoleh ASI secara maksimal, susukan bayi
kesehatan secara langsung) sehingga pada area puting susu saja” hanya 11 responden
menyebabkan timbulnya perbedaan pengetahuan (45,8%) yang menjawab dengan benar. Hal ini
antara ibu primigravida yang satu dengan yang mempertegas bahwa pengetahuan ibu
lainnya primigravida tentang langkah-langkah dalam
menyusui masih kurang dan perlu ditingkatkan.
2) Pengetahuan Ibu Primigravida tentang Pada umumnya ibu primigravida tidak
Langkah Pemberian ASI. pernah mengeluarkan ASI terlebih dahulu
sebelum menyusui bayinya, padahal apabila ASI
Berdasarkan tabel tentang Langkah dikeluarkan terlebih dahulu sebelum menyusui,
Pemberian ASI dari 30 responden yaitu sebanyak kemudian dioleskan pada puting dan sekitar
2 responden(6,7%) berpengetahuan baik, 18 kalang payudara banyak manfaat yang diperoleh
responden(60%) berpengetahuan cukup, 10 salah satunya sebagai desinfektan dan menjaga
responden (33,3%) berpengetahuan kurang, kelembaban puting susu. Maka dari itu perlu
dapat disimpilkan bahwa pengetahuan ibu dilakukan adanya penyuluhan dan
tentang langkah pemberian ASI yaitu cukup. mempraktekkan secara langsung pada ibu
primigravida terkait langkah – langkah menyusui
135 | Jurnal Kebidanan Vol. 7, No. 2 Oktober 2018
Aida Ratna Wijayanti : Pengetahuan Persiapan Laktasi Primigravida di Wilayah Puskesmas Tiron
Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri

yang benar. Penyuluhan dan memberi contoh kriteria baik. Ini dapat diketahui dari banyaknya
secara langsung dapat meningkatkan jawaban benar pada pernyataan nomor 13 yaitu
pengetahuan ibu, tapi tidak selalu dapat “Ciri teknik menyusui yang benar adalah bayi
mengubah apa yang dilakukan oleh ibu. Banyak tampak tenang saat menyusu”, didapatkan
ibu yang mempunyai masalah, tapi tidak dapat sebanyak 23 responden (95,8%) dengan jawaban
mengemukakannya, atau bahkan masalahnya yang benar. Selanjutnya, pada soal nomor 16
tidak dapat diselesaikan. Penting sekali bahwa yaitu “Menyusui dikatakan berhasil apabila
kita sebagai petugas kesehatan berusaha agar ibu sebagian besar areola (bagian yang bewarna
tertarik untuk menyusui. hitam disekitar puting susu) masuk kedalam
3) Pengetahuan Ibu Primigravida mulut bayi”, didapatkan sebanyak 22 responden
tentang Cara pengamatan Teknik (91,7%) dengan jawaban yang benar.
Menyusui. Pengetahuan dipengaruhi juga oleh faktor
umur, berdasarkan tabel IV.1 dapat diketahui
Berdasarkan data tabel tentang Cara bahwa dari sejumlah 30 responden yang telah
Pengamatan Teknik Menyusui dari 30 responden diteliti, prosentase tertinggi adalah berumur 20-
yaitu sebanyak 12 responden (40%) 35 tahun yaitu sejumlah 25 responden (83,3%).
berpengetahuan baik, 11 responden(36,7%) Dengan bertambahnya umur seseorang akan
berpengetahuan cukup dan 7 responden (23,3%) mengalami perubahan aspek fisik dan
berpengetahuan kurang, dapat disimpulkan psikologois mental. Secara garis besar,
