Anda di halaman 1dari 7

EVALUASI PROGRAM PATIENT SAFETY BERDASARKAN STANDAR SIX GOAL

INTERNATIONAL PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT “X”


DI KOTA SURABAYA

BUDIONO
RUMAH SAKIT ONKOLOGI SURABAYA
budiono@darmadji.com

ABSTRAK
Tujuan keselamatan pasien di rumah sakit untuk mencegah cedera yang disebabkan oleh
kesalahan karena melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan. Organisasi
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit "X" telah ada sejak tahun 2006. Isu yang diangkat
dalam penelitian ini adalah munculnya 429 insiden keselamatan pasien pada tahun 2015.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengevaluasi perkembangan program keselamatan
pasien Six Goal International of Patient Safety (SGIPS) standards di RS “X”. Penelitian ini
menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional, dilaksanakan di Rumah
Sakit “X” pada April 2016. Responden adalah 23 unit kerja RS “X”. Hasil menunjukkan (1)
pengetahun, motivasi, komitmen, dan niat dari pekerja unit tentang program keselamatan
pasien di Rumah Sakit “X” adalah baik, budaya perceived behavioral control dan standar
operasional prosedur adalah baik, (2) kesadaran pekerja unit tentang program keselamatan
pasien di Rumah Sakit “X” sebagian besar yang sangat baik meskipun sebagian masih ada
unit yang kurang kesadaran dalam melaksanakan program keselamatan pasien, (3) Hasil yang
kurang baik tampak pada kebijakan perceived behavioral control pada pekerja dan
keberadaan komite keselamatan pasien di Rumah Sakit “X”, (4) Kesiapan unit kerja pada
pelaksanaan program keselamatan pasien berdasarkan standar SGIPS menunjukkan bahwa di
seluruh unit kerja masih dalam kategori parsial met. Rekomendasi dari hasil penelitian ini
adalah untuk meningkatkan program keselamatan pasien berdasarkan SGIPS.
Kata kunci: six goal international patient safety, pengetahuan, kesadaran, komitmen,
motivasi, niat, perceived behavioral control

ABSTRACT
Hospital patient safety goal is to prevent injuries caused by errors due to performing an
action or not taking it. The organization of Patient Safety Committee “X” Hospital had
existed since 2006. The issues raised in this study was the persistence of 429 patient safety
incidents in 2015. The general objective of this study was to evaluate for patient safety
program development based on Six Goal International of Patient Safety (SGIPS) standards in
“X” Hospital. This was a descriptive study with cross sectional approach, conducted in “X”
Hospital, April 2016. Respondents were all “X” Hospital 23 working units. The results
showed that (1) Knowledge, motivation, commitment, and intention of employees in the
working units towards “X” Hospital patient safety program mostly were good; perceived
behavioral control of the culture and of standard operating procedures were favorable (2)
Employees’awareness in the working units towards“X” Hospital patient safety program
mostly were very good, although there were some working units with poor awareness of
patient safety program; (3) Perceived behavioral control of employees in the working units on
patient safety policy and the existence of patient safety committee “X” Hospital were in the
most unfavorable; (4) The readiness of the working units on patient safety program
implementation based on SGIPS standards showed that in all working units were still in the
category of partial met. Recommendations to improve the patient safety program based on
SGIPS were the result of this study.
Key Words: six goal international patient safety, knowledge, awareness, commitment,
motivation, intention, perceived behavioral control

ADI HUSADA NURSING JOURNAL VOL. 2, NO.1, JUNI 2016 21


PENDAHULUAN (reduce the risk of health care associated
Tujuan patient safety di RS adalah infections), (6) Berkurangnya risiko bahaya
mencegah terjadinya cedera yang jatuh (reduce the risk of patient harm
disebabkan oleh kesalahan akibat resulting from falls) 9. Organisasi Komite
melaksanakan suatu tindakan atau tidak Keselamatan Pasien Rumah Sakit “X” di
mengambil tindakan yang harusnya Kota Surabaya sudah ada sejak Tahun
diambil. Standar yang digunakan saat ini 2006. Berdasarkan data di Rumah Sakit
adalah The Six Goal International Patient “X” di Kota Surabaya diperoleh informasi
Safety dari JCI yang terdiri dari (1) bahwa sebagian besar tipe insiden terjadi di
Identifikasi pasien secara benar (identify unit kerja rawat inap yaitu sebesar 30,5%
patients corrrectly), (2) Meningkatnya dan di unit laboratorium yaitu sebesar
komunikasi yang efektif (improve effective 26,6%. Sebagian besar tipe insiden yang
communications, (3) Meningkatnya terjadi di unit rawat inap adalah
keselamatan pada pengobatan berisiko ketidaklengkapan rekam medik, sedangkan
tinggi (improve the safety of high alert tipe insiden di unit laboratorium adalah
medications, (4) Pastikan lokasi, prosedur inform consent tidak lengkap. Berikut
dan pada pasien yang benar ketika operasi adalah tipe insiden berdasarkan jenisnya di
bedah(ensure correct site, correct Rumah Sakit “X” di Kota Surabaya Tahun
procedure, correct patient surgery, (5) 2015.
Berkurangnya risiko infeksi nosokomial

Tabel 1 Distribusi tipe insiden berdasarkan jenisnya di Rumah Sakit “X” di Kota Surabaya
Tahun 2015
Jenis Insiden
No. Tipe Insiden
KTD KPC KS IKP
1. Phlebitis (1,5%) 33 0 0 33
Inform consent tidak lengkap
2. 0 245 0 245
(15%)
Ketidak lengkapan rekam medik
3. 0 92 0 92
(15%)
4. Angka Pengulangan Foto (2%) 0 58 0 58
5. Kesalahan jadwal kemoterapi (0%) 0 1 0 1
Jumlah 33 396 0 429

Berdasarkan Tabel 1 diperoleh METODE PENELITIAN


informasi bahwa terdapat KTD sebesar 33 Rancang penelitian ini merupakan
kejadian dan KPC 396 kejadian di Rumah penelitian deskriptif dengan pendekatan
Sakit “X” di Kota Surabaya. Dari total tipe cross sectional. Penelitian dilakukan di
insiden sebagian besar adalah Rumah Sakit “X” di Kota Surabaya.
ketidaklengkapan inform consent yaitu Pengambilan data dilaksanakan selama satu
sebesar 57,1% dan ketidaklengkapan rekam bulan, yaitu Bulan April tahun 2016. Unit
medik yaitu sebesar 21,4%. Sehingga analisis adalah unit kerja di Rumah Sakit
tujuan umum penelitian adalah “X” di Kota Surabaya. Responden dalam
mengevaluasi program patient safety penelitian ini adalah seluruh unit kerja yang
berdasarkan standar Six Goal International ada di Rumah Sakit “X” di Kota Surabaya
Patient Safety di Rumah Sakit “X” di Kota sejumlah 23 unit kerja. Variabel yang
Surabaya dengan pendekatan Theory of diteliti diukur dengan menggunakan
Planned Behavior Ajzen. kuesioner dan lembar checklist.

ADI HUSADA NURSING JOURNAL VOL. 2, NO.1, JUNI 2016 22


HASIL PENELITIAN tentang program patient safety sebesar
Pengetahuan Karyawan di Tingkat Unit 17,4% menjadikan awareness unit kerja
Kerja Tentang Program Patient Safety sebagai isu strategis yang perlu ditelaah
Pengetahuan karyawan di tingkat unit lebih lanjut.
kerja tentang program patient safety di
dapat dijelaskan sebagai berikut. Motivasi Karyawan di Tingkat Unit
Kerja Tentang Program Patient Safety
Tabel 2 Distribusi pengetahuan karyawan Motivasi karyawan di tingkat unit
di tingkat unit kerja tentang kerja tentang program patient safetydapat
program patient safety dipelajari pada Tabel 4 sebagai berikut.
No Pengetahuan n %
1 Sangat jelek 0 0 Tabel 4 Distribusi motivasi karyawan di
2 Jelek 0 0 tingkat unit kerja tentang program
3 Baik 1 4.3 patient safety
4 Sangat baik 22 95.7 No Motivasi n %
Jumlah 23 100 1 Sangat 0 0
jelek
Tabel 2 menginformasikan bahwa 2 Jelek 1 4.3
pengetahuan karyawan di tingkat unit kerja 3 Baik 20 87.0
tentang program patient safety sebaian 4 Sangat baik 2 8.7
besar adalah sangat baik. Terdapat 95.7% Jumlah 23 100
unit kerja yang dominan memiliki
pengetahuan sangat baik dan 4.3% unit Berdasarkan Tabel 4 diperoleh
kerja yang memiliki pengetahuan baik informasi bahwa motivasi karyawan di
tentang program patient safety. tingkat unit kerja tentang program patient
safetysebagian besar adalah baik. Terdapat
Awareness Karyawan di Tingkat Unit 87% unit kerja yang memiliki motivasi
Kerja Tentang Program Patient Safety baik. Tetapi terdapat 4.3% unit kerja yang
Awareness karyawan di tingkat unit memiliki motivasi yang jelek tentang
kerja tentang program patient safety dapat program patient safety.
dipelajari sebagai berikut.
Komitmen Karyawan di Tingkat Unit
Tabel 3 Distribusi awareness karyawan di Kerja Tentang Program Patient Safety
tingkat unit kerja tentang program Komitmen karyawan di tingkat unit
patient safety kerja tentang program patient safetydapat
No Awareness n % dipelajari pada Tabel 5 sebagai berikut.
1 Sangat 0 0
jelek Tabel 5 Distribusi komitmen karyawan di
2 Jelek 4 17.4 tingkat unit kerja tentang program
3 Baik 7 30.4 patient safety
4 Sangat baik 12 52.2 No Komitmen n %
Jumlah 23 100 1 Sangat 0 0
jelek
Informasi yang diperoleh berdasarkan 2 Jelek 2 8.7
Tabel 3 adalah awareness karyawan di 3 Baik 18 78.3
tingkat unit kerja tentang program patient 4 Sangat baik 3 13.0
safety sebagian besar adalah sangat baik. Jumlah 23 100
Terdapat 52.2% unit kerja yang memiliki
awareness yang sangat baik dan 30.4%unit Tabel 5 menginformasikan bahwa
kerja yang memiliki awareness yang baik. komitmen karyawan di tingkat unit kerja
Tetapi dengan adanya awareness yang jelek tentang program patient safety sebagian

ADI HUSADA NURSING JOURNAL VOL. 2, NO.1, JUNI 2016 23


besar adalah baik, karena terdapat 78.3% Safety, Standar Prosedur Operasional
unit kerja yang memiliki komitmen kerja Patient Safety Dan Keberadaan KKPRS
yang baik tentang program patient safety. di RS
Meskipun terdapat 8.7% unit kerja yang PBC karyawan di tingkat unit kerja
memiliki komitmen kerja yang jelek. tentang kebijakan, budaya patient safety,
standar prosedur operasional patient safety
Perceived Behavioral Control (PBC) dan keberadaan KKPRS di RS dijelaskan
Karyawan di Tingkat Unit Kerja pada Tabel 6 sebagai berikut.
Tentang Kebijakan, Budaya Patient

Tabel 6 Distribusi PBC karyawan di tingkat unit kerja tentang kebijakan patient safety,
budaya patient safety, SPO patient safety, dan keberadaan KKPRS di RS “X”
Sangat
Tidak Sangat
Perceived tidak Mendukun
menduku mendukun Total
No behavioral mendukun g
ng g
control g
n % n % n % n % n %
1 Kebijakan 0 0 6 26.1 15 65.2 2 8.7 23 100
Patient Safety
2 Budaya Patient 0 0 2 8.7 21 91.3 0 0 23 100
Safety
3 Standar 0 0 1 4.3 18 78.3 4 17,4 23 100
prosedur
operasional
(SPO) patient
safety
4 Keberadaan 0 0 7 30.4 16 69.6 0 0 23 100
KKPRS

Tabel 6 menginformasikan bahwa (1) patient safety; dan (4) bahwa secara umum
sebagian besar PBC pada karyawan di PBCkaryawan di tingkat unit kerja tentang
tingkat unit kerja tentang kebijakan patient keberadaan KKPRS di RS adalah
safety adalah mendukung (65.2%). Tetapi mendukung (69.6%) terhadap pelaksanaan
PBCkaryawan di tingkat unit kerja tentang program patient safety. Keberadaan
kebijakan menjadi isu strategis karena KKPRS menjadi isu strategis karena
masih terdapat 26.1% unit kerja yang terdapat 30.4% yang menyatakan bahwa
menyatakan bahwa PBCkaryawan di PBCunit kerja tentang keberadaan KKPRS
tingkat unit kerja tentang kebijakan patient di RS adalah tidak mendukung terhadap
safety di RS adalah tidak mendukung; (2) pelaksanaan program patient safety.
PBCkaryawan di tingkat unit kerja tentang
budaya patient safety sebagian besar adalah Niat Karyawan di Tingkat Unit Kerja
mendukung. Hal ini dikarenakan terdapat Dalam Pelaksanaan Program Patient
91.3% unit kerja yang dominan memiliki Safety
PBCyang mendukung tentang budaya Niat karyawan di tingkat unit kerja
patient safety; (3) PBC karyawan di tingkat dalam pelaksanaan program patient safety
unit kerja tentang standar prosedur dapat dipelajari pada Tabel 7 sebagai
operasional patient safety sebagian besar berikut.
adalah mendukung (78.3%). Artinya
penilaian unit kerja tentang standar
prosedur operasional patient safety sudah
mendukung terhadap pelaksanaan program

ADI HUSADA NURSING JOURNAL VOL. 2, NO.1, JUNI 2016 24


Tabel 7 Distribusi niat karyawan di tingkat 3) Standar prosedur operasional patient
unit kerja dalam pelaksanaan safety di RS “X” Surabaya sebagian
program patient safety besar adalah mendukung terhadap
No Niat n % pelaksanaan program patient safety.
1 Sangat 0 0 4) Keberadaan KKPRS RS “X”
jelek Surabaya adalah tidak mendukung
2 Jelek 1 4.3 terhadap pelaksanaan program
3 Baik 12 52.2 patient safety
4 Sangat 10 43.5 6. Niat karyawan di tingkat unit kerja
baik dalam pelaksanaan program patient
Jumlah 23 100 safetydi RS “X” Surabayasebagian
besar adalah baik.
Berdasarkan Tabel 7 diperoleh
informasi bahwa niat karyawan di tingkat SARAN
unit kerja dalam pelaksanaan program Melakukan pengembangan program
patient safetysebagian besar adalah baik patient safety yang berkelanjutan, dengan
(52.2%). Dengan niat (intention) unit kerja melaksanakan kegiatan yang telah
yang sebagian besar baik dapat menjadi direkomendasikan dalam penelitian ini.
modal bagi RS untuk mengembangkan
program patient safety. DAFTAR PUSTAKA
1. Ajzen, I. 1988. Changing The Behavior
KESIMPULAN of People. Explanation of the Theory of
1. Pengetahuan karyawan di tingkat unit Planned Behavior.
kerja tentang program patient safety di http://people.umass.edu//aizen/tpb.htm.
RS “X” Surabaya sebagian besar [Diakses tanggal 12 Desember 2011]
adalah sangat baik. 2. Ajzen, I. 1991. The Theory of Planned
2. Awareness karyawan di tingkat unit Behavior. Organizational Behavior
kerja tentang program patient safety di and Human Decision Processes. (50) :
RS “X” Surabayasebagian besar adalah 179-211.
sangat baik, meskipun terdapat 3. Andermann A, Ginsburg L, Norton P,
sebagian unit kerja yang memiliki Arora N, Bates D, Wu A, Larizgoitia.
awareness yang jelek tentang program 2010. Core Competencies for Patient
patient safety. Safety Research: a Cornerstone for
3. Motivasi karyawan di tingkat unit kerja Global Capacity Strengthening. BMJ
tentang program patient safety di RS Qual Saf, 20: 96–101.
“X” Surabayasebagian besar adalah 4. Blanchard PN, Thacker JW. 2004.
baik. Effective Training: System, Strategies,
4. Komitmen karyawan di tingkat unit and Practices, Second Edition. New
kerja tentang program patient safety di Jersey: Pearson Education, Inc.
RS “X” Surabayasebagian besar adalah 5. Bahaudin, T. 2001. Brainware
baik. Leadership Mastery. Jakarta: PT Elex
5. Perceived behavioral control karyawan Media Komputindo.
di tingkat unit kerja tentang: 6. Brown, K. 2003. “The Benefit of Being
1) Kebijakan patient safety di RS “X” Present: Mindfulness and It’s Role in
Surabayasebagian besar tidak Psychological Well Being. Journal of
mendukung terhadap pelaksanaan Personality and Social Psycology. (84):
program patient safety. 822-48.
2) Budaya patient safety di RS “X” 7. Cherrington, David J. 1994.
Surabaya sebagian besar adalah Organizational Behavior: The
mendukung terhadap pelaksanaan Management of Individual and
program patient safety. Organizational Performance. Second
Edition. Boston: Allyn & Bacon,

