Oleh:
MAIMUNAH ABDUL ROHMAN
J500160061
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
i
STATUS GIZI DAN USIA IBU MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF
OLEH:
MAIMUNAH ABDUL ROHMAN
J500160061
Dewan Penguji :
1. dr. Burhannudin Ichsan, M.Med.Ed (..............................)
(Ketua Dewan Penguji)
2. dr. Nining Lestari, M.PH (..............................)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. dr. Tri Agustina, M.Gizi (...............................)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan
Dengan ini penulis menyatakan bahwa di dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu
Perguruan Tinggi manapun. Sepanjang pengetahuan penulis, tidak terdapat karta
atau pendapat yang ditulis dan diterbitkan oleh orang lain keculai dalam naskah
ini disebutkan dalam pustaka.
iii
STATUS GIZI DAN USIA IBU MEMPENGARUHI
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
The Relationship Between Mother's Nutritional Status and Mother's Age Towards
Exclusive Breastfeeding
ABSTRAK
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan salah satu unsur terpenting dalam Nutrisi
optimal selama periode perkembangan dan memiliki efek pada kemampuan kognitif bayi.
Pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih tidak terlaksana dengan maksimal. Beberapa faktor
yang yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui adalah status gizi ibu
dan umur ibu. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis hubungan status gizi ibu dan
usia ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Gatak Sukoharjo. Metode penelitian ini
adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional untuk
mempelajari adanya hubungan atau perbedaan prevalensi antar kelompok yang diobservasi.
Populasi penelitian adalah semua ibu yang memiliki balita dengan usia lebih dari 6 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo, sampel penelitian sebanyak 60 orang. Pengumpulan
data penelitian menggunakan kuesioner, sedangkan analisis data menggunakan uji Chi Square
dan Regresi Logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan status gizi ibu dengan
pemberian ASI eksklusif (p = 0,002; OR = 3,638) dan tidak terdapat hubungan umur ibu dengan
pemberian ASI eksklusif (p = 0,721). Kesimpulan penelitian adalah faktor yang berhubungan
dengan pemberian ASI eksklusif pada penelitian ini adalah status gizi ibu, sedangkan faktor yang
tidak berhubungan adalah umur ibu.
Kata Kunci: Pemberian ASI Eksklusif, Status gizi, Usia
ABSTRACT
Exclusive breastfeeding is one of the most important elements in optimal nutrition during
the development period and has a effect on the cognitive abilities of the baby. The provision of
exclusive breastfeeding in Indonesia still not done to the maximum. Some factors that are related
to exclusive breastfeeding to nursing mothers are the nutritional status of the mother and the age
of the mother. This study aims to analyzed the relationship of maternal nutritional status and
maternal age to exclusive breastfeeding at the Gatak Sukoharjo Public Health Center. The method
in this research is an analytic observational using a cross sectional approach to study the
relationship or prevalence difference between the groups observed. The study population was all
mothers who have children under the age of 6 months in the working area of the Gatak Sukoharjo
Health Center, while the study sample was 60. Research data collection using a questionnaire,
while data analysis using the Chi Square test and Logistic Regression. The results showed a
relationship between maternal nutritional status with exclusive breastfeeding (p = 0.002; OR =
3.638) and there was no relationship between maternal age and exclusive breastfeeding (p =
0.721). The conclusion of the study is that the factors associated with exclusive breastfeeding in
this study are the nutritional status of the mother, while the unrelated factor is the age of the
mother.
Keywords: Exclusive breastfeeding, Nutritional status, Age
1
2
1. PENDAHULUAN mematangkan organ usus bayi (Nilakesuma
ASI yang diberikan kepada bayi yang baru Status gizi ibu menyusui merupakan
dilahirkan dan tidak menerima makanan salah satu faktor yang mempengaruhi
tambahan lainnya selama enam bulan kuantitas dan kualitas kandungan ASI. Status
pertama kelahiran dan dilanjutkan sampai gizi ibu menyusui dapat ditentukan dengan
usia dua tahun. Dapat diketahui bahwa 2 pengukuran lndeks Massa Tubuh (IMT)
tahun pertama kehidupan merupakan hal yaitu dengan berat badan (kilogram) per
yang sensitif untuk periode proses tinggi badan (meter) kuadrat. Ibu yang
efek jangka panjang yang positifpada memproduksi ASI dengan lancar dengan
kemampuan kognitif individu (Nyaradi et al., kandungan gizi yang cukup. Status gizi
pertama kali saat bayi lahir adalah ASI hasil akhir dari keseimbangan antara zat
karena mengandung nilai gizi yang cukup gizi yang masuk ke dalam tubuh beserta
tinggi. Sifat ASI mudah diserap oleh tubuh fungsinya (Wardana et al., 2018).
bayi yang dapat membantu pertumbuhan dan Berdasarkan data Riset Kesehatan
kekebalan tubuh yang akan melindungi dari bahwa indeks massa tubuh (IMT) yang
berbagai jenis penyakit yang dapat rendah banyak dijumpai pada wanita usia 18
menghambat petumbuhan bayi. Selain hal - 24 tahun (24,8%) diikuti oleh usia 25 - 29
tersebut, bayi akan mendapatkan manfaat tahun (15,8%). Masalah IMT rendah (sekitar
dari kolostrum yang dapat membantu 20%) terjadi pada usia muda. IMT ibu
3
merupakan indikator status gizi ibu untuk dibandingkan dengan kelompok 'menyusui
menyusui karena IMT ibu menunjukkan tidak berhasil' (Maharani et al., 2016).
simpanan lemak ibu yang dibutuhkan untuk Usia merupakan suatu hal yang
Pada penelitan yang dilakukan Usia terbaik untuk reproduktif yang sehat
bahwa status gizi ibu pada masa menyusui sebagai periode emas untuk bereproduksi,
menyusui, ibu yang kurang gizi berisiko dinilai sudah matang sehingga memiliki
tidak berhasil menyusui 2,26 - 2,56 kali lebih persiapan untuk hamil, melahirkan dan
besar dibandingkan ibu dengan gizi baik menyusui. Usia ibu merupakan faktor
dilakukan oleh Maharani et al., 2016 nilai memiliki kesiapan sepenuhnya untuk
rata-rata IMT ibu dan proporsi ibu kurus memiliki bayi dan hal ini akan
pada kedua kelompok ibu berhasil menyusui mempengaruhi pemberian ASI (Septiani et
hasil tidak berbeda bermakna. Artinya, ibu Pada penelitian sebelumnya bahwa
pada kedua kelompok tersebut mulai dari 22 orang umur ibu <20 tahun terdapat 20
menyusui dengan status gizi yang sama. Pada orang yang tidak memberikan ASI eksklusif,
kedua kelompok tersebut terlihat bahwa sedangkan dari 19 orang umur ibu 20-35
semakin lama ibu menyusui, nilai IMT tahun terdapat 11 orang yang memberikan
semakin turun dan proporsi ibu kurus ASI eksklusif, sementara dari 6 orang umur
semakin bertambah. Proporsi ibu kurus pada ibu >35 tahun terdapat 4 orang yang tidak
4
memberikan ASI eksklusif (Lumbantoruan, 2. METODE
dari 34 ibu berusia muda memberikan ASI Bulan Desember 2019. Teknik pengambilan
eksklusif pada bayi. Sedangkan ibu yang sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berusia tua sebanyak 5 dari 19 ibu dengan adalah cluster random sampling, dibutuhkan
memberikan ASI eksklusif pada bayi. Hal ini sebanyak 60 sampel dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan dengan menggunakan kriteria inklusi yaitu,
antara usia dengan pemberian ASI eksklusif ibu yang memiliki balita dengan usia lebih
peneliti ingin melakukan penelitian untuk Sedangkan kriteria eksklusi yaitu responden
mengetahui hubungan antara status gizi ibu yang tidak hadir saat pengambilan data dan
dan usia ibu dengan pemberian ASI eksklusif tidak mengisi kuesioner secara lengkap.
