Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pembahasan


4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo adalah Rumah
Sakit umum daerah yang berada di lingkungan pemerintah Kota Gorontalo.
Merupakan salah satu Rumah Sakit yang baru diwilayah Provinsi Gorontalo dibangun
pada tahun 2001 dengan luas lahan 5,4 Ha. Rumah sakit terletak tepat di Kota
Gorontalo di Kelurahan Wongkaditi Timur Kecamatan Kota Utara, diresmikan
pemakaiannya pada tanggal 19 Maret 2005.
Bangunan baru ini merupakan pengganti bangunan lama yang berada di
Kelurahan Heledulaa Selatan yang telah menjadi Rumah Sakit Perintis dibangun
sejak tahun 1962 yang pada tahun 1995 diusulkan menjadi rumah sakit tipe b non
pendidikan. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Walikota Gorontalo Nomor :
315 Tanggal 25 Maret Tahun 2002, rumah sakit prof. Dr. h. Aloei saboe merupakan
bagian dari organisasi tata kerja Pemerintah Gorontalo yaitu melalui Badan Pengelola
Rumah Sakit Umum Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.
Sekarang mulai tahun 2009 Rumah Sakit Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota
Gorontalo ditetapkan sebagai Rumah Sakit Tipe B Non Kependidikan milik
Pemerintah Kota Gorontalo Berdasar Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 084/MENKES/SK/I/2009 tanggal 9 januari 2009.
4.1.2. Hasil Analisis Univariat
Analisis univariat dalam hal ini dilakukan untuk melihat distribusi dari
karakteristik responden/keluarga pasien yaitu jenis kelamin, umur, pekerjaan,
pendidikan, tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku.
Hasil pengolahan data yang dilakukan, maka dapat disusun hasil yang
didapat sebagai berikut :

50
1) Distribusi frekuensi responden/keluarga pasien menurut jenis kelamin.

Tabel 4.1
Distribusi Responden/keluarga pasien Menurut Jenis Kelamin
Di Ruang Isolasi G4 Tropik Rumah Sakit Aloei Saboe
Tahun 2017

Jenis Kelamin Jumlah %


Laki-laki 14 45,2
Perempuan 17 54,8
Total 31 100,0
Sumber : Olahan data primer (2017)

Pada tabel 4.1 terlihat bahwa dari 31 responden/keluarga pasien/keluarga


pasien terdapat perempuan berjumlah 17 orang atau 54,8% dan terdapat 14 orang atau
45,2% laki-laki. Jenis kelamin dapat mempengaruhi perilaku antara lain cara
berpakaian, melakukan pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan.
Perbedaan ini bisa dimungkikan karena faktor hormonal, struktur fisik maupun norma
pembagian tugas. Wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan, sedangkan
orang laki-laki cenderug berperilaku atau bertindak atas pertimbangan (Purwanto &
Heri, 1999).
2) Distribusi frekuensi responden/keluarga pasien menurut Umur
Responden/keluarga pasien
Umur responden/keluarga pasien dibagi menjadi 4 klompok sesuai dengan
yang dikeluarkan oleh Depkes Ri, 2009 dimana umur 17-25 tahun masuk dalam
kategori remaja, 26-35 dewasa awal, 36-45 dewasa akhir, dan 46> merupakan lansia.
Distribusi responden/keluarga pasien/keluarga pasien menurut umur di Ruang Isolasi
G4 Tropik Rumah Sakit Umum Aloei Saboe dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

51
Tabel 4.2
Distribusi Responden/keluarga pasien Menurut Umur
di Ruang Isolasi G4 Tropik Rumah Sakit Aloei Saboe
Tahun 2017

Umur Jumlah %
17-25 14 45,2
26-35 4 12,9
36-45 10 32,3
46> 3 9,7
Total 31 100,0
Sumber : Olahan data primer (2017)

Pada tabel 4.2 terlihat bahwa dari 31 responden/keluarga pasien terdapat


kelompok umur terbanyak adalah 17-29 tahun berjumlah 14 orang atau 45,2% dan
kelompok umur paling sedikit adalah 50> berjumlah 3 orang atau 9,7%. Menurut
Sunaryo, 2004, umur merupakan factor penting dalam penentu sikap. Usia
mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah
usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Robbins, 2007).
3) Distribusi frekuensi responden/keluarga pasien menurut Pekerjaan
Responden/keluarga pasien
Distribusi responden/keluarga pasien menurut status pernikahan di Ruang
Isolasi G4 Tropik Rumah Sakit Umum Aloei Saboe dapat dilihat pada tabel 4.3
berikut.