ADI HUSADA NURSING JOURNAL VOL. 2, NO.1, JUNI 2016 25


8. Departemen Kesehatan RI. 2005. /artikel.php?fl3nc=
Panduan Nasional Keselamatan Pasien 1&param=c3VpZD0wMDAyMDAwM
Rumah Sakit (Patient Safety). Jakarta: DAwY2MmZmlkQ29udGFpbmVyPTY2
Depkes RI. &cmd=articleDetail.diakses Agustus
9. Departemen Kesehatan RI. 2008. 2010
Panduan Nasional Keselamatan Pasien 21. Masarie. 2007. “Karakteristik Rumah
Rumah Sakit (Patient Safety), 2nd ed. Sakit”.http://www.masarie.wordpress.c
Jakarta: Depkes RI. om.Diakses Oktober 2011.
10. Gibson, James, L. 1996. Perilaku, 22. Meyer, John. P., Allen, Natalie. J., &
Struktur, dan Proses Organisasi. Jilid Smith, Catherine. A. 1993.
I. Jakarta: Penerbit Erlangga. Commitment to Organizations and
11. Gordon, Davis. 1994. Management Occupation: Extension and Test of a
System Information. Jakarta: Midas Three Component Conceptualization.
Surya Grafindo. Journal of Applied Psychology, 78: 538
12. Ilyas, Y. 2001. Kinerja, Teori, – 551
Penilaian dan Penelitian. Jakarta: 23. Martoyo, Susilo. 2007. Manajemen
Universitas Indonesia, Fakultas Sumber Daya Manusia. Edisi 5.
Kesehatan Masyarakat, Pusat Kajian Yogyakarta: BPFE
Ekonomi Kesehatan. 24. Mulyadi, 2006. Programming And
13. Iverson, K.M. 2001. Managing Human Budgeting. Strategic Management
Resources in The Hospitality Industry: Forum. Jakarta
an Experiential Approach. New Jersey: 25. Nawawi, Hadari. 2003. Manajemen
Prentice Hall International, Inc Sumber Daya Manusia untuk Bisnis
14. Joint Commission International. yang Kompetetif. Yogyakarta: Gajah
2011.International Standard for Mada University Press.
th
Hospital. 4 ed. Illinois: Oakbrook 26. Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan
Terrace. Perilaku Kesehatan.Jakarta: PT Rineka
15. Kraiger, K., Ford, J. K. & Salas, E. Cipta.
1993. Application of Cognitive, Skill- 27. O’Connor E, Coates HM, Yardley IE
Based, and Affective Theories of dan Wu AW. 2010. Disclosure of
Learning Outcomes to New Methods of Patient Safety Incidents: a
Training Evaluation. Journal of Comprehensive Review. International
Applied Psychology, 78 (2) : 311-328. Journal for Quality in HealthCare, 5:
16. Komalawati, Veronica. 2010. 371-379.
Community & Patient Safety dalam 28. Okuyama A, Mortowirono K, Bijnen
Perspektif Hukum Kesehatan. B. 2010. “Assessing The Patient Safety
17. Tim Penyusun Komisi Akreditasi Competencies of Healthcare
Rumah Sakit. 2012. Panduan Professionals : a Systematic Review.
Penyusunan Dokumen Akreditasi. BMJ Qual Saf, 20: 991-1000.
Jakarta: Komisi Akreditasi Rumah 29. Ostroff C. 1992. The Relationship
Rumah Sakit. Between Satisfaction, Attitudes, and
18. Lestari T. 2006. “Konteks Mikro dalam Performance: An Organizational Level
Implementasi Patient Safety: Delapan Analysis. Journal of Psychology, 77:
Langkah untuk Mengembangkan 963-974.
Budaya Patient Safety”. Buletin IHQN 30. Pruijt, Hans. 2003. Performance and
(2) : 1-3 Quality of Work Life. Journal of
19. Lee L.D. 1996. Safety Management for Organizational Change Management,
Health Care Facilities. Chicago Illnois: 13 : 389-400
American Hospital Association One 31. Pabuti, Aumas. 2011. Tujuh Langkah
North Franklin. Menuju Keselamatan Pasien (KP)
20. Lubis, N. 2010. “Self Rumah Sakit. Proceedings of Expert
Awareness”.http://www.lptui.com

ADI HUSADA NURSING JOURNAL VOL. 2, NO.1, JUNI 2016 26


Lecture of Medical Student of Block Surabaya: Universitas Airlangga
21st of Andalas University. Fakultas Kesehatan Masyarakat
32. Passengereng. 2007. “Pengetahuan 45. Tim Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
Petugas Kesehatan tentang Patient 2012. Panduan Penyusunan Dokumen
Safety di RSU Daya Akreditasi. Jakarta.
Makassar”http://irwanashari. 46. Yahya, Adib, A. 2006. Konsep dan
blogspot.com/2009/03/ pengetahuan- Program “Patient Safety”.Proceedings
petugas-kesehatan-tentang.html. of National Convention VI of The
Diakses November 2009. Hospital Quality. Bandung, Hotel
33. Panggabean, M.S. 2004. Manajemen Permata Bidakara, 14-15 November
Sumber Daya manusia. Cetakan II. 2006.
Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. 47. Yahya, Adib A. 2007. Fraud&Patient
34. Purnomo, Windhu. 2008. Statistika Safety. Proceedings of PAMJAKI
dan Statistika Manajemen. Surabaya: meeting “Kecurangan (Fraud) dalam
Program Pascasarjana Administrasi dan Jaminan/Asuransi Kesehatan”. Jakarta,
Kebijakan Kesehatan Universitas Hotel Bumi Karsa, 13 December 2007.
Airlangga. 48. Wahyusumidjo. 1997. Kepemimpinan
35. Poerwanto. 2008. Budaya Perusahaan. dan Motivasi. Cetakan III. Ciawi-
Cetakan I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
36. Robins, Stephen. P. 1998. 49. Wahjono, T. 2010. Perilaku
Organizational Behavior: Concepts, Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Controversies, Applications. Edisi 8.
New York: Prentice Hall.
37. Susanto AD. 2011. “Upaya
Peningkatan Program Patient Safety
Berdasarkan Tujuh Prinsip Menuju
Keselamatan Pasien Rumah Sakit”.
Tesis, Surabaya: Universitas Airlangga.
38. Schein, H.Edgar. 1983. Psikologi
Organisasi. Seri Manajemen No. 80.
Jakarta: LPPM dan PT. Pustaka
Binaman Pressindo
39. Spector, Paul. E. 2000. Industrial and
Organizational Psychology : Research
and Practice. Second Edition. New
York: John Wiley & Sons, Inc.
40. Setiadi, J. Nugroho. 2008. Perilaku
Konsumen. Cetakan Ketiga. Jakarta:
Prenada Media Group.
41. Simamora. 2004. Manajemen Sumber
Daya Manusia. 3rd ed. Yogyakarta:
YPKN.
42. Suprihanto, Harsiwi. 2003. Perilaku
Organisasional. Yogyakarta: Aditya
Media.
43. Tambunan, Rudi M. 2008. Standar
Operation Procedure (SOP). Jakarta:
Malestas Publishing.
44. Tim Penyusun Modul Pelatihan. 2009.
Modul Pelatihan Keselamatan Pasien
(Patient Safety) di Rumah Sakit.

ADI HUSADA NURSING JOURNAL VOL. 2, NO.1, JUNI 2016 27

Anda mungkin juga menyukai