penelitian diikuti dengan terbatasnya Pengaruh Status Gizi dan Usia Ibu
dengan Pemberian ASI Eksklusif
penelitian ini yang lebih spesifik mengenai
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pemberian
hubungan status gizi ibu dan usia ibu dengan ASI Berdasarkan Status Gizi dan Usia Ibu
Pemberian
pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan hal Status gizi ASI eksklusif Total
Tidak Ya
tersebut, peneliti merasa perlu melakukan 23 13 36
Normal
63.9% 36% 100.0%
penelitian ini. Tidak 11 13 24
Normal 16.7% 54% 100.0%
5
Usia Ibu yang tidak normal memberikan ASI eksklusif
29 12 52
20 - 35 tahun lebih baik daripada status gizi yang normal.
55.8% 44.2% 100.0%
5 3 8
> 35 tahun Sedangkan ibu yang berusia antara
62.5% 37.5% 100.0%
Hasil analisis diatas menjelaskan 20-35 tahun lebih memberikan ASI eksklusif
hubungan status gizi dan usia ibu dengan daripada ibu yang berusia lebih dari 35
Analisis Data Bivariat Hubungan Status Gizi dan Usia Ibu dengan Pemberian ASI
Eksklusif
Tabel 2. Analisis Bivariat
Hasil uji statistik dengan analisis Chi daripada ibu yang memiliki status gizi yang
= 0,002 (P = <0.05) yang berarti H 0 ditolak, Hubungan usia ibu dengan pemberian
sehingga disimpulkan bahwa status gizi ASI eksklusif. Pada tabel distribusi diatas
pemberian ASI eksklusif, dimana ibu yang semakin tinggi usia ibu semakin meningkat
memberikan ASI eksklusif lebih baik berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis
6
Chi Square didapatkan nilai signifikansi Analisis Data Hubungan Status gizi
dengan Pemberian ASI Eksklusif
(sig.) p = 0,721 (P = >0.05) yang berarti H0
Hasil pengujian hubungan status gizi
diterima, sehingga disimpulkan bahwa usia
dengan pemberian ASI eksklusif dianalisis
ibu tidak memiliki hubungan yang signifikan
menggunakan uji bivariat Chi Square 3x2
terdapat pemberian ASI eksklusif.
didapatkan nilai signifikansi (sig.) p = 0,002
Tabel 3. Analisis Multivariat Regresi
(P = <0.05), sehingga disimpulkan bahwa
Logistik
status gizi memiliki hubungan yang
OR / signifikan terdapat pemberian ASI eksklusif
Variabel Koefisien P
Exp (B) ibu, dimana ibu yang memiliki status gizi
Status gizi 1,291 0,011 3,638
baik pemberian ASI eksklusifnya lebih baik
Contant -2,867 0,008 0,057
daripada ibu yang status gizinya lebih buruk.
7
Cadangan lemak selama hamil Klinik Poskeskel Rengas Pulau Medan
asupan ibu menyusui kurang. Pada ibu yang Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu
memberi ASI secara eksklusif cadangan yang berstatus gizi buruk memiliki risiko
lemak selama hamil lebih banyak dipecah 3,638 kali lebih besar untuk tidak
dengan cadangan lemak ibu yang memberi dengan ibu yang memiliki status gizi buruk.
