Anda di halaman 1dari 9

Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 7, No.

1, Februari 2020 : 53-61

Perilaku Ibu Nifas Dalam Meningkatkan Produksi ASI

Postpartum Mother's Behavior in Increasing ASI Production

Nova Yulita1, Sellia Juwita, Ade Febriani


Program Studi S1 Kebidanan FKIK Universitas Abdurrab
1Email: nova.yulita@univrab.ac.id

ABSTRAK

Pemberian ASI ekslusif di Indonesia masih rendah. Pencapaian ASI ekslusif di Indonesia hanya
74,5%. Cakupan bayi mendapat ASI ekslusif tahun 2018 yaitu sebesar 68,74%. Alasan utama anak 0-23
bulan belum/tidak pernah disusui adalah karena ASI tidak keluar (65,7%). Berbagai upaya dapat dilakukan
untuk meningkatkan produksi. Tujuan untuk mengetahui perilaku ibu nifas dalam meningkatkan produksi
ASI. Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan explanatory design yang dilakukan pada bulan
November 2019. Responden pada penelitian ini adalah ibu nifas di Kota Pekanbaru yang ditemui dengan
cara door to door, dengan jumlah sebanyak 30 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan perilaku ibu yang
bervariasi dalam upaya peningkatan produksi ASI. Teknik menyusui yang benar sebagian telah dilakukan
oleh ibu. Hanya sebagian kecil ibu yang melakukan perawatan payudara dan mengkonsumsi pelancar ASI.

Kata kunci: Perilaku, Produksi ASI, Nifas.

ABSTRACT

Exclusive breastfeeding in Indonesia is still low. Achievement of exclusive breastfeeding in


Indonesia is only 74.5%. Coverage of infants gets exclusive breastfeeding in 2018 which is 68.74%. The
main reason that children 0-23 months have never / never been breastfed is because breast milk does not
come out (65.7%). Various efforts can be made to increase production. The aim was to determine the
behavior of postpartum mothers in increasing milk production. This research was a field survei was
conducted in November 2019. Respondents in this survei were postpartum mothers in Pekanbaru City who
were met by door to door. The number of respondents in this survei was 30 people. The results of this survei
showed that varied maternal behavior in an effort to increase milk production. Some of the correct
breastfeeding techniques have been used by mothers. Only a small proportion of mothers who do breast
care and consume breast milk

Keywords: Behavior, ASI Production, Puerperium.

PENDAHULUAN Indonesia masih rendah. Pencapaian ASI


ASI merupakan makanan terbaik ekslusif di Indonesia hanya 74,5%
untuk bayi. Program pemberian ASI (Balitbangkes, 2019). Berdasarkan data
merupakan program prioritas, karena profil kesehatan Indonesia, cakupan bayi
memberi dampak yang luas status gizi mendapat ASI ekslusif tahun 2018 yaitu
dan kesehatan balita. Kementerian sebesar 68,74%. Propinsi Riau belum
Kesehatan menargetkan peningkatan mencapai target renstra. Propinsi Riau
target pemberian ASI ekslusif hingga hanya mencapai 35,01% dan merupakan
80%. Namun pemberian ASI ekslusif di

53
54 Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 7, No. 1, Februari 2020 : 53-61

terendah kedua setelah Gorontalo pralakteral, perawatan payudara,


(Kemenkes, 2019) frekuensi menyusui, dan gizi ibu.
Hasil Riskesdas 2018 Pemenuhan kebutuhan gizi ibu menyusui
mengungkap bahwa alasan utama anak 0- sangat membantu meningkatkan
23 bulan belum/tidak pernah disusui kuantitas dan kualitas ASI. Selain itu
adalah karena ASI tidak keluar (65,7%). berbagai produk makanan/minuman dan
Sehingga 33,3% bayi yang berumur 0-5 suplemen diformulasikan sebagai
bulan telah diberikan makanan prelakteal pelancar ASI (ASI Booster).
dengan jenis makanan terbanyak adalah Penelitian ini bertujuan untuk
susu formula (84,5%). Berbagai upaya mengetahui perilaku ibu nifas dalam
dilakukan untuk meningkatkan produksi meningkatkan produksi ASI.
ASI seperti melakukan pijat oksitosin.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian Wulandari
Penelitian ini menggunakan
et.al 2018 mengatakan bahwa terdapat
metode campuran (mixed method)
perbedaan rerata berulang yang
dengan desain explanatory.
signifikan antara produksi ASI setelah
Pengumpulan data dilakukan pada bulan
perlakuan pijat oksitosin pertama, kedua,
November 2019. Responden pada
dan ketiga. Frekuensi pijat oksitosin
penelitian ini adalah ibu nifas di Kota
berbanding searah dengan peningkatan
Pekanbaru yang ditemui dengan cara
produksi ASI. Semakin sering dilakukan
door to door. Jumlah responden ini
pijat oksitosin maka produksi ASI
adalah sebanyak 30 orang. Data yang
cenderung lebih banyak. Namun pijat
digunakan adalah data primer yang
oksitosin ini memerlukan orang lain
diperoleh dengan memberikan kuesioner.
untuk melakukannya. Ibu menyusui tidak
Kuesioner berisi 10 pertanyaan tertutup
bisa melakukannya secara mandiri.
tentang upaya peningkatan produksi ASI.
Pranaja (2013) menyimpulkan
Selanjutnya data diolah dengan analisa
determinan produksi ASI adalah paritas,
univariat yang menghasilkan distribusi
proses persalinan, penggunaan alat
frekuensi.
kontrasepsi, pemberian makanan
Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 7, No. 1, Februari 2020 : 53-61 55

HASIL DAN PEMBAHSAN


Tabel 1. Karakteristik responden
Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)
Usia Ibu 20-35 tahun 25 83,3
>35 tahun 5 16,7
Jumlah 30 100
Paritas Primipara 10 33,3
Multipara 20 66,7
Grande multipara 0 0
Jumlah 30 100
Pendidikan Pendidikan dasar 0 0
Pendidikan menengah 18 60
Perguruan tinggi 12 40
Jumlah 30 100
Status pekerjaan Pekerja 7 23,3
Ibu rumah tangga 23 76,7
Jumlah 30 100

Karateristik usia responden paling pada kedua payudara sebelum ibu


banyak berkisar antara 20-35 tahun yaitu menyusui bayinya atau 2-3 jam setelah
sebanyak 83,3%. Sebagian besar penyusuan. Hasil analisis menunjukkan
responden (66,7%) merupakan ibu tidak ada hubungan faktor usia ibu, usia
multipara atau yang telah melahirkan bayi, pekerjaan, pendidikan dan
lebih dari satu kali. Pendidikan terakhir dukungan suami/keluarga dengan
yang ditempuh responden sebagian besar produksi ASI. Ada hubungan signifikan
(60%) adalah pendidikan menengah, dan kuat dan berlawanan arah antara lama
status pekerjaan terbanyak (76,7%) kerja dengan produksi ASI, ada hubungan
adalah sebagai ibu rumah tangga. signifikan kuat dan searah antara
Hasil penelitian Rahmawati penambahan susu formula dan frekuensi
(2017) tentang faktor yang memerah dan antara frekuensi menyusui
mempengaruhi Produksi ASI pada ibu dengan produksi ASI terdapat hubungan
bekerja. Produksi ASI merupakan signifikan sedang dan searah. Namun
volume ASI perah yang diukur selama 7 analisis dengan uji regresi linier semua
hari dengan menggunakan gelas ukur. faktor tersebut menunjukkan adanya
Pemerahan menggunakan pompa ASI hubungan dengan produksi ASI.
56 Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 7, No. 1, Februari 2020 : 53-61

Tabel 2. Perilaku responden dalam meningkatkan produksi ASI


FREKUENSI
KADANG- TIDAK TOTAL
PERILAKU SELALU
KADANG PERNAH
N % N % N % Jumlah %
Ibu menyusui bayi sesering 30 100.0
mungkin (minimal 8 kali dalam 24 5 16.7 18 60.0 7 23.3
jam)
Ibu menyusui bayi dengan satu 30 100.0
payudara hingga payudara terasa 13 43.3 17 56.7 0 0.0
kosong
Ibu tetap menyusui bayi 2-3 jam 30 100.0
5 16.7 10 33.3 15 50.0
sekali walaupun bayi tertidur.
ASI diberikan dengan 30 100.0
0 0.0 7 23.3 23 76.7
menggunakan dot
30 100.0
Ibu merasa kelelahan dan cemas 0 0.0 30 100.0 0 0.0
Ibu mengkonsumsi makanan 30 100.0
10 33.3 15 50.0 5 16.7
dengan menu seimbang
Ibu melakukan 30 100.0
perawatan/pemijatan khusus pada 0 0.0 6 20.0 24 80.0
payudara
Ibu minum air putih minimal 12 30 100.0
5 16.7 16 53.3 9 30.0
gelas
Ibu mengkonsumsi suplemen 30 100.0
10 33.3 7 23.3 13 43.3
pelancar ASI
Ibu mengkonsumsi sayuran atau 30 100.0
9 30.0 21 70.0 0 0.0
jamu khusus untuk pelancar ASI

Perilaku responden dalam kalo nangis, kadang ya bayi tidurnya


meningkatkan produksi ASI berada pada agak lama ya gak dibangunkan”.
tingkatan sedang. Tidak banyak Lama menyusui hanya 43,3%
responden yang secara terus menerus yang selalu menyusui sampai payudara
melakukan upaya peningkatan ASI. Pada terasa kosong. Responden lainnya tidak
poin 1 tentang frekuensi menyusui bayi selalu menyusui sampai payudara kosong
hanya 16,7% responden yang selalu (kadang-kadang). Menurut responden 1,
menyusui lebih dari 8 kali/24jam. lama menyusui sesuai keinginan bayi
Sebagian besar menjawab dengan saja, terkadang sampai bayi tertidur atau
frekuensi kadang-kadang. Dari melepaskan putting susu payudara masih
wawancara responden 2 mengatakan terasa keras. Saat bayi tertidur sebagian
“ASI diberikan kapan bayi mau misalnya
Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 7, No. 1, Februari 2020 : 53-61 57

besar responden (50%) tidak penelitian Arfiah menunjukkan sebagian


membangunkan bayi untuk menyusui. besar responden mengalami kecemasan
Perilaku responden dalam sedang dan 62% mengalami pengeluaran
penggunaan dot sudah baik, karena ASI yang tidak lancar, dengan nilai
sebagian besar tidak menggunakan dot p=0,000 berarti terdapat hubungan
dalam pemberian ASI (76,7%). tingkat kecemasan dengan pengeluaran
Responden yang menggunakan dot ASI (Arfiah, 2018).
beralasan karena bekerja dan bayi dijaga Perilaku yang selalu
oleh orang lain. Hasil penelitian Tauriska mengkonsumsi menu seimbang hanya
(2015) 94,1% responden menunjukkan dilakukan oleh sebagian responden
isapan bayi yang benar, dan hampir (33,3%). Sebagian besar responden
seluruhnya mempunyai produksi ASI (50%) mengkonsumsi menu seimbang
yang cukup. Semakin sering bayi dengan frekuensi kadang-kadang.
menghisap dengan benar, ASI semakin Berdasarkan pedoman gizi seimbang
sering di produksi. Demonstrasi cara diketahui konsumsi masyarakat belum
menyusui yang benar meningkatkan sesuai dengan pesan gizi seimbang, hal
keyakinan seseorang dalam ini berkaitan dengan cakupan ASI
kemampuannya untuk berhasil menyusui ekslusif yang masih rendah. Konsumsi
bayinya (breastfeeding self efficacy). pangan ibu menyusui harus beragam dan
Rasa cemas dapat menimbulkan bergizi seimbang agar memenuhi
berbagai masalah seperti mempengaruhi kebutuhan zat gizi dan produksi ASI.
produksi ASI. Dalam penelitian ini Protein dibutuhkan untuk sintesis
seluruh responden (100%) merasakan hormone prolactin dan oksitosin. Zat gizi
kelelahan dan cemas. Responden 3 mikro yang dibutuhkan selama menyusui
mengatakan “sering lelah ketika adlah zat besi, asam folat, vitamin A, B1,
menyusui di bulan-bulan pertama B2, B3, B6, C, D, iodium, zink, selenium.
terutama saat bangun malam, kalo siang Menurunnya konsentrasi zat gizi tersebut
jika tidak ada suami susah juga karena menyebabkan turunnya kualitas ASI
tidak ada yang bantuin”. Responden 5 (Sugihantono, 2014).
juga merasa cemas dengan kemampuan Sanima (2017) melakukan
memberikan ASI secara ekslusif, serta penelitian tentang cara ibu untuk
khawatir jika nanti kembali bekerja. Hasil meningkatkan produksi ASI yaitu dengan
58 Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 7, No. 1, Februari 2020 : 53-61

memperhatikan pola makan seperti dikarenakan ibu post partum telah


makan tepat waktu dan mengkonsumsi penyuluhan dari petugas kesehatan
makanan secukupnya berupa sayuran, tentang perawatan payudara pada masa
daging, kacang-kacangan, buah-buahan, hamil sampai menyusui (Katuuk, 2018).
susu dan air putih. Jenis makanan yang Jenis pemijatan payudara sangat
dapat meningkatkan produksi ASI adalah bervariasi. Penelitian Usman (2019)
kacang-kacangan yang berwarna gelap melakukan kombinasi metode pijat
seperti kacang merah dan kenari. Buah- Woolwich dengan massage rolling
buahan yang mengandung vitamin C dan (punggung). Kombinasi metode ini
anti oksidan seperti jeruk, blueberry,apel, dilakukan pada saat kunjungan rumah
papaya,stroberi, alpukat. Makanan pokok sehingga dapat meningkatkan partisipasi
berupa beras putih atau merah, gandum, keluarga dalam upaya peningkatan ASI.
jagung dan ubi. Sayuran berwarna hijau Metode pijat oksitosin juga dapat
seperti bayam, selada, brokoli, daun dilakukan untuk mempelancar ASI. Hasil
katuk, labu siam dan ketimun. Ikan penelitian Albertina (2015) terdapat
seperti tuna, salmon, lele, daging ayam, hubungan yang signifikan antara pijat
telur, daging sapi, tahu, tempe. Susu sapi oksitosin dengan kelancaran ASI pada
dan susu kedelai (Mufdillah, 2017). ibu post seksio sesarea hari ke 2-3.
Perawatan khusus seperti Air merupakan sumber cairan
pemijatan pada payudara sangat penting yang paling baik. Penambahan jumlah air
dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian yang harus dikonsumsi ibu menyusui
sebagian besar (80%) responden tidak adalah 850-1000 ml per hari atau setara
pernah melakukan pemijatan pada dengan 12-13 gelas. Jumlah tersebut
payudara. Menurut pernyataan responden dapat memproduksi ASI sekitar 600-850
mereka tidak mengetahui cara pemijatan ml perhari(Sugihantono, 2014).
yang dilakukan pada payudara. Penelitian berdasarkan hasil penelitian ini hanya
Katuuk (2018) terdapat hubungan yang 16,7% responden yang memenuhi
signifikan antara pengetahuan perawatan kebutuhan air 12 gelas perhari (3000 ml).
payudara dengan kelancaran produksi Pantangan bagi ibu menyusui adalah
ASI pada ibu post partum. Sebagian besar makanan dan minuman yang
responden yang memiliki pengetahuan mengandung alkohol minuman bersoda
baik dan produksi ASI lancar atau yang mengandung soda lainnya serta
Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 7, No. 1, Februari 2020 : 53-61 59

minuman yang mengandung caffein dan melakukan perawatan payudara (20%)


teh. (Mufdillah, 2017). Berdasarkan hasil dan mengkonsumsi pelancar ASI secara
penelitian ini, sebagian besar (43,3%) terus menerus (33,3%) .
responden tidak pernah mengkonsumsi Kepada bidan agar dapat
suplemen pelancar ASI. Namun memberikan penyuluhan tentang cara
mayoritas renponden mengkonsumsi pemberian ASI yang meningkatkan
pelancar ASI melalui sayuran dan jamu. produksi meliputi frekuensi menyusui
Berdasarkan hasil wawancara dengan on demand, lama menyusui, posisi
responden mengatakan “kebiasaan dalam menyusui.
keluarga dan tetangga hanya makan
sayur dan buah untuk meningkatkan ASI, DAFTAR PUSTAKA
tidak ada yang menggunakan obat- Albertina, M et.al 2015. Hubungan pijat
oksitosin dengan kelancaran
obatan”. Hasil penelitian Johan et al produksi ASI pada ibu post
(2019) menyimpulkan bahwa daun kelor partum seksio sesarea pada hari
ke2-3. Jurnal Husada Mahakam
memiliki potensi dalam meningkatkan volume III No 9 Mei 2015.
produksi ASI. Peningkatan produksi ASI http://husadamahakam.poltekkes-
kaltim.ac.id/ojs/index.php/Home/
diukur melalui berat badan bayi, article/view/22/29
frekuensi BAK, frekuensi BAB, dan
Arfiah, 2018, Pengaruh pemenuhan
frekuensi menyusui. nutrisi dan tingkat kecemasan
terhadap pengeluaran ASI pada
ibu post partum primipara, Jurnal
SIMPULAN DAN SARAN Kebidanan AKPB Volume 8
Perilaku ibu dalam meningkatkan Nomor 2. P-issn 2252-8121 e-issn
2620-4894
produksi ASI belum maksimal. Sebagian https://media.neliti.com/media/pu
besar perilaku yang mendukung blications/278230-pengaruh-
pemenuhan-nutrisi-dan-tingkat-k-
peningkatkan produksi ASI dilakukan 2dc1868d.pdf
tidak secara terus menerus (kadang-
Balitbangkes, 2019. Laporan Nasional
kadang). Hasil penelitian ini RISKESDAS 2018. ISBN 978-
menunjukkan perilaku ibu yang 602-373-116-3 Kemenkes RI.
http://labmandat.litbang.depkes.g
bervariasi dalam upaya peningkatan o.id/images/download/laporan/R
produksi ASI. Teknik menyusui yang KD/2018/Laporan_Nasional_RK
D2018_FINAL.pdf
benar sebagian telah dilakukan oleh ibu.
Hanya sebagian kecil ibu yang Johan, Herni. Et al 2019. Potensi
minuman daun kelor terhadap
60 Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 7, No. 1, Februari 2020 : 53-61

peningkata produksi Air Susu Ibu


(ASI) pada ibu post partum. Jurnal Sanima et al (2017). Hubungan pola
Sebatik Vol 23 No 1 Juni 2019 e- makan dengan produksi ASI pada
ISSN 2621-069X. ibu menyusui di Posyandu Mawar
https://jurnal.wicida.ac.id/index.p Kelurahan Tlogomas Kecamatan
hp/sebatik/article/view/468/174 Lowokwaru Kota Malang.
Nursing News, Vol 2, No 3 tahun
Katuuk, M & Rina Kundre, 2018, 2013.
Hubungan pengetahuan https://publikasi.unitri.ac.id/index
perawatan payudara dengan .php/fikes/article/view/576/461
kelancaran produksi ASI pada ibu
post partum di ruangan Dahlia Sihombing, Setia (2018). Hubungan
RSUD Liun Kendaghe Tahuna Pekerjaan dan Pendidikan Ibu
Kabupaten Kepulauan Sangihe, dengan Pemberian ASI Ekslusif
e-journal Keperawatan(e-Kp) di Wilayah Kerja Puskesmas
volume 6 no 1 Februari 2018, Hinai Kiri Tahun 2017. Jurnal
https://ejournal.unsrat.ac.id/index Bidan “Midwifery Journal” Vol. 5
.php/jkp/article/view/25180/2487 No. 01 2018. eissn 2477-345X.
7 https://media.neliti.com/media/pu
blications/234018-hubungan-
Kemenkes, 2019. Profil Kesehatan pekerjaan-dan-pendidikan-ibu-
Indonesia 2018. ISBN 978-602- de-e6545e26.pdf
656-446-4. Jakarta.
https://pusdatin.kemkes.go.id/res Sugihantono, Anung. 2014. Pedoman
ources/download/pusdatin/profil- Gizi Seimbang. Bina Gizi dan
kesehatan-indonesia/Data-dan- KIA. Kementerian Kesehatan RI.
Informasi_Profil-Kesehatan- Jakarta.
Indonesia-2017.pdf https://drive.google.com/file/d/0
ByRlDMiFQLUAWDZzcDlycH
Pranaja, R dan Novita Rudiyanti, 2013. FqR00/view
Determinan Produksi ASI pada
Ibu Menyusui. Jurnal Tauriska, Tri Aprillia, faridah umamah,.
Keperawatan Vol. IX No. 2 Tahun 20. Hubungan antara isapan bayi
2013 ISSN 1907-0357 dengan produksi ASI pada ibu
menyusui di Rumah Sakit Islam
Rahmawati, Anita dan Bisepta Prayogi Jemursari Surabaya. Jurnal Ilmiah
(2017). Analisis Faktor yang Kesehatan, Vol 8, No 1 2015. Hal
Mempengaruhi Produksi ASI 15-21
pada Ibu Menyusui yang Bekerja. http://journal.unusa.ac.id/index.p
Jurnal Ners dan Kebidanan Vol. 4 hp/jhs/article/view/130/118
No 2 tahun 2017. DOI:
10.26699/jnk.v4i2.ART.P134- Usman, H, 2019, Kombinasi metode pijat
140. woolwich dan massage rolling
https://pdfs.semanticscholar.org/7 (punggung) mempengaruhi
11a/9ef4c6dc55890263ec94e13fa kecukupan ASI pada ibu post
9b4b5b88cd1.pdf?_ga=2.246385 partum di wilayah kerja
932.946494728.1577673784- puskesmas Mapane Kabupaten
1170290166.1577478735 Poso, Jurnal Bidan Cerdas (JBC)
Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 7, No. 1, Februari 2020 : 53-61 61

volume 2 no 1 april 2019, ISSN ASI Ibu Post Partum melalui


2654-9352 Tindakan Pijat Oksitosin. Jurnal
http://jurnal.poltekkespalu.ac.id/i Ilmiah Keperawatan Indonesia.
ndex.php/JBC/article/view/148/1 Vol.2 (1): 33-49
15 http://jurnal.umt.ac.id/index.php/j
ik/article/view/1001/7
Wulandari, P., Kustriyani, M., Aini, K
(2018). Peningkatan Produksi

Anda mungkin juga menyukai