52
Tabel 4.3
Distribusi Responden/keluarga pasien Menurut Pekerjaan
di Ruang Isolasi G4 Tropik Rumah Sakit Aloei Saboe
Tahun 2017

Pekerjaan Jumlah %
Petani 5 12,8
Pedagang 4 10,3
PNS 1 3,2
Lain-lain 21 67,7
Total 31 100,0
Sumber : Olahan data primer (2017)

Pada tabel 4.3 terlihat bahwa dari 31 responden/keluarga pasien yang bekerja
sebagai petani sebanyak 5 responden/keluarga pasien (12,8%), 4 responden/keluarga
pasien (10,3%) merupakan pedagang, 1 responden/keluarga pasien (3,2%) PNS, dan
yang berprofesi selain ketiga profesi tadi sebanyak 21 responden/keluarga pasien
(67,7%). Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak,
2007).
4) Distribusi frekuensi responden/keluarga pasien menurut Tingkat Pendidikan
Responden/keluarga pasien
Distribusi responden/keluarga pasien menurut Tingkat pendidikan di Ruang
Isolasi G4 Tropik Rumah Sakit Umum Aloei Saboe dapat dilihat pada tabel 4.4
berikut.

53
Tabel 4.4
Distribusi Responden/keluarga pasien Menurut Tingkat Pendidikan
di Ruang Isolasi G4 Tropik Rumah Sakit Aloei Saboe
Tahun 2017

Tingkat Pendidikan Jumlah %


SD 8 25,8
SLTP 6 19,4
SLTA 7 22,6
DIPLOMA 1 3,2
S1 8 25,8
Lain-lain 1 3,2
Total 31 100,0
Sumber : Olahan data primer (2017)

Pada tabel 4.4 terlihat bahwa dari 31 responden/keluarga pasien terdapat


tingkat pendidikan terbanyak adalah SD berjumlah 8 orang (25,8%) dan S1 berjumlah
8 orang (25,8%) sedangkan tingkat pendidikan paling sedikit Diploma berjumlah 1
orang (3,2%) dan Lain-lain berjumlah 1 orang (25,8%) dimana responden/keluarga
pasien tidak sekolah. Menurut Mubarak, makin tinggi pendidikan seseorang semakin
mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula
pengetahuan yang dimilikinya. Akan tetapi perlu ditekankan, bahwa bukan berarti
seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini
mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh melalui
pendidikan non formal (Wawan & Dewi, 2010).
5) Distribusi frekuensi responden/keluarga pasien menurut Variabel Yang
Diteliti
1. Pengetahuan
Berikut pengetahuan yang dimiliki responden/keluarga pasien di
Ruang Isolasi G4 Tropik Rumah Sakit Umum Aloei Saboe dapat
dilihat pada tabel 4.5 berikut.

54
Tabel 4.5
Distribusi Responden/keluarga pasien Menurut Pengetahuan
di Ruang Isolasi G4 Tropik Rumah Sakit Aloei Saboe
Tahun 2017

Pengetahuan Jumlah %
Kurang 15 48,4
Cukup 9 29,0
Baik 7 22,6
Total 31 100,0
Sumber : Olahan data primer (2017)

Pada tabel 4.5 terlihat bahwa tingkat pengetahuan responden/keluarga pasien


tentang Alat Pelindung Diri dalam kategori kurang yakni 15 responden/keluarga
pasien (48,4%), dalam kategori cukup berjumlah 9 responden/keluarga pasien
(29,0%), sedangkan kategori baik sebanyak 7 responden/keluarga pasien (22,6%).
2. Sikap
Berikut pengetahuan yang dimiliki responden/keluarga pasien di
Ruang Isolasi G4 Tropik Rumah Sakit Umum Aloei Saboe dapat
dilihat pada tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6
Distribusi Responden/keluarga pasien Menurut Sikap
di Ruang Isolasi G4 Tropik Rumah Sakit Aloei Saboe
Tahun 2017