ASI secara non eksklusif sehingga berat Hasil tersebut sesuai dengan teori yang
badan dan persen lemak tubuh ibu yang menyebutkan bahwa status gizi ibu menyusui
memberi ASI secara eksklusif lebih cepat akan mempengaruhi volume dan komposisi
dengan ibu yang memberi ASI secara non seimbang agar kebutuhan ibu dan bayinya
hubungan status gizi dengan gangguan sebaiknya ASI tetap diberikan (Atikah,
pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian ini 2010). Ibu dengan masalah gizi kurang tetap
sesuai dengan penelitian sebelumnya, antara mampu memproduksi ASI namun jika gizi
lain penelitian Wahyuni (2015) yang kurang ini berlangsung berkepanjangan dapat
status gizi ibu dengan pemberian ASI terdapat pada ASI. Kuantitas komponen
Eksklusif di Puskesmas Umbulharjo 1 imun dalam ASI pun akan menurun seiring
Yogyakarta tahun 2015. Penelitian lainnya memburuknya status gizi ibu. Asupan energi
dilakuka oleh Khairunissa (2018) ibu menyusui yang kurang dari 1500 kalori
menyimpulkan bahwa ada hubungan status per hari dapat menyebabkan terjadinya
gizi ibu dengan pemberian ASI eksklusif di penurunan total lemak serta terjadi
8
perubahan pola asam lemak (Hariyani, Produksi ASI ibu yang berusia 19–23
Hubungan usia ibu dengan pemberian berperilaku, sehingga ibu dengan umur
ASI eksklusif sebagaimana teori yang >25 tahun tahun dan <35 tahun
usia reproduksi yang sehat bagi seorang memiliki banyak pengalaman yang berkaitan
wanita, sedangkan usia > 35 tahun termasuk dengan pemberian ASI eksklusif. Hal ini
usia berisiko. Namun bila dilihat dari aspek akan mempengaruhi pengetahuan ibu
memiliki perkembangan yang lebih baik eksklusif bagi ibu dan bayinya. Adanya
secara psikologis atau mental (Untari, 2017). pengalaman dan pengetahuan yang cukup
Usia merupakan faktor predisposisi yang mengenai ASI eksklusif sangat berperan
9
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya 35% ibu berhenti memberi ASI Eksklusif
(Syafneli, 2014). Usia ibu sangat pada bayi setelah beberapa minggu
berkaitan dengan kondisi kehamilan, sehingga bayi tidak merasa puas (WHO,
persalinan, nifas, dan cara mengasuh serta 2012). PKA merupakan penyebab utama
menyusui bayinya. Ibu yang berusia kurang kegagalan pemberian ASI Eksklusif. PKA
dari 20 tahun masih belum matang dan adalah persepsi atau penilaian diri ibu yang
belum siap secara jasmani dan sosial untuk meyakini bahwa ibu tidak memiliki suplai
menghadapi kehamilan, persalinan, dan ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
menyusui bayi yang dilahirkan. Sedangkan bayinya, sehingga ibu yang memiliki status
pada usia > 35 tahun yang merupakan gizi yang baik selama hamil, terkadang tidak
mengakibatkan proses laktasi menurun, karena merasa bayi tidak puas dengan
sedangkan pada usia remaja 20 tahun pemberian ASI dan menambahkan makanan
kebawah perkembangan fisik, psikologis, atau minuman yang lain kepada bayinya,
maupun sosial belum siap sehingga dapat seperti penelitian oleh Kuchenbecker et.al
dapat mempengaruhi dalam produksi ASI penyebab terbesar atau 44% ibu memberikan
Beberapa faktor penyebab tidak post partum serta pada bayi 3 dan 6 bulan
terdapat hubungan antara usia ibu dengan post partum karena persepsi kekurangan ASI,
pemberian ASI Eksklusif yaitu Persepsi dan alasan kedua sebesar 31% karena
et.al., 2015). Laporan dari badan kesehatan karena kelelahan. Faktor-faktor lain yang
10
fisik maupun psikis ibu, kurangnya informasi perkembangan yang lebih baik secara
dan pengetahuan mengenai manfaat ASI dan psikologis atau mental. Perbedaan tersebut
Penelitian ini menunjukkan tidak yang gencar sehingga dapat menjadi stimulus
adanya hubungan usia ibu terhadap bagi para ibu untuk memilih memberikan
pemberian ASI eksklusif. Hasil ini sesuai susu formula dibandingkan ASI (Untari,
usia ibu dengan pemberian ASI eksklusif Penelitian ini tidak mengadopsi
pada di daerah pedesaan. Tidak adanya faktor-faktor lain yang berhubungan dengan
hubungan usia dengan pemberian ASI pemberian ASI eksklusif, misalnya faktor
eksklusif dikarenakan usia bukan merupakan tingkat pendidikan ibu, pengetahuan ibu,
faktor yang langsung mempengaruhi perilaku sikap ibu dan dukungan keluarga
Sebagian besar umur ibu yang dengan pemberian ASI eksklusif di Wilayah
tahun merupakan usia reproduksi sehat bagi Saran yang disampaikan berdasarkan
seorang wanita, sedangkan usia > 35 tahun hasil penelitian ini adalah diharapkan ibu
termasuk usia berisiko pada usia reproduksi senantiasa menjaga asupan nutrisinya,
namun bila dilihat dari aspek perkembangan dimana asupan nutrisi yang baik akan
maka usia > 35 tahun memiliki berdampak pada kecukupan volume ASI
11
yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga ibu Suami dengan Pemberian Asi
Eksklusif di Daerah Perdesaan.
mampu memberikan ASI eksklusif bagi Media Gizi Indonesia, 12(2), 98-106.
Mestika Lumbantoruan. 2018. Hubungan
bayinya.. Karakteristik Ibu Menyusui dengan
Pemberian Asi Eksklusif pada Bayi
DAFTAR PUSTAKA di Desa Bangun Rejo Dusun 1
Kecamatan Tanjung Morawa tahun
Aisyah Nilakesuma, Yusri Dianne Jurnalis, 2018. Jurnal Maternal dan
Selfi Renita Rusjdi. 2015. Hubungan Neonatal, 3(1), 13-22.
Status Gizi Bayi dengan Pemberian Rahmalia Afriyani, Ika Savitri, Nur Sa’adah.
ASI Eksklusif, Tingkat Pendidikan 2018. Pengaruh Pemberian ASI
Ibu dan Status Ekonomi Keluarga di Eksklusif di BPM Maimunah
Wilayah Kerja Puskesmas Padang Palembang. Jurnal Kesehatan, 9(2),
Pasir. Jurnal Kesehatan Andalas, 1-5.
4(1), 37-44. Rahmaliza Harseni. 2019. Hubungan Faktor
Anett Nyaradi, Wendy H. Oddy, Siobhan Motivasi Ibu terhadap Pemberian Asi
Hickling, Jianghong and Jonathan K. Eksklusif di Puskesmas Lapai Kota
Foster. 2015. The relationship Padang. Jurnal Bidan Komunitas,
between nutrition in infancy and 2(2), 96-106.
cognitive performance during Ruliansyah Kusuma Wardana, Nurmasari
adolescence. Frontiers in nutrition, Widyastuti, Adriyan Pramono. 2018.
2(2), 1-8. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro
Irma Yustina Imasrani, Ngesti W Utami, dan Status Gizi Ibu Menyusui
Susmini. 2016. Kaitan Pola Makan dengan Kandungan Zat Gizi Makro
Seimbang dengan Produksi Asi Ibu pada Air Susu Ibu (Asi) di Kelurahan
Menyusui. Jurnal Care, 4(3), 1-8. Bandarharjo Semarang. Journal of
Jati Untari. 2017. Hubungan Antara Nutrition College, 7(3), 107-113.
Karakteristik Ibu dengan Pemberian Syafneli dan Eka Yuli Handayani. 2014.
Asi Eksklusif di Wilayah Kerja Analisis Faktor-Faktor yang
Puskesmas Minggir Kabupaten Berhubungan dengan Pemberian Asi
Sleman. Jurnal Formil (Forum Eksklusif di Desa Pasir Jaya tahun
Ilmiah) KesMas Respati, 2(1), 17-23. 2014. Jurnal Maternity and
J. Kuchenbecker, I. Jordan, A. Reinbott, J. Neonatal, 2(1), 54-61.
Herrmann, T. Jeremias, G. Kennedy, Wardatus Zahro, Dina Rahayuning
E. Muehlhoff, B. Mtimuni dan M. B. Pangestuti, Laksmi Widajanti. 2016.
Krawinkel, 2015. Exclusive Pola Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
breastfeeding and its effect on dan Status Gizi Ibu Menyusui di
growth of Malawian infants: results Wilayah Kerja Puskesmas
from a cross sectional study. Kedungmundu, Kota Semarang.
Paediatrics and International Child Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(3),
Health, 35(1), pp. 14-23. 272-281.
Kusumayanti, Novira & Nindya, Triska
Susila. 2017. Hubungan Dukungan
12