bahwa pengetahuan ibu tentang cara pengamatan pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori
teknik menyusui baik. perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan
Cara menyusu dengan teknik yang benar proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya
yaitu ciri-cirinya bayi tampak tenang, badan bayi ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena
menempel pada perut ibu, mulut bayi terbuka pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis
lebar, dagu bayi menempel pada payudara ibu, atau mental, taraf berpikir seseorang menjadi
sebagian besar areola masuk ke dalam mulut semakin matang dan dewasa (Mubarak, 2011 :
bayi, areola bagian bawah lebih banyak yang 83).
masuk, bayi nampak menghisap kuat dengan Dengan demikian, umur seseorang
irama perlahan, puting susu ibu tidak terasa mempengaruhi pengetahuannya. Umur
nyeri, telinga dan lengan bayi terletak pada satu dihubungkan dengan kematangan seseorang
garis lurus, kepala agak menengadah, melepas dalam berpikir. Semakin cukup umur, tingkat
isapan bayi setelah menyusu pada satu payudara kematangan seseorang dalam berpikir akan lebih
sampai terasa kosong, sebaiknya ganti menyusui baik. Dengan tingkat kematangan yang cukup,
pada payudara lain. Menyusui berikutnya mulai seseorang mampu menangkap pengetahuan
dari payudara yang belum terkosongkan , setelah dengan baik sehingga dapat mengaplikasikan
selesai menyusui ASI dikeluarkan sedikit kedalam sikap yang baik pula.
kemudian dioleskan pada putting susu dan aerola Hal ini berarti penyuluhan kesehatan dalam
sekitarnya, biarkan kering dengan sendirinya,dan promosi kesehatan diperlukan sebagai upaya
jangan lupa untuk menyendawakan bayi (Suradi, meningkatkan penegtahuan dan kesadaran,
: 9). disamping sikap dan perbuatan.
Menyusui dengan teknik yang benar dapat Selanjutnya diharapkan dapat tercapainya
mencegah puting susu menjadi lecet, ASI tidak tujuan penyuluhan kesehatan yang lebih luas
keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi yaitu untuk merubah perilaku kesehatan menjadi
ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Ibu lebih baik. Perilaku kesehatan sendiri meliputi
memahami betul bagaimana ciri bayi yang sudah perilaku dalam pemeliharaan kesehatan yaitu
benar dalam menyusu. Saat bayi rewel dan usaha - usaha seseorang untuk memelihara atau
merasa tidak nyaman pada saat proses menyusui, menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha
ibu akan segera tanggap mencari apa yang penyembuhan baik sakit. Perilaku pencarian dan
menjadi penyebab bayi tidak nyaman dalam penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan
menyusu. kesehatan yaitu upaya atau tindakan seseorang
Berdasarkan hasil penelitian menunujukkan pada saat menderita penyakit. Perilaku kesehatan
bahwa pengetahuan ibu primigravida tentang lingkungan ialah bagaimana seseorang merespon
cara pengamatan teknik menyusui masuk dalam lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial

136 | Jurnal Kebidanan Vol. 7, No. 2 Oktober 2018


budaya sehingga lingkungan tersebut tidak tabel IV.2 prosentase tertinggi adalah responden
mempengaruhi kesehatannya ( Notoatmodjo, dengan tingkat pendidikan SMA yaitu sejumlah
2007: 136). 10 responden (33,3%).
Apabila tujuan penyuluhan diatas dapat Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan
dicapai, maka jalan untuk mencapai tujuan dari seseorang terhadap perkembangan orang lain
pemerintah dalam bidang kesehatan semakin menuju kearah cita-cita tertentu yang
dekat yaitu meningkatkan derajat kesehatan menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi
masyarakat, dalam penelitian ini adalah kehidupan untuk mencapaikeselamatan dan
kesehatan wanita usia subur. kebahagiaan (Mubarak, 2011 : 83).
Ibu primigravida pasti sudah mempunyai
4) Pengetahuan Ibu Primigravida tentang pengetahuan mengenai cara menyusui yang
Posisi Menyusui benar. Tetapi ibu yang memiliki pengetahuan
Berdasarkan data dari tabel IV.6 tentang belum tentu memahami apa yang diketahuinya
Posisi Menyusui dari 30 responden yaitu tersebut. Sehingga pemahaman sangat
sebanyak 12 responden (40%) berpengetahuan dibutuhkan untuk membuktikan seberapa besar
baik, 10 responden (33,3%) berpengetahuan pengetahuan yang diperoleh ibu tentang cara
cukup, 8 responden berpengetahuan kurang, dan menyusui yang benar.
dapat dilihat bahwa pengetahuan ibu tentang Untuk memahami suatu hal yang baru,
posisi menyusui yaitu baik. tergantung dari kesiapan individu untuk
Posisi Menyusui ada 8 yaitu posisi menyusui menerima informasi tersebut. Pesan dan sugesti
berbaring miring, posisi menyusui duduk, posisi yang dibawa oleh suatu informasi apabila cukup
menyusui rebahan, posisi menyusui berdiri, kuat akan memberi dasar yang efektif dalam
posisi menyusui menggendong, posisi menyusui menilai sesuatu hal sehingga terbentuk
menggendong menyilang, posisi menyusui pemahaman yang kuat dari pengetahuan yang
mengepit (football), posisi menyusui dengan sudah ada sebelumnya.
kondisi khusus (Wiji, 2013 : 40). Tingkat pendidikan yang tinggi akan
Kebanyakan ibu memilih posisi yang memudahkan responden dalam mengerti dan
nyaman bagi diri sendiri dan bayinya. Ibu lebih memahami apa yang diketahuinya setelah
memilih posisi yang sederhana seperti posisi mendapatkan informasi. Jadi semakin tinggi
duduk, berbaring miring, dan menggendong. Hal pendidikan seeorang maka akan lebih mudah
ini sangat baik dikarenakan posisi yang nyaman mengerti dan memahami hal-hal yang baru
dapat mempengaruhi keberhasilan pemberian diketahuinya. Sebaliknya apabila tingkat
ASI. pendidikannya rendah akan sedikit sulit untuk
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan mengerti dan memahami hal-hal yang baru di
bahwa pengetahuan ibu tentang posisi menyusui sekitarnya. Tujuan dari pendidikan itu sendiri
masuk dalum kriteria baik. Ini dapat diketahui adalah dapat menciptakan sumber daya manusia
dari banyaknya jawaban benar pada soal nomor yang berkualitas dan berkarakter sehingga
20 yaitu “Posisi menyusui dengan duduk dapat memiliki pandangan yang luas untuk
dilakukan dengan posisi santai dan tegak dengan mengembangkan apa yang diketahuinya.
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu
tidak menggantung dan punggung ibu bersandar 5) Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang
pada sandaran kursi”, didapatkan sebanyak 23 Masalah Dalam Laktasi
responden (95,8%) menjawab dengan benar.
Kemudian pada soal nomor 21 yaitu “Pada saat Berdasarkan data dari tabel IV.6 tentang
posisi menyusui dengan berdiri, sebaiknya bayi Masalah Dalam Menyusui dari 30 responden
tetap disangga dengan lengan ibu agar bayi yaitu sebanyak 13 responden (43,3%)
merasa tenang dan tidak terputus saat menyusu”, berpengetahuan baik, 12 responden(40%)
didapatkan 22 responden (91,6%) menjawab berpengetahuan cukup, 5 responden (16,7%)
dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa ibu berpengetahuan kurang,dapat disimpulkan bahwa
memahami pengertian-pengertian dari posisi pengetahuan ibu tentang masalah dalam
menyusui itu sendiri. menyusui yaitu baik.
Pengetahuan ibu primigravida tentang cara Masalah yang terdapat dalam menyusui
menyusui yang benar dapat dipengaruhi oleh antara lain kurang atau salah informasi, puting
faktor pendidikan. Berdasarkan hasil data dari susu datar atau terbenam, puting susu nyeri,
137 | Jurnal Kebidanan Vol. 7, No. 2 Oktober 2018
Aida Ratna Wijayanti : Pengetahuan Persiapan Laktasi Primigravida di Wilayah Puskesmas Tiron
Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri

puting susu lecet, Payudara bengkak, Mastitis diberikan”, didapatkan 30 responden (100%)
atau abses payudara, masalah menyusui pada menjawab dengan benar.
bayi yang meliputi: Bayi sering menangis, Bayi Pengetahuan dapat dipengaruhi juga oleh
bingung puting, Bayi prematur, Bayi kuning, faktor pekerjaan. Berdasarkan tabel IV.3 dapat
Bayi kembar, Bayi sakit, Bayi sumbing, Bayi diketahui bahwa dari 30 responden yang telah
dengan lidah pendek, Bayi yang memerlukan diteliti prosentase tertinggi pekerjaan responden
perawatan (Kristiyansari, 51). adalah IRT (Ibu Rumah Tangga) yaitu sejumlah
Sebagian ibu menyadari masalah-masalah 24 responden (80%).
yang sering timbul pada proses menyusui Menurut Thomas yang dikutip oleh
misalnya puting susu terasa nyeri, puting susu Nursalam, pekerjaan adalah keburukan yang
lecet, maupun payudara bengkak. Hal ini harus dilakukan terutama untuk menunjang
disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan
yaitu kurangnya pengetahuan ibu dalam bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih
penanganan masalah-masalah tersebut. Ibu banyak merupakan cara mencari nafkah yang
biasanya masih mengabaikan hal-hal kecil seperti membosankan, berulang dan banyak tantangan.
membiarkan masalah - masalah menyusui yang Sedangkan bekerja umumnya merupakan
terjadi karena menurut pengalaman mereka hal – kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-
hal tersebut akan teratasi dengan sendirinya dan ibu akan mempunyai pengaruh terhadap
ibu tetap menyusui bayinya. kehidupan keluarga (Wawan, 2010 : 17).
Umumnya menyusui akan menyakitkan dan Pekerjaan sangat berpengaruh pada keluarga
kadang-kadang mengeluarkan darah. Puting susu terutama pada ibu dan bayinya. Pada ibu rumah
lecet dapat disebabkan oleh posisi yang salah, tangga keuntungannya yaitu ibu dapat terus-
tapi dapat pula disebabkan oleh thrush menerus berlatih mengembangkan
(candidates) atau dermatitis. Pada hari-hari pengetahuannya di rumah karena ibu memiliki
pertama (sekitar 2-4 jam), payudara sering terasa banyak waktu luang. Sehingga memungkinkan
penuh dan nyeri disebabkan bertambahnya aliran untuk mempraktikkan pengetahuan dan
darah ke payudara bersamaaan dengan ASI mulai pemahamannya sesering mungkin tanpa dituntut
diproduksi dalam jumlah banyak. dengan masalah pekerjaan. Jadi wajar apabila
Berdasarkan hasil penelitian antara pengetahuan dan pemahaman ibu rumah
menggambarkan bahwa pengetahuan ibu tangga dengan wiraswasta maupun PNS (Pegawai
primigravida tentang masalah dalam menyusui Negeri Sipil) sangat berbeda. Pengetahuan yang
masuk dalam kriteria baik. Ini dapat diketahui baik ini perlu dipertahankan agar ibu dan bayinya
dari banyaknya jawaban benar pada soal nomor mendapatkan manfaat dan hasil yang maksimal
30 yaitu “Apabila bayi sakit, ASI harus tetap saat menyusui

Simpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan . (2013). Prosedur Penelitian


bahwa mayoritas ibu primigravida suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka
berpengetahuan cukup tentang persiapan laktasi, Cipta
untuk meningkatkan pengetahuan ibu diharapkan
adanya peran aktif dari tenaga kesehatan untuk Budiman, Agus Riyanto., (2014). Kapita Selekta
memberikan pendampingan terutama pada waktu Kuesioner Pengetahuan Dan Sikap Dalam
kelas ibu hamil untuk memotivasi pelaksanaan Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba
laktasi. Medika.

Hidayat, A. Aziz. (2010). Metode Penelitian


Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta :
Daftar Pustaka Salemba Medika
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
. . (2013). Metode
Penelitian suatu Pendekatan Praktek.
Penelitian Kebidanan Teknik Analisis
Jakarta : Rineka Cipta
Data. Jakarta : Salemba Medika

138 | Jurnal Kebidanan Vol. 7, No. 2 Oktober 2018


Kristiyansari, Weni. (2009). ASI,MENYUSUI & . (2012). Metode Penelitian Kuantitatif
SADARI. Yogyakarta : Nuha Medika Kualitatif dan R & G. Bandung : CV
Alfabeta
Ariani, Ayu Putri. (2014). Metodologi Penelitian
Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi. Sujarweni. (2014). Metode Penelitian.
Jogjakarta : Nuha Medika Yogyakarta : Pustaka Baru Pres

Nursalam. (2013). Metodelogi Penelitian Ilmu Suradi, Rulina._______. Manajemen Laktasi.


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Jakarta : Perinasia

. (2014). Metodelogi Penelitian Ilmu Wawan & Dewi. (2010). Pengetahuan ,


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Sikap, dan Perilaku manusia.
Yogyakarta : Nuha Medika
Saleha, Siti. (2009). Asuhan Kebidanan Pada
Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika Wiji, Rizki Natia. (2013). ASI dan Panduan
Ibu Menyusui. Yogyakarta : Nuha
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Medika
Kualitatif dan R & G. Bandung : CV
Alfabeta

139 | Jurnal Kebidanan Vol. 7, No. 2 Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai