Pendahuluan
Keselamatan pasien adalah pondasi utama dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Sejalan
dengan perkembangan sistem pelayanan rumah sakit yang semakin kompleks, menciptakan
pelayanan yang aman bagi pasien di rumah sakit merupakan tantangan bagi setiap manajemen
rumah sakit. Membuat pelayanan rumah sakit menjadi lebih aman dan mempertahankan
keamanan tersebut merupakan hal yang sama beratnya untuk diimplementasikan (Vincent, 2011).
Penyelenggaraan keselamatan pasien khususnya dalam manajemen kesalahan manusia
(management of human error), dapat dikatakan mahir apabila telah dilaksanakan dengan proses
belajar kolektif dari kesalahan yang telah terjadi, baik belajar dari kejadian nyaris cedera ataupun
kejadian yang mengakibatkan kerugian yang sebenarnya bagi pasien. Untuk mempromosikan
budaya belajar dari kesalahan, manajemen rumah sakit harus dapat mengidentifikasi budaya
keselamatan pasien yang komprehensif. Budaya keselamatan pasien ini terkait dengan motivasi
pelaporan kejadian keselamatan pasien yang dilaksanakan dengan penuh kejujuran dan tanpa
budaya menyalahkan (blame free culture). (Mark, 2001).
Berdasarkan SNARS edisi 1, diharapkan setiap rumah sakit membuat peningkatan mutu dan
keselamatan pasien yang mengintegrasikan semua kegiatan penyusunan ukuran, termasuk ukuran
budaya keselamatan pasien dan pelaporan KTD (Kejadian Tidak Diharapkan). Integrasi semua
sistem ukuran akan memberikan kesempatan adanya penyelesaian dan perbaikan yang
berkesinambungan.
Tujuan
1. Tujuan Umum :
Secara umum tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempelajari budaya keselamatan pasien
RSU MMC 2022.
2. Tujuan Khusus :
a. Survey ini bertujuan untuk mengetahui opini staf mengenai isu keselamatan pasien, kesalahan
medis dan laporan kejadian di lingkungan rumah sakit.
b. Untuk mengetahui kesalahan medis di lingkungan rumah sakit.
c. Untuk mengetahui laporan kejadian di lingkungan rumah sakit
Pengertian
Budaya keselamatan pasien adalah kepercayaan, sikap dan nilai sebuah organisasi kesehatan
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan berdasarkan struktur, praktek, peraturan dan
kontrol keselamatan pasien. Budaya ini mencakup tiga komponen yaitu budaya kerja, budaya
pelaporan (insiden) dan budaya belajar (Croll, Coburn, & Pearson, 2012). Budaya keselamatan
pasien terfokus pada nilai, kepercayaan, dan asumsi staf terhadap iklim organisasi (pelayanan
kesehatan) dalam peningkatan program keselamatan pasien (The Health Foundation, 2013).
Budaya keselamatan pasien adalah produk dari nilai, sikap, persepsi, kompetensi, dan pola
perilaku dari individu dan kelompok dalam sebuah organisasi (pelayanan kesehatan) yang
menentukan komitmen, gaya dan kemahiran dalam manajemen keselamatan pasien. Organisasi
(pelayanan kesehatan) yang memiliki budaya keselamatan pasien yang cenderung positif dapat
dilihat dari komunikasi saling percaya (mutual trust) antar komponen, dengan persepsi yang sama
tentang pentingnya keselamatan, dan dengan keyakinan akan besarnya manfaat tindakan
pencegahan (Agency for Healthcare Research and Quality, 2004).
Berbagai definisi terkait budaya keselamatan pasien mencakup banyak elemen umum
dalam pelayanan kesehatan. Elemen budaya keselamatan pasien mengacu pada
peningkatan kepercayaan dan perilaku dari staf dalam mengidentifikasi dan belajar dari
kesalahan (Jones, Skinner, Xu, & Sun, 2007).
Menurut The Institute Of Medicine (IOM) dalam Jones, Skinner, Xu, & Sun (2007),
budaya keselamatan pasien membutuhkan tiga elemen penting yaitu :
Budaya keselamatan dapat dilihat dari kehandalan rumah sakit yang memiliki
karakteristik kompleks, proses pelayanan yang sangat berisiko namun dapat menekan
angka insiden kesalahan. Rumah sakit yang dapat menyandang gelar handal/ mahir hanya
jika dapat “bekerja sama” dengan kesalahan, peka terhadap staf yang dapat
mempengaruhi proses pelayanan, memberikan kesempatan kepada orang-orang yang
benar-benar tahu proses untuk mengambil keputusan dan anti budaya menyalahkan pada
saat terjadi kesalahan pada proses yang kompleks.
Instrumen Survey Budaya Keselamatan Pasien
Salah satu survey budaya keselamatan yang dikembangkan oleh Agency for Health Care
Research and Quality (AHRQ) adalah The Hospital Survey on Patient Safety dengan 12 elemen
yang dikembangkan sejak tahun 2004 untuk mengukur budaya keselamatan pasien dari perspektif
staf. Adapun beberapa penjelasan terkait instrumen survey budaya keselamatan pasien adalah
sebagai berikut :
Responden
Responden yang dapat mengisi instrumen survey budaya keselamatan pasien adalah seluruh
jenis staf yang berada di pelayanan rumah sakit. Survey ini sangat cocok dilaksanakan pada:
a. Staf rumah sakit yang secara langsung bersentuhan dengan pasien (staf klinik seperti dokter,
perawat, fisiotherapist. Staf non klinik seperti billing ruangan dan lain-lain).
b. Staf rumah sakit yang kemungkinan tidak bersentuhan langsung dengan pasien, namun
pelayanannya dapat mempengaruhi pasien (staf farmasi, analis laboratorium, dan lainlain)
c. Pimpinan, manajer dan petugas administrasi rumah sakit.
Latar Belakang Responden Berdasarkan Pekerjaan yang Berhubungan Langsung dengan Pasien
Berdasarkan hasil survey 94 responden, maka dapat ditampilkan karakteristik responden yang mengisi
survey budaya keselamatan pasien di RSU MMC tahun 2022 berdasarkan pekerjaan yang berhubungan
langsung dengan pasien adalah sebagai berikut: