Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

BUDAYA KESELAMATAN PASIEN

RSU BUNDA MULIA


TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keselamatan pasien adalah pondasi utama dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Sejalan dengan perkembangan sistem pelayanan rumah sakit yang semakin kompleks,
menciptakan pelayanan yang aman bagi pasien di rumah sakit merupakan tantangan bagi
setiap manajemen rumah sakit. Membuat pelayanan rumah sakit menjadi lebih aman dan
mempertahankan keamanan tersebut merupakan hal yang sama beratnya untuk
diimplementasikan.
Menurut Agency of Healthcare Research and Quality ada 12 dimensi budaya
keselamatan pasien yaitu: persepsi, frekuensi laporan, supervisi, pembelajaran organisasi,
kerjasama intra bagian, keterbukaan dan komunikasi, timbal balik kesalahan, sanksi
kesalahan, staff/pegawai, dukungan manajemen dan kerjasama antar bagian.
Penyelenggaraan keselamatan pasien khususnya dalam manajemen kesalahan
manusia (management of human error), dapat dikatakan mahir apabila telah dilaksanakan
dengan proses belajar kolektif dari kesalahan yang telah terjadi, baik belajar dari kejadian
nyaris cedera ataupun kejadian yang mengakibatkan kerugian yang sebenarnya bagi
pasien. Untuk mempromosikan budaya belajar dari kesalahan, manajemen rumah sakit
harus dapat mengidentifikasi budaya keselamatan pasien yang komprehensif. Budaya
keselamatan pasien ini terkait dengan motivasi pelaporan kejadian keselamatan pasien
yang dilaksanakan dengan penuh kejujuran dan tanpa budaya menyalahkan (blame free
culture).

2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Secara umum tujuan kegiatan ini adalah untuk mempelajari budaya keselamatan
pasien RSU Bunda Mulia tahun 2022
2.2 Tujuan Khusus
a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui opni staff mengenai isu keselamatan
pasien, kesalahhan medis dan laporan kejadian di lingkungan RSU Bunda Mulia
b. Untuk mengetahui kesalahan medis di lingkungan RSU Bunda Mulia
c. Untuk mengetahui laporan kejadian di lingkungan RSU Bunda Mulia.

3. Manfaat
a. Memberikan masukan tentang gambaran budaya keselamatan pasien yang ada di RSU
Bunda Mulia
b. Sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijakan terkait dengan pelaksanaan
program keselamatan pasien, khusunya dalam membangun budaya keselamatan
pasien.
c. Sebagai bahan evaluasi tingkat keberhasilan program kerja keselamatan pasien.
d. Sebagai bahan acuan untuk menyusun program kerja keselamatan pasien yang sesuai
dengan karakteristik rumah sakit.
BAB II
METODE PENELITIAN

1. Populasi dan Sampel


a. Populasi
Populasi dalahh keseluruhhan subyek yang mempunyai karakteristik terrtentu yang
sesuai dengan penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai RSU Bunda
Mulia.
b. Sampel
Sampel yang digunakan disini adalahh total sampling, yaitu seluruh pegawai bunda
mulia dijadikan sebagai objek penelitian.
c. Besar Sampel
Besar sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 55 responden meliputi tenaga nakes
dan non nakes.
d. Teknik sampling.
Penelitian ini menggunakan metode total sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
atau responden secara keseluruhan.

2. Sumber Data
Data pada penelitian ini diperoleh melalui pengumpulan data dengan cara
menggunakan data primer yang diperoleh melalui hasil jawaban kuesioner yyang diisi
sendiri olehh responden tenang budaya keselamatan pasien melalui google form.

3. Alat
Alat pengumpul data menggunakan google formulir terstruktur. Google formulir ttersebut
berisi pertanyaan mengenai 12 dimensi budaya keselamatan pasien, yaitu:
Tabel 1. Distribusi pernyataan kuesioner berdasakan Dimensi
Dimensi Kode Pertanyaan
Kerjasama tim A1, A3, A4, A11
Ekspektasi supervisor/manajer tindakan yang mendukung
B1, B2, B3, B4
keselamatan pasien
Pembelajaran organissasi perbaikan berkesinambungan A6, A9, A13
Dukungan manajemen untuk keselamatan pasien F1, F8, F9
Persepsi menyeluruh tentang keselamatan pasien A10, A15, A17
Umpan balik dan komunikasi mengenai kesalahan C1, C3, C5
Keterbukaan komunikasi C2, C4, C6
Frekuensi pelaporan insiden D1, D2
Kerjasama tim antar unit F2, F4, F16, F10
Pengaturan staff A2, A5, A7, A14
Serah terima dan transfer pasien F3, F5, F7, F11
Respon non-punitif terhadap kesalahan A8, A12, A16
Karena kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner budaya keselamatan pasien
yang sudah baku dari HSOPSC (Hospital Survey on Patient Safety Culture) maka peneliti
tidak lagi melakukan uji validitas dan uji reliabelitas.
BAB III
HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik responden
Tabel 2. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian Budaya Keselamatan Pasien
RSU Bunda Mulia
No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Profesi
Non Medis 6 10.9%
Medis 49 89.1%
2 Lama Bekerja di Bidang
< 1 Tahun 17 32.7%
1 – 5 Tahun 30 57.7%
> 5 Tahun 5 9.8%
3 Lama Bekerja di RS
< 1 Tahun 11 20.8%
1 – 5 Tahun 36 67.9%
> 5 Tahun 6 11.3%
4 Waktu Bekerja/Minggu
<40 Jam 19 35.8%
≥40 Jam 36 64.2%

Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa responden yang merupakan tenaga


medis ada sebanyak 49 responden (89.1%), tenaga non medis sebanyak 6 responden (10.9%)
sudah bekerja dibidangnya masing-masing selama < 1tahun sebanyak 17 responden (32.7%),
1- 5 tahun sebanyak 30 responden (57.7%) dan sudah bekerja selama > 5 tahun sebanyak 5
responden (9.8%). Pada kolom lama bekerja di RS, ddapatkan hasil bahwa responden yang
bekerja di RS < 1tahun sebanyak 11responden (20.8%), lama kerja 1-5 tahun sebanyak 36
responder (67.9%), > 5 tahun sebanyak 6 responden (11.3%). Pada karakteristik waktu
bekerja < 40 jam menunjukkan hasil sebanyak 19 responden (35.8%) serta > 40 jam sebanyak
36 responden (64.2%).

2. Hasil Budaya Keselamatan Pasien Berdasarkan Dimensi


2.1 Dimensi Kerjasma Tim
Hasil penelitian pada 55 responden, budaya keselamatan pada dimensi kerjasama tim
pada pegawai RSU Bunda Mulia menunjukkan sebanyak 27 responden (52.9% ) tidak
setuju terhadap pernyataan ketika dilakukan pelaporan insiden, rasanya seperti staf
tersebutlah yang dilaporkan bukan masalahnya serta sebanyak 25 responden (47.2%)
menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa semua orang memperlakukan satu sama
lain dengan hormat dalam satu unit.
Untuk lebih lengkap, hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan dalam
dimensi kerjasama tim disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 3. Budaya Keselamatan Pasien dalam dimensi kerjasama tim
Sangat
Tidak Sangat
Kode Pernyataan Tidak Netral Setuju
Setuju Setuju
Setuju
A1 Semua orang saling mendukung di unit ini 1 0 8 19 24
(1.9%) (0%) (15.4%) (36.5%) (46.2%)
A3 Di dalam unit ini, semua orang 1 1 5 25 21
memperlakukan satu sama lain dengan (1.9%) (1.9%) (9.4%) (47.2%) (39.2%)
hormat
A4 Staf di unit ini bekerja dalam waktu yang 1 14 12 17 9
lebih lama dibanding waktu ideal yang (1.9%) (26.4%) (22.6%) (32.1%) (17%)
terbaik dalam perawatan pasien
A11 Ketika dilakukan pelaporan insiden, 2 27 12 7 3
rasanya staf tersebutlah yang dilaporkan, (3.9%) (52.9%) (23.5%) (13.7%) (5.9%)
bukan masalahnya

2.2 Dimensi Ekspektasi supervisor tindakan yang mendukung keselamatan pasien


Hasil penelitian pada 55 responden, budaya keselamatan pada dimensi Ekspektasi
supervisor/manajer tindakan yang mendukung keselamatan pasien pada pegawai RSU
Bunda Mulia menunjukkan sebanyak 38 responden (71.7% ) tmenjawab setuju terhadap
pernyataan bahwa supervisor memberikan pujian saat a melihat suatu pekerjaan
diselesaikan menurut prosedur keselamatan pasien yang telah ditetapkan serta sebanyak 36
responden (67.9%) menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa supervisor
mempertimbangkan dengan serius saran staf untuk meningkatkan keselamatan pasien
Untuk lebih lengkap, hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan dalam
dimensi dimensi Ekspektasi supervisor tindakan yang mendukung keselamatan pasien
disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4. Budaya Keselamatan Pasien dalam dimensi Ekspektasi supervisor tindakan
yang mendukung keselamatan pasien
Sangat
Tidak Sangat
Kode Pernyataan Tidak Netral Setuju
Setuju Setuju
Setuju
B1 Supervisor/manajer saya memberikan 0 1 4 38 10
pujian saat ia melihat suatu pekerjaan (0%) (1.9%) (7.5%) (71.7%) (18.9%)
diselesaikan menurut prosedur
keselamatan pasien yang telah ditetapkan
B2 Supervisor/manajer saya 0 3 3 36 11
mempertimbangkan dengan serius saran (0%) (5.7%) (5.7%) (67.9%) (20.8%)
staf untuk meningkatkan keselamatan
pasien
B3 Saat tekanan meningkat, 3 19 15 13 3
supervisor/manajer saya menginginkan (5.7%) (35.8%) (28.3%) (24.5%) (5.7%)
kami bekerja lebih cepat, meskipun itu
berrati mangambil jalan pintas.
B4 Supervisor/manajer saya mengabaikan 10 33 3 6 1
masalah keselamatan pasein yang terjadi (18.9%) (62.3%) (5.7%) (11.3%) (1.9%)
berulang kali
2.3 Dimensi Pembelajaran Organisasi Perbaikan Berkesinambungan
Hasil penelitian pada 55 responden, budaya keselamatan pada dimensi pembelajaran
organisasi perbaikan berkesinambungan pada pegawai RSU Bunda Mulia menunjukkan
sebanyak 25 responden (47.2% ) menjawab setuju terhadap pernyataan bahwa Hanya
kebetulan saja belum pernh terjadi kesalahan yang lebih serius di sini, serta sebanyak 25
responden (47.2%) menyatakan netral terhadap pernyataan bahwa Kami bekerja dalam
“mode krisis” dengan mencoba melakukan terlalu banyak al, dan dalam waktu yang terlalu cepat
Untuk lebih lengkap, hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan dalam
dimensi pembelajaran organisasi perbaikan berkesinambungan disajikan dalam tabel
dibawah ini.
Tabel 5. Budaya Keselamatan Pasien dalam dimensi pembelajaran organisasi
perbaikan berkesinambungan
Sangat
Tidak Sangat
Kode Pernyataan Tidak Netral Setuju
Setuju Setuju
Setuju
A6 Kami lebih banyak menggunakan 0 9 23 11 6
agensi/staf temporer dibanding kondisi (0%) (18.4%) (46.9%) (22.4%) (12.2%)
ideal untuk perawatan pasien
A9 Hanya kebetulan saja belum pernh terjadi 1 1 19 25 13
kesalahan yang lebih serius di sini. (1.9%) (1.9%) (35.8%) (47.2%) (13.2%)
A13 Kami bekerja dalam “mode krisis” 1 11 25 13 3
dengan mencoba melakukan terlalu (1.9%) (20.8%) (47.2%) (24.5%) (5.7%)
banyak al, dan dalam waktu yang terlalu
cepat

2.4 Dimensi Dukungan Manajemen Untuk Keselamatan Pasien


Hasil penelitian pada 55 responden, budaya keselamatan pada dimensi
dukungan manajemen untuk keselamatan pasien pada pegawai RSU Bunda Mulia
menunjukkan sebanyak 29 responden (54.7% ) menjawab setuju terhadap pernyataan
bahwa Manajemen rumah sakit menciptakan klim kerja yang meningkatkan keselamatan
pasien serta sebanyak 26 responden (49.1%) menyatakan setuju terhadap pernyataan
bahwa Tindakan manajemen rumah sakit menunjukkan bahwa keselamatan pasien adalahh
prioritas utama mereka.
Untuk lebih lengkap, hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan
dalam dimensi Dukungan Manajemen untuk Keselamatan Pasien disajikan dalam
tabel dibawah ini.
Tabel 6. Budaya Keselamatan Pasien dalam dimensi Dukungan Manajemen
Untuk Keselamatan Pasien
Sangat
Tidak Sangat
Kode Pernyataan Tidak Netral Setuju
Setuju Setuju
Setuju
F1 Manajemen rumah sakit menciptakan 0 0 5 29 19
klim kerja yang meningkatkan (0%) (0%) (9.4%) (54.7%) (35.8%)
keselamatan pasien
F8 Tindakan manajemen rumah sakit 1 0 0 26 26
menunjukkan bahwa keselamatan pasien (1.9%) (0%) (0%) (49.1%) (49.1%)
adalahh prioritas utama mereka
F9 Manajemen rumah sakit tampak hanya 1 25 8 15 3
peduli dengan keselamtan pasien bla (1.9%) (48.1%) (15.4%) (28.8%) (5.8%)
terjadi kejadian yang tidak diharapkan

2.5 Dimensi Persepsi Menyeluruh tentang keselamatan pasien


Hasil penelitian pada 55 responden, budaya keselamatan pada dimensi persepsi
menyeluruh tentang keselamatan pasien pada pegawai RSU Bunda Mulia menunjukkan
sebanyak 35 responden (66 % ) menjawab setuju terhadap pernyataan bahwa Prosedur
dan sistem kami sudah baik dalam mencegah terjadinya kesalahan serta sebanyak 27 responden
(50.9%) menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa Ketika satu area di unit ini menjadi
sangat sibuk, area lain ikut membantu.
Untuk lebih lengkap, hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan dalam
dimensi persepsi menyeluruh tentang keselamatan pasien disajikan dalam tabel dibawah
ini.
Tabel 7. Budaya Keselamatan Pasien dalam dimensi persepsi menyeluruh tentang
keselamatan pasien
Sangat
Tidak Sangat
Kode Pernyataan Tidak Netral Setuju
Setuju Setuju
Setuju
A10 Ketika satu area di unit ini menjadi 2 2 9 27 13
sangat sibuk, area lain ikut membantu (3.8%) (3.8%) (17%) (50.9%) (24.5%)
A15 Staf khawatir kesalahan yang mereka 2 7 20 18 5
lakukan disimpan dalm berkas personalia (3.8%) (13.5%) (38.5%) (34.6%) (9.6%)
mereka
A17 Prosedur dan sistem kami sudah baik 0 0 7 35 11
dalma mencegah terjadinya kesalahan (0%) (0%) (13.2%) (66%) (20.8%)

2.6 Dimensi Umpan Balik dan komunikasi mengenai kesalahan


Hasil penelitian pada 55 responden, budaya keselamatan pada dimensi persepsi
menyeluruh tentang keselamatan pasien pada pegawai RSU Bunda Mulia menunjukkan
sebanyak 23 responden (44.2 % ) menjawab sering terhadap pernyataan bahwa Di unit
ini, kami mendiskusikan cara-cara ntuk mencegah kesalahan terjadi berulang serta
sebanyak 20 responden (38.5%) menyatakan sering terhadap pernyataan bahwa Kami
diberikan umpan balik menngenai perubahan yang dilakukan berdasarkan laporan insiden
Untuk lebih lengkap, hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan dalam
dimensi umpan balik dan komunikasi mengenai kesalahan disajikan dalam tabel dibawah
ini.
Tabel 8. Budaya Keselamatan Pasien dalam dimensi umpan balik dan komunikasi
mengenai kesalahan
Tidak
Kode Pernyataan Selalu Sering Kadang Jarang
Pernah
C1 Kami diberikan umpan balik menngenai 14 20 6 6 6
perubahan yang dilakukan berdasarkan (26.9%) (38.5%) (11.5%) (11.5%) (11.5%)
laporan insiden
C3 Kami diinformasikan tentang kesalahhan 18 20 8 6 2
yang terjadi di unit ini (33.3%) (37%) (14.8%) (11.1%) (3.7%)
C5 Di unit ini, kami mendiskusikan cara-cara 22 23 4 2 1
ntuk mencegah kesalahan terjadi (42.3%) (44.2%) (7.7%) (3.8%) (1.9%)
berulang

2.7 Dimensi Keterbukaan Komunikasi


Hasil penelitian pada 55 responden, budaya keselamatan pada dimensi keterbukaan
komunikasi pada pegawai RSU Bunda Mulia menunjukkan sebanyak 16 responden
(30.8% ) menjawab sering terhadap pernyataan bahwa staf merasa bebas untuk
mempertanyakan keputusan atau tindakan pihak dengan wewenang lebih tinggi serta
sebanyak 28 responden (52.8%) menjawab tidak pernah terhadap pernyataan bahwa staf
merasa takut untuk bertanya bila ada suatu hal yang tampak tidak benar.
Untuk lebih lengkap, hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan dalam
dimensi keterbukaan komunikasi disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 9. Budaya Keselamatan Pasien dalam dimensi keterbukaan komunikasi
Tidak
Kode Pernyataan Selalu Sering Kadang Jarang
Pernah
C2 Staf akan dengan bebas berbicara bila 12 15 12 4 9
mereka melihat suatu hal yang dapat (23.1%) (28.8%) (23.1%) (7.7%) (17.3%)
berdampak negatif terhadap pelayanan
pasien
C4 Staf merasa bebas untuk 10 16 8 12 6
mempertanyakan keputusan atau tindakan (19.2%) (30.8%) (15.4%) (23.1%) (11.5%)
pihak dengan wewenang lebih tinggi
C6 Staf merasa takut untuk bertanya bila ada 5 3 10 7 28
suatu hal yang tampak tidak benar (9.5%) (5.7%) (18.9%) (13.2%) (52.8%)
2.8 Dimensi Frekuensi pelaporan Insiden
Hasil penelitian pada 55 responden, budaya keselamatan pada dimensi frekuensi
pelaporan insiden pada pegawai RSU Bunda Mulia menunjukkan sebanyak 27 responden
(50.9% ) menjawab sering terhadap pernyataan bahwa bila suatu kesalahan terjadi, tapi
diketahui dan dikoreksi sebelum berdampak pada pasien, serta sebanyak 25 responden
(47.2%) menjawab sering terhadap pernyataan bahwa bila suatu kesalahan terjadi, namun
tidak berpotensi mencederai pasien dan sering dilaporkan.
Untuk lebih lengkap, hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan dalam
dimensi frekuensi pelaporan insiden disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 10. Budaya Keselamatan Pasien dalam dimensi frekuensi pelaporan insiden
Tidak
Kode Pernyataan Selalu Sering Kadang Jarang
Pernah
D1 Bila suu kesalaan terjadi, tapi diketahui dan 13 27 7 4 2
dikoreksi sebelum berdampak pada pasien, (24.5%) (50.9%) (13.2%) (7.5%) (3.8%)
seberapa sering hal ini dilaporkan?
D2 Bila suatu kesalahan terjadi, namun tidak 6 25 7 9 6
berpotensi mencederai pasien, seberapa (11.3%) (47.2%) (13.2%) (17%) (11.3%)
sering hal ini dilaporkan?

2.9 Dimensi Kerjasama Tim Antar Unit


Hasil penelitian pada 55 responden, budaya keselamatan pada dimensi
Ekspektasi supervisor/manajer tindakan yang mendukung keselamatan pasien pada
pegawai RSU Bunda Mulia menunjukkan sebanyak 37 responden (69.8%) menjawab
tidak setuju terhadap pernyataan bahwa unit-unit di rumah sakit tidak saling
berkoordinasi dengan baik satu sama lain serta sebanyak 34 responden (65.4%)
menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa terdapat kerjasama yang baik antar
unit-unit rumah sakit yang perlu bekerja sama.
Untuk lebih lengkap, hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan
dalam dimensi kerjasama tim antar unit disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 11. Budaya Keselamatan Pasien dalam dimensi Kerjasama tim Antar Unit
Sangat
Tidak Sangat
Kode Pernyataan Tidak Netral Setuju
Setuju Setuju
Setuju
F2 Unit-unit di rumah sakit tidak saling 10 37 1 2 3
berkoordinasi dengan baik satu sama lain (18.9%) (69.8%) (1.9%) (3.8%) (5.7%)
F4 Terdapat kerja sama yang baik antar unit- 0 0 0 34 18
unit rumah sakit yang perlu bekerja sama (0%) (50%) (0%) (65.4%) (34.6%)
F6 Bekerja dengan staf dari unit lain sering 5 34 6 4 4
kali tidak menyenangkan (9.4%) (64.2%) (11.3%) (7.5%) (7.5%)
F10 Unit-unit di rumah sakit bekerja sama 0 0 2 28 23
dengan baik dalam membeikan (0%) (0%) (3.8%) (52.8%) (43.4%)
perawatan terbaik untuk pasien
2.10 Dimensi Pengaturan Staff
Hasil penelitian pada 55 responden, budaya keselamatan pada dimensi
Ekspektasi supervisor/manajer tindakan yang mendukung keselamatan pasien
pada pegawai RSU Bunda Mulia menunjukkan sebanyak 29 responden (54.7% )
menjawab setuju terhadap pernyataan bahwa staf merasa kesalahan merreka
dianggap tanggung jawab mereka serta sebanyak 28 responden (52.8%)
menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa pegawai secara aktif melakukan
tindakan untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Untuk lebih lengkap, hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan
dalam dimensi pengaturan staf disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 12. Budaya Keselamatan Pasien dalam dimensi Pengaturan Staf
Sangat
Tidak Sangat
Kode Pernyataan Tidak Netral Setuju
Setuju Setuju
Setuju
A2 Bila terdapat banyak pekerjaan yang 1 0 1 24 27
harus dikerjakan dengan cepat, kami (1.9%) (0%) (1.9%) (45.3%) (50.9%)
bekerja sama tim untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut
A5 Kami secara aktif melakukan tindakan 2 0 1 28 22
untuk meningkattkan keselamatan pasien (3.8%) (0%) (1.9%) (52.8%) (41.5 %)
A7 Staf merasa kesalahan mereka dianggap 2 4 7 29 11
tanggung jawab mereka (3.8%) (7.5%) (13.2%) (54.7%) (20.8%)
A14 Keselamatan pasien tidak pernahh 1 6 6 27 12
dikorbankan untuk menyelesaikan lebih (1.9%) (11.5%) (11.5%) (51.9%) (23.1%)
banyak pekerjaan

2.11 Dimensi Serah Terima dan Transfer Pasien


Hasil penelitian pada 55 responden, budaya keselamatan pada dimensi
Ekspektasi supervisor/manajer tindakan yang mendukung keselamatan pasien
pada pegawai RSU Bunda Mulia menunjukkan sebanyak 29 responden (54.7% )
menjawab tidak setuju terhadap pernyataan bahwa terdapat hal-hhal an luput dari
perhatian saat memindahkan pasien dari satu unit ke unit lain serta sebanyak 37
responden (69.8%) menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa informasi
perawatan pasien yang penting sering terlewatkan saat peralihan jam tugas.
Untuk lebih lengkap, hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan
dalam dimensi serah terima dan transfer pasien disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 13. Budaya Keselamatan Pasien dalam dimensi serah erima dan transfer pasien
Sangat
Tidak Sangat
Kode Pernyataan Tidak Netral Setuju
Setuju Setuju
Setuju
F3 Terdapat hal-hal yang luput dari 3 29 8 10 3
perhatian saat memindahkan pasien dari (5.7%) (54.7%) (15.1%) (18.9%) (5.7%)
satu unit ke unit lain
F5 Informasi perawatan pasien yang penting 5 37 3 6 2
sering terlewatkan saat peralihan jam (9.4%) (69.8%) (5.7%) (11.3%) (3.8 %)
tugas
F7 Sering imbul masalah dalam perrtukaran 6 29 11 4 3
informasi lntas unit rumah sakit (11.3%) (54.7%) (20.8%) (7.5%) (5.7%)
F11 Keselamatan pasien tidak pernahh 1 27 12 9 4
peralihan jam tugas bersifat problematik (1.9%) (50.9%) (22.6%) (17%) (7.5%)
untuk pasien di rumah sakit ini

2.12 Dimensi Respon Non Punitif terhadap kesalahan


Hasil penelitian pada 55 responden, budaya keselamatan pada dimensi
Ekspektasi supervisor/manajer tindakan yang mendukung keselamatan pasien
pada pegawai RSU Bunda Mulia menunjukkan sebanyak 38 responden (71.7% )
menjawab setuju terhadap pernyataan bahwa setelah staf melakukan perubahan
untuk meningkatkan keselamattan pasien, staf mengevaluasi efektivitasnya serta
sebanyak 35 responden (66%) menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa
kesalahan-kesalahan yang tterjadi telah menghasilkan perubahan yang positif
disini.
Untuk lebih lengkap, hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan
dalam dimensi respon non punitif terhhadap kesalahan disajikan dalam tabel
dibawah ini.
Tabel 14. Budaya Keselamatan Pasien dalam dimensi respon non punitif terhadap
kesalahan
Sangat
Tidak Sangat
Kode Pernyataan Tidak Netral Setuju
Setuju Setuju
Setuju
A8 Kesalahan-kesalahan yang terjadi telah 1 0 5 35 12
menghhasilkan perubahhan yang positif (1.9%) (0%) (9.4%) (66%) (22.6%)
disini
A12 Setelahh kami melakukan perubaan untuk 0 0 4 38 11
meningkatkan keselamatan pasien,kami (0%) (0%) (7.5%) (71.7%) (20.8%)
mengevaluasi efektivitasnya
A16 Staf khawatir kesalaan yyang mereka 2 7 20 18 5
lakukan disimpan dalam berkas (3.8%) (13.5%) (30.8%) (34.6%) (9.6%)
personalia
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa dari 12 dimensi budaya keselamatan pasien di RSU Bunda
Mulia, dimensi pembelajaran organisasi termasuk dalam kategori sangat baik, dimensi
persepsi, supervise, kerjasama intra bagian, keterbukaan dan komunikasi, timbal balik
kesalahan, dukungan manajemen, kerjasama antar bagian dan pemindahan dan pergantian
masuk dalam kategori baik, sedangkan dimensi frekuensi laporan, sanksi kesalahan
termasuk kategori cukup.

II. REKOMENDASI
a. Rumah sakit perlu memiliki SDM yang memadai agar pelayanan berjalan dengan baik
demi keselamatan pasien
b. Staff/pegawai rumah sakit harus bekerja sesuai dengan aturan jam kerja yang berlaku
demi keselamatan pasien.
c. Rumah sakit perlu memberikan sanksi kepada unit kerja atau individu yang
melakukan kesalan agar menjadi pelajaran yang berharga bagi unit atau individu yang
melakukan kesalahan tersebut untuk mencegah terjadi atau terulangnya kekeliruan
yang sama. Tetapi hal ini harus dijauhkan dengan blaming culture, melainkan sebagai
upaya untuk perbaikan dalan upaya meningkatkan keselamatan pasien

Kisaran, 10 Januari 2023


Ketua Komite PMKP RSU Bunda Mulia

Suci Hapsari,S.Kep.Ns

Anda mungkin juga menyukai