Sikap Jumlah %
Kurang 13 41,9
Cukup 8 25,8
Baik 10 32,3
Total 31 100,0
Sumber : Olahan data primer (2017)

55
Pada tabel 4.6 terlihat bahwa sikap responden/keluarga pasien tentang Alat
Pelindung Diri dalam kategori kurang yakni 13 responden/keluarga pasien (41,9%),
dalam kategori cukup berjumlah 8 responden/keluarga pasien (25,8%), sedangkan
kategori baik sebanyak 10 responden/keluarga pasien (32,3%).
3. Perilaku
Berikut pengetahuan yang dimiliki responden/keluarga pasien di
Ruang Isolasi G4 Tropik Rumah Sakit Umum Aloei Saboe dapat
dilihat pada tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.7
Distribusi Responden/keluarga pasien Menurut Perilaku
di Ruang Isolasi G4 Tropik Rumah Sakit Aloei Saboe
Tahun 2017

Perilaku Jumlah %
Tidak Menggunakan 19 61,3
Menggunakan 12 38,7
Total 31 100,0
Sumber : Olahan data primer (2017)

Pada tabel 4.7 terlihat bahwa Perilaku responden/keluarga pasien yang


menggunakan Alat Pelindung Diri yakni sebanyak 19 responden/keluarga pasien
(61,3%), sedangkan yang tidak menggunakan berjumlah 12 responden/keluarga
pasien (38,7%).
4.1.3. Hasil Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara
pengetahuan dan sikap dengan perilaku penggunaan alat pelindung diri pada keluarga
pasien di ruang isolasi G4 tropik RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe
1) Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri di
Ruang Isolasi G4 Tropik RSUD Aloei Saboe
Tingkat Pengetahuan keluarga pasien dengan perilaku penggunaan APD
dapat dilihat melalui tabulasi silang antara variabel dependen yaitu pengetahuan
56
dengan variabel independen yaitu perilaku penggunaan APD di Ruang Isolasi G4
Tropik Rsud Aloei Saboe dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut
Tabel 4.8
Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri
Di Ruang G4 Tropik Rsud Aloei Saboe
Tahun 2017

Perilaku Pnggunaan APD


Tidak
Pengetahuan Menggunakan Total p.Value
Menggunakan
N % N % N %
Kurang 1 6,7 14 93,3 15 100,0
Cukup 6 66,7 3 33,3 9 100,0 0,002
Baik 5 71,4 2 28,6 7 100,0
Jumlah 12 38,7 19 61,3 31 100,0
Sumber : Olahan data primer (2017)

Pada hasil tabulasi silang yang diperoleh pada tabel 4.8 memperlihatkan
bahwa dari 31 responden/keluarga pasien dengan pengetahuan kurang dan
menggunakan sebanyak 1 responden/keluarga pasien (6,7%) sedangkan yang tidak
menggunakan 14 responden/keluarga pasien (93,3%), responden/keluarga pasien
dengan pengetahuan cukup dan menggunakan 6 responden/keluarga pasien (66,7%)
sedangkan yang tidak menggunakan sebanyak 3 responden/keluarga pasien (33,3%),
dan responden/keluarga pasien dengan pengetahuan baik dan menggunakan 5
responden/keluarga pasien (71,4%) sebanyak sedangkan yang tidak menggunakan 2
responden/keluarga pasien (28,6%).
Hasil uji yang telah dilakukan dengan menggunakan Chi-square test
diperoleh hasil p.Value=0,002 lebih kecil daripada α=0,05, Maka Hipotesis nol (Ho)
ditolak. Artinya ada Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Penggunaan Alat
Pelindung Diri di Ruang Isolasi G4 Tropik RSUD Aloei Saboe.
2) Hubungan Sikap dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri di Ruang
Isolasi G4 Tropik RSUD Aloei Saboe

57
Sikap keluarga pasien dengan perilaku penggunaan APD dapat dilihat
melalui tabulasi silang antara variabel dependen yaitu sikap dengan variabel
independen yaitu perilaku penggunaan APD di Ruang Isolasi G4 Tropik Rsud Aloei
Saboe dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut
Tabel 4.9
Hubungan Sikap Dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri
Di Ruang G4 Tropik Rsud Aloei Saboe
Tahun 2017

Perilaku Pnggunaan APD


Tidak
Sikap Menggunakan Total p.Value
Menggunakan
N % N % N %
Kurang 1 7,7 12 92,3 15 100,0
Cukup 3 47,5 5 62,5 9 100,0 0,002
Baik 8 80,0 2 20,0 7 100,0
Jumlah 12 38,7 19 61,3 31 100,0
Sumber : Olahan data primer (2017)

Pada hasil tabulasi silang yang diperoleh pada tabel 4.9 memperlihatkan
bahwa dari 31 responden/keluarga pasien dengan sikap kurang dan menggunakan
sebanyak 1 responden/keluarga pasien (7,7%) sedangkan yang tidak menggunakan 12
responden/keluarga pasien (92,3%), responden/keluarga pasien dengan sikap cukup
dan menggunakan sebanyak 3 responden/keluarga pasien (47,5%) sedangkan yang
tidak menggunakan 5 responden/keluarga pasien (62,5%), dan responden/keluarga
pasien dengan sikap baik dan menggunakan sebanyak 8 responden/keluarga pasien
(80,0%) sedangkan yang tidak menggunakan 2 responden/keluarga pasien (20,0%).
Hasil uji yang telah dilakukan dengan menggunakan Chi-square test
diperoleh hasil p.Value=0,002 lebih kecil daripada α=0,05, Maka Hipotesis nol (Ho)
ditolak. Artinya ada Hubungan Sikap dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung
Diri di Ruang Isolasi G4 Tropik RSUD Aloei Saboe.

58
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengetahuan Keluarga pasien tentang Alat Pelindung Diri di Ruang
Isolasi G4 Tropik RSUD Aloei Saboe
Tingkat pengetahuan responden/keluarga pasien tentang Alat Pelindung Diri
dalam kategori kurang yakni 15 responden/keluarga pasien (48,4%), dalam kategori
cukup berjumlah 9 responden/keluarga pasien (29,0%), sedangkan kategori baik
sebanyak 7 responden/keluarga pasien (22,6%).
4.2.2. Sikap Keluarga pasien tentang Alat Pelindung Diri di Ruang Isolasi G4
Tropik RSUD Aloei Saboe
Pada hasil tabulasi silang memperlihatkan bahwa dari 31 responden/keluarga
pasien dengan sikap kurang dan menggunakan sebanyak 1 responden/keluarga pasien
(7,7%) sedangkan yang tidak menggunakan 12 responden/keluarga pasien (92,3%),
responden/keluarga pasien dengan sikap cukup dan menggunakan sebanyak 3
responden/keluarga pasien (47,5%) sedangkan yang tidak menggunakan 5
responden/keluarga pasien (62,5%), dan responden/keluarga pasien dengan sikap baik
dan menggunakan sebanyak 8 responden/keluarga pasien (80,0%) sedangkan yang
tidak menggunakan 2 responden/keluarga pasien (20,0%).
4.2.3. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung
Diri di Ruang Isolasi G4 Tropik RSUD Aloei Saboe
Pada hasil tabulasi silang memperlihatkan bahwa dari 31 responden/keluarga
pasien dengan pengetahuan kurang dan tidak menggunakan sebanyak 14
responden/keluarga pasien (93,3%) sedangkan yang menggunakan 1
responden/keluarga pasien (6,7%), responden/keluarga pasien dengan pengetahuan
cukup dan tidak menggunakan sebanyak 3 responden/keluarga pasien (33,3%)
sedangkan yang menggunakan 6 responden/keluarga pasien (66,7%), dan
responden/keluarga pasien dengan pengetahuan baik dan tidak menggunakan
sebanyak 2 responden/keluarga pasien (28,6%) sedangkan yang menggunakan 5
responden/keluarga pasien (71,4%).
59
Hasil uji yang telah dilakukan dengan menggunakan Chi-square test
diperoleh hasil p.Value=0,002 lebih kecil daripada α=0,05, Maka Hipotesis nol (Ho)
ditolak. Artinya ada Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Penggunaan Alat
Pelindung Diri di Ruang Isolasi G4 Tropik RSUD Aloei Saboe.
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan pendapat Sunaryo 2004 bahwa
pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku.
Perilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng. Hal ini sejalan
dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Ilham Noviandry “Faktor-faktor
Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pekerja Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) Pada Industri Pengelasan Informal di Kelurahan Gondrong, Kecamatan
ipondoh, Kota Tanggerang Tahun 2013” dimana hasil dari penelitian tersebut
menjelaskan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku
penggunaan APD. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Kartika Rohmi Anawati
“Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung
Diri di Rumah Sakit Umum daerah Ambarawa” juga menjelaskan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD. Namun hasil
penelitian oleh Ilham Noviandry dan Kartika Rohmi Anawati serta teori sunaryo 2004
tersebut bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Moch. Udin
Kurnia dimana tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku penggunaan
APD dalam penelitiannya tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan
Perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri pada Mahasiswa Profesi Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia”.
4.2.4. Hubungan Sikap dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri di
Ruang Isolasi G4 Tropik RSUD Aloei Saboe
Pada hasil tabulasi silang memperlihatkan bahwa dari 31 responden/keluarga
pasien dengan sikap kurang dan tidak menggunakan sebanyak 12 responden/keluarga
pasien (92,3%) sedangkan yang menggunakan 1 responden/keluarga pasien (7,7%),
responden/keluarga pasien dengan sikap cukup dan tidak menggunakan sebanyak 5
60
responden/keluarga pasien (62,5%) sedangkan yang menggunakan 3
responden/keluarga pasien (47,5%), dan responden/keluarga pasien dengan sikap baik
dan tidak menggunakan sebanyak 2 responden/keluarga pasien (20,0%) sedangkan
yang menggunakan 8 responden/keluarga pasien (80,0%).
Hasil uji yang telah dilakukan dengan menggunakan Chi-square test
diperoleh hasil p.Value=0,002 lebih kecil daripada α=0,05, Maka Hipotesis nol (Ho)
ditolak. Artinya ada Hubungan Sikap dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung
Diri di Ruang Isolasi G4 Tropik RSUD Aloei Saboe.
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan teori yang dijelaskan Sunaryo 2004
bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku, didalam diri orang tersebut terjadi
suatu proses dan salah satunya adalah harus sesuai dengan sikap. Hal ini juga sejalan
dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Ilham Noviandry tentang “Faktor-
faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pekerja Dalam Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) Pada Industri Pengelasan Informal di Kelurahan Gondrong,
Kecamatan ipondoh, Kota Tanggerang Tahun 2013”, oleh Kartika Rohmi Anawati
“Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung
Diri di Rumah Sakit Umum daerah Ambarawa”, dan oleh Moch. Udin Kurnia dalam
penelitiannya tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
penggunaan Alat Pelindung Diri pada Mahasiswa Profesi Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia” bahwa ada hubungan antara sikap dengan
perilaku penggunaan APD.

61
BAB V
PENUTUP

5.1. Simpulan
Berdasakan penelitian yang dilakukan terhadap 31 responden/keluarga
pasien yang terdiri dari 17 reponden/keluarga pasien perempuan dan 14
responden/keluarga pasien laki-laki tentang hubungan pengetahuan dan sikap dengan
perilaku penggunaan alat pelindung diri pada keluarga pasien di ruang Isolasi G4
Tropik RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo dapat dibuat kesimpulan
bahwa :
1) Dari hasil penelitian mengenai pengetahuan keluarga pasien tentang alat
pelindung diri (APD) di ruang G4 Tropic RSUD Prof. Dr. Aloei Saboedi
dapatkan tingkat pengetahuan responden/keluarga pasien tentang Alat
Pelindung Diri dalam kategori kurang yakni 15 responden/keluarga pasien
(48,4%), dalam kategori cukup berjumlah 9 responden/keluarga pasien
(29,0%), sedangkan kategori baik sebanyak 7 responden/keluarga pasien
(22,6%).
2) Dari hasil penelitian mengenai sikap keluarga pasien tentang alat pelindung diri
(APD) di ruang G4 Tropic RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe didapatkan bahwa
sikap responden/keluarga pasien tentang Alat Pelindung Diri dalam kategori
kurang yakni 13 responden/keluarga pasien (41,9%), dalam kategori cukup
berjumlah 8 responden/keluarga pasien (25,8%), sedangkan kategori baik
sebanyak 10 responden/keluarga pasien (32,3%).Mengidentifikasi
3) Dari hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan dengan perilaku
penggunaan APD pada keluarga mien di mang G4 Tropic RSUD Prof. Dr.
Aloei Saboe. didapatkan bahwa dari 31 responden/keluarga pasien dengan
pengetahuan kurang dan tidak menggunakan sebanyak 14 responden/keluarga
pasien (93,3%) sedangkan yang menggunakan 1 responden/keluarga pasien
(6,7%), responden/keluarga pasien dengan pengetahuan cukup dan tidak
62
menggunakan sebanyak 3 responden/keluarga pasien (33,3%) sedangkan yang
menggunakan 6 responden/keluarga pasien (66,7%), dan responden/keluarga
pasien dengan pengetahuan baik dan tidak menggunakan sebanyak 2
responden/keluarga pasien (28,6%) sedangkan yang menggunakan 5
responden/keluarga pasien (71,4%). Hasil uji yang telah dilakukan dengan
menggunakan Chi-square test diperoleh hasil p.Value=0,002 lebih kecil
daripada α=0,05. Artinya ada Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku
Penggunaan Alat Pelindung Diri di Ruang Isolasi G4 Tropik RSUD Aloei
Saboe.
4) Dari hasil penelitian mengenai hubungan sikap dengan perilaku penggunaan APD
pada keluarga pasien di ruang G4 Tropic RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe
didapatkan bahwa dari 31 responden/keluarga pasien dengan sikap kurang dan
tidak menggunakan sebanyak 12 responden/keluarga pasien (92,3%)
sedangkan yang menggunakan 1 responden/keluarga pasien (7,7%),
responden/keluarga pasien dengan sikap cukup dan tidak menggunakan
sebanyak 5 responden/keluarga pasien (62,5%) sedangkan yang menggunakan
3 responden/keluarga pasien (47,5%), dan responden/keluarga pasien dengan
sikap baik dan tidak menggunakan sebanyak 2 responden/keluarga pasien
(20,0%) sedangkan yang menggunakan 8 responden/keluarga pasien (80,0%).
Hasil uji yang telah dilakukan dengan menggunakan Chi-square test diperoleh
hasil p.Value=0,002 lebih kecil daripada α=0,05, Artinya ada Hubungan Sikap
dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri di Ruang Isolasi G4 Tropik
RSUD Aloei Saboe.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan berupa
saran-saran sebagai berikut :
1) Bagi Rumah Sakit diharapkan dapat lebih meningkatkan respon dalam menangani
masalah ketidaktahuan maupun ketidakpatuhan dalam menggunakan alat
63
pelindung diri. Seperti, memperbanyak sosialisasi ke pengunjung ataupun
keluarga pasien dan lebih mempertegas aturan mengenail keharusan bagi
keluarga pasien untuk menggunakan APD.
2) Bagi pengunjung rumah sakit/keluarga pasien kiranya dapat mematuhi aturan
yang diterapkan rumah sakit salah satunya dalam hal penggunaan APD
Karena hal ini dapat membantu mempercepat penyembuhan pasien dan
mencegah tertularnya penyakit dari pengunjung ke pasien ataupun sebaliknya.
3) Direkomendasikan untuk penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan APD pada
keluarga pasien dengan variable yang berbeda Karena masih banyak masalah
terkait dengan APD yang perlu dikaji dan diperdalam.

64

Anda mungkin juga menyukai